SETIAP MOMEN SESUNGGUHNYA MERUPAKAN MEDITASI! ADA SYARATNYA I Meditasi Buddhis I Bhante Santacitto

แชร์
ฝัง
  • เผยแพร่เมื่อ 2 ต.ค. 2024
  • Video ini berisi tentang prinsip yang harus diketahui berkenaan dengan meditasi, sehingga setiap momen sesungguhnya merupakan meditasi.

ความคิดเห็น • 22

  • @KesyaAnindita-m5d
    @KesyaAnindita-m5d 3 หลายเดือนก่อน +1

    🙏🙏🙏

  • @Wahyono-m5h
    @Wahyono-m5h 3 หลายเดือนก่อน +6

    Ikut ngaji bante,,,saya muslim tapi sering mengikuti pembabaran ini...karena ajaran ini menekankan kebersihan dan kesucian batin dan tentang kemoralan ,bukan tentang pemujaan pada mahluk.

  • @mayvine1313
    @mayvine1313 3 หลายเดือนก่อน +3

    Namobuddhaya Bhante, 🙏🏻
    Bhante, saya ingin berbagi pengalaman pada saat bermeditasi, kadang ya bhante, saya bisa melihat gambaran seperti: suatu tempat kebanjiran, terkadang melihat seperti ada pesawat jatuh, macam-macam, terus terakhir minggu lalu tanggal 6-6-2024, saya melihat gambaran area genting highland Malaysia seperti gelap abu-abu berasap gitu, dan yang tidak saya sangka setelah 1 minggu gambaran itu muncul ‘kebenaran terjadi tanggal 15-6-2024 genting highland terjadi kebakaran di sana,.
    Setiap saya bermeditasi, kadang tidak ada muncul gambaran.. kosong saja.. tetapi terkadang bisa muncul banyak gambaran, seperti dikasih Sinyal ,apapun itu yang muncul kedepannya memang terjadi..
    Saya stay Malaysia , tapi saya warga Indonesia .. saya sering menonton para para bikkhu membabarkan Dharma , saya banyak belajar juga dari para para bhante..
    sering mendengar para bhante hidup disaat ini dan sekarang, tidak di masa lalu ataupun masa depan, tetapi dimasa depan saya punya keinginan gimana ya ? Keinginan bisa pulang Indonesia bertemu para-para bhante😇

    • @ajsndjdmdjdds6778
      @ajsndjdmdjdds6778 3 หลายเดือนก่อน

      Untuk pulang dan ketwmu sama para Bhante mah tinggal atur waktu aja kakak..
      Btw, kakak hebat bisa melaksanakan hidup saat ini, kalo saya terkadang masih terbawa masa lalu dan kadang melompat di masa depan yg membuat khawatir 🙏🙏

  • @eddyhok2733
    @eddyhok2733 3 หลายเดือนก่อน

    Mengapa Sang Buddha tidak pernah tertarik untuk mencari pengikut sebanyak-banyaknya? Mengapa Sang Buddha tidak pernah menganjurkan (apalagi memaksakan) setiap perumah tangga untuk menjadi bhikkhu?

  • @shareenui9660
    @shareenui9660 2 หลายเดือนก่อน

    Sathuk anumodana Bhante Santacitto🙏🙏🙏

  • @meychen3804
    @meychen3804 3 หลายเดือนก่อน

    🙏🙏🙏

  • @wtlj
    @wtlj 3 หลายเดือนก่อน

    Vandami Banthe 🙏 🙏 🙏

  • @tjiptaditjiptadi6122
    @tjiptaditjiptadi6122 3 หลายเดือนก่อน

    Terimakasih
    🙏🙏

  • @jayadigital1051
    @jayadigital1051 3 หลายเดือนก่อน +2

    ❤❤ SEMOGA semua Makhluk Hidup di Alam Semesta baik yang nyata dan tidak nyata disetiap tingkatan senantiasa HIDUP BERBAHAGIA 💥🙏🧘‍♂️💥❤️

  • @cahayaharapan7272
    @cahayaharapan7272 3 หลายเดือนก่อน

    Terima kasih Bhante. Tapi sejauh ini membaca sutta, sepertinya tidak ada instruksi langsung untuk memejamkan mata. Segala sesuatu dijelaskan sedetail mungkin, entah kenapa bagian mata, apakah terlupakan jika merupakan bagian penting dalam meditasi. Mohon pencerahannya mungkin di video lain.

  • @eddyhok2733
    @eddyhok2733 3 หลายเดือนก่อน

    Batin kita selalu dilatih untuk tetap seimbang dan tidak terguncang oleh suka dan duka di alam Samsara. Dengan kata lain, kita tidak membenci / menolak rasa derita yang muncul lenyap, dan tidak serakah / mengejar rasa bahagia yang muncul lenyap.
    Kalau benar kita dapat berlatih untik tidak terguncang, lalu mengapa kita harus berjuang begitu keras untuk melepaskan diri dari alam Samsara? Bukankah itu merupakan wujud dari kebencian karena menolak penderitaan (Samsara) dan sekaligus wujud keserakahan karena mengejar kebahagiaan (Nibbana)?
    Adakah yang berkenan memberikan pencerahan kepada saya? Saya persilahkan dengan segala hormat. Terima kasih!

    • @eddyhok2733
      @eddyhok2733 3 หลายเดือนก่อน

      Ini hanyalah sebuah pertanyaan paradoks. 😊 Tidak perlu dijawab.

    • @eddyhok2733
      @eddyhok2733 3 หลายเดือนก่อน

      Paradoks semacam ini muncul karena kecenderungan batin manusia yang memandang segala usaha, perbuatan, atau tindakan dari sudut pandang / perspektif keinginan. Keinginan bersifat opsional, dalam arti, ada atau tidak ada, tidak akan menjadi masalah, alias tidak berakibat fatal. Misalnya, saya ingin meraih rangking pertama dalam kelas. Itu disebut keinginan, karena ada atau tidaknya keinginan seperti itu, tidak akan menimbulkan masalah. Contoh lain, misalnya saya ingin jalan-jalan ke mall, saya ingin makan di restoran, dan sebagainya.
      Tetapi pandangan bahwa segala usaha, perbuatan atau tindakan manusia selalu dilakukan berdasarkan keinginan tidak selalu benar. Makhluk hidup pada umumnya, dan manusia pada khususnya, tidak bisa memiliki keinginan untuk dilahirkan jadi anak si A atau anak si B, jadi kaya atau miskin, cantik atau jelek, cerdas atau bebal, dan seterusnya. Mereka juga tidak bisa menginginkan untuk merasa lapar atau tidak. Metabolisme yang terjadi di dalam tubuh selalu mengirimkan sinyal permintaan bahan bakar dalam bentuk rasa lapar dan ini harus dibayar dengan usaha untuk mencari makanan. Bahkan seekor singa, yang disebut raja hutan, juga harus melakukan usaha untuk mencari makan alias berburu mangsa demi memenuhi sejengkal perutnya, atau ia akan mati kelaparan. Seandainya usaha berburu atau mencari makan demi bertahan hidup itu dipandang sebagai keinginan, saya kira itu adalah pandangan yang keliru.
      Sepertihalnya, jika seseorang menerima sekotak kado dan ternyata setelah dibuka, isinya adalah kotoran manusia. Apakah si penerima masih sempat berpikir-pikir, ingin mencium baunya atau tidak? Tentu saja tidak demikian. Hampir dapat dipastikan, si penerima spontan merasa jijik dan segera membuang muka sambil menahan nafas, atau mungkin segera melempar kotak itu sejauh mungkin. Kalau si penerima masih berpikir-pikir, ingin mencium baunya atau tidak, saya kira ia kurang waras atau sengaja melakukan hal-hal gila. Demikianlah adanya, pangeran Sidharta merasa jijik terhadap segala kesenangan duniawi setelah melihat 4 petanda alam, sehingga ia akhirnya memutuskan untuk meninggalkan keduniawian dan memilih untuk menjadi pertapa. Walaupun kondisi batin demikian sukar dipahami oleh semua orang, tetapi yang jelas, apa yang dilakukan oleh pangeran Sidharta adalah bukan berdasarkan keinginan.
      Adakah seseorang di sini yang lebih memilih untuk meninggalkan harta benda, keluarga, dan segala kesenangan duniawi yang dinikmatinya, demi KINGINAN MENYIKSA DIRI di dalam hutan yang gelap dan dingin, dalam keadaan kelaparan alias kurang gizi, selama 6 tahun? Seandainya usaha pertapaan berat yang dilakukannya dipandang sebagai keinginan, saya kira itu adalah pandangan keliru. Pertapaan itu lebih didorong oleh semacam naluri yang dapat diumpamakan dengan naluri seorang manusia yang berusaha mencari obat untuk menyembuhkan penyakit dan membebaskan diri dari penderitaannya.
      Begitu pula saya, tidak semua usaha, perbuatan, atau tindakan yang saya lakukan adalah berdasarkan keinginan atau kepentingan pribadi. Pada hakekatnya, kondisi batin masing-masing manusia adalah berbeda-beda sehingga setiap manusia mengalami realitas yang berbeda-beda walaupun sebenarnya objeknya adalah sama. Dengan memahami cara kerja batin sendiri, akan lebih mudah untuk menyelami kondisi batin orang lain, lalu memutuskan apa yang seharusnya dilakukan. Tidaklah mengherankan, Sang Buddha yang tercerahkan secara batiniah, memiliki kemampuan untuk memberikan khotbah berdasarkan kondisi batin para pendengarnya.
      Dengan memahami pandangan tentang keinginan, maka pertanyaan paradoks itu tidak perlu dijawab, karena tidak relevan, alias "kagak nyambung". Semoga ini memberikan manfaat. Kalau pandangan saya salah, silahkan beri saya pencerahan. Terima kasih.

    • @kenrick-mh4dz
      @kenrick-mh4dz 3 หลายเดือนก่อน

      wahhh...sendiri tanya...sendiri jawab...😮

    • @eddyhok2733
      @eddyhok2733 3 หลายเดือนก่อน

      @@kenrick-mh4dz Ya, begitulah cara kerja pikiran saya. Mungkin itu cuma refleksi dari alam pikiran. Sekarang sudah ada makhluk lain yang masuk ke alam pikiran saya. 😀
      Tapi gak apa2.. Selama tidak ada niat jelek, seperti mau pamer kemampuan, cari pembenaran diri, bicara tak sopan, dsb, saya cukup "open-mind" untuk diskusi, dialog, atau sekedar tukar pikiran. 😊

    • @eddyhok2733
      @eddyhok2733 3 หลายเดือนก่อน

      Kadang orang lain mengira saya adalah orang stress, padahal pemikiran saya telah berada di luar kotak, dan tentu saja, orang-orang yang masih berada di dalam kotak akan terheran-heran dan bingung lalu mengira saya stress. Saya tidak tahu siapa sebenarnya yang merasa stress, entah saya atau...tetapi ya, sudahlah, saya tidak ingin ada yang stress. Semoga semua makhluk berbahagia.

  • @Not_Me554
    @Not_Me554 3 หลายเดือนก่อน +1

    Maaf bante saya mau nanya, kalau sadar nafas itu nafas dada atau perut ?

  • @liliksupiani8091
    @liliksupiani8091 3 หลายเดือนก่อน

    🙏🙏🙏Sadhu…. Sadhu…. Sadhu….
    Semoga semua mahluk berbahagia🙏🙏🙏

  • @jom.a.md.s.h.2206
    @jom.a.md.s.h.2206 3 หลายเดือนก่อน

    Anumodana, Bhante Santacitto, Ph.D., 🙏🙏🙏

  • @wardono2445
    @wardono2445 3 หลายเดือนก่อน

    Ilmu pengetahuan batin.Terimakasih Bhante.❤