Pasti bakal ada yang tanya "Loh memangnya kenapa min kok ga dikasi RWR dan counter meassure?" Ya karena adanya "penyesuaian" dari TNI AD, sejauh ini kan lawan Indonesia separatis dengan small arms, jadi ancaman dari MANPADS/SAM sangatlah minim ataupun tidak ada. Tapi paling aneh sih ya kenapa 412 ini nggapunya cable cutter, padahal itu komponen penting untuk helikopter. dan tanyak... "Min kok 412 EPI ga ada huruf N ya?" Perlu diketahui bahwa huruf “N” memiliki arti “Nurtanio” yang berarti heli tersebut merupakan hasil Lisensi, hal ini juga diterapkan pada helicopter ataupun pesawat TNI yang lain, seperti NC-212, NBO-105, NAS-332, dan NC-295. Bilamana posisi huruf “N” berada di nomor 2, maka produk tersebut merupakan hasil co development seperti CN-235. Jadi seri EPI ini memang PT.DI ngga ikut proses produksi kecuali ngecat aja. Eh rakit ikutan ga ya lupa MV-22C Osprey tidak dibahas karena sudah tidak memungkinkan, pembayaran DP nya aja sudah lewat sejak April lalu yakan.
UH-1Y sudah menjadi armada legendaris disamping AH-1Z yang bandel nan lincah milik Korps Marinis AS. Tinggal nunggu kabar dari pengadaan S-70nya, klaupun terpaksa opsi terakhir harus nambah Bell 412 lagi, maka mngkin harus ada tambahan perlindungan sprt Radar Warning, Countermeasure Systems dll. In addition bwt Bell 412, gbisa ngandalin versi sipil aja
@@sulthaniqbalf164 kalau ke proses pembuatan scr CKD perusahaan kita mampu membuatnya, hanya sebatas airframenya saja. Utk komponen vital spt mesin sensor, itu msih impor
Pespur dan helo buatan Russia milik TNI masih bisa terbang optimal karena untuk perbaikan ringan dan sedang sudah bisa dilakukan oleh Skatek TNI AU. Perbaikan berat dan upgrade baru dilakukan di Belarusia karena sudah ada kerjasama MRO dengan KNAAPO di Belarusia. Walaupun buatan Russia tetapi karena MRO dilakukan di Belarusia maka Indonesia aman dari sanksi CAATSA. Buktinya proses perbaikan ringan dan sedang SU 27 dan SU 30 TNI AU yang dikerjakan oleh Skatek 044 dengan supervisi teknisi KNAAPO kemarin aman dan lancar aja tuh tidak ada kendala teknis dan suku cadang.
@@IndonesiaMilitaryNewsObserver Kalau soal perbaikan mesin di Ukraina belum ada tindak lanjut setelah Russia menerbitkan surat kepada para operator Sukhoi agar tidak melanjutkan kontrak MRO dengan Ukraina karena Russia tidak akan mendukung dengan tidak lagi menerbitkan sertifikasi layak operasionalnya tapi kemungkinan TNI akan patuh dan memindahkannya ke Belarusia juga.
@@IndonesiaMilitaryNewsObserver Mi-35 sangat layak untuk TNI-AD performa sangat unggul untuk kondisi medan yang diperkirakan s.d. 5 th ke depan kedaulatan NKRI patut menjadi pertimbangan. ToT dari Rusia, Belarus, dan Ukraina harus segera dilakukan, agar jangan sampai seperti negeri jiran yang terpaksa grounded pesawat mereka karena keterbatasan pemeliharan
Impian ane Puspenerbad TNI AD punya 2 skuadron UH-60 or S-70 BlackHawk, 2 Skuadron angkut berat CH-47 Chinook dari pada Osprey, 2 Skuadron AH-64E, sama Penambahan Fennec
@@IndonesiaMilitaryNewsObserver lah, TNI-AD PUSPENERBAD kok malah kalah sama negara miskin amburadul morat marit kaya Afghanistan karna tentara nya Thaliban malah sudah punya dan megoperasikan Heli-Heli camggih buatan Amerika saat ini macam Heli UH-47 CHINOOK UH-60 BLACK HAWK HELI KIOWA-350 MDG E355 DAN BELL H-1Z VIPER COBRA, Malu dong masa TNI,Kita yg hebat dan lebih moderen tentaranya tapi kalah telak soal kepemilikan Helikopter canggih angkut dan serang nya oleh tentara Thaliban gimanah ini min KSAD Kita nyadar gak sih soal Heli angkut nya?
@@MUHIDIN7099 apa semua asset tersebut bisa dioperasikan? Kan tidak, itu juga lengseran dari ANA. Banyakan yang rusak dari pada yang operasional kok. Ngapain malu kalau kesiapan, kondisi, dan laik tempur nya jauh lebih baik kita kok.
@@IndonesiaMilitaryNewsObserver oh,gitu yaa, min okelah kalau gitu tapi tolong ingat kan Bpk KSAD Dudung min agar segera beli 6 unit Heli Angkut berat multiguna UH-47 CHINOOK' dan UH-60 BLACK HAWK untuk kebutuhan angkut pasukan dan evakuasi bencana alam dan Drooping logistik korban bencana kaya banjir gempa Earth dan gunung meletus, masa TNI-AD kita kalah sama negara Duterte phinoy yg sudah punya 12 Black Hawk.
Pantas dulu penerbad udah bilang kalo mi17 dan mi35 akan ditambah tp setelah belasan thn tdk terealisasi. Sampai apache ada. Dan itu pun masih terbatas jml nya
@@IndonesiaMilitaryNewsObserver benar. Dari 4 jd 8 atau brp saya lupa. Tp itu kan kelanjutan kontrak yg telah disepakati. Bukan kontrak pengadaan yg baru. Sedang katanya penerbad dulu mau dijanjikan mi-17 lg.itu waktu mau mendatangkan apache. Krn kinerjanya memang hebat. Tp sampai kini tdk terealisasi. Malah mau diganti dgn osprey atau Chinook.
@@cpcp9253 Osprey sudah ga mungkin masuk, harganya ga masuk akal termasuk maintenance nya. Kalau chinook ya bisa aja. Tapi untuk sekarang pembelian alutsista blok timur sudah tidak memungkinkan mengingat Belarus dan Russia sudah kena sanksi ekonomi.
@@IndonesiaMilitaryNewsObserver benar. Osprey memang sangat tdk masuk akal. Saya setuju. Dan mengenai pembelian mi-17 ya benar. Tp itu kan sekarang. Kalo 2015 kan belum perang.
Tambahan min, Soal Bell 412 & UH-1Y Venom asal usul mereka juga beda. UH-1Y Venom itu silsilahnya lahir dri pengembangan UH-1N Twin Huey sementara Bell 412 udh murni design nya kek gitu, pengembangannya bareng sma AH-1Z Viper
Sayangnya ..TNI angkatan Darat ,utk aset Heli Serang ,masih sangat sedikit,yg banyak malah heli angkut atau serbu...,semoga kedepannya bisa ditambah agar ,lebih punya effek deteren yg tinggi..🙏
Alutsista helycoopter bersenjata byk ... Tapi tdk satupun di turunkan utk patroli perbatasan..... Atau ngejar kpl patroli pantai china atau kpl asing... yg masuk laut natuna.....
Namanya jg negaranya besar, ,kalo pingin aman dari invasi dan agresi maka kita sedini mungkin harus persiapkan diri, dgn alutsista2 canggih dan mumpuni , kalo gak mampu cukup buat ketapel aja mumpung pohon kayu banyak
Kenapa dengan UH-1Y dan AH-1Z keduanya buatan Bell Textron Industry ... , saya rasa alasan tidak ada biaya untuk membelinya sekaligus dengan Tot adalah alasan yg. terlampau dibuat-buat. Buktinya kita bisa membeli pesawat tempur thyphon F3R, F-15 EX (F-15 ID), C-130 Y/L? saya lupa, 2 Kapal Selam Scorpene, dan lain sebagainya yang tentunya tidak sedikit harganya.
Gak usah repot2 sebaiknya Pupenerbad bisa pake heli serang dari negara diluar amerika, seperti produk heli dari neg turkie juga bagus ato negara perancis juga bagus, dmk komen.
@@IndonesiaMilitaryNewsObserver india juga beli rafale tapi alutsista ruski jalan teros, kayak CAATSA itu cuma kayak hukum tilang di indo wkwkwk memang mantap negeri paman ladusing ini 😂😂
Setau sy CAATSA itu hnya bt pmbelian unit baru gk termasuk pembelian suku cadang, overhaul ato upgrade. Klo untuk MV 22 osprey ato CH47 CHINOK blm smpe tahap DP soalnya itu msk program FMS yg pmbiayaannya msk dlm PLN yg bersmaan dgn 31 kegiatan pmbelian alutsista tahun 2022..dan ktnya nanti di opersdikan oleh AU sebab lbh siap dlm hal lanudnya. Fennec sdh tdk di produksi dan di ganti dgn H135M ato H145M tp klo sucad ttp tersedia. Untuk AH64 kmungkinan gk akn di tambah lg sebab selain mhl jg syarat dr FMS yg berat..klopun ada pihak dr boeing ato bell ke indonesia gk bisa di anggap sbgai kunjungan strategis tp yg di petlukan adlah lobi antar pemerintah br tni bs akuisisi alutsista dr AS .
CAATSA berlaku untuk segala jenis "transaksi" dengan Russia, karena sistemnya CAATSA sendiri untuk menekan keuangan Russia. Jadi maintenance sekalipun bisa kena. MV-22 sudah jelas gagal sejak April 2021 lalu, kalau chinook memang belum ada kabar. Berarti lebih masuk akal H145 untuk tactical combat helo, kalo 135 sama halnya dengan AS550 yg non kombatan. Syarat dari FMS berat? Maksudnya gabisa dikorupsi? HAHAHA Waktu lalu kan ada yang kena waktu pengadaan Apache dari temuan BPK.
@@IndonesiaMilitaryNewsObserver boleh tau gk sumbernya klo CASTSA menyasar smpe maintrnance ato eMlu? Klo mslh heli mi 35 eMlu nya sm belarusia mmg sdh dr dulu..kan mmg di sub kan ke sana dan ini yg di keluhkan TNI AU dgn opersional yg mhl di tmbah hrs kirim unit ke belarusia Soal FMS sy gk bcr ttg korupsi...mksd sy berat adlah syarat yg hrs di penuhi sm TNI contoh pengadaan F 15EX di mn indonesia hrs mnyiapkan institusi khusus bt keamanan data dan teknologi yg smpe skrng msh blm di penuhi..termasuk combat system dan navigasi yg akn di kembalikan ke AS stelah purna tugas dan slh satunya F 16 OCU
@@dH.Mk3 Silahkan www.state.gov/caatsa-section-231d-defense-and-intelligence-sectors-of-the-government-of-the-russian-federation/?fbclid=IwAR1eglKEJfVeQz3d9U33HYQIR_sSb5uHAlpdZhFMO3kxkgzfnqN45Q6bgUc Perusahaan dan Entitas yang tercantum namanya diatas sudah secara efektif terblacklist. Tidak boleh melakukan transaksi sama sekali. Selain Rosoboronexport OJSC (ROE), Russian Helicopters JSC juga sudah masuk namanya disini. Untuk jelasnya Section 231 itu apa, dapat di quote dari sini gr.usembassy.gov/caatsa-section-231-imposition-of-sanctions-on-turkish-presidency-of-defense-industries/ "CAATSA 231 requires that at least five of the 12 sanctions described in Section 235 of CAATSA (CAATSA 235) be imposed on any person determined to have knowingly engaged in a significant transaction with a person that is a part of, or operates for or on behalf of, the defense or intelligence sectors of the Government of the Russian Federation. " 2019-2020 lalu teknisi Ukraina ke sini mbetulin Mi-17 juga sih. Laa itu bukan berat lagi, itu emang kewajibannya sini. Laa masa kita mau nerima data sensitif tapi internet security masih jelek kek gini? Teknologi2 tersebut ga boleh bocor bukan tanpa alasan loh.
@@IndonesiaMilitaryNewsObserver sy sih yakin CAATSA yg di kenakan ke indonesia gk berikut pada maintenance sebab walopun CAATSA adlah instrumen diplomasi koersif tp gk bs di terapkan scr smbarangan aplgi untuk urusan eMlu yg bersifat "memungkinkan" di lihat jg indonesia tdk trlibat konflik militer di kwasan regional Klo untuk F15EX mmg berat bro min tp mudah2an bs kita dapetin Btw untuk MV22 ini msh ttp jalan..ini slh satu pilihan az di smping ada CH 47 sm AW 101 tp klo liat pagu anggaran yg plng mungkin adlah AW 101 bs dpt 8 ato 9 unit tp TNI ttp prioritas produk AS sebab blnja alutsista ke AS adlh cara diplomasi politik indonesia dlm bidang militer br imbang...susah mmg klo urusan sm AS di tmbah presidennya joe biden Thank ya bro min bt diskusinya👍
@@dH.Mk3 "sy sih yakin CAATSA blaa...3x" menjustifikasi keyakinan sendiri dengan mengesampingkan fakta yang ada aja sudah salah buanget. 🤨🤨🤨🤨 Kan sudah jelas itu dari sumber + keterangan admin segala bentuk transaksi dengan pihak Russia itu tidak diperbolehkan. Ini gue yakin admin belom selesai diskusi karena masih ada statement yang bertentangan kok keburu ditutup dengan "thank ya bro min bt diskusinya" OAWKEOAWEK
kenapa ndak ngembangkan rancang bangun helikopter sendiri atau kerjasama dengan pihak mana gitu, apa bayar tenaga ahli buat bikin. masa iya dari dulu sampai sekarang masih gak bisa rancang helikopter sendiri, minta dukungan pemerintah nek perlu didemo kalau gak mau
Mbo lupa, kayae iya (?) Itu uda taun kapan ya. NAH BINGUNG KAN? Aku liat data puspenerbad di wiki bahasa enggres 7 unit loh. Terus malahan ada rumor sejak 2012 lalu, kalo Mi35 kita jumlahnya ada 18, yang bilang si teknisinya Mi35 haha. Hayoookooon.
@@IndonesiaMilitaryNewsObserver iya emang, maksudnya kenapa AD gak sekalian samaan kaya AU biar seragam gitu loh. EC725-Blackhawk main di kelas yg sama bukan? Ato beda? 🤷🏻♂️
Heli serbu dan angkut rasanya masih kurang banyak mengingat luas wilayah Indonesia yang sangat luas. Kenapa kita tidak membeli super puma saja dari PT DI? Semisal blackhawk tidak jadi, krn dari segi ukuran 11:12 dengan super puma
Sudah kubahas di video sebelumnya, coba cek di sini, informasinya masih relevan hingga sekarang kok. Oiya maklumin mic nya ya, mic nya masih butut waktu itu. th-cam.com/video/CmDmwohuRoQ/w-d-xo.html
Buat APACHE mending ganti aja dg Eurocopter Tiger yg bisa terbang LBH jauh 800km bli bnyk biar dpt TOT full lisensi n APACHE cm mampu terbang d jarak 480km Krn emg utk jarak dekat.kalo heli angkut medium si mending H225M/EC 725 tp kalo utk MV 22 c osprey mending batalin aja ganti CH 47G Chinook LBH murah hrgnya n murah perawatannya
Heli canggih utk mendukung Puspenerbad bisa pake produksi heli serang dari US, tapi kalo dihambat krn caatsa, bisa mengambil heli dari Rusia, perancis dan turkie. Jgn sampe standar skwadron heli serang Puspenerbad tdk terpenuhi utk pertahanan nkri, dmk komen.
Berharap Postur kekuatan Penerbad sbb : 1.Heli Apache minimal 40 Unit (Heli serang) 2.Heli Blackhawk 60 Unit (Heli Angkut Personil & operasi khusus) 3.Heli Chinook 20 Unit (Angkut Personil & Material tempur) Note : Mengingat Republik ini takut Catsa lebih baik Heli Mi-35 & Mi -17V5 dijual aja ke Ukraina 🇺🇦 Yasalam
Dripda chinook gw lebih recomend ke CH 53 , CH53 jg termasuk heli bongsor kelas heavy transport bisa bawa beban gede dan ukuran nya jg pas buat wilayah yg banyak landasan kecil kaya Indonesia macem pedalaman Papua dan kalimantan
Jika ada dana cukup atau lebih plus tidak takut CAATSA. Ya, Apache ditambah 4 unit, Mi-35 yang ada di-upgrade plus tambah 5 unit, Fennec di-upgrade, BO-105 di-upgrade (jika bisa), Mi-17 yang ada di-upgrade plus tambah 3 unit, Bell 412 diperbanyak untuk menggantikan Bell seri lawas, Colibri tambah 10 unit. Untuk Blackhawk tidak usah, pilih Cougar atau Caracal. Supaya ada commonality antar angkatan. Itu jika sikon ideal.
NBO-105 lengser ganti Fennec, terus Fennec otw upgrade. Bell 205 itu uda pensiun haruse, yang kusebutin itu jumlah 412SP/EP + 9 EPI. "Supaya ada commonality" TNI AL + TNI AD + TNI AU: APAA ITU COMMONALITY??? Wkwkwkwk, tiap angkatan pengen beda-beda malahan.
@@IndonesiaMilitaryNewsObserver ya bagus itu dipensiunkan, fokus di Fennec, biar efisien di-cost. Untuk Bell yang tua juga harusnya dipensiunkan, fokus di seri Bell 412 saja. Jika dana besar, monggo beli barang yang berbeda-beda. Sesuai keinginan tiap angkatan. Tapi wajib dilihat realitasnya. Alangkah lebih baik disamakan untuk tiap angkatan, tipe atau seri yang terlalu banyak, di-reduce jadi beberapa tipe saja.
Menurut Admin harusnya berapa jumlah minimum dan idealnya armada helikopter serang yang harus dipunyai oleh TNI AD ??? untuk mengcover area daratan yang seluas Indonesia ini dari Sabang sampai Merauke
indonesia harus mulai berpikir cara membuat sendiri atau pilihan lain bisa membeli dari negara yang tidak terkenal brazil, ceko untuk alutsista selain heli. atau kalau mau mulai dekatin iran biar bisa di ajak kerjasama
Berarti gk ad rencana nambah heli serang/attack sekelas ah64/mi35 hadeh, giliran ad dana beli dr rusia ad caatsa akhirnya batal, giliran beli dr Amerika kesulitan di perawatan nya
Mi-35 juga ga ada kok. Kan yang dibeli Mi17. Masalah perawatan berlaku untuk semua heli. Ya awalnya emang aga sulit, karena emang teknologinya itu lompat JAUH. Mi-35 itu dominan analog, sementara AH-64 itu sudah terkomputerisasi.
Kenapa tidak mengakuisisi helikopter serbu & serang dari Airbus Francis saja, mengingat bila beli produk dari Rusia rentan kena sangsi Catsa dan bila beli produk Amerika rentan terkena embargo dan tidak bebas dalam pengoperasiannya, contoh nya Amerika melarang Indonesia mengunakan Alutsista produk Amerika untuk perang di Timur Timor
Ini akibat anggaran yang diminta tni tidak semuanya di penuhi pemerintah. pembelian alutsista baru jadi tertunda pemeliharaan jadi asal - asalan karena minim anggaran apakah negara lain juga mengalami hal seperti negara kita
Inilah ribet nya beli alustita barat serupa tp ompong, resiko klo kebanyakan alustita amerika rawan embargo dan sanksi bahkan beli suku cadang aja kena sanksi jd.kedaullatan negara sdh Di ambil negara lain. Nasib 🤔🙏 beli.ka 52 aja kalie drpd ribet urusan ama amerika 😷😇
Masak karena CAATSA seluruh alutsista yg berasal dari russia akan digrounded karena suku cadang yg minim.wah memori pasca tahun '65 bakalan terulang.... Pemerintah harus segera mencari solusi, misal pengganti sekelas MI 17 bisa cari Airbus helicopter.
Sebenarnya si bukan didowngrade cuma kalo beli full spek + kualitas militer pendanaannya nggak kuat. Lagi pula beli dari Russia juga pasti dikasih versi ekspor alias downgrade juga.
Kita Negara Merdeka, tpi bingung menentukan visi misi Keamanan flm mrnentukan Alutsista, beli pake uang sendiri tpi diatur oleh Amerika kita ini negara Boneka Amerika apa, Negara persemakmuran Amerika, Aneh.
Caatsa itu artinya : silahkan saja beli senjata ke rusia tp akibatnya saiya (amerika) ngga mau lg berdagang dg anda (Indonesia),, nah skrg pilihannya vm pd anda (Indonesia), amerika salah? Kyknya engga jg, dia jg berdaulat menentukan mau berdagang sm siapa
Mi-35 dan Mi-17 Terbang bisa, tempur juga bisa, bahkan mau ditambah juga bisa, yang pasti tinggal tunggu dari pemerintah aja, toh ada Ukraina, Belarussia, dan negara2 lain yang siap masok,. Masak proyek A4 Skyhawk bekas dari Israel bisa kita beli dan datangkan, masak heli Mi-35 serta Mi-17 gak bisa??,
Pertama jujur untuk penambahan Mi-35, Mi-17 itu tergantung Pemerintah, mau gak ditambah dan ada gak duitnya, toh bnyk kok negara yang bisa jadi calo untuk beli itu Heli, masak A4 skyhawk bekas Israel bisa dibeli, Drone Israel beli dari Pilipina, masak Heli Mi-35 dan Mi-17 gak bisa dibeli?, Kan ada Belarussia, Ukraina, dll,. Sedang untuk UH-60 BlackHawk mending jangan dibeli, karena di PTDI dah ada kerjasama dgn Airbus Helicopter untuk pembuatan/perakitan/perawatan Cougar atau Super Caracal (up nya Super Puma), masak TNI-AD gak mau memajukan industri dirgantara indonesia dengan memesan Caracal?,. Kan aneh, jangan2 karena kepentingan tertentu TNI-AD harus mengambil UH-60 dah,. Belum lagi ngapain beli baru UH-60, toh beberapa tahun lagi Korsel ingin memensiunkan ini Heli UH-60 lalu digantikan dengan heli Surion kok, product dari KAI sendiri,.
Karena Mi35 < AH-64 Apache. Jujur aja sih TNI AD uda males sama inhan BUMN. Tau ga alasannya kenapa? TELATAN. Sampe bosen dengan "memaklumi" keterlambatannya. UH60 varian apa itu? Kan UH-60 ada versi yang baru.
@@IndonesiaMilitaryNewsObserver ya gmna gak telat, dananya aja kyak dana BPJS yang telat masuk kok, tanya aj coba, makanya BUMN utang nya tinggi krna dah kena bunga dan denda keterlambatan pembayaran :'( UH-60 itu klo gk slh dari Utility Helicopter, klo ane mah sebutnya UH-60 Black Hawk, klo varian yang mau di bikin H-60V upgrade dari UH-60L, atau nanti di atas UH-60M ad seri lagi,.
@@firdausdwim9710 la pembiayaannya kan melalui hutang bank, terus masa perusahaan ga punya kas sama sekali? :| Nah UH-60V itu masih baruyato. S70i nya Filiphina baru versi militer tapi varian ekspor Polandia.
@@IndonesiaMilitaryNewsObserver wah klo dari hutang bank, biasanya juga karena P telat bayar, juga lo, klo masalah Kas perusahaan ane angkat tangan, yang pegang ya kurang tau,. Soalnya ane pernah thn 2018 an dh, denger omongan orng Pindad, katanya "masak senjata 7jt harus diturunin harga jadi 3jt, ap kwalitasnya yang dikurangi krna klo harga segitu kan gak balik modal, dan juga jika kwalitasnya gak bagus nyawa pengguna jadi taruhannya",. Belum lagi "dana dari pemerintah belum masuk2, lalu gimana nih dah jatuh tempo pembayaran utang?, masak utang lagi, atau menerbitkan obligasi?",. Miris ey,. Mungkin mang kata ente manajemen dari perusahaan dan juga manajemen pemerintah yang ya kurang baik,,.. Ya tapi seri UH-60 kan agak mahal, ujung2nya klo ngotot mau UH-60 ya antara second (bilang baru), atau beli versi sipil yang didandani,. Syngnya knapa gak Caracal atau Cougar?, Klo PTDI gak mampu kan bisa langsung mesen ke Airbus Helicopter nya, lalu bisa dirakit di PTDI,. Kan Cougar atau Caracal sudah familiar, masak harus masukin type heli baru lagi,. Sma aj kyak S300C, padahal dah ada EC120 Colibri kenapa gak nambahin EC120 Colibri aja?, Apa karena kemahalan?, Lalu ambil yang lebih murah,. Hal ini sama seperti heli Medium, ketika itu dah ad Super Puma kenapa masukin Mi-17?, Lalu masuk Merlin, dan sekarang mau masukin UH-60, padahal Cougar atau Caracal dah msk kenapa gak ditambah Caracal atau Cougarnya?, duh kedepannya TNI punya heli Medium gado2 dari banyak jenis2 yang ad, lalu suku-cadang, perawatan, karakteristik terbang, pendidikan teknisi dan pilotnya, wadaw, semakin beragam ujung2nya semakin ribet,.
@@firdausdwim9710 setuju hitung hitunh kasih uang untuk pekerja nya dan juga produksi line nya tetap jalan🤣bayangin ae kalo semua nya ekspor gimana tuh nasib pekerja nya🤣🤣.dan juga ngurangin beban negara karena pengagguran😅🤣🤣
Bikin helikopter sendiri nggak semudah itu. Dari yang dasar dulu, pemerintah ada niatan buat bikin helikopter sendiri nggak? Kalo dari pemerintah sendiri nggak ada rencana ya susah.
Sebaiknya untuk sprpart alutsista TNI yg berasal dari amerika atw Eropa indonesia harus lebih dekat lagi dngn Turky dlm kerjasama militer karena Alutsista turky banyak yg sdh mendapat lesensy dari pabrikan Amerika maupun Eropa semisalnya pesawat F 16 dn blackHowk...
Bila AS ngasih lisensi pembuatan spareparts atau alutsista kepada Turki maupun negara lain, sdh tentu ada pasal2 yg melarang negara yg diberi lisensi tsb untuk mengekspor/menjualnya kepada negara lain. Contoh aja niat Malaysia yg mau beli Hornet lawasnya Kuwait. Kuwait langsung menolak niat Malaysia tsb karena ada pasal yg melarang untuk menjual alutsista AS kepada negara lain tanpa persetujuan kongres AS.
Pasti bakal ada yang tanya
"Loh memangnya kenapa min kok ga dikasi RWR dan counter meassure?"
Ya karena adanya "penyesuaian" dari TNI AD, sejauh ini kan lawan Indonesia separatis dengan small arms, jadi ancaman dari MANPADS/SAM sangatlah minim ataupun tidak ada. Tapi paling aneh sih ya kenapa 412 ini nggapunya cable cutter, padahal itu komponen penting untuk helikopter.
dan tanyak...
"Min kok 412 EPI ga ada huruf N ya?"
Perlu diketahui bahwa huruf “N” memiliki arti “Nurtanio” yang berarti heli tersebut merupakan hasil Lisensi, hal ini juga diterapkan pada helicopter ataupun pesawat TNI yang lain, seperti NC-212, NBO-105, NAS-332, dan NC-295. Bilamana posisi huruf “N” berada di nomor 2, maka produk tersebut merupakan hasil co development seperti CN-235.
Jadi seri EPI ini memang PT.DI ngga ikut proses produksi kecuali ngecat aja. Eh rakit ikutan ga ya lupa
MV-22C Osprey tidak dibahas karena sudah tidak memungkinkan, pembayaran DP nya aja sudah lewat sejak April lalu yakan.
Gua baca tp kok ttp jh yh gk paham... 😁😅
@@priatamvan2438 hadeh sing mana yg ga paham?
Nafsu osprey begitu liat harga langsung mundur WKAWKAKWKAWKAWKAWKWA
Kenapa bell 412 gak ada bell cable cutter? Karena pembangunan tower sutet ga merata 🤣
Pedih banget gw pas tau tu bell gak punya flare
maju terus
UH-1Y sudah menjadi armada legendaris disamping AH-1Z yang bandel nan lincah milik Korps Marinis AS. Tinggal nunggu kabar dari pengadaan S-70nya, klaupun terpaksa opsi terakhir harus nambah Bell 412 lagi, maka mngkin harus ada tambahan perlindungan sprt Radar Warning, Countermeasure Systems dll. In addition bwt Bell 412, gbisa ngandalin versi sipil aja
Kenapa nd pakai saja heli super puma? Atau heli dari PT DI lainnya, setauku PT DI bisa buat heli
@@sulthaniqbalf164 kalau ke proses pembuatan scr CKD perusahaan kita mampu membuatnya, hanya sebatas airframenya saja. Utk komponen vital spt mesin sensor, itu msih impor
Ranpur yang tidak mungkin bertempur😊😊😊
Boleh kali kalo t629 turkiye ikutan pasar Indonesia
Pespur dan helo buatan Russia milik TNI masih bisa terbang optimal karena untuk perbaikan ringan dan sedang sudah bisa dilakukan oleh Skatek TNI AU. Perbaikan berat dan upgrade baru dilakukan di Belarusia karena sudah ada kerjasama MRO dengan KNAAPO di Belarusia. Walaupun buatan Russia tetapi karena MRO dilakukan di Belarusia maka Indonesia aman dari sanksi CAATSA. Buktinya proses perbaikan ringan dan sedang SU 27 dan SU 30 TNI AU yang dikerjakan oleh Skatek 044 dengan supervisi teknisi KNAAPO kemarin aman dan lancar aja tuh tidak ada kendala teknis dan suku cadang.
Sangat benar. Saya masih simpan fotonya waktu dicek di bea cukai haha.
Tapi overhaul mesinnya dari Ukraina ya, bukan Belarus.
@@IndonesiaMilitaryNewsObserver Kalau soal perbaikan mesin di Ukraina belum ada tindak lanjut setelah Russia menerbitkan surat kepada para operator Sukhoi agar tidak melanjutkan kontrak MRO dengan Ukraina karena Russia tidak akan mendukung dengan tidak lagi menerbitkan sertifikasi layak operasionalnya tapi kemungkinan TNI akan patuh dan memindahkannya ke Belarusia juga.
@@agungcahyanugraha1516 ya ini yang aku ceritakan yang sudah selesai seperti overhaul mesin 2020 lalu ya. Kalau selanjutnya belum tau.
@@IndonesiaMilitaryNewsObserver Mi-35 sangat layak untuk TNI-AD performa sangat unggul untuk kondisi medan yang diperkirakan s.d. 5 th ke depan kedaulatan NKRI patut menjadi pertimbangan. ToT dari Rusia, Belarus, dan Ukraina harus segera dilakukan, agar jangan sampai seperti negeri jiran yang terpaksa grounded pesawat mereka karena keterbatasan pemeliharan
Kalau begitu apakah bisa membeli heli rusia lewat belarus? Supaya bisa menghindari CAATSA wkwkwk
Min gimana kabar nya kfx 21 ifx 21 boramae hasil kerja sama korsel dan ri
Jendral Jendral TNI harus mulai berinovasi dan mencintai produk dalam negeri... Kurangi ketergantungan asing
Impian ane Puspenerbad TNI AD punya 2 skuadron UH-60 or S-70 BlackHawk, 2 Skuadron angkut berat CH-47 Chinook dari pada Osprey, 2 Skuadron AH-64E, sama Penambahan Fennec
List impian gw malah :
- AH 64E (Attack)
- Rudra or KAI LAH (Light Attack & Scout)
- AW149 (Utility & Medevac)
- UH 60M (Utility & Special Ops)
- CH 47F (Heavy Transport)
Kalo bener gitu aku mati muda pun gapapa uda bahagia liat puspenerbad punya asset kek gitu.
Tapi ya harus bisa merawat dan mengoperasikan juga yakk
@@IndonesiaMilitaryNewsObserver lah, TNI-AD PUSPENERBAD kok malah kalah sama negara miskin amburadul morat marit kaya Afghanistan karna tentara nya Thaliban malah sudah punya dan megoperasikan Heli-Heli camggih buatan Amerika saat ini macam Heli UH-47 CHINOOK UH-60 BLACK HAWK HELI KIOWA-350 MDG E355 DAN BELL H-1Z VIPER COBRA, Malu dong masa TNI,Kita yg hebat dan lebih moderen tentaranya tapi kalah telak soal kepemilikan Helikopter canggih angkut dan serang nya oleh tentara Thaliban gimanah ini min KSAD Kita nyadar gak sih soal Heli angkut nya?
@@MUHIDIN7099 apa semua asset tersebut bisa dioperasikan? Kan tidak, itu juga lengseran dari ANA. Banyakan yang rusak dari pada yang operasional kok.
Ngapain malu kalau kesiapan, kondisi, dan laik tempur nya jauh lebih baik kita kok.
@@IndonesiaMilitaryNewsObserver oh,gitu yaa, min okelah kalau gitu tapi tolong ingat kan Bpk KSAD Dudung min agar segera beli 6 unit Heli Angkut berat multiguna UH-47 CHINOOK' dan UH-60 BLACK HAWK untuk kebutuhan angkut pasukan dan evakuasi bencana alam dan Drooping logistik korban bencana kaya banjir gempa Earth dan gunung meletus, masa TNI-AD kita kalah sama negara Duterte phinoy yg sudah punya 12 Black
Hawk.
Pantas dulu penerbad udah bilang kalo mi17 dan mi35 akan ditambah tp setelah belasan thn tdk terealisasi. Sampai apache ada. Dan itu pun masih terbatas jml nya
sebelum pengadaan apache ya penerbad nambah Mi17 kok, terus dilanjutkan lagi kontraknya tahun 2019, cuma ya gitu kehalang CAATSA.
@@IndonesiaMilitaryNewsObserver benar. Dari 4 jd 8 atau brp saya lupa. Tp itu kan kelanjutan kontrak yg telah disepakati. Bukan kontrak pengadaan yg baru. Sedang katanya penerbad dulu mau dijanjikan mi-17 lg.itu waktu mau mendatangkan apache. Krn kinerjanya memang hebat. Tp sampai kini tdk terealisasi. Malah mau diganti dgn osprey atau Chinook.
@@cpcp9253 Osprey sudah ga mungkin masuk, harganya ga masuk akal termasuk maintenance nya.
Kalau chinook ya bisa aja.
Tapi untuk sekarang pembelian alutsista blok timur sudah tidak memungkinkan mengingat Belarus dan Russia sudah kena sanksi ekonomi.
@@IndonesiaMilitaryNewsObserver benar. Osprey memang sangat tdk masuk akal. Saya setuju. Dan mengenai pembelian mi-17 ya benar. Tp itu kan sekarang. Kalo 2015 kan belum perang.
Tambahan min, Soal Bell 412 & UH-1Y Venom asal usul mereka juga beda. UH-1Y Venom itu silsilahnya lahir dri pengembangan UH-1N Twin Huey sementara Bell 412 udh murni design nya kek gitu, pengembangannya bareng sma AH-1Z Viper
Terimakasih sudah nambahin 🤝🤝🤝
Expect konten.
Result: *_Helikopter helikopter_*
YES
Pilih helli yg tercanggih bos
Kalau helikopter surion korsel masuk list gak ya
Dalam annual report 2021, mereka mencoba mengincar dan memasarkan Surion ke ASEAN termasuk Indonesia kok.
Kedepan semoga smua unsur TNI 3 matra memiliki heli serang yg gahar.. Bila AD dgn Apache ada baiknya jg AL memiliki heli serang Venom..
Sayangnya ..TNI angkatan Darat ,utk aset Heli Serang ,masih sangat sedikit,yg banyak malah heli angkut atau serbu...,semoga kedepannya bisa ditambah agar ,lebih punya effek deteren yg tinggi..🙏
Mantap min
Mi-17 tuh versi export dari Mi-8 yah
Alutsista helycoopter bersenjata byk ...
Tapi tdk satupun di turunkan utk patroli perbatasan.....
Atau ngejar kpl patroli pantai china atau kpl asing... yg masuk laut natuna.....
Baru Caatsa indonesia sudah kembali beli alutsista dari barat lagi.. Ebtah masih rawan embargo apa tidak..
Itulah indonesia takut banget kalau diembargo....embargo akan membuka pikiran kita...korut.iran itulah contohnya lbh kuat skr..
Mint bahas proses modernisasi Infanteri perseorangan.
ga ada yang signifikan sih
@@IndonesiaMilitaryNewsObserver min serius ini masa jaman prabowo gak t keliatan sih min modernisasi 😭😭😭
@@IndonesiaMilitaryNewsObserver malu pun Filipina udaj bisa helikopter beli yang lain kita pun belum 😭😭😭😢😢😭😭
@@edricafabianos3040 Gimana mau keliatan la yang dibeli barang bagus semua butuh budget gede.
Tapi yang sudah ke secure kan sudah ada beberapa.
@@IndonesiaMilitaryNewsObserver yang matra darat pun belum min harusnya penambahan ranpur,meriam,dll
Selamat tahun baru bro, semoga Chanel ini tambah berkualitas kedepannya
Namanya jg negaranya besar, ,kalo pingin aman dari invasi dan agresi maka kita sedini mungkin harus persiapkan diri, dgn alutsista2 canggih dan mumpuni , kalo gak mampu cukup buat ketapel aja mumpung pohon kayu banyak
Moga TNI makin kuat dan disegani di dunia
Kenapa dengan UH-1Y dan AH-1Z keduanya buatan Bell Textron Industry ... , saya rasa alasan tidak ada biaya untuk membelinya sekaligus dengan Tot adalah alasan yg. terlampau dibuat-buat. Buktinya kita bisa membeli pesawat tempur thyphon F3R, F-15 EX (F-15 ID), C-130 Y/L? saya lupa, 2 Kapal Selam Scorpene, dan lain sebagainya yang tentunya tidak sedikit harganya.
UH 1Y dan AH 1Z adalah asset milik marinir di negara asal nya. Sedangkan inikan untuk Penerbad TNI AD
Min mau tanya,kira² ada kabar seputar batch nasams 2 berikutnya gk?
Ada
@@IndonesiaMilitaryNewsObserver katanya udah dapet psp di 2021.
Bagi info dong min😆😆
@@Yayahasiah0123 Buat IKN
Ad buat IKN baru nantinya
Gak usah repot2 sebaiknya Pupenerbad bisa pake heli serang dari negara diluar amerika, seperti produk heli dari neg turkie juga bagus ato negara perancis juga bagus, dmk komen.
Min bahas senapan frefrans dan caracal 816
Helinya keren yang apache, beli lagi
india be like: CAATSA? apaan tuh? terobos cuk!!! 😎😎😎
Kenyataannya malah beli Rafale tuh wkwkwk.
@@IndonesiaMilitaryNewsObserver itukan negeri wakanda min XD
@@IndonesiaMilitaryNewsObserver india juga beli rafale tapi alutsista ruski jalan teros, kayak CAATSA itu cuma kayak hukum tilang di indo wkwkwk memang mantap negeri paman ladusing ini 😂😂
@@UnitedSNAKESofAmerica911 karena musuh nya sama dengan as yaitu china🤣🤣dan jumlah sdm yang bisa nandingin china y cuma india🤣🤣
@@UnitedSNAKESofAmerica911 Rafale dibeli karena ada halangan dari CAATSA.
Besok2 RI beli SU35 seken aja dari Belarusia, klo ditanya Amrik, bilang ini oper kredit mas.
Ide bagus tuh
Awowk tinggal balik nama/ mutasi aja tuh
Belarusia ngga pny SU35
Brarti bell412 gk ada RWR nya ya? Kalo di bidik rudal gk ada bunyi apa-apa gk ada peringatan apa gitu🙈
Oraono
@@IndonesiaMilitaryNewsObserver lha doa ya bearti dak iso juga ... di bidik wae dak tau(kecuali rudal udh terlihat mata)
Setau sy CAATSA itu hnya bt pmbelian unit baru gk termasuk pembelian suku cadang, overhaul ato upgrade.
Klo untuk MV 22 osprey ato CH47 CHINOK blm smpe tahap DP soalnya itu msk program FMS yg pmbiayaannya msk dlm PLN yg bersmaan dgn 31 kegiatan pmbelian alutsista tahun 2022..dan ktnya nanti di opersdikan oleh AU sebab lbh siap dlm hal lanudnya.
Fennec sdh tdk di produksi dan di ganti dgn H135M ato H145M tp klo sucad ttp tersedia.
Untuk AH64 kmungkinan gk akn di tambah lg sebab selain mhl jg syarat dr FMS yg berat..klopun ada pihak dr boeing ato bell ke indonesia gk bisa di anggap sbgai kunjungan strategis tp yg di petlukan adlah lobi antar pemerintah br tni bs akuisisi alutsista dr AS .
CAATSA berlaku untuk segala jenis "transaksi" dengan Russia, karena sistemnya CAATSA sendiri untuk menekan keuangan Russia. Jadi maintenance sekalipun bisa kena.
MV-22 sudah jelas gagal sejak April 2021 lalu, kalau chinook memang belum ada kabar.
Berarti lebih masuk akal H145 untuk tactical combat helo, kalo 135 sama halnya dengan AS550 yg non kombatan.
Syarat dari FMS berat? Maksudnya gabisa dikorupsi? HAHAHA
Waktu lalu kan ada yang kena waktu pengadaan Apache dari temuan BPK.
@@IndonesiaMilitaryNewsObserver boleh tau gk sumbernya klo CASTSA menyasar smpe maintrnance ato eMlu? Klo mslh heli mi 35 eMlu nya sm belarusia mmg sdh dr dulu..kan mmg di sub kan ke sana dan ini yg di keluhkan TNI AU dgn opersional yg mhl di tmbah hrs kirim unit ke belarusia
Soal FMS sy gk bcr ttg korupsi...mksd sy berat adlah syarat yg hrs di penuhi sm TNI contoh pengadaan F 15EX di mn indonesia hrs mnyiapkan institusi khusus bt keamanan data dan teknologi yg smpe skrng msh blm di penuhi..termasuk combat system dan navigasi yg akn di kembalikan ke AS stelah purna tugas dan slh satunya F 16 OCU
@@dH.Mk3
Silahkan
www.state.gov/caatsa-section-231d-defense-and-intelligence-sectors-of-the-government-of-the-russian-federation/?fbclid=IwAR1eglKEJfVeQz3d9U33HYQIR_sSb5uHAlpdZhFMO3kxkgzfnqN45Q6bgUc
Perusahaan dan Entitas yang tercantum namanya diatas sudah secara efektif terblacklist. Tidak boleh melakukan transaksi sama sekali. Selain Rosoboronexport OJSC (ROE), Russian Helicopters JSC juga sudah masuk namanya disini.
Untuk jelasnya Section 231 itu apa, dapat di quote dari sini gr.usembassy.gov/caatsa-section-231-imposition-of-sanctions-on-turkish-presidency-of-defense-industries/
"CAATSA 231 requires that at least five of the 12 sanctions described in Section 235 of CAATSA (CAATSA 235) be imposed on any person determined to have knowingly engaged in a significant transaction with a person that is a part of, or operates for or on behalf of, the defense or intelligence sectors of the Government of the Russian Federation. "
2019-2020 lalu teknisi Ukraina ke sini mbetulin Mi-17 juga sih.
Laa itu bukan berat lagi, itu emang kewajibannya sini. Laa masa kita mau nerima data sensitif tapi internet security masih jelek kek gini? Teknologi2 tersebut ga boleh bocor bukan tanpa alasan loh.
@@IndonesiaMilitaryNewsObserver sy sih yakin CAATSA yg di kenakan ke indonesia gk berikut pada maintenance sebab walopun CAATSA adlah instrumen diplomasi koersif tp gk bs di terapkan scr smbarangan aplgi untuk urusan eMlu yg bersifat "memungkinkan" di lihat jg indonesia tdk trlibat konflik militer di kwasan regional
Klo untuk F15EX mmg berat bro min tp mudah2an bs kita dapetin
Btw untuk MV22 ini msh ttp jalan..ini slh satu pilihan az di smping ada CH 47 sm AW 101 tp klo liat pagu anggaran yg plng mungkin adlah AW 101 bs dpt 8 ato 9 unit tp TNI ttp prioritas produk AS sebab blnja alutsista ke AS adlh cara diplomasi politik indonesia dlm bidang militer br imbang...susah mmg klo urusan sm AS di tmbah presidennya joe biden
Thank ya bro min bt diskusinya👍
@@dH.Mk3 "sy sih yakin CAATSA blaa...3x" menjustifikasi keyakinan sendiri dengan mengesampingkan fakta yang ada aja sudah salah buanget. 🤨🤨🤨🤨
Kan sudah jelas itu dari sumber + keterangan admin segala bentuk transaksi dengan pihak Russia itu tidak diperbolehkan.
Ini gue yakin admin belom selesai diskusi karena masih ada statement yang bertentangan kok keburu ditutup dengan "thank ya bro min bt diskusinya"
OAWKEOAWEK
andai aja upgrade hind nya di ATK. pasti sangar tuh
Hind kan emang gunship helo, kalo Mi17 itu sebutannya "Hip"
🤣🤣 andai aja mas. andai aja. bukan nyinggung beda hind sama hip.🤦🏽
@@fikripasisingi6630 🤔🤔🤔🤔🤔 masih gagal pahaam saya 🥴😂
ATK itu apa?
@@n.a.rainayaa3224 dah lupa kepanjangannya apa (silakan tanya om gugel). perusahaan dari AfSel spesialis modif/upgrade Mi-24.
kenapa ndak ngembangkan rancang bangun helikopter sendiri atau kerjasama dengan pihak mana gitu, apa bayar tenaga ahli buat bikin. masa iya dari dulu sampai sekarang masih gak bisa rancang helikopter sendiri, minta dukungan pemerintah nek perlu didemo kalau gak mau
kebiasaan beli gak pernah full spec tapi berharap barang bagus 😂😂😂
"kalau bisa diproses beberapa kali kenapa harus satu kali?"
Ingat quotes ini kawan
@@IndonesiaMilitaryNewsObserver 5 kali serangan baru berhasil > 1 kali serangan langsung berhasil
@@IndonesiaMilitaryNewsObserver Kayak ngurus KTP aja min... Amplopnya siapin dulu yg banyak 🤭
Pendapat saya : prihatin banget !🙄
Min bukannya kemarin mi-17 kita. Di perbaiki di vietnam?
Baru tau juga mi-35 kita 7 unit dari dulu tau nya cuma 5 unit😅😅
Mi 35 apaan?..mi-24 kali?
@@RVnobleman1998 mi-35 itu varian ekspor dari mi-24.
@@RVnobleman1998 punya tni itu mi-35😊😊
Mbo lupa, kayae iya (?) Itu uda taun kapan ya.
NAH BINGUNG KAN? Aku liat data puspenerbad di wiki bahasa enggres 7 unit loh.
Terus malahan ada rumor sejak 2012 lalu, kalo Mi35 kita jumlahnya ada 18, yang bilang si teknisinya Mi35 haha.
Hayoookooon.
@@IndonesiaMilitaryNewsObserver yang 18 unitan itu malah rumor si Mi 17 V5 12 unit sama Mi 17 6 unit, nah tambah bingung lagi.....
Harapannya Black Hawk bisa segera direalisasikan.
Ga usah ribet kerjasama bareng turki aja full tot.. Heli serang atak2, plus buat heli angkut juga.
ga usah beli barang alutsista dr US..banyak syarat ga bs dipake bebas...
EC725/H225M gak minat nih AD?
Kayanya buat AU
@@IndonesiaMilitaryNewsObserver iya emang, maksudnya kenapa AD gak sekalian samaan kaya AU biar seragam gitu loh. EC725-Blackhawk main di kelas yg sama bukan? Ato beda? 🤷🏻♂️
@@steel_mac ndatau kenapa kok pengennya beda2 😂
Kmrnb kayaknya utk MRO MI 17 sudah bs dilakuin di Vietnam yah??
Kalau untuk medium angkut Helicopter caracal ec725 aja yg sudah dirakit di PT DI ,plus Bell EPI dan Fennec yg semua sudah dirakit disini..
Heli serbu dan angkut rasanya masih kurang banyak mengingat luas wilayah Indonesia yang sangat luas. Kenapa kita tidak membeli super puma saja dari PT DI? Semisal blackhawk tidak jadi, krn dari segi ukuran 11:12 dengan super puma
Pantesan sekarang formil Kaskus sepi 😁 hla wong main di TH-cam lebih menghasilkan wkkkk 😁
Uda kemakan zaman emang kaskus, dan ga banyak yg pakai, tapi sy juga share di kaskus formil sih 😁😁😁
Kalo YT siapa sih yg ga pake? 🤣
Bahas kapal trimaran KRI golok min mau dipersenjatai apa min
sabar ya, belum dapet info.
pasti beli barang bekas lagi, biar bisa di korupsi
Mesti katanya udah berdaulat..ternyata masih takut kena prank 😀😀😀
mau gimana lagi turki ae jadi drop kan ekonomi gara gara caatsa main aman ae
Bang, bahas pesawat kerja sama korsel ma indonesia
Sudah kubahas di video sebelumnya, coba cek di sini, informasinya masih relevan hingga sekarang kok.
Oiya maklumin mic nya ya, mic nya masih butut waktu itu.
th-cam.com/video/CmDmwohuRoQ/w-d-xo.html
Bahas pembelian FA 18 D Jiran bekas kwait yg g jadi min biar panas 😂💥💥
Buat APACHE mending ganti aja dg Eurocopter Tiger yg bisa terbang LBH jauh 800km bli bnyk biar dpt TOT full lisensi n APACHE cm mampu terbang d jarak 480km Krn emg utk jarak dekat.kalo heli angkut medium si mending H225M/EC 725 tp kalo utk MV 22 c osprey mending batalin aja ganti CH 47G Chinook LBH murah hrgnya n murah perawatannya
Koreksi min, Jumlah mi 17 tni ad saat ini 10 unit yg jumlahnya awalnya 13 unit sebelum jatuh
Nbo masi on ta min?
Nggatau, kayaknya masih, oktober lalu masih terbang kok.
5:54 buruk
Masih punya. Mesin pres, mesin bubut, dan tank rider apa tidak
Min itu h heli Fennec kn bru,masa di moderenisasi 🧐🤔
pernikanya belum lengkap
Umurnya juga sudah mencapai sepuluh tahun, wajar kalau di remajakan.
Heli canggih utk mendukung Puspenerbad bisa pake produksi heli serang dari US, tapi kalo dihambat krn caatsa, bisa mengambil heli dari Rusia, perancis dan turkie. Jgn sampe standar skwadron heli serang Puspenerbad tdk terpenuhi utk pertahanan nkri, dmk komen.
Kerja sama dengan India aja, India kan ada MROnya
Dah condong ke barat jd di bayang2i casta.
Masih kurang ....infonya kesiapan u perang kita cuma 4 jam
Berharap Postur kekuatan Penerbad sbb :
1.Heli Apache minimal 40 Unit (Heli serang)
2.Heli Blackhawk 60 Unit (Heli Angkut Personil & operasi khusus)
3.Heli Chinook 20 Unit (Angkut Personil & Material tempur)
Note : Mengingat Republik ini takut Catsa lebih baik Heli Mi-35 & Mi -17V5 dijual aja ke Ukraina 🇺🇦
Yasalam
buat apa punya aphace kalau tdk dipakai utk opsmil,kalau utk pajangan saja lebih baik beli heli dari negara lain
Min tni ad kenapa g pilih chinook aj y?daripada blackhawk😁😁
Chinook kelas berat, yg medium aja belum ada, idealnya keduanya dibeli
Dripda chinook gw lebih recomend ke CH 53 , CH53 jg termasuk heli bongsor kelas heavy transport bisa bawa beban gede dan ukuran nya jg pas buat wilayah yg banyak landasan kecil kaya Indonesia macem pedalaman Papua dan kalimantan
Jika ada dana cukup atau lebih plus tidak takut CAATSA. Ya, Apache ditambah 4 unit, Mi-35 yang ada di-upgrade plus tambah 5 unit, Fennec di-upgrade, BO-105 di-upgrade (jika bisa), Mi-17 yang ada di-upgrade plus tambah 3 unit, Bell 412 diperbanyak untuk menggantikan Bell seri lawas, Colibri tambah 10 unit. Untuk Blackhawk tidak usah, pilih Cougar atau Caracal. Supaya ada commonality antar angkatan. Itu jika sikon ideal.
NBO-105 lengser ganti Fennec, terus Fennec otw upgrade.
Bell 205 itu uda pensiun haruse, yang kusebutin itu jumlah 412SP/EP + 9 EPI.
"Supaya ada commonality"
TNI AL + TNI AD + TNI AU: APAA ITU COMMONALITY???
Wkwkwkwk, tiap angkatan pengen beda-beda malahan.
@@IndonesiaMilitaryNewsObserver ya bagus itu dipensiunkan, fokus di Fennec, biar efisien di-cost. Untuk Bell yang tua juga harusnya dipensiunkan, fokus di seri Bell 412 saja. Jika dana besar, monggo beli barang yang berbeda-beda. Sesuai keinginan tiap angkatan. Tapi wajib dilihat realitasnya. Alangkah lebih baik disamakan untuk tiap angkatan, tipe atau seri yang terlalu banyak, di-reduce jadi beberapa tipe saja.
@@vidiyoga4984 dana besar ya mending grosir biar tot... bukan malah beda2.. wkwkwk
Atas ane bener semua
@@hendrasutrisno4191 Beda jenis kan juga selalu beda kontraknya. Sudah tentu ada fee dari berbagai macam kontrak tsbt. Hehehe taukan maksudnya???
Saya komen nie
Jadi gini mas...
@@IndonesiaMilitaryNewsObserver
Nuhun
Beli blackhawk 32 biar makin gagah dan keren.
Menurut Admin harusnya berapa jumlah minimum dan idealnya armada helikopter serang yang harus dipunyai oleh TNI AD ???
untuk mengcover area daratan yang seluas Indonesia ini dari Sabang sampai Merauke
Kalau menurut pribadi tiap profinsi idealnya ya 24unit, nah tinggal dikalikan deh.
@@IndonesiaMilitaryNewsObserver betul min saya setuju di setiap provinsi harus ada
indonesia harus mulai berpikir cara membuat sendiri atau pilihan lain bisa membeli dari negara yang tidak terkenal brazil, ceko untuk alutsista selain heli. atau kalau mau mulai dekatin iran biar bisa di ajak kerjasama
Udah yg produk dr Barat kan masih byk pilihan
Berarti gk ad rencana nambah heli serang/attack sekelas ah64/mi35 hadeh, giliran ad dana beli dr rusia ad caatsa akhirnya batal, giliran beli dr Amerika kesulitan di perawatan nya
Mi-35 juga ga ada kok. Kan yang dibeli Mi17.
Masalah perawatan berlaku untuk semua heli.
Ya awalnya emang aga sulit, karena emang teknologinya itu lompat JAUH.
Mi-35 itu dominan analog, sementara AH-64 itu sudah terkomputerisasi.
Kesulitan di perawatan nya juga karena gak punya duit
Helikopter helikopter
Mungkin bisa di modernisasi di ukraima utk menghindari CAATSA karena teknologi Rusia banyak juga yang dikuasai Ukraina atau Juga Belarusia.
Iya sekarang larinya kan ke Belarus.
Di video sy sudah bilang kok.
Ukraina mulai meninggalkan teknologi asal Soviet dan beralih ke teknologi Eropa Barat.
Kenapa tidak mengakuisisi helikopter serbu & serang dari Airbus Francis saja, mengingat bila beli produk dari Rusia rentan kena sangsi Catsa dan bila beli produk Amerika rentan terkena embargo dan tidak bebas dalam pengoperasiannya, contoh nya Amerika melarang Indonesia mengunakan Alutsista produk Amerika untuk perang di Timur Timor
Pakai airbus saja
Amerika: udah kiloin aja daripada kena catsaa hayo😎
62: dilema 😌😌
Aku sih...yess
Helikopter angkut buatan Rusia juga kena caatsa ga sih, soalnya BNPB juga ada mil
selama di bawah ROSOBORONEXPORT pasti kena.
Akibat tetap santuy jadi kacung
Semua pusing setelah caatsa menyerang
Ini akibat anggaran yang diminta tni tidak semuanya di penuhi pemerintah. pembelian alutsista baru jadi tertunda pemeliharaan jadi asal - asalan karena minim anggaran apakah negara lain juga mengalami hal seperti negara kita
Selama belum mandiri pasti kejadian seperti ini akan berulang sampai kiamat kelak 🙏
Mandiri dalam apa ya?? Ini dunia kan Globalisasi
Yang kena caatsa rusia yang dapat durian runtuh belarusia😁😁😁
Emang iya ketimbang upgrade heli rusia aja bakal kena caatsa, TERLALU...
Duitnya buat beli rubicon
Opening yang membagongkan 🤣
PARAKOPTER PARAKOPTER -editor
Inilah ribet nya beli alustita barat serupa tp ompong, resiko klo kebanyakan alustita amerika rawan embargo dan sanksi bahkan beli suku cadang aja kena sanksi jd.kedaullatan negara sdh Di ambil negara lain. Nasib 🤔🙏 beli.ka 52 aja kalie drpd ribet urusan ama amerika 😷😇
Masak karena CAATSA seluruh alutsista yg berasal dari russia akan digrounded karena suku cadang yg minim.wah memori pasca tahun '65 bakalan terulang....
Pemerintah harus segera mencari solusi, misal pengganti sekelas MI 17 bisa cari Airbus helicopter.
First nih min :v
yoeee
Beli barang U/S klo bukan sekutu pasti di downgrade.
Yang mana yang downgrade ya?
@@IndonesiaMilitaryNewsObserver mungkin bisa dijelaskan versi asli dan export version
@@rakriansindhu3290 kan sesuai pesenan kita kek gimana, tuh apache paket lengkap, tinggal konde nya aja itu.
Sebenarnya si bukan didowngrade cuma kalo beli full spek + kualitas militer pendanaannya nggak kuat. Lagi pula beli dari Russia juga pasti dikasih versi ekspor alias downgrade juga.
Ruski kali
Kita Negara Merdeka, tpi bingung menentukan visi misi Keamanan flm mrnentukan Alutsista, beli pake uang sendiri tpi diatur oleh Amerika kita ini negara Boneka Amerika apa, Negara persemakmuran Amerika, Aneh.
Pahami dulu apa itu CAATSA serta dampak yang diakibatkan oleh regulasi tersebut.
Caatsa itu artinya : silahkan saja beli senjata ke rusia tp akibatnya saiya (amerika) ngga mau lg berdagang dg anda (Indonesia),, nah skrg pilihannya vm pd anda (Indonesia), amerika salah? Kyknya engga jg, dia jg berdaulat menentukan mau berdagang sm siapa
Epeci wkwk
Mi-35 Penerbad ga terbang lagi, kesiapan nya udah nol persen
terbang bisa, tempur no
Mi-35 dan Mi-17 Terbang bisa, tempur juga bisa, bahkan mau ditambah juga bisa, yang pasti tinggal tunggu dari pemerintah aja, toh ada Ukraina, Belarussia, dan negara2 lain yang siap masok,.
Masak proyek A4 Skyhawk bekas dari Israel bisa kita beli dan datangkan, masak heli Mi-35 serta Mi-17 gak bisa??,
@@firdausdwim9710 Tempur sek belum siap, waktu lalu kan aku uda update kalo kesiapannya itu HADEH.
Makannya itu mau dibawa ke Belarus.
@@IndonesiaMilitaryNewsObserver yups itu di upgrade sistem nya,
Betul
Pertama jujur untuk penambahan Mi-35, Mi-17 itu tergantung Pemerintah, mau gak ditambah dan ada gak duitnya, toh bnyk kok negara yang bisa jadi calo untuk beli itu Heli, masak A4 skyhawk bekas Israel bisa dibeli, Drone Israel beli dari Pilipina, masak Heli Mi-35 dan Mi-17 gak bisa dibeli?, Kan ada Belarussia, Ukraina, dll,.
Sedang untuk UH-60 BlackHawk mending jangan dibeli, karena di PTDI dah ada kerjasama dgn Airbus Helicopter untuk pembuatan/perakitan/perawatan Cougar atau Super Caracal (up nya Super Puma), masak TNI-AD gak mau memajukan industri dirgantara indonesia dengan memesan Caracal?,. Kan aneh, jangan2 karena kepentingan tertentu TNI-AD harus mengambil UH-60 dah,.
Belum lagi ngapain beli baru UH-60, toh beberapa tahun lagi Korsel ingin memensiunkan ini Heli UH-60 lalu digantikan dengan heli Surion kok, product dari KAI sendiri,.
Karena Mi35 < AH-64 Apache.
Jujur aja sih TNI AD uda males sama inhan BUMN. Tau ga alasannya kenapa?
TELATAN.
Sampe bosen dengan "memaklumi" keterlambatannya.
UH60 varian apa itu? Kan UH-60 ada versi yang baru.
@@IndonesiaMilitaryNewsObserver ya gmna gak telat, dananya aja kyak dana BPJS yang telat masuk kok, tanya aj coba, makanya BUMN utang nya tinggi krna dah kena bunga dan denda keterlambatan pembayaran :'(
UH-60 itu klo gk slh dari Utility Helicopter, klo ane mah sebutnya UH-60 Black Hawk, klo varian yang mau di bikin H-60V upgrade dari UH-60L, atau nanti di atas UH-60M ad seri lagi,.
@@firdausdwim9710 la pembiayaannya kan melalui hutang bank, terus masa perusahaan ga punya kas sama sekali? :|
Nah UH-60V itu masih baruyato.
S70i nya Filiphina baru versi militer tapi varian ekspor Polandia.
@@IndonesiaMilitaryNewsObserver wah klo dari hutang bank, biasanya juga karena P telat bayar, juga lo, klo masalah Kas perusahaan ane angkat tangan, yang pegang ya kurang tau,.
Soalnya ane pernah thn 2018 an dh, denger omongan orng Pindad, katanya "masak senjata 7jt harus diturunin harga jadi 3jt, ap kwalitasnya yang dikurangi krna klo harga segitu kan gak balik modal, dan juga jika kwalitasnya gak bagus nyawa pengguna jadi taruhannya",. Belum lagi "dana dari pemerintah belum masuk2, lalu gimana nih dah jatuh tempo pembayaran utang?, masak utang lagi, atau menerbitkan obligasi?",.
Miris ey,. Mungkin mang kata ente manajemen dari perusahaan dan juga manajemen pemerintah yang ya kurang baik,,..
Ya tapi seri UH-60 kan agak mahal, ujung2nya klo ngotot mau UH-60 ya antara second (bilang baru), atau beli versi sipil yang didandani,.
Syngnya knapa gak Caracal atau Cougar?, Klo PTDI gak mampu kan bisa langsung mesen ke Airbus Helicopter nya, lalu bisa dirakit di PTDI,. Kan Cougar atau Caracal sudah familiar, masak harus masukin type heli baru lagi,. Sma aj kyak S300C, padahal dah ada EC120 Colibri kenapa gak nambahin EC120 Colibri aja?, Apa karena kemahalan?, Lalu ambil yang lebih murah,.
Hal ini sama seperti heli Medium, ketika itu dah ad Super Puma kenapa masukin Mi-17?, Lalu masuk Merlin, dan sekarang mau masukin UH-60, padahal Cougar atau Caracal dah msk kenapa gak ditambah Caracal atau Cougarnya?, duh kedepannya TNI punya heli Medium gado2 dari banyak jenis2 yang ad, lalu suku-cadang, perawatan, karakteristik terbang, pendidikan teknisi dan pilotnya, wadaw, semakin beragam ujung2nya semakin ribet,.
@@firdausdwim9710 setuju hitung hitunh kasih uang untuk pekerja nya dan juga produksi line nya tetap jalan🤣bayangin ae kalo semua nya ekspor gimana tuh nasib pekerja nya🤣🤣.dan juga ngurangin beban negara karena pengagguran😅🤣🤣
Kok Ndak belajar dari Turki...buat sendiri walaupun mesinnya import...terus ngapai aja orang2 PTDI...
Kita ada kerja sama sama pabrikan Havelsan kok untuk simulator.
Bikin helikopter sendiri nggak semudah itu. Dari yang dasar dulu, pemerintah ada niatan buat bikin helikopter sendiri nggak? Kalo dari pemerintah sendiri nggak ada rencana ya susah.
Helikopter pesawat paling rumit, paling sulit dterbangkan, serta paling mahal baik oprasional maupun harganya
Pasukan bonek bondo nekat kurang dana😭😂🤣👏
Sebaiknya untuk sprpart alutsista TNI yg berasal dari amerika atw Eropa indonesia harus lebih dekat lagi dngn Turky dlm kerjasama militer karena Alutsista turky banyak yg sdh mendapat lesensy dari pabrikan Amerika maupun Eropa semisalnya pesawat F 16 dn blackHowk...
Bila AS ngasih lisensi pembuatan spareparts atau alutsista kepada Turki maupun negara lain, sdh tentu ada pasal2 yg melarang negara yg diberi lisensi tsb untuk mengekspor/menjualnya kepada negara lain. Contoh aja niat Malaysia yg mau beli Hornet lawasnya Kuwait. Kuwait langsung menolak niat Malaysia tsb karena ada pasal yg melarang untuk menjual alutsista AS kepada negara lain tanpa persetujuan kongres AS.
Beli "dari" Belarusia aja
Brita njiplak .
Berita jiplak siapa? 😁
Saya yang bikin naskah sendiri dari nol.
Dikonten " lain banyak seperti itu basi...