Ilmu psikologi jarang banget dipedulikan masyarakat Indonesia. Saya hidup dilingkungan yang kalau bahas filosofi dikatain gak penting. Makanan sehat juga hal yang sangat jauh dari kita. Padahal Indonesia tanahnya subur, tapi makanannya jarang ada yg alami. Penuh Karbo penuh gula. Penderita magh atau gerd pun semakin hari semakin banyak. Saya rasa, faktor psikologis dan makanan itu berpengaruh pada sifat masyarakat yang makin kesini makin begitulah. Kasus anak nendang nenek nenek, kasus ortu depresi dan menyiksa anak. Geng motor yang menyerbu satu kota. Saya rasa diindonesia banyak orang depresi tapi tidak terdeteksi. Banyak yang malu mengakui. Banyak yang menutupi bebannya dan akhirnya bersifat menyerang. Intinya, saya yakin bahwa banyak kejahatan terjadi karena penyakit mental. Dan harusnya mental illness itu yang kita perhatikan, agar jangan sampai muncul bibit penjahat di negeri ini.
@@qoqosan3530 dia ngetest kamu untuk jawab apa definisi filsafat karena dia gk bisa dapat dengan pendapatmu yang bilang kalau filsafat itu sekarang dibuat hiburan, dan kamu malah nyuruh dia liat gugel, klo dia liat gugel kapan kamu akan menjelaskan mksd yang jelas dari kata-kata mu soal "filsafat sekarang hiburan" yang dimasksud oleh mu? aku pun juga gk paham, gimana pula ceritanya ilmu yang menjadi sumber untuk kita belajar memikirkan hal hal baru diluar nalar itu = hiburan? dan kamu malah nyuruh dia liat gugel definisinya. sampai sekarang aja ilmu filsafat dijadikan sebagai wisdom, guidance untuk suatu hal dll. klo bahas ilmu = hiburan, itu bukannya kyk ilmu sulap panggung? klo gitu kamu mau nyamain itu sama filsafat? yg jelas jelas filsafat itu gk ada kedengaran kyk bermanfaat utk panggung dan hiburan gitu? malah seseorang bawa bawa filsafat itu untuk diskusi dll, diskusi itu hiburan gitu?
Pak Guru Memang bener bahwa ada beberapa pendapat dalam filsafat kesalahan yang menyatakan bahwa manusia tidak sepenuhnya dapat mengendalikan keinginannya. Menurut pandangan ini, faktor-faktor seperti genetik dan lingkungan dapat mempengaruhi kemungkinan seseorang untuk melakukan kejahatan. Namun, pendapat ini bukanlah pendapat yang umum dalam filsafat kesalahan. Mayoritas pendapat dalam filsafat kesalahan menekankan bahwa manusia memiliki kemampuan untuk memilih tindakan yang baik dan benar, dan bahwa mereka bertanggung jawab atas pilihan-pilihan yang mereka buat. Meskipun faktor-faktor seperti genetik dan lingkungan dapat mempengaruhi kemungkinan seseorang untuk melakukan kejahatan, pada akhirnya keputusan untuk melakukannya atau tidak tetap berada di tangan manusia sendiri.
Kemampuan untuk mengendalikan kehendak diri itu penting dan pengetahuan atas moral prilaku yang benar itu penting, karna setiap saat kt selalu d hadapkan dengan banyak pilihan yg bs membawa kt dijalan yg baik ataupun buruk
kesadaran jiwa manusia atas keingin terbaik dihidupnya. dilahirkan terbatas dalam segala tindakannya di kehidupan. baik itu karena kekurangan dari segi genetik, pengalaman,pendidikan,traumatik, dan lain lain.
Untuk yang dorongan kejahatan karena Gen, mungkin saya bisa memberikan contoh dari pengalaman pribadi, ini kejadian waktu saya masih kuliah tingkat 2, Sebelum kejadian tersebut, saya merasa diri saya orang biasa, bisa mengendalikan amarah, dan juga nafsu dalam kesehariannya, sampai saya mencoba untuk mabuk karena ajakan teman. dan berhasil mabuk, setelah sadar barulah saya tahu pada dasarnya saya adalah orang yang kejam dan nafsuan. Ini menjadi salah satu penyesalan terbesarku, bahkan aku sendiri belum berhasil memaafkan diriku sendiri atas kesalahan ini sampai sekarang. Namun setelahnya aku bersumpah untuk tidak akan pernah mabuk lagi, dan mempelajari banyak hal cara-cara pengendalian dan penanggulangan emosi yang bertipe seperti saya ini. Karena hal ini, saat memulai hubungan dengan lawan jenis, aku selalu menjelaskan permasalahan dasarku, alhamdulillah sampai saat ini tidak pernah kecolongan dan lepas kendali. Untuk baraya lainnya, Hindari mabuk, apalagi sampai hilang kesadaran (bukan pingsan atau tidur ya), naluri asli dari gen baraya bisa dengan mudah mengambil alih tubuh dan berbuat hal yang disesali oleh baraya nantinya. Penyesalan yang besar terkadang akan lebih menghantui baraya dibanding trauma lainnya yang pernah dialami.
Ini persis seperti dengan yang saya alami dulu sewaktu kuliah. Mengatur kendali atas diri sendiri itu bagian tersulit dalam kehidupan saya apalagi jika itu didasari atas ajakan teman baik saya dulu. Walaupun saya dulu sering mabuk tapi tidak mengacau tapi sewaktu kesadaran saya datang kembali saya merasa kalau mabuk itu hanya kesenangan semu tidak menyelesaikan apa yang jadi permasalahan saya bukannya selesai malah timbul masalah2 baru entah dari mana, maka dari itu alhamdulillah sekarang saya sadar untuk berhenti dan masih mempertahankannya hingga saat ini. Panjang umur untuk teman2 yang berhenti merusak diri.
LEBIH PENTING HINDARI DENDAM KESUMAT CINTA DITOLAK DUKUN BERTINDAK!!! HINDARI MENJADI PENYIHIR BERWAJAH MANUSIA BERHATI IBLIS!!! HINDARI MENJADI TERORIS, MAFIA, HACKER CYBER CRIME, TUKANG FITNAH, BULI, ADU DOMBA, MERUSAK NAMA BAIK ORANG LAIN TAPI GA MAU DI PENJARA & GA MAU DIBAWA KE RSJ MESKI TAU DIRINYA SYIRIK & BERDOSA BESAR!!! TETAP JADI ORANG BAIK DGN HATI YG BAIK!!! BUKAN PURA2 BAIK!!! APALAGI PURA2 MATI TAPI FAKTANYA MASIH HIDUP!!!
kompleks banget jika kita membahas tentang kejahatan dan apa yang menyebabkan kejahatan itu terjadi. tapi pembahasan guru gembul sangat bagus dalam waktu yg relatif singkat 🙏🏻
faktanya orang melakukan prilaku salah dan jahat hasil dari gen orang masing2 dan mungkin lingkungan membentuk ke pribadian orang tersebut.. akan tetapai tidak otomatis menghapus hukuman dan konsekuensi pelaku
pengenalan tanda2 yg terjadi pd diri sendiri itu penting supaya ketika dna nya aktiv segera di sadari dan segera melakukan antisipasi , pengenalan diri kita bisa menjadi awal mengenal org lain sehinga kita bisa memperlakukan org lain dgn baik.
Waktu masih remaja saya pernah bermeditasi,dalam meditasi itu sy menemukan bahwa di kadalaman diri kita sebenarnya terdapat kebahagiaan dimana kebahagiaan inilah yang merupakan dasar dari ahlak baik yang sesungguhnya,jadi ahlak baik adalah ekpresi bukan kompromi. Dalam meditasi itu juga sy menemukan bahwa esensi dari hukuman seharusnya adalah upaya untuk membantu orang mengakses kebahagiaannya. Kabar baiknya adalah masa kanak2 adalah masa dimana seseorang masih dekat dengan kebahagiaan tersebut,jika kita bisa menjaga masa kanak2 seseorang agar terhubung dengan kebahagiaannya maka insha Allah kelak dia akan menjadi orang yang berahlak baik. Tidak praktis bagi kita mencari tahu gen2 apa yang ada pada seseorang. Bahagiakan masa kanak2nya,itu saja.
menurut saya sangat layak untuk dihukum, meskipun ada faktor pendorong yang diluar penguasaan dirinya, karena yang dilihat apa yang telah diperbuat pelakunya.
buktinya menurut ilmuan psikopat ternyata memiliki kekurangan di bagian otak sehingga tidak bisa merasakan penderitaan orang lain tidak punya empati makanya tega bunuh orang
Bgmn dg setan pak bu? Wlwpn dia bukan manusia tp dia tu jahat & dia tk dipengaruhi lingkungan atau terpaksa tp mlh cenderung hebit aja udah jahat. Apakah lord rangga salah? 🤣🤣🤣🤣
@@bukete8070 sebelum adam muncul. Setan adalah mahluk yg taat dan salah satu mahluk yg derajatnya tinggi. Karena keadaan dan lingkungan "kedatangan adam" setan menjadi sombong dan jahat
Menurut saya, semua kembali ke pendidikan dasarnya, ibu adalah madrasah utama dari seorang anak, maka jangan menyalahkan anakmu, kalau istrimu gak bisa menjadi ibu yg baik baginya, dan jangan menyalahkan istrimu, kalau anda bukan seorang pemimpin rumah tangga yang baik untuk mereka,. 😊
Pointnya adalah kesadaran, konsep benar dan salah, serta pengendalian diri. Bagaimana menumbuhkan itu dalam diri manusia, agar mampu mengendalikan diri dalam berbagai situasi. Jika penjara bertujuan untuk menciptakan efek jera, dan nyatanya tidak seperti itu. Maka konsep hukuman tidak efektif, perlu pendekatan lain yang mungkin dapat menyadarkan dan memanusiakan manusia.
Mungkin sebaiknya orang-orang yang memiliki gen kekerasan dikarantina di tempat tertentu (seperti bastoy) sepanjang hidupnya. Agar mereka leluasa melampiaskan takdir gennya satu sama yang lain hehehehe.... Bercanda, Pak Guru. :) Jadi begini, melihat penyebab perilaku kekerasan itu akan lebih baik secara multidimensional. Gen saja tidak cukup untuk membuat seseorang memiliki perilaku kekerasan. Suku, latar belakang keluarga, obat-obatan, stress, trauma, agama, kondisi negara, hukum, penyakit, kerusakan otak, dll banyak sekali, bahkan termasuk gen yang disebut tadi. Menjadikan gen MAOA Cadherin 13 sebagai satu-satunya penyebab perilaku kekerasan - dan termasuk pembenaran terhadap pembebasan pelaku kekerasan sangatlah prematur, pak Guru.
iya bener banget hal seperti ini juga terjadi pada perilaku LGBTQ+, yang dimana mereka yang melakukan hal tersebut mayoritas mempunyai gen yang membuat dirinya menjadi gay, gen tersebut memang memiliki peranan atau menjadi faktor untuk mereka melakukan tindakan gay tersebut tetapi kita harus mempertimbangkan faktor2 lain seperti dari lingkup sosialnya dll. hal ini juga dibuktikan pada beberapa contoh kasus yaitu ada beberapa kembar yang dimana hanya salah satunya yang gay tetapi yang lain yang memiliki hasrat seksual yang normal pada umumnya.
@@gurugembul Manusia di dibekali akal dan nafsu, akal di jadikan panglima untuk mengendalikan nafsunya, manusia terlahir polos fitrahnya di dalam kubu kebaikan memang gen berpengaruh ke jalur keturunan (contoh anak jadah yg cenderung mewarisi sifat buruk orangtuanya anaknya memang tidak salah perumpamaan manusia 1 memukul manusia 2 manusia 2 tidak bersalah tp mendapat efek memar dari kesalahan manusia ke 1), manusia di beri akal supaya bisa membedakan kebaikan dan keburukan dan semua itu kita butuh figur contoh suri tauladan yg sempurna maksum tampa kesalahan yaitu nabi muhammad saw, orangtua dan guru tidak bisa di jadikan tauladan mutlak cukup ambil sisi baiknya
Boro² diterapkan di Indonesia pak gugem mengenai penjara yang memanusiakan manusia. Masyarakat saja kalau mendapat seseorang yang bertindak kriminal atau menyimpang dari norma² yang berlaku akan dihajar massa dengan sadis. Mungkin beberapa masyarakat kita masih melihat hukuman adalah mengenai masalah balas dendam.
Kalaupun basisnya bales dendam rasionalnya orang² akan menangkap sipelaku lalu dibawa ke-korban utk diadili. Menurut w kalau kasusnya kek diatas ad 2 tipe orang sih, antara psikopat/yg menormalkan kekerasan atau emng orang nyari pelampiasan karena punya banyak masalah, menggunakan label "balas dendam/keadilan" utk memuaskan hasratnya (rata² gak sadar)
Di masyarakat kita ada pandangan yang sebenernya luar biasa jahat tapi kita setujui dan maklumi, yaitu jika ada orang yang kita anggap salah kita berhak melakukan apapun kepada orang itu
Mungkin agak sulit dterapkan di Indonesia, mengingat bangsa kita agak serakah. Bahkan terbentuk pribahasa "dikasih hati malah minta jantung". secara pragmatis pribahasa itu menunjukkan adanya keserakahan yang mendarah daging. contoh sederhana dalam hal ini juga terdapat pada pengurangan hukuman penjara pada pelaku korupsi baru-baru ini.
Teori psycho analysist Freud juga menyatakan bahwa perilaku manusia dikendalikan sebagian besar oleh alam bawah sadar yg berisi historis dari individu tersebut. Teori Freud ini juga memukul ego manusia yg mendewakan rasionalitas, manusia yg katanya bertindak berdasarkan rasionalitas ternyata hanya dikendalikan oleh alam bawah sadar
Makasih GG, aku jadi makin paham dan rasional, ,,,pada dasarnya anak menjadi keras sesuai lingkungan dan gen,, saya punya orang yang saya kenal, dia suka bersikap narsis tafi dia juga tidak mau Bersifst narsistik entah kenapa tiba tiba bersikap narsistik jika di depan orang , berarti benar ada genetik yang menjadikan seseorang seperti itu pula, pada dasarnya orang itu juga tidak mengerti kenapa dia bersikap seperti itu, , Thank you sudah memberikan tambah wawasan dari segi kacamata pilosofi dan sains
Artinya perlu penuhi kebutuhan hidup secara fisik dan mentalnya secara mencukupi, daripada hanya dicekoki hukum negara dan ajaran dongeng religi atau bahkan disiksa sipir...
Hukum itu bukan hanya ttg personal, tp juga sosial. Mestinya harus fair juga bicara tentang korban, siapa yg hrs bertanggung jawab atas kerugiannya dan dampak sosialnya. Akibat kontrol sosial yg rendah bukan berarti membuat kehidupan personal menjadi longgar dan permisif akan kriminalitas.
Jika seseorang melakukan kejahatan yg luar biasa .terus diputuskan tidak bersalah tidak dihukum hanya karena punya gen jahat. Dimana letak keadilan buat para korbannya. Setiap manusia punya gen hormon negatif dan positif,mana yg dominan ,disinilah letak fungsi pendidikan moral. Mungkin pelaku didak diajarkan moral oleh orang tua dan guru .tapi setidaknya lingkungan yang dia liat dia perhatikan dia rasakan secara tidak langsung telah menjadi guru pengalaman bahwa melakukan kejahatan adalah dilarang dan berakibat buruk apabila dia melanggar. Tapi dia tetap melakukan kejahatan berarti dia tahu konsekuensinya. secara tidak langsung dia siap menghadapi apapun hukumannya. Berbeda dengan anak 2 yg belum dewasa. Meraka belum sampai akal dan pikirannya , perlu direhabilitasi . Norwegia negara kaya penduduk sedikit ,motif kejahatan ekonomi sedikit.paling masalah narkoba ,seks dll .pendekatan humanisme cara mereka cocok. Tapi beda di negara kita . Penduduk miskin banyak dan banyak pengangguran, kebanyakan masalah ekonomi ,terus jual narkoba.ujung ujungnya ya masalah perut juga. Seandainya di manja seperti di Norwegia di gaji dan bebas keluyuran diluar terali besi ,ya berjubel pada minta dipenjara , dari pada diluar tidak makan .enakan di penjara toh terjamin hidupnya bahkan bisa kirim uang. Beda negara ,beda penanganan .beda kasus beda penanganannya.
Jika hukuman memang dijatuhkan maka harus dengan metodology science yang akurat-rat sampai hakim tahu apakah terdakwa didorong oleh lingkungan, DNA, atau keinginan pribadi. Dan hukuman dijatuhkan harus dengan tendensi memberikan pelajaran dan kesempatan membuka lembaran baru bagi terdakwa.
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ Pak guru bahas: apa dan siapa yg di maksud pemimpin di antara kalian,,
Pak Guru. Itu artinya ada dua hal. Pertama untuk diri kita sendiri menyikapi setiap kejahatan manusia yang terjadi di sekitar diri kita, mulai dari lingkungan terkecil hingga yang terbesar kita harus menganggapnya ada beban genetik yang secara pribadi layak dimaafkan . Itu untuk yang pertama: pihak diri kita sendiri. Kemudian yang kedua adalah pihak sosial ( kemasyarakatan) itu harus tegak hukum Allah yang maha adil dan maha bijaksana yang sangat mengayomi dan mendidik manusia secara Paripurna karena Dia adalah Sang Pencipta manusia sekaligus menjadi pencipta segala perbuatan manusia. Dan hukum Allah ini masih utuh terpelihara hingga detik hari ini tidak ada pemalsuan , tidak ada pembengkakan, tidak dikurangi dan tidak ditambahi, bahkan tidak ada keraguan di dalamnya. Itu adalah Kitabullah baik di Yahudi maupun di Nasrani . Kitabullah yang murni asli dari Allah yang tidak tercampuri isinya dengan hasil olah pikir otak atik makhluk ( jin dan manusia). Maka tegakkan hukum Allah di muka bumi. Dan ini harus dilakukan secara bertahap , teratur dan berjamaah. Dan para pelakunya adalah orang orang yang menegakkan hukum Allah pada diri yang tidak terpengaruh oleh kepentingan pribadi, ego dan hawa nafsu; yang saling berwasiat dengan kebenaran dan saling berwasiat dengan kesabaran. Oleh karena itu tegakkan hukum Allah pada diri sebelum Allah datangkan hukuman kepada manusia.
KAYANYA IMPOSSIBLE DILAKUKAN DI NEGRI INI!!! APAKAH SEBAGIAN BESAR RAKYAT YG BELAJAR SIHIR, JADI USKUN, DUKUN, MAU DIHUKUM MATI SESUAI HUKUM ISLAM? APAKAH TERORIS, ISIS, YG JELAS2 PEMBUNUH MAU DIHUKUM QISHAS SESUAI HUKUM ISLAM?! MEREKA MENERIAKKAN HUKUM ISLAM DIJALAN2 TAPI MUSTAHIL MENERAPKANNYA! KRN ITU LAH MEREKA CARI CELAH KEBURUKAN ORANG YG DIA BENCI DGN MENGIRIM PASUKAN PRIBADI YG TERDIRI DARI PENYIHIR, TERORIS, MAFIA, HACKER CYBER CRIME UTK DIFITNAH!!! MEREKA MUSLIM YG FAHAM HUKUM ISLAM TAPI MUSTAHIL MENERAPKANNYA!!! KRN MENYALAHI ATURAN PARTAI KHAWARIJ YG MEREKA BUAT!!!
Beberapa bulan yang lalu saya mengunjungi teman SD di desa saya. Dia merantau ke riau dan bekerja sebagai tukang las dalam projek besar pembangunan tengki minyak. Alhamdulillah teman saya sukses sudah beli motor, bangun rumah, menikah punya anak dll. Usut punya usut di perusahaan dia nglas itu ternyata banyak pekerja dari Cina. Dan usut punya usut ternyata mereka adalah narapidana yang dihukum untuk bekerja di perusahaan itu, setiap 5 orang napi dijaga 1 polisi cina. Penghasilan dari napi sebagian besar diambil oleh negara Belajar dari kisah ini, ternyata di cina, napi dipekerjakan dalam pekerjaan yang jika nanti dia sudah keluar dari tahanan bisa untuk hidup. Keluar dari tahanan para napi dapat sertifikat dan bisa untuk mendaftar kerja sebagai tukang las, yang mana itu pekerjaan yang gajinya lumayan besar juga.. Berbeda dengan lembaga pemasyarakatan di Indonesia, napinya diajarin buat kalung manik manik, dan bunga dari botol ale².. 😅
Kalo kalian mendengar dan melihat pak gugem masih santai tanpa emosional, fiks kalian memiliki genetis sebagai psikopat 😂😅🤣 pak gugem Memncaing watak asli diri manusia
Dari judulnya sendiri sudah paradoks :) Bilamana manusia tidak boleh menghukum manusia, bukankah ini malah menyalahi filsafat kemanusiaan juga. "Dalam hukuman itu ada jaminan kehidupan bagimu, wahai orang-orang yang berakal" Yah, setidaknya itu yg saya pahami Pada akhirnya itu disesuaikan dengan kebutuhan/kepentingan masyarakat
Jadi keinget buku "berani tidak disukai" Yang mana si filsuf ngasih tau tentang konsep reward and punishment yang alfred adler sendiri kurang setuju. Ibarat kata kalau seseorang lagi belajar tapi malah dikasih ejekan, justru itu yang buat dia sendiri berhenti berjalan dan ga sadar akan kesalahannya. Walaupun ga nyambung, tapi saya cocoklogi lagi kkkkk~
Makanya lebih simpel kalau yang jahat diisolasi dalam suatu tempat yang layak. Kecuali, yang punya kecenderungan sangat agresif atau yang butuh penanganan khusus. Tapi, itu perlu reformasi total dari model pengasuhan anak2nya agar punya empati. Dan pastinya sulit dilakukan di negara yang hobi beranak.
Sifat manusia pada dasarnya adalah munafik. Jadi ketika ada orang yg melakukan kesalahan, akan timbul rasa utk cepat menghakiminya dari sudut pandang kita sendiri. Semacam superiority complex yg tiba-tiba muncul. Karena itu sering terjadi aksi pengadilan jalanan atau "penjahat dimassa warga". Padahal harus dilihat jika saja dia ataupun keluarganya berada di posisi itu, apakah dia akan melakukan hal yg sama. Contohnya: maling dikubur hidup-hidup.
Tapi filsafat tersebut menurut saya juga memiliki berbagai problem Pak. Kita akan sangat sulit menghadapi problematika setelahnya. Konsep pembinaan yang baik menurut saya lebih prefer kalau diberikan sebelum adanya tindak kejahatan. Jika ada penormalisasian pada perilaku kriminal, maka selanjutnya yang terjadi adalah (menurut saya) memicu gen kriminalitas untuk berkembang. Pada dasarnya, setiap orang juga melawan gen atau kecondongan untuk melakukan kriminalitas, tapi dia melawannya. Ketika kita menghilangkan konsep hukuman, maka akan timbul keleluasaan untuk melakukan tindakan kriminal. Hal ini karena menurunnya kedisiplinan diri untuk melawan hasutan bertindak kriminal. Sekali lagi agar lebih jelas, saya sangat mengapresiasi konsep di pebjara yang Pak guru sampaikan diakhir, tapi lebih dari itu, yang kita perlukan adalah konsep pembinaan. Hal ini mulai dari masyarakat bahkan keluarga. Mengembalikan orientasi hidup yang tidak sekedar kesenangan hidup, tapi juga bermakna. Sedangkan hukuman sendiri perlu. Saya rasa menarik juga jika Pak Guru bisa menambahkan nanti di list filsafat mengenai kebutuhan hukuman untuk membersamai video ini. Yeah, tapi kalo ndak salah, seinget saya dahulu Pak Guru juga pernah membahas itukan di salah satu video?? Coba bisa dibahas lagi Pak Guru.
Sangat layak dihukum terkhusus tindakan pembunuhan, dan bila gen-gen kekerasan dijadikan alasan untuk tidak menghukum pelaku. Maka kita harus condong kepada korban yang juga tidak memilih untuk dibunuh atau dirugikan apapun itu. Jika kita berpikir tentang sesuatu yg tidak di inginkan manusia, maka kita sedang memasuki perbincangan yang sia-sia. "Mengupayakan masa depan... sangatlah mungkin, berteori tentang takdir... Lupakan saja"
Kalau diterapkan di Indonesia tingkat kejahatan akan meningkat karena pada mau masuk ke penjara seperti di Norway. Kejahatan karena tindakan tetap harus dihukum. Coba nanti kita diskusikan latar belakang pak Sambo apa DNA nya bermasalah, latar belakang keluarga dan lingkungan tidak baik?
Manusia terlahir memang dengan banyak potensi (mungkin juga gen) yang mendorongnya berbuat kesalahan, namun ia juga memiliki tools untuk pengendalian diri.. Jadi sebenarnya hukuman itu sendiri harus menjadi sesuatu yang 'mendidik' atau setidaknya menjadi sesuatu yang membuat manusia saling mengontrol dan membatasi satu sama lain..
pak guru, saya sering komen di video pak guru, khususnya pada video filsafat. tapi untuk video kali ini saya agak sedikit emosional, karena saya punya naskah atau buku yang belum terbit, poin besar dalam buku saya tersebut ialah filsafat deterministik, sama seperti konsep yang pak guru kasih di video ini. saya membahas mengapa alam semesta secara deterministik, yg mana ini sedikit berbeda dengan filsafat determinstik secara umum dan sudah ada, yang hanya berkutat pada pertanyaan "bagaimana" pada masalah determinasi, sedangkan saya membahas pertanyaan "mengapa" pada masalah determinasi. yg saya sendiri mengira cukup unik, dan itu yang membuat saya punya harapan besar tentang tulisan yang saya buat. saya udah coba ngirim email ke beberapa penerbit, cuma belum ada balasan sampai sekarang, saya gatau motifnya apa. tapi sampai sekarang saya masih berharap untuk bisa terbit, saya membahas banyak konsep dalam buku ini, yang menurut saya sendiri, ini akan berefek besar dunia filsafat kontemporer (jika tulisan saya banyak dibaca orang). jika pak guru berkenan ingin membantu penerbitan, saya akan senang sekali pastinya, karena saya nulis buku itu selama 2 tahun lebih, dan itu bukan waktu yang singkat, salah satu mimpi saya yang tentunya tak akan padam
Pak guru sdh menyebut kata "tobat"...... itulah kuncinya. Sekarang tinggal bagaimana interpretasi dlm praktek pertobatan itu. Apakah seseorang perlu difasilitasi pertobatannya (dgn memberikan apa yg sering diistilahkan "hukuman")..... atau tdk perlu difasilitasi.
Demi menjaga Ketentraman yang absolut tidak membutuhkan aturan hukuman jera karena sejatinya yang mereka butuhkan itu sebuah lingkungan yang aman bukan ingin membuat seseorang jera atas kelakuannya. Apakah penjahat dapat tobat dengan hukuman jera? Belum tentu. Yang kita perlukan sebetul cuma biar kita aman aja jadi asalkan kita bisa misahin kita dari penjahat kita sudah termasuk menjaga Keamanan. Kayak di penjara bastroy kalo kita liat memang bukan penjara sama sekali melainkan cuman agar ruang gerak penjahat di batasi ga kerumunan di masyarakat. Pencegahan lebih baik di banding mengobati. Dari si ibu yang bunuh bayi sebenarnya bisa tidak, pikirkan apa yang bisa kita lakukan itu mencegah hal itu terjadi. Contoh : memberikan pertolongan pas dia kecil di siksa ibunya = membuat lembaga perlindungan anak dan wanita. Mengecek apakah panti asuhan "baby farm" termasuk sesuai regulasi atau tidak dan mengecek status mental si ibu tersebut = regulasi hukum & syarat kelayakan sebuah yayasan tertentu. Dibuatnya penjara bastroy itu bukan atas mereka yakin bahwa penjahat pun bisa tobat. Tidak salah tapi bukan tujuan utama tetapi biar mengajari mereka bagaimana caranya memenuhi kebutuhan mereka sebagi manusia tanpa harus menghilangkan nyawa seseorang. Biar tahu bahwa mereka sebetulnya manusia dan mengerti hidup seperti manusia itu seperti apa. Saya masih percaya hukuman mati dapat di gunakan asal metode nya tidak terlalu menyakitkan ini pun karena terpaksa. Jika kita sudah melakukan terbaik tetapi tiada perubahan setidaknya kita bisa mencegah potensi kejahatan dilakukan oleh orang yang sama dengan cara hukuman mati. Jadi bagaimana pengawasan nya? Liat aja kondisi keuangan & lingkungannya. Dikasih wadah untuk curhat, diberi tujuan hidup, dikasih motipasi, diberi kebebasan berkreasi. Klo gk mempan. Awasi hingga memata-matai, blackmail mereka jika ada indikasi ingin melakukan kejahatan, brainwash cuci otak sekalian sampe mereka gk akan melakukan kejahatan lagi selamanya. Kok ekstrem sekali ya? Namanya juga demi keamanan yang absolut. Point utama : 1. Hukum jera belum tentu jera. 2. Banyak cara selain menghukum jera. 3. Pencegahan lebih baik daripada pengobatan. 4. Selalu peduli terhadap sesama dan tidak hanya peduli saja. Awasi sekalian. 5. Jika semua gagal pakai cara "terakhir".
Pak Guru, saya punya rekomendasi anime judulnya Psycho Pass, yang dimana kejahatan seseorang sudah bisa di ukur dari gen seperti dalam pembahasan ini menggunakan AI. barangkali bisa jadi bahan kajian dan referensi buat materi berikutnya :3
Itulah funsinya hukuman bukan ttg diri anda tapi org lain,. Apa yg bisa menahan kita ketika genetik, lingkungan situasi mendorong kita melakukan kejahatan bukannya hukuman?
Konsep penjara Bastoy di Norway itu cocok untuk lahan basah bagi kementrian yg mengelola lapas 😅. Ayoo yg mau masuk lapas level resort bayar dulu... Kita kan juga ga tau apakah di Bastoy itu diperuntukkan bagi kriminal dgn kategori spt apa, apakah kriminal kaya atau kriminal bangsawan dll. Masih perlu studi lanjutan & saya yakin para kepala lapas di +62 jg banyak belajar ttg jenis2 penjara di seluruh dunia. Semoga sehat selalu Pak Guru 🙏🏼
Mengingatkan saya dengan artikel yang pernah saya baca di Curiosity (sebuah website berisi artikel trivia dan did-you-know's terkait science, sekarang sudah tidak ada). Artikel tersebut memuat tentang "ground zero of neurosurgery", di mana karena kecelakaan, ada kepala seseorang yang tertusuk oleh baja. Beruntungnya dia masih hidup dan setelah ditangani oleh dokter dia selamat. Yang menarik adalah orang ini dulu dikenal sebagai orang yang ramah dan senang bergaul. Tapi setelah kejadian tersebut orang ini menjadi agak pemarah, kepribadiannya berubah drastis. Orang-orang menyimpulkan bahwa ini karena kerusakan di otak akibat kecelakaan tersebut. Yang menjadi pertanyaan adalah kalau memang "desain" otak kita mempengaruhi bagaimana kita berpikir dan bertindak, apakah kita bertanggung jawab atas segala hal yang kita lakukan, termasuk kejahatan? Apakah kita berhak dihukum atas kejahatan yang kita lakukan? Apakah semua hal yang kita lakukan benar-benar dalam kuasa kita? Apakah kita benar-benar punya free will?
KEJAHATAN DILAKUKAN DALAM KONDISI SADAR!!! JADI HARUS DIPERTANGGUNGJAWABKAN DI HADAPAN HUKUM BAIK PIDANA & PERDATA!!! SESEORANG BERTINDAK JAHAT PASTI ATAS KEMAUANNYA SENDIRI!!! MUSTAHIL DALAM KONDISI GA SADAR!
@@d3wi_r4tih memang sadar, tapi ini bukan tentang sadar atau tidak sadar. Ini tentang siapa yang mengendalikan kesadaran itu. Ini yang disebut Pak Guru sebagai "gen pembunuh" di video ini.
Kalo individu gak dihukum karena alasan gen, apa gak merusak keseimbangan di masyarakat? Karena dasarnya manusia itu makhluk sosial daripada makhluk individu. Kalo penjara Norwegia diterapkan di Indonesia kayaknya gak mungkin. Butuh waktu ratusan tahun jika ingin menerapkan penjara di Norwegia baik aparat maupun masyarakatnya secara 3 abad lebih kita dijajah bangsa asing dan 32 tahun dipimpin diktator, sadar atau gak, mental dan perilaku masyarakat kita sudah terlanjur terbentuk
Kadang Idealmu harus/wajib diterapkan secara paksa. Lebih baik mereka dipaksakan untuk mengikutinya daripada diberi inisiatif. Yang penting tetap konsisten dan lama-lama mereka akan terbiasa
@@SuwandyOnggo saya setuju 100% kebaikan harus dipaksa biar jadi kebiasaan. Tapi jika dimasyarakat, perlu waktu ratusan tahun untuk menyesuaikannya. sesuai teorinya ibn Khaldun tentang siklus peradaban. Jika dipaksa dipercepat, efeknya akan lebih buruk kedepannya. Contoh aja di Asia timur, khususnya Jepang sama Korea Selatan. Meski sekarang keliatannya etos kerja dan disiplinnya tinggi, tapi tingkat stres sama depresinya lebih tinggi dari kita di Indonesia.
Benar, ini sudah dibahas oleh Seneca 2300 tahun yang lalu. Menghukum manusia itu adalah hal yang bodoh jika hanya untuk memuaskan nafsu kita. Kadang lucu, masalah-masalah masyarakat kita sebenarnya sudah ada jawabannya 2 milenia yang lalu
Setiap org tidak akan berbuat sesuatu kecuali atas kehendaknya, itulah yg bisa dihukumi benar dan salah. Adapun sesuatu yg diluar kendalinya bukanlah sesuatu yg dikatakan "salah atau dosa" kecuali pembvnvh4n, pembunuhan itu mempunyai upaya yg besar. Hal-hal yg berkaitan dg gen dan pengalaman juga adalah hal yg berkaitan dg kehendak.
Karna bagaimana bisa dia tidak menyadari dan berkendak ketika dia mengalami suatu pengalaman. Suatu yg berkaitan dg gen itu bisa diubah dg upaya upaya. Kita lihat banyak cerita yg awalnya seorg preman lalu taubat dan mempunyai anak, dan anak itu bersifat sepeti sifat ayahnya yg sekqrang (baik) bukan sifat yg dulu.
Terkadang dalam hukum Indonesia (pidana), proses pembuktian jauh lebih penting dari filsafat. Jadi benar tidaknya, atau bersalah tidaknya seseorang sangat bergantung pada kekuatan dan keabsahan bukti. Ini realita yang kita hadapi.
Bukti fisik adalah hal yg dapat dipertanggung jawabkan menurut kaidah hukum yg berlaku, kalau menggunakan filsafat bisa2 gak ada orang yg dihukum jika dia terbukti membunuh.
Sekadar pandangan saja Pak Guru, mohon maaf jika salah mohon dikoreksi :). Menurut pandangan saya, di semesta ini memang sudah tercipta dan ada peran positif dan negatif yang termanifestasi ke dalam perilaku dan sifat manusia, dan juga makhluk atau benda semesta lainnya adalah untuk keseimbangan, perputaran kehidupan semesta. Sama dengan prinsip element terkecil partikel sub atomik ( proton, elektron, & neutron) yang silih berganti berputar membantuk medan toroidal dalam dimensi quantum yang dalam tradisi cina adalah Yin Yang. baik dan buruk (+ & -) menjadi relative jika dilihat dari perspektif Tuhan. Jadi ya memang benar kalau ada manusia yang jahat secara genetik bahkan secara DNA turunan leluhurnya memang seperti itu, dalam rangka regenerasi untuk menyempurnakan atau membayar hutang karma leluhurnya, manusia yang jahat pun berproses sedara periodik turunan demi turunan menyempurnakan karmanya dari buruk menjadi semakin baik terus menerus hingga menuju kasampurnan ( dalam tradisi jawa). Di dalam tradisi agama khususnya abrahamik, juga terkandung sebuah hikmah yang menurut saya ada pemahaman yang semakin berbeda jika dipahami dari level syariat - hakikat. Contoh cerita Nabi Ibrahim menyembelih Ismail. Ini kan tidak logis meski ini perintah Tuhan (tumbal), tapi sekali lagi ini jg ilmu hikmah bahwa manusia hakikatnya adalah ketiadaan, bukan apa-apa dan tidak melekat pada apapun kecuali substansi Tuhan itu sendiri. Atau cerita Nabi Khidir pada saat membunuh orang sekampung ketika nabi Musa belajar waktu itu. Memang itu sulit dipahami ketika tanpa alasan membunuh banyak orang meski ada alasan yang tidak diketahui orang lain bahkan protesnya Nabi Musa. Seperti cerita Thanos yang berniat menghancurkan semesta juga. Secara kemanusian memang terlihat tidak adil atau jahat dan sebagainya. Tapi dari sudut pandang Tuhan dan semesta itu adalah kenyataan yang seharusnya terjadi, untuk keseimbangan semesta. Dan metode mematikan manusia-manusia itu juga macam-macam. Bisa jg lewat bencana alam, perang, manusia jahat, dsb terserah Tuhan mengaturnya. di dalam hindu juga ada 3 sistem sifat Ketuhanan, Brahma sang pencipta, wisnu sang pemelihara, dan siwa sang penghancur dan pelebur. Tapi apakah siwa jahat? oh tentu tidak, karena peleburan itu juga untuk kembali menyeleraskan semesta ini. Lalu kembali ke pertanyaan di judul Pak Guru Gembul, Apakah manusia tidak boleh menghukum manusia? Jika saya boleh menjawab, boleh iya boleh tidak tergantung kasus dan tingkat wisdom manusia itu sendiri. tingkat kebijaksanaan manusia juga berbeda-beda, karena banyak doktrin yang berbeda-beda, sifat dari genetik dan DNA dan berbagai variable lain. Kalau saya sendiri sih lebih ke melihat bahwa segala sesuatu di alam semesta ini digelar untuk dipelajari, termasuk drama-drama manusia dari zaman penciptaan hingg sekarang, sampai akhirnya manusia tau siapa/apa sih sebenarnya semua ini. Manusia lebih untuk belajar, mengamati, menganalisa, dsb kurang lebih seperti yg guru gembul lakukan ini mempelajari banyak hal ini sangat bagus & keren. Selain itu manusia juga tentunya diberikan akal untuk berpikir dan kesadaran untuk merasa, sehingga bisa hidup dan selalu selaras dengan alam semesta, dan kata "selaras" ini juga menjadi relative lagi. Semua tergantung dari tingkat kecerdasan dan kebijaksanaan tiap-tiap manusia itu sendiri. Dan saya ngefans sekali Pak Guru Gembul :). Salam, semoga sehat selalu sekeluarga :)
Saya sepahaman dengan beberapa pendapat anda, contohnya bencana alam kalau dilihat dari sudut pandang manusia itu suatu yang kejam, tapi kalau dilihat dari sudut pandang lain ya itu hanya sebuah evolusi bumi
Kalau menurut sudut pandang diluar manusia, mungkin manusia jahat karena telah membunuh & memakan hewan dan binatang tak bersalah, namun bagi sudut pandang manusia, itu bukanlah kejahatan karena itu memang kebutuhan manusia, kira kira sepemahaman saya begitu
Kesimpulan yg saya ambil intinya yaitu di pemaksimalan dalam pendidikan, cukupnya pendidikan membuat manusia mengerti fungsinya sebagai manusia,,,, 👍👍👍
bagaimana caranya memberikan pendidikan kemanusiaan pada generasi muda sedangkan orang-orang yang udah pada "dewasa" aja banyak yang udah kehilangan kemanusiaannya? tapi bahaya juga ya kalo kekerasan bisa diwariskan secara genetik, seolah masalah sikap intoleran yang diwariskan secara ideologi belom cukup buruk buat kemanusiaan
Habis nonton ini pusing pak guru kalo dipikir pikir kejadian itu bisa mengubah hukum yg seharusnya diberikan. Saya menyerah pak guru untuk berkomentar sekarang terlalu mind blowing apa lagi ada penjara yg membebaskan para napi untuk mengubah pola hidup mereka. Salut banget sama pak guru soal mencari informasi.
Apakah bastoy bisa dijadikan dasar kehidupan bersosialisasi di seluruh dunia ? Ataukah kita harus membasmi para pengidap gen MAOA dan Cadherin 13 diseluruh dunia ? Seharusnya para pemilik gen kekerasan menyadari, jika tuhan menitipkan cobaan / kemalangan yang harus mereka lawan didalam diri mereka.
Kalau gak salah kemarin juga ada kasus kan pingin dipenjara gara2 gak punya sanak keluarga gak ada yang ngajak ngobrol , lah di penjara malah banyak temen ngobrol
Saya umur 9 taun sudah merasa DEWASA.. Banyak melakukan hal2 yg membuat diri saya merasa telah dewasa misal membantu pekerjaan bapak dan ibu saya.... Padahal bapak saya ketika muda itu preman pasar.. Sy sering diceritakan suka baku hantam suka maling suka mencuri dll.. Tp saya pribadi tidak tertarik melakukan hal2 buruk padahal selama hidup saya diberikan kebebasan untuk melakukan hal sesuai keinginan saya... Dan dr SD sampai SMA saya selalu juara kelas.....
anda diberi akses untuk melakukan kejahatan tp anda tdk pnya kehendak untuk melakukan nya, buktinya anda tak melakukannya, berarti gen anda normal bro ga psikopat
Genetik yang mempengaruhi prilaku seseorang bukan genetik secara biologis melalui perantara darah melainkan keluarga sebagai lingkungan sosial yang paling kecil dari individu. Secara sosiologis yang mempengaruhi prilaku seseorang itu terdiri dari keluarga, faktor psikologis dan lingkungan sosial yang lebih luas seperti sekolah dan circle pertemanan. Kalo dilihat dari lingkungan keluarga proses pembentukan pribadi itu pertama kali ditempa karena keluarga adalah madrasah pertama bagi si anak. Disamping itu kemampuan abstraksi si anak pada usia pertumbuhan sampai umur 12 tahun kalo gak salah ya? Koreksi saya kalo salah, itu belum sempurna sehingga lebih condong pada mengenal sesuatu yg lebih konkrit sehingga tidak bisa dielaborasi oleh pikiran mereka secara sempurna yg berimbas pada menelannya mentah2. Mereka tidak tahu apakah ini salah atau benar yg jelas itu lah yg mereka lihat. Kalo dari segi hukuman itu lebih condong pada usaha pengendalian dan tuntutan publik terhadap penegakan norma yg dipahami oleh mayoritas sehingga di implementasikan berdasarkan hukum yg disepakati oleh masyarakat demokrasi yg sudah matang atau otoritarian oleh diktator berdasarkan idealismenya utk membentuk masyarakat yg lebih teratur. Utk hukuman yg lebih pas utk setiap narapidana berdasarkan sebab dan akibat yg berbeda butuh kajian yg lebih lanjut baik melalui kesadaran kolektif kita maupun pihak yang mempunyai kuasa utk itu. Terima kasih Guru Gembul 🙏
saya sangat tergugah dengan Narasi Guru yang mengatakan bahwa'saat anda malas, anda cepat putus asa, ada pengaruh gen disitu,saya kasih bintang 5 untuk narasi ini!!!
Waktu saya kecil,saya sering menyiksa binatang dengan sangat kejam, mungkin itu karna depresi. Tapi saya mencoba berdamai dengan diri saya,dan saya menemukan diri saya yang lain. Yang lembut dan welas asih. Saya memilih menjadi seperti itu,maka berangsur angsur saya berubah dari kejam menjadi baik. Ya kalau dari kacamata saya sih,itu syaitan yang menghasut dari kecil. Tapi gejolak dalam diri memaksa saya untuk memilih. Dan saya memilih menjadi baik
Masuk akal pak guru. Sebagai langkah awal, secara sains kita harus menurunkan populasi manusia dulu biar lebih mudah meniru konsep penjara di norwegia itu.
@Fit iyalah. berapa jumlah penduduk di norwegia? klo mau diterapkan di indo SDM nya hrs berkali-kali lipat lbh tinggi dr org2 norwegia 😅 karena jml org yg jauh lbh banyak
kasus Amelia Dyer sama persis seperti kasus Hilda Nilsson, pembunuh berantai terburuk dari Swedia. dan dua negara itu sama2 menghadapi masalah yang sama yaitu meningkatnya angka kelahiran namun diluar pernikahan, dan untuk di Swedia itu karna ada kebijakan pelarangan kondom. akhirnya banyak orang yang membuka jasa pengasuh bagi bayi2 malang ini. dan sama seperti Amelia, Hilda juga menerima bayi lalu membunuhnya agar ia mendapat uang. ia pun mendapat julukan "Angel Maker" karna dalam kepercayaan Eropa, bayi yang meninggal akan menjadi "malaikat". Amelia dan Hilda sama2 meninggal digantung, bedanya Amelia di eksekusi, sedang Hilda bunuh diri di sel penjaranya. kasus Hilda Nilsson diangkat menjadi cerita game horor berjudul "Mor", dalam bahasa Swedia "Mor" artinya Ibu. mengenai gen turunan yang menyebabkan perilaku kriminal, beberapa tahun lalu saya memvaca kasus seorang bocah di Amerika latin kalo ga salah, sudah membunuh belasan orang, dan ini menjadi bukti bahwa "Natural-Born Killer" memang ada, ada beberapa orang yang lahir dengan sifat pembunuh.
GEN TURUNAN PENYEBAB PERILAKU KRIMINAL = MUSTAHIL MENGOBATI DENDAM & TRAUMA MASA LALU KRN KEBURUKAN HATI!!! CONTOH!!! 1. USTAD TERKENAL PENDIRI PARTAI KHAWARIJ FAKTANYA ANAK MANTAN TERORIS! AKHIRNYA SI USTAD BUAT PARTAI KHAWARIJ DGN BERBAGAI KERAHASIAANNYA & SEMUA ORANG YG TERGABUNG DI DALAMNYA DICAP TERORIS! PARTAI ITU BAHKAN MENDEKATI PRAKTIK2 PERDUKUNAN MESKI TERKENAL ISLAMI!!! (W SIH MENDING DIJAUHI) 2. ANAK PENYIHIR FAKTANYA DIAJARI SIHIR. MESKI JADI SANTRI, DIDIDIK DGN SEBAIK MUNGKIN DIRUMAH TAPI KALAU SALAH GAUL DGN TERORIS, MAFIA, HACKER, DUKUN YG DENDAMAN, JADI TERORIS & PENYIHIR JUGA MEREKA AKHIRNYA!!!
Natural born killer pasti kerabatnya ada yg penjahat!!! So, bener juga sikap pemerintah jaga2 terhadap kelompok teroris di negri ini dgn mengawasi diam2, pendidikan bela negara, PPKN, PMP, akhlak, moral, agama, dll, utk mencegah agar rakyatnya terjebak terorisme yg membahayakan keluarga besar mereka Pemerintah emank TOP dah!!!
Menurut saya pak guru, neurosains telah merevisi dasar pemahaman manusia tentang baik dan buruk, benar dan salah. Bisa jadi kita memerlukan sebuah sistem yang baru, norma-norma yang baru. Jika semua itu adalah dorongan gen dan tak bisa diubah, mungkin dimasadepan ketika seorang anak lahir dan diketahui membawa gen-gen yang dibilang kriminal, mereka bisa langsung dimasukan dalam sebuah tempat rehabilitasi sebelum diterjunkan dimassyarakat. Ini seperti sedia payung sebelum hujan. Kalau sistem ini berhasil maka mungkin bisa mengurangi tingkat dan angka kriminalitas. Seperti kata Focault dunia post modern adalah sebuah dunia yang tidak memiliki titik batas(heterotopia). tidak ada standar umum yang bisa dipakai mengukur menilai atau mengevaluasi konsep dan gaya hidup tertentu. Karena itu masyarakat post modern dituntut untuk menerima diversitas dalam masyarakat. Temuan-temuan neurosains agaknya memang mengarah kearah sana, berbagai temuan yang diketahui seakan memberikan teguran terhadap norma dan sistem yang ada. Tapi apapun itu, agaknya membiarkan orang yang melakukan tindak kejahatan berkeliaran bebas tanpa mendapat tuntunan atau hukuman itu juga bisa dibilang tidak pantas.
Kasus Sambo lebih baik tidak menjadi konsumsi publik karena hanya akan menimbulkan spekulasi2 yg tidak perlu. Lebih baik diberitakan ketika sudah menjadi putusan pengadilan baik kronologi maupun hukuman
Bener juga, cuma masalahnya kalo gak ada pemberitaan dalam jangka waktu tertentu takutnya masyarakat udah lupa, terus tau tau hukumannya malah wadidaw.
Bagaimana caranya agar tidak menjadi konsumsi publik di negara terbuka dan demokrasi seperti ini? sedang pers dan masyarakat sangat menikmati dan menunggu setiap episode dari kasus ini? 🤭🥱
Hukum yg diselenggarakan manusia ke manusia lain memang tdk akan pernah benar2 proporsional pak guru, karena manusia tdk mnkin melihat sesuatu secara benar2 utuh dari A smpe Z... Sedangkan hukum ditujukan untuk menegakkan kebenaran, dan kebenaran itu sendiri sangat2 relatif
Watak. Kebanyakan orang dibanding berpatokan soal DNA, orang2 biasanya cenderung menyebut nya watak. Kecenderungan pada sifat dasar tertentu. Watak tempramen, watak sabar dll. Dan itu memengaruhi pola hidup
pak Guru, kalau pembunuh yg paling banyak membunuh dgn tangan sendiri, secara satu persatu , sepertinya itu adalah seorang algojo Uni Soviet jaman perang dunia 2: Vasily Blokhin (1895-1955) He was active from the mid-20s until Stalin's death. That's 30 years of executions! Blokhin and his team worked without pause for 10 hours each night, with Blokhin executing an average of one prisoner every three minutes. Korbannya diperkirakan ada 7,000 orang, yg kepalanya ditembak pistol dari belakang itu tentang f'un' fact pembunuh terbanyak, tapi soal hukuman mati, menurutku ada perlunya itu terus ada, terutama untuk orang yang sudah menjadi ancaman jiwa buat orang lain jika mereka tetap hidup. orang tsb sudah menjadi predator buat manusia lain, dan meskipun tetap ada kemungkinan orang itu berubah, kemungkinan lebih besar mereka akan tetap menjadi bahaya buat orang2 lain.
Guru Gembul tolong bahas tuntas tentang dupa/kemenyan/hio swa mulai dari sejarah dan pemanfaatan, hingga sampai disebut jika membakar dupa orang indo sering mengkaitkannya dengan hal mistis/syirik. Padahal fungsi dupa kan buat wewangian dan aromaterapi?
Masalahnya masuk ke persoalan kehendak bebas ya kang? Tapi dalam kacamata filosofis nilai dari gen yang mempengaruhi karakter seseorang itu masih dipertanyakan. Khususnya ketika nilai historis dan struktur sosial luput dari perhatian. Balik ke masalah perempuan yang bunuh bayi itu, fakta bahwa situasi yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari memang berkecimpung dengan bayi, gak bisa dipungkiri kemungkinan besar jadi faktor terbesar, karena saat ditarik dari pertanyaan akang sebelumnya, kenapa sang pelaku milih bayi? Mungkin karena itulah yang dihadapi sama dirinya, yang semakin memperkeruh tingkat kesetresan dalam kesadarannya. Karena satu bayi saja sudah bikin seseorang mengalami trauma, atau gangguan psikis yang dikenal dengan "baby blues", apalagi sebanyak itu. Persoalan soal gen yang mempengaruhi karakter dan sifat seseorang sebenernya udah berusaha dibantah oleh Francis Fukuyama dengan bukunya "Identitas", yakni gen tersebut bukan diturunkan, melainkan dipicu oleh nilai historis yang dijalankan, serta kondisi sosial yang kurang diperhatikan, yang pada akhirnya melahirkan kemiripan secara karakter dengan orang tua. Karena pada dasarnya cukup banyak sifat dari orang tua yang berbanding terbalik dengan sang anak, baik dalam konteks positif maupun negatif, yang disebabkan kurangnya penanaman pendidikan karakter atau pemahaman sosial yang dimiliki sang anak atau orang tuanya. Kemudian fakta bahwa penjara di Norwegia itu bisa merubah seseorang, menandakan bahwa gen tersebut bukan sesuatu yang diturunkan dan melekat selamanya, melainkan hanya terpantik dan dapat diredam dengan pengetahuan dan penyampaian yang tepat.
Tetapi menurut saya tidak semua pengaruh gen dapat dengan mudah diobati, contohnya saja pada kasus orang dengan kelainan gen pada tingkat kromosom, yang menandakan bahwa gen masih ada andil dalam memengaruhi seseorang
Justru karena permasalahan gen secara medis itu yang sulit diobati itulah yang memunculkan pertanyaan "mengapa seseorang yang dikatakan memiliki karakter berdasarkan gen justru bisa berubah?". Yang mana situasi tersebut secara gak langsung mempertanyakan peran gen dalam kesadaran dan karakter manusia secara umum.
Ego : ah mau bunuh orang nih kayak nya seru ID : " eh nanti kalau gw di tangkap gimana ribet tahu' Super Ego : "setiap perbuatan pasti akan mendapatkan imbalan nya Jika tidak ingin di bunuh maka jangan membunuh..." Seperti itulah kira-kira obrolan di dalam otak manusia 🗿🗿
Hukum ditetapkan bersifat umum untuk kaum/wilayah tertentu, yg melanggar mendapat hukuman yg berprestasi mendapat penghargaan. Kalau ada latar belakang siterhukum karena gen, karena lingkungan, karena asuhan yg salah disinilah Hakim diberikan untuk memutuskan sebijaksana dan seadil-adilnya untuk memberikan keadilan kpd siterhukum.(Yyt Ruchiyat)
Ilmu psikologi jarang banget dipedulikan masyarakat Indonesia.
Saya hidup dilingkungan yang kalau bahas filosofi dikatain gak penting.
Makanan sehat juga hal yang sangat jauh dari kita. Padahal Indonesia tanahnya subur, tapi makanannya jarang ada yg alami. Penuh Karbo penuh gula. Penderita magh atau gerd pun semakin hari semakin banyak.
Saya rasa, faktor psikologis dan makanan itu berpengaruh pada sifat masyarakat yang makin kesini makin begitulah. Kasus anak nendang nenek nenek, kasus ortu depresi dan menyiksa anak.
Geng motor yang menyerbu satu kota.
Saya rasa diindonesia banyak orang depresi tapi tidak terdeteksi. Banyak yang malu mengakui.
Banyak yang menutupi bebannya dan akhirnya bersifat menyerang.
Intinya, saya yakin bahwa banyak kejahatan terjadi karena penyakit mental. Dan harusnya mental illness itu yang kita perhatikan, agar jangan sampai muncul bibit penjahat di negeri ini.
Ini sudah zaman sains.
Filsafat cuma dibuat hiburan aja.
Makanya, psikologi yang dipakai harus yang berdasarkan sains.
@@qoqosan3530 filsafat buat hiburan? Anda tau definisi dari filsafat?
@@AzeroAI definisi filsafat bisa dicari di google.
Begitu juga definisi sains.
@@qoqosan3530 dia ngetest kamu untuk jawab apa definisi filsafat karena dia gk bisa dapat dengan pendapatmu yang bilang kalau filsafat itu sekarang dibuat hiburan, dan kamu malah nyuruh dia liat gugel, klo dia liat gugel kapan kamu akan menjelaskan mksd yang jelas dari kata-kata mu soal "filsafat sekarang hiburan" yang dimasksud oleh mu? aku pun juga gk paham, gimana pula ceritanya ilmu yang menjadi sumber untuk kita belajar memikirkan hal hal baru diluar nalar itu = hiburan? dan kamu malah nyuruh dia liat gugel definisinya. sampai sekarang aja ilmu filsafat dijadikan sebagai wisdom, guidance untuk suatu hal dll. klo bahas ilmu = hiburan, itu bukannya kyk ilmu sulap panggung? klo gitu kamu mau nyamain itu sama filsafat? yg jelas jelas filsafat itu gk ada kedengaran kyk bermanfaat utk panggung dan hiburan gitu? malah seseorang bawa bawa filsafat itu untuk diskusi dll, diskusi itu hiburan gitu?
negeri subur tapi banyak masyarakat menyimpang suka makan mie instan dan berbagai bahan penyedap rasa micim dan lain lain itu menyalahi aturan alam.
Pak Guru
Memang bener bahwa ada beberapa pendapat dalam filsafat kesalahan yang menyatakan bahwa manusia tidak sepenuhnya dapat mengendalikan keinginannya. Menurut pandangan ini, faktor-faktor seperti genetik dan lingkungan dapat mempengaruhi kemungkinan seseorang untuk melakukan kejahatan. Namun, pendapat ini bukanlah pendapat yang umum dalam filsafat kesalahan. Mayoritas pendapat dalam filsafat kesalahan menekankan bahwa manusia memiliki kemampuan untuk memilih tindakan yang baik dan benar, dan bahwa mereka bertanggung jawab atas pilihan-pilihan yang mereka buat. Meskipun faktor-faktor seperti genetik dan lingkungan dapat mempengaruhi kemungkinan seseorang untuk melakukan kejahatan, pada akhirnya keputusan untuk melakukannya atau tidak tetap berada di tangan manusia sendiri.
Semua orang punya potensi untuk menjadi orang baik dan buruk,tinggal bagaimana kita bisa mengendalikan diri dan berusaha menjadi orang yang baik
Banyak hal yg gak bisa kita rubah, memperbaiki diri sendiri itu yg harus kita kendalikan
Kemampuan untuk mengendalikan kehendak diri itu penting dan pengetahuan atas moral prilaku yang benar itu penting, karna setiap saat kt selalu d hadapkan dengan banyak pilihan yg bs membawa kt dijalan yg baik ataupun buruk
kesadaran jiwa manusia atas keingin terbaik dihidupnya. dilahirkan terbatas dalam segala tindakannya di kehidupan. baik itu karena kekurangan dari segi genetik, pengalaman,pendidikan,traumatik, dan lain lain.
Untuk yang dorongan kejahatan karena Gen, mungkin saya bisa memberikan contoh dari pengalaman pribadi, ini kejadian waktu saya masih kuliah tingkat 2, Sebelum kejadian tersebut, saya merasa diri saya orang biasa, bisa mengendalikan amarah, dan juga nafsu dalam kesehariannya, sampai saya mencoba untuk mabuk karena ajakan teman. dan berhasil mabuk, setelah sadar barulah saya tahu pada dasarnya saya adalah orang yang kejam dan nafsuan. Ini menjadi salah satu penyesalan terbesarku, bahkan aku sendiri belum berhasil memaafkan diriku sendiri atas kesalahan ini sampai sekarang. Namun setelahnya aku bersumpah untuk tidak akan pernah mabuk lagi, dan mempelajari banyak hal cara-cara pengendalian dan penanggulangan emosi yang bertipe seperti saya ini. Karena hal ini, saat memulai hubungan dengan lawan jenis, aku selalu menjelaskan permasalahan dasarku, alhamdulillah sampai saat ini tidak pernah kecolongan dan lepas kendali.
Untuk baraya lainnya, Hindari mabuk, apalagi sampai hilang kesadaran (bukan pingsan atau tidur ya), naluri asli dari gen baraya bisa dengan mudah mengambil alih tubuh dan berbuat hal yang disesali oleh baraya nantinya. Penyesalan yang besar terkadang akan lebih menghantui baraya dibanding trauma lainnya yang pernah dialami.
waduh serem ini, saya belum pernah mabuk jadi belum pernah ngalamin yg anda bilang
Ini persis seperti dengan yang saya alami dulu sewaktu kuliah. Mengatur kendali atas diri sendiri itu bagian tersulit dalam kehidupan saya apalagi jika itu didasari atas ajakan teman baik saya dulu. Walaupun saya dulu sering mabuk tapi tidak mengacau tapi sewaktu kesadaran saya datang kembali saya merasa kalau mabuk itu hanya kesenangan semu tidak menyelesaikan apa yang jadi permasalahan saya bukannya selesai malah timbul masalah2 baru entah dari mana, maka dari itu alhamdulillah sekarang saya sadar untuk berhenti dan masih mempertahankannya hingga saat ini. Panjang umur untuk teman2 yang berhenti merusak diri.
Yah pake nasihatin lg ni org ?! Lo yg Mabok, nape kita yg Lo dicegah ? Mabok ya mabok aja, terserah gue dong !
Jadi pengen nyoba mabok.. :v
LEBIH PENTING HINDARI DENDAM KESUMAT CINTA DITOLAK DUKUN BERTINDAK!!!
HINDARI MENJADI PENYIHIR BERWAJAH MANUSIA BERHATI IBLIS!!!
HINDARI MENJADI TERORIS, MAFIA, HACKER CYBER CRIME, TUKANG FITNAH, BULI, ADU DOMBA, MERUSAK NAMA BAIK ORANG LAIN TAPI GA MAU DI PENJARA & GA MAU DIBAWA KE RSJ MESKI TAU DIRINYA SYIRIK & BERDOSA BESAR!!!
TETAP JADI ORANG BAIK DGN HATI YG BAIK!!!
BUKAN PURA2 BAIK!!! APALAGI PURA2 MATI TAPI FAKTANYA MASIH HIDUP!!!
kompleks banget jika kita membahas tentang kejahatan dan apa yang menyebabkan kejahatan itu terjadi. tapi pembahasan guru gembul sangat bagus dalam waktu yg relatif singkat 🙏🏻
faktanya orang melakukan prilaku salah dan jahat hasil dari gen orang masing2 dan mungkin lingkungan membentuk ke pribadian orang tersebut.. akan tetapai tidak otomatis menghapus hukuman dan konsekuensi pelaku
pengenalan tanda2 yg terjadi pd diri sendiri itu penting supaya ketika dna nya aktiv segera di sadari dan segera melakukan antisipasi , pengenalan diri kita bisa menjadi awal mengenal org lain sehinga kita bisa memperlakukan org lain dgn baik.
Alhamdulillah akhirnya upload juga, makasih pak guru 🙏 semoga sehat selalu
Waktu masih remaja saya pernah bermeditasi,dalam meditasi itu sy menemukan bahwa di kadalaman diri kita sebenarnya terdapat kebahagiaan dimana kebahagiaan inilah yang merupakan dasar dari ahlak baik yang sesungguhnya,jadi ahlak baik adalah ekpresi bukan kompromi. Dalam meditasi itu juga sy menemukan bahwa esensi dari hukuman seharusnya adalah upaya untuk membantu orang mengakses kebahagiaannya.
Kabar baiknya adalah masa kanak2 adalah masa dimana seseorang masih dekat dengan kebahagiaan tersebut,jika kita bisa menjaga masa kanak2 seseorang agar terhubung dengan kebahagiaannya maka insha Allah kelak dia akan menjadi orang yang berahlak baik.
Tidak praktis bagi kita mencari tahu gen2 apa yang ada pada seseorang.
Bahagiakan masa kanak2nya,itu saja.
menurut saya sangat layak untuk dihukum, meskipun ada faktor pendorong yang diluar penguasaan dirinya, karena yang dilihat apa yang telah diperbuat pelakunya.
Mendiang almarhum Lord rangga said: "semua orang itu baik, tidak ada yang jahat! yang ada hanyalah mereka yang dipaksa oleh keadaan dan lingkungan"
buktinya menurut ilmuan psikopat ternyata memiliki kekurangan di bagian otak sehingga tidak bisa merasakan penderitaan orang lain
tidak punya empati
makanya tega bunuh orang
Bgmn dg setan pak bu? Wlwpn dia bukan manusia tp dia tu jahat & dia tk dipengaruhi lingkungan atau terpaksa tp mlh cenderung hebit aja udah jahat. Apakah lord rangga salah? 🤣🤣🤣🤣
@@bukete8070 sebelum adam muncul. Setan adalah mahluk yg taat dan salah satu mahluk yg derajatnya tinggi.
Karena keadaan dan lingkungan "kedatangan adam" setan menjadi sombong dan jahat
@@bukete8070 malah nyambung ke ghaib wkwkwk goblog
@@RobiNM97 oh mai gad... Brrt setan jg mslh ny jg sm ya? Krn lgkgn & paksaan? Hemmm oke2..
Maaf ye saya nanyeaa nya goblok🤣🤣🤣 ak jd trharu. Mksh
Menurut saya, semua kembali ke pendidikan dasarnya, ibu adalah madrasah utama dari seorang anak, maka jangan menyalahkan anakmu, kalau istrimu gak bisa menjadi ibu yg baik baginya, dan jangan menyalahkan istrimu, kalau anda bukan seorang pemimpin rumah tangga yang baik untuk mereka,. 😊
OCEHAN YG SAMA DR KAUM KHAWARIJ??
APA "SAKIT"???????
@@d3wi_r4tih dih hubungannya apa dengan khawarij bang?? :V
Wahh ini bagus banget sihh
Pointnya adalah kesadaran, konsep benar dan salah, serta pengendalian diri. Bagaimana menumbuhkan itu dalam diri manusia, agar mampu mengendalikan diri dalam berbagai situasi. Jika penjara bertujuan untuk menciptakan efek jera, dan nyatanya tidak seperti itu. Maka konsep hukuman tidak efektif, perlu pendekatan lain yang mungkin dapat menyadarkan dan memanusiakan manusia.
@@arifnuriman5287 lah kok negara,utopia mungkin
@@masperjaka9924 utopia maksudnya hehe
Mungkin sebaiknya orang-orang yang memiliki gen kekerasan dikarantina di tempat tertentu (seperti bastoy) sepanjang hidupnya. Agar mereka leluasa melampiaskan takdir gennya satu sama yang lain hehehehe....
Bercanda, Pak Guru. :)
Jadi begini, melihat penyebab perilaku kekerasan itu akan lebih baik secara multidimensional. Gen saja tidak cukup untuk membuat seseorang memiliki perilaku kekerasan. Suku, latar belakang keluarga, obat-obatan, stress, trauma, agama, kondisi negara, hukum, penyakit, kerusakan otak, dll banyak sekali, bahkan termasuk gen yang disebut tadi.
Menjadikan gen MAOA Cadherin 13 sebagai satu-satunya penyebab perilaku kekerasan - dan termasuk pembenaran terhadap pembebasan pelaku kekerasan sangatlah prematur, pak Guru.
bnr
Best bgt
iya bener banget hal seperti ini juga terjadi pada perilaku LGBTQ+, yang dimana mereka yang melakukan hal tersebut mayoritas mempunyai gen yang membuat dirinya menjadi gay, gen tersebut memang memiliki peranan atau menjadi faktor untuk mereka melakukan tindakan gay tersebut tetapi kita harus mempertimbangkan faktor2 lain seperti dari lingkup sosialnya dll. hal ini juga dibuktikan pada beberapa contoh kasus yaitu ada beberapa kembar yang dimana hanya salah satunya yang gay tetapi yang lain yang memiliki hasrat seksual yang normal pada umumnya.
@@gurugembul Manusia di dibekali akal dan nafsu, akal di jadikan panglima untuk mengendalikan nafsunya, manusia terlahir polos fitrahnya di dalam kubu kebaikan memang gen berpengaruh ke jalur keturunan (contoh anak jadah yg cenderung mewarisi sifat buruk orangtuanya anaknya memang tidak salah perumpamaan manusia 1 memukul manusia 2 manusia 2 tidak bersalah tp mendapat efek memar dari kesalahan manusia ke 1), manusia di beri akal supaya bisa membedakan kebaikan dan keburukan dan semua itu kita butuh figur contoh suri tauladan yg sempurna maksum tampa kesalahan yaitu nabi muhammad saw, orangtua dan guru tidak bisa di jadikan tauladan mutlak cukup ambil sisi baiknya
SEMUA ITU PENYAKIT HATI!!!
MAKA DR ITU BERSIHKAN DULU HATINYA!!!
Boro² diterapkan di Indonesia pak gugem mengenai penjara yang memanusiakan manusia. Masyarakat saja kalau mendapat seseorang yang bertindak kriminal atau menyimpang dari norma² yang berlaku akan dihajar massa dengan sadis. Mungkin beberapa masyarakat kita masih melihat hukuman adalah mengenai masalah balas dendam.
Kalaupun basisnya bales dendam rasionalnya orang² akan menangkap sipelaku lalu dibawa ke-korban utk diadili.
Menurut w kalau kasusnya kek diatas ad 2 tipe orang sih, antara psikopat/yg menormalkan kekerasan atau emng orang nyari pelampiasan karena punya banyak masalah, menggunakan label "balas dendam/keadilan" utk memuaskan hasratnya (rata² gak sadar)
Dari sisi agama juga mempengaruhi pemikiran bro, bahwa setiap yg bersalah akan dihukum.
Di masyarakat kita ada pandangan yang sebenernya luar biasa jahat tapi kita setujui dan maklumi, yaitu jika ada orang yang kita anggap salah kita berhak melakukan apapun kepada orang itu
Menyesal teruus
@@styanandasutedja4427 kyk kasus prank sampah itu,buset itu ampe ditelanjangi di pukulin dll
Mungkin agak sulit dterapkan di Indonesia, mengingat bangsa kita agak serakah. Bahkan terbentuk pribahasa "dikasih hati malah minta jantung". secara pragmatis pribahasa itu menunjukkan adanya keserakahan yang mendarah daging. contoh sederhana dalam hal ini juga terdapat pada pengurangan hukuman penjara pada pelaku korupsi baru-baru ini.
Dari video ini juga bisa menjelaskan kenapa pejabat indonesia itu banyak yang korupsi. lingkungan, gen, dan mentalitas
Semuanya pasti ada sebab dan akibat. Tinggal manusia berfikir cara yang paling efisien menghadapi itu
Teori psycho analysist Freud juga menyatakan bahwa perilaku manusia dikendalikan sebagian besar oleh alam bawah sadar yg berisi historis dari individu tersebut. Teori Freud ini juga memukul ego manusia yg mendewakan rasionalitas, manusia yg katanya bertindak berdasarkan rasionalitas ternyata hanya dikendalikan oleh alam bawah sadar
Pak Guru: "Siapa yg bisa kasih contoh bilangan 1 banding 4..?"
Murid: "Eliezer vs Sambo cs pak guru"
Pak Guru: "Betuuuul, Pinter"
satttttt 🤣
Makasih GG, aku jadi makin paham dan rasional, ,,,pada dasarnya anak menjadi keras sesuai lingkungan dan gen,, saya punya orang yang saya kenal, dia suka bersikap narsis tafi dia juga tidak mau Bersifst narsistik entah kenapa tiba tiba bersikap narsistik jika di depan orang , berarti benar ada genetik yang menjadikan seseorang seperti itu pula, pada dasarnya orang itu juga tidak mengerti kenapa dia bersikap seperti itu,
, Thank you sudah memberikan tambah wawasan dari segi kacamata pilosofi dan sains
Itulah mangkanya pentingnya DZIKRULLOH BIL QOLBI.
insya Allah dengan DZIKRULLOH BIL QOLBI bisa menjawab diskusi ini pak mbul...🙏
Dongeng religi ngga selalu bisa menyelesaikan semua masalah...
Coba di kasus yg skrg lagi pelik bgt, bilang jaksa hakim dkk untuk dzikir. Kelar ga tuh masalah?
@@ScarLion97Hahaaa Insyinyur NASA sampe sungkem, riset abis trilyunan dollar kalah sama metode cocokology dari bani Atlantis
@@billy8975 njirrr bani atlantis🤣
@@pergisendiri mulai dari dirimu
Artinya perlu penuhi kebutuhan hidup secara fisik dan mentalnya secara mencukupi, daripada hanya dicekoki hukum negara dan ajaran dongeng religi atau bahkan disiksa sipir...
Dengan atau tanpa hukuman manusia... Manusia akan mendapat hukuman adil dari alam kehidupan dan di akherat..
Hukum itu bukan hanya ttg personal, tp juga sosial. Mestinya harus fair juga bicara tentang korban, siapa yg hrs bertanggung jawab atas kerugiannya dan dampak sosialnya. Akibat kontrol sosial yg rendah bukan berarti membuat kehidupan personal menjadi longgar dan permisif akan kriminalitas.
Setuju
Jika suatu prilaku /perbuatan yg merugikan di sendiri, tidak ada objek yg di rugikan , apakah dapat di hukum..
@@riskilewandows0074 harusnya tidak
Percaya atau tidak kriminal dibutuhkan didunia ini terutama kriminal mind itu realitas tak terbantahkan sejak manusia itu ada.
Jika seseorang melakukan kejahatan yg luar biasa .terus diputuskan tidak bersalah tidak dihukum hanya karena punya gen jahat. Dimana letak keadilan buat para korbannya. Setiap manusia punya gen hormon negatif dan positif,mana yg dominan ,disinilah letak fungsi pendidikan moral.
Mungkin pelaku didak diajarkan moral oleh orang tua dan guru .tapi setidaknya lingkungan yang dia liat dia perhatikan dia rasakan secara tidak langsung telah menjadi guru pengalaman bahwa melakukan kejahatan adalah dilarang dan berakibat buruk apabila dia melanggar. Tapi dia tetap melakukan kejahatan berarti dia tahu konsekuensinya. secara tidak langsung dia siap menghadapi apapun hukumannya.
Berbeda dengan anak 2 yg belum dewasa. Meraka belum sampai akal dan pikirannya , perlu direhabilitasi .
Norwegia negara kaya penduduk sedikit ,motif kejahatan ekonomi sedikit.paling masalah narkoba ,seks dll .pendekatan humanisme cara mereka cocok.
Tapi beda di negara kita . Penduduk miskin banyak dan banyak pengangguran, kebanyakan masalah ekonomi ,terus jual narkoba.ujung ujungnya ya masalah perut juga.
Seandainya di manja seperti di Norwegia di gaji dan bebas keluyuran diluar terali besi ,ya berjubel pada minta dipenjara , dari pada diluar tidak makan .enakan di penjara toh terjamin hidupnya bahkan bisa kirim uang.
Beda negara ,beda penanganan .beda kasus beda penanganannya.
Betul sekali sepakat👍
Jika hukuman memang dijatuhkan maka harus dengan metodology science yang akurat-rat sampai hakim tahu apakah terdakwa didorong oleh lingkungan, DNA, atau keinginan pribadi. Dan hukuman dijatuhkan harus dengan tendensi memberikan pelajaran dan kesempatan membuka lembaran baru bagi terdakwa.
ya
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ
Pak guru bahas: apa dan siapa yg di maksud pemimpin di antara kalian,,
Pak Guru. Itu artinya ada dua hal. Pertama untuk diri kita sendiri menyikapi setiap kejahatan manusia yang terjadi di sekitar diri kita, mulai dari lingkungan terkecil hingga yang terbesar kita harus menganggapnya ada beban genetik yang secara pribadi layak dimaafkan . Itu untuk yang pertama: pihak diri kita sendiri. Kemudian yang kedua adalah pihak sosial ( kemasyarakatan) itu harus tegak hukum Allah yang maha adil dan maha bijaksana yang sangat mengayomi dan mendidik manusia secara Paripurna karena Dia adalah Sang Pencipta manusia sekaligus menjadi pencipta segala perbuatan manusia. Dan hukum Allah ini masih utuh terpelihara hingga detik hari ini tidak ada pemalsuan , tidak ada pembengkakan, tidak dikurangi dan tidak ditambahi, bahkan tidak ada keraguan di dalamnya. Itu adalah Kitabullah baik di Yahudi maupun di Nasrani . Kitabullah yang murni asli dari Allah yang tidak tercampuri isinya dengan hasil olah pikir otak atik makhluk ( jin dan manusia). Maka tegakkan hukum Allah di muka bumi. Dan ini harus dilakukan secara bertahap , teratur dan berjamaah. Dan para pelakunya adalah orang orang yang menegakkan hukum Allah pada diri yang tidak terpengaruh oleh kepentingan pribadi, ego dan hawa nafsu; yang saling berwasiat dengan kebenaran dan saling berwasiat dengan kesabaran. Oleh karena itu tegakkan hukum Allah pada diri sebelum Allah datangkan hukuman kepada manusia.
KAYANYA IMPOSSIBLE DILAKUKAN DI NEGRI INI!!!
APAKAH SEBAGIAN BESAR RAKYAT YG BELAJAR SIHIR, JADI USKUN, DUKUN, MAU DIHUKUM MATI SESUAI HUKUM ISLAM?
APAKAH TERORIS, ISIS, YG JELAS2 PEMBUNUH MAU DIHUKUM QISHAS SESUAI HUKUM ISLAM?!
MEREKA MENERIAKKAN HUKUM ISLAM DIJALAN2 TAPI MUSTAHIL MENERAPKANNYA!
KRN ITU LAH MEREKA CARI CELAH KEBURUKAN ORANG YG DIA BENCI DGN MENGIRIM PASUKAN PRIBADI YG TERDIRI DARI PENYIHIR, TERORIS, MAFIA, HACKER CYBER CRIME UTK DIFITNAH!!!
MEREKA MUSLIM YG FAHAM HUKUM ISLAM TAPI MUSTAHIL MENERAPKANNYA!!! KRN MENYALAHI ATURAN PARTAI KHAWARIJ YG MEREKA BUAT!!!
menurut saya banyak hal kriminal yg kontruksi di dalam pikiran kita, tp ada yg terealsisi ada yg tidak
Beberapa bulan yang lalu saya mengunjungi teman SD di desa saya. Dia merantau ke riau dan bekerja sebagai tukang las dalam projek besar pembangunan tengki minyak. Alhamdulillah teman saya sukses sudah beli motor, bangun rumah, menikah punya anak dll.
Usut punya usut di perusahaan dia nglas itu ternyata banyak pekerja dari Cina. Dan usut punya usut ternyata mereka adalah narapidana yang dihukum untuk bekerja di perusahaan itu, setiap 5 orang napi dijaga 1 polisi cina. Penghasilan dari napi sebagian besar diambil oleh negara
Belajar dari kisah ini, ternyata di cina, napi dipekerjakan dalam pekerjaan yang jika nanti dia sudah keluar dari tahanan bisa untuk hidup. Keluar dari tahanan para napi dapat sertifikat dan bisa untuk mendaftar kerja sebagai tukang las, yang mana itu pekerjaan yang gajinya lumayan besar juga..
Berbeda dengan lembaga pemasyarakatan di Indonesia, napinya diajarin buat kalung manik manik, dan bunga dari botol ale².. 😅
Kalo kalian mendengar dan melihat pak gugem masih santai tanpa emosional, fiks kalian memiliki genetis sebagai psikopat 😂😅🤣 pak gugem Memncaing watak asli diri manusia
Dari judulnya sendiri sudah paradoks :)
Bilamana manusia tidak boleh menghukum manusia, bukankah ini malah menyalahi filsafat kemanusiaan juga.
"Dalam hukuman itu ada jaminan kehidupan bagimu, wahai orang-orang yang berakal"
Yah, setidaknya itu yg saya pahami
Pada akhirnya itu disesuaikan dengan kebutuhan/kepentingan masyarakat
Ngeri2 sedep utk petugas sipir nya..hrs hidup bersanding dgn para pemikik gen spt itu yah pk
Jadi keinget buku "berani tidak disukai" Yang mana si filsuf ngasih tau tentang konsep reward and punishment yang alfred adler sendiri kurang setuju. Ibarat kata kalau seseorang lagi belajar tapi malah dikasih ejekan, justru itu yang buat dia sendiri berhenti berjalan dan ga sadar akan kesalahannya. Walaupun ga nyambung, tapi saya cocoklogi lagi kkkkk~
Makanya lebih simpel kalau yang jahat diisolasi dalam suatu tempat yang layak.
Kecuali, yang punya kecenderungan sangat agresif atau yang butuh penanganan khusus.
Tapi, itu perlu reformasi total dari model pengasuhan anak2nya agar punya empati.
Dan pastinya sulit dilakukan di negara yang hobi beranak.
Sifat manusia pada dasarnya adalah munafik. Jadi ketika ada orang yg melakukan kesalahan, akan timbul rasa utk cepat menghakiminya dari sudut pandang kita sendiri. Semacam superiority complex yg tiba-tiba muncul.
Karena itu sering terjadi aksi pengadilan jalanan atau "penjahat dimassa warga".
Padahal harus dilihat jika saja dia ataupun keluarganya berada di posisi itu, apakah dia akan melakukan hal yg sama.
Contohnya: maling dikubur hidup-hidup.
Pasti penontonnya bico story' 😄
hatur nuhun pa guru ini konten yg saya tunggu selain konten science. di antos konten science yg lain nya
Tapi filsafat tersebut menurut saya juga memiliki berbagai problem Pak. Kita akan sangat sulit menghadapi problematika setelahnya. Konsep pembinaan yang baik menurut saya lebih prefer kalau diberikan sebelum adanya tindak kejahatan. Jika ada penormalisasian pada perilaku kriminal, maka selanjutnya yang terjadi adalah (menurut saya) memicu gen kriminalitas untuk berkembang. Pada dasarnya, setiap orang juga melawan gen atau kecondongan untuk melakukan kriminalitas, tapi dia melawannya. Ketika kita menghilangkan konsep hukuman, maka akan timbul keleluasaan untuk melakukan tindakan kriminal. Hal ini karena menurunnya kedisiplinan diri untuk melawan hasutan bertindak kriminal. Sekali lagi agar lebih jelas, saya sangat mengapresiasi konsep di pebjara yang Pak guru sampaikan diakhir, tapi lebih dari itu, yang kita perlukan adalah konsep pembinaan. Hal ini mulai dari masyarakat bahkan keluarga. Mengembalikan orientasi hidup yang tidak sekedar kesenangan hidup, tapi juga bermakna. Sedangkan hukuman sendiri perlu. Saya rasa menarik juga jika Pak Guru bisa menambahkan nanti di list filsafat mengenai kebutuhan hukuman untuk membersamai video ini. Yeah, tapi kalo ndak salah, seinget saya dahulu Pak Guru juga pernah membahas itukan di salah satu video?? Coba bisa dibahas lagi Pak Guru.
Sangat layak dihukum terkhusus tindakan pembunuhan, dan bila gen-gen kekerasan dijadikan alasan untuk tidak menghukum pelaku. Maka kita harus condong kepada korban yang juga tidak memilih untuk dibunuh atau dirugikan apapun itu. Jika kita berpikir tentang sesuatu yg tidak di inginkan manusia, maka kita sedang memasuki perbincangan yang sia-sia. "Mengupayakan masa depan... sangatlah mungkin, berteori tentang takdir... Lupakan saja"
kalau gen menang iblis sorak oi
Kalau diterapkan di Indonesia tingkat kejahatan akan meningkat karena pada mau masuk ke penjara seperti di Norway.
Kejahatan karena tindakan tetap harus dihukum. Coba nanti kita diskusikan latar belakang pak Sambo apa DNA nya bermasalah, latar belakang keluarga dan lingkungan tidak baik?
Manusia terlahir memang dengan banyak potensi (mungkin juga gen) yang mendorongnya berbuat kesalahan, namun ia juga memiliki tools untuk pengendalian diri..
Jadi sebenarnya hukuman itu sendiri harus menjadi sesuatu yang 'mendidik' atau setidaknya menjadi sesuatu yang membuat manusia saling mengontrol dan membatasi satu sama lain..
pak guru, saya sering komen di video pak guru, khususnya pada video filsafat.
tapi untuk video kali ini saya agak sedikit emosional, karena saya punya naskah atau buku yang belum terbit, poin besar dalam buku saya tersebut ialah filsafat deterministik, sama seperti konsep yang pak guru kasih di video ini.
saya membahas mengapa alam semesta secara deterministik, yg mana ini sedikit berbeda dengan filsafat determinstik secara umum dan sudah ada, yang hanya berkutat pada pertanyaan "bagaimana" pada masalah determinasi, sedangkan saya membahas pertanyaan "mengapa" pada masalah determinasi. yg saya sendiri mengira cukup unik, dan itu yang membuat saya punya harapan besar tentang tulisan yang saya buat.
saya udah coba ngirim email ke beberapa penerbit, cuma belum ada balasan sampai sekarang, saya gatau motifnya apa.
tapi sampai sekarang saya masih berharap untuk bisa terbit, saya membahas banyak konsep dalam buku ini, yang menurut saya sendiri, ini akan berefek besar dunia filsafat kontemporer (jika tulisan saya banyak dibaca orang).
jika pak guru berkenan ingin membantu penerbitan, saya akan senang sekali pastinya, karena saya nulis buku itu selama 2 tahun lebih, dan itu bukan waktu yang singkat, salah satu mimpi saya yang tentunya tak akan padam
saya dulu juga mengajukan bku tahun 2010. eiak riaknya baru diterima skrng baraya
sukses dan sabar
Kalo dah terbit kabarin saya gw bakal beli bukunya
Saya baru mampir di channel ini. Dan ternyata konten ini sangat menarik dan menambah pemahaman baru untuk saya. Terima kasih 🙏
selamat datang
Pak guru sdh menyebut kata "tobat"...... itulah kuncinya.
Sekarang tinggal bagaimana interpretasi dlm praktek pertobatan itu.
Apakah seseorang perlu difasilitasi pertobatannya (dgn memberikan apa yg sering diistilahkan "hukuman")..... atau tdk perlu difasilitasi.
Aduhh kangguru...., sbagianbesar masyrakat kita kan tdk percaya karmaphala,kalo mau mengurai itu seharusnya ada pelajaran karma yoga
Demi menjaga Ketentraman yang absolut tidak membutuhkan aturan hukuman jera karena sejatinya yang mereka butuhkan itu sebuah lingkungan yang aman bukan ingin membuat seseorang jera atas kelakuannya.
Apakah penjahat dapat tobat dengan hukuman jera? Belum tentu. Yang kita perlukan sebetul cuma biar kita aman aja jadi asalkan kita bisa misahin kita dari penjahat kita sudah termasuk menjaga Keamanan. Kayak di penjara bastroy kalo kita liat memang bukan penjara sama sekali melainkan cuman agar ruang gerak penjahat di batasi ga kerumunan di masyarakat.
Pencegahan lebih baik di banding mengobati. Dari si ibu yang bunuh bayi sebenarnya bisa tidak, pikirkan apa yang bisa kita lakukan itu mencegah hal itu terjadi.
Contoh :
memberikan pertolongan pas dia kecil di siksa ibunya = membuat lembaga perlindungan anak dan wanita.
Mengecek apakah panti asuhan "baby farm" termasuk sesuai regulasi atau tidak dan mengecek status mental si ibu tersebut = regulasi hukum & syarat kelayakan sebuah yayasan tertentu.
Dibuatnya penjara bastroy itu bukan atas mereka yakin bahwa penjahat pun bisa tobat. Tidak salah tapi bukan tujuan utama tetapi biar mengajari mereka bagaimana caranya memenuhi kebutuhan mereka sebagi manusia tanpa harus menghilangkan nyawa seseorang.
Biar tahu bahwa mereka sebetulnya manusia dan mengerti hidup seperti manusia itu seperti apa.
Saya masih percaya hukuman mati dapat di gunakan asal metode nya tidak terlalu menyakitkan ini pun karena terpaksa. Jika kita sudah melakukan terbaik tetapi tiada perubahan setidaknya kita bisa mencegah potensi kejahatan dilakukan oleh orang yang sama dengan cara hukuman mati.
Jadi bagaimana pengawasan nya? Liat aja kondisi keuangan & lingkungannya. Dikasih wadah untuk curhat, diberi tujuan hidup, dikasih motipasi, diberi kebebasan berkreasi.
Klo gk mempan. Awasi hingga memata-matai, blackmail mereka jika ada indikasi ingin melakukan kejahatan, brainwash cuci otak sekalian sampe mereka gk akan melakukan kejahatan lagi selamanya. Kok ekstrem sekali ya? Namanya juga demi keamanan yang absolut.
Point utama :
1. Hukum jera belum tentu jera.
2. Banyak cara selain menghukum jera.
3. Pencegahan lebih baik daripada pengobatan.
4. Selalu peduli terhadap sesama dan tidak hanya peduli saja. Awasi sekalian.
5. Jika semua gagal pakai cara "terakhir".
Seperti penyakit gen pembunuhan harus di musnah kan.
Pak Guru, saya punya rekomendasi anime judulnya Psycho Pass, yang dimana kejahatan seseorang sudah bisa di ukur dari gen seperti dalam pembahasan ini menggunakan AI. barangkali bisa jadi bahan kajian dan referensi buat materi berikutnya :3
Film nya bagus, op song 1 nya aku suka
yg ternyata bukan ai tapi otak manusia beneran
Yg ternyata yg menjadi ainya otak manusia psikopat
Make otak penjahat buat identifikasi kejahatan, ini antara jenius atau sengklek ilmuan yang bikin sistemnya 😂😂
@@geraprima811 I see you are a man of cultured as well
Itulah funsinya hukuman bukan ttg diri anda tapi org lain,.
Apa yg bisa menahan kita ketika genetik, lingkungan situasi mendorong kita melakukan kejahatan bukannya hukuman?
Konsep penjara Bastoy di Norway itu cocok untuk lahan basah bagi kementrian yg mengelola lapas 😅. Ayoo yg mau masuk lapas level resort bayar dulu...
Kita kan juga ga tau apakah di Bastoy itu diperuntukkan bagi kriminal dgn kategori spt apa, apakah kriminal kaya atau kriminal bangsawan dll. Masih perlu studi lanjutan & saya yakin para kepala lapas di +62 jg banyak belajar ttg jenis2 penjara di seluruh dunia.
Semoga sehat selalu Pak Guru 🙏🏼
Dilema hakim itu saat memutuskan "bersalah" pada mereka yg mengalami gangguan jiwa, sedangkan tuntuntan publik menghendaki agar dihukum seberatnya.
Mengingatkan saya dengan artikel yang pernah saya baca di Curiosity (sebuah website berisi artikel trivia dan did-you-know's terkait science, sekarang sudah tidak ada).
Artikel tersebut memuat tentang "ground zero of neurosurgery", di mana karena kecelakaan, ada kepala seseorang yang tertusuk oleh baja. Beruntungnya dia masih hidup dan setelah ditangani oleh dokter dia selamat.
Yang menarik adalah orang ini dulu dikenal sebagai orang yang ramah dan senang bergaul. Tapi setelah kejadian tersebut orang ini menjadi agak pemarah, kepribadiannya berubah drastis. Orang-orang menyimpulkan bahwa ini karena kerusakan di otak akibat kecelakaan tersebut.
Yang menjadi pertanyaan adalah kalau memang "desain" otak kita mempengaruhi bagaimana kita berpikir dan bertindak, apakah kita bertanggung jawab atas segala hal yang kita lakukan, termasuk kejahatan? Apakah kita berhak dihukum atas kejahatan yang kita lakukan? Apakah semua hal yang kita lakukan benar-benar dalam kuasa kita? Apakah kita benar-benar punya free will?
Gk ada kehendak bebas
KEJAHATAN DILAKUKAN DALAM KONDISI SADAR!!! JADI HARUS DIPERTANGGUNGJAWABKAN DI HADAPAN HUKUM BAIK PIDANA & PERDATA!!!
SESEORANG BERTINDAK JAHAT PASTI ATAS KEMAUANNYA SENDIRI!!! MUSTAHIL DALAM KONDISI GA SADAR!
@@d3wi_r4tih memang sadar, tapi ini bukan tentang sadar atau tidak sadar. Ini tentang siapa yang mengendalikan kesadaran itu. Ini yang disebut Pak Guru sebagai "gen pembunuh" di video ini.
damn, walau bagaimanapun kalau hardware-nya kena ya pasti ada yang berubah
Tidak ada kehendak bebas broo.. mau kita akui apa tidak takdir itu mengikat kita.. takdir yg dibawa dalam DNA
Alhamdulillah jadi yg pertama dapat insight
Kalo individu gak dihukum karena alasan gen, apa gak merusak keseimbangan di masyarakat?
Karena dasarnya manusia itu makhluk sosial daripada makhluk individu.
Kalo penjara Norwegia diterapkan di Indonesia kayaknya gak mungkin. Butuh waktu ratusan tahun jika ingin menerapkan penjara di Norwegia baik aparat maupun masyarakatnya secara 3 abad lebih kita dijajah bangsa asing dan 32 tahun dipimpin diktator, sadar atau gak, mental dan perilaku masyarakat kita sudah terlanjur terbentuk
Kadang Idealmu harus/wajib diterapkan secara paksa. Lebih baik mereka dipaksakan untuk mengikutinya daripada diberi inisiatif. Yang penting tetap konsisten dan lama-lama mereka akan terbiasa
@@SuwandyOnggo saya setuju 100% kebaikan harus dipaksa biar jadi kebiasaan. Tapi jika dimasyarakat, perlu waktu ratusan tahun untuk menyesuaikannya. sesuai teorinya ibn Khaldun tentang siklus peradaban.
Jika dipaksa dipercepat, efeknya akan lebih buruk kedepannya. Contoh aja di Asia timur, khususnya Jepang sama Korea Selatan. Meski sekarang keliatannya etos kerja dan disiplinnya tinggi, tapi tingkat stres sama depresinya lebih tinggi dari kita di Indonesia.
Dan kami ilhamkan kepada manusia baik dan buruk QS assyas ayat 8-9
Benar, ini sudah dibahas oleh Seneca 2300 tahun yang lalu. Menghukum manusia itu adalah hal yang bodoh jika hanya untuk memuaskan nafsu kita. Kadang lucu, masalah-masalah masyarakat kita sebenarnya sudah ada jawabannya 2 milenia yang lalu
Akhirnya uplod ❤️
Merinding banget si denger cerita ini😭
Setiap org tidak akan berbuat sesuatu kecuali atas kehendaknya, itulah yg bisa dihukumi benar dan salah. Adapun sesuatu yg diluar kendalinya bukanlah sesuatu yg dikatakan "salah atau dosa" kecuali pembvnvh4n, pembunuhan itu mempunyai upaya yg besar.
Hal-hal yg berkaitan dg gen dan pengalaman juga adalah hal yg berkaitan dg kehendak.
Karna bagaimana bisa dia tidak menyadari dan berkendak ketika dia mengalami suatu pengalaman.
Suatu yg berkaitan dg gen itu bisa diubah dg upaya upaya.
Kita lihat banyak cerita yg awalnya seorg preman lalu taubat dan mempunyai anak, dan anak itu bersifat sepeti sifat ayahnya yg sekqrang (baik) bukan sifat yg dulu.
Terkadang dalam hukum Indonesia (pidana), proses pembuktian jauh lebih penting dari filsafat. Jadi benar tidaknya, atau bersalah tidaknya seseorang sangat bergantung pada kekuatan dan keabsahan bukti. Ini realita yang kita hadapi.
Bukti fisik adalah hal yg dapat dipertanggung jawabkan menurut kaidah hukum yg berlaku, kalau menggunakan filsafat bisa2 gak ada orang yg dihukum jika dia terbukti membunuh.
kriminal di indo sebagian besar karena ekonomi pa guru solusinya gampang tp susah di realisasikan yaitu banyain laoangan pekerjaan
Sekadar pandangan saja Pak Guru, mohon maaf jika salah mohon dikoreksi :).
Menurut pandangan saya, di semesta ini memang sudah tercipta dan ada peran positif dan negatif yang termanifestasi ke dalam perilaku dan sifat manusia, dan juga makhluk atau benda semesta lainnya adalah untuk keseimbangan, perputaran kehidupan semesta. Sama dengan prinsip element terkecil partikel sub atomik ( proton, elektron, & neutron) yang silih berganti berputar membantuk medan toroidal dalam dimensi quantum yang dalam tradisi cina adalah Yin Yang. baik dan buruk (+ & -) menjadi relative jika dilihat dari perspektif Tuhan. Jadi ya memang benar kalau ada manusia yang jahat secara genetik bahkan secara DNA turunan leluhurnya memang seperti itu, dalam rangka regenerasi untuk menyempurnakan atau membayar hutang karma leluhurnya, manusia yang jahat pun berproses sedara periodik turunan demi turunan menyempurnakan karmanya dari buruk menjadi semakin baik terus menerus hingga menuju kasampurnan ( dalam tradisi jawa). Di dalam tradisi agama khususnya abrahamik, juga terkandung sebuah hikmah yang menurut saya ada pemahaman yang semakin berbeda jika dipahami dari level syariat - hakikat. Contoh cerita Nabi Ibrahim menyembelih Ismail. Ini kan tidak logis meski ini perintah Tuhan (tumbal), tapi sekali lagi ini jg ilmu hikmah bahwa manusia hakikatnya adalah ketiadaan, bukan apa-apa dan tidak melekat pada apapun kecuali substansi Tuhan itu sendiri. Atau cerita Nabi Khidir pada saat membunuh orang sekampung ketika nabi Musa belajar waktu itu. Memang itu sulit dipahami ketika tanpa alasan membunuh banyak orang meski ada alasan yang tidak diketahui orang lain bahkan protesnya Nabi Musa. Seperti cerita Thanos yang berniat menghancurkan semesta juga.
Secara kemanusian memang terlihat tidak adil atau jahat dan sebagainya. Tapi dari sudut pandang Tuhan dan semesta itu adalah kenyataan yang seharusnya terjadi, untuk keseimbangan semesta. Dan metode mematikan manusia-manusia itu juga macam-macam. Bisa jg lewat bencana alam, perang, manusia jahat, dsb terserah Tuhan mengaturnya. di dalam hindu juga ada 3 sistem sifat Ketuhanan, Brahma sang pencipta, wisnu sang pemelihara, dan siwa sang penghancur dan pelebur. Tapi apakah siwa jahat? oh tentu tidak, karena peleburan itu juga untuk kembali menyeleraskan semesta ini.
Lalu kembali ke pertanyaan di judul Pak Guru Gembul, Apakah manusia tidak boleh menghukum manusia?
Jika saya boleh menjawab, boleh iya boleh tidak tergantung kasus dan tingkat wisdom manusia itu sendiri. tingkat kebijaksanaan manusia juga berbeda-beda, karena banyak doktrin yang berbeda-beda, sifat dari genetik dan DNA dan berbagai variable lain. Kalau saya sendiri sih lebih ke melihat bahwa segala sesuatu di alam semesta ini digelar untuk dipelajari, termasuk drama-drama manusia dari zaman penciptaan hingg sekarang, sampai akhirnya manusia tau siapa/apa sih sebenarnya semua ini. Manusia lebih untuk belajar, mengamati, menganalisa, dsb kurang lebih seperti yg guru gembul lakukan ini mempelajari banyak hal ini sangat bagus & keren. Selain itu manusia juga tentunya diberikan akal untuk berpikir dan kesadaran untuk merasa, sehingga bisa hidup dan selalu selaras dengan alam semesta, dan kata "selaras" ini juga menjadi relative lagi. Semua tergantung dari tingkat kecerdasan dan kebijaksanaan tiap-tiap manusia itu sendiri. Dan saya ngefans sekali Pak Guru Gembul :).
Salam, semoga sehat selalu sekeluarga :)
wah panjang nih
Iya Pak Guru, terima kasih atas ilmu & insight2 nya, saya selalu menyimak konten-konten cerdasnya Pak Gugem :)
Menariq
Saya sepahaman dengan beberapa pendapat anda, contohnya bencana alam kalau dilihat dari sudut pandang manusia itu suatu yang kejam, tapi kalau dilihat dari sudut pandang lain ya itu hanya sebuah evolusi bumi
Kalau menurut sudut pandang diluar manusia, mungkin manusia jahat karena telah membunuh & memakan hewan dan binatang tak bersalah, namun bagi sudut pandang manusia, itu bukanlah kejahatan karena itu memang kebutuhan manusia, kira kira sepemahaman saya begitu
Kesimpulan yg saya ambil intinya yaitu di pemaksimalan dalam pendidikan, cukupnya pendidikan membuat manusia mengerti fungsinya sebagai manusia,,,, 👍👍👍
klau di Indonesia, jangankan di penjara, di sekolah saja banyak menciptakan generasi kriminal
bagaimana caranya memberikan pendidikan kemanusiaan pada generasi muda sedangkan orang-orang yang udah pada "dewasa" aja banyak yang udah kehilangan kemanusiaannya?
tapi bahaya juga ya kalo kekerasan bisa diwariskan secara genetik, seolah masalah sikap intoleran yang diwariskan secara ideologi belom cukup buruk buat kemanusiaan
Setuju dengan Paragraf terakhir
Habis nonton ini pusing pak guru kalo dipikir pikir kejadian itu bisa mengubah hukum yg seharusnya diberikan. Saya menyerah pak guru untuk berkomentar sekarang terlalu mind blowing apa lagi ada penjara yg membebaskan para napi untuk mengubah pola hidup mereka. Salut banget sama pak guru soal mencari informasi.
Apakah bastoy bisa dijadikan dasar kehidupan bersosialisasi di seluruh dunia ? Ataukah kita harus membasmi para pengidap gen MAOA dan Cadherin 13 diseluruh dunia ? Seharusnya para pemilik gen kekerasan menyadari, jika tuhan menitipkan cobaan / kemalangan yang harus mereka lawan didalam diri mereka.
Channel ini adalah pengganti sumber informasi menarik spt Kaskus, kecuali video yang kasus kasus, bagi saya
Kalau penjara di Indonesia dibikin seperti penjara di Norwegia, maka masyarakat kita akan berbondong-bondong melakukan kejahatan demi masuk penjara.
Kalau gak salah kemarin juga ada kasus kan pingin dipenjara gara2 gak punya sanak keluarga gak ada yang ngajak ngobrol , lah di penjara malah banyak temen ngobrol
Saya umur 9 taun sudah merasa DEWASA..
Banyak melakukan hal2 yg membuat diri saya merasa telah dewasa misal membantu pekerjaan bapak dan ibu saya....
Padahal bapak saya ketika muda itu preman pasar..
Sy sering diceritakan suka baku hantam suka maling suka mencuri dll..
Tp saya pribadi tidak tertarik melakukan hal2 buruk padahal selama hidup saya diberikan kebebasan untuk melakukan hal sesuai keinginan saya...
Dan dr SD sampai SMA saya selalu juara kelas.....
anda diberi akses untuk melakukan kejahatan tp anda tdk pnya kehendak untuk melakukan nya, buktinya anda tak melakukannya, berarti gen anda normal bro ga psikopat
@@hafizh6424 remaja daerah saya parah bang..
Kapolda sumbar aja ditangkap jd gembong narkoba....
keren banget pak guru.. terimakasih atas semua ilmu atau insight baru yang selalu diberikan
Genetik yang mempengaruhi prilaku seseorang bukan genetik secara biologis melalui perantara darah melainkan keluarga sebagai lingkungan sosial yang paling kecil dari individu. Secara sosiologis yang mempengaruhi prilaku seseorang itu terdiri dari keluarga, faktor psikologis dan lingkungan sosial yang lebih luas seperti sekolah dan circle pertemanan. Kalo dilihat dari lingkungan keluarga proses pembentukan pribadi itu pertama kali ditempa karena keluarga adalah madrasah pertama bagi si anak. Disamping itu kemampuan abstraksi si anak pada usia pertumbuhan sampai umur 12 tahun kalo gak salah ya? Koreksi saya kalo salah, itu belum sempurna sehingga lebih condong pada mengenal sesuatu yg lebih konkrit sehingga tidak bisa dielaborasi oleh pikiran mereka secara sempurna yg berimbas pada menelannya mentah2. Mereka tidak tahu apakah ini salah atau benar yg jelas itu lah yg mereka lihat.
Kalo dari segi hukuman itu lebih condong pada usaha pengendalian dan tuntutan publik terhadap penegakan norma yg dipahami oleh mayoritas sehingga di implementasikan berdasarkan hukum yg disepakati oleh masyarakat demokrasi yg sudah matang atau otoritarian oleh diktator berdasarkan idealismenya utk membentuk masyarakat yg lebih teratur.
Utk hukuman yg lebih pas utk setiap narapidana berdasarkan sebab dan akibat yg berbeda butuh kajian yg lebih lanjut baik melalui kesadaran kolektif kita maupun pihak yang mempunyai kuasa utk itu.
Terima kasih Guru Gembul 🙏
Pak guru,saya mau dengar pak guru ngejelasin tentang sejarah di Indonesia tentang tragedi"MASA BERSIAP"makasih
saya sangat tergugah dengan Narasi Guru yang mengatakan bahwa'saat anda malas, anda cepat putus asa, ada pengaruh gen disitu,saya kasih bintang 5 untuk narasi ini!!!
Waktu saya kecil,saya sering menyiksa binatang dengan sangat kejam, mungkin itu karna depresi.
Tapi saya mencoba berdamai dengan diri saya,dan saya menemukan diri saya yang lain.
Yang lembut dan welas asih.
Saya memilih menjadi seperti itu,maka berangsur angsur saya berubah dari kejam menjadi baik.
Ya kalau dari kacamata saya sih,itu syaitan yang menghasut dari kecil.
Tapi gejolak dalam diri memaksa saya untuk memilih.
Dan saya memilih menjadi baik
Sehat trs guru gembul
Gak cocok di Indonesia soalnya lebih suka balas dendam, lebih suka orang menderita
walaupun memiliki gen kekerasan, orang yang melakukan kriminalitas tetap layak mendapatkan hukuman
kalo ada yg jawab, " lah kan dia ga salah, dia cuma ngikut gen-nya saja"
gimana tanggapan Anda ?
@@sinsanin4212 kalo gitu nggak usah ada hukum. semua orang bebas berbuat kriminal. dan kehidupan akan menjadi kacau
Masuk akal pak guru. Sebagai langkah awal, secara sains kita harus menurunkan populasi manusia dulu biar lebih mudah meniru konsep penjara di norwegia itu.
@Fit iyalah. berapa jumlah penduduk di norwegia? klo mau diterapkan di indo SDM nya hrs berkali-kali lipat lbh tinggi dr org2 norwegia 😅 karena jml org yg jauh lbh banyak
@@sawargiAquatics Nah itu gan.
Norwegia itu penduduknya nya kecil jadi mudah di atur.
@@arystar4073 yup betul dan katanya ini bukan video curhat jd hrs apple to apple mungkin yah
kasus Amelia Dyer sama persis seperti kasus Hilda Nilsson, pembunuh berantai terburuk dari Swedia. dan dua negara itu sama2 menghadapi masalah yang sama yaitu meningkatnya angka kelahiran namun diluar pernikahan, dan untuk di Swedia itu karna ada kebijakan pelarangan kondom.
akhirnya banyak orang yang membuka jasa pengasuh bagi bayi2 malang ini. dan sama seperti Amelia, Hilda juga menerima bayi lalu membunuhnya agar ia mendapat uang. ia pun mendapat julukan "Angel Maker" karna dalam kepercayaan Eropa, bayi yang meninggal akan menjadi "malaikat".
Amelia dan Hilda sama2 meninggal digantung, bedanya Amelia di eksekusi, sedang Hilda bunuh diri di sel penjaranya.
kasus Hilda Nilsson diangkat menjadi cerita game horor berjudul "Mor", dalam bahasa Swedia "Mor" artinya Ibu.
mengenai gen turunan yang menyebabkan perilaku kriminal, beberapa tahun lalu saya memvaca kasus seorang bocah di Amerika latin kalo ga salah, sudah membunuh belasan orang, dan ini menjadi bukti bahwa "Natural-Born Killer" memang ada, ada beberapa orang yang lahir dengan sifat pembunuh.
GEN TURUNAN PENYEBAB PERILAKU KRIMINAL = MUSTAHIL MENGOBATI DENDAM & TRAUMA MASA LALU KRN KEBURUKAN HATI!!!
CONTOH!!!
1. USTAD TERKENAL PENDIRI PARTAI KHAWARIJ FAKTANYA ANAK MANTAN TERORIS! AKHIRNYA SI USTAD BUAT PARTAI KHAWARIJ DGN BERBAGAI KERAHASIAANNYA & SEMUA ORANG YG TERGABUNG DI DALAMNYA DICAP TERORIS!
PARTAI ITU BAHKAN MENDEKATI PRAKTIK2 PERDUKUNAN MESKI TERKENAL ISLAMI!!! (W SIH MENDING DIJAUHI)
2. ANAK PENYIHIR FAKTANYA DIAJARI SIHIR. MESKI JADI SANTRI, DIDIDIK DGN SEBAIK MUNGKIN DIRUMAH TAPI KALAU SALAH GAUL DGN TERORIS, MAFIA, HACKER, DUKUN YG DENDAMAN, JADI TERORIS & PENYIHIR JUGA MEREKA AKHIRNYA!!!
Natural born killer pasti kerabatnya ada yg penjahat!!!
So, bener juga sikap pemerintah jaga2 terhadap kelompok teroris di negri ini dgn mengawasi diam2, pendidikan bela negara, PPKN, PMP, akhlak, moral, agama, dll, utk mencegah agar rakyatnya terjebak terorisme yg membahayakan keluarga besar mereka
Pemerintah emank TOP dah!!!
Menurut saya pak guru, neurosains telah merevisi dasar pemahaman manusia tentang baik dan buruk, benar dan salah.
Bisa jadi kita memerlukan sebuah sistem yang baru, norma-norma yang baru. Jika semua itu adalah dorongan gen dan tak bisa diubah, mungkin dimasadepan ketika seorang anak lahir dan diketahui membawa gen-gen yang dibilang kriminal, mereka bisa langsung dimasukan dalam sebuah tempat rehabilitasi sebelum diterjunkan dimassyarakat. Ini seperti sedia payung sebelum hujan. Kalau sistem ini berhasil maka mungkin bisa mengurangi tingkat dan angka kriminalitas.
Seperti kata Focault dunia post modern adalah sebuah dunia yang tidak memiliki titik batas(heterotopia). tidak ada standar umum yang bisa dipakai mengukur menilai atau mengevaluasi konsep dan gaya hidup tertentu. Karena itu masyarakat post modern dituntut untuk menerima diversitas dalam masyarakat. Temuan-temuan neurosains agaknya memang mengarah kearah sana, berbagai temuan yang diketahui seakan memberikan teguran terhadap norma dan sistem yang ada.
Tapi apapun itu, agaknya membiarkan orang yang melakukan tindak kejahatan berkeliaran bebas tanpa mendapat tuntunan atau hukuman itu juga bisa dibilang tidak pantas.
Cobak bahas sejarah Madura pak embul
Kasus Sambo lebih baik tidak menjadi konsumsi publik karena hanya akan menimbulkan spekulasi2 yg tidak perlu. Lebih baik diberitakan ketika sudah menjadi putusan pengadilan baik kronologi maupun hukuman
Bener juga, cuma masalahnya kalo gak ada pemberitaan dalam jangka waktu tertentu takutnya masyarakat udah lupa, terus tau tau hukumannya malah wadidaw.
Bagaimana caranya agar tidak menjadi konsumsi publik di negara terbuka dan demokrasi seperti ini? sedang pers dan masyarakat sangat menikmati dan menunggu setiap episode dari kasus ini? 🤭🥱
sangat setuju
Lebih mending media bahas kanjuruhan ketimbang ferdi sambo. Gapapa sampe berbulan-bulan diberitakan karena di situ ada nilai kepentingan publiknya.
Timbulnya spekulasi menandakan otak kita masih berkerja, dan sebaliknya.
Hukum yg diselenggarakan manusia ke manusia lain memang tdk akan pernah benar2 proporsional pak guru, karena manusia tdk mnkin melihat sesuatu secara benar2 utuh dari A smpe Z... Sedangkan hukum ditujukan untuk menegakkan kebenaran, dan kebenaran itu sendiri sangat2 relatif
Apakah sebenarnya layak di hukum jika bertahan hidup saat di serang begal dan tidak ada niat jahat untuk membunuh Begal tersebut
Watak. Kebanyakan orang dibanding berpatokan soal DNA, orang2 biasanya cenderung menyebut nya watak. Kecenderungan pada sifat dasar tertentu. Watak tempramen, watak sabar dll. Dan itu memengaruhi pola hidup
pak Guru, kalau pembunuh yg paling banyak membunuh dgn tangan sendiri, secara satu persatu , sepertinya itu adalah seorang algojo Uni Soviet jaman perang dunia 2: Vasily Blokhin (1895-1955)
He was active from the mid-20s until Stalin's death. That's 30 years of executions! Blokhin and his team worked without pause for 10 hours each night, with Blokhin executing an average of one prisoner every three minutes.
Korbannya diperkirakan ada 7,000 orang, yg kepalanya ditembak pistol dari belakang
itu tentang f'un' fact pembunuh terbanyak, tapi soal hukuman mati, menurutku ada perlunya itu terus ada, terutama untuk orang yang sudah menjadi ancaman jiwa buat orang lain jika mereka tetap hidup. orang tsb sudah menjadi predator buat manusia lain, dan meskipun tetap ada kemungkinan orang itu berubah, kemungkinan lebih besar mereka akan tetap menjadi bahaya buat orang2 lain.
Guru Gembul tolong bahas tuntas tentang dupa/kemenyan/hio swa mulai dari sejarah dan pemanfaatan, hingga sampai disebut jika membakar dupa orang indo sering mengkaitkannya dengan hal mistis/syirik. Padahal fungsi dupa kan buat wewangian dan aromaterapi?
Masalahnya masuk ke persoalan kehendak bebas ya kang? Tapi dalam kacamata filosofis nilai dari gen yang mempengaruhi karakter seseorang itu masih dipertanyakan. Khususnya ketika nilai historis dan struktur sosial luput dari perhatian.
Balik ke masalah perempuan yang bunuh bayi itu, fakta bahwa situasi yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari memang berkecimpung dengan bayi, gak bisa dipungkiri kemungkinan besar jadi faktor terbesar, karena saat ditarik dari pertanyaan akang sebelumnya, kenapa sang pelaku milih bayi? Mungkin karena itulah yang dihadapi sama dirinya, yang semakin memperkeruh tingkat kesetresan dalam kesadarannya. Karena satu bayi saja sudah bikin seseorang mengalami trauma, atau gangguan psikis yang dikenal dengan "baby blues", apalagi sebanyak itu.
Persoalan soal gen yang mempengaruhi karakter dan sifat seseorang sebenernya udah berusaha dibantah oleh Francis Fukuyama dengan bukunya "Identitas", yakni gen tersebut bukan diturunkan, melainkan dipicu oleh nilai historis yang dijalankan, serta kondisi sosial yang kurang diperhatikan, yang pada akhirnya melahirkan kemiripan secara karakter dengan orang tua. Karena pada dasarnya cukup banyak sifat dari orang tua yang berbanding terbalik dengan sang anak, baik dalam konteks positif maupun negatif, yang disebabkan kurangnya penanaman pendidikan karakter atau pemahaman sosial yang dimiliki sang anak atau orang tuanya.
Kemudian fakta bahwa penjara di Norwegia itu bisa merubah seseorang, menandakan bahwa gen tersebut bukan sesuatu yang diturunkan dan melekat selamanya, melainkan hanya terpantik dan dapat diredam dengan pengetahuan dan penyampaian yang tepat.
Pin 🍻
Masalah nature vs nurture memang tidak pernah ada habisnya untuk dibahas
Tetapi menurut saya tidak semua pengaruh gen dapat dengan mudah diobati, contohnya saja pada kasus orang dengan kelainan gen pada tingkat kromosom, yang menandakan bahwa gen masih ada andil dalam memengaruhi seseorang
Adapun kelainan/gangguan pada tingkat kromosom yang dimaksud seperti sindrom Turner, sindrom Klinefelter, dan sindrom Jacob
Justru karena permasalahan gen secara medis itu yang sulit diobati itulah yang memunculkan pertanyaan "mengapa seseorang yang dikatakan memiliki karakter berdasarkan gen justru bisa berubah?". Yang mana situasi tersebut secara gak langsung mempertanyakan peran gen dalam kesadaran dan karakter manusia secara umum.
Mantap
Ini adalah salah satu video terbaik di channel ini
Penjara seperti itu sudah diterapkan di Indonesia.. Tapi khusus untuk Koruptor.
oia saya lupa
@@gurugembul 😆😆😆
Hukum itu untuk menjaga agar kejahatan bisa diminamalisir agar masyarakat aman daru tindakan kejahatan..
Ego : ah mau bunuh orang nih kayak nya seru
ID : " eh nanti kalau gw di tangkap gimana ribet tahu'
Super Ego : "setiap perbuatan pasti akan mendapatkan imbalan nya
Jika tidak ingin di bunuh maka jangan membunuh..."
Seperti itulah kira-kira obrolan di dalam otak manusia 🗿🗿
Real cuy 🗿
Lumayan berat materi pak guru kali ini, tapi sangat menarik
Hukum ditetapkan bersifat umum untuk kaum/wilayah tertentu, yg melanggar mendapat hukuman yg berprestasi mendapat penghargaan. Kalau ada latar belakang siterhukum karena gen, karena lingkungan, karena asuhan yg salah disinilah Hakim diberikan untuk memutuskan sebijaksana dan seadil-adilnya untuk memberikan keadilan kpd siterhukum.(Yyt Ruchiyat)