PLAGIAT ATAU TERINSPIRASI? SEPATU LOKAL KOK MIRIP SEPATU LUAR? | DETECTIVE SHOE
ฝัง
- เผยแพร่เมื่อ 28 พ.ย. 2024
- KONSULTASI REPARASI SEPATU
bit.ly/wa800-y...
Perkembangan sepatu lokal di zaman sekarang sangatlah pesat. Hal ini tentu dilatar belakangi oleh perkembangan teknologi yang cepat pula. Banyak strategi dilakukan oleh para para pemilik brand sepatu ini untuk menarik minat pasar dan memenangkan persaingan sepatu lokal, salah satunya adalah melakukan pendekatan desain dengan brand sepatu luar yang sudah banyak peminatnya. sebut saja Converse & Vans. Namun tak sedikit masyarakat yang mengkritik para brand sepatu tersebut tidak kreatif dan juga tidak inovatif karena dianggap meniru brand sepatu luar. lalu apakah benar? yang dilakukan brand sepatu lokal ini merupakan sebuah plagiarisme? simak videonya sampai selesai
apakah aku harus membuat sepatuku sendiri aja di show workshop
Itu better sih bro😁
Klw pribadi gw sangat disayangkan banyak brand lokal jiplak karya orang..ngga beda jauh sama malaysia yg suka mengakui karya orang laen mencuri karya orang
mungkin lebih baik nyemplung di target market yang udah ada peminatnya dari pada bikin market baru😁
Kadang insecure makai sepatu brand ternama seperti Nike meskipun sepatunya ori dan mahal gara2 diliatin dan diketawain user lokalan jadi ga pede, kebanyakan user lokalan sering berkata mending sepatu lokal dibanding sepatu branded, padahal gw beli sepatu branded karena tampilan dan kualitasnya sangat bagus. 😢
Kalau mampu beli branded kenapa harus malu dah? WKWK padahal yang punya sepatunya kan abang sendiri 😢
malu bgt dech😔😭😋😋😋
lebih sering dikatain "eh ngapain buang duit beli mahal2 merk luar?"
Berarti lu salah sirkel wkwk tinggalin aje sirkel bootleg lu itu😂
Orang indo salah ngartiin amati tiru modifikasi 😆
Amati Tiru Mentah-Mentah😅
@@shoepolice amati tiru murahkan.wkwk
Bro minjem tugas lu
Iya bedain dikit
Sip
🤣🤣🤣
Beda jahitan dikit = inovasi😂amann😂
W MALAH MIKIR VANS OFF THE TOP TU TETEP LAYAK DISEBUT VANS KW
Ventela pinter nih udh daftarin hak cipta dulu, makanya gbs disentuh sama Converse karna Converse sendiri setau gw blom daftar hak cipta di indo
hmm, apa betul tuh kak? 🤔
biasa mah mirip mirip yg penting merek beda,, makanan juga byk mirip mirip, wafer misal tapi merek kan beda-beda,, yg bahaya mencontoh dan buat nama sama alias KW
siapa yg gk tau compass ?
hah ?! compass apaan ?!
Compass melawak
Keren bang kontennya
terima kasih bang😇
Konten gini kok bisa sepi
makanya di bantu share bro hehe .. biar jadi rame 😁
Mantap kang, alhamdulillah dapat ilmu baru, jadi tau apa itu plagiarisme dan inovasi
terima kasih, semoga bermanfaat🙏
Vans off the top dikira beli lisensi 😢
engga :(
Dulu 2010an pernah liat temen pake Vans Off the Top, aku kira Vans bikin tagline baru apa gmn.
@@pahlevymu
Iya, kirain beda artikel doang
Kritik bagus yang berasal dari keresahan nih.. Moga-moga jadi pengingat buat kita semua, terutama untuk lebih didorong oleh pemikiran yang original dalam pembuatan sesuatu, apapun bentuknya.
Memang di Indonesia, kita mungkin baru 10 tahunan terakhir ini aja “melek” yang namanya “kreasi lokal”. Inipun juga karena Internet dan Media Sosial.
Untuk memproduksi barang, Indonesia gw rasa sudah mampu banget untuk bikin standard, SOP, upgrade skill, dan sebagainya. Seperti sepatu Kodachi dan Warrior yang sudah dari tahun 1970an, secara produksi mereka sangat masal. Bahkan banyak produksi kita juga di ekspor (dan jg dalam negeri) untuk brand internasional.
Pemerintah juga sudah mencanangkan standar TKDN dalam berbagai hal, Smartphone misalnya. Jadi gw yakin secara produksi, untuk bisa menempel stempel “made in Indonesia” itu adalah suatu yg sudah lumrah di tahun 2023.
Tapi memang untuk soal produk yang “Designed in Indonesia” ini masih kurang. Menurut gw, SDM Indonesia masih banyak diarahkan untuk fokus hanya kepada mendalami skillset2 untuk produksi. Atau kalau bukan untuk produksi, biasanya fokusnya kepada “how to do business” alias gimana caranya jualan & jual barang sebanyak-banyaknya.
Indonesia masih perlu proses untuk bisa sampai di tahap punya pemikiran dan filosofi untuk akhirnya bisa mencetuskan sesuatu.
Dan, di dunia ini tidak ada yang bener bener 100% original, sebetulnya. Dan seperti kata Pak Dosen, 10% perubahan saja sudah bisa dianggap sebagai inovasi.
Tapi balik lagi, semua itu kembali ke filosofinya. Bagaimana kita bisa “defend” inovasi ini sebagai sesuatu yg bisa diterima. Sangat disayangkan kalau sepatu lokal ngga punya filosofi dan pemikiran untuk berinovasi, dan apabila ditanya “kenapa kok designnya mirip converse atau vans?” jawabannya “biar laku karena itu selera pasar”.
Menurut saya ATM itu ya hal yang wajar dan tidak bisa dihindari. Namanya juga inspirasi. Asalkan filosofinya jelas. Jadi waktu dibawa ke HAKI pun, ya bisa dipertanggung jawabkan.
AKU MASI PAKE SEPATU KW🫣, AEKO SHOES
yg penting sih bisa melihat kemampuan diri tanpa mem-prioritas kan gengsi bro..
@@shoepolice yeah
Njiplak ngene