Tonton Namanya Juga Lyfe eps. [Kalau Kerja Masih Kontrak Mending Nikah Dulu atau Mapan Dulu?] hanya di TH-cam Narasi atau klik th-cam.com/video/W6EvUXNGCM4/w-d-xo.html
Senggak mata duitan mata duitannya orang, laporan Statistik Indonesia menunjukan permasalahan ekonomi menjadi penyebab perceraian nomor 2 di Indonesia, penyebab pertamanya itu frekuensi perselisihan. Ps: menemani orang dari nol ga menjamin kedua masalah itu ga akan terjadi apalagi kalo spending habit dan value ga pernah dibahas. Menikah dan mencintai harus siap kehilangan juga, jadi harus berdiri sendiri dulu biar ga ambyar kalo ditinggal sewaktu2. Ga relate sama perempuan2 yang nanyain kemapanan ke lakinya tapi ga mikirin kemapanan buat dirinya sendiri.
kalo menurut gw, nikah itu penting tapi bukan prioritas. berkaca dr realita yg ada, banyak masalah rumah tangga berakar dr masalah ekonomi, jd buat gw siap sulu secara lahir, batin & financial... baru nikah.
Ibu saya bilang "kamu gak perlu menikah saat dimana kamu tidak menginginkan itu" buat yg mau nikah dulu baru mapan, silahkan. Mau mapan dulu baru nikah ya silahkan. Setiap orang punya perspektif yg berbeda. Yg penting gak usah julid, gak perlu memasuki ranah kehidupan personal orang lain, dan selalu bersyukur. Rezeki, Jodoh, dan maut manusia kan udah ada yg ngatur. Tinggal bagaimana manusianya aja yg menjalani.
@@wayanpande6140 itu bukan topik yg saya bicarakan. Perihal menikah karena Married By Accident itu ranahnya masing-masing. Jalan hidup orang berbeda-beda. Yg jelas semua pilihan itu punya resiko dan usaha masing-masing.
Tapi sayangnya opsi menikah dulu sebelum mapan itu sering kali merepotkan orang lain terutama pihak keluarga. Karena belum siap secara finansial banyak yang akhirnya terpaksa 'mengutang' ke anggota keluarga. Apalagi dengan embel-embel 'buat susu anak'. Hal inilah yang sering membuat hubungan antar saudara atau keluarga terancam.
@@rizsaja2314 selama ada usaha buat membayar utang 'susu anak' ya biarin aja. Toh, semua pilihan punya resiko dan tanggungjawabnya masing-masing. Tinggal manusianya aja yg menjalani. Mau nikah sebelum atau sesudah mapan atau bahkan engga nikah sama sekali, bukan menjadi tolak ukur kesuksesan seseorang. Asal ada niat, ada jalan.
@@annaf5874 masalahnya kebanyakan gak akan dibayar. Makanya saya kasih tanda kutip. Banyak juga yang akhirnya terpaksa atau dipaksa mengikhlaskan 'hutang' krn tidak ingin menambah masalah di keluarga meski sebenarnya sedang butuh uang juga. Kenyataanya kasus kayak gini sangat umum terjadi dan sering menjadi akar pertikaian antar anggota keluarga krn nantinya akan terbiasa dan embel-embel 'susu anak' akan berkembang jadi 'sekolah anak' dst.
Alhamdulillah. Saat sy kerja kontrak di pemerintahan kota Bandung, krn kebetulan sy sbg atlet Pencak Silat sy dpt tawaran kerja disitu jalannya. Saya tekuni. Kerja di usia 18 tahun. Kerja di pemerintahan sy mulai berpikir realistis di usia segitu, akibat sering diskusi dgn alm. Bpk tentang bagaimana menyikapi keuangan dan kehidupan. Sy ada target sblm nikah sy harus punya rumah, jalannya mungkin dari prestasi atlet. Akhirnya rumah kebeli di usia 20 tahun krn bonus juara dan jujur ibu nambahin, BELI KONTAN 🤲aku dpt beasiswa kuliah. Dan wakil Walikota dulu support sy, dia bilang "Zaenal, yang penting kmu bisa makan, selesaikan kuliah" sedangkan target nikah aku sudah ter mindset di usia 31 tahun. Sy resign dari pemerintahan di usia 30thn (krn gak ada pengangkatan pns), saatnya mulai bisnis dan mulai mengembangkan diri. Mulai fokus mendirikan industri olahraga (club atlet), dan mendirikan perusahaan sendiri wlpn masih merangkak. Dgn nuruti strategi alm bpk. Akhirnya nikah biaya sendiri, jaringan organisasi luas, dan mulia hidup baru dgn melanjutkan target berikutnya. Intinya sekecil apapun ide dan gagasan catat di buku kecil dan mulai lakukan sedikit demi sedikit. Oh iya satu hal lagi Jangan percaya motivator MLM. Biar fokus kita gak buyar, krn diganggu oleh flexing.
Kehadiran andovi sama jovial emang berdampak sekali pada konten narasi, lebih dekat dengan kehidupa dan realita anak muda, saya nikah di tahun ke 2 kontrak di salah satu BUMD baru diangkat pegawai tetap di tahun ke 6, kemudian di tahun ke 8 saya memutuskan untuk keluar dari pekerjaan tersebut, gaji dibilang cukup untuk hidup didaerah, dan akhirnya aku memilih jadi pedagang online dan onderdil truk dan diesel, alhamdulilah cobaan pasca keluar kerja berat banget, modal sempat hilang sampai ketipu, ada rasa penyesalan kenapa aku harus keluar kerja, tapi ini sudah pilihan jadi aku harus tanggung jawab, dan sedikit demi sedikit mulai tertata, yg penting dinikmati prosesnya. Intinya semu jenis pekerjaan itu baik, sedikit banyaknya gaji dilihat dari kemampuan kita untuk mengelolanya, saran dari aku sih jangan banyakan jajan lakukan hidup berhemat lebih bagus lagi jika gaji kita lebih sebagian buat buka usaha, meski kecil2an. Bukan hanya modal nikah besar, tapi kehidupan setelah nikah biayanya jauh lebih besar ya bun.
Aku lagi berada di face "pasca keluar kerja tak ada penghasilan" untuk melanjutkan hidup sedikit demi sedikit menguras tabungan...Jualan, ngga laku, malah ada yang beli barang ngutang susah ditagih, akhirnya ngga ada modal lagi. Menawarkan jasa, juga ngga laku, menawarkan ke teman mintanya gratisan. Melamar pekerjaan di tempat lain, ngga bisa lagi krn kepentok umur (biasa syarat melamar kerja minimal umur sekian)... Ngga tau lagi deh gimana kedepannya hidupku ini...harapan terakhirku kalau ada tes CPNS, ikut lalu lulus...itu aja sih satu2nya harapan aku...doakan aku ya bisa juga melewati masa "pasca keluar kerja tak ada penghasilan..." Keluar kerja pdhl bukan murni keinginan aku sendiri, secara tdk langsung aku "dipaksa" utk resign sama pimpinannya...
itu tergantung dari living standard yg kamu dan pasangan kamu inginkan setelah menikah, kalo kalian merasa hidup biasa2 aja udah cukup, makan telor tahu tempe udah cukup, ga perlu holiday, ga perlu jalan2 di mall, ga perlu hedon, bisa bersyukur apapun itu, kalian bisa menikah saat ini juga. tapi kalo kalian inginnya standard living yg agak tinggi, harus berkecukupan, punya mobil dan rumah setelah menikah, bisa nabung buat pendidikan anak, minimal sebulan sekali jalan2 hedon bareng keluarga, kalian tentu harus mapan dulu, kalo mindsetnya seperti ini tapi kalian paksain buat nikah sebelum mapan, percayalah niscaya akan banyak sekali problem2 dalam rumah tangga kalian.
Heran gw kenapa disebut hedon dan standar living tinggi ya? Anda mau jadi kepala keluarga, seumur hidup ga pernah mau ajak keluarga jalan2, makan yg enak, punya rumah, punya tabungan untuk pendidikan anak? Itu kebutuhan pokok bukan hedonisme atau standar hidup tinggi 😂😂 Sewajarnya ya klo berkeluarga harus seperti itu kecuali anda nikah cuma supaya punya temen sengsara aja dengan kedok hidup sederhana 😂😂
@@rezaf2391 Ga harus mapan. Maksud gw ya ber progress aja, usaha lebih giat, lebih keras, untuk memakmurkan keluarga. Jangan dijadiin alasan hidup sederhana padahal kedoknya cuma mau ngajak sengsara bareng karena malas berusaha untuk menaikkan kualitas hidup. Buat bahagia itu ga ush nunggu mapan tapi tetap berusaha. Disebut hidup hedon itu, apa yang anda belanjakan/beli itu ga ada manfaat untuk kehidupan sehari hari. Masa mau liburan keluarga sebulan sekali, makan enak aja di sebut hedon dan living life tinggi 😂😂
Paling setuju sama, kalimat "berkembang bersama", bosen aja denger stigma laki harus memikul segalanya di awal dan perempuan tinggal nikmatin aja hasilnya
Bukan sisa nikmatin juga. Masalahnya abis nikah dituntutnya / dilazimkannya langsung try for baby. Kalau blm dapat langsung ya bisa buat extend waktu untuk nabung. Tapi kalau langsung dapat? sambil jalan mikirin dikasi makan apa anaknya?
@@nadyakurniawati7831 Punya anak atau engga kan aslinya pilihan, bukan kewajiban, kecuali diperlukan untuk kasus terentu yang memang lebih optimal klo di terusin anak cucu nya kelak. Kalau pun punya anak nantinya, tetep aja suami yang menafkahi ketika karna alasan terentu istri milih jadi ibu rumah tangga.
@@dzakytaufikabidin5601 Memang adalah pilihan. Tapi mgkn anda belum pernah di posisi jadi pengantin baru. Social pressure nya tinggi sekali di negara ini. Ia kalau pas di press kita uda punya kerjaan mapan / rumah sendiri, atau beda kota dengan pihak2 yg ngasi pressure. Kalau kebalikannya? Wah lelah bgt ga semudah "tutup kuping aja"
@@nadyakurniawati7831 Saya memang belum pernah, tp dari lingkungan saya banyak pelajaran yang bisa saya ambil untuk bisa menata kehidupan saya kelak. Untuk urusan social pressure, yang gimana dulu ini? Saya sudah sering di remehkan karna pekerjaan saya, fisik saya, ekonomi keluarga saya, ketertinggalan saya karna harus lunasin warisan orang tua di usia sekarang. Bahkan di usia saya sekarang saya belum mulai kehiudpan saya dari 0, saya masih minus. Ya balik lagi ke individu nya, omongan orang ga bakal pernah ada habisnya, mau diturutin silahkan, mau bodo amat silahkan, pilihan di tangan anda.
Nggak tinggal nikmatin aja hasilnya juga sih. Aku cewek dan mikirin kemapanan diri sendiri juga, ga cuma ngarep cowoknya doang yang mapan, tapi akunya juga harus. Dan jujur saja, tanggung jawab laki-laki buat nafkahin keluarganya sih.
Seorang muslim harus ikhlas menjalani cerita hidupnya. Over thinking, apalagi negative thinking itu bisa-bisa jadi su'udzon sama Allah. Yang maha mengetahui, mengatur segalanya. Atur apa yang bisa kita jangkau, dan serahkan kepada-Nya apa yang di luar jangkauan kita.
Saya bukanlah orang yang tidak punya kesenangan ataupun hobi, tapi semakin dewasa penghargaan diri tipe saya itu semakin sederhana, diberikan kesehatan yang optimal dan kebutuhan pokok yang terpenuhi saja sudah cukup. Sebab, menurut saya pembelian barang yang didasarkan keinginan lebih sering menciptakan blunder. Mungkin lebih tepatnya self reward atau penghargaan diri tipe saya itu masuk ke pengeluaran sedekah, mengingat sebaik-baik manusia adalah manusia yang bermanfaat. Saya bukan mengajak untuk bersikap pelit atau layaknya menghukum diri sendiri dalam menjalani hidup, tapi bukankah andil dalam perbaikan lingkungan hidup melihat berbagai jenis tumbuhan dan binatang yang kian hari semakin dalam kondisi yang membaik sehingga kita dengan mudah menjadikan mereka bahan obrolan untuk anak-anak dan cucu kita adalah sebuah tindakan yang menyenangkan. Kemudian, bukankah andil dalam menutup kebutuhan masyarakat tidak mampu sehingga ia kemudian berhasil menjalani hidup yang lebih baik berkat inisiatif kita adalah sebuah tindakan yang menyenangkan. Semua ini soalan persepsi, yang perlu cari pupuk pemikiran yang lebih sehat saja. Semoga salah satunya adalah Anda, Amin.
@@ararvanjava9984 Bismillah. Amin. Semoga anda mendapatkan yang lebih dari apa yang anda doakan kepada saya. Sebenernya ini mirip sama perkataan Ustaz saya bahwa tidak semua orang harus menjadi ulama, tapi semua orang harus punya jiwa seperti para ulama. Maksud saya, saya masih pelajar Mas. Pengen banget nanti punya usaha ternak Ayam Hutan Hijau (Gallus varius) asli Indonesia, maksud saya lagi, he-he-he. Supaya Anda bisa doain lebih lengkap aja gitu, kesempatan ini. He-he-he. 🙏
4th pacaran ldr , alhmdulillah nikah sesuai target umur 25 th dan pas anniv ke 5 . Abs nikah suami terpuruk sm kerjaannya dan hrs out. Gw udh galau, cobaan berat bgt smpai jualan online . Akhirnya gw ikut seleksi ASN. Alhmdulillah lolos, dan suami jg keterima kerja di tmpt lain. Semenjak itu kita pny plan kumpulin uang buat usaha. Jd abs nikah justru banyak suka duka jg. Nikmatin aja segala prosesnya.😊
menurut saya yg udah nikah hampir 7th, nikah itu harus mapan dulu. kl km belum mapan, maka pasangan mu harus mapan. mapan artinya siap financial untuk mengcover seluruh kebutuhan rumah tangga. jgn sama2 belum mapan lalu jadi beban ortu
Buat yg lain gk usah ikutin komentar yang nikah di saat nganggur ya. Karena kita gak tau fakta yang sebenarnya. Kalau saya tentu mapan dulu baru nikah. Karena saya gak mau ribut2 masalah rumah tangga gara2 duit kurang.
Saya termasuk yg nikah dulu, belum mapan, eh setahun nikah Alhamdulillah langsung mapan, gak semuanya kayak gini ya tapi, nikah umur 23, istri seumuran, sudah 4 tahun menikah udah bisa bangun rumah sendiri, beli mobil, tabungan dll. Berjuang bareng dan dari awal, dulu soalnya dibilangin kalo mau berjuang bareng dari bawah, jadi ketika nanti jatuh gak terlalu kaget karena pernah susah sebelumnya, tapi berharap mapan terus InsyaAllah, semua ada plus minusnya masing-masing, oh ya dulu juga pengen buru-buru ngelamar soalnya istri banyak juga yg deketin, takut keduluan 😁, soalnya nikah juga tanpa pacaran.
Asal ntar kalo udah kaya raya jangan lupa kalo semua didapat dari perjuangan bersama istri dari nol, bukanya gimana, banyak laki2 yg kufur setelah kaya raya dan lupa kalo semua itu didapat bersama istri
haha jadi inget jaman dulu (2016), gw nikah umur 27 bini 21, ngontrak tinggal sendiri tanpa orang tua, nikahin anak orang yang kebetulan dulu bini juga ga kerja & dari keluarga yang dibilang sederhana sekali jadi biaya semua gw yang handle tanpa sepeserpun gw minta ke orang tua gw (hanya minta restu & hadir sebagai wali di nikahan gw) atau uang bini (orang tua). Gawe di perusahaan swasta dengan gaji ketika itu 2,9 potong bayar kontrakan 500K/bulan listrik 100k/bulan belanja bulanan buat hidup (beras indomie gula rinso dsb) 200K & cicilan motor 850K. Nikah & resepsi habis 15jt (hasil pinjem gade bpkb motor) beberapa minggu setelah nikah di PHK 😅& gw anti tinggal dirumah mertua 🙏(udah biasa ngontrak/ hidup sendiri). Bini udah panik, gw selalu yakinin rezeki itu yang ngasih bukan perusahaan / orang, selama kita ikhtiar Insya Allah akan selalu ada jalan, & gw pastiin ke bini kalo 1 bulan kedepan ini blm dapet gawean, gw masih bisa jadi ojol, jadi tukang bersih2 jalan, tukang angkut beras pun gw mau, apapun gw lakuin sebagai kepala keluarga untuk penuhin kewajiban sebagai suami, kalo masih kurang ya ikhtiarnya di tambah (diimbangi sama ibadah juga). Alhamdulillah keadaan sekarang sangat-sangat berbeda waktu jaman bujangan / awal nikah, apa lagi setelah ada anak makin di buka rezekinya (semoga bukan riya 🙏 biar jd motivasi, posisi saat ini level C di salah satu perusahaan swasta di alam sutera dimana salary alhamdulillah 2 digit/bulan + bagi hasil deviden dari profit perusahaan setiap tahun & beberapa income dari bisnis lain) Kalo dipikir kok bisa wallahualam tapi keknya 90% doa orang tua, 10% nya baru usaha, gw cuma ikhtiar, belajar, jujur & doa. ga orientasi ke uang harus mapan, kaya dsb, jalanin aja biar Allah yang bukain rezekinya. Intinya bukan perkara mapan atau engga mapan yang nentuin kita siap nikah sebagai laki, tapi kesiapan & tanggung jawab setelah jadi kepala keluarga, harus terus ikhtiar karena nanti rezeki istri & anak-anak udah dititipin lewat tangan kita. sebagai suami harus punya prinsip & bisa bimbing istri jadi lebih baik. FYI gw lulusan SMA 2007, anak ketiga (terakhir) ga pernah kuliah atau dapet privilege orang tua karena orang tua cuma ibu rumah tangga biasa & bokap purn marinir pangkat terakhir Serka dengan gaji pensiun 2jt/bulan ketika gw SMA, biaya utama untuk hidup & biayain kakak2 gw, berat kalo buat biayain kuliah gw. (anjir panjang Curhat 🙏 🤣)
Gw pernah kerja kontrak selama kurang lebih 6 tahun dari lulus smk dan hampir milih buat nikah, tapi ternyata gw inget masih ada satu keinginan gw yg belum di realisasi yaitu lanjut untuk kuliah, akhirnya gw memutuskan untuk tidak menikah dulu dan setelah habis kontrak kerja gw lanjut kuliah sampe sekarang.. jadi, kata gw mah sebelum menikah lebih baik selesaiin dulu target atau keinginan pribadi kita sebelum nantinya ada penyesalan di kemudian hari. 😁
@@katasaya3974 Tergantung seberapa besar motivasi kita si bang, klo emang bener-bener mau belajar mah umur bukan halangan tp klo masih ragu mending jangan.
@@robbywidiono1808 wah sama, kuliah umur 24 ngumpulin uang dulu di kota org. Lulus umur 28 , nikah umur 31, sekarang sdh anak 2 kejar target akibat nikah sedikit ketuaan
Menurut gue. Itu tergantung dari life style loe. Temen2 ane byk yg nikah sama yg sudah mapan. Sementara mereka yg nikah dulu daripada mikirin mapan dulu kandas di tengah jalan karena tuntutan mertua dan orangtua. Hanya beberapa orang saja yg berjuang dari nol sampai bisa mapan bisa di itung dengan jari. Ingat peran mertua dan orang tua sangat menentukan keberhasilan mereka yg nikah dulu daripada mikirin mapan dulu.
Semua di uji ketika kemapanan itu ilang bosq. Kayak temen ane kuliah S2 ane, umur 40 tahunan, anak 2, jadi kepala cabang lembaga pembiayaan, eh 2020 kemaren kena PHK, rumah tangga-nya amburadul. Mau lanjut kuliah bingung dana-nya.
Saya dari nol sama suami usia 26th. Sekarang udah 13than menikah Alhamdulillah sudah ada rumah,sudah ada kendaraan bisa menghidupi 2 anak sekolah swasta. Bismillah..ikhtiar dan rizki Allah yg memberi
Realita anak2 jaman skrg.. klo jaman dulu mah mana ada mapan2an.. dijodohin, nikah, usaha dari nol, endingnya bs sukses2 aja tuh.. ada apa ya dg yg jaman skrg?
@@queenalisha8907 karena teknologi dan informasi mba. Jaman dulu informasi terbatas, dan nikah ya nikah aja, gak tau kalo hidup setelah pernikahan itu berat. Jaman sekarang orang sudah dapat banyak informasi seberat apa kehidupan pernikahan itu, dan untuk mitigasi-nya sebisa mungkin punya penghasilan tetap yang mencukupi kebutuhan setiap hari
Balik lg ke tujuan hidup masing2 kayaknya untuk perkara nikah. Kalo pas di umur awal 20an gw ngejarnya dunia dulu, mapan dulu, punya duit dulu. Tp ada moment yg bikin gw mikir dunia ya cuma dunia. Kayak iya betul kesiapan finansial itu salah satu hal yg sangat penting untuk menikah, tp itu gak jd indikator seseorang siap menikah iykwim. Ada faktor2 lain yg mempengaruhi org untuk "siap nikah" salah satunya ya tujuan hidup itu yg pastinya beda2. Rejeki dah ada yg ngatur, gak akan ketuker kok yg penting gak nyerah.
Cari yg seiman, yg asik diajak ngobrol, bisa cari duit(cowo) dan pemikirannya maju, gak pemalas dan punya tanggungjawab, apalagi yg sayang ibunya, pasti menghargai istri nanti.. jadiiilah walau belum mapan, daripada keburu tua, susah punya dan besarin anak..
Saya memilih mapan dulu baru menikah karena saya mengerti tidak ada ayah yg mau anak gadisnya hidup susah dg laki2 lain Klo hari ini kamu ajak anak gadis orang hidup susah, besok kamu harus bayar ketika ada pemuda susah mengejar2 anak gadismu Karma itu nyata
Gw sih lebih milih mapan. Minimal setelah nikah bisa kontrak rumah 2-3 tahun, tabungan cukup buat makan sampe 4-5 tahun, punya karier yang cukup buat ngidupin anak orang karena klo udh nikah ya bakal banyak gangguan internal rumah tangga (bisa dari mertua, istri, anak dll). Gw ga mau bikin susah wanita yg udh mau sama gw dan mau nemenin gw sampe tua.
Nikah ga wajib, santai aja. Mau nikah silahkan, apapun kondisinya, kalo pun ga mau nikah ya gapapa. Bebas. Jangan peduliin omongan orang, bahkan omongan keluarga.
Gw sekarang di masa tertekan karena ditanya kapan nikah, karena sebagai perempuan masih hidup di lingkungan pedesaan dimana umur 30 itu udah dianggap tua.. padahal banyak yang menikah muda di lingkungan gw karena pacarannya "kebablasan"..
Gw sih golongan fikar, nikah dulu tumbuh bersama. Tp tetep saving dan invest. 50% dr pendapatan bulanan kalau dpt project/uang kaget gw sih masukin 80-100% ke tabungan. Gaji masih 1 digit gk ush punya hobi mahal. Tracking" atau touring murah 2bln sekali cukup lah. Gw bs dibilang br bisa "menikmati" hasil kerja setelah kebutuhan pokok sandang, papan, pangan terpenuhi di kepala 3. Ngeluarin duit satsetsatset skrg enak aja. Pesan gw ke kaum Umur 2an, cobain HIDUP TANPA HUTANG NISCAYA HATIMU AKAN TENANG. gw coba beli rumah cash meski di gang. Beli motor cash. Beli laptop cash. Beli mobil cash.
mau mapan dulu baru nikah silahkan, mau nikah dulu baru mapan silahkan. toh saya sendiri nggak ngurusi hidup anda. hehehe. yang pasti setiap keputusan ada plus dan minusnya. dan sebaiknya pengambilan keputusan berdasarkan keinginan pribadi (bukan ikut-ikutan temen) dan sudah dipikir masak-masak sehingga jangan sampai nyesel sama keputusan yang diambil. karena yang menjalankan hidup anda yaa anda sendiri. - dari orang asing yang sudah setahunan menikah
Rumah harga nya Mahal2 😔 Belum lgi kalo belinya nyicil, jadi hampir 2x lipat harganya. Sedih saya sebagai kaum milenial yang mau memulai hidup mandiri.
Apalah daya ketika diri berprinsip nikah dulu baru mapan, tapi keluarga calon meminta agar mapan dulu sebelum meminang. Akhirnya pernikahan yang harusnya "mungkin" bisa lebih disegerakan, jadi perlu ditunda dahulu utk memenuhi "standar kemapanan" dari keluarga calon. Padahal saat ini keadaan sdh berstatus asn dan punya penghasilan tetap, tp apa daya "standar kemapanan" keluarga calon lebih dr itu 😔
Nulis plan disini, nanti reply lagi tahun depan. Plan ku ya ga jauh dari menyelesaikan kuliah, terus bisa dapat kerja yg lebih baik dari sekarang. Terus kalau dana kuat, ya lanjut s2 atau bila perlu sampe s3 ...
intinya sih ini masalah kesiapan masing2 dan siapa yg tau kondisimu?kamu sendiri,jgn terpengaruh dg org lain yang cuma taunya kamu belum menikah, tanpa tau faktor2nya,,
Nikah itu niat bukan kepaksa gak usah nunggu mapan karna kita niat nikah insya Allah klw punya anak kita akan lebih bertanggung jawab yg tadinya kerja biasa2 akan lebih bekerja keras gak ada paksaan untuk itu dan jiwa raga akan nerima senang itu pas cape pulang liat anak insya Allah ke reset ulang buat kerja besok lebih semangat
Mungkin kalian bnyk baca komen disini bisa sukses berawal dari 0. Gatau gw salah circle soalnya ini terjadi di sodara gw sendiri. klo lu nikah dlm keadaan pendapatan gak jelas, lu bakal jadi target sedekah buat anggota keluarga lain alias beban keluarga wkwkw. Gak semudah itu guys memperbanyak rejeki klo gak karena dibantu keluarga2/teman2 lu yg lebih privileged, ini risetnya juga ada klo gak salah (bantuan Tuhan hadir lewat org2 begitu). Jauh lebih bnyk di dunia org ini yg nikah dlm keadaan ga apa2 dan bisnis gagal terus karena gak mampu menjangkau org3 privileged
Sebagai anak dari orang tua yang penghasilannya gk sestabil penghasilan orang tua mereka, saya sih pengennya mapan dulu sebelum nikah. Demi calon anak saya 😂
Aku pilih yang mapan aja. Percuma nemenin pasangan dari nol ntar pas udah sukses malah diputusin atau lebih parahnya lagi diselingkuhin. banyak kok yang seperti itu. Intinya tipe setiap orang berubah ubah seiring berjalannya waktu. Dulu pas masih miskin, pengen punya pasangan yang mau diajak susah ntar pas udah kaya pengen pasangan yang jauh lebih sempurna lagi.
Nikah pilihan mau kapanpun itu, untuk pesta pernikahn cukup yg sederhana aja, kagak usah banyak gaya jadi raja dan ratu sehari. dana buat nikah bisa di gunakan untuk kebutuhan anak Kecuali lo kaya ya bebas aja sih buat yg gaji UMR/UMK jangan sampai berhutang dan duitnya habis buat gaya and semoga kita semua yg rajin bekerja sukses 😇🙏
Terimakasih Narasi untuk kontennya yang selalu relate sama struggle nya anak muda dan yang pasti selalu bermanfaat. Semangat buat semua yang sedang berjuang!
Yang penting punya target waktu menikah sih, diumur berapa. Masalah mapan belum bismillah dulu saja, karena setelah menikah rejeki bisa berbeda. Bahkan kalau susah dari awal bareng2 bisa jd cerita yg manis saat kita sudah mapan nantinya. Inisih yg saya alami, dari nikah, ngontrak, punya anak, punya rumah, alhamdulillah yg utama adalah rasa syukur.
Kebalik kali neh..punya target MAPAN di usia brp, nikah menyusul krn lo ngambil tanggungjawab utk ngidupin anaknorg juga. Klo cm modal bismillah???😁😁 Sepengalaman gw 10th berjalan menikah,cuma ketawa aja gw klo lo cm modal bismillah😁😁
@@thevintage6530 dia belum tau rasanya nikah gimana. lu diem baik baik aja masalah dateng sendiri. dan kadang orang lupa 'nikah = siap'. biasanya nih anak muda suka ke hasut sm sosmed yg cuma konten. gua juga ikut ketawa deh HAHAHAHAHA
@@thevintage6530 sy nikah dg suami jg bermodal bismillah. jatuh bangun bareng2 mulai dr 0. alhamdulillah skr menikmati buah bersama dan bersyukur dan.. yah, seringkali masa2 sulit kami jd cerita manis dan makin mensyukuri apa yg kami raih hari ini
@@thevintage6530 Gak semua orang bisa mapan sesuai target waktu kayak kamu om. Makanya kita harus punya limit waktu. Kalau saya sih punya limit target usia ga lebih dr 28 tahun. Punya target nikah gak lantas gak punya target finansial dong, sampai usia 28 itu ya berusaha semaksimal mungkin bisa mapan, mandiri secara finansial. Pertanyaanya bagaimana kalau usia udah mapan tapi finansial belum? Apa kita tunda menikah sampai kita mapan? Maaf ini impossible bagi sebagian besar orang termasuk saya. Dulu sebelum menikah saya punya target rumah, tapi sampai umur 28 blm bisa, yasudah bismillah saja ikhtiar, uangnya kita putar untuk usaha. Kebutuhan setelah menikah ga ada habisnya, dan gak semua orang bisa menyiapkan semuanya sebelummenikah. Alhamdulillah setelah 9 tahun menikah semua target terpenuhi. Disini saya yakin, semua rizki yg saya dapat bukan riski saya seorang, tapi rizkinya istri, anak2, dan keluarga. Setelah berkeluarga saya mendapat banyak hal untuk diri saya, seperti tangung jawab, kasih sayang, menentukan prioritas kebutuhan, dan tentu saja rasa syukur
Gw umur 19, tapi kadang udh mikirin ke arah sana (menikah), bukan dalam artian negatif ya tapi dalam artian memikirkan "nikah pake uang siapa" "nikah habis berapa" "abis nikah mau tinggal dimana"
Pengalaman gw nikah dulu. selagi jujur, bertanggung jawab, berusaha, dan berdoa. Pasti semua ada jalannya dari Yang Maha Kuasa. Gw nikah 2018 di usia 23 tahun dan bini sepantaran (kenal saat beasiswa di Mesir 2015-2016). Gw beranikan diri bilang ke keluarga untuk khitbah/lamaran tahun 2017 usia 22 tahun, dan nikah 2018 23 tahun. Saat itu sebulan sebelum lamaran, kontrak kerja gw habis dan lamar sana-sini akhirnya sekitar 2 hari mau khitbah baru diterima kerja. Atas saran dari para guru jika sudah nikah maka lebih baik tidak tinggal serumah sama ortu/mertua, maka sebulan nikah gw langsung ngontrak. Hidup di kontrakan sampai -+3thun dan sekarang alhamdulillah lolos jadi PNS di Jakarta angkatan 2019 dan beli rumah baru di Tang-sel tahun ini Memang yg paling gw apresiasi itu bini, coz dia rela ninggalin kerja dan keluarga di bdg demi nikah ama gw, ngontrak dan sekarang alhamdulillah memiliki kehidupan lebih baik. Saran : niat yg tulus, jauhi perkara negatif dan pasti dimudahkan dalam segala urusan. Jadi curhat hahahha..
@@rantiamanda1342 lelaki bakalan diuji ketika hartanya semakin bertambah. Apakah dia semakin bersyukur (gak lupa istri), atau kufur (mencampakkan istrinya)
nikah atau mapan dulu itu yang terpenting itu setelah nikah, mau mandiri kontrak, udah punya rumah sendiri atau numpang mertua. itu yang menentukan keberlanjutan pernikahan mu
Ada nggak yg dari tamat sekolah ortunya ga kerja + ga ada tabungan + hutang, dan lu harus kerja sendiri dengan gaji umk + ngojek biar ada tambahan + untung dpt kuliah gratis, jadi sambil kuliah :) nanggung kedua ortu dan 2 adik kebar skrng mau naik SMA, ditambah ditinggal pacar yg udh 2 tahun pacaran, skrng dia dekat dngn pegawai tetap salah satu bank :) mapan ya pegawai ttp bank.. Rasanya kek :) Jauh banget titik aman gua Harus bayarin adik sklh Harus menghidupi keluarga Mana jalaninnya sendiri skrng ga ada yg nemenin wkwk Mana ada mau diajak susah 😆 Kadang gua berandai2 kalau punya ortu gaji tetap, stidaknya gua pasti terbantu Bisa invest dll🙂
Ane bro generasi sandwich.. nanggung biaya hidup keluarga sejak umur 22 thn, tpi jalanin aja semua dgn ikhlas, ambil hikmahnya, jadi kita kerja pasti bakal lebih giat dan gak bakal buang waktu main2 .. skrg umur gw 27 kerja + bisnis + freelancer.. alhamdulillah kuliah kelar, rumah sendiri kebeli cash, renovasi rumah ortu, mobil kebeli.. tinggal nikah aja yg blm lg cari calonnya..
Menikah dulu atau mapan dulu? Yang udah mapan ada yang sulit mencari pasangan yang benar benar menghargai kerja kerasnya,yang nikah dulu ada yang belum mapan mapan😁 Mapan itu modalnya tanggungjawab, Nikah itu tuntutannya tanggungjawab✌ So nikah dulu atau mapan dulu jika anda bertanggungjawab semuanya akan baik baik saja"tanda kutip"hidup itu pilihan🥰
Pokoknya ada MODAL nya buat nikah, menafkahi istri dan anak setelah menikah. Mapan nya orang beda² level juga soalnya. Terserah dimodalin ortu atau sodara, atau modal sendiri yang penting lo sadar diri aja klo menikah berarti sudah tidak sendiri lagi. Klo sendiri aja blm ada modal nya gimana mau modalin buat punya istri dan anak nanti ?
Menurut ku lebih baik sebelum menikah siapin tabungan dan investasi masing-masing jd saat menikah tidak kesulitan ekonomi karena tidak tau apa yg terjadi setelah menikah apalagi jika kalian sandwich generation karena realita nya menikah itu tidak membuat kita bahagia hehehe itu yg saya rasakan
Gw sempet bingung soal itu dan akhirnya ga memikirkan lagi tapi skrng w ga mau membandingkan hidup w dgn orang lain.. nikah sih pasti ksna tp yg paling penting jgn sampai menelantarkan anak nantinya dan sllu berkomitmen dgn pasangan karna perceraian sllu meninggalkan trauma yg besar..
Gw lebih milih mapan financial dulu, gw gak mau aja nanti kalo udah ketemu jodoh malah diremehin keluarganya. Minimal bisa punya rumah sama kerjaan dulu lah, kalo ngurus diri sendiri aja susah, gimana caranya ngurusin anak org lain. Makanya gw heran sama temen gw yg di umur 21 udah nikah, berani amat. Mungkin keluarga nya kaya, jadi mau kerja ataupun enggak bukan masalah 😅
Baru nemu pas liat-liat tadi dengan cara pandang dan memandang masing² orang yg berbeda silahkan monggo kalo saya jujur jelas milih nikah saat ini walaupun keadaan belum sempurna karna saya yakin ujian,rezeki dan semuanya menjadi suatu yg akan naik setelah nya bila di jalani berdua maaf kalo hanya melihat teori nya gitu tapi bagi saya praktek nya adalah jawaban yg sesungguhnya
Nikah adalah tentang kesiapan lahir maupun batin, bukan hanya buat kita tapi pasangan kita, karena nikah itu adalah proses ibadah dengan durasi waktu terpanjang,,,
Pertama ini buat pembelajaran bagi cwe karna kita cwo akan terus berusaha nyenengin kalian walau status kerja masih kontrak kedua tolong gua jg mau liat dr sisi cwe yg di interview siap nikah atau ga nya karna pernikahan itu menyatukan 2 budaya
Menurut aku mereka berdua sudah siap menikah sih, tinggal milih ceweknya aja yg selevel/sekufu dengan mereka. Kalau mereka menikahi anak konglomerat batubara ya berat juga.
Gw nikah modal jadi karyawan kontrak. Bres nikah langsung ajak istri pindah dikontrakan petak 800k/bln saat itu 2017. Alhamdulilah nikah langsung dititipin anak yg shalih. Ngerasain awal nikah gaji pas2n pulang ngantor nyambi ngojol. Pernah diawal bln gaji abis gak nyisa karda ada kbutuhan mendadak (saat itu gak ada tabungan, bahkan maskawin dijual habis, cincin kawin sudah digadai). Saat itu tiap pulang kantor langsung narik ngojol. Karna kalo gak ngojek anak istri gak makan. Makan sarapan doang dirumah, siang puasa biar kenyang minum air galon dikantor sampe kembung biar bisa ngojek sampe malem. Alhamdulilah karna krja keras bareng sama istri muter otak gmn caranya bisa rubah keadaan. Skarang hidup lebih baik. Tinggal nunggu sdikit lg buat beli rumah cash, mobil motor tabungan ivestasi alhamdulilah sudah tercukupi.tanpa.hutang speserpun. Intinya cari pasangan yg memang bisa dan mw nemenin kita untuk jadi sesuatu. Nikmati stiap prosesnya. Btw skarang sy udh gak jd karyawan lg, 2019 resign dan saat itulah semuanya membaik. 🌱
Nikah dulu penting, enter kaya mantan gw nyesel, milih karir. Mau penghasilan kaya gimana hadapi bersama. Namanya rezeki gak ada yang tau. Pas gw udah punya anak 2, punya rumah sendiri dia dateng pake ngomong "coba gw pilih elo !" Gw jawab "Lo pandang bulu sih, akhirnya dapet bulu." Usut punya usut dari temen-temen gw dia banyak di labrak bini orang, alias ingin hidup tinggal enak doang. Gak mau jalanin dari nol. 🤣🤣🤣🤣
Tetep harus ada titik minimum sih, yang penting punya tempat tinggal dan pemasukan entah kerja atau bantuan dari ortu. Mau ga mau kita harus mikirin safetynet, soalnya ga bisa dipungkiri, banyak kasus perceraian karena faktor financial, so yang penting kita bener2 harus tau siapa kita (ngaca) dan setiap orang pasti berbeda cara, ga bisa disamaratakan, tergantung background.
Appearance keduanya mestinya disetarain dulu. Emangnya pekerja start up identik dengan yang gondrong? Ngga kan. Sedikit saran Narasi coba talentnya dikonsepin yang lebih mateng lagi biar ngga menggiring opini calon mertua wkwkwk
emang arti mapan buat loe apa cuy? Buat gwa ada tempat tinggal, dan masih bingung mikir "eh besok mau makan apa ya?", mnyenangkam orang tua, pergi2 minimal ada motor, udh bsa menjadi titik awal kemapanan. Sisanya mari kita cari titik awal kenyamanan, tidak perlu panas2, kehujanan ya punya mobil, mulai mebangun rumah sendiri.
Nikah kok tunggu mapan?! Nikahlah dulu baru mapan kemudian; dlm artian gak perlu mapan² amat utk nikah yg pnting 'ada cukup bensin di tangki'. Ketika sdh nikah apalagi punya anak, Tuhan akan luaskan rejekimu. gak percaya?! silakan buktikan.. Tapi kalo blm² udh mikir nanti mau dikasih makan apa anak org; brati lu udh menjugde negatif ke Tuhan dan biasanya bakal dikabulin beneran apa yg kita prasangkakan .. So, pemikiran sesat kyk gini nih yg mesti diperangi yg bikin generasi muda kita akhirnya terjerumus dlm gaya hidup instan: duit instan, pacar instan, hubungan instan, makanan instan, dll dll yg mana akan selamanya mereka tdk akan pernah hargai apa itu perjuangan. pdhl sejatinya hidup adlh perjuangan kalo udh gitu mikirnya gak heran bnyk yg stress, lalu healing, gaya hdp konsumtif, dan semua penyakit2 khidupan lain yg mereka bikin sendiri.. 😅
Kalo mau menikah sih gak target umur, maunya dapet penghasilan aja biar ada biaya hidup buat sehari-hari. Misalkan buat beli rumah aja seharga di atas 50 juta untuk tempat tinggal. Sementara biaya hidup sih buat keperluan makan dan minum,sama bayar kontrakan,bayar internet,dll.
itu mah buat orang tajir udh pasti,kalo orang kere sorry nih bukan mau nyindir mungkin aja,kalo beli rumah harga segitu gak mampu mending rumah sederhana aja udh cukup.
@@buahkelapaliar8829 sebenernya banyak tergantung perumahan aja pasang harga sgtu 😅,bukan daerah kota besar kalo kota kecil sm pedesaan juga ada cuma gak semua.
Kalau menurut aku sih mending mapan dulu gak sii? 🤔 Mapan juga gak harus berarti punya lebih, punya ini, punya itu. Menurutku mapan lebih ke merasa cukup, cukup tabungan atau cukup mengejar keegoisan diri sendiri. Kek gak adil banget gak sih kalau kalau sudah menikah tapi masih mikirin ideologi pribadi?
Gw usia 23 status masih karyawan OS, pengen seriusin anak orang tapi takut di pandang sebelah mata sama keluarga nya jadi bingung sendiri akhirnya, sibuk memperbaiki diri.
Yaaaa kalo diliat dri kacamata agama si tujuan nikah buat ngejaga kemaluan sm pandangan, masalah mapan/kaga menurut gw itu gk jadi masalah yg pnting kita sbg laki2 mau bertanggung jawab dan berusaha trs sbg istri hrs terima pemberian suami berapapun besarnya dan bersyukur.. justru stelah nikah rezeki jd lebih gampang, krna hidup seorang itu bkn cm dilihat hari ini aja
Tonton Namanya Juga Lyfe eps. [Kalau Kerja Masih Kontrak Mending Nikah Dulu atau Mapan Dulu?] hanya di TH-cam Narasi atau klik th-cam.com/video/W6EvUXNGCM4/w-d-xo.html
Senggak mata duitan mata duitannya orang, laporan Statistik Indonesia menunjukan permasalahan ekonomi menjadi penyebab perceraian nomor 2 di Indonesia, penyebab pertamanya itu frekuensi perselisihan. Ps: menemani orang dari nol ga menjamin kedua masalah itu ga akan terjadi apalagi kalo spending habit dan value ga pernah dibahas. Menikah dan mencintai harus siap kehilangan juga, jadi harus berdiri sendiri dulu biar ga ambyar kalo ditinggal sewaktu2. Ga relate sama perempuan2 yang nanyain kemapanan ke lakinya tapi ga mikirin kemapanan buat dirinya sendiri.
kalo menurut gw, nikah itu penting tapi bukan prioritas.
berkaca dr realita yg ada, banyak masalah rumah tangga berakar dr masalah ekonomi, jd buat gw siap sulu secara lahir, batin & financial... baru nikah.
Ibu saya bilang "kamu gak perlu menikah saat dimana kamu tidak menginginkan itu" buat yg mau nikah dulu baru mapan, silahkan. Mau mapan dulu baru nikah ya silahkan. Setiap orang punya perspektif yg berbeda. Yg penting gak usah julid, gak perlu memasuki ranah kehidupan personal orang lain, dan selalu bersyukur. Rezeki, Jodoh, dan maut manusia kan udah ada yg ngatur. Tinggal bagaimana manusianya aja yg menjalani.
Banyak juga yang nikah karena hamil duluan
@@wayanpande6140 itu bukan topik yg saya bicarakan. Perihal menikah karena Married By Accident itu ranahnya masing-masing. Jalan hidup orang berbeda-beda. Yg jelas semua pilihan itu punya resiko dan usaha masing-masing.
Tapi sayangnya opsi menikah dulu sebelum mapan itu sering kali merepotkan orang lain terutama pihak keluarga. Karena belum siap secara finansial banyak yang akhirnya terpaksa 'mengutang' ke anggota keluarga. Apalagi dengan embel-embel 'buat susu anak'. Hal inilah yang sering membuat hubungan antar saudara atau keluarga terancam.
@@rizsaja2314 selama ada usaha buat membayar utang 'susu anak' ya biarin aja. Toh, semua pilihan punya resiko dan tanggungjawabnya masing-masing. Tinggal manusianya aja yg menjalani. Mau nikah sebelum atau sesudah mapan atau bahkan engga nikah sama sekali, bukan menjadi tolak ukur kesuksesan seseorang. Asal ada niat, ada jalan.
@@annaf5874 masalahnya kebanyakan gak akan dibayar. Makanya saya kasih tanda kutip. Banyak juga yang akhirnya terpaksa atau dipaksa mengikhlaskan 'hutang' krn tidak ingin menambah masalah di keluarga meski sebenarnya sedang butuh uang juga. Kenyataanya kasus kayak gini sangat umum terjadi dan sering menjadi akar pertikaian antar anggota keluarga krn nantinya akan terbiasa dan embel-embel 'susu anak' akan berkembang jadi 'sekolah anak' dst.
Alhamdulillah. Saat sy kerja kontrak di pemerintahan kota Bandung, krn kebetulan sy sbg atlet Pencak Silat sy dpt tawaran kerja disitu jalannya. Saya tekuni. Kerja di usia 18 tahun. Kerja di pemerintahan sy mulai berpikir realistis di usia segitu, akibat sering diskusi dgn alm. Bpk tentang bagaimana menyikapi keuangan dan kehidupan. Sy ada target sblm nikah sy harus punya rumah, jalannya mungkin dari prestasi atlet. Akhirnya rumah kebeli di usia 20 tahun krn bonus juara dan jujur ibu nambahin, BELI KONTAN 🤲aku dpt beasiswa kuliah. Dan wakil Walikota dulu support sy, dia bilang "Zaenal, yang penting kmu bisa makan, selesaikan kuliah" sedangkan target nikah aku sudah ter mindset di usia 31 tahun. Sy resign dari pemerintahan di usia 30thn (krn gak ada pengangkatan pns), saatnya mulai bisnis dan mulai mengembangkan diri. Mulai fokus mendirikan industri olahraga (club atlet), dan mendirikan perusahaan sendiri wlpn masih merangkak. Dgn nuruti strategi alm bpk. Akhirnya nikah biaya sendiri, jaringan organisasi luas, dan mulia hidup baru dgn melanjutkan target berikutnya. Intinya sekecil apapun ide dan gagasan catat di buku kecil dan mulai lakukan sedikit demi sedikit. Oh iya satu hal lagi Jangan percaya motivator MLM. Biar fokus kita gak buyar, krn diganggu oleh flexing.
best advice 🎉
Buset hampir mirip jalan hidup dan pencapaian lu bang sama gw.. cuma beda lu atlet, klo gw basic programming
Hahaha... Mlm...
Wirausaha bisnis, harus, yok bisa yok. Memotivasi diri saya sendiri
@@rumahsyariahbekasi1070 maaf abangnya pns juga?
Kehadiran andovi sama jovial emang berdampak sekali pada konten narasi, lebih dekat dengan kehidupa dan realita anak muda, saya nikah di tahun ke 2 kontrak di salah satu BUMD baru diangkat pegawai tetap di tahun ke 6, kemudian di tahun ke 8 saya memutuskan untuk keluar dari pekerjaan tersebut, gaji dibilang cukup untuk hidup didaerah, dan akhirnya aku memilih jadi pedagang online dan onderdil truk dan diesel, alhamdulilah cobaan pasca keluar kerja berat banget, modal sempat hilang sampai ketipu, ada rasa penyesalan kenapa aku harus keluar kerja, tapi ini sudah pilihan jadi aku harus tanggung jawab, dan sedikit demi sedikit mulai tertata, yg penting dinikmati prosesnya. Intinya semu jenis pekerjaan itu baik, sedikit banyaknya gaji dilihat dari kemampuan kita untuk mengelolanya, saran dari aku sih jangan banyakan jajan lakukan hidup berhemat lebih bagus lagi jika gaji kita lebih sebagian buat buka usaha, meski kecil2an. Bukan hanya modal nikah besar, tapi kehidupan setelah nikah biayanya jauh lebih besar ya bun.
Aku lagi berada di face "pasca keluar kerja tak ada penghasilan" untuk melanjutkan hidup sedikit demi sedikit menguras tabungan...Jualan, ngga laku, malah ada yang beli barang ngutang susah ditagih, akhirnya ngga ada modal lagi. Menawarkan jasa, juga ngga laku, menawarkan ke teman mintanya gratisan. Melamar pekerjaan di tempat lain, ngga bisa lagi krn kepentok umur (biasa syarat melamar kerja minimal umur sekian)... Ngga tau lagi deh gimana kedepannya hidupku ini...harapan terakhirku kalau ada tes CPNS, ikut lalu lulus...itu aja sih satu2nya harapan aku...doakan aku ya bisa juga melewati masa "pasca keluar kerja tak ada penghasilan..." Keluar kerja pdhl bukan murni keinginan aku sendiri, secara tdk langsung aku "dipaksa" utk resign sama pimpinannya...
@@soviarahmaniah6295Semangat yah GBU
@@foreignhunter6095 Terima kasih...😀
@@soviarahmaniah6295 semangat Yaa kak banyak cerita yang bisa saya ambil dari kakak
@@AlluringAngels69 Terima kasih...
berdasarkan riset, 100 persen perceraian di rumah tangga disebabkan karena pernikahan.
Yaeyakalee 🗿
Kalo pacaran terus pisah dibilangnya putus, bukan cerai 🗿
nge lawak
Wah Anda layak dapat Nobel
Untuk itulah supaya tidak ada perceraian lagi di sarankan jangan nikah 🤧
Funtastic
itu tergantung dari living standard yg kamu dan pasangan kamu inginkan setelah menikah, kalo kalian merasa hidup biasa2 aja udah cukup, makan telor tahu tempe udah cukup, ga perlu holiday, ga perlu jalan2 di mall, ga perlu hedon, bisa bersyukur apapun itu, kalian bisa menikah saat ini juga. tapi kalo kalian inginnya standard living yg agak tinggi, harus berkecukupan, punya mobil dan rumah setelah menikah, bisa nabung buat pendidikan anak, minimal sebulan sekali jalan2 hedon bareng keluarga, kalian tentu harus mapan dulu, kalo mindsetnya seperti ini tapi kalian paksain buat nikah sebelum mapan, percayalah niscaya akan banyak sekali problem2 dalam rumah tangga kalian.
Heran gw kenapa disebut hedon dan standar living tinggi ya? Anda mau jadi kepala keluarga, seumur hidup ga pernah mau ajak keluarga jalan2, makan yg enak, punya rumah, punya tabungan untuk pendidikan anak? Itu kebutuhan pokok bukan hedonisme atau standar hidup tinggi 😂😂
Sewajarnya ya klo berkeluarga harus seperti itu kecuali anda nikah cuma supaya punya temen sengsara aja dengan kedok hidup sederhana 😂😂
@@mrifan8625 berarti harus mapan dulu bro baru nikah
Logis, sederhanalah untuk hidup
@@rezaf2391
Ga harus mapan. Maksud gw ya ber progress aja, usaha lebih giat, lebih keras, untuk memakmurkan keluarga. Jangan dijadiin alasan hidup sederhana padahal kedoknya cuma mau ngajak sengsara bareng karena malas berusaha untuk menaikkan kualitas hidup. Buat bahagia itu ga ush nunggu mapan tapi tetap berusaha.
Disebut hidup hedon itu, apa yang anda belanjakan/beli itu ga ada manfaat untuk kehidupan sehari hari. Masa mau liburan keluarga sebulan sekali, makan enak aja di sebut hedon dan living life tinggi 😂😂
@@mrifan8625 nikah itu ga seribet yg dipikirin para bujangan/gadis yg penting tanggung jawab terhadap peran masing2 sebagai suami/istri
Paling setuju sama, kalimat "berkembang bersama", bosen aja denger stigma laki harus memikul segalanya di awal dan perempuan tinggal nikmatin aja hasilnya
Bukan sisa nikmatin juga. Masalahnya abis nikah dituntutnya / dilazimkannya langsung try for baby. Kalau blm dapat langsung ya bisa buat extend waktu untuk nabung. Tapi kalau langsung dapat? sambil jalan mikirin dikasi makan apa anaknya?
@@nadyakurniawati7831 Punya anak atau engga kan aslinya pilihan, bukan kewajiban, kecuali diperlukan untuk kasus terentu yang memang lebih optimal klo di terusin anak cucu nya kelak. Kalau pun punya anak nantinya, tetep aja suami yang menafkahi ketika karna alasan terentu istri milih jadi ibu rumah tangga.
@@dzakytaufikabidin5601 Memang adalah pilihan. Tapi mgkn anda belum pernah di posisi jadi pengantin baru. Social pressure nya tinggi sekali di negara ini. Ia kalau pas di press kita uda punya kerjaan mapan / rumah sendiri, atau beda kota dengan pihak2 yg ngasi pressure. Kalau kebalikannya? Wah lelah bgt ga semudah "tutup kuping aja"
@@nadyakurniawati7831 Saya memang belum pernah, tp dari lingkungan saya banyak pelajaran yang bisa saya ambil untuk bisa menata kehidupan saya kelak. Untuk urusan social pressure, yang gimana dulu ini? Saya sudah sering di remehkan karna pekerjaan saya, fisik saya, ekonomi keluarga saya, ketertinggalan saya karna harus lunasin warisan orang tua di usia sekarang. Bahkan di usia saya sekarang saya belum mulai kehiudpan saya dari 0, saya masih minus. Ya balik lagi ke individu nya, omongan orang ga bakal pernah ada habisnya, mau diturutin silahkan, mau bodo amat silahkan, pilihan di tangan anda.
Nggak tinggal nikmatin aja hasilnya juga sih. Aku cewek dan mikirin kemapanan diri sendiri juga, ga cuma ngarep cowoknya doang yang mapan, tapi akunya juga harus. Dan jujur saja, tanggung jawab laki-laki buat nafkahin keluarganya sih.
Narasi seharusnya buat acara talkshow di TV biar lebih leluasa semua kalangan untuk lihat. Karena jujur acara ini bagus banget 👍
TV udah ditinggalian kaum intelek
@@asrilnerby4669 makanya pak hendra bilang semua kalangan
Seorang muslim harus ikhlas menjalani cerita hidupnya. Over thinking, apalagi negative thinking itu bisa-bisa jadi su'udzon sama Allah. Yang maha mengetahui, mengatur segalanya. Atur apa yang bisa kita jangkau, dan serahkan kepada-Nya apa yang di luar jangkauan kita.
Saya bukanlah orang yang tidak punya kesenangan ataupun hobi, tapi semakin dewasa penghargaan diri tipe saya itu semakin sederhana, diberikan kesehatan yang optimal dan kebutuhan pokok yang terpenuhi saja sudah cukup. Sebab, menurut saya pembelian barang yang didasarkan keinginan lebih sering menciptakan blunder.
Mungkin lebih tepatnya self reward atau penghargaan diri tipe saya itu masuk ke pengeluaran sedekah, mengingat sebaik-baik manusia adalah manusia yang bermanfaat.
Saya bukan mengajak untuk bersikap pelit atau layaknya menghukum diri sendiri dalam menjalani hidup, tapi bukankah andil dalam perbaikan lingkungan hidup melihat berbagai jenis tumbuhan dan binatang yang kian hari semakin dalam kondisi yang membaik sehingga kita dengan mudah menjadikan mereka bahan obrolan untuk anak-anak dan cucu kita adalah sebuah tindakan yang menyenangkan.
Kemudian, bukankah andil dalam menutup kebutuhan masyarakat tidak mampu sehingga ia kemudian berhasil menjalani hidup yang lebih baik berkat inisiatif kita adalah sebuah tindakan yang menyenangkan. Semua ini soalan persepsi, yang perlu cari pupuk pemikiran yang lebih sehat saja. Semoga salah satunya adalah Anda, Amin.
Yakin ini pemikiran seorang pengusaha/wirausaha. Good jobs guys
Masnya punya medsos jg?
@@ararvanjava9984 Bismillah. Amin. Semoga anda mendapatkan yang lebih dari apa yang anda doakan kepada saya. Sebenernya ini mirip sama perkataan Ustaz saya bahwa tidak semua orang harus menjadi ulama, tapi semua orang harus punya jiwa seperti para ulama. Maksud saya, saya masih pelajar Mas. Pengen banget nanti punya usaha ternak Ayam Hutan Hijau (Gallus varius) asli Indonesia, maksud saya lagi, he-he-he. Supaya Anda bisa doain lebih lengkap aja gitu, kesempatan ini. He-he-he. 🙏
@@sagaraman79 Punya.
4th pacaran ldr , alhmdulillah nikah sesuai target umur 25 th dan pas anniv ke 5 . Abs nikah suami terpuruk sm kerjaannya dan hrs out. Gw udh galau, cobaan berat bgt smpai jualan online . Akhirnya gw ikut seleksi ASN. Alhmdulillah lolos, dan suami jg keterima kerja di tmpt lain. Semenjak itu kita pny plan kumpulin uang buat usaha. Jd abs nikah justru banyak suka duka jg. Nikmatin aja segala prosesnya.😊
menurut saya yg udah nikah hampir 7th, nikah itu harus mapan dulu. kl km belum mapan, maka pasangan mu harus mapan. mapan artinya siap financial untuk mengcover seluruh kebutuhan rumah tangga. jgn sama2 belum mapan lalu jadi beban ortu
Buat yg lain gk usah ikutin komentar yang nikah di saat nganggur ya.
Karena kita gak tau fakta yang sebenarnya.
Kalau saya tentu mapan dulu baru nikah.
Karena saya gak mau ribut2 masalah rumah tangga gara2 duit kurang.
Y
Rejeki ada yg ngatur , ada Tuhan, lo mapan sekarang, besok lo bangkrut bisaa..
Setuju 200%. Realistis lah
@@taegongsill8699 rejeki diatur Tuhan termasuk klo lu gak berusaha yaudah diaturnya segitu2 aja. Klo mau dobel diusahakan, ntah mau nikah/enggak
Saya termasuk yg nikah dulu, belum mapan, eh setahun nikah Alhamdulillah langsung mapan, gak semuanya kayak gini ya tapi, nikah umur 23, istri seumuran, sudah 4 tahun menikah udah bisa bangun rumah sendiri, beli mobil, tabungan dll. Berjuang bareng dan dari awal, dulu soalnya dibilangin kalo mau berjuang bareng dari bawah, jadi ketika nanti jatuh gak terlalu kaget karena pernah susah sebelumnya, tapi berharap mapan terus InsyaAllah, semua ada plus minusnya masing-masing, oh ya dulu juga pengen buru-buru ngelamar soalnya istri banyak juga yg deketin, takut keduluan 😁, soalnya nikah juga tanpa pacaran.
Bagi tips menuju arah mapan nya bang. Karna saya udah masuk 23 tpi masih belum menemukan arahnya bang..
Masih suka kebawa arus..
Sorry bang, kamu karyawan kah atau pengusaha. Istilahnya ngandelin gaji atau dari usaha sendiri?
Monggo bisa di share perjuangannya
Asal ntar kalo udah kaya raya jangan lupa kalo semua didapat dari perjuangan bersama istri dari nol, bukanya gimana, banyak laki2 yg kufur setelah kaya raya dan lupa kalo semua itu didapat bersama istri
turning point 'Mapan' setelah nikah nya gimana ya mas?
pernyataan kek gini pasti klo nggak dongeng, ya bapaknya yg punya perusahaan
Cita cita mereka: Kawin.
Haduh, begini ternyata mental anak bangsa.
Intinya adalah carilah pasangan yg menerima apa adanya dan mau sama2 berjuang
Udah
haha jadi inget jaman dulu (2016), gw nikah umur 27 bini 21, ngontrak tinggal sendiri tanpa orang tua, nikahin anak orang yang kebetulan dulu bini juga ga kerja & dari keluarga yang dibilang sederhana sekali jadi biaya semua gw yang handle tanpa sepeserpun gw minta ke orang tua gw (hanya minta restu & hadir sebagai wali di nikahan gw) atau uang bini (orang tua). Gawe di perusahaan swasta dengan gaji ketika itu 2,9 potong bayar kontrakan 500K/bulan listrik 100k/bulan belanja bulanan buat hidup (beras indomie gula rinso dsb) 200K & cicilan motor 850K. Nikah & resepsi habis 15jt (hasil pinjem gade bpkb motor) beberapa minggu setelah nikah di PHK 😅& gw anti tinggal dirumah mertua 🙏(udah biasa ngontrak/ hidup sendiri). Bini udah panik, gw selalu yakinin rezeki itu yang ngasih bukan perusahaan / orang, selama kita ikhtiar Insya Allah akan selalu ada jalan, & gw pastiin ke bini kalo 1 bulan kedepan ini blm dapet gawean, gw masih bisa jadi ojol, jadi tukang bersih2 jalan, tukang angkut beras pun gw mau, apapun gw lakuin sebagai kepala keluarga untuk penuhin kewajiban sebagai suami, kalo masih kurang ya ikhtiarnya di tambah (diimbangi sama ibadah juga).
Alhamdulillah keadaan sekarang sangat-sangat berbeda waktu jaman bujangan / awal nikah, apa lagi setelah ada anak makin di buka rezekinya (semoga bukan riya 🙏 biar jd motivasi, posisi saat ini level C di salah satu perusahaan swasta di alam sutera dimana salary alhamdulillah 2 digit/bulan + bagi hasil deviden dari profit perusahaan setiap tahun & beberapa income dari bisnis lain) Kalo dipikir kok bisa wallahualam tapi keknya 90% doa orang tua, 10% nya baru usaha, gw cuma ikhtiar, belajar, jujur & doa. ga orientasi ke uang harus mapan, kaya dsb, jalanin aja biar Allah yang bukain rezekinya.
Intinya bukan perkara mapan atau engga mapan yang nentuin kita siap nikah sebagai laki, tapi kesiapan & tanggung jawab setelah jadi kepala keluarga, harus terus ikhtiar karena nanti rezeki istri & anak-anak udah dititipin lewat tangan kita. sebagai suami harus punya prinsip & bisa bimbing istri jadi lebih baik. FYI gw lulusan SMA 2007, anak ketiga (terakhir) ga pernah kuliah atau dapet privilege orang tua karena orang tua cuma ibu rumah tangga biasa & bokap purn marinir pangkat terakhir Serka dengan gaji pensiun 2jt/bulan ketika gw SMA, biaya utama untuk hidup & biayain kakak2 gw, berat kalo buat biayain kuliah gw. (anjir panjang Curhat 🙏 🤣)
salut gw bang
Gwa lebih salut sama istri Abang yg sabar ngehadapin cobaan
Iya
Haha bullshit
Yg gw bingung lu gak kuliah, sibuk kerja jadi kemungkinan kecil ada waktu luang buat upgrade skill.. kok bisa naik jabatan? Bagi tips nya bro..
Gw pernah kerja kontrak selama kurang lebih 6 tahun dari lulus smk dan hampir milih buat nikah, tapi ternyata gw inget masih ada satu keinginan gw yg belum di realisasi yaitu lanjut untuk kuliah, akhirnya gw memutuskan untuk tidak menikah dulu dan setelah habis kontrak kerja gw lanjut kuliah sampe sekarang.. jadi, kata gw mah sebelum menikah lebih baik selesaiin dulu target atau keinginan pribadi kita sebelum nantinya ada penyesalan di kemudian hari. 😁
Mulai kuliah diusia brapa bang
@@katasaya3974 Gw mulai kuliah di usia 24 bang
@@robbywidiono1808 wihh keren bang. Gua aja 22 mikirnya ketuaan kalo mau kuliah
@@katasaya3974 Tergantung seberapa besar motivasi kita si bang, klo emang bener-bener mau belajar mah umur bukan halangan tp klo masih ragu mending jangan.
@@robbywidiono1808 wah sama, kuliah umur 24 ngumpulin uang dulu di kota org. Lulus umur 28 , nikah umur 31, sekarang sdh anak 2 kejar target akibat nikah sedikit ketuaan
Yg rambut pendek lebih menjanjikan secara sikap, visi dan plan masa dpn.
Menurut gue. Itu tergantung dari life style loe. Temen2 ane byk yg nikah sama yg sudah mapan. Sementara mereka yg nikah dulu daripada mikirin mapan dulu kandas di tengah jalan karena tuntutan mertua dan orangtua.
Hanya beberapa orang saja yg berjuang dari nol sampai bisa mapan bisa di itung dengan jari. Ingat peran mertua dan orang tua sangat menentukan keberhasilan mereka yg nikah dulu daripada mikirin mapan dulu.
Semua di uji ketika kemapanan itu ilang bosq. Kayak temen ane kuliah S2 ane, umur 40 tahunan, anak 2, jadi kepala cabang lembaga pembiayaan, eh 2020 kemaren kena PHK, rumah tangga-nya amburadul. Mau lanjut kuliah bingung dana-nya.
Saya dari nol sama suami usia 26th. Sekarang udah 13than menikah Alhamdulillah sudah ada rumah,sudah ada kendaraan bisa menghidupi 2 anak sekolah swasta. Bismillah..ikhtiar dan rizki Allah yg memberi
Agree with this, pasangan bisa nrima tp emak bapake ga trima awokwokwok
Realita anak2 jaman skrg..
klo jaman dulu mah mana ada mapan2an.. dijodohin, nikah, usaha dari nol, endingnya bs sukses2 aja tuh.. ada apa ya dg yg jaman skrg?
@@queenalisha8907 karena teknologi dan informasi mba. Jaman dulu informasi terbatas, dan nikah ya nikah aja, gak tau kalo hidup setelah pernikahan itu berat.
Jaman sekarang orang sudah dapat banyak informasi seberat apa kehidupan pernikahan itu, dan untuk mitigasi-nya sebisa mungkin punya penghasilan tetap yang mencukupi kebutuhan setiap hari
Balik lg ke tujuan hidup masing2 kayaknya untuk perkara nikah. Kalo pas di umur awal 20an gw ngejarnya dunia dulu, mapan dulu, punya duit dulu. Tp ada moment yg bikin gw mikir dunia ya cuma dunia. Kayak iya betul kesiapan finansial itu salah satu hal yg sangat penting untuk menikah, tp itu gak jd indikator seseorang siap menikah iykwim. Ada faktor2 lain yg mempengaruhi org untuk "siap nikah" salah satunya ya tujuan hidup itu yg pastinya beda2. Rejeki dah ada yg ngatur, gak akan ketuker kok yg penting gak nyerah.
Di video mereka saving 30%. Gw sendiri saving 50%, kebutuhan 30%, 20% buat orang tua. Self reward mah klw perlu ga usah sampai keluar duit
betul self reward mah ga harus keluar duit... gw aja masih bisa save 80% pendapatan untuk sendiri
Pelit amat Ama diri bang
@@agildjaelani3307 kalau sampai 80% keterlaluan deh brad 🤣
@@alvaclipton6772 kalau gaji 25 juta sebulan masih aman bang wkwk
Cari yg seiman, yg asik diajak ngobrol, bisa cari duit(cowo) dan pemikirannya maju, gak pemalas dan punya tanggungjawab, apalagi yg sayang ibunya, pasti menghargai istri nanti.. jadiiilah walau belum mapan, daripada keburu tua, susah punya dan besarin anak..
Asal emaknya GK toxic sih Alhamdulillah. Kalo emaknya toxic walopun anak laki2nya dah nikah tapi masih mau dikuasai ya kasihan istrinya
Saya memilih mapan dulu baru menikah karena saya mengerti tidak ada ayah yg mau anak gadisnya hidup susah dg laki2 lain
Klo hari ini kamu ajak anak gadis orang hidup susah, besok kamu harus bayar ketika ada pemuda susah mengejar2 anak gadismu
Karma itu nyata
Plot twist : di masa mendatang dia tidak punya anak perempuan, dia hanya punya anak laki laki yang mengikuti jejaknya wkwkwk
Gw sih lebih milih mapan. Minimal setelah nikah bisa kontrak rumah 2-3 tahun, tabungan cukup buat makan sampe 4-5 tahun, punya karier yang cukup buat ngidupin anak orang karena klo udh nikah ya bakal banyak gangguan internal rumah tangga (bisa dari mertua, istri, anak dll).
Gw ga mau bikin susah wanita yg udh mau sama gw dan mau nemenin gw sampe tua.
Nikah ga wajib, santai aja. Mau nikah silahkan, apapun kondisinya, kalo pun ga mau nikah ya gapapa. Bebas. Jangan peduliin omongan orang, bahkan omongan keluarga.
Susah asli di keluarga ngomongin nikah mulu🤮, mau pindah ke luar tapi ga mau ribet wkwk
@@davideastori3795 iyain aja mas biar keluarga seneng..tp keputusan tetep mas yg nentuin. Semangat 🍻
Kalau punya orangtua tajir mah nyantai aja. Klo masih kuliah mau nikah, ya Monggo, asalkan punya orangtua tajir atau mertua tajir.
iya bro
Nah ini nih gw suka ekwkwkk
Boleh juga 😁
Punya orang tua tajir itu enak.
Kalo di balik, kalo orang tua miskin berarti ga enak ya
Kalo bisa milih mau milih orang tua yg tajir ya?
Prepeleg 🗿
Gw sekarang di masa tertekan karena ditanya kapan nikah, karena sebagai perempuan masih hidup di lingkungan pedesaan dimana umur 30 itu udah dianggap tua.. padahal banyak yang menikah muda di lingkungan gw karena pacarannya "kebablasan"..
Tiap orang beda2. Ada yg nikah muda karena finansial papa mama nya cukup kuat untuk menanggung keluarganya
Kenalan Yuh kak . Siapa tau jodoh
Sebenarnya karir, investasi dan sebagainya sih nomor 2. Secara psikologis sebenarnya kita cuma butuh uang 1 triliun.
🤣
Gw sih golongan fikar, nikah dulu tumbuh bersama. Tp tetep saving dan invest. 50% dr pendapatan bulanan kalau dpt project/uang kaget gw sih masukin 80-100% ke tabungan.
Gaji masih 1 digit gk ush punya hobi mahal. Tracking" atau touring murah 2bln sekali cukup lah.
Gw bs dibilang br bisa "menikmati" hasil kerja setelah kebutuhan pokok sandang, papan, pangan terpenuhi di kepala 3. Ngeluarin duit satsetsatset skrg enak aja.
Pesan gw ke kaum Umur 2an, cobain HIDUP TANPA HUTANG NISCAYA HATIMU AKAN TENANG.
gw coba beli rumah cash meski di gang.
Beli motor cash.
Beli laptop cash.
Beli mobil cash.
Udah ga ngutang si, tapi ternyata harus bayarin utang orang tua, udah hancur sudah cita2
@@emilagustina9210 sama, gw juga masih sibuk bayarin hutang ortu.. wkwk. Udah ga punya cita cita lagi sekarang
@@erwinfs5 semangat buat kita semua kakak, semoga dimudahkan urusannya aamiin
@@emilagustina9210 semoga diberi jalan kemudahan melunaskan hutang"nya kak. Sy jg kebagian ngelunasin hutang orangtua
@@erwinfs5 semoga kedepannya lu gak ikut2an ngutang bang kalau jadi ortu
Jodoh dan Rejeki itu datangnya dari Allah... Kita sebagai manusia hanya wajib mencarinya...
Obrolannya asik, sopan enak
Menghargai lawan bicara
Kalau menurut saya, urusan menikah tuh yang penting kita punya target saja terlebih dahulu ....
mau mapan dulu baru nikah silahkan, mau nikah dulu baru mapan silahkan. toh saya sendiri nggak ngurusi hidup anda. hehehe. yang pasti setiap keputusan ada plus dan minusnya. dan sebaiknya pengambilan keputusan berdasarkan keinginan pribadi (bukan ikut-ikutan temen) dan sudah dipikir masak-masak sehingga jangan sampai nyesel sama keputusan yang diambil. karena yang menjalankan hidup anda yaa anda sendiri.
- dari orang asing yang sudah setahunan menikah
Rumah harga nya Mahal2 😔 Belum lgi kalo belinya nyicil, jadi hampir 2x lipat harganya. Sedih saya sebagai kaum milenial yang mau memulai hidup mandiri.
Ngontrak kan mandiri juga bossku
Kalo berat, ya beli sama sama pake tabungan berdua.
Kalo cerai wasalam, ribet.
Apalah daya ketika diri berprinsip nikah dulu baru mapan, tapi keluarga calon meminta agar mapan dulu sebelum meminang. Akhirnya pernikahan yang harusnya "mungkin" bisa lebih disegerakan, jadi perlu ditunda dahulu utk memenuhi "standar kemapanan" dari keluarga calon. Padahal saat ini keadaan sdh berstatus asn dan punya penghasilan tetap, tp apa daya "standar kemapanan" keluarga calon lebih dr itu 😔
Nulis plan disini, nanti reply lagi tahun depan.
Plan ku ya ga jauh dari menyelesaikan kuliah, terus bisa dapat kerja yg lebih baik dari sekarang.
Terus kalau dana kuat, ya lanjut s2 atau bila perlu sampe s3 ...
intinya sih ini masalah kesiapan masing2 dan siapa yg tau kondisimu?kamu sendiri,jgn terpengaruh dg org lain yang cuma taunya kamu belum menikah, tanpa tau faktor2nya,,
Nikah itu niat bukan kepaksa gak usah nunggu mapan karna kita niat nikah insya Allah klw punya anak kita akan lebih bertanggung jawab yg tadinya kerja biasa2 akan lebih bekerja keras gak ada paksaan untuk itu dan jiwa raga akan nerima senang itu pas cape pulang liat anak insya Allah ke reset ulang buat kerja besok lebih semangat
Mungkin kalian bnyk baca komen disini bisa sukses berawal dari 0. Gatau gw salah circle soalnya ini terjadi di sodara gw sendiri. klo lu nikah dlm keadaan pendapatan gak jelas, lu bakal jadi target sedekah buat anggota keluarga lain alias beban keluarga wkwkw. Gak semudah itu guys memperbanyak rejeki klo gak karena dibantu keluarga2/teman2 lu yg lebih privileged, ini risetnya juga ada klo gak salah (bantuan Tuhan hadir lewat org2 begitu). Jauh lebih bnyk di dunia org ini yg nikah dlm keadaan ga apa2 dan bisnis gagal terus karena gak mampu menjangkau org3 privileged
Sebagai anak dari orang tua yang penghasilannya gk sestabil penghasilan orang tua mereka, saya sih pengennya mapan dulu sebelum nikah. Demi calon anak saya 😂
Aku pilih yang mapan aja. Percuma nemenin pasangan dari nol ntar pas udah sukses malah diputusin atau lebih parahnya lagi diselingkuhin. banyak kok yang seperti itu. Intinya tipe setiap orang berubah ubah seiring berjalannya waktu. Dulu pas masih miskin, pengen punya pasangan yang mau diajak susah ntar pas udah kaya pengen pasangan yang jauh lebih sempurna lagi.
Nikah pilihan mau kapanpun itu,
untuk pesta pernikahn cukup yg sederhana aja, kagak usah banyak gaya jadi raja dan ratu sehari.
dana buat nikah bisa di gunakan untuk kebutuhan anak
Kecuali lo kaya ya bebas aja sih
buat yg gaji UMR/UMK jangan sampai berhutang dan duitnya habis buat gaya
and semoga kita semua yg rajin bekerja sukses 😇🙏
Saya juga Pegawia kontrak, Jangankan nikah, mau pacaran aja mikir2 dulu ntar keluar biaya banyak..
Terimakasih Narasi untuk kontennya yang selalu relate sama struggle nya anak muda dan yang pasti selalu bermanfaat. Semangat buat semua yang sedang berjuang!
Yang penting punya target waktu menikah sih, diumur berapa. Masalah mapan belum bismillah dulu saja, karena setelah menikah rejeki bisa berbeda. Bahkan kalau susah dari awal bareng2 bisa jd cerita yg manis saat kita sudah mapan nantinya. Inisih yg saya alami, dari nikah, ngontrak, punya anak, punya rumah, alhamdulillah yg utama adalah rasa syukur.
Kebalik kali neh..punya target MAPAN di usia brp, nikah menyusul krn lo ngambil tanggungjawab utk ngidupin anaknorg juga. Klo cm modal bismillah???😁😁 Sepengalaman gw 10th berjalan menikah,cuma ketawa aja gw klo lo cm modal bismillah😁😁
@@thevintage6530 dia belum tau rasanya nikah gimana. lu diem baik baik aja masalah dateng sendiri. dan kadang orang lupa 'nikah = siap'. biasanya nih anak muda suka ke hasut sm sosmed yg cuma konten. gua juga ikut ketawa deh HAHAHAHAHA
@@lupipattinaya7027 betul bang😁😁
@@thevintage6530 sy nikah dg suami jg bermodal bismillah. jatuh bangun bareng2 mulai dr 0. alhamdulillah skr menikmati buah bersama dan bersyukur dan.. yah, seringkali masa2 sulit kami jd cerita manis dan makin mensyukuri apa yg kami raih hari ini
@@thevintage6530 Gak semua orang bisa mapan sesuai target waktu kayak kamu om. Makanya kita harus punya limit waktu. Kalau saya sih punya limit target usia ga lebih dr 28 tahun. Punya target nikah gak lantas gak punya target finansial dong, sampai usia 28 itu ya berusaha semaksimal mungkin bisa mapan, mandiri secara finansial. Pertanyaanya bagaimana kalau usia udah mapan tapi finansial belum? Apa kita tunda menikah sampai kita mapan? Maaf ini impossible bagi sebagian besar orang termasuk saya. Dulu sebelum menikah saya punya target rumah, tapi sampai umur 28 blm bisa, yasudah bismillah saja ikhtiar, uangnya kita putar untuk usaha. Kebutuhan setelah menikah ga ada habisnya, dan gak semua orang bisa menyiapkan semuanya sebelummenikah. Alhamdulillah setelah 9 tahun menikah semua target terpenuhi. Disini saya yakin, semua rizki yg saya dapat bukan riski saya seorang, tapi rizkinya istri, anak2, dan keluarga. Setelah berkeluarga saya mendapat banyak hal untuk diri saya, seperti tangung jawab, kasih sayang, menentukan prioritas kebutuhan, dan tentu saja rasa syukur
Ketika logika mengalahkan janji Allah, jika mereka miskin maka Allah akan memampukan mereka Q.S an nur 32
Gak tau kenapa makin bertambah umur makin males nikah😥
Gw umur 19, tapi kadang udh mikirin ke arah sana (menikah), bukan dalam artian negatif ya tapi dalam artian memikirkan "nikah pake uang siapa" "nikah habis berapa" "abis nikah mau tinggal dimana"
Pengalaman gw nikah dulu. selagi jujur, bertanggung jawab, berusaha, dan berdoa. Pasti semua ada jalannya dari Yang Maha Kuasa.
Gw nikah 2018 di usia 23 tahun dan bini sepantaran (kenal saat beasiswa di Mesir 2015-2016). Gw beranikan diri bilang ke keluarga untuk khitbah/lamaran tahun 2017 usia 22 tahun, dan nikah 2018 23 tahun. Saat itu sebulan sebelum lamaran, kontrak kerja gw habis dan lamar sana-sini akhirnya sekitar 2 hari mau khitbah baru diterima kerja.
Atas saran dari para guru jika sudah nikah maka lebih baik tidak tinggal serumah sama ortu/mertua, maka sebulan nikah gw langsung ngontrak. Hidup di kontrakan sampai -+3thun dan sekarang alhamdulillah lolos jadi PNS di Jakarta angkatan 2019 dan beli rumah baru di Tang-sel tahun ini
Memang yg paling gw apresiasi itu bini, coz dia rela ninggalin kerja dan keluarga di bdg demi nikah ama gw, ngontrak dan sekarang alhamdulillah memiliki kehidupan lebih baik.
Saran : niat yg tulus, jauhi perkara negatif dan pasti dimudahkan dalam segala urusan.
Jadi curhat hahahha..
Masya Allah
Baik2 tuh bini dijaga. Bnyk istri udah capek2 nemeni dr 0, pas udah sukses lakinya malah Selingkuh
Siap2..
@@rantiamanda1342 lelaki bakalan diuji ketika hartanya semakin bertambah. Apakah dia semakin bersyukur (gak lupa istri), atau kufur (mencampakkan istrinya)
nikah atau mapan dulu itu yang terpenting itu setelah nikah, mau mandiri kontrak, udah punya rumah sendiri atau numpang mertua. itu yang menentukan keberlanjutan pernikahan mu
Ada nggak yg dari tamat sekolah ortunya ga kerja + ga ada tabungan + hutang, dan lu harus kerja sendiri dengan gaji umk + ngojek biar ada tambahan + untung dpt kuliah gratis, jadi sambil kuliah :)
nanggung kedua ortu dan 2 adik kebar skrng mau naik SMA, ditambah ditinggal pacar yg udh 2 tahun pacaran, skrng dia dekat dngn pegawai tetap salah satu bank :) mapan ya pegawai ttp bank..
Rasanya kek :)
Jauh banget titik aman gua
Harus bayarin adik sklh
Harus menghidupi keluarga
Mana jalaninnya sendiri skrng ga ada yg nemenin wkwk
Mana ada mau diajak susah 😆
Kadang gua berandai2 kalau punya ortu gaji tetap, stidaknya gua pasti terbantu
Bisa invest dll🙂
Semngat bro, wanita kadang egonya besar, semoga lancar kedepannya adeknya sukses,
Ane bro generasi sandwich.. nanggung biaya hidup keluarga sejak umur 22 thn,
tpi jalanin aja semua dgn ikhlas, ambil hikmahnya, jadi kita kerja pasti bakal lebih giat dan gak bakal buang waktu main2 .. skrg umur gw 27 kerja + bisnis + freelancer.. alhamdulillah kuliah kelar, rumah sendiri kebeli cash, renovasi rumah ortu, mobil kebeli.. tinggal nikah aja yg blm lg cari calonnya..
@@rumahsyariahbekasi1070 calonnya blm ada bro?, bro udah mapan mnrut aku, smoga selalu diberkahi kesehatan yang baik ya bro🤲
Sandwitch generation?
Menikah dulu atau mapan dulu?
Yang udah mapan ada yang sulit mencari pasangan yang benar benar menghargai kerja kerasnya,yang nikah dulu ada yang belum mapan mapan😁
Mapan itu modalnya tanggungjawab,
Nikah itu tuntutannya tanggungjawab✌
So nikah dulu atau mapan dulu jika anda bertanggungjawab semuanya akan baik baik saja"tanda kutip"hidup itu pilihan🥰
Baca komentar2nya. Ternyata lebih dalem daripada video diatas.
Realistis bang
Apa hanya ak y ngerasa klo semua itu takdir. Apapun pendapat, rencana, n usaha tetep aj balik ke takdir.
Pokoknya ada MODAL nya buat nikah, menafkahi istri dan anak setelah menikah. Mapan nya orang beda² level juga soalnya. Terserah dimodalin ortu atau sodara, atau modal sendiri yang penting lo sadar diri aja klo menikah berarti sudah tidak sendiri lagi. Klo sendiri aja blm ada modal nya gimana mau modalin buat punya istri dan anak nanti ?
Menurut ku lebih baik sebelum menikah siapin tabungan dan investasi masing-masing jd saat menikah tidak kesulitan ekonomi karena tidak tau apa yg terjadi setelah menikah apalagi jika kalian sandwich generation karena realita nya menikah itu tidak membuat kita bahagia hehehe itu yg saya rasakan
2009 freelance
2011 kerja
2013 beli rumah cash
2014 nikah
2015 beli mobil
2018 mulai investasi
semoga 2027-2028 dah cukup dan resign
Gw sempet bingung soal itu dan akhirnya ga memikirkan lagi tapi skrng w ga mau membandingkan hidup w dgn orang lain..
nikah sih pasti ksna tp yg paling penting jgn sampai menelantarkan anak nantinya dan sllu berkomitmen dgn pasangan karna perceraian sllu meninggalkan trauma yg besar..
Ingettt...nikah itu hasil bukan target..klo udh dpt yg klik, niat utk berusaha bersama, ya saran gw nikah aja..tp klo blum dpt ya carii terooss
Narasi makin kreatif deh format konten2nya
Bukan siap dan tidak siap.. mumpung payu.. paradigma orang tua jaman dulu "rejeki udah ada yg atur, tenang aje"
Kami anak daerah, gak punya kerjaan aja berani nikah. Kalian orang kota Lemah
Kalau kita yakin sama Allah ndak ada yang ditakutin
Gw lebih milih mapan financial dulu, gw gak mau aja nanti kalo udah ketemu jodoh malah diremehin keluarganya. Minimal bisa punya rumah sama kerjaan dulu lah, kalo ngurus diri sendiri aja susah, gimana caranya ngurusin anak org lain. Makanya gw heran sama temen gw yg di umur 21 udah nikah, berani amat. Mungkin keluarga nya kaya, jadi mau kerja ataupun enggak bukan masalah 😅
Baru nemu pas liat-liat tadi dengan cara pandang dan memandang masing² orang yg berbeda silahkan monggo kalo saya jujur jelas milih nikah saat ini walaupun keadaan belum sempurna karna saya yakin ujian,rezeki dan semuanya menjadi suatu yg akan naik setelah nya bila di jalani berdua maaf kalo hanya melihat teori nya gitu tapi bagi saya praktek nya adalah jawaban yg sesungguhnya
Kalo kata orang tua, mapan dulu, cowo kalo mapan cewe tinggal pilih 😄
Nikah adalah tentang kesiapan lahir maupun batin, bukan hanya buat kita tapi pasangan kita, karena nikah itu adalah proses ibadah dengan durasi waktu terpanjang,,,
Pertama ini buat pembelajaran bagi cwe karna kita cwo akan terus berusaha nyenengin kalian walau status kerja masih kontrak kedua tolong gua jg mau liat dr sisi cwe yg di interview siap nikah atau ga nya karna pernikahan itu menyatukan 2 budaya
Honorer ternyata gak susah² amat ya.
cuma beda status aja. klo penghasilan mah hampir sama ama pns
Kalo gw dulu pas msh kontrak ya nikah aja, tapi KB. Skrg udh kartap tapi belom promil juga sih wkwk ternyata yg mau di accomplish msh ada beberapa
Menurut aku mereka berdua sudah siap menikah sih, tinggal milih ceweknya aja yg selevel/sekufu dengan mereka. Kalau mereka menikahi anak konglomerat batubara ya berat juga.
Gw nikah modal jadi karyawan kontrak. Bres nikah langsung ajak istri pindah dikontrakan petak 800k/bln saat itu 2017. Alhamdulilah nikah langsung dititipin anak yg shalih. Ngerasain awal nikah gaji pas2n pulang ngantor nyambi ngojol. Pernah diawal bln gaji abis gak nyisa karda ada kbutuhan mendadak (saat itu gak ada tabungan, bahkan maskawin dijual habis, cincin kawin sudah digadai). Saat itu tiap pulang kantor langsung narik ngojol. Karna kalo gak ngojek anak istri gak makan. Makan sarapan doang dirumah, siang puasa biar kenyang minum air galon dikantor sampe kembung biar bisa ngojek sampe malem. Alhamdulilah karna krja keras bareng sama istri muter otak gmn caranya bisa rubah keadaan. Skarang hidup lebih baik. Tinggal nunggu sdikit lg buat beli rumah cash, mobil motor tabungan ivestasi alhamdulilah sudah tercukupi.tanpa.hutang speserpun. Intinya cari pasangan yg memang bisa dan mw nemenin kita untuk jadi sesuatu. Nikmati stiap prosesnya. Btw skarang sy udh gak jd karyawan lg, 2019 resign dan saat itulah semuanya membaik. 🌱
Keuangan selalu jadi masalah no 1
No. 2 pahitnya lingkungan bermasyarakat
No. 3 calonya mana??
Nikah dulu penting, enter kaya mantan gw nyesel, milih karir. Mau penghasilan kaya gimana hadapi bersama. Namanya rezeki gak ada yang tau. Pas gw udah punya anak 2, punya rumah sendiri dia dateng pake ngomong "coba gw pilih elo !" Gw jawab "Lo pandang bulu sih, akhirnya dapet bulu."
Usut punya usut dari temen-temen gw dia banyak di labrak bini orang, alias ingin hidup tinggal enak doang. Gak mau jalanin dari nol. 🤣🤣🤣🤣
Ya begitulah masa depan misteri yg susah di tebak,
Nikah Dulu Kalo Pasanganmu Udah Mapan Secara Mental. Kalo blm siap y gak bakal ada pernikahan.
@@anttoxic2724 dari pada mental mending yakin. 🤣🤣🤣🤣
teman temanku harus nonton nih. :D
Tetep harus ada titik minimum sih, yang penting punya tempat tinggal dan pemasukan entah kerja atau bantuan dari ortu. Mau ga mau kita harus mikirin safetynet, soalnya ga bisa dipungkiri, banyak kasus perceraian karena faktor financial, so yang penting kita bener2 harus tau siapa kita (ngaca) dan setiap orang pasti berbeda cara, ga bisa disamaratakan, tergantung background.
QS. An-Nur ayat 32.
menikah disaat skripsian + kerja di startup gaji 500 ribu sekali. modal nikah dari uang projek 3 jutaan. pinjem temen 2 juta.
alhamdulillah
Pilih yang berkumis, humoris
Terlepas dari pekerjaan mereka berdua ya, kira² calon mertua akan lebih memilih yang rapi dengan setelan batik, atau gondrong?
Appearance keduanya mestinya disetarain dulu. Emangnya pekerja start up identik dengan yang gondrong? Ngga kan. Sedikit saran Narasi coba talentnya dikonsepin yang lebih mateng lagi biar ngga menggiring opini calon mertua wkwkwk
TRUEEEEE 100%
Klo aku jd orang tua, aku akan milih yg batikkan
Kalo yg gondrong model kayak Once dewa 19 sama baju batik pilih yang mana? 🤭
Yang penting uda jd diri terbaiknya dan cocok dengan jiwanya.
ya kan itu ngedate doang ceritanya, bukan lamaran, pas lamaran ya disesuaiinlah stylenya
Yang saya pelajari dari video ini adalah gesture si cewe dalam pembicaraan bagus sekali
Bentar bentar....gw putar ulang sih.
Mungkin lebih ke nadanya sih ya.
masukk mindsetnya bang fikar
Ini cewek menarik banget sih, jadi gk ngebosenin gtu
emang arti mapan buat loe apa cuy? Buat gwa ada tempat tinggal, dan masih bingung mikir "eh besok mau makan apa ya?", mnyenangkam orang tua, pergi2 minimal ada motor, udh bsa menjadi titik awal kemapanan. Sisanya mari kita cari titik awal kenyamanan, tidak perlu panas2, kehujanan ya punya mobil, mulai mebangun rumah sendiri.
Nikah kok tunggu mapan?! Nikahlah dulu baru mapan kemudian; dlm artian gak perlu mapan² amat utk nikah yg pnting 'ada cukup bensin di tangki'. Ketika sdh nikah apalagi punya anak, Tuhan akan luaskan rejekimu. gak percaya?! silakan buktikan..
Tapi kalo blm² udh mikir nanti mau dikasih makan apa anak org; brati lu udh menjugde negatif ke Tuhan dan biasanya bakal dikabulin beneran apa yg kita prasangkakan ..
So, pemikiran sesat kyk gini nih yg mesti diperangi yg bikin generasi muda kita akhirnya terjerumus dlm gaya hidup instan: duit instan, pacar instan, hubungan instan, makanan instan, dll dll yg mana akan selamanya mereka tdk akan pernah hargai apa itu perjuangan. pdhl sejatinya hidup adlh perjuangan kalo udh gitu mikirnya gak heran bnyk yg stress, lalu healing, gaya hdp konsumtif, dan semua penyakit2 khidupan lain yg mereka bikin sendiri.. 😅
Kalo mau menikah sih gak target umur, maunya dapet penghasilan aja biar ada biaya hidup buat sehari-hari.
Misalkan buat beli rumah aja seharga di atas 50 juta untuk tempat tinggal.
Sementara biaya hidup sih buat keperluan makan dan minum,sama bayar kontrakan,bayar internet,dll.
itu mah buat orang tajir udh pasti,kalo orang kere sorry nih bukan mau nyindir mungkin aja,kalo beli rumah harga segitu gak mampu mending rumah sederhana aja udh cukup.
Mana ada rumah 50 jeti. Wkwkwk. Kalo ada itu di plosok dan susah akses-nya. Wkwkw
@@buahkelapaliar8829 mungkin DP maksudnya
@@muhamadcaturhidayat4866 bener mas
@@buahkelapaliar8829 sebenernya banyak tergantung perumahan aja pasang harga sgtu 😅,bukan daerah kota besar kalo kota kecil sm pedesaan juga ada cuma gak semua.
Kalau menurut aku sih mending mapan dulu gak sii? 🤔
Mapan juga gak harus berarti punya lebih, punya ini, punya itu. Menurutku mapan lebih ke merasa cukup, cukup tabungan atau cukup mengejar keegoisan diri sendiri. Kek gak adil banget gak sih kalau kalau sudah menikah tapi masih mikirin ideologi pribadi?
Kalo gw sih pegang prinsip.
Pernikahan tidak cocok dgn industri rock n roll
Pemilihan konsep kontennya boleh juga
Terimakasih atas videonya sangat bermanfaat, menurut saya mapan dlu deh baru nikah,,,, hehehe
Gw usia 23 status masih karyawan OS, pengen seriusin anak orang tapi takut di pandang sebelah mata sama keluarga nya jadi bingung sendiri akhirnya, sibuk memperbaiki diri.
Yaaaa kalo diliat dri kacamata agama si tujuan nikah buat ngejaga kemaluan sm pandangan, masalah mapan/kaga menurut gw itu gk jadi masalah yg pnting kita sbg laki2 mau bertanggung jawab dan berusaha trs sbg istri hrs terima pemberian suami berapapun besarnya dan bersyukur.. justru stelah nikah rezeki jd lebih gampang, krna hidup seorang itu bkn cm dilihat hari ini aja
kok cari aman banget ya kali ini videonya narasi hehe
Me as PNS: Nyimak sambil nunggu buka puasa
Enakan ga nikah.. kerja smpe gaji diatas 10 juta dan tetap single adalah surga diatas surga 😎
Mau PNS atau tidak, yg terpenting itu DiRanjang bisa memuaskan satu sama lain XD. (kabooer)
mana hal yang di dahulukan, mapan dulu atau nikah dulu?! | kalau saya punya duit saja terlebih dulu... 👍🏻🙏🏻