Eh memahami pertanyaan itu sulit loh, karna ada kemungkinan bakal muncul pertanyaan-pertanyaan baru, kadang pertanyaan juga sulit dicerna. Perkataan bapaknya abang ini benar sekali.
Pernah belajar sesuatu sampai bisa menghabiskan waktu berjam-jam dalam sehari. Tapi ada orang yg cuma menghabiskan mungkin satu jam atau setengah jam dalam sehari tapi hasilnya bisa lebih. Setelah itu aku sadar, ternyata bukan tentang "seberapa lama kamu melakukannya, tapi bagaimana kamu melakukannya".
Kesimpulan yang kudapat: "Rajin belajar tapi dengan cara yang salah sama saja dengan membangun kebiasaan yang buruk. Lebih sulit menghilangkan kebiasaan yang buruk daripada membangun kebiasaan yang baru."
ini kayak gua pas ngaji, udah kebiasaan baca satu surat yang di mana nadanya salah tapi karna terus menerus ke save di otak, terus dikoreksi sama ustadz kalo itu salah dan mau benerin nadanya sangat susah perlu waktu lama
Kenal beberapa orang yang udah khatam obat generik, mereka udah tau sakit ini obatnya ini. Tapi bahkan mereka ga tau kalo kebanyakan obat itu cuma penghilang/pereda gejala, bukan menghilangkan penyakit/penyebab rasa sakitnya, akhirnya sering self diagnose dan nentuin obat sendiri tanpa resep dokter, dan sudah ditahap kecanduan. Belum lagi pemikiran hujan-hujanan bikin masuk angin, tidur dengan kipas / AC bikin paru-paru basah, dsb.
yap, benar bang. maaf tapi kenalan abangnya apakah dgn background seorang apoteker bang ? Atau baru pharmacist ? Krn pemahaman sya dulunya seperti itu. Krn pharmacist pemahamannya belum cukup bang. Benar tentang obat-obatan tidak cukup hanya sekadar tahu dan sesimpel itu apalagi sampai self diagnosis. Kalau dipelajari dan dipahami lebih jauh lagi tata cara pemberian obat dalam pelayanan tidak sesimpel hanya diberikan obat kepada pasien, namun ada informasi obat dan edukasi saat pelayanan yg diberikan, bahkan jika itu sebuah resep dari pasien, apoteker akan diskusikan atau konfirmasi ulang mengenai obat dgn dokter ataupun sbaliknya. Inilah pentingnya peran Apoteker dlm edukasi krn sesuai profesi nya, sesuai slogan Tanya obat, tanya apoteker
@@murniayu1518 beragam kak. Dari yang pekerjaannya terkait obat-obatan, sampai yang awam yang hanya bermodalkan pengalaman aja. Cuma poinnya adalah miskonsepsi dari penggunaan obat ini bikin masalahnya ga pernah berakhir. Buat apa tahu banyak obat tapi ga tau penyebab sakitnya yaitu pola hidup yang masih ga sehat (makan sembarang, jarang olahraga, pola tidur berantakan). Belum lagi kalau belajar tentang farmakogenomik, pasti mikir-mikir lagi kalau mau konsumsi obat generik. CMIIW 🙌
@@makotodaiwaambara2814 yep! bener bang konsumsi obat tanpa jaga pola hidup sama aja gak ada hasilnya. Ini udah bagian dari informasi dan edukasi jg sebenarnya, bahkan dibutuhkan pengontrolan berlanjut. InsyaAllah gak miskonsepsi kok bang klo terkait obat-obatan cusss boleh nyari Apoteker 🙌 thanks jg sharingnya bang✌️
@@makotodaiwaambara2814 bener bang, konsumsi obat tanpa dijaga pola hidup bisa gak ada hasilnya. Tapi miskonsepsi tntang penggunaan obat ini, kalo nemu apoteker bakal dijelasin kok krn udah termasuk dlm informasi dan edukasi yg diberikan dr apoteker saat konsultasi, bahkan jika diperlukan dilanjutkan dgn pengontrolan. InsyaAllah terkait obat, info dan edukasi lebih jelasnya bisa cusss nyari Apoteker 🙌 thanks bang diskusinya ✌️
Belajar jangan takut salah, belajar lah dari kesalahan. Buka ruang kritik bagi orang lain, yang secara ga langsung disni kita juga belajar public speaking, menyampaikan suatu poin yang kita pahami untuk dipahami audiens. Sejauh ini, metode itu yang gw pakai, biar bisa mengais beberapa hal lain dri pembelajaran yang gw jalani
Bener banget, fundamental pengetahuan itu penting banget. Tetapi kurikulum yang pernah gua enyam (KTSP dan K2013) ga membahas fundamental tersebut, 2 kurikulum itu dibuat untuk mengejar ketertinggalan kita di olimpiade sains aja. Parahnya semua siswa disuruh untuk mengejar hal tersebut, padahal kan yang perlu semua siswa mengerti hanya fundamental. Kalau sudah terkait minat ga usah disama raatakan, biarkan merdeka dalam memilih minat
Dalam Islam yang dimaksud semakin banyak belajar maka semakin bodoh adalah ketika seseorang belajar sesuatu tetapi tanpa adanya seorang guru sehingga sanad keilmuannya tidak jelas kemana arahnya dan menjadi seseorang tersebut akhirnya berpendapat sendiri tanpa ada yang mengarahkan sehingga bisa menjadi sok pintar atau bodoh mendadak
@@maulidameilanadewi6206menurut gw mentor itu org yang tau kalo lu berada di track yang tepat atau nggak. Otomatis mentor itu org yang harus tau medannya dan bisa nentuin metode apa yang paling bagus menuju itu
Karena kalo belajar mendiri kita gk Tau metode belajarnya spt apa, prioritynya gk Tau mana dulu yg urgent utk dipelajari, menguraikan masalah, pengalaman jg influence bgt, intinya perbanyak pengalaman itu paling penting jadi kita bisa menentukan metode belajar itu sendiri dgn efisien, kalo kita gk pernah nyoba, kita gk akan Tau metode belajar efisien
@@semalambobodimana7112 Betul, ak kalau di pelajaran MTK suka bingung sendiri, kadang suka ngestuck di salah satu proses. Butuh banget yang namanya mentor buat bantu ak mecahin masalahnya. Minimal ak bakal dikasih tau metode apa yang dipake untuk menyelesaikan masalah tersebut. Meskipun udah nonton beberapa materi MTK di yt, kadang masih suka bingung kalau nemu soal baru yang kadang metodenya belum pernah dipelajari.
Otak manusia ibarat processor sih, berapa banyak core & thread, & berapa banyak yang bisa bekerja sekaligus. Jadi yang paling penting sih kita harus memahami kinerja otak kita sendiri dari pengalaman, bukan dari buku. Jadi sekalipun kita salah awalnya, kalo kita paham dengan pola pikir sendiri, kita bisa mengambil langkah cepat. Apalagi yang processornya spek tinggi
Gw suka banget sama aplikasi dari kemampuan berpikir dasar yang dipunyai Cania: Dari awal video aja udah ada suara srupat-sruput minuman, eh ternyata disponsori oleh Kopi Kapal Api! Tanpa harus ngeliat Cania yang lagi nyeruput kopi pun, dengan dengar suaranya aja jadi tergerak buat ikutan nyeruput kopi juga. Bahkan sampai akhir video juga ga sekali pun nyebutin sponsornya: Subliminal Messaging!
Demi ALLAH. narasi ini ngebantu banget buat gw, dengan problematika hidup yang gw alami, dengan permasalahan yang gw hadapi. thnk banget buat kalian semua tim malaka project salam hormat dari gw. sehat sehat kalian semua.
Belajar dengan cara yang salah dan belajar dengan cara yang betul bisa sama sama ke penguasaan di bidang tersebut. Hanya saja belajar dengan cara yang salah butuh waktu yang lebih lama karena ga efektif.
Rajin itu penting, apalagi untuk kalian yg belum tau path keilmuannya, tanpa mentor, tanpa fasilitas, kalian akan tetap dituntun kejalan ilmu itu sendiri meski harus maju mundur atau ulang dari -100% Menurut ku video ini lebih cocok untuk kalian yg pengen tau tentang improvement dari sisi efektivitas belajar, dan bila kalian tambahkan 'rajin' tentu akan jauh jauh jauh lebih bagus Dilingkungan sekolah ku mau sd smp sma kuliah kerja, sebagian besar yg rajin biasanya yg lebih menguasai pelajaran 😊
Kuncinya adalah bagaimana dia memprioritaskan sesuatu, memrencanakan sesuatu, menguraikan sesuatu, kalopun dia bisa respond cepet itu karena dia suka coba Hal baru, jadi ketika org lain ngobrol dia cepat tanggap gk Lola kek kita 😂 intinya perbanyak pengalaman sebanyak mungkin
Yang penting buat aku bernafas dengan baik juga bener sama terakhir bersyukur kemudian sehat-sehat selalu waktu yang sama ... Itu aja sih kak, sehat-sehat juga kak nya jangan lupa cara bernafas sama bersyukur ya,....
Tujuan belajar itu tidak mutlak hanya disatu titik, benar sekali kalau ada prasyarat dalam mencapai tujuan. tapi ketika prasyarat itu sudah dicapai sebenarnya dia sudah mencapai tujuan di titik itu. dan ketika tujuan di titik yg disebut prasyarat itu tercapai prosesnya mungkin akan mengalami jalur yg berbeda dengan kebanyakan orang lain dia menggunakan metode yg berbeda dan itu tidak bisa dikatakan sesuatu yg salah, dengan perbedaan itu mungkin saja dia bisa menciptakan cara2 dan metode yg baru yg lebih luar biasa dan hasil dari proses belajar itu akan lebih sempurna. inilah yg bisa dikatakan orang yg mempunyai kerinduan utk menciptakan hal baru yg belum pernah terpikirkan orang lain.
Kalau mau cari contoh belajar yg salah, gak usah jauh2 ya konten ini sendiri. Rajin itu intensitas, belajar yg benar atau salah itu persoalan kualitatif. Jadi yg dibicarakan gak nyambung. Benar salah relatif. Tidak perlu diperdebatkan, namanya belajar yg salah, ya salah pasti merugikan.
Terlepas benar atau salah, apakah intensitas dalam belajar memberikan efektivitas untuk memahami suatu informasi, ataukah sekedar menghafal informasi tersebut?
Lain dulu lain sekarang, dulu ilmu sulit didapat, sehingga siapa yang rajin belajar pasti pandai, kalau sekarang ilmu sudah mudah didapat maka siapa yang mampu menyempatkan waktu untuk bekerja daripada asyik bermain maka dia yang beruntung.
@@cania_citta Iya aku paham kak, berarti kan bukan masalah rajin atau tidaknya, tapi masalah benar cara belajarnya atau salah cara belajarnyakan? Karena rajin dan tidak rajin disini kan berperan sebagai penambah dampak dari belajar yang salah atau benar itu kan? Entah tambah pinter atau tambah bodoh. Gitukan? Bener gak sih? Brarti paling aman buat orang tak mau ambil resiko adalah dengan males belajar ya kak, karena poinnya tetep 0 gak sampai -1 apalagi kelipatannya. 😃
@@andikachandra160 logikanya ga gitu juga bro. Premisnya adalah "rajin pangkal pandai"......yang di maksud konten ini apakah dengan rajin belajar sudah pasti pandai ?? Kan itu pointnya. Jadi penekanan di konten ini rajin belajar itu tidak menjamin bakalan pandai. Kalau ikutin premis di komen bro ya memang seolah2 yang penting itu cara belajarnya bukan soal rajinnya. Kalau penekanannya soal cara belajar "saja" seolah2 logika bro benar. Tapi kalau bro ikutin konten2 cania dan team malaka project....penjabaran kontennya punya struktur....ada latar belakang...back ground pembahasan tentang " cara belajar " yang benar itu seperti apa. Struktur konten mereka punya sistem agar lebih mudah di pahami. Ga tiba-tiba loncat ke inti masalah trus balik ke latar belakang trus loncat ke daftar pustaka trus lanjut ke kesimpulan.....enggak bro....logika berpikir mereka team malaka project seperti sudah ada standar struktur kontennya seperti apa. Jadi cania di awal menjelaskan latar belakangnya tentang quote " rajin pangkal pandai ".....baru kemudian di jabarkan sehingga masuk ke intinya tentang "cara belajar " yang benar dan kesimpulan akhir kontennya....jualan ...hehe
@@willydargianto7549 oh ibarat kak cania mensyarah premis "Rajin pangkal pandai", lalui masuk ke topik yg lebih spesifik yang masih menjelaskan kaliamt di awal. okey bisa saya pahami, meskipun delay karena lemotnya otak ini hehehe
Coba, LATIH, biasakan utk BERPIKIR SENDIRI, apalagi utk hal2 yg UNIVERSAL-gak perlu apa2 ngutip dari kitab suci A B C D, GAK ngelarang sama sekali, cuma efektivitas dalam "MEMBANGUN" cara berpikir yg baik dan benar itu GAK akan pernah lo dapat/punya... klo semua hal masih/harus lo kait2in dgn BUKU2 KUNO DARI MASA LALU. 😂 Belajar utk BERPIKIR SENDIRI aja tanpa harus ngikutin dogma2 *siapapun* krn sstu yg UNIVERSALLY BENAR ***pasti*** akan terlihat oleh semua org kok.
Ketika kita belajar dan kita salah, artinya kita juga belajar sesuatu bambang. Sometimes to know what doesn't work make us know what is truly work. Wong kadang udah bener aja tetep dicari tahu langkah yang salah. Supaya anda tahu keseluruhan isi labirin. Dan ada sumber kesenangan dalam menyisiri seluruh labirin itu.
Semakin banyak pengalaman semakin pintar.. saya percaya kaidah 10000 jam Kita akan tau mana yg salah dan mana yg benar dari pengalaman Bagaimanapun rajin itu adalah bagian dari cara yg akan membuat seseorang itu mahir.. sebaik apapun teorinya, tanpa rajin hasilnya tetaplah nihil Seperti kata Bruce Lee.. "I fear not the man who has practiced 10,000 kicks once, but I fear the man who has practiced one kick 10,000 times."
belajar di kampus itu bukan tipe belajar aku banget, belajar bareng2 dengan kondisi suasana kelas rame. jadi sadar kenapa selama ini aku ngerasa semakin bodoh, pdhl setiap hari pergi ke kampus buat belajar
Menurutku juga dalam belajar ada 1 hal yg sering dilupakan oleh banyak orang ketika mau belajar yaitu gaya belajar (visual, auditory, both as in audio-visual, atau kinesthesia) dan ini salah satu hal yg dikecewakan dari sistem sekolah menurutku. Semua orang punya gaya belajar dan cara memahami yg berbeda, menurutku penting juga memahami diri kita sendiri dulu jadi kita tahu cara belajar yang paling pas buat kita tuh gimana. Beda gaya belajar bakal mempengaruhi metode belajar apa yg paling cocok buat kita juga. Contoh yg paling umum kyk ada siswa yg bisa belajar secara optimal lewat les di bimbel tapi ada juga yg malah gabisa belajar kalo ramean sehingga bisanya harus les privat di rumah or 1-on-1/peer-tutoring atau malah lebih jago kalo belajar otodidak, dsb. Jadi sistem belajar cuma duduk di bangku & meja untuk melihat & mendengarkan pengajar ngomong trus dicatet tuh is not always the right method for you.
Setuju kalau salah langkah dalam belajar bisa memperlama proses belajar, tapi mungkin tidak bikin jadi lebih bodoh (kecuali ada penelitian pendukungnya?) Tapi kadang kita ga pernah tau apa yang kita belum tahu, dan apa yang perlu kita ketahui dulu (yang disebut the fundamentals ini). Rajin belajar bisa jadi salah satu jalan buat mengetahui ini.
Mbak ngejelasin hal yang sbenarnya simpel dan mudah... tapi banyak kali analoginya, dan yg sebenarnya bisa dijelaskan cepat, jd panjang dan terkesan rumit.. Nevertheless, tetap baik aja maksud dan isinya..
Yang rajin belajar aja belum tentu pintar, apalagi yang malas. Yang paling tepat menurut saya adalah rajin belajar dan tahu cara belajar yang tepat yg sesuai dengan gaya belajar kita.
Belajar yg bikin bodoh = menumpuk hafalan pengetahuan shg menutup akal (logika urutan dari awal ke akhir). Belajar yg bikin pintar = memahami urutan logika keilmuannya dari awal ke akhir sehingga akalnya terus berkembang
5:40 skill dasar/ilmu dasar nya.. kalau mau belajar ilmu baru kenalin ilmu dasar, dan fokus yang kamu inginkan. Harus nya seperti itu, Tapi di luar sana, ilmu dasar kga tahu!! Tapi sok ngerti, biar keliatan pinter.. tapi bareng di tanya malah diam kga bisa jawab, seperti itu lah org-org yg ku temui 😂
Gue dengerin video lo, dan ada beberapa hal yang bisa kita obrolin. Pertama, lo udah bagus banget buat nyampein ide soal belajar yang efektif dan pentingnya skill dasar. Tapi, kadang-kadang, penjelasan lo bisa agak berbelit-belit dan bikin audiens bingung. Mungkin bisa lebih to the point aja, biar pesannya lebih cepat nyampe. Selain itu, lo bisa coba lebih banyak pake contoh yang relatable buat audiens. Misalnya, lo ngomongin soal belajar renang dengan cara yang salah, itu udah oke, tapi bisa lebih banyakin contoh-contoh praktis lain yang bisa dihadapi audiens sehari-hari. Jadi, mereka bisa lebih ngerasain langsung relevansinya sama kehidupan mereka. Sebagai nasehat, coba deh lo kasih lebih banyak kesempatan buat audiens buat interaksi. Misalnya, ajakin mereka buat diskusi atau kasih tantangan kecil yang bisa mereka coba setelah nonton video lo. Ini bisa bikin mereka lebih engaged dan ngerasa dibantu secara langsung. Terus semangat buat bikin konten yang insightful, dan jangan lupa buat selalu evaluasi dan improve cara penyampaian lo. Keep it up
gua relate banget. jadi gua blm lama ini sekitar 3 bulan belajar gitar, belajarnya juga asal pakai cara2 sendiri, ngga ngerti fundamental karna kebelet maenin lagu terus upload sosmed. lalu belakangan ini mulai sadar kalau gua dah ngga berkembang karna gapaham fundamental dan hal2 dasar termasuk penjarian, pas maubelajar fundamental rasanya susah karna udah reflek dan terbiasa dengan cara2 salah yang dipelajarin sebelumnya, jadi malah aga sulit dibanding belajar dari nol karna harus ngilangin kebiasaan2 salah yang kebentuk sebelumnya
Belajar itu adalah proses dari yg tidak tau menjadi tau, dari yg salah menjadi benar, lumayan paradoks klo dibilang belajar malah makin salah berarti itu bukan belajar, malah dari kesalahan itu kalau belajar hasilnya jadi lebih baik. Intinya belajar tdk akan membuat seseorang jdi b0doh tapi malah memperlihatkan kekurang seseorang karena semakin kita belajar semakin kita tahu bahwa kita banyak tidak tau
Jangan salah memahami maksud video ini bro,gk ada orang yang bisa tanpa melalui masa sulit,dan gak ada metode atau cara belajar yang benar secara absolut,semuanya punya plus minusnya,tetap rajin belajar dan jangan mudah percaya atau pahami betul betul maksud videonya....jangan ditelan mentah mentah
Cara belajar yg efektif kalau tidak didasari dari kekuatan positif dalam diri kita utk mencapai tujuan dari belajar itu sendiri hasilnya akan tidak efektif. jadi menurut saya prasyarat utamanya itu adalah sudah siapkan mental dari kita sendiri utk berjuang dengan didasari semangat juang dan tahan uji. ini adalah prasyarat yg dibutuhkan utk mengukur seberapa efektif hasilnya. metode belajar yg efektif tidak akan pernah menjadi efektif kalau kekuatan, semangat dari dalam orang yg belajar itu tidak ada.
Mengingatkanku pada The Lost Tools of Learning-nya Dorothy Sawyer. Dalam esai 20 halaman yang ditulis pada 1947, Dorothy Sayers menjelaskan relevansi dan aplikasi Trivium, basis pendidikan klasik dan abad pertengahan berdasarkan Grammar, Logika, dan Retorika, yang diajarkan secara berurutan. Grammar, Logika, dan Retorika bukanlah "mata pelajaran" dalam arti materi pelajaran sekolah atau kuliah, melainkan alat pembelajaran. . Seluruh Trivium, pada dasarnya, bertujuan untuk mengajar peserta didik menggunakan alat pembelajaran secara tepat, sebelum ia mulai menerapkannya pada materi pelajaran. Pertama, grammar, bukan hanya tentang bagaimana memesan makanan dalam bahasa asing, tetapi struktur bahasa, dan karenanya bahasa itu sendiri. Kedua, logika, tentang bagaimana menggunakan bahasa, mendefinisikan istilah-istilah, dan membangun argumen. Ketiga, retorika, tentang bagaimana mengekspresikan dirinya dalam bahasa, bagaimana mengatakan apa yang ia harus katakan secara persuasif.
kadang pas baca buku pelajaran, saya biasa hanya baca hal yg diperlukan tanpa membaca latar belakang, tujuan, goal dari pelajaran tsbt. Di saat saya mencoba mulai baca dari halaman depan, barulah mulai muncul perubahan pada pola belajar saya dan sementara ini mengantarkan saya kepada pemahaman yg lebih dalam pada suatu materi. Jd saya selalu memulai dari pengertian kata-kata dasar dari suatu materi yang akan saya pelajari.
Kenapa perlu belajar.. hal berikut coba renungkan dulu. Pertama, yg bedain manusia dgn hewan adalah sifat kepo yg unlimited. Dari jaman baheula, manusia itu kepo ttg fenomena di sekitar, mulai dari skala mikro sampai kosmik, dari hal2 yg real sampai abstrak. Kepo selama puluhan bahkan ratusan tahun ini membuat science mulai tersusun hingga saat ini menjadi terstruktur. Yang kedua, inovasi manusia jg unlimited utk solving the problem mulai dari hal yg simpel sampai yg rumit. Bikin gubug, bikin api utk hindari gangguan hewan buas, bikin skema perdagangan, bikin negara, bikin sistem hukum, bikin tools utk jelajahi alam semesta, bikin tools utk kepoin materi penyusun dunia ini, kasih makan manusia yg pertumbuhannya eksponensial dengan lahan yg terbatas. Ya semuanya itu utk pemecahan masalah. Untuk itu manusia menciptakan bidang ilmu rekayasa sosial dan rekayasa teknis. Nah, ilmu yg ada saat ini telah melalui proses yg sgt panjang dan hakekatnya adalah utk meningkatkan taraf hidup manusia bahkan kualitas lingkungan hidup maupun lingkungan sosialnya. Hal2 kyk gini yg ga pernah didongengin guru2 shg sekolah dan kampus hanya jd sekedar pabrik pencetak siswa dan sarjana.
Beli tiketnya sekarang sebelum kehabisan adalah teknik marketing menggunakan bias kognitif. Hehehehe. Ini dari video cania juga. Thanks cania krn dari video lu gue udh semakin terlatih melihat informasi secara logis dan rasional
cara saya sederhana loop nya seperti ini MASALAH=>tentuin target=> diskusi=>praktek=>error=>diskusi=>praktek=>error=>nyerah=>istirahat=>diskusi=>bacadokumentasi=>berhasil=> repeat
Rajin pangkal pandai ataupun hemat pangkal kaya, harus dipahami dalam cara pandang kausalitas entitas yang khas dalam filsafat Timur. Kausalitas ini bisa disalahpahami jika pikiran kita disetel dalam cara pikir sebab akibat Filsafat Barat.
Pepatah lain yang bisa gagal dipahami adalah "Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian". Untuk memahami maknanya, perlu lebih dulu mengerti perbedaan paradigma Timur dan Barat.
dari pengalaman sya sendiri belajar dari Rasa ingin tahu lebih efisien,menyenangkan dan Tidak melelahkan . jika disaat belajar merasa bosan atau lelah sya hentikan sampai merasa lebih baik lagi baru dilanjutkan
Belajar juga harus sesuai dengan dengan tujuan/cita cita, cita cita jadi dokter belajar biologi, kesehatan, dll. Masa mau jadi dokter tapi yang dibaca adalah cara membuat mobil
@@NightphiloStory Timothy Ronald: Elu akan miskin selamanya, jikalau elu masih generalis. Itu ucapan dari si pawang krypto secara langsung.😅 Menurutku masuk akal juga sih, lebih baik fokus 1 bidang tapi ahli dibandingkan fokus banyak bidang tapi tidak ahli.
Tolong jgn salahkan gurunya. Ini sistematis. Klo guru sja yg bagus ya msh sulit untuk ngembangin pendidikan kita. Zaman paling enak itu saat pertemuan terbatas masa pasca covid awal. D kelas maksimal hanya ad 20 anak seringnya d bawah itu, sangat mudah mengajarkan pemahaman kritis k mereka, hasilnya juga bagus". Ketika sudah kembali normal. Kelas d isi lbih dari 30 anak. Susah Bu untuk mengkondisikan nya, apalagi saat ini rasa hormat anak terhadap guru jauh" berkurang d banding zaman dulu. Kita sebagai praktisi pendidikan sudah mencoba semua cara yg ad tp ttp trouble maker itu ad. Blum kami ngajar hanya 2 jam. Blum lagi ad 17 kelas yg kami pegang. Blum tugas" administrasi yg setiap bulannya menanti, blum lagi tugas ekstrakulikuler n lomba". Guru terlalu banyak tugasnya. Hasilnya bisa d lihat banyak guru yg kelelahan saat mengajar. Kalau mau gurunya benar d mulai dari sistemnya dulu. Sprti cara berpikir, kembali ke hal dasarnya dulu. Tujuan yg ingin d capai d pendidikan apa, baru d tarik k sistem n paling akhir guru. Jgn langsung gurunya yg d salahkan. Semoga smpe d sini bisa memahamkan. Terimakasih sudah membaca keluh kesah ini
Ngga ada salah juga si belajar gak dari fundamental dulu, justru dengan kesalahan belajar tersebut kita tau salahnya dimana dan memang harus ngulang dari awal tapi gak mesti ngulang semuanya sprti yg dicontohkan di awal itu terlalu berlebihan menurutku😁. Ibaratnya belajar itu kaya main teka teki silang, kita bisa mulai dari mana aja gak harus dari nomor 1.
Betul, semakin banyak tahu ternyata semakin banyak yang kita perlu kita tahu. Apalagi kalau urusan pemahaman.... Wow ternyata kita bukanlah siapa-siapa
Banyak orang yg hobi baca buku tapi opini, argumen, dan cara mikirnya bikin gw sedih bgt😂. Entah bukunya yg emang kurang nekenin reasoning dan ngasah daya kritisi, atau orangnya yg kata cania kurang fundamental skill nya. Banyak yg baca buku (terlebih buku self improvement dan human behaviour yg ga nekenin alasan biologis nya) malah jadi saklek, terlalu literal, dan tekstual bgt. Ada yg Ngomongin soal cara tau orang lain bohong atau enggak dilihat dari tatapan matanya, trus dia yg baca itu langsung menerapkan itu plek ketiplek. Wadau bgt. Ada yg ngomongin soal feminine energy dan masculine energy dalam perkencanan. Yg bikin kesel itu di bukunya ga nekenin alasan biologisnya dan diberi peringatan bahwa INI HANYA FAKTA APA ADANYA, BUKAN YANG SEHARUSNYA, alhasil banyak yg cherry picking, ngejadiin itu sebagai justifikasi, dan jauh dari kata netral dan objektif dalam menilai. Dampaknya apa? Munculnya perang gender seperti yg kita lihat di mana mana. Dan masih banyak buku buku yg isinya kek gitu(dan laku). Memperbaiki cara mikir itu emg krusial bgt dan sangat berimplikasi ke segala hal yg kita lakukan, baik itu pada saat kita menilai, membuat keputusan, bereaksi, mengevaluasi, dan lain lain pokoknya. Berpikir saintifik, berpikir kritis, nge benerin logika, berpikir objektif, dan mempertajam empati bikin idup makin worth to live deh.
Gw banyak nemu nih. Apalagi banyak yg bahas keilmuan gw (psikologi) scr literal dan ga paham konsepnya tp asbun bgt. Pdhl segala sesuatu yg ada di buku2 psikologi populer itu ya "permukaan" aja krn ga bahas dr dasar2 keilmuannya. Ngakak sih kadang yg merasa paling tau cm dr baca 1 buku tp paradigma berpikirnya ngasal 😂
@@zahranafisa8757 iya bgt lagi😭 Dan yg bahayanya, banyak yg jadi gampang labeling si A NPD, si B ini lah, gw depresi lah. Sangat rawan emg konten konten psikologi yg bertebaran kalo kita ga bagus bagus bgt nge filter informasi nya. Relate dikit, labeling.
@@faqihsan4668 Gw jujur gedeg ya, apalagi ama orang2 di tiktok sm twitter yg doyan bgt self diagnose. Gw user twitter, tp gw kzl bgt sm orang2 yg jadiin isu2 psikologi buat caper or validasi atas apa yg dia rasakan, pdhl mah ga bener jg. Udah susah2 orang2 yg bener2 belajar soal psikologi edukasi masyarakat, malah dirusak sm orang2 4L4Y ky gini hiks
Overall, Mba Cania, gua suka topik yang lo bahas, mungkin gua cuma ga sependapat sama analogi lo di bagian langkah dalam sebuah garis bilangan (1:48)......belajar dengan salah menurut gua bukan lari ke angka -100, at least kesalahan tersebut juga merupakan satu step langkah yang baik untuk gua tau kalau itu salah, kalau gua tau itu salah dan jadi output yang bagus buat gua, menurut gua itu baik. Gua jadi punya semacam tabungan pemahaman dikantong gua kedepannya, gua akan belajar dengan tidak menggunakan langkah yang salah tadi. Thank you buat sharing contentnya, God Bless U.
Mau lu belajar setinggi apa pun kalo basic keilmuan memang lemah, yah alam bawah sadar akan membawa pulang ke paling basic alias belum boleh masuk ke ranah pembelajaran yg sifatnya lanjutan. Ex: gw pengen belajar matematika kalkulus tapi kok rumit bangett? Iya karena matematika dasar sepeerti aritmatik, aljabar, geometrinya ga kuat sehingga konsep kalkulus akan menolak pikiran kita yg tidak siap alias diusir ke pembelajaran basicc banget, karena kalkulus memerlukan dasar aritmetik,aljabar,dan geometri bahkan logika matematika yg kuat. Simpelnya jangan mencoba buat rumah tapi pondasinya lemah, karena dalam hitungan beberpa jam ia akan rubuh🎉
Pelajarin dasarnya kak, banyakin latihan soal. Buat diri terbiasa kenal dulu tentang hal yang mau dipelajarin, emang ga sehari langsung bisa but trust the process@@andreafauzyr4746
Sederhananya, jika ingin menjadi pintar dlm suatu hal maka ciptakanlah rasa penasaran itu terlebih dahulu, carilah hal yg ingin diketahui, cermati, dan pahami lebih dalam maksud & tujuannya. Dengan begitu, akan memudahkan otak kita utk merespon lalu menyimpan informasi yang kita dapatkan. Di era digital seperti sekarang ini, informasi semakin mudah utk kita dapatkan, tinggal bagaimana cara kita memilih dan memilah informasi tersebut. Bisa dengan cara menonton video animasi atau melakukan riset secara mandiri.
Melalui video ini saya jadi bertanya, mungkinkah sifat pantang menyerah juga sama, harus memiliki fundamental yg tepat agar apa yg dilakukan berhasil mencapai tujuan? Jadi bukan sekedar pantang menyerah saja
1. Cara mengetahui diri sendiri salah menyimpulkan informasi itu gimana ya? 2. Seringkali terjadi dalam pembelajaran di sekolah, para murid di suruh untuk menjelaskan beberapa pernyataan dan menjawab pertanyaan tekstual yang ada di buku, para murid bisa menjawab dan esensinya sesuai dengan apa yg ada didlm buku. Pertanyaannya, apakah bisa orang-orang yang belajar informasi yang sama, dengan kata dan kalimat yang sama, di waktu dan guru yang sama, dengan bukuyang sama, tetapi memiliki penafsiran yg berbeda mengenai informasi itu? 3. Apakah jawaban yang tepat dari murid mengenai pertanyaan yg ada di dalam buku, dapat menyimpulkan bahwa para murid tersebut memahami informasi nya dengan tepat dan benar?
Sorry agak melenceng, gua suka banget liat cewek pinter kayak si Mbak Cania ini 😅 Malaka project jangan banyak2 nampilin si choky dah, mending banyakin nampilin mbak Cania ini aja biar saya bisa betah dan bonus bisa pinter.
Ini bahasan yg menarik, tpi krna terlalu banyak gimmicknya jadi ilang smua,, Cuman emg menarik sih,,soalnya dulu pernah belajar caranya belajar krna memutuskan otodidak,,dan dari situ jadi sedikit tau trnyata sekolah tuh sama sekali gak ngajarin cara belajar,,alhasil ada yg pinter n ada yg bodoh,,pdahal klo diajarin cara belajar auto semuanya bisa pinter,,
"Rajin pangkal pandai" sudah seharusnya tetap jadi slogan yang sakral. Iya, saya tahu hasilnya memang belum tentu. Tapi tidak semua orang itu "pandai". Lebih baik tetap membuatnya sakral. Biar si pandai saja yang memulai mempertanyakan tentang ini di kelas atau komunitasnya. 🙏
Ya gimana kalo anaknya gak naik kelas pasti jadi malu sama temen temennya, digosipin, diomongin, dijauhin, dianggap bodoh dll. Belum lagi ribut dengan ortunya yang berusaha biar anaknya naik kelas, nimbulin sakit hati atau apalah. Kalo gak naik kelas pun mereka bisa aja nyari sekolah lain yang mau buat Nerima dan naikin kelasnya.
@@Notfeasiblemungkin bisa diadakan kelas remidial bagi yang gak naik kelas mengevaluasi apa yang kurang dipahami dari materinya. setelah sudah mampu di adakan ujian ulang yang tidak naik kelas itu
cara belajar yang salah dan tidak efektif itu kalau tujuan yang ingin dicapai itu sesuatu yg sudah ada atau sesuatu yang orang lain sudah pernah lakukan. tapi utk orang yang ingin menciptakan sesuatu yg baru metode belajar pun baru. kalau kita ingin mencapai sesuatu yg baru kita harus menciptkan metode pembelajaran itu sendiri bahkan yg mungkin tidak pernah terpikirkan oleh orang lain.
Alm Bapak dulu pernah bilang,
"Ada yang jauh lebih penting dari menyiapkan jawaban, yaitu memahami pertanyaan".
Berkelass
Eh memahami pertanyaan itu sulit loh, karna ada kemungkinan bakal muncul pertanyaan-pertanyaan baru, kadang pertanyaan juga sulit dicerna. Perkataan bapaknya abang ini benar sekali.
Keren bapakmu
Alfatiha..beliau pasti bijak
Mantap
Pernah belajar sesuatu sampai bisa menghabiskan waktu berjam-jam dalam sehari. Tapi ada orang yg cuma menghabiskan mungkin satu jam atau setengah jam dalam sehari tapi hasilnya bisa lebih. Setelah itu aku sadar, ternyata bukan tentang "seberapa lama kamu melakukannya, tapi bagaimana kamu melakukannya".
berarti esensinya itu "bukan berapa lama kita belajar, tapi bagaimana cara menemukan metode belajar yang baik buat kita."
@@SyahmidivaKeren08ya betul skali..tali sy percaya org yg paham cara yg tepat utk dia itu karna dia sdh berulang kali cari metode yg tepat
Kesimpulan yang kudapat:
"Rajin belajar tapi dengan cara yang salah sama saja dengan membangun kebiasaan yang buruk. Lebih sulit menghilangkan kebiasaan yang buruk daripada membangun kebiasaan yang baru."
ini kayak gua pas ngaji, udah kebiasaan baca satu surat yang di mana nadanya salah tapi karna terus menerus ke save di otak, terus dikoreksi sama ustadz kalo itu salah dan mau benerin nadanya sangat susah perlu waktu lama
@@rizqias8530 benar kata orang bijak "jika ingin belajar hal baru, kosongkan dulu gelas pikiranmu (melambangkan otak)"
tapi hal kebisaan baru itu bisa menutupi atau mengurangi kebiasaan buruk kita.
Jd carany gmna
Kenal beberapa orang yang udah khatam obat generik, mereka udah tau sakit ini obatnya ini. Tapi bahkan mereka ga tau kalo kebanyakan obat itu cuma penghilang/pereda gejala, bukan menghilangkan penyakit/penyebab rasa sakitnya, akhirnya sering self diagnose dan nentuin obat sendiri tanpa resep dokter, dan sudah ditahap kecanduan. Belum lagi pemikiran hujan-hujanan bikin masuk angin, tidur dengan kipas / AC bikin paru-paru basah, dsb.
Cakep bgt... lu keren
yap, benar bang. maaf tapi kenalan abangnya apakah dgn background seorang apoteker bang ? Atau baru pharmacist ? Krn pemahaman sya dulunya seperti itu. Krn pharmacist pemahamannya belum cukup bang. Benar tentang obat-obatan tidak cukup hanya sekadar tahu dan sesimpel itu apalagi sampai self diagnosis. Kalau dipelajari dan dipahami lebih jauh lagi tata cara pemberian obat dalam pelayanan tidak sesimpel hanya diberikan obat kepada pasien, namun ada informasi obat dan edukasi saat pelayanan yg diberikan, bahkan jika itu sebuah resep dari pasien, apoteker akan diskusikan atau konfirmasi ulang mengenai obat dgn dokter ataupun sbaliknya. Inilah pentingnya peran Apoteker dlm edukasi krn sesuai profesi nya, sesuai slogan Tanya obat, tanya apoteker
@@murniayu1518 beragam kak. Dari yang pekerjaannya terkait obat-obatan, sampai yang awam yang hanya bermodalkan pengalaman aja. Cuma poinnya adalah miskonsepsi dari penggunaan obat ini bikin masalahnya ga pernah berakhir. Buat apa tahu banyak obat tapi ga tau penyebab sakitnya yaitu pola hidup yang masih ga sehat (makan sembarang, jarang olahraga, pola tidur berantakan). Belum lagi kalau belajar tentang farmakogenomik, pasti mikir-mikir lagi kalau mau konsumsi obat generik. CMIIW 🙌
@@makotodaiwaambara2814 yep! bener bang konsumsi obat tanpa jaga pola hidup sama aja gak ada hasilnya. Ini udah bagian dari informasi dan edukasi jg sebenarnya, bahkan dibutuhkan pengontrolan berlanjut. InsyaAllah gak miskonsepsi kok bang klo terkait obat-obatan cusss boleh nyari Apoteker 🙌 thanks jg sharingnya bang✌️
@@makotodaiwaambara2814 bener bang, konsumsi obat tanpa dijaga pola hidup bisa gak ada hasilnya. Tapi miskonsepsi tntang penggunaan obat ini, kalo nemu apoteker bakal dijelasin kok krn udah termasuk dlm informasi dan edukasi yg diberikan dr apoteker saat konsultasi, bahkan jika diperlukan dilanjutkan dgn pengontrolan. InsyaAllah terkait obat, info dan edukasi lebih jelasnya bisa cusss nyari Apoteker 🙌 thanks bang diskusinya ✌️
Belajar jangan takut salah, belajar lah dari kesalahan. Buka ruang kritik bagi orang lain, yang secara ga langsung disni kita juga belajar public speaking, menyampaikan suatu poin yang kita pahami untuk dipahami audiens. Sejauh ini, metode itu yang gw pakai, biar bisa mengais beberapa hal lain dri pembelajaran yang gw jalani
Bener banget, fundamental pengetahuan itu penting banget. Tetapi kurikulum yang pernah gua enyam (KTSP dan K2013) ga membahas fundamental tersebut, 2 kurikulum itu dibuat untuk mengejar ketertinggalan kita di olimpiade sains aja. Parahnya semua siswa disuruh untuk mengejar hal tersebut, padahal kan yang perlu semua siswa mengerti hanya fundamental. Kalau sudah terkait minat ga usah disama raatakan, biarkan merdeka dalam memilih minat
Dalam Islam yang dimaksud semakin banyak belajar maka semakin bodoh adalah ketika seseorang belajar sesuatu tetapi tanpa adanya seorang guru sehingga sanad keilmuannya tidak jelas kemana arahnya dan menjadi seseorang tersebut akhirnya berpendapat sendiri tanpa ada yang mengarahkan sehingga bisa menjadi sok pintar atau bodoh mendadak
4:55 oleh karena itu UTBK : menguji matematika dasar, literasi, bhs, logika yg menjadi dasar kuat menerima ilmu" atau skill yg diajar di semua jurusan
makanya itu kelemahan belajar mandiri/otodidak,paling enak kalau belajar pakai mentor
Aku pengen bgd belajar with mentor, tpi definisi mentor belajar itu apa sih kak? Bingung bener ngereach out mentor atau nyarinya gimana????
@@maulidameilanadewi6206menurut gw mentor itu org yang tau kalo lu berada di track yang tepat atau nggak. Otomatis mentor itu org yang harus tau medannya dan bisa nentuin metode apa yang paling bagus menuju itu
Karena kalo belajar mendiri kita gk Tau metode belajarnya spt apa, prioritynya gk Tau mana dulu yg urgent utk dipelajari, menguraikan masalah, pengalaman jg influence bgt, intinya perbanyak pengalaman itu paling penting jadi kita bisa menentukan metode belajar itu sendiri dgn efisien, kalo kita gk pernah nyoba, kita gk akan Tau metode belajar efisien
@@semalambobodimana7112betul, klo mau bljr mandiri mesti terjun lgsung, trus analisa topiknya trlebih dshulu baru kita gas
@@semalambobodimana7112 Betul, ak kalau di pelajaran MTK suka bingung sendiri, kadang suka ngestuck di salah satu proses. Butuh banget yang namanya mentor buat bantu ak mecahin masalahnya. Minimal ak bakal dikasih tau metode apa yang dipake untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Meskipun udah nonton beberapa materi MTK di yt, kadang masih suka bingung kalau nemu soal baru yang kadang metodenya belum pernah dipelajari.
Otak manusia ibarat processor sih, berapa banyak core & thread, & berapa banyak yang bisa bekerja sekaligus. Jadi yang paling penting sih kita harus memahami kinerja otak kita sendiri dari pengalaman, bukan dari buku. Jadi sekalipun kita salah awalnya, kalo kita paham dengan pola pikir sendiri, kita bisa mengambil langkah cepat. Apalagi yang processornya spek tinggi
Kebalik bos,yg bener jg kalau mau ngomong processor niru cara kerja otak manusia
Gw suka banget sama aplikasi dari kemampuan berpikir dasar yang dipunyai Cania:
Dari awal video aja udah ada suara srupat-sruput minuman, eh ternyata disponsori oleh Kopi Kapal Api! Tanpa harus ngeliat Cania yang lagi nyeruput kopi pun, dengan dengar suaranya aja jadi tergerak buat ikutan nyeruput kopi juga. Bahkan sampai akhir video juga ga sekali pun nyebutin sponsornya: Subliminal Messaging!
Gini aja kena efek subliminal, lemah 😂
@@KerupukWenak orang kuat yg merasa perlu mewartakan keperkasaannya. Mungkin ini lah ciri toxic masculinity. 🤔
Demi ALLAH. narasi ini ngebantu banget buat gw, dengan problematika hidup yang gw alami, dengan permasalahan yang gw hadapi. thnk banget buat kalian semua tim malaka project salam hormat dari gw. sehat sehat kalian semua.
Belajar dengan cara yang salah dan belajar dengan cara yang betul bisa sama sama ke penguasaan di bidang tersebut. Hanya saja belajar dengan cara yang salah butuh waktu yang lebih lama karena ga efektif.
Rajin itu penting, apalagi untuk kalian yg belum tau path keilmuannya, tanpa mentor, tanpa fasilitas, kalian akan tetap dituntun kejalan ilmu itu sendiri meski harus maju mundur atau ulang dari -100%
Menurut ku video ini lebih cocok untuk kalian yg pengen tau tentang improvement dari sisi efektivitas belajar, dan bila kalian tambahkan 'rajin' tentu akan jauh jauh jauh lebih bagus
Dilingkungan sekolah ku mau sd smp sma kuliah kerja, sebagian besar yg rajin biasanya yg lebih menguasai pelajaran 😊
Terlepas dari apa yg dipelajari, menurutku orang pintar itu yg memiliki memori yg bagus dan kecepatan berpikir yg tinggi.
dan minumnya pasti tolak angin
Selain itu kemampuan memahami dan mengkoneksi kan informasi untuk memecahkan masalah itu jg kunci
Orang pintar itu adalah hasil dari orang bodoh yg mau belajar
@@captainamerica8642 ngga juga, ada kok orang bodoh yang udah berusaha belajar, tetap aja bodohnya gak ketulungan 😄
Kuncinya adalah bagaimana dia memprioritaskan sesuatu, memrencanakan sesuatu, menguraikan sesuatu, kalopun dia bisa respond cepet itu karena dia suka coba Hal baru, jadi ketika org lain ngobrol dia cepat tanggap gk Lola kek kita 😂 intinya perbanyak pengalaman sebanyak mungkin
Yang penting buat aku bernafas dengan baik juga bener sama terakhir bersyukur kemudian sehat-sehat selalu waktu yang sama ... Itu aja sih kak, sehat-sehat juga kak nya jangan lupa cara bernafas sama bersyukur ya,....
Tujuan belajar itu tidak mutlak hanya disatu titik, benar sekali kalau ada prasyarat dalam mencapai tujuan. tapi ketika prasyarat itu sudah dicapai sebenarnya dia sudah mencapai tujuan di titik itu. dan ketika tujuan di titik yg disebut prasyarat itu tercapai prosesnya mungkin akan mengalami jalur yg berbeda dengan kebanyakan orang lain dia menggunakan metode yg berbeda dan itu tidak bisa dikatakan sesuatu yg salah, dengan perbedaan itu mungkin saja dia bisa menciptakan cara2 dan metode yg baru yg lebih luar biasa dan hasil dari proses belajar itu akan lebih sempurna. inilah yg bisa dikatakan orang yg mempunyai kerinduan utk menciptakan hal baru yg belum pernah terpikirkan orang lain.
Siap belajar dari jauh dulu karena gak memungkinkan buat datang langsung ke offline short coursenya Malaka Project, ditunggu!
Kalau mau cari contoh belajar yg salah, gak usah jauh2 ya konten ini sendiri. Rajin itu intensitas, belajar yg benar atau salah itu persoalan kualitatif. Jadi yg dibicarakan gak nyambung. Benar salah relatif. Tidak perlu diperdebatkan, namanya belajar yg salah, ya salah pasti merugikan.
Betul
Terlepas benar atau salah, apakah intensitas dalam belajar memberikan efektivitas untuk memahami suatu informasi, ataukah sekedar menghafal informasi tersebut?
Lain dulu lain sekarang, dulu ilmu sulit didapat, sehingga siapa yang rajin belajar pasti pandai, kalau sekarang ilmu sudah mudah didapat maka siapa yang mampu menyempatkan waktu untuk bekerja daripada asyik bermain maka dia yang beruntung.
Ini bahas tentang benar atau salah dalam belajar, bukan rajin atau tidak rajin dalam belajar.
Namanya jg konten😂
Tinggal dikali aja, Bang.. rajin belajar --> belajarnya salah --> kalo gak rajin efeknya -1, kalo rajin efeknya -10 (berkali lipat krn frekuensinya tinggi)🙏🏻
@@cania_citta Iya aku paham kak, berarti kan bukan masalah rajin atau tidaknya, tapi masalah benar cara belajarnya atau salah cara belajarnyakan? Karena rajin dan tidak rajin disini kan berperan sebagai penambah dampak dari belajar yang salah atau benar itu kan? Entah tambah pinter atau tambah bodoh. Gitukan? Bener gak sih? Brarti paling aman buat orang tak mau ambil resiko adalah dengan males belajar ya kak, karena poinnya tetep 0 gak sampai -1 apalagi kelipatannya. 😃
@@andikachandra160 logikanya ga gitu juga bro. Premisnya adalah "rajin pangkal pandai"......yang di maksud konten ini apakah dengan rajin belajar sudah pasti pandai ?? Kan itu pointnya. Jadi penekanan di konten ini rajin belajar itu tidak menjamin bakalan pandai.
Kalau ikutin premis di komen bro ya memang seolah2 yang penting itu cara belajarnya bukan soal rajinnya. Kalau penekanannya soal cara belajar "saja" seolah2 logika bro benar.
Tapi kalau bro ikutin konten2 cania dan team malaka project....penjabaran kontennya punya struktur....ada latar belakang...back ground pembahasan tentang " cara belajar " yang benar itu seperti apa. Struktur konten mereka punya sistem agar lebih mudah di pahami. Ga tiba-tiba loncat ke inti masalah trus balik ke latar belakang trus loncat ke daftar pustaka trus lanjut ke kesimpulan.....enggak bro....logika berpikir mereka team malaka project seperti sudah ada standar struktur kontennya seperti apa.
Jadi cania di awal menjelaskan latar belakangnya tentang quote " rajin pangkal pandai ".....baru kemudian di jabarkan sehingga masuk ke intinya tentang "cara belajar " yang benar dan kesimpulan akhir kontennya....jualan ...hehe
@@willydargianto7549 oh ibarat kak cania mensyarah premis "Rajin pangkal pandai", lalui masuk ke topik yg lebih spesifik yang masih menjelaskan kaliamt di awal. okey bisa saya pahami, meskipun delay karena lemotnya otak ini hehehe
Dalam Alkitab, Amsal 19:2 menyatakan bahwa kerajinan tanpa pengetahuan tidak baik dan orang yang tergesa-gesa akan salah langkah.
Tobat woy. Semoga dapet Hidayah!!!!
udah kenapa sih itu kepercayaan dia gausah ngotorin nama islam@@sanasini4857
Toleransi Woy!! @@sanasini4857 Jaga Sikap
@@sanasini4857lu kenapa? Laper makan jangan maen sosmed
Coba, LATIH, biasakan utk BERPIKIR SENDIRI, apalagi utk hal2 yg UNIVERSAL-gak perlu apa2 ngutip dari kitab suci A B C D, GAK ngelarang sama sekali, cuma efektivitas dalam "MEMBANGUN" cara berpikir yg baik dan benar itu GAK akan pernah lo dapat/punya... klo semua hal masih/harus lo kait2in dgn BUKU2 KUNO DARI MASA LALU. 😂 Belajar utk BERPIKIR SENDIRI aja tanpa harus ngikutin dogma2 *siapapun* krn sstu yg UNIVERSALLY BENAR ***pasti*** akan terlihat oleh semua org kok.
Ketika kita belajar dan kita salah, artinya kita juga belajar sesuatu bambang. Sometimes to know what doesn't work make us know what is truly work.
Wong kadang udah bener aja tetep dicari tahu langkah yang salah. Supaya anda tahu keseluruhan isi labirin. Dan ada sumber kesenangan dalam menyisiri seluruh labirin itu.
Semakin banyak pengalaman semakin pintar.. saya percaya kaidah 10000 jam
Kita akan tau mana yg salah dan mana yg benar dari pengalaman
Bagaimanapun rajin itu adalah bagian dari cara yg akan membuat seseorang itu mahir.. sebaik apapun teorinya, tanpa rajin hasilnya tetaplah nihil
Seperti kata Bruce Lee.. "I fear not the man who has practiced 10,000 kicks once, but I fear the man who has practiced one kick 10,000 times."
belajar di kampus itu bukan tipe belajar aku banget, belajar bareng2 dengan kondisi suasana kelas rame. jadi sadar kenapa selama ini aku ngerasa semakin bodoh, pdhl setiap hari pergi ke kampus buat belajar
Menurutku juga dalam belajar ada 1 hal yg sering dilupakan oleh banyak orang ketika mau belajar yaitu gaya belajar (visual, auditory, both as in audio-visual, atau kinesthesia) dan ini salah satu hal yg dikecewakan dari sistem sekolah menurutku. Semua orang punya gaya belajar dan cara memahami yg berbeda, menurutku penting juga memahami diri kita sendiri dulu jadi kita tahu cara belajar yang paling pas buat kita tuh gimana. Beda gaya belajar bakal mempengaruhi metode belajar apa yg paling cocok buat kita juga. Contoh yg paling umum kyk ada siswa yg bisa belajar secara optimal lewat les di bimbel tapi ada juga yg malah gabisa belajar kalo ramean sehingga bisanya harus les privat di rumah or 1-on-1/peer-tutoring atau malah lebih jago kalo belajar otodidak, dsb. Jadi sistem belajar cuma duduk di bangku & meja untuk melihat & mendengarkan pengajar ngomong trus dicatet tuh is not always the right method for you.
Setuju kalau salah langkah dalam belajar bisa memperlama proses belajar, tapi mungkin tidak bikin jadi lebih bodoh (kecuali ada penelitian pendukungnya?)
Tapi kadang kita ga pernah tau apa yang kita belum tahu, dan apa yang perlu kita ketahui dulu (yang disebut the fundamentals ini). Rajin belajar bisa jadi salah satu jalan buat mengetahui ini.
Mbak ngejelasin hal yang sbenarnya simpel dan mudah... tapi banyak kali analoginya, dan yg sebenarnya bisa dijelaskan cepat, jd panjang dan terkesan rumit..
Nevertheless, tetap baik aja maksud dan isinya..
Yang rajin belajar aja belum tentu pintar, apalagi yang malas. Yang paling tepat menurut saya adalah rajin belajar dan tahu cara belajar yang tepat yg sesuai dengan gaya belajar kita.
rajin belajar itu tergantung minat dn bakat sih. manusia akan diberikan ketertarikan pada apa yg sbenrnya menjadi bakat dn minat bawaannya sejak lahir
Inti video, mempelajari suatu ilmu harus ada fundamental nya. + Marketing Malaka project
Belajar yg bikin bodoh = menumpuk hafalan pengetahuan shg menutup akal (logika urutan dari awal ke akhir).
Belajar yg bikin pintar = memahami urutan logika keilmuannya dari awal ke akhir sehingga akalnya terus berkembang
Emang paling enak nonton Malaka sambil ngopi , apalagi kopinya kapal 🔥🔥🔥
Ngiklan tanpa memberitahu sedang mengiklankan :D
5:40 skill dasar/ilmu dasar nya.. kalau mau belajar ilmu baru kenalin ilmu dasar, dan fokus yang kamu inginkan. Harus nya seperti itu,
Tapi di luar sana, ilmu dasar kga tahu!! Tapi sok ngerti, biar keliatan pinter.. tapi bareng di tanya malah diam kga bisa jawab, seperti itu lah org-org yg ku temui 😂
Gue dengerin video lo, dan ada beberapa hal yang bisa kita obrolin. Pertama, lo udah bagus banget buat nyampein ide soal belajar yang efektif dan pentingnya skill dasar. Tapi, kadang-kadang, penjelasan lo bisa agak berbelit-belit dan bikin audiens bingung. Mungkin bisa lebih to the point aja, biar pesannya lebih cepat nyampe.
Selain itu, lo bisa coba lebih banyak pake contoh yang relatable buat audiens. Misalnya, lo ngomongin soal belajar renang dengan cara yang salah, itu udah oke, tapi bisa lebih banyakin contoh-contoh praktis lain yang bisa dihadapi audiens sehari-hari. Jadi, mereka bisa lebih ngerasain langsung relevansinya sama kehidupan mereka.
Sebagai nasehat, coba deh lo kasih lebih banyak kesempatan buat audiens buat interaksi. Misalnya, ajakin mereka buat diskusi atau kasih tantangan kecil yang bisa mereka coba setelah nonton video lo. Ini bisa bikin mereka lebih engaged dan ngerasa dibantu secara langsung.
Terus semangat buat bikin konten yang insightful, dan jangan lupa buat selalu evaluasi dan improve cara penyampaian lo. Keep it up
gua relate banget. jadi gua blm lama ini sekitar 3 bulan belajar gitar, belajarnya juga asal pakai cara2 sendiri, ngga ngerti fundamental karna kebelet maenin lagu terus upload sosmed. lalu belakangan ini mulai sadar kalau gua dah ngga berkembang karna gapaham fundamental dan hal2 dasar termasuk penjarian, pas maubelajar fundamental rasanya susah karna udah reflek dan terbiasa dengan cara2 salah yang dipelajarin sebelumnya, jadi malah aga sulit dibanding belajar dari nol karna harus ngilangin kebiasaan2 salah yang kebentuk sebelumnya
Belajar itu adalah proses dari yg tidak tau menjadi tau, dari yg salah menjadi benar, lumayan paradoks klo dibilang belajar malah makin salah berarti itu bukan belajar, malah dari kesalahan itu kalau belajar hasilnya jadi lebih baik. Intinya belajar tdk akan membuat seseorang jdi b0doh tapi malah memperlihatkan kekurang seseorang karena semakin kita belajar semakin kita tahu bahwa kita banyak tidak tau
This woman makes my brain werkkkk like never before. Kak Cania, thankyou!
Jangan salah memahami maksud video ini bro,gk ada orang yang bisa tanpa melalui masa sulit,dan gak ada metode atau cara belajar yang benar secara absolut,semuanya punya plus minusnya,tetap rajin belajar dan jangan mudah percaya atau pahami betul betul maksud videonya....jangan ditelan mentah mentah
Menurut ku rajin pangkal pandai itu sudah benar tapi banyak hal yg mempengaruhi, misal faktor kesehatan dan mental yg lemah ,stres..dll..
Cara belajar yg efektif kalau tidak didasari dari kekuatan positif dalam diri kita utk mencapai tujuan dari belajar itu sendiri hasilnya akan tidak efektif. jadi menurut saya prasyarat utamanya itu adalah sudah siapkan mental dari kita sendiri utk berjuang dengan didasari semangat juang dan tahan uji. ini adalah prasyarat yg dibutuhkan utk mengukur seberapa efektif hasilnya. metode belajar yg efektif tidak akan pernah menjadi efektif kalau kekuatan, semangat dari dalam orang yg belajar itu tidak ada.
Tubuh mu adalah wadah, anak kecil perlu fisik terlihat dahulu untuk menguatkan otot dan tulangnya.
Mengingatkanku pada The Lost Tools of Learning-nya Dorothy Sawyer.
Dalam esai 20 halaman yang ditulis pada 1947, Dorothy Sayers menjelaskan relevansi dan aplikasi Trivium, basis pendidikan klasik dan abad pertengahan berdasarkan Grammar, Logika, dan Retorika, yang diajarkan secara berurutan. Grammar, Logika, dan Retorika bukanlah "mata pelajaran" dalam arti materi pelajaran sekolah atau kuliah, melainkan alat pembelajaran.
.
Seluruh Trivium, pada dasarnya, bertujuan untuk mengajar peserta didik menggunakan alat pembelajaran secara tepat, sebelum ia mulai menerapkannya pada materi pelajaran. Pertama, grammar, bukan hanya tentang bagaimana memesan makanan dalam bahasa asing, tetapi struktur bahasa, dan karenanya bahasa itu sendiri. Kedua, logika, tentang bagaimana menggunakan bahasa, mendefinisikan istilah-istilah, dan membangun argumen. Ketiga, retorika, tentang bagaimana mengekspresikan dirinya dalam bahasa, bagaimana mengatakan apa yang ia harus katakan secara persuasif.
kadang pas baca buku pelajaran, saya biasa hanya baca hal yg diperlukan tanpa membaca latar belakang, tujuan, goal dari pelajaran tsbt. Di saat saya mencoba mulai baca dari halaman depan, barulah mulai muncul perubahan pada pola belajar saya dan sementara ini mengantarkan saya kepada pemahaman yg lebih dalam pada suatu materi. Jd saya selalu memulai dari pengertian kata-kata dasar dari suatu materi yang akan saya pelajari.
Target utamanya adalah mencapai titik belajar yg optimal dg cara yg optimal.
Kenapa perlu belajar.. hal berikut coba renungkan dulu.
Pertama, yg bedain manusia dgn hewan adalah sifat kepo yg unlimited. Dari jaman baheula, manusia itu kepo ttg fenomena di sekitar, mulai dari skala mikro sampai kosmik, dari hal2 yg real sampai abstrak. Kepo selama puluhan bahkan ratusan tahun ini membuat science mulai tersusun hingga saat ini menjadi terstruktur.
Yang kedua, inovasi manusia jg unlimited utk solving the problem mulai dari hal yg simpel sampai yg rumit. Bikin gubug, bikin api utk hindari gangguan hewan buas, bikin skema perdagangan, bikin negara, bikin sistem hukum, bikin tools utk jelajahi alam semesta, bikin tools utk kepoin materi penyusun dunia ini, kasih makan manusia yg pertumbuhannya eksponensial dengan lahan yg terbatas. Ya semuanya itu utk pemecahan masalah. Untuk itu manusia menciptakan bidang ilmu rekayasa sosial dan rekayasa teknis.
Nah, ilmu yg ada saat ini telah melalui proses yg sgt panjang dan hakekatnya adalah utk meningkatkan taraf hidup manusia bahkan kualitas lingkungan hidup maupun lingkungan sosialnya.
Hal2 kyk gini yg ga pernah didongengin guru2 shg sekolah dan kampus hanya jd sekedar pabrik pencetak siswa dan sarjana.
Izin tanggapi,
Kesalahan belajar,akan kita tahu ketika kita belajar terus secara ulang ulang.
Beli tiketnya sekarang sebelum kehabisan adalah teknik marketing menggunakan bias kognitif. Hehehehe. Ini dari video cania juga. Thanks cania krn dari video lu gue udh semakin terlatih melihat informasi secara logis dan rasional
alhamdulillah di pas di umur 35 tahun, saya sudah menemukan cara belajar saya sendiri, dan emang betul nikmat
gmn caranya kak😢
Bagi caranya bro
cara saya sederhana loop nya seperti ini MASALAH=>tentuin target=> diskusi=>praktek=>error=>diskusi=>praktek=>error=>nyerah=>istirahat=>diskusi=>bacadokumentasi=>berhasil=> repeat
@@SeptianNugrahahahadiskusi dgn siapa mas? sy sendiri gk punya teman/grup diskusi jd agak susah utk tukar pikiran
@@cand017 kadang ke temen yang sama punya satu hobi atau ke chatgpt
"Theory will take you only so far.." Praktik emang paling efektif
Rajin pangkal pandai ataupun hemat pangkal kaya, harus dipahami dalam cara pandang kausalitas entitas yang khas dalam filsafat Timur. Kausalitas ini bisa disalahpahami jika pikiran kita disetel dalam cara pikir sebab akibat Filsafat Barat.
Pepatah lain yang bisa gagal dipahami adalah "Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian". Untuk memahami maknanya, perlu lebih dulu mengerti perbedaan paradigma Timur dan Barat.
dari pengalaman sya sendiri belajar dari Rasa ingin tahu lebih efisien,menyenangkan dan Tidak melelahkan . jika disaat belajar merasa bosan atau lelah sya hentikan sampai merasa lebih baik lagi baru dilanjutkan
Belajar juga harus sesuai dengan dengan tujuan/cita cita, cita cita jadi dokter belajar biologi, kesehatan, dll. Masa mau jadi dokter tapi yang dibaca adalah cara membuat mobil
Kalo cita2nya jadi generalis gmn dong bang?
@@NightphiloStory Jadi generalis bukan cita cita tapi kebutuhan 😂.
@@NightphiloStory Timothy Ronald: Elu akan miskin selamanya, jikalau elu masih generalis.
Itu ucapan dari si pawang krypto secara langsung.😅
Menurutku masuk akal juga sih, lebih baik fokus 1 bidang tapi ahli dibandingkan fokus banyak bidang tapi tidak ahli.
Sempurna Karena Di Sempurnakan ... Cara Berpikir Kuncinya ... Masa Depan ... Semoga Bisa Lebih Baik
Tapi, paradoksnya.. untuk mengetahui cara belajar yang salah terkadang belajar dengan cara yang salah, telah dilakukan secara tidak langsung..
Ini kritik terhadap guru2 di sekolah
Tolong jgn salahkan gurunya. Ini sistematis. Klo guru sja yg bagus ya msh sulit untuk ngembangin pendidikan kita. Zaman paling enak itu saat pertemuan terbatas masa pasca covid awal. D kelas maksimal hanya ad 20 anak seringnya d bawah itu, sangat mudah mengajarkan pemahaman kritis k mereka, hasilnya juga bagus". Ketika sudah kembali normal. Kelas d isi lbih dari 30 anak. Susah Bu untuk mengkondisikan nya, apalagi saat ini rasa hormat anak terhadap guru jauh" berkurang d banding zaman dulu. Kita sebagai praktisi pendidikan sudah mencoba semua cara yg ad tp ttp trouble maker itu ad. Blum kami ngajar hanya 2 jam. Blum lagi ad 17 kelas yg kami pegang. Blum tugas" administrasi yg setiap bulannya menanti, blum lagi tugas ekstrakulikuler n lomba". Guru terlalu banyak tugasnya. Hasilnya bisa d lihat banyak guru yg kelelahan saat mengajar. Kalau mau gurunya benar d mulai dari sistemnya dulu. Sprti cara berpikir, kembali ke hal dasarnya dulu. Tujuan yg ingin d capai d pendidikan apa, baru d tarik k sistem n paling akhir guru. Jgn langsung gurunya yg d salahkan. Semoga smpe d sini bisa memahamkan. Terimakasih sudah membaca keluh kesah ini
Makanya skrg ada kurikulum merdeka yang memperbaiki itu
@@pulpyorangesbukannya dari fakta yg ada kurikulum merdeka malah gak work ya?
@@yudhaarifin6706 dari data yang ada, kurikulum lama gak work
Setuju
Masak Yg Masyarakat Umum Yg Tidak Lagi Sekolah Bahas Kurikulum Segala Hehe
Ngga ada salah juga si belajar gak dari fundamental dulu, justru dengan kesalahan belajar tersebut kita tau salahnya dimana dan memang harus ngulang dari awal tapi gak mesti ngulang semuanya sprti yg dicontohkan di awal itu terlalu berlebihan menurutku😁. Ibaratnya belajar itu kaya main teka teki silang, kita bisa mulai dari mana aja gak harus dari nomor 1.
MY FUNDEMENTAL: DEFENITION-BASIC-IDENTITY-UP TO DATE
klau mau ambil kurikulum Finlandia benahi dulu ekonomi negaranya sudah makmur seperti Finlandia belum
yang malas belajar jadi seneng liat ini 🤣🤣🤣🤣
puncak dari pengetahuan adalah ketidaktahuan
Betul, semakin banyak tahu ternyata semakin banyak yang kita perlu kita tahu. Apalagi kalau urusan pemahaman.... Wow ternyata kita bukanlah siapa-siapa
Banyak orang yg hobi baca buku tapi opini, argumen, dan cara mikirnya bikin gw sedih bgt😂.
Entah bukunya yg emang kurang nekenin reasoning dan ngasah daya kritisi, atau orangnya yg kata cania kurang fundamental skill nya.
Banyak yg baca buku (terlebih buku self improvement dan human behaviour yg ga nekenin alasan biologis nya) malah jadi saklek, terlalu literal, dan tekstual bgt.
Ada yg Ngomongin soal cara tau orang lain bohong atau enggak dilihat dari tatapan matanya, trus dia yg baca itu langsung menerapkan itu plek ketiplek. Wadau bgt.
Ada yg ngomongin soal feminine energy dan masculine energy dalam perkencanan. Yg bikin kesel itu di bukunya ga nekenin alasan biologisnya dan diberi peringatan bahwa INI HANYA FAKTA APA ADANYA, BUKAN YANG SEHARUSNYA, alhasil banyak yg cherry picking, ngejadiin itu sebagai justifikasi, dan jauh dari kata netral dan objektif dalam menilai. Dampaknya apa? Munculnya perang gender seperti yg kita lihat di mana mana.
Dan masih banyak buku buku yg isinya kek gitu(dan laku).
Memperbaiki cara mikir itu emg krusial bgt dan sangat berimplikasi ke segala hal yg kita lakukan, baik itu pada saat kita menilai, membuat keputusan, bereaksi, mengevaluasi, dan lain lain pokoknya.
Berpikir saintifik, berpikir kritis, nge benerin logika, berpikir objektif, dan mempertajam empati bikin idup makin worth to live deh.
Gw banyak nemu nih. Apalagi banyak yg bahas keilmuan gw (psikologi) scr literal dan ga paham konsepnya tp asbun bgt. Pdhl segala sesuatu yg ada di buku2 psikologi populer itu ya "permukaan" aja krn ga bahas dr dasar2 keilmuannya. Ngakak sih kadang yg merasa paling tau cm dr baca 1 buku tp paradigma berpikirnya ngasal 😂
@@zahranafisa8757 iya bgt lagi😭
Dan yg bahayanya, banyak yg jadi gampang labeling si A NPD, si B ini lah, gw depresi lah.
Sangat rawan emg konten konten psikologi yg bertebaran kalo kita ga bagus bagus bgt nge filter informasi nya. Relate dikit, labeling.
@@faqihsan4668 Gw jujur gedeg ya, apalagi ama orang2 di tiktok sm twitter yg doyan bgt self diagnose. Gw user twitter, tp gw kzl bgt sm orang2 yg jadiin isu2 psikologi buat caper or validasi atas apa yg dia rasakan, pdhl mah ga bener jg.
Udah susah2 orang2 yg bener2 belajar soal psikologi edukasi masyarakat, malah dirusak sm orang2 4L4Y ky gini hiks
Setuju banget sama pendapat nya kak
Pertanyaan adalah kenapa mereka seperti itu?
Ya salah dulu gpp buat pengalaman
Drpd gak move kak can 😅
Justru kesalahan itu bentuk action kita setelah melahap semua teori, lebih baik pernah salah dari pada gak pernah salah bukan.
Itu artinya banyak belajar tetep bikin pinter dan berwawasan asalkan tepat dan sesuai dong kak
Suka banget sm graphic level bar,
-100 salah belajar 0 belajar dgn benar +100
Bener2 membuka logika sy😂
Banyak belajar banyak lupa,sedikit belajar sedikit lupa,tidak belajar tidak lupa..
Overall, Mba Cania, gua suka topik yang lo bahas, mungkin gua cuma ga sependapat sama analogi lo di bagian langkah dalam sebuah garis bilangan (1:48)......belajar dengan salah menurut gua bukan lari ke angka -100, at least kesalahan tersebut juga merupakan satu step langkah yang baik untuk gua tau kalau itu salah, kalau gua tau itu salah dan jadi output yang bagus buat gua, menurut gua itu baik. Gua jadi punya semacam tabungan pemahaman dikantong gua kedepannya, gua akan belajar dengan tidak menggunakan langkah yang salah tadi.
Thank you buat sharing contentnya, God Bless U.
Mau lu belajar setinggi apa pun kalo basic keilmuan memang lemah, yah alam bawah sadar akan membawa pulang ke paling basic alias belum boleh masuk ke ranah pembelajaran yg sifatnya lanjutan. Ex: gw pengen belajar matematika kalkulus tapi kok rumit bangett? Iya karena matematika dasar sepeerti aritmatik, aljabar, geometrinya ga kuat sehingga konsep kalkulus akan menolak pikiran kita yg tidak siap alias diusir ke pembelajaran basicc banget, karena kalkulus memerlukan dasar aritmetik,aljabar,dan geometri bahkan logika matematika yg kuat. Simpelnya jangan mencoba buat rumah tapi pondasinya lemah, karena dalam hitungan beberpa jam ia akan rubuh🎉
Ada tips gk kak mau belajar kalkulus tapi basicnya belum kuat
Pelajarin dasarnya kak, banyakin latihan soal. Buat diri terbiasa kenal dulu tentang hal yang mau dipelajarin, emang ga sehari langsung bisa but trust the process@@andreafauzyr4746
Rajin belajar jd pandai mah ga, banyak tau mah iya, tapi terkadang yg disebut orang pintar adalah orang yg banyak tau 😉👉
Alhamdulilah udh masuk brand.. emang gokil.. uda² riau satu ini❤❤❤
Hanya ada dua cara mengetahui kebenaran, langsung mengetahui bahwa itu benar atau harus melewati dulu kesalahan. Itu kata Einstein.
Sederhananya, jika ingin menjadi pintar dlm suatu hal maka ciptakanlah rasa penasaran itu terlebih dahulu, carilah hal yg ingin diketahui, cermati, dan pahami lebih dalam maksud & tujuannya.
Dengan begitu, akan memudahkan otak kita utk merespon lalu menyimpan informasi yang kita dapatkan.
Di era digital seperti sekarang ini, informasi semakin mudah utk kita dapatkan, tinggal bagaimana cara kita memilih dan memilah informasi tersebut.
Bisa dengan cara menonton video animasi atau melakukan riset secara mandiri.
Tun Mahathir beri tips...mahu pandai adalah membaca ...peribahasa kami "membaca jambatan ilmu"
Harus banyak praktek, kurangi hafalan
Kurangi hafalan perkalian 😂
@@freedodolan perkalian itu bukan cuma dihafal harusnya
Harus sering2 dipake
@@DTMC-Integrasi untuk anak 3 SD ?
@@freedodolanbro lu masih 3 SD kah? Perkalian itu bakal kepake sampe kuliah. Udh bener harus di hafal perkalian satu sampe sepuluh
@@desrucca santai sajalah. Coba mraktekin mengurangi hafalan.
teteh bikinin video cara bertanya dong ❤
Belajar efektif tuh yang langsung praktek
Saya lebih tertarik membaca isi kolom komentar daripada mendengar apa yang disampaikan dalam video ini.
Cania klw bahas 4 fundamental berpikir kompitasional kayanya mantep nih.
Melalui video ini saya jadi bertanya, mungkinkah sifat pantang menyerah juga sama, harus memiliki fundamental yg tepat agar apa yg dilakukan berhasil mencapai tujuan? Jadi bukan sekedar pantang menyerah saja
lebih baik tidk belajar daripada belajar hal2 yg salah.
Maka mulai dari akarnya, pelajari arti kalimat mengerti dari kata perkata
Semakin belajar semakin bodoh itu sebuah narasi yang benar, karena ilmu itu luas jangkauan nya
the fundamental of fundamentals: nggak stunting (kayak mulyono)!
Kayanya kalian perlu undang felix suhendri sih, yg kemaren ramai stitch video dr tirta. Gue suka dia karena cara berpikirnya dia based on science sih
1. Cara mengetahui diri sendiri salah menyimpulkan informasi itu gimana ya?
2. Seringkali terjadi dalam pembelajaran di sekolah, para murid di suruh untuk menjelaskan beberapa pernyataan dan menjawab pertanyaan tekstual yang ada di buku, para murid bisa menjawab dan esensinya sesuai dengan apa yg ada didlm buku. Pertanyaannya, apakah bisa orang-orang yang belajar informasi yang sama, dengan kata dan kalimat yang sama, di waktu dan guru yang sama, dengan bukuyang sama, tetapi memiliki penafsiran yg berbeda mengenai informasi itu?
3. Apakah jawaban yang tepat dari murid mengenai pertanyaan yg ada di dalam buku, dapat menyimpulkan bahwa para murid tersebut memahami informasi nya dengan tepat dan benar?
Mungkin "200 langkah" Terkesan lebih jauh, tapi bisa jadi perpindahan dari posisi negatif ke posisi positif lebih cepat dari yang diposisi 0.
Sorry agak melenceng, gua suka banget liat cewek pinter kayak si Mbak Cania ini 😅 Malaka project jangan banyak2 nampilin si choky dah, mending banyakin nampilin mbak Cania ini aja biar saya bisa betah dan bonus bisa pinter.
Ini bahasan yg menarik, tpi krna terlalu banyak gimmicknya jadi ilang smua,,
Cuman emg menarik sih,,soalnya dulu pernah belajar caranya belajar krna memutuskan otodidak,,dan dari situ jadi sedikit tau trnyata sekolah tuh sama sekali gak ngajarin cara belajar,,alhasil ada yg pinter n ada yg bodoh,,pdahal klo diajarin cara belajar auto semuanya bisa pinter,,
Pintar itu banyak definisi nya mbak.🙏🙏
Rajin pangkal pandai
Menabung pangkal kaya
Teryata hanya ilusi
terimakasih banyak
Suka ni klo uda kelihatan buku madilog nya
Lebih baik belajar daripada nol.
"Rajin pangkal pandai" sudah seharusnya tetap jadi slogan yang sakral. Iya, saya tahu hasilnya memang belum tentu. Tapi tidak semua orang itu "pandai". Lebih baik tetap membuatnya sakral.
Biar si pandai saja yang memulai mempertanyakan tentang ini di kelas atau komunitasnya. 🙏
kenapa di kurikulum merdeka anak harus naik kelas, padahal anak belum menguasai materi yang akan digunakan sebagai dasar di kelas selanjutnya...
Ya gimana kalo anaknya gak naik kelas pasti jadi malu sama temen temennya, digosipin, diomongin, dijauhin, dianggap bodoh dll. Belum lagi ribut dengan ortunya yang berusaha biar anaknya naik kelas, nimbulin sakit hati atau apalah. Kalo gak naik kelas pun mereka bisa aja nyari sekolah lain yang mau buat Nerima dan naikin kelasnya.
mestinya tidak usah dinaikan. Kalau belum potensial, agar orang tuanya turut mengevaluasi. Karena eranya orang tuanya acuh tak acuh@@Notfeasible
@@Notfeasiblemungkin bisa diadakan kelas remidial bagi yang gak naik kelas mengevaluasi apa yang kurang dipahami dari materinya. setelah sudah mampu di adakan ujian ulang yang tidak naik kelas itu
cara belajar yang salah dan tidak efektif itu kalau tujuan yang ingin dicapai itu sesuatu yg sudah ada atau sesuatu yang orang lain sudah pernah lakukan. tapi utk orang yang ingin menciptakan sesuatu yg baru metode belajar pun baru. kalau kita ingin mencapai sesuatu yg baru kita harus menciptkan metode pembelajaran itu sendiri bahkan yg mungkin tidak pernah terpikirkan oleh orang lain.
Bagaimana bisa ide brilliant ini muncul untuk shareing ? Keren bet pemikirannya
aku harap malaka project juga bakalan buka offline course nggak cuma di pulau jawa doang sih
supaya lebih merata aja gitu
Scene pas lagi nyeruput kopi, entah kenapa emg enak bgtt mikir tuh ditemenin kapal api sm samsu
Rangkuman "konsep" 2 halaman > Jiplakan "kumpulan paragraf" 20 halaman