Pesan utk Mas Nadiem. Tutup D3, Fokus D4 (Sarjana Terapan), D1+D2, (+S1,S2,S3), Indonesia akan Maju

แชร์
ฝัง
  • เผยแพร่เมื่อ 13 ต.ค. 2019
  • courtesy #sekolahvokasiugm
    Vokasi Tutup D3, Fokus D4 (Sarjana Terapan), D1 & D2, (+S1,S2,S3) Indonesia akan Semaju Jerman
  • บันเทิง

ความคิดเห็น • 2.2K

  • @faisalsyamsuri1639
    @faisalsyamsuri1639 4 ปีที่แล้ว +382

    Konsepnya bagus, pak. Sangat setuju.
    Saya lulusan D3 Metrologi dan Instrumentasi, Akademi Metrologi dan Instrumentasi, Kementerian Perdagangan RI. Dulu sekolah ini belum ada, dan cikal bakalnya adalah program D3 Metrologi dan Instrumentasi ITB, sehingga sampai angkatan 2013 ijazahnya masih ITB. Sebenarnya dari dulu program ini udah ada, tapi pas jaman Presiden Soeharto sempat ditutup, kemudian diaktifkan lagi oleh Menteri Perdagangan era Presiden SBY, yaitu Pak Gita Wirjawan.
    Sekolah ini adalah sekolah vokasi. Tetapi karena pengajarnya para scientist dan engineer yang teoretik, bukan praktisi, akhirnya para lulusan menjadi overspec dan ada sebagian yang ditempatkan di divisi RnD karena pengetahuannya serupa dengan anak S1. Namun tidak semuanya mulus. Ada juga orang seperti saya, yang kebanyakan makan teori (karena digembleng di ITB) tapi ijazahnya ijazah praktek, akhirnya teori tidak matang, praktek apalagi.
    Akhirnya kompetensi saya kurang, belum lagi IPK dibawah 3, bikin susah cari kerja. Sekarang dapat kerja pun di posisi yang sebenarnya bisa diisi oleh anak SMK. Tetapi karena kurang luwes dikarenakan kompetensi yang pas-pasan, jadi minder buat cari kerja lagi. Akhirnya saya putuskan untuk lanjut S1 di kampus di daerah Cikarang.
    Di kampus saya saat ini, saya anak yang menonjol di hampir semua mata kuliah teori karena saya senang Fisika dan Matematika. Dan benar sekali, dulu masuk D3 itu karena pelampiasan, bukan passion. Sehingga saya malas-malasan, sering memaki hidup dan nilai saya pun jadi jelek.
    Engineering Mathematics, Electromagnetic Field Physics, Calculus, Linear Circuit Analysis I & II, Object-Oriented Programming, System Modelling and Identification, dan mata kuliah saintifik lainnya rata-rata saya mendapatkan nilai A, sementara teman-teman saya yang mendapatkan nilai C pun sudah sangat bersyukur. Tetapi untuk kreativitas dan kompetensi vokasional, teman-teman saya jauh melampaui saya. Mereka sudah pergi ke Jepang, China, Malaysia dan Singapura, bahkan negara-negara Eropa seperti Jerman dan Perancis untuk pelatihan kerja. Mereka juga punya banyak bawahan karena kompetensi mereka yang nyata, bukan sekedar teori seperti saya. Saya hanya hebat di kampus, tidak hebat di dunia kerja. Dan karena kehebatan mereka, saya seringkali minder meskipun saya memimpin di kampus.
    Sebenarnya yang menentukan seseorang sukses di dunia kerja itu bukan ijazah, tetapi kompetensi dan kreativitas. Namun sistem pendidikan yang baik diharapkan mampu menunjang kompetensi dan kreativitas tersebut. Sehingga kuliah bukan semata mengejar ijazah, tetapi juga mengasah keterampilan dan mengembangkan kreativitas di bidang yang diminati, bukan di bidang yang terpaksa diambil atau salah jurusan.
    Saya juga setuju bahwa Jepang, Jerman dan Belanda adalah negara yang budaya vokasi nya kuat sekali. Contoh di Jerman, S1 (Bachelor of Science for example - B.Sc.) dan S1 terapan (Bachelor of Applied Science - B.App.Sc.) dihasilkan dari universitas yang berbeda. Misalkan jika kita ingin S1 murni, kita kuliah di RWTH Aachen, sementara jika kita ingin kuliah terapan, maka kita kuliah di FH Aachen, FH singkatan dari Fachhochschule, yang artinya sekolah vokasi atau sekolah ilmu terapan. Dan disana tidak ada D3. Selain itu tidak ada lagi masuk kuliah karena tidak diterima S1, karena baik ilmu murni dan ilmu terapan, iklim kuliahnya serupa, yang membedakan adalah kurikulum ilmu murni dan ilmu terapan serta outputnya di industri maupun di lingkungan sosial.
    Mudah-mudahan Indonesia segera bisa menyerupai Jerman dalam budaya riset dan vokasinya, sehingga kita bisa mulai membangun negeri dan tidak hanya bangga dengan gelar, lulus kuliah hanya mencari kerja dan hidup untuk diri sendiri. Tetapi dengan sistem pendidikan yang baik, diharapkan tidak hanya hidup untuk diri sendiri, melainkan juga bisa membantu masyarakat banyak dikarenakan hasil nyata dari kuliah yang ditempuh bertahun-tahun. Mengingat salah satu dari sumpah sarjana adalah sumpah pengabdian kepada masyarakat melalui ilmu yang didapatkan selama mengenyam pendidikan.

    • @septiputri2614
      @septiputri2614 4 ปีที่แล้ว +5

      Saya setuju sama masnya sih, jadi Jerman penempatan lulusannya juga tepat sasaran ;)

    • @astri6939
      @astri6939 4 ปีที่แล้ว +4

      Duuh.. Cape bacanya bro :)

    • @pgbagastya5026
      @pgbagastya5026 4 ปีที่แล้ว

      fh aachen hadirr

    • @hadfera8925
      @hadfera8925 4 ปีที่แล้ว

      Keren mas.. 😁 saya juga termasuk yg tercebur alias di suruh ambil d3..

    • @putrawibisono9593
      @putrawibisono9593 4 ปีที่แล้ว +3

      Sendi jari sehat, semangat ngetik XD

  • @rifkifachrudin5889
    @rifkifachrudin5889 4 ปีที่แล้ว +490

    d3 itu byk diniatkan siap krj, hny sj dunia krj memberi syarat S1, jd aja extension.

    • @diontanggut4732
      @diontanggut4732 4 ปีที่แล้ว +4

      Betul...

    • @diontanggut4732
      @diontanggut4732 4 ปีที่แล้ว +22

      Betul sekali ...
      Makanya bagi kebanyakan orang kuliah lagi untuk mendapatkan pekerjaan Itu.

    • @rahmafitriani2926
      @rahmafitriani2926 4 ปีที่แล้ว +39

      Betul, ini juga terjadi pd D1, D2, n D4, banyak loker yg bilang yg kami butuhkan s1, n kalo pun D3 diterima kerja, selalu di buly orang2 sekantor, kamu itu D3 blum layak

    • @517215
      @517215 4 ปีที่แล้ว +41

      Brarti yg oon itu HRD nya...

    • @moviescope8891
      @moviescope8891 4 ปีที่แล้ว +4

      Ga juga kan d3 pajak d3 bea cukai dibutuhkan

  • @zogras45
    @zogras45 4 ปีที่แล้ว +122

    Orang indo cuma tau. "Semakin tinggi gelarmu semakin dihargai"
    Kadang juga saya pusing gara2 pemikiran2 seperti ini indonesia sulit maju

    • @hendrickyoung5359
      @hendrickyoung5359 4 ปีที่แล้ว +13

      Andaikan pola pikir dari mengejar gelar diubah menjadi mengejar ilmu. Dengan ilmu yang cukup, kesejahteraan, pemikiran pun terangkat sendirinya.

    • @srisutanti3371
      @srisutanti3371 4 ปีที่แล้ว +1

      Sa3A A6 ..

  • @dgamerclip7433
    @dgamerclip7433 2 ปีที่แล้ว +5

    wkwkw aku D3 UI akuntansi lulusan 2014, gak niat buat lanjutin S1, bisa jadi manager kok. Gaji alhamdulillah 2 digit. bisa ngalahin status S1 S2 dari kampus lain hehe.
    Yang penting itu SKILL boyy, bahasa inggris ,mandarin, dan skill komputermu dah joss itu.
    So yang pengen D3 kuliah aja, ga usah kebanyakan minder, perbaiki skill.

  • @oktajayaharmaja1543
    @oktajayaharmaja1543 4 ปีที่แล้ว +744

    Jangan salahkan D3 atau S1. Yg menjadi permasalahan adalah masyarakat tidak memahami apa itu pendidikan Avokasi (D1, D3, D3, & D4) dan pendidikan akademik (S1, S3, & S3).
    Kesalahan ke 2 mengapa pemerintah menerbitkan nomenklatur S1 Kebidanan, S1 Keperawatan, dll .....? Pendidikan Avokasi menjadi Akademis.
    Kesalahan ke 3. Lowongan pekerjaan memang meminta S1 (Gelar sarjana). Mengapa tidak di mapping bidang pekerjaan avokasi apa, akademis apa?

    • @muhammadIqbalBasagili
      @muhammadIqbalBasagili 4 ปีที่แล้ว +46

      Betul banget, lapangan kerja tahunya S1 doang, ga daham ada D1 ato D2 bisang tertentu

    • @danirkzundov1996
      @danirkzundov1996 4 ปีที่แล้ว +7

      Nah ini. Bener

    • @hikigayashu7325
      @hikigayashu7325 4 ปีที่แล้ว +59

      Bener banget, pekerjaan yang harusnya bisa diselesaikan oleh SMA pun di haruskan punya Tittle S1

    • @singgihsugiarta648
      @singgihsugiarta648 4 ปีที่แล้ว +6

      sepemikiran sih

    • @parker4425
      @parker4425 4 ปีที่แล้ว +17

      "vokasi" yaa bukan "avokasi". Tidak ada kata "avokasi" dlm KBBI

  • @muhammadIqbalBasagili
    @muhammadIqbalBasagili 4 ปีที่แล้ว +223

    video ini menjelaskan konsep yang benar mengenai pendidikan vokasi.
    vokasi yang ada sekarang seolah menjadi rival dari sarjana. padahal sebetulnya berbeda peruntukannya. setelah melalui review dan diskusi yang mendalam tentang deskriptor, kompetensi dan kurikulum pendidikan D4 ternyata SULIT DIBEDAKAN DENGAN TEGAS dengan deskripptor, kompetensi dan kurikulum pendidikan S1
    pelajaran yang saya dapatkan dari sekolah vokasi di Australia :
    1. sekolah vokasi hanya dibuka apabila dibutuhkan oleh industri/ ada lapangan kerjanya, bila tidak ada serapan, maka segera ditutup agar tidak semakin banyak pengangguran. pendidikan vokasi haruslah tepat kebutuhan
    2. pendidikan vokasi mengedepankan KOMPETENSI, kurikulumnya hampir full praktik dan reduksi mata kuliah yang tidak menunjang pekerjaan
    3. vokasi tidak ada skripsi/ tugas akhir tapi dituntut membuat produk/prototype
    4. dosen-dosen vokasi tidak perlu dituntut thridharma yang sama dengan Universitas, hanya mengajar saja
    dari sana saya berfikir, ga heran Australia maju karena untuk jadi tukang bangunan dan tukang ledeng saja harus certificate 1 (setara D1). Semoga INDONESIA BISA !

    • @radikinsanu1694
      @radikinsanu1694 4 ปีที่แล้ว +3

      Bagaimana dengan politeknik ya...yg bikin bingung universitas itu intinya pendidikan akademi atau vokasi...

    • @cinemaart525
      @cinemaart525 4 ปีที่แล้ว +9

      Yh menurut gw sih sebenernya di SMK tuh harus nya hanya fokus di praktek dan skill serta terapan dalam industri, 2 tahun tuk belajar dan magang di perusahaan untuk skill sebenernya dalam kerja.
      Seperti negara jepng dimana SMK tuh hanya 2 tahun 1 tahun magang jadi setiap lulusan dah punya skill..
      Setiap perusahaan retail harus ad sistem paruh waktu untuk mengambil pengalaman serta skill

    • @rudolfanzala6168
      @rudolfanzala6168 4 ปีที่แล้ว +3

      Penjelasannya keren mas, jadi ini ada kesenjangan antara "keilmuan" dan "kemampuan" ,

    • @rudolfanzala6168
      @rudolfanzala6168 4 ปีที่แล้ว

      @@cinemaart525 mas, ada contoh "perusahaan retail yang memfasilitasi paruh waktu untuk mengambil pengalaman dan skill" ?
      Kalau di industri lain mungkin ada HR yang coaching carrer dan kasih kesempatan buat pegawainya untuk ambil pendidikan lagi agar bisa naik jabatan.
      Tapi kayaknya ada retail nasional yang sampai manager regional tidak butuh gelar tapi untuk naik jabatan adalah kompetensi dan hasil yang telah dicapai saat diberikan tanggung jawab pada posisi tertentu.

    • @user-ku9lq1sq1k
      @user-ku9lq1sq1k 4 ปีที่แล้ว +7

      Gmna mau tiru jepang hhhh perusahaan di Indonesia egois semua

  • @hambajelata6838
    @hambajelata6838 4 ปีที่แล้ว +35

    Presiden kita pernah dipimipin tamatan SMA yaitu Megawati, mentri kita pernah dipimipin tamatan SMP yaitu Pudjiastuti, dan gw pernah dipimipin ama direktur yg cuma tamatan SMA..... Pendidikan itu cuma sarana alat mencari ilmu tapi terapan masa depan dan hasil tergantung individu masing-masing.....
    Banyak orang yg sukses tanpa pernah mengenyam pendidikan sekolah hanya bermodalkan kemauan dan kemampuan.....
    Jangan pernah bangga dengan titel yg dimiliki karna belum tentu kamu lebih sukses dengan yg tak pernah sekolah sekalipun.....
    Jujur, amanah, pekerja keras, dan disiplin mau belajar itulah modal yg sesungguhnya....
    #ijazah cuma tanda pernah belajar tapi bukan tanda pernah berpikir : Rocky gerung

    • @thefallencomrade50
      @thefallencomrade50 4 ปีที่แล้ว +3

      Terus kalo pendidikan gak penting bagimu bagaimana ada teknologi internet smartphone komputer Software semikonduktor yang digunakan masyarakat dunia itu berkat orang berpendidikan goblok kalo memandang pendidikan tidak penting ya sudah itu bagimu bagi saya pendidikan itu penting berkaca dari negara Jepang yang sangat suka belajar akhirnya mereka maju apa mereka semua tidak berpendidikan

    • @tamaiantama
      @tamaiantama 4 ปีที่แล้ว +6

      Megawati dan Susi itu kasus khusus, bukan kasus umum. Dari sekian juta lulusan SMP dan SMA, berapa banyak yang bisa jadi seperti dua orang itu, duduk di posisi tertinggi pemerintahan? Rasionya 1:1.000.000

    • @thefallencomrade50
      @thefallencomrade50 4 ปีที่แล้ว

      @@tamaiantama Megawati sarjana kata siapa dia tidak berpendidikan

    • @d4clovetrain648
      @d4clovetrain648 4 ปีที่แล้ว

      Sayangnya lo bukan Megawati ato Susi. Tolol lo

    • @muhammadfathoni1621
      @muhammadfathoni1621 4 ปีที่แล้ว

      Kalo mau diada adain mah bethoven juga pendengaran nya terganggu tapi bisa aja jadi komposer kelas wahid, masalahnya kalo lo bilang hal itu secara enteng bakal jadi mindset ke anak anak yg lg ngenyam pendidikan kalau ijazah itu bukan segalanya yang penting ini yg penting itu pada akhirnya meremehkan pendidikan formal, kalau orangnya bener mencoba fokus didunia bisnis, mau jadi pengusaha yg pasti ngalamin pasang surut, mendapat tekanan dari sana sini karena imagenya yg seperti gaada kerjaan(walaupun sedang usaha) syukur kalau dia mentalnya kuat, kalau engga? Bingung usaha gamaju maju, umur harusnya udah nikah kepentok biaya, asset sendiri belom ada, mau kerja paling ya apa orang gapunya ijazah sih, intinya gua juga bukan orang yg bener banget tapi seengganya kalau punya ijazah menurut gua bisa jadi backup gua kalau gua lg jatuh karena jujur gasemua mental survive orang tuh sama.

  • @hendrasantoso6866
    @hendrasantoso6866 4 ปีที่แล้ว +10

    Saya D3,sekarang menempuh S2 di UGM tapi kuliah ini bukan untuk bekerja di perusahaan orang melainkan untuk upgrade ilmu dan titel.Memang benar bagi beberapa orang lulusan D3 inginnya lanjut S1.Tapi banyak juga yang sudah bekerja di perusahaan menempati jabatan bagus namun rata2 tidak bisa menempati posisi maksimal Karena terhalang gelar. Dunia kerja kita terlalu Naif,melihat orang hanya berdasarkan gelarnya.Itu Faktanya. Kalau mau merubah dunia pendidikan,smestinya juga dibarengi Mindset yg sama di dunia kerja.Rubah juga regulasinya.Kiblat kita masih ke negara2 yg mengedepankan Titel,semestinya kita lebih mengedepankan skill dan kompetensi dibandingkan dengan titel.

    • @mitsubishi3285
      @mitsubishi3285 ปีที่แล้ว +1

      Kalau di swasta ijazah tdk begitu penting, yg terpenting itu lamanya bekerja di perusahaan tersebut.
      Biasanya PNS yg mensyaratkan ijazah minimal.

  • @khoirulhuda5874
    @khoirulhuda5874 4 ปีที่แล้ว +32

    Motivasi ini sama seperti yg saya dengar dari manager teknik di 7 tahun yg lalu... "Jangan bangga dengan gelar anda, tapi bangga dengan kompetensi yang anda miliki" 😊

  • @nasuhakamil3236
    @nasuhakamil3236 4 ปีที่แล้ว +246

    Kalau menurut aku sih, sebagai mahasiswa D3. Aku memilih D3 biar bisa cepat kerja dan gak kelamaan kuliah. Tapi lanjut ke S1 itu sebagai alternatif aja kalau perusahaan membutuhkan tamatan S1 untuk naik jabatan.

    • @marsvitodiansetyah203
      @marsvitodiansetyah203 4 ปีที่แล้ว +31

      tapi menurut saya sekolah d3 dengan tujuan siap kerja di indonesia kurang tepat, karena mayoritas perushaan/industri di indonesia lebih mengedepankan S1

    • @Feryfardianto17
      @Feryfardianto17 4 ปีที่แล้ว +12

      Kenapa kok tidak SMK aja bro
      Biar cepet kerja ?

    • @nasuhakamil3236
      @nasuhakamil3236 4 ปีที่แล้ว +47

      @@marsvitodiansetyah203 beda dong mas. D3 itu mengedepankan skill. Bukan teori. Politeknik, dan pendidikan vokasi lainnya jelas berbeda walaupun sedikit. Dimana saya sendiri yang kuliah di politeknik, merasakan jauh lebih sibuk. Karna di setiap MK, ada pemisahan SKS antara teori dan praktek. Banyak kok perusahaan yang membutuhkan lulusan minimal D3. Yang jadi permasalahan sekarang ini, D4 yang dianggap setara dengan D3. Alias D4 itu dianggap bukan sarjana. Padahal mereka lulus dengan gelar sarjana terapan.

    • @nasuhakamil3236
      @nasuhakamil3236 4 ปีที่แล้ว +20

      @@Feryfardianto17 wah, beda dong bro. SMK itu jenjang nya setara dengan SMA. Perusahaan yang lumayan besar biasanya membutuhkan staff setidaknya minimal D3. Kalau ada lowongan kerja yang membutuhkan karyawan minimal berpendidikan D3, anak SMK kan gak bisa daftar. Jadi ya, menurut aku, SMK itu memang cepat dapat kerja. Initinya D3 itu tidak sama dgn SMK. lihat aja CPNS, lulusan SMA/SMK itu cuma bisa kerja sbg penjaga tahanan, penertiban lalu lintas. Dsb

    • @boss_degen
      @boss_degen 4 ปีที่แล้ว +29

      @@marsvitodiansetyah203 salah. Justru mayoritas perusahaan butuh bnyk jasa D3 dibanding S1. Tempat saya kerja dan tempat kerja saya yg lalu lebih bnyk lulusan D3 krn perusahaan butuh tenaga vokasi. Selama saya kerja perusahaan tidak prnh minta upgrade ke S1 kalo mau naik jabatan.

  • @janco3112
    @janco3112 4 ปีที่แล้ว +20

    siapa juga yang gamau jadi lulusan S1 :(
    tapi ga semua orang punya kesempatan yang sama
    gue lahir dari keluarga miskin,
    kuliah cuma sanggup D3 itupun di kampus yang ada obama nya,
    pass lulus keluarga senengnya bukan main,
    sampai ngadain syukuran
    sering dianggap remeh sama temen atau tetangga yang lulusan universitas ternama
    tapi usaha ga akan sia-sia
    alhamdulillah ilmu nya kepakai,
    dan sekarang maanfatin ilmu buat kerja sendiri sesuai bidang, rata-rata penghasilan atau revenue kisaran 10 juta - 15 juta per bulan 😭😭😭😭
    dan gue sadar diri,angka segitu ga jelek buat lulusan d3 kaya gue

    • @idrismaulana7105
      @idrismaulana7105 3 ปีที่แล้ว

      Jurusan ap bang?

    • @kopikadaladi6048
      @kopikadaladi6048 3 ปีที่แล้ว

      @@idrismaulana7105 jejak

    • @widisetiaaji
      @widisetiaaji 3 ปีที่แล้ว

      Bsi kuliah aja wkwk

    • @janco3112
      @janco3112 3 ปีที่แล้ว

      @@idrismaulana7105 manajemen informatika gan
      kerja formal ,sekalian side job

    • @janco3112
      @janco3112 3 ปีที่แล้ว

      @@kopikadaladi6048 manajemen informatika bang
      kerja formal ,sekalian side job

  • @mohammadyusufafandi3894
    @mohammadyusufafandi3894 4 ปีที่แล้ว +3

    Mantap hidup D4. Saya lulusan D4 Teknik Pengelasan. Dibekali sertifikat kompetensi welding inspector dari BNSP.

  • @unknown.w_1732
    @unknown.w_1732 4 ปีที่แล้ว +185

    Sayangnya mindset kita lebih kepada bekerja bukan menciptakan.
    Dan sekalinya menciptakan pasti ada pangkucilan ☹️☹️. Dan tidak di pasilitasi...😢

    • @aepsaefuddin2129
      @aepsaefuddin2129 4 ปีที่แล้ว +5

      Betul sekali nihh

    • @cultclassicxpopculture
      @cultclassicxpopculture 4 ปีที่แล้ว +7

      Ada porsinya masing2, ga semua org bs jadi pengusaha jg sebaliknya, sistem ekonomi berjalan karena saling bekerjasama dari pemulung yg ga lulus sd sampai pemilik modal yg punya duit milyaran

    • @AMWPICTURE
      @AMWPICTURE 4 ปีที่แล้ว +8

      @@cultclassicxpopculture org bisa jadi pengusaha bang, gimana niat memulai nya, Orang indo kebanyakan mikir jika ingin memulai usaha, jadi nggak jalan usaha nya :-)

    • @fandiaj491
      @fandiaj491 4 ปีที่แล้ว +2

      Segeralah untuk resign dari pekerjaan anda. Kalau anda wirausahawan, tolong PHK semua karyawan anda. Suruh nyiptain lapangan kerja baru biar mindsetnya berubah. Biar gak kerja kerja saja!!!!

    • @hendringultom2309
      @hendringultom2309 4 ปีที่แล้ว +3

      @@fandiaj491 mas bro nyuruh pekerja itu untuk resign dan suruh untuk ciptain lapangan pekerjaan. Kalau di suruh buat lapangan pekerjaan nya siapa dong jadi pekerja nya , orang mas bro suruh karyawan pada di PHK ..

  • @astradarmawan219
    @astradarmawan219 4 ปีที่แล้ว +50

    Kampus yang punya program D-4 akan selalu bilang program D-3 itu masih kurang ini itu, dan akan selalu bilang jualannya (D-4) adalah solusi.
    Survei yang dikatakannya bahwa mayoritas memilih D-3 krn tidak diterima S-1 itu juga tidak benar, yang benar mayoritas memilih D-3 karena ingin cepat dapat kerja krn waktu kuliah yang singkat dan sudah terpaket 3 tahun. contoh saya dulu diterima di S-1 tapi pilih D-3.
    Untuk yang ingin mulai masuk kuliah atau lanjut jenjang, saran pribadi lebih baik langsung S-1 dibanding D-4. Realita dilapangan lulusan D-4 secara jabatan diperusahaan berada dibawah S-1 (banyak kawan saya lulus D-4 tapi secara jabatan diperusahaan sama dengan D-3), dan tidak ada perusahaan yang membuka lowongan D-1, D-2, D-4 mayoritas yang ada lowongan S-1, D-3, SMU/SMK.
    Pilihan ditangan masing-masing

    • @mathinmochammad5246
      @mathinmochammad5246 4 ปีที่แล้ว +4

      banyak kok perusahaan yg buka lowongan D4 biasanya di tulis di lowongan nya, S1/D4 atau S1 dan setara,... bahkan ada juga perusahaan yg gak masalah lulusan apapun yg penting skill nya..
      dan 1 lg, gak semua perusahaan nentuin jabatan dari si employee lulusan apa, buktinya teman saya pernah punya atasan yg hanya lulusan smk, bahkan atasan nya itu skrg sudah pindah ke perusahaan startup yg besar (yg logonya warna biru loh)..

    • @farhanmuzakki8857
      @farhanmuzakki8857 4 ปีที่แล้ว +3

      Sempat ngedrop saat liat video INI, tapi kembali percaya diri masuk D3 karna komen Ini

    • @mlaksw2642
      @mlaksw2642 4 ปีที่แล้ว +2

      Tidak diterima s1 lalu ke d3 menurutku benar juga kok.. alumni ku banyak yg kayak gitu.. realita (2019)

    • @sierracortes9172
      @sierracortes9172 4 ปีที่แล้ว

      Astra Darmawan realitanya d3 emang gagal masuk S1 nah contohnya aing wkwkwkwk

    • @dapurbaba4500
      @dapurbaba4500 4 ปีที่แล้ว +2

      Yes setuju, sy pilih D3 karna ingin cepat bekerja dan begitupun teman2 sy di politkenik.

  • @ridwansyah7784
    @ridwansyah7784 4 ปีที่แล้ว +3

    siapapun Anda sehat selalu pak, Indonesia butuh orang seperti bapak yang visioner dan open minded. Thanks for sharing..

  • @widodosri7174
    @widodosri7174 4 ปีที่แล้ว +4

    Saya nggak kuliah. Dan kerja di korea cari modal yg banyak. Ntar kalo udah punya modal banyak saya akan buka usaha dan semoga bisa rekrut bnyak karyawan, syukur2 yg udah lulus kuliah.😊

  • @NaufalZufar
    @NaufalZufar 4 ปีที่แล้ว +46

    Kesimpulan:
    Intinya, D3 itu 'nanggung' karena pada akhirnya banyak mengambil extensi S-1 ( yang mana ke S-1 itu teori banget), sehingga skill praktek mereka lulusan D3 'luntur' pula pada akhirnya. Jarang ada orang masuk D3 karena hati nuraninya ingin menjadi pekerja praktek (pekerja yang menggunakan skill praktek mereka). Padahal pekerja praktek sangat diperlukan, yakni SMK, D1, dan D2.
    Maka dibuatlah D4. Yakni jenjang yang setara dengan S-1 namun memiliki skill praktek yang mumpuni (60% praktik dan 40% teori). Sehingga lulusan D4 di 'desain' untuk menjadi superviser, manager, direktur, creator dan inovator yang tetap memiliki skill praktek. Dengan begitu akan sangat menguntungkan, apa saja keuntungannya D4?
    -Hemat biaya (tak perlu extensi ke S-1)
    -Efisien waktu (tak perlu menambah 2thn dari saat lulus D3 utk extensi ke S-1)
    -Kedudukan diperusahaan (baik milik negara / swasta) itu sama dgn S-1
    -Memiliki skill praktek yang TIDAK DIMILIKI oleh LULUSAN S-1
    -Mudah jika ingin melanjutkan ke S2 dan S3 terapan, maupun S2 dan S3 Reguler
    -Tidak jadi tukang, tapi memiliki kemampuan nukang
    -Di desain menjadi creator dan inovator
    Sekian, terimakasih
    Nama : Arvian Naufal Zufar
    No. Abs : 57

    • @alexsimare
      @alexsimare 4 ปีที่แล้ว +1

      SUPERB!

    • @mejauna1057
      @mejauna1057 4 ปีที่แล้ว

      Stuck

    • @fistahanan5488
      @fistahanan5488 4 ปีที่แล้ว +1

      Masalahnya, maupun dirancang untuk jadi mandornya D3, lowongan untuk D4 masih jarang

    • @antoniuscalvinnalinka9265
      @antoniuscalvinnalinka9265 4 ปีที่แล้ว +3

      Dibutuhkan....
      Bla bla bla...
      Syarat :
      Minimal S1 dr perguruan tinggi terkemuka.

    • @chanelmastuit386
      @chanelmastuit386 4 ปีที่แล้ว +1

      @@antoniuscalvinnalinka9265 Ga juga bro.. perusahaan liat D3 juga, walaupun low.S1. liat pengalaman nya.. wkwkkw

  • @Raven28Pisces
    @Raven28Pisces 4 ปีที่แล้ว +27

    6:00
    Setuju banget pak! Saya seorang Azubi di Jerman di bidang Gastronomi spesifikasi Restoran!
    Bahkan di sekolah terapan dimana saya didik bahkan tidak hanya ada bahasa Jerman dan Inggris tapi juga Prancis untuk membuat individu punya daya saing dan nilai tambah(karena bahasa Prancis di dunia Gastronomi bagaikan bahasa latin di dunia Biologi)

  • @IsraqAU
    @IsraqAU 4 ปีที่แล้ว +28

    Editannya keren bangettt, luar biasaa mantap

  • @bangkitwong9115
    @bangkitwong9115 4 ปีที่แล้ว +3

    Sy S1, 9 thn pengalaman jadi kuli sesuai bidangnya, skrg wirausaha ...
    Ttp semangat adik2ku yg masih mengenyam pendidikan, dan semangat jg yg masih bekerja. Semua itu penting, harus dilalui dan dilakukan dg sepenuh hati dan all-out krn bagian dr perjalanan hidup, dan jgn lupa untuk selalu bersyukur.

  • @senasindhuramadhan3290
    @senasindhuramadhan3290 4 ปีที่แล้ว +43

    Ketika d3 lulus menjadi seorang ahli, dan bekerja menjadi seorang ahli. Apakah di lapangan tidak menemukan permasalahan baru ? Jika lulus d3 kemudian lanjut s1 adalah keselahan, ya, memang ada kesalahan dalam pemahaman yang tidak dibentuk secara dekat untuk menjadi seorang ahli. Tetapi jika lulus d3 bekerja kemudian menemukan masalah baru sehingga harus melanjutkan studi apakah salah ? Jika seperti itu mungkin semua ahli atau praktisi tidak akan berkembang. Jika berpikiran di d3 kami penuh pratik, kamudian lanjut s1 s2 atau s3 hanya membentuk kami menjadi seorang yang teoritis. Anda mungkin salah, karena teori itu hanya akan membntu kami menyelesaikan masalah, dan tidak merubah kami sebagai seorang praktisi dengan lv up.

    • @TutorHape
      @TutorHape 4 ปีที่แล้ว +5

      Saya setuju, sebenarnya tidak ada masalah jika lulusan d3 ingin lanjut s1 karna bisa jadi mereka ingin memiliki jenjang karir yg lebih baik atau juga karna ingin belajar lagi ke tingkat yg lebih tinggi, itu adalah hak masing2 orang kan, jadi saya tidak setuju dengan video ini karna menurut saya D3 juga masih dibutuhkan di dunia pekerjaan, kalau ada yg bilang jarang ada perusahaan yg membutuhkan D3 khususnya swasta menurut saya itu salah besar, banyak sekali perusahaan yg hingga saat ini masih membutuhkan D3, jadi saya tidak setuju dengan ide menghapus D3

    • @brando55-23
      @brando55-23 4 ปีที่แล้ว

      @Tutor.Hape..
      Sependapat..👍👍👍

    • @ahmadfiziadi1513
      @ahmadfiziadi1513 4 ปีที่แล้ว

      Good boy..

  • @parker4425
    @parker4425 4 ปีที่แล้ว +22

    Ini bukan mau menyalahkan si D3 atau S1 atau apapun. Tujuan video ini utk memberi usulan agar sistem pendidikan Indonesia bisa lebih baik dan jelas arahnya serta jelas kompetensi peserta didiknya.

  • @BabaResto
    @BabaResto 4 ปีที่แล้ว +4

    Tapi bener juga, di Indonesia ini kok bisa disamakan program D3 dan D3 Politeknik, padahal kuliah di Politeknik itu berat sekali karena kuliahnya setiap hari dg tugas yg sangat banyak. Setelah tamat sy diterima di salah satu Industri otomotif Jepang di Jakarta yg datang ke kampus utk melakukan rekrut entah dan sy satu2nya yg langsung dikirim ke Jepang utk mengikuti program Vocational di Jepang selama 9 bulan, dan alhamdulillah sepulang dari Jepang sy bisa berbahasa Jepang dg lancar dan akhirnya dijadikan translater perusahaan khusus untuk para TA (Technical Asisstance) Jepang yg diperbantukan ke Jakarta utk menjadi konsultan kami. Tapi ternyata secara kelas penggajian kami alumni Politeknik disamakan dg D3 shg secara salary 2 tingkat di bawah S1, padahal secara job yg kita kerjakan jauh di atas S1 (utamanya krn sy bisa berbahasa Jepang). Jadi posisi tamatan Politeknik sangat sulit utk dapat naik posisi dg cepat dibanding S1 krn dari pertama masuk kita sdh 2 kelas di bawah S1 secara kelas penggajiannya , padahal kita punya skill yg lebih dari S1, karena Politeknik negeri tadinya cuma ada 11 di Indonesia dan itu kerja sama dg pemerintah Swiss, jadi benar2 mumpuni hasilnya, terutama dlm hal mata kuliah Bhs inggris. Karena melihat hal itu maka sy hanya bertahan selama 3 tahun kerja di Jakarta (total 4 tahun, krn 9 bln di Jepang) dan memutuskan utk mengundurkan diri krn sistem tdk mengizinkan sy utk bisa berkarir di perusahaan itu. Padahal sblmnya sy sdh kuliah di S1 dg jurusan yg sama di salah satu PTN, tapi sy memutuskan utk pindah ke Politeknik utk lebih mencari Skill daripada teori. Itulah kesalahan sistem pendidikan di negara kita yg krg menghargai skill tapi lebih melihat gelar. Semoga di era sekarang pendidikan Vocational lebih diperbanyak dan sy setuju utk dijadikan D4 (StTr) ..... Dan Alhamdulillah Anak sy juga baru masuk D4 Politeknik lewat jalur PMDK dari SMKN juga.... Maju terus Vocational....Indonesia bisa... Ganbatte

  • @johansalusu
    @johansalusu 4 ปีที่แล้ว +3

    Selamat, Pak, telah menjadi Dirjen Pendidikan Vokasi. Semoga ide-ide Bapak dapat diterapkan lebih luas, tidak terbatas di UGM saja. Saya yakin, Bapak bisa bekerja bersama Mas Nadiem untuk menghasilkan SDM unggul.

  • @samwisegamgee1525
    @samwisegamgee1525 4 ปีที่แล้ว +86

    Berarti intinya D4 ini menciptakan bos yang memiliki karakter pemimpin yang tidak hanya kuat pada leadershipnya tapi juga memiliki pemahaman pada prakteknya, sehingga lebih memahami masalah dan lebih cermat dalam eksekusi keputusan.
    Mwantulll pakk
    Naufal Adi Chandra ARM 1 (46)

    • @arthaadnanredho1867
      @arthaadnanredho1867 4 ปีที่แล้ว +2

      ga melulu hrs bos, intinya ahli praktikal. bisa jd pekerjanya. industri ga butuh bos baru

    • @rendyfebry
      @rendyfebry 4 ปีที่แล้ว

      Ciee mahasiswanya...

    • @kotokjenengku9624
      @kotokjenengku9624 4 ปีที่แล้ว +1

      Nopal Adi Candra,lu anak TRM kan ? Tetangga kost gua :v

    • @kotokjenengku9624
      @kotokjenengku9624 4 ปีที่แล้ว

      @Rio Aprianto eh lu anak DTM kan ? Salam kenal dari mantan anak DTM yang pindah ke DTS :v

    • @wtpchannel6671
      @wtpchannel6671 4 ปีที่แล้ว

      Tidak ada bos yang memiliki karakter pemimpin, dikuliah tidak ada mata kuliah wajib tentang pemimpin, yang ada cuma di organisasi yang harus pemimpin untk memiliki karakter pemimpin, kalau nggak ya jadi orang yg di suruh suruh aja.

  • @vichmarly
    @vichmarly 4 ปีที่แล้ว +102

    Jadi begini ceritanya..
    Suatu hari sebut saja Bowo merupakan lulusan SMK, lalu dia ingin kuliah D1/D2, tapi dalam hatinya berkemelut pernyataan "aduh nanggung bener, jaman sekarang jarang yang pakai lulusan Diploma setengah mateng, udah sekalian gue D3 aja lah".
    Akhirnya kuliah lah si Bowo, setelah 3 tahun dia akhirnya mendapatkan gelar "Amd".
    Setelah itu dia mencari pekerjaan, tercengang lah si Amd yang masih bau-bau kursi kampus ini.
    Jika di dunia Industri +62, si Bowo membaca lowongan kerja. "Dibutuhkan karyawan sebagai operator mesin produksi dengan lulusan SMK (berpengalaman selama 2 tahun) / D3 sederajat.
    Bowo pun akhirnya shock, "waduh gue kuliah 3 taon, udah sering praktek di kampus, masih aja di bikin buruh, kenapa gw ditempatin se-Level SMK, kenapa gw ga jadi mandor? paling juga training sedikit gw juga udah menguasai mesin-mesin itu"
    Karena gejolak batin yang sangat dahsyat, terpaksa akhirnya bowo melanjutkan transfer studi ke S1.
    Setelah lulus dan mendapat gelar ST, dia coba coba apply lagi ke perusahaan dengan kualifikasi S1 sederajat, yang nyatanya merupakan 1 level diatas buruh operator mesin.
    Akhirnya Bowo menyimpulkan sebuah kenyataan.
    Bahwa jika kamu ingin kerja dengan gaji sedikit diatas UMR maka wajib untuk Kuliah S1.
    Kalau ada orang dalem, kamu bisa naik pangkat lebih cepat, supaya gaji lebih tinggi daripada "diatas gaji-gaji anak S1" yang lain.
    Inilah Indonesiaku.. Inilah dunia Industri ku..

    • @r.wijaya3724
      @r.wijaya3724 4 ปีที่แล้ว +12

      Haha s1 juga banyak nganggur apalagi yg jurusan pendidikan honorerlah jadinya gaji d bawah umk jauh
      Ingat rejeki udh ada yg ngatur masing masing setiap orang berbeda.dn jgn suka menyombongkan pendidiknmu yg tinggi hingga merendahkn yg pendidiknnya rendah krn banyak juga orang ngaku pinter krn pendidiknnya tinggi tapi sebenrnya goblok mash pinter anak pendidikn rendah
      Fakta

    • @MuhammadIqbal-bl9lc
      @MuhammadIqbal-bl9lc 4 ปีที่แล้ว +2

      Kalau gue jadi Bowo mending buat bengkel ngapain jadi operator mesin.

    • @vichmarly
      @vichmarly 4 ปีที่แล้ว +4

      @@r.wijaya3724 bener bro, maka dr itu di perusahaan-perusahaan +62 sekarang bukan ketrampilan yang jadi acuan, tapi Ijazah & IPK yang sampai semana.
      Itu yang bikin kenapa banyak banget lulusan SMA/K yang pada ngejar S1 mau di PTN kek.. PTS kek.. dia masa bodoh..
      Seandainya pun sudah S1 tapi masih aja gawean susah ya berarti belum rezeki bro.
      Yang butuh digembleng di Indonesia ini harusnya pendidikan ENTERPRENEUR, liat aja sekali dibuka lowongan ga nyampe 5 orang, yang daftar satu kampus.
      sedangkan pertumbuhan pengusaha kreatif di sini masih dibawah 5%.
      kan udah ketebak, kalo generasi kita mental kacung.

    • @anggarifkikurniawan1502
      @anggarifkikurniawan1502 4 ปีที่แล้ว +2

      @@MuhammadIqbal-bl9lc rejeki sudah ada yang atur mau buruh apa bukan yang penting halal dulu bro..

    • @ramarama7032
      @ramarama7032 4 ปีที่แล้ว +4

      @@vichmarly loe ngomel sama diri sendiri nih ceritanya?
      Gw tambahin, mental kacung itu gak selamanya jelek, ada dan mungkin banyak hasil kerja mereka baik, tapi masalahnya mental kacung itu mati tanpa tuan. Dan menurut gw bukan satu generasi aja yang punya mental kacung, tapi sudah banyak generasi. Tapi jangan salahkan orang yang punya mental kacung, krn itu adalah produk, dan menurut gw itu produk peninggalan jaman Belanda (perbudakan), yang berlanjut ke generasi berikutnya hingga saat ini. Mungkin ya.

  • @hanifibrahim2896
    @hanifibrahim2896 4 ปีที่แล้ว +2

    Asik banget dengan pemikiran dan kemasan seperti ini..semoga bisa membuat negara ini semakin maju
    .
    Salam dari mahasiswa sarjana kedokteran di universitslas airlangga

  • @purplehaze6590
    @purplehaze6590 4 ปีที่แล้ว +2

    Kalo dilihat dari konten dan penyajiannya emang bagus, saya sendiri sebagai mahasiswa D3, memang memilih D3 karna saya sendiri orangnya kurang suka hanya berteori di kelas duduk dan mendengarkan while sebenarnya kita bisa expand keluar kelas dimana real life bisa diambil. Saya D3 public relation sendiri dimana keseharian saya ditugaskan menghadap kpd masyarakat scr langsng. Saya yakin setiap gelar dan jurusan pasti punya tempatnya masing masing, kenapa di indonesia lebih banyak pengangguran ketimbang yang bekerja pula karena
    1. Dari kecil kita sudah sering diberi mindset bahwa money is everything dan km harus menomor 1 kan uang. Walau kalau kita berpikir realistis kita emang butuh uang.
    2. Dari pendidikan awal kita sudah dicetak untuk menjadi pekerja bukan menjadi pencipta lapangan kerja, dari pengalaman saya sekolah 12 tahun dari sd sampai sma, guru saya selalu bilang ijazah sma mau dipake kerja apa walau di kenyataannya ya ga bisa emang, dan guru saya bilang km ntar kuliah di univ a, b, c supaya prospek kerja bagus. Padahal banyak juga lulusan nganggur. Dari sekian banyak guru hanya 1 atau 2 guru yng menyampaikan pada muridnya bahwa kerja itu tergantung pribadi masing masing dan personal branding kita di mata umum. Bila kita bisa berkompeten di dunia masyarakat maupun kerja maka uang itu akan datang ke kita dan pekerjaan itu akan menjadi teman kita tanpa kita harus mencarinya.
    3. Dalam pribadi masing masing, kebanyakan dari kita masih berpikiran bahwa apa apa itu masih diniliai dari gelar, karna tanpa gelar emang kita bisa kerja? Bisa lah kita yang buka lapangan, jangan kita yang ngemis. Cuman sebelum buka lapangan pekerjaan alngkah baiknya kita menjadi seorang karyawan ataupun pekerja sementara di sebuah perusahaan atau bidang lain agar kita bisa punya gambran sebelum membuka lapangan pekerjaan.
    Menurut saya sih itu saja. Kurang lebih nya bisa ditambahkan juga dan terima kasih bapak sudah pernah mengisi di ospek kami wkwkwkwk dan nyanyi bareng kita.

  • @asesafata3741
    @asesafata3741 4 ปีที่แล้ว +46

    Ketika negara lain sudah ada D4, disini D4 malah disetarakan D3, jadi takut mau ambil D4 ujung2nya di perusahaan dianggap selevel D3

    • @nugrahadoantabayang8187
      @nugrahadoantabayang8187 4 ปีที่แล้ว

      Betul, D4 juga jarang diminta jika saya perhatikan.

    • @arpb732
      @arpb732 4 ปีที่แล้ว +5

      Sebenarnya perusahaan itu intinya , lu bisa apa

    • @riwayatbola6399
      @riwayatbola6399 4 ปีที่แล้ว +3

      @@arpb732 iya, emang gitu.. tpi di persyaratannya Perusahaan skrg rata2 minimal S1, klo udah gitu.. yg D3 bisa apa?

    • @arpb732
      @arpb732 4 ปีที่แล้ว +1

      @@riwayatbola6399 ente D3 apa, lihat di jobstreet dan jobsdb banyak lowongan D3, lamar aja di sono

    • @uchiha70196
      @uchiha70196 4 ปีที่แล้ว

      Setuju ini,

  • @ikbalmusaad1384
    @ikbalmusaad1384 4 ปีที่แล้ว +11

    gw D3 IT, kerja di perbankan bgian IT development. dn gji gw melebihi S1 dstu.. intinya bnyak bljr,, lu pinter bnyak perusahan yg btuh.

    • @heartstone9438
      @heartstone9438 4 ปีที่แล้ว +2

      Betull bosss skill sangat menentukan
      Sy cm lulusan SMA pernah kerja jd enginer di prusahaan telekomunikasi untuk pro XL...

    • @ikbalmusaad1384
      @ikbalmusaad1384 4 ปีที่แล้ว +3

      @@heartstone9438 iyaa skill tu sngat utama, yah klu dk pemerintahn tu sya gk tau ya, mngkin pendidikn yg di utamakan, tpi klu di suasta setau saya Skil tu yg nmor 1.. Biar cmn lulusan SD, klu skil sdh Pro akan di pakai...dn jika pendidikn tggi tpi Skil di lapangan gk ada sama sja, akan kalah saing sama yg lulusan SD sekalipun tpi skil sdh Pro.

    • @torukmakto6853
      @torukmakto6853 4 ปีที่แล้ว +2

      Gua lulusan SMA gaji ku setara s2 bang Alhamdulillah. Dan ini gak hoax loh

    • @JFS.Channel
      @JFS.Channel 4 ปีที่แล้ว +6

      yang di bahas disini bukan tentang gaji namun sebuah inovasi bukan level pegawai tapi penemu dan membuka lapangan pekerjaan/industry. kalau tentang gaji mah gak lulus sekolah pinter bisnis gajinya juga gede gak ada apapanya pegawai 😂🙏

    • @ikbalmusaad1384
      @ikbalmusaad1384 4 ปีที่แล้ว

      @@torukmakto6853 mantul

  • @EktoGaming
    @EktoGaming 4 ปีที่แล้ว +5

    Saya mahasiswa D3 memang benar praktik 70% ,teori hanya 30% di kampus saya, yg saya lihat kejadian di lapangan bahwa hampir semua industri dan perusahaan tempat untuk kerja itu mewajibkan pelamar minimal S1 ini yg bikin kebanyakan D3 itu melanjutkan ekstensi ke S1, nyatanya mencari kerja dengan gelar D3 di negri ini hanya memandang sebelah mata D3

  • @unknownplayers1804
    @unknownplayers1804 4 ปีที่แล้ว +2

    Terima kasih telah memasukkan jurusan saya drafter/arsitek sebagai pekerjaan yang dibutuhkan di Indonesia.

  • @astradarmawan219
    @astradarmawan219 4 ปีที่แล้ว +8

    Tutup D1 & D2, tingkatkan kualitas SMU & SMK. Jika mau mengarahkan ke D1 & D2 jadikan jenjang tersebut pendidikan gratis, jadi wajib belajar 11 tahun

    • @gitechannel9063
      @gitechannel9063 4 ปีที่แล้ว +1

      Mana ada pendidikan gratis, masuk TK aja bayar

  • @nonienandya6585
    @nonienandya6585 4 ปีที่แล้ว +28

    Ada 3 pasar SDM :
    1. Companies
    2. Government
    3.Education.
    Pasar SDM companies membutuhkan praktisi dengan jalur sebaiknya memang vokasi. Krn jalur karir dan kompetensinya melalui pengalam kerja. Seperti chef, ga bisa dr jalur s1 tata boga, bisa diakui jd chef, tapi hrs lewat pelatihan dan kerja baru bisa diakui sbg chef.
    SDM yg lulusan dari jenjang s1, s2, s3 itu dibutuhkan oleh pasar Goverment dan Edukasi. Pns karirnya ditentukan oleh lulusannya apa, menjadi guru atau dosen juga tergantung dr lulusan apa.. S1? S2? S3?
    Bagaimana nanti kalo yg dr praktisi jd dosen/guru? Ada uji sertifikasi yg dipakai untuk penyetaraan s1 s2 s3.. Ya kayak bu susi itu. Dia uji kompetensinya di level 9, kalo dia ngajar, ya setara doktor...
    Angan2 bisa menerapkan seperti jerman, tapi tidak hanya pekara jenjang lulusan /kurikulum.. Di jerman itu apapun pekerjaannya, mereka dihargai. Mindset nya beda. Sambil mbenerin jenjang, ada baiknya habit /mindsetnya juga diubah, soalnya orang dari vokasipun kompetenpun kalo nggak punya kebanggaan, ujung2nya dipaksa juga jd pns.

    • @rudolfanzala6168
      @rudolfanzala6168 4 ปีที่แล้ว

      Keren nih penjelasannya, ada referensi level-level uji kompetensi. Karena masih suka kaget dengan Doktor Honoris Causa, biasanya dikasih ke praktisi yang sudah melakukan inovasi di Industrinya dan diberikan kesempatan buat mengajari mahasiswa. 👏👏👏

  • @farhanaprilian723
    @farhanaprilian723 4 ปีที่แล้ว +55

    "di Indonesia masuk d3 karena gagal masuk S1"
    OKE itu aku 👌

    • @-DodikHendraS
      @-DodikHendraS 3 ปีที่แล้ว

      Sekarang udh kerja ??

    • @yogikurniawan2289
      @yogikurniawan2289 2 ปีที่แล้ว

      Wkwk sama bro aku jg masuk d3 karna gagal s1, btw aku maba th ini

  • @CakNdorOfficial
    @CakNdorOfficial 4 ปีที่แล้ว +351

    Secara visual video ini bagus dan itu cukup menarik perhatian bagi pemirsanya, tapi bila ditilik lebih dalam lagi kontennya biasa-biasa saja. Masih membicarakan "kulit," belum sampai ke "daging."
    Pertama, bila ditarik benang merah untuk sebuah kesimpulan, video ini menyampaikan bahwa pendidikan orientasinya hanyalah pada pekerjaan semata. Bila pendidikan ujung-ujungnya untuk sebuah kerja, aku kira bukan hanya D3 yang dihapuskan, tapi juga S1, S2, dan S lainnya. Buat apa sekolah tinggi-tinggi kalau ujung-ujungnya juga "riweh" mencari kerja. Lebih baik biaya pendidikan (dari sejak dini sampai jenjang tertinggi) dipakai untuk modal bisnis. Percayalah, pasti angka kemiskinan akan berkurang karena tidak menghamburkan uang untuk sebuah misi yang toh ujung-ujungnya pekerjaan juga. Lebih baik mencipta lapangan pekerjaan sendiri dengan memanfaatkan biaya pendidikan tersebut sebagai modal bisnis.
    Kedua, tidak sedikit kok S2 yang bingung cari pekerjaan. Kualitas dirinya gak ada, kuantitasnya selalu bertambah. Ujung-ujungnya jadi pengangguran dan minta disuntik mati. Seperti kasus tahun lalu, lulusan S2 dari kampus terkemuka mengajukan suntik mati ke MK karena lama menganggur. Dari pada mati enggak hidup enggak, lebih baik mati, begitu kata yang menyandang S2 tersebut. Jika demikian, bukan D3 yang dihapuskan, melainkan juga S2. Jujur, banyak kok S2 yang biasa-biasa saja, tidak menunjukkan kualitas diri dari hasil pendidikan tingginya itu. Mubazir!
    Ketiga, aku sepakat bila pendidikan orientasinya adalah "mencipta" (berkarya). Seperti yang ditawarkan video ini. Tapi, kalau ujung-ujungnya penciptaan itu terkait lapangan pekerjaan, aku kira gak perlu pendidikan tinggi. Berapa biaya untuk masuk perguruan tinggi? Lebih baik dipakai buat modal bisnis, dari pada nanti juga jadi "buruh" di perusahaan orang lain. Berkarya di sini semestinya bukan pada lapangan pekerjaan, tapi lebih pada esensi investasi pengetahuan untuk generasi mendatang. Dan negara wajib mengapresiasi itu supaya para peserta didik semakin tergiur untuk berkarya, berkarya, dan berkarya. Tengok peradaban Islam yang dulu sempat berjaya itu. Mengapa pada masa itu banyak ilmuan yang muncul, banyak penulis-penulis kitab yang tiap tahunnya tak sedikit melahirkan karya, karena negara mengapresiasinya dengan cara menukarnya dengan emas.
    Keempat, sungguh murah bila pendidikan ditempuh dengan tujuan akhir untuk sebuah pekerjaan. Ada nilai-nilai yang lebih mulia dari pada pekerjaan itu sendiri. Aku kira sampean tahu, tak perlu aku sampaikan secara gamblang. Bukankah para birokrat negara itu pintar-pintar dengan jenjang pendidikan yang oke banget, tapi toh ujung-ujungnya korupsi juga. Untuk apa pendidikan tinggi-tinggi kalau jadi maling?
    Sekali lagi, ada nilai-nilai yang lebih mulia yang tidak bisa didapatkan selain di bangku pendidikan formal. Aku yakin sampean tahu apa itu.
    Salam.

    • @aaroudhotululum9163
      @aaroudhotululum9163 4 ปีที่แล้ว

      Mantaaaap..

    • @masfaizchanel1233
      @masfaizchanel1233 4 ปีที่แล้ว

      setujuu

    • @mkc_marikitacoba
      @mkc_marikitacoba 4 ปีที่แล้ว

      saya tdk tahu

    • @misterbrewok416
      @misterbrewok416 4 ปีที่แล้ว +21

      Daripada conventional education abis nonton+baca komentar nyinyir terbaik ini saya lebih condong financial education. Temen saya D3, dulu sebelum kuliah sempet ke Astra setahun kerja setelah itu buka usaha kuliner Alhamdulillah punya duit buat beli rumah 1,4 M + Mobilio honda + lamar temen sekelas saya... Jangan bilang D3 itu tidak guna ya min... Tergantung personelnya masing-masing.

    • @mhdaguuung
      @mhdaguuung 4 ปีที่แล้ว +26

      Kalau semua rakyat Indo pebisnis, saya pikir Indo tegap seperti ini saja. Tidak akan maju. Karena tidak adanya keragaman pekerjaan dan fungsi manusia itu sendiri.

  • @Adelsaputrasalim
    @Adelsaputrasalim 4 ปีที่แล้ว +48

    Realita :
    A : kamu jurusan apa?
    B : ilmu hukum
    A : kenapa kamu ambil jurusan itu?
    B : yah gimana, keterima nya di situ.

    • @bambangsuryapratama346
      @bambangsuryapratama346 4 ปีที่แล้ว +8

      Gimana orangnya bro, toh orang lain yang keterima pada prodi yang bukan keinginannya masih banyak yang bersyukur dan sungguh sungguh

    • @andiprapstio8754
      @andiprapstio8754 4 ปีที่แล้ว

      Mantap

    • @ghi_channel6163
      @ghi_channel6163 4 ปีที่แล้ว +1

      ciri ciri org pasrah tuh

    • @yonatangabriel7213
      @yonatangabriel7213 4 ปีที่แล้ว

      Lah gw malah oengen banget hukum keinginan gw sendiri biasanya ngambil hukum perdata,hukum pidana dll itu di semester 5.

    • @darmawanstart3817
      @darmawanstart3817 3 ปีที่แล้ว

      @@yonatangabriel7213 TERUS MASUK dihukum PENJARA .... hhhhhhh

  • @qodratrezkya1593
    @qodratrezkya1593 4 ปีที่แล้ว +21

    Mau D1 sampai S3 yang terpenting adalah orang dalamnya.

  • @surososakrim2266
    @surososakrim2266 4 ปีที่แล้ว +1

    Ini bagian dr implementasi Perpres 8/2012 ttg KKNI...
    Mantap...
    Ayo majukan bidang vokasi Indonesia.
    Terwujudnya generasi muda Indonesia yg siap mengawaki
    perubahan2 zaman.
    Ayo Songsong era 7.0

  • @boskuh6294
    @boskuh6294 4 ปีที่แล้ว +85

    Sekolah = jualan
    Yang penting murid banyak

    • @annaswahyu9188
      @annaswahyu9188 4 ปีที่แล้ว +4

      Bisnis menggiurkan karena orang indonesia doyan nikah muda dan bikin anak .

    • @dosskull
      @dosskull 4 ปีที่แล้ว +4

      Sekolah jualan mimpi, enak ya tinggal jual mimpi dapat duit,

    • @mursyidjunianto3545
      @mursyidjunianto3545 4 ปีที่แล้ว

      wkwkwk

    • @cvasilahenergyconsultant1041
      @cvasilahenergyconsultant1041 4 ปีที่แล้ว

      di tambah bumbu agama kyknya laris itu

    • @yogaalfian511
      @yogaalfian511 4 ปีที่แล้ว

      Wkwk temenku ada tuh. Waktu jam pelajaran di pake jualan milea propolis, sm nyebarin bisnis mlm nya😂 sia" bos elo di sekolahin ortu elo

  • @Feryfardianto17
    @Feryfardianto17 4 ปีที่แล้ว +79

    1. Kenapa ada gelar?
    S1 S2 S3
    2. Kenapa dibatasi dengan S3 ?
    3. Bukanya belajar ilmu itu nggak ada batasnya ?
    4. Siapa sarjana pertama di dunia ini dan apa gelarnya ?
    5. Siapa yg mengkonsepkan adanya sekolah/perkuliahan ?

    • @jonggrang7521
      @jonggrang7521 4 ปีที่แล้ว +2

      wkwkkw

    • @jonggrang7521
      @jonggrang7521 4 ปีที่แล้ว +6

      besok nguli aja bang

    • @sudrajadhariyanto5070
      @sudrajadhariyanto5070 4 ปีที่แล้ว +4

      BETUL BROW..PINTER NGOMONG DOANG..

    • @jefsang495
      @jefsang495 4 ปีที่แล้ว +2

      Nahh lo. Wkwkw

    • @prathamaagustyan58
      @prathamaagustyan58 4 ปีที่แล้ว +5

      Nomer 4 ya jelas gelarnya Sarjana. Kan kamu nanya siapa "Sarjana" pertama di dunia.

  • @ssangel5233
    @ssangel5233 4 ปีที่แล้ว +1

    Bismillah yg ptg jujur, gk malas, ibadah ... inget hdp di dunia bkn sekedar cr gelar tp bekal di akhirat ...

  • @serunaisayang9312
    @serunaisayang9312 4 ปีที่แล้ว +1

    Oke, ada bbrp info yg justru baru pertama kali sy tahu. Akhirnya sy melihat fungsi2 yg tepat dr antara d3, d4, s1 hingga s3. Namun, scr praktis menurut sy banyak org2 yg tdk tahu dgn konsep2 ini. Akhirnya, paling mudah di-mindset bahwa s1 adalah yg plg mudah utk mendapat gelar, sehingga lbh mudah dipercaya perusahaan. Aku rasa lbh baik apabila konsep s1 dan d4 digabung saja, namun tetap dgn nama s1. Artinya, mungkin ada bbrp sks yg digabung. Krn s1 pd akhirnya mmg jd syarat utk mencari kerja. Sementara bg yg masuk ke dunia manajerial atau dosen baru masuk ke s2. Jadi fokus di s1 saja, bukan yg lain, menurut sy itu yg mudah diterapkan scr praktis dlm mempertimbangkan kemampuan berpikir masy indonesia, jg dr sisi perusahaan.

  • @abidanseptian9121
    @abidanseptian9121 4 ปีที่แล้ว +6

    Mantap pak, semoga Sekolah Vokasi UGM terus maju dan berkembang. Btw, whoever you are who editing this video, you are very good at editing it and make me want to watch this video again.

    • @mochammadjuliansyah2073
      @mochammadjuliansyah2073 2 ปีที่แล้ว

      Bnr sekali salut buat yang editing dan pebmnbawaan bicara bapaknya, jadi ga pernah bosen

  • @darnadi5717
    @darnadi5717 4 ปีที่แล้ว +12

    Penjelasan pak wikan sangat mengesankan.
    Membuat pemikiran kami berubah drastis.
    Memang benar lulusan D3 adalah lulusan yang nanggung.
    Hanya sebagai operator produksi.
    Darnadi (21)

  • @ahmadgood3677
    @ahmadgood3677 3 ปีที่แล้ว +3

    saya yang S1 aja syarat lulusnya bukan hanya skripsi. saya harus lulus sertifikasi kompetensiyang sesuai jurusan dan nilai TOEFL /TOEIC diatas standar yang di tetapkan di kampus. dari situ saya sudah mengumpulkan 5 sertifikat kompetensi. tinggal TOEFL/TOEIC yang gagal mulu

    • @au7539
      @au7539 3 หลายเดือนก่อน

      Sertifikat kompetensi itu gmn kk cara dapat nya ?

  • @aziza.achmaida
    @aziza.achmaida 4 ปีที่แล้ว +14

    Lulusan d3 siap kerja, tapi loker di indonesia kebanyakan minimal s1

    • @BagusMHU
      @BagusMHU 4 ปีที่แล้ว +5

      D3 itu untuk para creativepreanur..kerjanya bukan ikut orang. Justru pegawainya yg S1..kebanyakan terjadi seperti itu.

  • @baroqusta
    @baroqusta 4 ปีที่แล้ว +4

    kalau menurut saya D3 tidak ada yang salah tapi program studinya masing masing tingkatan diperbaharui, dan budaya recruitment dan pola karir di suatu perusahaan yang masih melihat gelar di rubah...intinya fokus akan kebutuhan dan masa waktu belajar jangan terlalu panjang. Kemudian kopetensi universitas harus di tata ulang, jadi jangan terlalu banyak universitas, cukup college atau D3 ke bawah...harus dilatih pola pikir kreatif, leadership atau karakter

  • @garlansutompul7453
    @garlansutompul7453 4 ปีที่แล้ว +3

    Langsung saja harusnya terjun membantu dua pabrik jamu besar indonesia lewat sarjana" terapan farmasi. Indonesia kaya akan ribuan varitas herbal yg dapat diteliti komposisi manfaat nya. Apalagi kita punya profesor Dadang H.

  • @TheClausena
    @TheClausena 4 ปีที่แล้ว +2

    Ribet karena pendidikan tinggi sekarang dimaksudkan untuk menghasilkan profit, pabrik manusia, bukan long life learning. Pimpinan tinggi maunya uang, uang, sama uang. Gini jdinya kalau politik dicampuraduk sama pendidikan. Mau d3, d4, s1, s2. Klo semua PT gak diatur secara ketat, ya mau-maunya mereka buka prodi. Yg penting byk mhswanya. Bukan kedepannya mereka bakal kerja dmn.

  • @denyhams
    @denyhams 4 ปีที่แล้ว +2

    Fasilitas dulu dibenerin dari tingkat sd-sma/smk dan juga sistem pendidikan, kalo masalah d1,d2,d3-s3 sama aja fasilitas di meratakan bagi perguruan tinggi seluruh indonesia minimal PTN standar fasilitas nya sudah bagus. Ya emang bener kompetensi tapi di dunia kuliah tetap aja dosen jarang hadir fasilitas kurang industri menolak magang ptn-ptn rangking 50-100 atau klaster 3-4 bahkan 2 . Intinya fasilitas seperti ruang2 belajar/diskusi mahasiswa(bukan ruang kelas), perpus dgn buku2 yg lengkap, laboratorium bekerjasama dgn industri.

  • @rafialif8603
    @rafialif8603 4 ปีที่แล้ว +3

    Assalamualaikum, sebelumnya terimakasih atas penjelasan dan motivasi-nya pada video di atas, itu sangat membantu terhadap mahasiswa especially anak vokasi yang awalnya memiliki persepsi yang salah terhadap vokasi, penjelasan tersebut sangat kritis dan memotivasi harapan bangsa untuk semakin berkreatif dan semangat memajukan bangsa Indonesia ini
    Ahmad Rafi Ghoni Alifianda ARM1 (1)

  • @farisman8675
    @farisman8675 4 ปีที่แล้ว +8

    Jadi inget kata temen gue, "yang ada tu cuna pengkomersialisasi pendidikan"

  • @nuryatiningsih5514
    @nuryatiningsih5514 3 ปีที่แล้ว

    Insya Allah pendidikan kita bisa menghasilkan lulusan yg bisa menaikkan Indonesia menjadi negara yg sejahtera pak, amin

  • @asadullahserviselektronik8814
    @asadullahserviselektronik8814 4 ปีที่แล้ว +1

    PENGALAMAN SAYA, Saya adalah teknisi AC lulusan SMK. Pengalaman kerja sy sdh puluhan tahun. Mendapatkan komplain konsumen yg katanya lulusan S1. Sy jelaskan permasalahan ACnya dengan sombongnya mengatakan 'tdk mau menerima penjelasan dari lulusan SMK'. Jadi ACnya tidak dingin2 tdk ada yg mengerjakan, padahal masalahnya sepele, kebesaran ruangan...

  • @rf7182
    @rf7182 4 ปีที่แล้ว +16

    Sayangnya realita berkata lain
    Banyak industri yang menyamakan D4 dengan D3 sehingga lulusan D4 bekerja di profesi yg dikerjakan oleh D3, walau ada juga industri yang mengakui D4 setara (bukan sama) dengan S1 terutama BUMN.

    • @kristiyyy234
      @kristiyyy234 4 ปีที่แล้ว

      Maaf, tapi ditempat kerjaku D4 menganggap setara dgn S1. Gaji juga sama. Mungkin HRD nya gak update ya, kalo masih menyamakan D4 dgn D3 😬

    • @rf7182
      @rf7182 4 ปีที่แล้ว

      @@kristiyyy234 untuk lulusan dari jurusan tertentu, disamakan

    • @m.anwrs59
      @m.anwrs59 4 ปีที่แล้ว

      @@kristiyyy234 bener gw D4, gw dihargai setara S1

    • @killuazoldyck4768
      @killuazoldyck4768 2 ปีที่แล้ว

      @@m.anwrs59 jurusan apa bro?

    • @m.anwrs59
      @m.anwrs59 2 ปีที่แล้ว

      @@killuazoldyck4768 teknik mekatronika PENS

  • @adrianseputro351
    @adrianseputro351 4 ปีที่แล้ว +10

    Pak... Saya D4... Dan sks saya 216 SKS... Sebagaimana di Jerman..
    Tapii.... Negara ini dengan semena mena hanya mengakui bahwa SKS saya 144....padahal sisa SKS yg hilang tadi kami lakukan praktek di lab industri.. Salah baca? Tidak.
    Laboratorium Industri di Indonesia memang ada cuman rata rata hanya perusahaan barat saja yang selalu terbuka membuka lab mereka lebar lebar...
    Mereka bahkan menyediakan mentor khusus untuk mahasiswa yg magang ini, bahkan memberi kami uang saku yang layak
    Kami dilibatkan dalam proyek kecil, menengah, dan besar
    Mentor industri kami secara proaktif berkomunikasi dan kolaborasi dengan dosen di kampus.
    Nilainya? Tidak main main... Apa adanya.
    Mentor industri kami digaji industri, bukan pemerintah sebagaimana dosen kampus kami, tapi bertanggung jawab sebagaimana dosen kampus kami mendidik kami.
    Luar biasa memang program D4 ini kalo dijalankan secara benar.
    Namun... Negara ini hanya butuh gelar, bukan kompetensi.
    Jadi kami adalah anak emas bangsa lain, tapi seakan buangan di negeri sendiri.
    Gimana dong pak?

    • @muhammed7792
      @muhammed7792 4 ปีที่แล้ว

      Kuliah dimana anda ini? Ko baru tau ada d4 sebanyak itu sks nya?

    • @ghi_channel6163
      @ghi_channel6163 4 ปีที่แล้ว

      setara s3 di indonesia

  • @sopyanize
    @sopyanize 4 ปีที่แล้ว +29

    Maaf itu Piramidanya ada yg salah S1 dan D4 itu setara. Gk dibawah S1. Mkasih

    • @ekasuryajaya561
      @ekasuryajaya561 4 ปีที่แล้ว

      setuju

    • @indramulyono7481
      @indramulyono7481 4 ปีที่แล้ว +24

      Yg saya tangkap Piramida itu menampilkan kebutuhan lapangan kerja yg ada jd bukan apakah jenis pendidikannya setara atau tidak

    • @Azizaziz-mz6xs
      @Azizaziz-mz6xs 4 ปีที่แล้ว

      @@indramulyono7481 nah

    • @tasyasyamsi7904
      @tasyasyamsi7904 4 ปีที่แล้ว

      @@indramulyono7481 ga si

    • @hermanniya7942
      @hermanniya7942 3 ปีที่แล้ว +2

      Setuju

  • @fikialisodikin3661
    @fikialisodikin3661 4 ปีที่แล้ว +16

    Saya adalah salah satu lulusan D4 Pertanian, nah berdasarkan Piramida yang di tampilkan Channel ini, posisi D4 berada 1 level di bawah S1. Padahal berdasarkan surat edaran Kemendiknas tahun 2011 nomor 498/E/T/2011, pada poin 4 menyatakan bahwa lulusan D4 dan S1 adalah Setara. Jadi mohon content creator memperbaiki video anda terkait dengan Piramida.

    • @ivan7465
      @ivan7465 4 ปีที่แล้ว

      Bodoh kamu

    • @infoarif1307
      @infoarif1307 4 ปีที่แล้ว

      @@ivan7465 emang bener dia belajar makanya

    • @yonatangabriel7213
      @yonatangabriel7213 4 ปีที่แล้ว +3

      Kan katanya semakin kebawah makin banyak di butuhkan di dunia kerja kalau kesetaraan sih kek nya sama

    • @taufikibrahim2055
      @taufikibrahim2055 4 ปีที่แล้ว

      Piramida yg dimaksudkan itu bukan tingkatan kesetaraan tapi tingkat kebutuhan atau keterserapan dunia kerja..semakin ke bawah semakin banyak dibutuhkan..maksudnya bgtu...

    • @aguszulfairianto987
      @aguszulfairianto987 4 ปีที่แล้ว

      Ga mau kalah ama S1 nie yee

  • @Raven28Pisces
    @Raven28Pisces 4 ปีที่แล้ว +3

    3:00
    Sama pak, kita harus bisa mengubah paradigma di sekolah, kita belajar bukan mengejar apa yang kita suka tapi apa yang diperlukan di masa depan(ilmu adalah senjata)

  • @muharamangga4451
    @muharamangga4451 4 ปีที่แล้ว +4

    Di Amrik itu ada community college yang lulusannya D2 dan rata2 emang buat masuk s1 tinggal 2 taun lg... mirip kayak D3 indo

  • @berlykurniawan4920
    @berlykurniawan4920 4 ปีที่แล้ว +2

    S.Tr Perbankan
    Insyaallah akan selalu siappppp!!!

  • @simpananaan5515
    @simpananaan5515 4 ปีที่แล้ว

    Indonesia butuh kompetisi dan lomba2 inovasi yg di publik secara transparan di media. Setelah itu produk di apresiasi dan di patenkan.

  • @pramukanganjuk5010
    @pramukanganjuk5010 4 ปีที่แล้ว +19

    Apapun gelar-Nya klo tdk berusaha dg sungguh² ... Sama aja,, percumaa,, karna biasanya dunia lapangan tdk sesuai dg dunia pembelajaran .... Itu sih munkin .

  • @fandurf
    @fandurf 4 ปีที่แล้ว +20

    Apa daya orang tua selalu bilang "D3 mah masih kurang,, kamu lanjut S1 aja biar dapet Gelar tinggi (sarjana).. wis tak bayari meneh rapopo"... mau ndak mau sebagai anak nurut 😂 padahal udah seneng abis lulus D3 dapet kerja..

    • @supahunter9110
      @supahunter9110 4 ปีที่แล้ว

      Receh gua anjir wkwkw

    • @makananinternasional7856
      @makananinternasional7856 4 ปีที่แล้ว

      d3 jurusan apa bang

    • @fandurf
      @fandurf 4 ปีที่แล้ว

      @@makananinternasional7856 perbankan

    • @arpb732
      @arpb732 4 ปีที่แล้ว

      Orang tua sendiri juga gak ngerti gimana kondisi/kenyataan nya sebenarnya, harusnya ente yg pegang kontrol

  • @sdhadaf
    @sdhadaf 4 ปีที่แล้ว +1

    Udah jadi sifat alami manusia, ingin memperbaiki penghidupan...yg d3 ingin s1, yg s1 jabatan a ingin s2 biar naik jabatan, yg masuk kerja dgn ijazah smk ingin lanjut kuliah biar bisa naik penghasilan. Kalo mau ubah hal2 gini, pastiin regulasi ketenagakerjaan untuk industri jg disesuaikan.

  • @aljoko957
    @aljoko957 2 ปีที่แล้ว +1

    Bgmnapun saya suka sekali krn MAS NADIEM. Baru kali ini pendidikan keren lagi setelah masa KI Hadjar

  • @hatullhatull3641
    @hatullhatull3641 4 ปีที่แล้ว +33

    Kami harap D4 Keperawatan bisa diakui di seluruh Indonesia 😊

    • @atika9330
      @atika9330 4 ปีที่แล้ว +2

      D4 kebidanan juga teman. Semoga ada perubahan positif buat nakes biar di perbnyk membuka lpngan pekerjaan😊

    • @Indonesia_harga_mati
      @Indonesia_harga_mati 4 ปีที่แล้ว

      @@atika9330 kedepan BPS minimal harus D4 gitu.

    • @atika9330
      @atika9330 4 ปีที่แล้ว +3

      @@Indonesia_harga_mati harus ambil profesi dulu teman seperti ners gitu 😥 . D4 mash sama vokasi setara D3. Formasi CPNS pun msh bnyk yg diisi oleh lulusan D3 padahal kami yg lanjut kuliah D4 berharap bisa sedikit lbh diperhatikan secara kami sudah berusaha mengupdate ilmu kami dengan kuliah D4 yg biayanya pun tidaklah murah. Sedih akutuh. Tapi ya mudah2an ada rezekinya nanti.

    • @randomguy24
      @randomguy24 4 ปีที่แล้ว

      Di seluruh galaxy atuh sekaliah

    • @fotris4708
      @fotris4708 4 ปีที่แล้ว

      @Nonna Erna kcuali yg pns wkk yg pns bisa naik tingkat tapi kalo kita pegawai kontrak ya ya mau gimana lagi kadang

  • @bodenwkwk1337
    @bodenwkwk1337 4 ปีที่แล้ว +23

    Seharusnya pemerintah memberikan bidikmisi ke D4 juga jangan S1 saja... biasanya bidikmisi D4 cuma sisa dari s1...

    • @sayatau6277
      @sayatau6277 4 ปีที่แล้ว +1

      Saya bidikmisi D4 bang

    • @muhammadfauzi7340
      @muhammadfauzi7340 4 ปีที่แล้ว +1

      Di ugm, vokasi bisa dapet Bidikmisi

    • @zuinalaini5392
      @zuinalaini5392 4 ปีที่แล้ว

      Engga kok di kampus saya d4 pun ada jatah BM nya

    • @andiprapstio8754
      @andiprapstio8754 4 ปีที่แล้ว

      Bisa pak

    • @nurrohim3862
      @nurrohim3862 4 ปีที่แล้ว

      Tempat saya D3 aja ada BM nya

  • @harrylkplptpanghegar7662
    @harrylkplptpanghegar7662 4 ปีที่แล้ว +2

    Kelamaan 4 taun,,,, sy melatih orang 1 taun supaya bisa kerja di bidang perhotelan dan kuliner
    Jadi profesional,,,,,
    Ga perlu berlama2 kalo vokasi bung!

    • @z.febrian9224
      @z.febrian9224 4 ปีที่แล้ว

      Coba dilihat lagi videonya. Beliau udah nyampaikan juga kalo yg seperti kuliner as chef banyak yg bisa dari d1 d2. Trus emang dri perhotelan dan tata boga kebanyakan emg d1 d3. Jarang yg d4. D4 lebih ke bidang yg memang butuh pelatihan lama. Seperti Sipil, Mesin, dll.

  • @tariqfajrimaarif7879
    @tariqfajrimaarif7879 4 ปีที่แล้ว +1

    Gk sia2 gua masuk D4,,sekarang gua jd lebih percaya diri sama prodi gua,,,D4 itu jurusannya lebih spesifikasi kebanding D3 sama S1 lebih yg mencakup semua bidang dlm jurusan tertentu

  • @kaujanrasyid1825
    @kaujanrasyid1825 4 ปีที่แล้ว +11

    persoalannya tdk itu aja boss, smea, stm, kejuruan lain itu juga dirancaang kerja, berbagai diklat sdhb diupayakan, karya anak bangsa banyak, tapi begit produk/protatipe di tawarkan ke industri, pimilik perusahaan tdk ramah, disinilah hrsnya ada fasilitasi, kebijakan, mengasuh. BOSS bicara cetak mhs apalah levelnya untuk cari kerja, perusahaan belum butuh krn ekonomi sulit, disini persoalannya pertumbuhan ekonomi BOSS, klu nggak siap kerja itu relatif, persh juga sdh punya metode meningkatkan skill, tapi belum butuh.

    • @alutfifuadi9780
      @alutfifuadi9780 4 ปีที่แล้ว

      Hahaha saya takutnya dijadiin proyek 😁

  • @bayupamungkas762
    @bayupamungkas762 4 ปีที่แล้ว +38

    Kenapa saya masuk D3? Karena di kampus STAN tidak ada yg langsung S1

  • @syahroniir4969
    @syahroniir4969 4 ปีที่แล้ว +1

    mau S1 maupun D4 sama saja. intinya seberapa mau kalian belajar. saya lulusan D4 Elektronika. tapi banyak hal ilmu yg saya pelajari sendiri karena kuliah hanya belajar dasar2nya saja walaupun lebih banyak prakteknya. tp tetap saja harus belajar ngotak ngatik sendiri diluar kuliah. kalo hanya belajar di kampus saja bakal tetep kalah saing. jadi percuma kalo hanya mengandalkan kuliah saja. kuliah aja gacukup.

  • @priyonoma7463
    @priyonoma7463 3 ปีที่แล้ว +1

    Memang sebetulnya sasaran pendidikan adalah kualitas lulusan yg kreatif sehingga bukan hanya mengejar status gelar yg tdk punya kemampuan... dilihat secara netral dan obyektif... perguruan tinggi mana yg sdh membuat produk laku jual... mungkin ATMI solo sdh... contoh kecil banyak dibutuhkan, dongkrak hidrolik, komponen pneumatik hidrolik, cdi, komp otomotif... blm ada karya perguruan tinggi... justru pak Kayak tdk kuliah sangat kreafif...

  • @irwansaah
    @irwansaah 4 ปีที่แล้ว +159

    Yang penting itu ada orang dalem, yang lain itu cuma pemanis

    • @akhmadluthfan7042
      @akhmadluthfan7042 4 ปีที่แล้ว +1

      NAH

    • @alifrangga5156
      @alifrangga5156 4 ปีที่แล้ว +3

      - Berusaha semaksimal mungkin
      - Berdoa biar dilancarkan
      - Orang dalam
      Wkwkwk 😂

    • @jafar8390
      @jafar8390 4 ปีที่แล้ว

      Paitlah wkwk

    • @zainalcantara8489
      @zainalcantara8489 4 ปีที่แล้ว

      Wkwkwkkwkwk good

    • @nauvalrmdn4846
      @nauvalrmdn4846 4 ปีที่แล้ว +9

      Saya sudah berkarir 5 tahun terakhir ,tidak pernah saya pake orang dalam,dalam melamar pekerjaan 😂 sudah 9 perusahaan saya masuk tanpa orang dalam

  • @farid89ful
    @farid89ful 4 ปีที่แล้ว +106

    Harusnya S1 lebih digenjot ilmunya, mreka cuma menang gelar aj, minta gaji tinggi tapi ilmu alakadarnya,
    S1 kebanyakan teori,
    Faktanya orang D3 lebih jago-jago, mereka kerja dengan semangat step-by step,gaji lebih kecil dari S1, tapi kualitas diatas nya jauh

    • @galuhagussabdy9384
      @galuhagussabdy9384 4 ปีที่แล้ว +12

      makanya indo banyak orang bisa bacot doank, di indo politikus yg pintar bacot paling dihormati bukan orang yg punya skill menciptakan sesuatu

    • @thefallencomrade50
      @thefallencomrade50 4 ปีที่แล้ว +6

      Jangan sok Tuhan mengganggap semua s1 tidak berguna kamu bukan Tuhan ingant

    • @tamaiantama
      @tamaiantama 4 ปีที่แล้ว +3

      Mungkin karena attitude mu, makanya perusahaan melirik yg lain daripada kamu. Yang memandang "yg lain ga berguna, aku lebih baik" blablabla. Attitude ego seperti itu perlu dihilangkan.

    • @tamaiantama
      @tamaiantama 4 ปีที่แล้ว +3

      Ya kalo gitu S1 hapuskan aja, diganti D3 semua. Gimana? Ntar ganti lagi keluhannya, "duuh harusnya blablabla" ;)
      Jangan dengki lah yg D3 ke S1 ataupun sebaliknya S1 ke D3. Bidang keilmuan yg kalian tempuh masing2 sudah ada tujuannya. Soal keterima kerja dan gaji? Itu soal nasib.

    • @thefallencomrade50
      @thefallencomrade50 4 ปีที่แล้ว

      @@tamaiantama menurutku itu lebih tergantung keberuntungan

  • @dokosubagyo5267
    @dokosubagyo5267 4 ปีที่แล้ว +1

    Konsep d3 yang perlu ditinjau ulang, jangan lahirkan lagi program diploma tanggung dan gelar abu2 macam sarjana terapan. Itu menurut saya istilah kacau yg lebih berorientasi bisnis dr penyelenggara pendidikan. Lebih baik perbanyak sertifikasi kompetensi yg sesuai dengan merujuk level strata yg sudah ada. Gak perlu memperbanyak macam strata diploma, magister apapun. Sertifikasi dan kursus itulah yg diperbanyak utk menghasilkan kompetensi/keahlian. Dan salah satu syarat utama adalah harus ada pengalaman kerja. Jadi ada terjadi levelling. Jangan hasilkan lulusan yg plonga plongo tp gelar sederet, atau penghobi kuliah yg gk pnh tau dunia nyata. Jadi penyelenggara pendidikan yg harusnya bertanggung jawab terhadap kualitas lulusannya. Jangan cuma asal lulusin org dan ambil uangnya demi menjaga rating lembaga pendidikan tp gk tggjwb kualitasnya. Itu yg skrg byk terjadi.

  • @aditiaputrakurniawan7173
    @aditiaputrakurniawan7173 4 ปีที่แล้ว +1

    Indonesia itu membutuhkan banyak pengusaha2... bukan tenaga kerja...
    Dan S1 itu beda kelas sama D3. D3 lanjut S1 itu sangaaat benar dan bagus... karena dia jadi kuat analisis dan praktik...

  • @deeppinstagaaa8488
    @deeppinstagaaa8488 4 ปีที่แล้ว +7

    Jangan sombong walau gelar udah sampai S3 atau bahkan Prof. Karena gelar terakhir kita yg akan kita peroleh semua tanpa biaya dan susah2 yaitu ALM atau ALMH :)

  • @hikigayashu7325
    @hikigayashu7325 4 ปีที่แล้ว +4

    Revolusi Industri Indonesia. Jika terjadi revolusi indonesia dan diimbangi dengan revolusi pendidikan, teori diatas bisa dijalankan. Perusahaan jangan hanya S1 doang.

    • @thefallencomrade50
      @thefallencomrade50 4 ปีที่แล้ว

      Di Jepang negara pujaanmu semua orangnya sarjana mereka bisa maji

  • @rizkybhayangkara5088
    @rizkybhayangkara5088 4 ปีที่แล้ว +2

    Gelar bisa dikatakan 10% hanya cuma embel2 buat gengsi diluar, 10% ilmu yg didapat diterapakan dimasyarakat, 30% ilmu teory yg gt2 aja, yg terakhir 50% relasi kita, semakin banya relasi kita semakin banyak pula kita bisa kembangkan usaha kita, realitanya apa yg kita pelajari di bangku kuliah dengan penrapan lingkungan kerja kita beda

  • @shima01
    @shima01 4 ปีที่แล้ว +1

    Ya namanya juga manusia yg mau berkembang pak. Kenal dulu dunia kerja dari adanya D3. Lulus, bisa bekerja terus lanjut ke s1 bahkan langsung ke s2, setelah lulus kerja lagi, biar gak kaget cari duit.

  • @andidenny5166
    @andidenny5166 4 ปีที่แล้ว +3

    Si A officer staff yang bergelar Sarjana dgn salary 10.
    Si B buruh industri / gudang yang hanya setingkat SD, SMP, SMA dgn salary 10 11 bahkan 12.
    Namun kenyataannya si B masih saja (mohon maaf) belum puas dgn apa yang ia dapat hingga turun ke jalan.
    Bagaimana kita bisa menyikapi hal ini, moron juga dikoreksi apabila persoalan yang saya angkat kurang tepat namun disini saya sedikit menganalisa permasalahan yang ada di lapangan.
    #terimakasih

  • @alexdavid581
    @alexdavid581 3 ปีที่แล้ว +6

    Saya lulusan D3 hlo Pak, kemudian meneruskannya tidak S1 tapi D4. Pas itu Bapak kalau tidak salah Direkturnya vokasi.
    Setelah lulus D4 malah bingung mau daftar kerja dimana Pak (Soalnya niat awal kuliah ingin mencari kerja Pak), disektor formal atau perusahaan cukup gede saja sih Pak. Karena mereka tidak tahu D4 itu apa, tahunya D3 atau S1 saja. Pernah nanya di Kementrian apa gitu ya mereka berdalih sudah menerima vokasi (D3) dibeberapa lowongan. Minta tolong Pak, setidaknya sekarang kalau ada lowongan di BUMN atau ASN bisa S1/D4 atau porsi lulusan S1 sama D4 dibuat adil begitu. Semoga itu bisa untuk menambah kedikdayaan D4.
    Itu tadi kalau niat awalnya kerja Pak. Kalau niatnya mau berkarya, Saya rasa mahasiswa D3 saja sudah banyak yang cukup confidence untuk melakukannya Pak

  • @yogaachmad9694
    @yogaachmad9694 4 ปีที่แล้ว

    Terima kasih membuka pikiran sya,,, turut mendoakan rencana baik ini.. Harus terlaksana dan di realisasi kan aminn

  • @afanchannel2668
    @afanchannel2668 4 ปีที่แล้ว

    pembahasan begini yg aku suka ni...Mantap! mas, perbanyak membahas seperti ini mas...jujur aku nonton video ini berulang-ulang

  • @ferdisihafiz2876
    @ferdisihafiz2876 4 ปีที่แล้ว +6

    Bukan aku bisa apa atau aku gelar apa. Tapi yang paling penting adalah aku teman siapa?

  • @yogaalfafrar1478
    @yogaalfafrar1478 4 ปีที่แล้ว +3

    Bagus sekali pak. Dengan adanya d4 saya rasa juga akan dapat mengembangkan ilmunya untuk memulai usaha yang mungkin relevan dengan studi yang diambil karena juga dibekali skil mengenai kepemimpinan dan kreatifitas dalam pengembangan sebuah produk. Dengan begitu teori serta praktek yang didapat lulusan d4 dapat langsung direalisasikan dalam pengembangan usaha yang relevan pula.
    Yoga Alfafra R (AM4 /12)

  • @FajarGYudha
    @FajarGYudha 4 ปีที่แล้ว

    ... konsep pendidikan vokasi yang bagus. Ayoo Kementrian Pendidikan 'bergerak' salah satunya dgn usulan konsep spt ini terutama biar ada kesiapan dalam menghadapi era Industri 4.0. Kita dukung.

  • @antisekularisme1396
    @antisekularisme1396 4 ปีที่แล้ว +1

    Pendidikan dari SD juga klo bisa diubah kurikulumnya, SD malaysia itu ada bahasa indonesia, inggris, ama mandarin klo bisa SD di indonesia diseragamin bahasa indonesia dan bahasa inggris jadi biar bisa lanjut level bahasa inggrisnya di smp dan setelah lulus smp pasti bisa lancar bahasa inggris (speaking) di smk atau sma ditingkatkan lagi writtingnya nulis laporan2 bahasa inggris

  • @tuanmudabengkayang3509
    @tuanmudabengkayang3509 4 ปีที่แล้ว +7

    Lulusan d3 mana suaranya... Komentar di bawah tanggapan kalian 🙂

  • @REPJ93
    @REPJ93 4 ปีที่แล้ว +22

    bukan ngga setuju, tapi kalau mau jujur gmn dengan nasib lulusan smk yang ga bisa meneruskan karena masalah biaya ekonomi?
    Bukan masalah ijazahnya, tapi pemeretaan nya buat seluruh masyarakat agar bisa mengikuti bangku perguruan tinggi. Kalau cuman fokus menghilangkan D3 dan mengganti atau memperbanyak lulusan D4 tapi biaya bangku perguruan tinggi masih mahal ya sama aja omong kosong. Apa lagi ngomong mengangkat kemiskinan.
    Mau bilang kalau mau gratis cari beasiswa? atau nilainya harus bagus? menurutku ya masih ngga adil, gmn dengan yang nilainya kurang bagus? Kita aja masih mengukur lolos dan tidak aja masih dari angka, bukan bener2 bakat dan minat.
    Akhirnya yang ada cuman kata kata "Yang penting kuliah"

    • @kurostyx9124
      @kurostyx9124 4 ปีที่แล้ว +2

      ada d1 dan d2, kebanyakan dari mereka spesialis di bidangnya.

    • @turangga2641
      @turangga2641 4 ปีที่แล้ว +2

      Makanya pak Wikan menyarankan SMK+2 (2tahun praktik di Industri atau Balai Latihan Kerja)

  • @kanggaver7
    @kanggaver7 4 ปีที่แล้ว +1

    Temen saya s1 univ terbaik lah bingung mau kerja dimana?, akhirnya lanjut s2, abis lulus juga bingung akhirnya jadi asdos, guru bimbel, privat penghasilnnya gak seberapa. ujung ujungnya ngegojek n jualan makanan itupun saya bantu dan modalin.
    Masih mending saya D1 keuangan, tp sekarang praktisi di bidang IT, karena dr SMP sebenernya passionnya elektronika dan komputer cuman pas mau lanjut STM tahun 90an di jkt jamannya tawuran tiap hari, akhirnya masuk SMA. Dapet selanjutnya sekolah kedinasan ya ambil saja itung2 dapat pekerjaan yang bagus tapi ternyata passion itu sulit ditolak begitu ada tawaran masuk ke bidang IT.
    Realnya passion dan bakat itu terkadang terhalang oleh situasi dan lingkungan yang gak mendukung dan terkadang anak2 anak sendiri gak tau karena dituntut program pendidikan di sekolah dan perkuliahan sekarang ini yang begitu menuntut harus tau segala hal dan akhirnya yang juara adalah orang yang paling bagus daya ingatnya. Dikehidupan real yang juara2 di kelas dan kampus jadi apa dan sesukses apa sekarang?..
    ini yang perlu di lihat dunia pendidikan, kalo boleh sih sebenernya rangking dan IPK itu gak perlu diumumkan karena tiap anak bakat dan passionnya berbeda, dan sangat memebebani para juara kelas dikehidupan nyata karena sebenernya mereka dibentuk menjadi penghapal semua mata pelajaran.
    Sukses dikehidupan sebenarnya yang dibutuhkan adalah kemampuan yang unik yang pastinya datang dari passion yang sudah di gali seseorang sampai tingkat maksimal, membaca peluang, kejujuran, keberanian. dan itu yang sedikit sekali diajarkan di dunia pendidikan.

  • @lutami5940
    @lutami5940 4 ปีที่แล้ว +1

    Awalnya agak kontra dengan bapak karna saya lulusan D3, tapi ya setelah nonton sampe akhir ngerti sih tujuannya kemana.
    Tentang lulusan d3 ujung2nya pengen lanjut d4, itu benar banget.
    Saya sudah bekerja di lapangan (RS) selama 1 tahun.
    Saya lulusan d3 radiologi, sangat ingin lanjut d4 karena saya masih butuh ilmu lanjutan tentang modalitas radiologi yang lebih lanjut, dan hanya bisa saya dapatkan di bangku d4, karna belajar otodidak pun jika dasar teorinya belum kuat masih belum cukup untuk jadi teknisi profesional.
    Saat ini jika ingin menghapus d3, boleh saja namun fasilitasi juga untuk kami kampus2 yang menyediakan program ekstensi dari d3 ke d4

  • @mainanbocah4672
    @mainanbocah4672 4 ปีที่แล้ว +43

    D1 dan D2 ga usah, mending smk di maksimalin kompetensinya

    • @GeoSeoKwan
      @GeoSeoKwan 4 ปีที่แล้ว +2

      Seharusnya sih lebih praktis dan simpel

    • @mainanbocah4672
      @mainanbocah4672 4 ปีที่แล้ว +2

      @@GeoSeoKwan iyaah om, kalo d3 alasanya di tutup karna toh nantinya pada lanjut d4/s1, tapi kenapa ga d1 dan d2 saja yang di tiadakan dimana kenyataannya di lapangan juga pekerjaannya sama aja kualifikasinya kek smk. Ye ga

    • @ldzmotovlog
      @ldzmotovlog 4 ปีที่แล้ว

      D1 lebih matang dari segi usia, pola pikir, dan jurusan" yang lebih farian dari smk. Soalnya pelajaran yang diberikan lebih difokuskan ke jurusan yang dipilih. Jadi pelajaran umum sudah tidak diberikan.

    • @ldzmotovlog
      @ldzmotovlog 4 ปีที่แล้ว +1

      @masfoodie Sehingga mahasiswa d1 & d2 lebih fokus dalam mendalami ilmu yang di berikan. Dan pastinya yang sesuai di harapkan dunia kerja. Dimana lulusan d1 & d2 dihargai kopetensinya sesuai jurusannya🙏🙏

    • @yanuarwidyarsa2007
      @yanuarwidyarsa2007 4 ปีที่แล้ว

      Bisa2 anak SMK pulang nya Malam 😄😄

  • @ichsanbudifebryanto7239
    @ichsanbudifebryanto7239 4 ปีที่แล้ว +4

    Harus ada sosialisasi mengenai pendidikan Avokasi dan Terapan

  • @ebione8598
    @ebione8598 4 ปีที่แล้ว

    Bagus, ini harus bisa diterapkan langsung di industri, semua pakai anak2 negeri, dr design, sampai mass product, pemerintah juga harus yakin menanam modal untuk product2nya nanti, dan lapangan pekerjaan akan terbuka lebar.

  • @akbararya7243
    @akbararya7243 4 ปีที่แล้ว +1

    Buat mungkin yang belum tahu, Pak Wikan ini dekan Sekolah Vokasi UGM, jadi saya yakin dia mengatakan ini berdasarkan data dan tidak sembarangan. Beliau berbicara sesuai kapasitas dan pengetahuan yang dimiliki

  • @pujiri5752
    @pujiri5752 4 ปีที่แล้ว +9

    Setuju pak. Semoga ini bisa memperbaiki wajah "Diploma" di tengah2 masyarakat Indonesia
    Puji Riatno 26