Gw setahun terakhir nungguin dan berharap bang pandji buat video bareng bang sabda ps. Bakal wah banget pasti kalau ngobrol berdua. Karena 22nya jadi orang yang paling banyak gw dengerin omongannya beberapa tahun terakhir, dan ngeliat punya beberapa kesamaan. Kalau nanggung sekalian ajak mba gamila sama mba cania. Bakal seru tuh bang 😅
Nah,, bener nih.. bedanya criticized dan hate speech.. starting with sympathy - curiosity - empathy.. end up with solution terlepas dari bener apa salah paling engga jangan hate speech berkedok kritis.. keren mas pandji 👏🏻👏🏻
Bang lu keknya ngebangun karakter banyak orang, termasuk gua. (dalam konteks ke arah yang bagus). Keknya adek gua harus di ajari juga soal kritis, biar enggak seperti yang rendah tadi.
sepemikiran bang 👍saya berharap anak-anak, remaja, atau orang yang masih proses dewasa melihat ini dan mau evaluasi diri. saya juga masih berusaha saat ini untuk lebih menahan diri memahami dulu sebelum menyampaikan pendapat. saya liat banyak yang pengen niatnya kritik di media sosial khususnya anak muda tapi kurangnya empati mendahulukan membenci terus bingung mau ngomong apa, merasa urgent akhirnya malah mencari kalimat-kalimat mudah yang buruk yang bisa mewakili kersahan dia, jadi langsung ngatain bodo/dongo/bego dsb. malah jadinya ngehujat doang seperti yang bang pandji bilang jatuhnya juga malah penilaian yang subjektif ketimbang objektif. apalagi kalau ini anak-anak pada ngikutin idolanya eeh idolanya sama kelakuanya begitu astaga🤦♂️ padahal orang-orang yang dikatainya memiliki riwayat hidup atau pendidikan yang tidak buruk juga. karna kurang atau enggannya mereka memahami situasi apa yang sebenarnya terjadi pada orang lain membuat kritiknya jadi bias juga. pengalaman memang penting untuk proses dewasa, semakin kita bertumbuh semakin kita mengerti apa yang sebenarnya terjadi, semakin kita mengerti apa yang sebenarnya terjadi semakin bijak kita atau bahasa lainya memiliki kemampuan untuk membedakan dan menilai suatu kebenaran dengan tepat. bisa juga didapatkan dengan sedikit bicara banyak mendengar, tentu mendengar dari ahlinya atau orang yang berpengalaman dalam hidupnya seperti orang yang lebih tua dari kita atau orang2 seperti bang pandji ini yang mau berbagi pengalaman hidupnya. bagi saya kekayaan anak muda adalah waktu dan kekayaan orang tua adalah pengalaman. saya liat perdebatan di media sosial juga jatuhnya udah kaya ad hominem (logical fallacy) lebih menyerang subjeknya ketimbang membahas argumennya. contoh kasus terakhir saya lihat ada orang kritik akun sekretariat negara yang ngepublikasikan pernikahan artis dengan baik dan sopan malah dikatain laki-laki ko nyinyir ciakakak sama akun tante2. wkwkwkwk waduh jadi banyak ngongomong ga jelas saya kemana2 maaf🤣
Gua kira 3 level kritis menurut habermas 1. Kritik konstruktif, kritik yang membangun 2. Kririk destruktif, kritik yang menghancurkan 3. Kritik dekonstruktif, kritik yang tidak menghancurkan, tapi membangun kembali dengan pandangannya dia
ada ayah ngajak 2 anaknya ke kereta, di 2 kereta itu, anak2nya berisiiik banget lari-lari, loncat2, ganggu penumpang yg lain penumpang2 yg lain pun jengkel penumpang A : (ngedumel) ini ortu ga bisa didik anak penumpang B : ini anak nakal banget, laporin petugas apa ya penumpang C : nanya si bapak nya, ada apa pak, si bapak menjawab : mereka baru saja kehilangan ibu nya... DEGG... penumpang2 yg lain jadi diam dan ada pula yg mendekat dan memeluk anak-anak tersebut... kadang kita cukup sulit utk mengetahui "kenapa" hanya dari pengamatan / obeservasi aja, kadang kita perlu cari tau dan bertanya untuk lebih jelas
Hmm barangkali bocah yang dikritisi bang Panji soal bukunya dijual online mamang bener-bener bocah aja yang pengen baca bukunya abang tapi taunya dia toko buku cuma offline dan online terlalu ribet buat dia entah gada atm ortu yg sibuk atau entahlah kan bisa juga.
kritis level dasarnya adalah kritikus sementara kritis level atas ada pemberi kritik dan solusi namanya konsultan, dan biasanya konsultan dibayar mahal
Orang tua belum tentu punya empati apalagi yg dari kecil ga pernah mengalami kesulitan yg se berat orang yg kurang beruntung. Lebih tua bukan berarti lebih dewasa sih apalagi empati dan kebijaksanaan...
Kritis lvl menengah : ortu (termasuk pandji) pengen sekolah itu berbasis pemahaman bukan hapalan. Guru kesulitan meminta murid membaca, sehingga mrk mengunakan metode menghapal untuk "memaksa" murid membaca. Hayo, sapa yg bisa kritik lvl tinggi???
Bang panji berarti para politisi kebanyakan kritisnya di level menengah dong.. Karena pernah dengar salah satu politisi ngomong "kita udah capek2 mikir kenapa harus kasih solusi, seharusnya yang buat kebijakan dong" lucu sih ini bagiku..
Alhamdulillah gw di level 3, cuma problem utamanya nyampaikan solusi itu yang sering jadi masalah, entah masalah di diri sendiri ataupun orang lain. Alhasil biarpun tau solusinya lebih banyak diem...
menurut gw usia bukan patokan, contohnya sekarang dimedia sosial banyak sekali orang yg hanya kritis level 1 dari yg muda sampai yang tua, membenci sebelum memahami dan kurangnya rasa empati. Mungkin karna banyak yang gabut dan membuat mereka mengomentari sesuai yang bukan dibidangnya tanpa riset terlebih dahulu.
Jangan lupa bang, itu berlaku juga semisal kondisinya terbalik Kita awalnya yakin seseorang bener, tapi setelah dikritisi lebih lanjut ternyata salah Dari dulu saya nyebut ini, "beri 70% keyakinan dan sisanya keraguan" Soalnya saya pernah ditawarin bisnis, yang ternyata setelah ditelaah lebih lanjut, bisnis itu skema ponzi
tahun 98 presurenya lebih besar, karna yg mereka lawan adalah Soeharto. Bayangin lo demo dipantau petrus dari jauh. Sosmed pun belum ada. jadi gak mungkin mereka demo karna mau pansos atau jadi selebgram seperti marak belakangan ini. Gak ada statement gw yg mengatakan semakin banyak massa yg ikut demo jadi semakin kritis. Kritis itu dilihat dari kualitas bukan kuantitas.
"tat twam asi" yang artinya " aku adalah kamu, kamu adalah aku" jadi sebelum mengkritik, mengatai, mencela perbuatan orang cobalah memposisikan diri sebagai orang tersebut, seandainya kita adalah dia gmana ya? Apa saya bisa lebih baik dari yang dia lakukan, atau bahkan saya lebih buruk...
Boleh gak bang kalo omongan Bang Pandji sekarang aku jadiin referensi menulis, Bang? Berarti kalo ambil dari video youtube, itu termasuk link internet ya, Bang? Atau gimana cara nyantumin sumber referensinya, Bang? 😁
Ini udah gua lakuin ke emak gua pas gua liat dia melakukan kesalahan dari tindakan dia tapi dia balik ngomong "elu tuh sok pinter yaa, ga usah ngasih tau ini itu dah ke orang tua, lo aja masih kaya gini, urus diri lo dulu aja baru orang lain, sukses aja belum ngatur2 orang tua lo" dan saya pun terdiam masuk kamar tutup pintu ngomong keras sambil nyinggung, ga harus jadi pakar kesehatan atau dokter dulu kali buat ingetin udah makan apa belum!! Masa ngasih tau hal sepele yg menurut kita salah aja tunggu harus sukses, emang anak mah babi orang tua mah dewa
Nah bang gw ada pertanyaan mengenai seberapa parah sih kita dibatasi dalam kebebasan dibanding jaman pa Harto itu kenapa setiap komen mengkritik pemerintah langsung dibilang awas hilang, awas tukang bakso dll?, padahal gw beranggapan kalau yang komen yang katanya mengkritik tapi sebenarnya menjelekkan atau menjatuhkan pemerintah Nah satu pertanyaan lagi bang apakah dalam kebebasan berpendapat itu ada batas batasannya atau kita sebebas bebasnya mengungkapkan sesuatu? Semoga dijawab sama bang Pandji terimakasih banyak bang
Loh solusi itu bukan syarat dr “kritis”, kritis itu cuma temuan loggical fallacy gak ad hubunganny sama rasa empati, benci ato sopan santun, justru sopan santun pada pikiranlah yg menyebabkan kritis bisa terhenti. Kritis intinya bantahan argumen dalam ide atau alternatif pikiran
IMHO, yang diomongin pandji mgkin kualitas kritisnya ga sih? Berangkat dari orang ngeliat/ngrasain ketidaksesuaian akan sesuatu, trs bisa diukur levelnya. Level 1 cmn kritis doang, level 2 kritis tapi mencoba memahami pihak seberang dgn empati. Dst... Klo menurut gw, itu kaya menyaring kritis mana yang bisa didengerin atau buat mengidentifikasi kritis begini dari siapa atau buat ngukur orang dengan kapabilitas gini kok kritisnya gini. Dan, kayanya bisa deh, kritis tapi sopan dan kayanya lebih tepat sasaran kalo pake empati. Cmiiw Dan (sekali lagi) menurut gw, kalo diterapin ke kritis sama diri sendiri, levelnya bisa applicable jugak. Kan lo jadi bisa ngebedain kualitas kritisnya buat diri lo sendiri. Yakan ada bedanya antara ngedumel "ajg ga guna banget tolol gini aja gabisa" sama "Oke, gw ngerti lo lagi kena musibah. Bukan pilihan lo. Tapi lo gabisa lama-lama kyk gini."
@@RezaKulasidini iya ttp saja kita ttp bisa kritik ap yg d sampaikan panji juga dong, ke3 level itu parameterny ngaco, ke 33 ny cuma “ragam sikap dgn kritik” bukan “level kritik”. emang apa kaitanny kritik doang, kritik plus empati, n kritik plus solusi? mau disertai empati mau disertai rasa benci mau disertai solusi mau disertai masalah baru kritik ya ttplah kritik atau temuan dr reasoning yg gak runut ato fallacy, gtu loh 😄
@@BURID007 Gada yang bilang gaboleh mengkritisi apa yg diomongin pandji deh, perasaan. Kan uda gw paparin, kalo gw nangkepnya lebih ke buat mengukur kualitas seseorang buat mengkritisi sesuatu. Dan buat nyaring mana yang bisa didengerin, mana yang engga. Dan bisa jadi, apakah yang kita kritisi bakal didenger sama yg bersangkutan. Dari sononya, mengkritisi emg bukan jadi standar orang sopan atau tidak. Tapi, kan kita bisa bedain mana 'pegawe tolol ga guna, masa phytagoras kaga ngarti.', 'pemerintah goblok' sama 'oke. gw ngerti lo mau bikin ini itu. tapi alangkah baiknya, lo selesaiin apa yg masih belepotan.' Dan balik ke contoh mengkritisi diri sendiri, mana yang lebih lo denger? Kalo yang dikritisi udah pake bahasa santun berkali-kali dan kepentingan kita terganggu krn gada perubahan sikap, ya itu lain cerita.
@@RezaKulasidini nah iya itu yg pas kritis tidak memerlukan “SOPAN SANTUN”, beda sama behavior yg lariny ke akhlak atau perilaku, sama sekali ga ada korelasi antara kualitas kritik yg disertai empati ataupun disertai solusi atau juga disertai benci. kritis itu bantahan atas ide bkn perilaku
Copas dari reply. IMHO, yang diomongin pandji mgkin kualitas kritisnya ga sih? Berangkat dari orang ngeliat/ngrasain ketidaksesuaian akan sesuatu, trs bisa diukur levelnya. Level 1 cmn kritis doang, level 2 kritis tapi mencoba memahami pihak seberang dgn empati. Dst... Klo menurut gw, itu kaya menyaring kritis mana yang bisa didengerin atau buat mengidentifikasi kritis begini dari siapa atau buat ngukur orang dengan kapabilitas gini kok kritisnya gini. Dan, kayanya bisa deh, kritis tapi sopan dan kayanya lebih tepat sasaran kalo pake empati. Cmiiw Dan (sekali lagi) menurut gw, kalo diterapin ke kritis sama diri sendiri, levelnya bisa applicable jugak. Kan lo jadi bisa ngebedain kualitas kritisnya buat diri lo sendiri. Yakan ada bedanya antara ngedumel "ajg ga guna banget gue, tolol. gini aja gabisa. nyusahin keluarga. mati aja lo." sama "Oke, gw ngerti lo lagi kena musibah. Bukan pilihan lo. Tapi lo gabisa lama-lama kyk gini."
hmmm sepertinya ada tingkat ke 4 bang pandji ada ke kekritisan berdasarkan ilmu filosofi , jadi memilah pemikiran yang sudah berkembang dan membuatnya menjadi pemikiran kita sendiri dan mungkin sikap kritis tingkat ke 5 bermuara pada eksistensialisme , karena tingkat kritis yang paling atas menurut saya ya nihilistik , melihat semua sudut pandang tidak penting
Satu contoh paling gampang menyimpulkan kekritisan orang Indonesia ada di level terendah atau sama sekali gak kristis2nya adalah ramenya caci maki medsos orang yg diframing buruk sama media atau dianggap menyakiti bangsa. Contohnya: dewa kipas wkwkwkwk
Contoh lain kekritisan level dasar: Orang melihat kemiskinan adalah sebuah masalah, pas ditanya "kenapa kok jadi masalah?" Jawabnya lama, kayak nungguin azan magrib.
Komentar sblm nntn videonya:
Pas baca tulisan sekilas di thumbnail, kebacanya "3 Level Kekristenan" wkwk
samaa, kagett bgt..ampir ngucap “puji Tuhan idolaku masuk Kristen” tadi 🙂
@@yunisimamora6264 wkwkwkwkwk. Kirain saya doang
Anjirr Gua Pikir Gua Doang Yg Gitu😂😂
Sama. Kaget juga lihat mas pandji bahas kekristenan xD
Kita satu server 😄
Conclusion : Lebih banyak memahami akan mengurangi rasa benci.
Ketika sudah banyak memahami tapi dia malah balik membenci rasanya sedih sekali.... 😪😪😪😪
3 Level Kekristusan:
1. Ia sebagai Bapa
2. Ia sebagai Putra
3. Ia sebagai Roh Kudus
Kekritisan woii😂
bukan dong
😯
Si bangke wkwk
Bukan woii wkwkwk, tapi gua bacanya juga gitu sih pertamanya wkwkwk
Gw setahun terakhir nungguin dan berharap bang pandji buat video bareng bang sabda ps. Bakal wah banget pasti kalau ngobrol berdua. Karena 22nya jadi orang yang paling banyak gw dengerin omongannya beberapa tahun terakhir, dan ngeliat punya beberapa kesamaan.
Kalau nanggung sekalian ajak mba gamila sama mba cania. Bakal seru tuh bang 😅
Panjaaaang banget pasti. Fundamental nya sendiri, bang Sabda doang bisa panjang banget. Wkwk
Tapi emang krusial banget brou, buat ngejelasin dasarnya.
Kalo gw pengen pandji ngobrol sama Cholil Mahmud ERK, ngobrolin Indonesia.
Sumpah, ini ni yg namanya cerdas. Pola pikirnya sama banget, pemikir mendalam.
Nah,, bener nih.. bedanya criticized dan hate speech.. starting with sympathy - curiosity - empathy.. end up with solution terlepas dari bener apa salah paling engga jangan hate speech berkedok kritis.. keren mas pandji 👏🏻👏🏻
gua komen biar komentar ini naik
bener ga, kalo hate speech itu kritis level dasar tanpa empati yg diucapkan ?
Bang lu keknya ngebangun karakter banyak orang, termasuk gua. (dalam konteks ke arah yang bagus).
Keknya adek gua harus di ajari juga soal kritis, biar enggak seperti yang rendah tadi.
Gue bacanya
3 LEVEL KEKRISTENAN
Lah ini si Panji hari pertama puasa kok udah bahas kristen aje. Haha
kekritisan woi..🤣🤣🤣
Wkwk gw juga 🤣
gw malah bacanya 3 level keartisan
Sama , gw liat notif bacaannya 3 level Kekristenan njir wkakwka
ternyata saya tidak sendiri
Kritis adalah mampu membedakan atau membedah sesuatu sehingga dpt melihat hakikatnya, implikasinya, dan argumen² yang menyertainya..
Aku enjoy banget nonton nya ilmu yang penting banget bagi aku yang SMP
bang gue suka banget kalo lu bikin video level2 tentang sesuatu gitu, kayak level ketersinggungan yg sm ka cania
Dari sini saya bisa tahu berapa level saya dan teman2 saya pada umumnya. Makasih, Bang Pandji, video ini menginspirasi, 😁
sepemikiran bang 👍saya berharap anak-anak, remaja, atau orang yang masih proses dewasa melihat ini dan mau evaluasi diri. saya juga masih berusaha saat ini untuk lebih menahan diri memahami dulu sebelum menyampaikan pendapat.
saya liat banyak yang pengen niatnya kritik di media sosial khususnya anak muda tapi kurangnya empati mendahulukan membenci terus bingung mau ngomong apa, merasa urgent akhirnya malah mencari kalimat-kalimat mudah yang buruk yang bisa mewakili kersahan dia, jadi langsung ngatain bodo/dongo/bego dsb. malah jadinya ngehujat doang seperti yang bang pandji bilang jatuhnya juga malah penilaian yang subjektif ketimbang objektif. apalagi kalau ini anak-anak pada ngikutin idolanya eeh idolanya sama kelakuanya begitu astaga🤦♂️ padahal orang-orang yang dikatainya memiliki riwayat hidup atau pendidikan yang tidak buruk juga. karna kurang atau enggannya mereka memahami situasi apa yang sebenarnya terjadi pada orang lain membuat kritiknya jadi bias juga. pengalaman memang penting untuk proses dewasa, semakin kita bertumbuh semakin kita mengerti apa yang sebenarnya terjadi, semakin kita mengerti apa yang sebenarnya terjadi semakin bijak kita atau bahasa lainya memiliki kemampuan untuk membedakan dan menilai suatu kebenaran dengan tepat. bisa juga didapatkan dengan sedikit bicara banyak mendengar, tentu mendengar dari ahlinya atau orang yang berpengalaman dalam hidupnya seperti orang yang lebih tua dari kita atau orang2 seperti bang pandji ini yang mau berbagi pengalaman hidupnya. bagi saya kekayaan anak muda adalah waktu dan kekayaan orang tua adalah pengalaman.
saya liat perdebatan di media sosial juga jatuhnya udah kaya ad hominem (logical fallacy) lebih menyerang subjeknya ketimbang membahas argumennya. contoh kasus terakhir saya lihat ada orang kritik akun sekretariat negara yang ngepublikasikan pernikahan artis dengan baik dan sopan malah dikatain laki-laki ko nyinyir ciakakak sama akun tante2.
wkwkwkwk waduh jadi banyak ngongomong ga jelas saya kemana2 maaf🤣
"Ngomong itu nggak doang, bicara bisa menggerakkan orang " panjing
Lu typo apa gimana tuh bang?😂
tadi sekilas lihat di notifikasi,Panji Upload "3 Level Kekristenan" pikir gw sejak kapan panji pinda agama
wkwkwkkw :v
Mantap bang, sangat menginspirasi
Goksss bang, ini yang perlu di bahas untuk bersikap berkomentar disosmed dan lainnya.
Alhamdulillah 14menit gak kerasa hilang, menuju berbuka... Hari ini cukup berat, ngecat garasi, jemput anak les, kirim produk jualan... Alhamdulillah
Gua kira 3 level kritis menurut habermas
1. Kritik konstruktif, kritik yang membangun
2. Kririk destruktif, kritik yang menghancurkan
3. Kritik dekonstruktif, kritik yang tidak menghancurkan, tapi membangun kembali dengan pandangannya dia
Panji buat"sendiri wkwkw
@@domu1911 anak mana bro?
Mantap bang Pandji, seperti biasa terimakasih ilmunya
ada ayah ngajak 2 anaknya ke kereta,
di 2 kereta itu, anak2nya berisiiik banget
lari-lari, loncat2, ganggu penumpang yg lain
penumpang2 yg lain pun jengkel
penumpang A : (ngedumel) ini ortu ga bisa didik anak
penumpang B : ini anak nakal banget, laporin petugas apa ya
penumpang C : nanya si bapak nya, ada apa pak,
si bapak menjawab : mereka baru saja kehilangan ibu nya...
DEGG...
penumpang2 yg lain jadi diam dan ada pula yg mendekat dan memeluk anak-anak tersebut...
kadang kita cukup sulit utk mengetahui "kenapa" hanya dari pengamatan / obeservasi aja,
kadang kita perlu cari tau dan bertanya untuk lebih jelas
Hmm barangkali bocah yang dikritisi bang Panji soal bukunya dijual online mamang bener-bener bocah aja yang pengen baca bukunya abang tapi taunya dia toko buku cuma offline dan online terlalu ribet buat dia entah gada atm ortu yg sibuk atau entahlah kan bisa juga.
Itu konsep tabayyun kan bang, wah bener2 halus lu dakwahnya di awal ramadhan
sering" sharing pendapat dan pengalaman tentang cara berpikir dan cara hidup kayak gini bang. haturnuhun
Memahami sebelum membenci. Oke Bang.
gua setiap mau tidur muter kontenya bang pandji, buat penghantar tidur aja
kritis level dasarnya adalah kritikus
sementara kritis level atas ada pemberi kritik dan solusi namanya konsultan, dan biasanya konsultan dibayar mahal
Orang tua belum tentu punya empati apalagi yg dari kecil ga pernah mengalami kesulitan yg se berat orang yg kurang beruntung.
Lebih tua bukan berarti lebih dewasa sih apalagi empati dan kebijaksanaan...
Setujuuu
Anak muda rata2 tidak kritis..anak muda rata2 kreatif iya bener....👌
Kritis lvl menengah : ortu (termasuk pandji) pengen sekolah itu berbasis pemahaman bukan hapalan.
Guru kesulitan meminta murid membaca, sehingga mrk mengunakan metode menghapal untuk "memaksa" murid membaca.
Hayo, sapa yg bisa kritik lvl tinggi???
Thank you bang, nambahin wawasan lagi 👌🏼
Bang panji berarti para politisi kebanyakan kritisnya di level menengah dong.. Karena pernah dengar salah satu politisi ngomong "kita udah capek2 mikir kenapa harus kasih solusi, seharusnya yang buat kebijakan dong" lucu sih ini bagiku..
Hmm ada yang salah dari tulisanmu keknya
Alhamdulillah gw di level 3,
cuma problem utamanya nyampaikan solusi itu yang sering jadi masalah, entah masalah di diri sendiri ataupun orang lain. Alhasil biarpun tau solusinya lebih banyak diem...
Waw aku salfok sama bukunya wkwkwk
menurut gw usia bukan patokan,
contohnya sekarang dimedia sosial banyak sekali orang yg hanya kritis level 1 dari yg muda sampai yang tua, membenci sebelum memahami dan kurangnya rasa empati.
Mungkin karna banyak yang gabut dan membuat mereka mengomentari sesuai yang bukan dibidangnya tanpa riset terlebih dahulu.
"MUNGKIN LU GAK AD YG NGAJARIN, ORTU LU SIBUK, ATAO GURU LU RIBET, DAN LU GA SUKA SAMA GURU LU SENDIRI. MUNGKIN VIDEO INI BISA MEMBANTU" 🤣🤣🤣
gw males kritis .... pusing pala
mending mikir aja bentar .... trus liat manfaat / kekurangan nya
main catur aja buosen hsh :^
hari pertama puasa...
pandji be like: hmm kayaknya asik bahas 3 level keKRISTENan ...
canda pandji :v
Jangan lupa bang, itu berlaku juga semisal kondisinya terbalik
Kita awalnya yakin seseorang bener, tapi setelah dikritisi lebih lanjut ternyata salah
Dari dulu saya nyebut ini, "beri 70% keyakinan dan sisanya keraguan"
Soalnya saya pernah ditawarin bisnis, yang ternyata setelah ditelaah lebih lanjut, bisnis itu skema ponzi
Thanks bang kontennya. Terkadang gw mau komen untuk mengkritisi konten orang lain, tapi ditahan karena nemu kemungkinan jawabannya haha.
Mahasiswa 98 kritis level atas, di atas gedung DPR
Hemmm
Banyak juga yang ngikut rame, kek omnibuslaw banyak yang ikut gk menjamin semua kritis, jgn tanya bukti cari aj sendiri
tahun 98 presurenya lebih besar, karna yg mereka lawan adalah Soeharto. Bayangin lo demo dipantau petrus dari jauh.
Sosmed pun belum ada. jadi gak mungkin mereka demo karna mau pansos atau jadi selebgram seperti marak belakangan ini.
Gak ada statement gw yg mengatakan semakin banyak massa yg ikut demo jadi semakin kritis. Kritis itu dilihat dari kualitas bukan kuantitas.
Untuk mengasah kekristenan, banyak membaca buku
Berarti insecure yang sering dikatain orang sebenernya kritis level tinggi ya
"tat twam asi" yang artinya " aku adalah kamu, kamu adalah aku" jadi sebelum mengkritik, mengatai, mencela perbuatan orang cobalah memposisikan diri sebagai orang tersebut, seandainya kita adalah dia gmana ya? Apa saya bisa lebih baik dari yang dia lakukan, atau bahkan saya lebih buruk...
jadi pengen denger argumen bang pandji sama om deddy tentang kritik ini
Terima kasih mas Panji🙏
Thank you bang Pandji udah selalu ngeshare pemikirannya 🙏
gua dengerin ini ful sebelum yoga hahahaaha, makasih for sharing bang pandji
Boleh gak bang kalo omongan Bang Pandji sekarang aku jadiin referensi menulis, Bang? Berarti kalo ambil dari video youtube, itu termasuk link internet ya, Bang? Atau gimana cara nyantumin sumber referensinya, Bang? 😁
Ini udah gua lakuin ke emak gua pas gua liat dia melakukan kesalahan dari tindakan dia tapi dia balik ngomong "elu tuh sok pinter yaa, ga usah ngasih tau ini itu dah ke orang tua, lo aja masih kaya gini, urus diri lo dulu aja baru orang lain, sukses aja belum ngatur2 orang tua lo" dan saya pun terdiam masuk kamar tutup pintu ngomong keras sambil nyinggung, ga harus jadi pakar kesehatan atau dokter dulu kali buat ingetin udah makan apa belum!! Masa ngasih tau hal sepele yg menurut kita salah aja tunggu harus sukses, emang anak mah babi orang tua mah dewa
Mak lo lagi men kali ngab :v
asalamualaikum bang panji ,daerah bogor apakah ada komuntias standup,, saya ingin bisa ikutan bang salam dari bogor
Terkadang bocil dan anak2 remaja yg belum bijak itu mereka merasa menjadi bijak tapi malah gak bijak😂
mungkin kurang riset wkwkkw
@@ekaliu821 bisa jadi😂
kasih rekomendasi literatur buat menambah level kekritisan bang
Siapa yang cinta dgn shallawat nabi Muhammad
Saya Doa kan semoga rijkinya berlimpah ruah Aamiin yra
gue tiap baca komen di twitter: ini negara penduduknya hancur, closed minded semua.
baca komen disini: ah, tenang. masih ada harapan.
Sekilas di thumbnail kebacanya 3 level kekristenan. Hampir aja saya praise & worship.
sekilas baca 3 level kekristenan
bisa jadi tak kenal maka tak benci, karen g kenala padahal kita biasa aja
Gua baca pertama kali, 3 level kekristenan
Bang pandji, bahas dong film "KINIPAN"
Nah bang gw ada pertanyaan mengenai seberapa parah sih kita dibatasi dalam kebebasan dibanding jaman pa Harto itu kenapa setiap komen mengkritik pemerintah langsung dibilang awas hilang, awas tukang bakso dll?, padahal gw beranggapan kalau yang komen yang katanya mengkritik tapi sebenarnya menjelekkan atau menjatuhkan pemerintah
Nah satu pertanyaan lagi bang apakah dalam kebebasan berpendapat itu ada batas batasannya atau kita sebebas bebasnya mengungkapkan sesuatu?
Semoga dijawab sama bang Pandji terimakasih banyak bang
be more considerate
Gua bacanya 3 Level Kekristiani. 😅😅😅😅
Alhamdullilah gue udh d level sedang bang, sedang menuju level atas 😊
jangankan anak" bang, netijen lulusan S1 banyak yg ga bisa berfikir seperti itu, mulut (jari) lebih duluan daripada otak
Nice,
Setiap orang yg terganggu rasa keadilannya, dia akan jadi kritikus. - RG
makasih bang pandji🤟
Jir kebacanya kekristenan dong😂
Juni paling anti dikritik
Goks
Siapa yg di sini bacanya 3 level kekristenan?? 😂😂🤤🤣🤣
dampak sekolah online.
Saya tydacc
Loh solusi itu bukan syarat dr “kritis”, kritis itu cuma temuan loggical fallacy gak ad hubunganny sama rasa empati, benci ato sopan santun, justru sopan santun pada pikiranlah yg menyebabkan kritis bisa terhenti. Kritis intinya bantahan argumen dalam ide atau alternatif pikiran
Saran: jangan kebanyakan menghafal / terpaku sama buku teks, pahami dulu ilmunya.
IMHO, yang diomongin pandji mgkin kualitas kritisnya ga sih?
Berangkat dari orang ngeliat/ngrasain ketidaksesuaian akan sesuatu, trs bisa diukur levelnya. Level 1 cmn kritis doang, level 2 kritis tapi mencoba memahami pihak seberang dgn empati. Dst...
Klo menurut gw, itu kaya menyaring kritis mana yang bisa didengerin atau buat mengidentifikasi kritis begini dari siapa atau buat ngukur orang dengan kapabilitas gini kok kritisnya gini.
Dan, kayanya bisa deh, kritis tapi sopan dan kayanya lebih tepat sasaran kalo pake empati. Cmiiw
Dan (sekali lagi) menurut gw, kalo diterapin ke kritis sama diri sendiri, levelnya bisa applicable jugak. Kan lo jadi bisa ngebedain kualitas kritisnya buat diri lo sendiri. Yakan ada bedanya antara ngedumel "ajg ga guna banget tolol gini aja gabisa" sama "Oke, gw ngerti lo lagi kena musibah. Bukan pilihan lo. Tapi lo gabisa lama-lama kyk gini."
@@RezaKulasidini iya ttp saja kita ttp bisa kritik ap yg d sampaikan panji juga dong, ke3 level itu parameterny ngaco, ke 33 ny cuma “ragam sikap dgn kritik” bukan “level kritik”. emang apa kaitanny kritik doang, kritik plus empati, n kritik plus solusi? mau disertai empati mau disertai rasa benci mau disertai solusi mau disertai masalah baru kritik ya ttplah kritik atau temuan dr reasoning yg gak runut ato fallacy, gtu loh 😄
@@BURID007 Gada yang bilang gaboleh mengkritisi apa yg diomongin pandji deh, perasaan.
Kan uda gw paparin, kalo gw nangkepnya lebih ke buat mengukur kualitas seseorang buat mengkritisi sesuatu. Dan buat nyaring mana yang bisa didengerin, mana yang engga. Dan bisa jadi, apakah yang kita kritisi bakal didenger sama yg bersangkutan.
Dari sononya, mengkritisi emg bukan jadi standar orang sopan atau tidak.
Tapi, kan kita bisa bedain mana 'pegawe tolol ga guna, masa phytagoras kaga ngarti.', 'pemerintah goblok' sama 'oke. gw ngerti lo mau bikin ini itu. tapi alangkah baiknya, lo selesaiin apa yg masih belepotan.' Dan balik ke contoh mengkritisi diri sendiri, mana yang lebih lo denger?
Kalo yang dikritisi udah pake bahasa santun berkali-kali dan kepentingan kita terganggu krn gada perubahan sikap, ya itu lain cerita.
@@RezaKulasidini nah iya itu yg pas kritis tidak memerlukan “SOPAN SANTUN”, beda sama behavior yg lariny ke akhlak atau perilaku, sama sekali ga ada korelasi antara kualitas kritik yg disertai empati ataupun disertai solusi atau juga disertai benci. kritis itu bantahan atas ide bkn perilaku
Copas dari reply.
IMHO, yang diomongin pandji mgkin kualitas kritisnya ga sih?
Berangkat dari orang ngeliat/ngrasain ketidaksesuaian akan sesuatu, trs bisa diukur levelnya. Level 1 cmn kritis doang, level 2 kritis tapi mencoba memahami pihak seberang dgn empati. Dst...
Klo menurut gw, itu kaya menyaring kritis mana yang bisa didengerin atau buat mengidentifikasi kritis begini dari siapa atau buat ngukur orang dengan kapabilitas gini kok kritisnya gini.
Dan, kayanya bisa deh, kritis tapi sopan dan kayanya lebih tepat sasaran kalo pake empati. Cmiiw
Dan (sekali lagi) menurut gw, kalo diterapin ke kritis sama diri sendiri, levelnya bisa applicable jugak. Kan lo jadi bisa ngebedain kualitas kritisnya buat diri lo sendiri. Yakan ada bedanya antara ngedumel "ajg ga guna banget gue, tolol. gini aja gabisa. nyusahin keluarga. mati aja lo." sama "Oke, gw ngerti lo lagi kena musibah. Bukan pilihan lo. Tapi lo gabisa lama-lama kyk gini."
Gw Kristen langsung gw klik.. 😂😂😂
Kayaknya mas Panji bukan level kekritisan deh
Tapi level overthinking aja
Berarti next colab sama :
Budiman sudjatmiko
Rocky gerung
Dandhy laksono
Mereka juga kritis tuh bang
Bajunya design Shira ya Bang? Keren uga..
aku bacanya 3 level kekristenan
wkwk
hmmm sepertinya ada tingkat ke 4 bang pandji
ada ke kekritisan berdasarkan ilmu filosofi , jadi memilah pemikiran yang sudah berkembang dan membuatnya menjadi pemikiran kita sendiri
dan mungkin sikap kritis tingkat ke 5 bermuara pada eksistensialisme , karena tingkat kritis yang paling atas menurut saya ya nihilistik , melihat semua sudut pandang tidak penting
kenapa gak buat jurnal bang
Entah kenapa aku baca judulnya malah kekristenan😌
Satu contoh paling gampang menyimpulkan kekritisan orang Indonesia ada di level terendah atau sama sekali gak kristis2nya adalah ramenya caci maki medsos orang yg diframing buruk sama media atau dianggap menyakiti bangsa.
Contohnya: dewa kipas wkwkwkwk
gw lebih suka bentuk buku fisik deh
3 level kekristenan
Semangat ngonten hariannya bang
kampret gue bacanya 3 lever. kekristenan wkkwk
Vancat nya kk
Anjir, euG bacanya 3 level dalam kekristenan 🙄
saat pertama kali baca gw kira kekristenan
Anak muda dan kritis itu gak ada hubungannya sih keknya
Contoh lain kekritisan level dasar: Orang melihat kemiskinan adalah sebuah masalah, pas ditanya "kenapa kok jadi masalah?"
Jawabnya lama, kayak nungguin azan magrib.
Gua bacanya 3 level kekritistianan
Telat 1 jam 10 menit
Level kekristenan 🤣🤣
Ketika berani ibadah meski digusur ckuakkkzzz
Gua bacanya 3 lvel kekristenan
ternyata bukan gw doang yang salah baca judul
:))
Ok thank you
Kalo nggk mau jatuh naiknya jangan terlalu tinggi juga?
Tingkat kekritisan Rocky Gerung kira2 termasuk level mana ya ?