HADITS KETUJUH "AGAMA INI ADALAH NASIHAT" | Hadits Arba'in An-Nawawi

แชร์
ฝัง
  • เผยแพร่เมื่อ 26 ส.ค. 2024
  • Menurut Al-Khatthabi rahimahullah, nasihat adalah:
    النَّصِيْحَةُ كَلِمَةٌ يُعَبَّرُ بِهَا عَنْ جُمْلَةٍ هِيَ إِرَادَةُ الخَيرِْ لِلْمَنْصُوْحِ لَهُ
    “Nasihat adalah kalimat ungkapan yang bermakna mewujudkan kebaikan kepada yang ditujukan nasihat.” (Jami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam, 1:219)
    1. Nasihat bagi Allah, mencakup 2 hal; 1) Mengikhlaskan ibadah hanya kepada Allah. 2) Bersaksi bahwa Allah itu Esa dalam rububiyah, uluhiyyah, juga dalam nama dan sifat-Nya.
    2. Nasihat bagi Kitab-Nya; 1) Membela Al-Qur’an dari yang menyelewengkan dan mengubah maknanya. 2) Membenarkan setiap yang dikabarkan tanpa ada keraguan. 3) Menjalankan setiap perintah dalam Al-Qur’an. 4) Menjauhi setiap larangan dalam Al-Qur’an. 5) Mengimani bahwa hukum yang ada adalah sebaik-baik hukum, tidak ada hukum yang sebaik Al-Qur’an. 6) Mengimani bahwa Al-Qur’an itu kalamullah (firman Allah) secara huruf dan makna, bukan makhluk.
    3. Nasihat bagi Rasul-Nya; Ittiba’ kepada beliau, mengikuti setiap tuntunan-Nya. Mengimani bahwa beliau adalah utusan Allah, tidak mendustakannya, beliau adalah utusan yang jujur dan dibenarkan. Menjalankan setiap perintah beliau. Menjauhi setiap larangan beliau. Membela syari’atnya. Mengimani bahwa segala sesuatu yang datang dari beliau sama seperti yang datang dari Allah dalam hal mengamalkannya. Membela Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika hidup dan ketika beliau telah tiada, termasuk pula membela ajaran beliau.
    4. Nasihat kepada pemimpin;
    Imam (pemimpin) kaum muslimin itu ada dua macam. Yang pertama adalah ulama rabbaniyyun yang mewarisi ilmu, amal, akhlak, dan dakwah dari nabi. Yang pertama inilah ulil amri hakiki. Yang kedua adalah penguasa yang melaksanakan syari’at Allah, mereka terapkan pada diri mereka dan pada para hamba Allah.
    Nasihat kepada ulama kaum muslimin mencakup: Mencintai mereka. Menolong mereka dalam menjelaskan kebenaran seperti dengan menyebarkan tulisan dan karya para ulama. Membela kehormatan mereka. Meluruskan kesalahan mereka dengan cara yang baik. Mengingatkan mereka dalam kebaikan dengan mengarahkan cara yang pas ketika menyampaikan dakwah kepada yang lain.
    Nasihat kepada penguasa mencakup: Meyakini mereka adalah pemimpin. Menyebarkan kebaikan-kebaikan mereka kepada rakyat sehingga membuat rakyat mencintainya dan ia bisa menjalankan kepemimpinan dengan baik. Hal ini jauh berbeda jika yang disebar adalah aib-aib penguasa. Menjalankan perintah dan menjauhi setiap hal yang dilarang dari penguasa selama bukan dalam rangka bermaksiat kepada Allah karena tidak boleh ada ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat kepada Allah. Sedangkan kalau maksiat itu dilakukan oleh diri penguasa itu sendiri (mereka zalim), tetaplah mereka ditaati dalam perintahnya, bukan dalam mengikuti maksiat yang mereka lakukan. Menutup aib mereka sebisa mungkin, bukan mudah-mudahan menyebarnya. Namun tetap ada nasihat langsung kepada mereka atau lewat orang-orang yang dekat dengan mereka, tanpa mesti diketahui orang banyak. Tidak boleh memberontak kepada mereka kecuali melihat ada kekufuran yang nyata dengan dalil pasti dan ada kemaslahatan yang besar.
    5. Nasihat kepada kaum muslimin; Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Menasihati sesama muslim (selain ulil amri) berarti adalah menunjuki berbagai maslahat untuk mereka yaitu dalam urusan dunia dan akhirat mereka, tidak menyakiti mereka, mengajarkan perkara yang mereka tidak tahu, menolong mereka dengan perkataan dan perbuatan, menutupi aib mereka, menghilangkan mereka dari bahaya dan memberikan mereka manfaat serta melakukan amar ma’ruf nahi mungkar.” (Al-Minhaj Syarh Shahih Muslim, 2:35).
    Sumber: Website Rumaysho tentang hadits ketujuh

ความคิดเห็น • 2