KAJIAN TITIK TEMU #30 | Ulil Abshar Abdalla

แชร์
ฝัง
  • เผยแพร่เมื่อ 25 มี.ค. 2019
  • Buku antologi pemikiran Muslim hasil terjemahan dan suntingan Cak Nur (Prof. Dr. Nurcholish Madjid), yang terbit pertama kali tahun 1984, merupakan kumpulan pemikiran mendasar dari para filsuf dan pemikir Muslim terdahulu yang layak dijadikan sebagai basis epistemologi Islam. Tentu artikel-artikel yang diterjemahkan dan dimasukkan ke dalam buku ini adalah artikel pilihan dari setiap tokoh terkemuka pada masanya. Meski ide dan pemikiran-pemikiran dalam buku ini tergolong klasik, namun memberikan dasar penting yang dibutuhkan bagi pengembangan Islam dan kemoderenan di masa mendatang. Karena itu, Nurcholish Madjid Society (NCMS) merasa perlu untuk menerbitkan kembali buku Khazanah Intelektual Islam ini.
    Yang menonjol dari berbagai pemikiran para filsuf dan pemikir Muslim yang tulisannya tertuang dalam buku ini, adalah bahwa setiap pemikiran, ide, dan gagasan yang keluar dari proses kreatif intelektual mereka merupakan jawaban kontekstual atas situasi budaya pada zamannya. Jelas terbaca dan terasa, bahwa para intelektual Muslim terdahulu ini mendedikasikan hati dan jiwanya untuk menjaga dan mempertahankan iman dan martabat keislaman umat-meski tidak kurang gara-gara hal tersebut mereka dituduh sebagai pemikir yang telah menyimpang dari pakem sah keislaman. Dengan ketulusan dan tanggung jawab yang tinggi sebagai ulama, mereka berijtihad untuk menjaga serangan pemikiran demi kemaslahatan, baik dalam ranah teologis maupun sosial dan budaya. Karena itu, pada zamannya mereka adalah para pahlawan pemikiran.
    Lepas dari apa yang tertangkap secara konten dan konteks dalam antologi pemikiran para filsuf dan pemikir Muslim di buku ini, kita juga bisa menganalisis hal lain dari sisi dasar keilmuan yang mereka kembangkan. Apa yang saya maksudkan dasar keilmuan yang mereka gunakan adalah dari sudut pandang kajian epistemologi. Jelas, epistemologi yang mereka gunakan adalah epistemologi yang didasarkan pada adanya keyakinan sebagai postulate dari pemikirannya. Bahwa semua filsuf dan pemikir Muslim tersebut, tidak ada yang berada dalam keraguan iman kepada agama yang dianutnya. Justru pemikiran-pemikiran mereka merupakan ekspresi kesalehan dan keimanan mereka. Namun, memang terlihat bahwa corak epistemologis berdasarkan keyakinan yang mereka miliki terbaca ke dalam dua model: rasional dan empiris. Dua model epistemologi ini nampaknya yang memang Cak Nur ingin tampilkan, sekaligus sepertinya mengupayakan proses konvergensi, kalau tidak dikatakan sinergi.
    Dalam antologi ini, dua model epistemologi ini terasa kontras-lagi-lagi demi menjawab situasi yang dibutuhkan juga nampaknya. Selain terlihat secara nyata pada pemikiran Ibn Taymiyah dan Ibn Khaldun epsitemologi empirisme tersebut, saya juga melihat pada pemikiran Abu al-Hasan al-Asy’ari dan lainnya. Tentu mungkin akan ada orang yang tidak setuju pada pernyataan saya ini. Namun, lahirnya ide sifat 20 bagi Allah dari al-Asy’ari, misalnya, bagi saya merupakan jawaban empiris secara rasional yang dinilainya dapat menyelamatkan iman umat Islam saat itu yang tengah diserang cara berpikir filsafat Yunani melalui filsafat yang tumbuh subur di kalangan pemikir Muslim.
    Mukaddimah yang ditulis Cak Nur patut dibaca sebelum membuka lembaran-lembaran berikut dalam buku ini. Mukaddimah yang panjang yang tidak kurang dari 80 halaman ini, memberikan pendasaran kontekstual dan kesinambungan pemikiran yang tertuang dalam buku ini. Cak Nur dengan otoritasnya sebagai cendekiawan dan pemikir Muslim yang mumpuni, dengan piawai membentangkan konten dan konteks dari setiap pemikiran yang ada di buku ini. Tidak sampai di sini, Cak Nur juga menggali kesaling-hubungan dan kesaling-terkaitan antara pemikiran yang satu dengan pemikiran lainnya, meskipun dari sisi waktu dan tempat terkadang berjauhan. Cak Nur melalui buku ini, terlihat tengah melakukan suatu upaya mengumpulkan berbagai pemikiran berserakan, lalu dibentuk menjadi suatu bangunan indah peradaban pemikiran Islam. Karena itu, di tangan Cak Nur, epistemologi rasional dan empiris tidaklah saling menafikan, apalagi saling menyalahkan. Sebab, semua itu benar dan dibutuhkan karena situasi yang melatar-belakanginya.
    #DiskusiBuku#NCMS

ความคิดเห็น • 56

  • @adityarininatalisa7035
    @adityarininatalisa7035 3 ปีที่แล้ว +5

    Sy koq merasa menjadi lebih manusia & lebih mengenal Allah dengan pemikiran2 seperti ini ya...entah yg lain.

  • @Belajar_musik
    @Belajar_musik 2 ปีที่แล้ว +8

    Dulu waktu kuliah saya d wanti wanti untuk tidak menyentuh atau membaca apapun tentang islam liberal. Tapi saya malah penasaran saya baca sedikit malah jatuh cinta. Karena islam liberal yang d maksud ternyata bukanlah islam yang tanpa aturan. Tapi islam yang berisi gagasan intelektual, kemerdekaan berfikir untuk membobol tembok stagnasi dalam beragama.

  • @rafaelwasa570
    @rafaelwasa570 3 ปีที่แล้ว +1

    Ini benar2 kajian yang berkelas dan bermutu.

  • @zedabidien6618
    @zedabidien6618 5 ปีที่แล้ว +1

    Alhamdulilah, akhirnya buku ini terbit.

  • @hamzahhamzah763
    @hamzahhamzah763 หลายเดือนก่อน

    Toppppp

  • @arifgunawan7315
    @arifgunawan7315 4 ปีที่แล้ว +1

    Pekan kemarin baru beli buku ini. Keren Mukadimah nya...

  • @semarmendem9060
    @semarmendem9060 หลายเดือนก่อน

    Mata lahir...yg dilihat warna atau fisiknya.
    Aqal menghasilkan pengetahuan.
    Mata bathin menghasilkan kesadaran/ hikmah.
    Hikmah ini hanya bisa di temukan dan dirasakan bila sudah masuk menyelam ke kedalaman kecerdasan tanpa batas.
    Sayangnya kita berhenti dan merasa puas di ritual/ fisiknya saja ,makanya kita tidak menemukan mutiara di kedalaman.😅

  • @nswahyudindin6626
    @nswahyudindin6626 4 ปีที่แล้ว

    Jadi membuka paradigma khazanah keislaman. Yu belajar lagi

  • @jabiralfarisi7854
    @jabiralfarisi7854 3 ปีที่แล้ว

    pembahasan apa saja kalau yg jadi narsumnya gus ulil pasti nikmat penyajiannya

  • @bambangsetiawan9347
    @bambangsetiawan9347 4 ปีที่แล้ว +2

    Niki priyantun saking Pondowan Pati 😁

  • @hamzahhamzah763
    @hamzahhamzah763 หลายเดือนก่อน

    Kemerdekaan berpikir sangat sesuai dengan wahyu

  • @muhammadhamsah8336
    @muhammadhamsah8336 3 ปีที่แล้ว

    Butuh pemikiran-pemikiran begini yg segar

  • @w.b.oetomo2360
    @w.b.oetomo2360 2 ปีที่แล้ว +1

    Dari Judul bukunya saja sudah mengandung Keluasan.. Khazanah Intelektual Islam, mengandung kekayaan yang harus diapresiasi.. Perbedaan pemahaman itu merupakan kewajaran manakala memiliki niat tulus untuk mempelajarinya, mempelajari bukan hanya produknya, namun juga metodenya..
    Hanya dengan keyakinan, usaha dan upaya mempelajari maka kita akan sampai pada kemengertian dan pemahaman yang arif..
    Iman, Ilmu, Amal

  • @opoyochanel7740
    @opoyochanel7740 2 ปีที่แล้ว

    it's all about the point of view

  • @ustadimedia448
    @ustadimedia448 ปีที่แล้ว

    Liberal dalam kontek Islam libetal itu memberi kemerdekaan penganutnya untuk mencari tau dan lebih memahami, juga kemerdekaan dalam pengamalkan keyakinanya. Memang menggunakan diksi "liberal" itu lebih seksi dan sensasional.

  • @muhammadhamsah8336
    @muhammadhamsah8336 3 ปีที่แล้ว

    Mantap.....

  • @kertamulyana1979
    @kertamulyana1979 3 ปีที่แล้ว

    Amat mencerahkan....

  • @MuslimLogis_TV
    @MuslimLogis_TV 3 ปีที่แล้ว

    Chanel kami Menghadirkan : Kajian Islam dalam Perspektif Sains, sebuah tema yang memadukan Islam dengan berbagai disiplin ilmu, sehingga diharapkan mendapatkan pemahaman yang lebih utuh, dan pengertian yang lebih luas bermanfaat bagi kehidupan dan berkemajuan.

  • @hijrahtv1880
    @hijrahtv1880 6 หลายเดือนก่อน

    Semoga Allah memberikan hidayah... jauhilah pemikiran liberal

  • @samsularifin9395
    @samsularifin9395 2 ปีที่แล้ว +1

    Santri tenanan, cerdas d berwawasan luas, tak pernah tinggalkan sholat, kecuali kaum khawarij aja yg menghakimi dia liberal, kaum khawarij yg ahlul fitnah, d ahlul framing, tapi diajak duduk bareng dialog dlm forum ilmiah tdk mau. Maunya cap stempel hakimi orang liberal ...liberal ...syiah...... Wis aq ora percoyo blass. Waktu ngaji ihya di tangerang, di boikot, di framing, tapi kita tetep jalan , framing khawarij tdk aq gubris, d ternyata yg ikut ngaji d memback up beliau ternyata meninggalnya sangat husnul khotimah.

  • @agussugiarto3430
    @agussugiarto3430 3 ปีที่แล้ว +2

    Masya Allah .
    Alhamdulillah .
    Para Guru mohon doa restu dan ridho untuk muhamad ibnu taimiyyah sugiarto .santri kelas 1 E . Alighar 211 . Gontor pusat ponorogo jawa timur . Terima kasih .

  • @asadm5583
    @asadm5583 2 ปีที่แล้ว

    Bacalah dalam blog analisis pencari kebenaran wordpress, maka akan memahami munculnya Aswaja dan Syiah

  • @khairudinabdul5238
    @khairudinabdul5238 ปีที่แล้ว

    Bismillah, untuk para intelektual muslim Indonesia diharapkan lebih mendiskusikan musyawarah mufakat, hal ini sesuai dengan dasar bernegara kita. Untuk itu saatnya dikaji Dasar Berbangsa sebagai pedoman Karakter Bangsa Indonesia, dan hal tersebut sudah ada sejak abad ke-15 M yaitu BK5; Bismillah, Kesadaran, Kerukunan, Keselamatan, Kebahagiaan, Ketuhanan YME (ajaran agama). Wslm

  • @milanforza8427
    @milanforza8427 4 ปีที่แล้ว

    Tokoh JIL emg cerdas

  • @imronrosadi1710
    @imronrosadi1710 4 ปีที่แล้ว

    Inilah kelebihan Gus Ulil....aqu semakin kagum sama almrhum cak nur

  • @nuralamsyah2088
    @nuralamsyah2088 5 ปีที่แล้ว +2

    Ada pembaharu pemikiran macem Gus Ulil, lha kok malah di kafir sesatkan.

  • @adanguser3549
    @adanguser3549 3 ปีที่แล้ว

    Dari paparan anda Ada yg gagal paham (cacat sejarah) tentang Islam vs Kristen.❌

  • @bayukun9856
    @bayukun9856 4 ปีที่แล้ว +3

    Orang liberal memang licin bicaranya

    • @itsmayaa2824
      @itsmayaa2824 4 ปีที่แล้ว

      org yg suka bilang bgt kasar bicaranya

    • @zulkarnaen2955
      @zulkarnaen2955 2 ปีที่แล้ว

      Orang bahlul pikirannya gk usah komen.. ntar ngompol

    • @bustomihasan7325
      @bustomihasan7325 11 หลายเดือนก่อน

      Anda gagal paham berarti, keburu menjustifikasi "sesat atau keliru" duluan kepada Ulil sehingga apapun kebaikan dan kedalaman ilmu yng dipaparkan Gus Ulil , Anda mengecap negatif terlebih dahulu. dengan berkata "liberal"

  • @ingbudiono3547
    @ingbudiono3547 3 ปีที่แล้ว

    Logika yg merusak akidah 🔥

  • @ahmadbayuajie2496
    @ahmadbayuajie2496 3 ปีที่แล้ว

    Kalau agama dan sejarah sudah jadi bahan..... Ah sudahlah.

  • @ultramencemen8754
    @ultramencemen8754 3 ปีที่แล้ว

    Perwujudan dari islam nusantara tuh mirip Makrop Amin dan Sait Akil Sirot. Ketika diberi kekuasaan lalu menzolimi saudaranya. Membiarkan kolega memperkosa negara. Jauh dari retorika sok bijaksana dari mulut mereka. Mereka berhasil menciptakan rasa ke_NU_an anggotanya melebihi dari rasa persaudaraan ke_islaman sesama org islam.

  • @user-kl3jn5cb5j
    @user-kl3jn5cb5j 7 หลายเดือนก่อน

    Pntas sj bnyk yg pndh mnhaj salaf.. Orang2 NU kcwa . Hahaha.. Retorika ini itu... Allohumma sallimna

  • @asadm5583
    @asadm5583 2 ปีที่แล้ว

    Knp Islam disalip orang barat, karena dlm sejarah orang Syiah di buru oleh "Aswaja", coba aja dicari bahwa ilmuwan muslim zaman dahulu bermazhab Syiah.

  • @user-kl3jn5cb5j
    @user-kl3jn5cb5j 7 หลายเดือนก่อน

    Berkedok 🤣🤣hati2 liberalisme ... Kpngn slmat ikutilh slafus soleh yg aqidahny lurus😂

  • @tentang_jalan2
    @tentang_jalan2 4 ปีที่แล้ว

    apa sih yg ga keren buat Gus Ulil? prasaan selama sy nonton video2nya, semua dibilang keren hehe...

    • @itsmayaa2824
      @itsmayaa2824 4 ปีที่แล้ว

      mungkin karena pola pemikiran ibu tidak sealur dg gus ulil atau dg para pemikiran pembaharuan pemahaman islam.jd gak seenergi gt.

    • @tentang_jalan2
      @tentang_jalan2 4 ปีที่แล้ว +1

      @@itsmayaa2824 nggak sih. sy suka kok pemikiran mas Ulil. Yg sy maksud mas Ulil itu suka banget menggunakan kata 'keren' untuk menggambarkan semua hal2 yang ia apresiasi, sukai. Coba deh perhatiin.. pasti setelah mikir sebentar, yg keluar pasti tetep kata 'keren' hehe..

    • @irul49
      @irul49 3 ปีที่แล้ว +1

      @@tentang_jalan2 karena yang ga keren ga beliau bahas

  • @aldialdi867
    @aldialdi867 4 ปีที่แล้ว

    Kafirin dan kafirot.wkwkwk

  • @adryanadam3562
    @adryanadam3562 4 ปีที่แล้ว +1

    Knp yg diangkat Umar bin Khattab ra, bukan Rosululloh SAW? Ga ush repot memodernisasi islam, yg sesuai Alquran n sunah saja brother, atau blh dibilang classic/tradisional, tanya kiayi/ulama terpercaya.

    • @caknursociety
      @caknursociety  4 ปีที่แล้ว

      apa nya yang repot mas, video ini pada acara bedah buku Khazanah Intelektual Islam, beli dan baca pendahuluan biar tau.

    • @adryanadam3562
      @adryanadam3562 4 ปีที่แล้ว +1

      @@caknursociety Alhamdulillah dpt perhatian Mimin nya. Pendahuluan terkadang tidak mencerminkan maksud dan tujuan inti mas.

    • @alifviobramandikakarindra1823
      @alifviobramandikakarindra1823 4 ปีที่แล้ว

      @@adryanadam3562 beli dan dibaca makanya

    • @adryanadam3562
      @adryanadam3562 4 ปีที่แล้ว +1

      @@alifviobramandikakarindra1823 saya menyarankan buat yg lain, jgn baca apalagi beli. Ga ada manfaatnya lbh byk mudorotnya. Yg smart n punya iman pasti ngerti..

    • @Seni_asik0110
      @Seni_asik0110 3 ปีที่แล้ว

      @@adryanadam3562 bisa menilai makanan itu enak kalau sudah dicoba mas..
      Dibaca dulu, baru bisa disimpulkan..😊