Kelompok Agama: Punguan Panangkasi
ฝัง
- เผยแพร่เมื่อ 6 พ.ย. 2024
- Punguan Pangkasi adalah nama sebuah persekutuan yang menggunakan Alkitab sebagai Kitab Suci dan mengakui Yesus sebagai Mesias. Kelompok agama Panangkasi tidak memiliki gedung gereja, tetapi melakukan ibadah di rumah-rumah anggotanya. Tidak melakukan penghormatan kepada bendera dan tidak melakukan pengumpulan persembahan di dalam setiap ibadahnya.
#punguanpanangkasi
#agama
#mesias
#gereja
Nama : Celvin Afriyan Sibarani
Nim : 2010119
Pertanyaan : KTP, Bendera, adalah sesuatu yang sangat penting untuk menunjukkan kewarganegaraan dan identitas serta sangat penting untuk hidup di indonesia saat ini, pertanyaan saya, bagaimana cara mereka mengurus data-data jika hal itu sangat diperlukan, dan bagaimana mereka dapat berpikir modern di era modern saat ini?
Nama : Diva Valentinta Arestu
Nim : 2010126
Jika kelompok mengatakan/ menanyakan tentang mengapa tidak ada memasang bendera merah putih kepada narasumber.
Berarti jika dilihat dari kitab Daniel 3:14 apakah benar mereka menyamakan bahwa bendera merah putih itu menyamakan dengan patung lembu emas/ dalam artian patung emas itu adalah bendera merah putih karena gini bendera itu kan negara yang punya dan negara itu punya pemimpin seperti bupati, para penguasa, menteri dan lain lain itu tertulis di ayat 27 karena bendera itu benda mati.
Jadi bagaimana dengan kita yang sudah selalu memasang bendera apakah kita menyembah berhala, apakah Yesus yang tak terlihat itu juga berhala karena tidak terlihat?
Itulah yang kami soroti didalam makalah kami. Bahwa dalam makalah yang kami tuliskan kami memberikan kesimpulan dan masukan bahwa ini adalah tugas para teolog untuk memberikan pemahaman bagaimana cara memahami Alkitab secara konteks historis dan menafsirkan Alkitab itu secara benar sesuai dengan teks.
Nama: Eka Puspita Manurung
NIM: 2010127
Bagaimana punguan panangkasih ini dalam mengikuti upacara bendera pada saat penaikan bendera apakah mereka tidak ikut untuk hormat???
Terus dalam video dijelaskan bahwa mereka menghargai orang, nah bagaimana mereka menghargai para pahlawan yang memperjuangkan kemerdekaan itu, kalau mereka tidak mau menghormati bendera sebagai Indonesia telah merdeka???
Perlu kita ketahui bahwa, ada sebagian dari punguan panagkasih ini yang sudah mulai mau mengikuti aturan pemerintah (zaman modern) contohnya saja mendirikan bendera merah putih pada saat 17 Agustus, mereka juga sudah ada yang membuat KTP, dll. Tetapi di sini kelompok kami melakukan wawancara kepada kelompok punguan panagkasih yang sama sekali tidak mau melakukan hal demikian.
Menurut informasi yang kami dapat punguan panagkasih ini, sama sekali tidak ikut/tidak mau melakukan penghormatan kepada bendera merah putih, karena menurut pandangan & ajaran mereka, jika mereka melakukan hal yang demikian maka itu sama saja menyembah kepada berhala/benda mati.
Dan menurut mereka cara mereka untuk menghargai para pejuang yang telah memperjuangkan kemerdekaan Indonesia adalah dengan cara mendoakan Mereka dan juga mendoakan bangsa Indonesia ini aman, sejahtera dan juga makmur
Nama : Erwanda Br Ginting
NIM. :2010128
Pertanyaan: Apa yang menjadi di sanksi jikalau mereka melanggar peraturan yang sudah ditetapkan, seperti Punguan ini melarang menghormati bendera. Bagaimana pada saat mereka mengikuti upacara bendera pada hari senin disekolah dan mereka ikut memberi hormat pada bendera itu?
Jikalau mereka tidak mau melakukan hal yang demikian (menghormati bendera), maka mereka akan mendapatkan hukuman/sanksi dari pemerintah.
Tetapi jika mereka melakukan hal (menghormati bendera) maka mereka akan mendapatkan sanksi/ hukuman, yaitu di keluarkan dari punguan tersebut karena mereka menganggap itu adalah perbuatan yang tidak baik. itulah untuk punguan panagkasih yang kami bahas ini
Nama : Yosephin Owen Saragih
NIM : 21.10.189
Pertanyaan
Mungkin beberapa diantara kita tahu bahwa budaya lebih dahulu ada daripada agama atau ajaran Kekristenan, dan jika kita berlandaskan pada alkitab mengatakan bahwa kristus datang bukan untuk meniadakan hukum taurat atau kitab para nabi melainkan menggenapinya yg dimana hukum taurat dan kitab para nabi itu saya pahami sebagai suatu budaya yg dilakukan turun temurun. Jadi, bukankah lepas atau meninggalkan budaya itu termasuk melanggar atau tidak menjalankan sesuai dengan yg Yesus ungkapkan di Matius 5 : 17? Bagaimana tanggapan saudara/i kelompok 6
Diateitupa🙏🏻
Sebelumnya kami ingin bertanya kepada saudara dengan meninggalkan kebudayaan yang saudara maksud ini adalah konteksnya bahwa punguan panangkasi ini yang meninggalkan sebagian daripada kebudayaan Batak Toba? Kalau demikian konteks keduanya ini adalah kedua hal yang berbeda.
Menurut kelompok kami bahwa hal yang pertama yang perlu kita ketahui bahwa budaya dan agama adalah dua entitas yang saling terkait, namun memiliki perbedaan yang signifikan. Budaya merujuk pada sejumlah kebiasaan, keyakinan, praktek, dan nilai yang dimiliki oleh suatu kelompok masyarakat, sementara agama adalah sistem kepercayaan yang mencakup keyakinan spiritual dan doktrin-doktrin yang dipegang oleh para pengikutnya. Nah, di dalam konteks agama Kristen, pertanyaan saudara yang mengatakan tentang pernyataan Yesus mengenai hukum Taurat dan kitab para nabi di dalam Matius 5:17. Pada ayat tersebut, Yesus menyatakan bahwa Yesus itu datang bukan untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi, melainkan untuk menggenapinya. Dimana Hal ini menekankan bahwa pentingnya hukum Taurat dan ajaran para nabi di dalam tradisi agama Yahudi, yang kemudian menjadi bagian penting dari suatu ajaran agama Kristen. Nah, Ketika kita membicarakan tentang hubungan antara budaya dan agama didalam konteks agama Kristen, kita perlu mengakui bahwa agama Kristen memiliki sejarah yang panjang dan sering kali bersinggungan dengan berbagai tradisi, adat-istiadat, dan budaya lokal. Sehingga seiring dengan penyebaran agama Kristen ke berbagai belahan dunia, agama ini sering kali menyatu dengan berbagai budaya lokal, yang menghasilkan variasi didalam suatu keagamaan, tradisi liturgis, dan kebiasaan sosial di berbagai komunitas Kristen di seluruh dunia. Yang dimana juga sebagian orang percaya bahwa agama Kristen tidak hanya mengakui, tetapi juga menghormati warisan budaya dan tradisi yang sudah ada, serta bertujuan untuk menggenapi nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Nah,menurut pandangan kami dalam konteks ini, bahwa untuk memahami dan menghargai budaya lokal itu adalah bagian integral dari penghayatan agama Kristen yang menyeluruh. Akan tetapi dengan hal yang demikian, perlu juga kita ingat bahwa tidak semua aspek budaya dianggap sesuai oleh agama Kristen. Ada juga yang mengatakan di dalam beberapa kasus, bahwa praktek dan tradisi budaya tertentu dapat bertentangan dengan ajaran langsung agama Kristen, dan dalam hal ini umat Kristen mungkin dihadapkan pada pertanyaan etis tentang bagaimana cara menyeimbangkan antara hakikat agama dan budaya. Nah, kembali ke pertanyaan saudara, terkait dengan pernyataan Yesus dalam Matius 5:17, maka dapat disimpulkan bahwa Yesus menekankan penghormatan terhadap hukum Taurat dan ajaran para nabi sebagai bagian dari pewarisannya sebagai seorang Yahudi. Dan didalam konteks ini juga dikatakan "menggenapi" hukum Taurat dan ajaran para nabi tidaklah berarti mempertahankan setiap praktek budaya yang terkait dengan mereka, tetapi lebih kepada memahami hakikatnya yang mendalam dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Kami memberi contoh dalam beberapa kasus seperti ajaran agama Kristen dapat memerintahkan umatnya untuk menolak praktek budaya tertentu yang bertentangan dengan ajaran agama, atau bahkan untuk merombak praktek keagamaan yang tidak sejalan dengan nilai-nilai Kristen. Di sisi lain, agama Kristen juga memungkinkan perkembangan tradisi baru yang merefleksikan nilai-nilai Kristen dalam budaya tertentu. Nah, untuk menjawab pertanyaan dari saudara,kami ingin menekankan bahwa hubungan antara agama dan budaya bersifat dinamis, kompleks, dan terus berkembang. Yang dimana Agama Kristen, seperti yang sama dengan agama lainnya yang memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan budaya lokal sambil menjaga kesetiaan pada ajaran inti agama. Dalam konteks ini, penting bagi umat Kristen untuk terus mempertimbangkan bagaimana penggenapan ajaran agama Kristen bisa berkesinambungan dengan budaya setempat, dan tetap memegang teguh nilai-nilai serta prinsip-prinsip agama Kristen yang mendasar.Nah, ini akan mengingatkan kita untuk memahami bahwa hubungan antara agama dan budaya bukanlah sesuatu yang statis atau terpaku pada satu perspektif saja, tetapi sesuatu yang terus berkembang dan memerlukan pemahaman yang mendalam serta pertimbangan yang bijaksana dari para pengikutnya.
Nama : Yacob Junyanto
Nim : 2010152
Pertanyaan nya, Bagaimana peran Punguan Kristen Panangkasi dalam mempengaruhi aspek sosial, budaya, dan kehidupan masyarakat di Kecamatan Talawi? Apakah ada upaya asimilasi atau dominasi budaya yang terkait dengan agama Kristen dalam konteks ini?
Punguan panangkasi mempengaruhi sosial, budaya dan kehidupan dalam masyarakat sekitar, dominasi sosial datang dari Punguan ini sendiri mereka memiliki perbedaan dari agama kristen lainnya seperti:
1. Ibadah tidak di lakukan di gereja melainkan di rumah
2. Tidak adanya pendeta
3. Tidak mengumpulkan persembahan dan lain sebagainya.
Sehingga inilah yang tersorot didalam kehidupan kekristenan masa sekarang ini.
Nama : Thessa / 2110185
Pertanyaan :
Apa yang keunikan dari Punguan Kristen Panangkasi sehingga pemakalah mengangkat Punguan Kristen Panangkasi ketimbang yang lain dimana kita tau masih banyak yang lain nya seperti politik yang masih berkaitan dengan poskolonialisme?
Coba sebutkan keunikan dari Punguan Kristen Panangkasi ini? Terimakasih
Kelompok kami mengangkat punguan panangkasi ini karena memiliki keunikan yaitu
1. Punguan ini terbentuk tahun 1944 pada masa perang dunia ke II di tiga balata yang sebelumnya mereka ibadah di gereja tetapi tahun 1944 mereka keluar dari gereja dan melakukan peribadahan di rumah" sampai sekarang.
2. Punguan ini tidak mendirikan bendera merah putih dan mereka tidak menerima bantuan sosial dari pemerintah.
Saya ingin bertanya kepada kelompok 6, menurut saudara bagaimana proses liturgi penguburan bagi orang yang meninggal dalam pungun panakkasion?
Seperti yang dikatakan narasumber dalam video bahwa proses penguburan hanya sekedar resepsi saja mereka tidak menjalankan secara rinci bagaimana proses liturgi dalam penguburan orang meninggal.
Chandra Raja P. Lumbantobing/2010120
Saya ingin bertanya kepada kelompok.
Apa tanggapan atau pandangan kelompok mengenai punguan Panangkasi ini yang mengutip ayat Alkitab dan mengartikannya secara harafiah dan membuat itu seolah-olah argumen atau pegangan mereka dalam menjalani kehidupan sehari-hari? Padahal jika memang punguan ini berpedoman kepada ayat Alkitab untuk menjalani kehidupan sehari-hari, lantas perhatian saya terkecoh dengan hadirnya asbak rokok di depan bapak narasumber kemeja kuning dan orang yang sedang merokok dari salah seorang yang hadir di rumah itu pada menit ke 16.22
Jika memang punguan ini berpegangan pada Alkitab sebagai landasan mereka, lantas apakah isi dari 1 Korintus 6:19-20 tidak mereka maknai sebagai landasan adanya larangan merusak tubuh yang menjadi bait Roh Kudus dan sekaligus tugas kita memuliakan Tuhan dengan tubuh kita tidak digubris atau dilaksanakan oleh punguan ini?
Menurut kami kelompok ini dan yang sudah kami paparkan dalam makalah kami bahwa ini adalah tugas para teologi untuk memberikan pemahaman akan Alkitab dengan cara menafsirkan secara histori dan konteks dan sesuai dengan refleksi kehidupan kita sekarang ini
Nama: Gebriella Saragih
Nim: 2110171
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh pemakalah, disitu disampaikan bahwa punguan panangkasi mengakui bahwa tidak ada guru selain Allah. Lalu bagaimana otoritas penatua dalam punguan panangkasi tersebut? Terima kasih
Seperti landasan firman Tuhan yang mereka percayai dalam kitab Matius 23 : 8-11 bahwa tidak ada guru selain Allah dan mereka menganggap hanya Yesuslah pemimpin sehingga tidak ada pemimpin di antara mereka. Penatua tidak di anggap sebagai pemimpin, tetapi penatua itu di anggap sebagai orang yang di tuakan yang di anggap memiliki pemahaman yang lebih seperti yang di katakan dalam ayatnya yang ke 11 ia adalah seorang pelayan.
Kan punguan ini tidak menerima persembahan, trus dari mana sumber dana punguan panangkasi di dalam pemberdayaan punguan itu?
Menurut hasil wawancara yang sempat kami lakukan dengan masyarakat setempat, dan juga salah satu dari penatua punguan panagkasih itu tentang sumber dana yang mereka dapatkan untuk mempertahankan punguan panagkasih dan juga kebutuhan mereka yang ada di dalam adalah melakukan pengumpulan dana (partisipasi setiap anggota) untuk kepentingan bersama.