AKU PERNAH PATAH - Puisi by

แชร์
ฝัง
  • เผยแพร่เมื่อ 12 ม.ค. 2025

ความคิดเห็น • 13

  • @rijalmaulana4080
    @rijalmaulana4080 2 วันที่ผ่านมา

    Masuk😅

    • @caramellatteyours
      @caramellatteyours  วันที่ผ่านมา

      @@rijalmaulana4080 hi kak, terimakasih sudah singgah🤗

  • @Winlinggayoni
    @Winlinggayoni 2 วันที่ผ่านมา

    Hadir ah😂😂😂
    Ijinkan aku bertanya kepada Tuhan
    kenapa cinta ini harus hadir
    dan tertaut pada mu ?
    inikah ujian hati? ataukah sekedar jalinan benang tujuh warna sebagai ajimat ?
    airmata ini menjadi kenangan terakhir tentangmu
    satu - satunya hal yang akan tetap menemaniku
    saat sendiri, saat kau tak lagi disisi,
    saat kau tak bisa aku miliki,
    terendap laraku,
    laksana luka yang tergores dari pisau berkarat
    kian lama kan kian bernanah
    aku takut dengan rinduku
    tapi selalu menikmati rindu ini
    aku cemas dengan kecemasanku
    tapi aku teramat menghayati
    Aku tau takan ada kebersamaan abadi untuk kami
    tapi ijinkan satu detik saja
    untuk menatapmu
    untuk sekedar menyakinkanku
    bahwa engkau bukanlah untukku

    • @caramellatteyours
      @caramellatteyours  2 วันที่ผ่านมา +1

      @@Winlinggayoni Ijinkan aku menjawab dalam diam,
      karena tak semua tanya butuh suara,
      dan tak semua cinta butuh alasan.
      Mungkin, cinta ini hadir hanya sebagai titipan,
      bukan untuk dimiliki,
      melainkan untuk mengajarkan arti melepaskan.
      Air matamu, biarkan ia jatuh,
      karena rindu kadang butuh alirannya sendiri.
      Saat kau merasa sendiri,
      ingatlah, sepi juga bagian dari cerita,
      dan tak semua kehilangan berarti akhir segalanya.
      Laramu mungkin pedih,
      seperti luka yang tak lekas sembuh,
      tapi waktu,
      selalu punya cara menyembuhkan tanpa kau sadari.
      Nikmati rindumu,
      hayati cemasmu,
      karena itulah tanda kau hidup,
      merasakan setiap denyutnya.
      Satu detik untuk menatap?
      Jika itu cukup bagimu,
      biarkan tatapan itu menjadi penutup,
      bukan untuk menyakiti,
      melainkan untuk menyadari:
      cinta tak harus memiliki,
      tapi selalu bisa menjadi pelajaran abadi.

    • @Winlinggayoni
      @Winlinggayoni 2 วันที่ผ่านมา

      @caramellatteyours
      Langit siang ini seakan meredup
      Sang mega tersenyum tipis menilik dari sana
      Dari balik tirai antariksa gumpalan cahaya perak
      Antahkah ini hanya ilusi atau lukisan cinta langit yg begitu indah pada kanvas bergelar cakrawala
      Sayup kudengar kidung puisis dari jagat maya
      Iramanya mengakun lembut namun sesekali menghentak
      Seakan berpacu mencari setiap jabaran dari tiap-tiap jafaznya
      Akupun diam... Mengais lebih dalam dari pecahan-pecahan hati yg tampak berserakan
      Netraku terpaku pada seraut wajah di ujung asa
      Ia tampak membuka lembaran demi lembaran kitab kenangan
      Wajahnya layu, lunglai,tapi mencoba tersenyum
      Hai.. Apa yg kau temukan dari selaksa kisah..?
      Atau kau hanya sedang mencari cerita ketika cinta memeluk rindu yg teramat sangat dan berlomba untuk siapa yg khilaf lebih dahulu?
      Atau kau hanya membolak-balikan lembaran kisah karena ingin mengenang takdir...
      Ahhh... Entahlah....
      Mungkin sebaiknya aku tak mengusikmu..
      Membiarkanmu mengeja kembali butiran-butiran rindu yg ambigu
      Atau sekedar menatap dari kejauhan sembari memastikan kau baik-baik saja
      Hingga kau akhirnya harus kesal atau pasrah pada bait yg berlafaz "biarlah"
      Dari sini aku menatapmu...
      Yang tengah memaknai cinta dan terus memaksakan ada kata "AKU" diantara bahagianya
      Atau sedang mengeja rindu yg kau nisbatkan istilah "KITA"
      Sudahlah....
      Aku cuma bercanda.. Begitupun coretan sederhana ini adanya
      🤣🤣🤣🤣

    • @caramellatteyours
      @caramellatteyours  2 วันที่ผ่านมา

      @@Winlinggayoni 😭😭😂, last deh
      Langit siang ini memang redup,
      Namun mungkin bukan redup yang sama seperti yang kau lihat.
      Mega itu mungkin tersenyum tipis,
      Tapi aku tahu, ia menyimpan lebih banyak rahasia daripada yang sempat kuselami.
      Kidung yang kau dengar,
      Adalah kidung yang kutitipkan pada semesta.
      Bukan sekadar untaian kata,
      Melainkan potongan rasa yang pernah berserakan.
      Apa yang kau baca dari sana?
      Serpihan kisah yang kuungkap perlahan,
      Atau sekadar ejaan rindu yang terlalu takut untuk berbicara?
      Entahlah… aku pun kadang tak tahu apa yang ingin kusampaikan.
      Namun kau…
      Menatapku dari kejauhan,
      Berusaha memahami lembaran demi lembaran yang kubuka,
      Seakan kau tahu bagaimana rasanya mencari makna di antara luka.
      Aku memang memeluk rindu yang teramat sangat,
      Tapi bukan berarti aku ingin berlomba mencari siapa yang salah lebih dulu.
      Kadang, aku hanya ingin berhenti sejenak,
      Mengenang takdir yang kutulis dengan tinta air mata.
      Jadi biarlah aku begini…
      Membolak-balikkan kenangan, bukan untuk terjebak,
      Melainkan untuk mengingat bahwa aku pernah ada,
      Di tengah cinta, di tengah rindu, meski akhirnya aku harus memilih “biarlah.”
      Jika kau di sana hanya ingin memastikan aku baik-baik saja,
      Aku berterima kasih untuk itu.
      Namun ketahuilah,
      Terkadang, aku hanya ingin sendirian mengeja semua ini,
      Sampai akhirnya aku bisa mengatakan pada diriku sendiri,
      “Aku sudah selesai.”
      Sudahlah…
      Biarkan kidung puisi ini menjadi jawabanku untukmu.
      Karena meski sederhana,
      Ia adalah caraku memastikan bahwa aku masih hidup,
      Dan mungkin, suatu hari nanti,
      Aku akan menulis tentang akhir yang bahagia.

    • @Winlinggayoni
      @Winlinggayoni 2 วันที่ผ่านมา

      @caramellatteyours tentang kisah yg akan kau tulis berujung bahagia..
      Bagaimana kalau takdir berkata "belum waktunya "
      Dan.. Tentang kisah yg katanya kau ingin susuri sendiri
      Lalu bagaimana kalau suratan ternyata sudah menulis "berdua"
      Pernahkah kau tanya hati
      Kemanakah separuhnya telah pergi
      Lalu rindu,, apakah tetap akan menjadi sebatas ingin yg terpasung pada ruang dan waktu
      Hanya untuk segurat kata "temu"
      Hei... Kau salah lagi...
      Aku menatapmu dari sini bukan berarti bermadah helah biarkan kau sendiri
      Tapi,, aku disini menatapmu sembari menarik waktu dari arah yg berbeda
      Bukankah semesta berpesan bahwa perbedaan adalah keindahan
      Bukankah tuhan berkata yg sempurna adalah ketika menyatunya yg berbeda...
      Lalu apa hak ku walau sekedar menatap dari sudut matamu
      Biarlah... Kita maknai cerita dari jalur yg berbeda
      Meski kita harus tau bahwa alurnya akan pada kisah yg sama
      Ya... Sama-sama menjalani peran maksudku...
      Ini bukan pusis...
      Ini bukanbjuga cuapan lirik hati..
      Aku hanya terbiasa melafaz cerita dari sudut pandang dan arah yg berbeda..
      Perihal rindu..
      Aku juga tak tau kenapa tuhan menitipkan rasa sejatuh ini padamu..
      Apalagi cinta...
      Aku bahkan sudah lupa aneka warna indah yg dulu kau sematkan diantara senyum dan canda..
      Tapi ya begitulah...
      Bahkan bagiku aku tak perlu memaknai keduanya..
      Karena tuhan telah mencukupkan aku dengan hadirmu sebagai jabaran cinta dan rindu...
      Hahahahha..... Jangam bilang aku menggodamu...
      Tidak.. Tidak...!!
      Aku hanya sedang berterus terang saja padamu...
      Tapi ya sudahlah.. Bukankah tadi kita sudah sepakat bahwa akan menatap dari sudut dan arah yg berbeda..
      Ya... Memang begitulah seharusnya dua raga
      Takan bisa searah silu jika hendak menatap temu..
      Pasti berbeda kan.... 🤣🤣🤣😄
      Karena Umtuk menatap mata takan mungkin dari mata yg sama...
      Salam santunku

    • @caramellatteyours
      @caramellatteyours  วันที่ผ่านมา

      @@Winlinggayoni lagi deh, hihi😆
      Tentang kisah yang kau sebutkan itu,
      Aku tahu, mungkin takdir berkata "belum waktunya."
      Dan jika akhirnya aku diminta berbagi langkah,
      Dengan suratan yang kau bilang sudah menulis "berdua,"
      Apa aku harus bertanya pada hati yang sudah tak yakin ada separuhnya?
      Rindu, bagiku, memang tak pernah mudah.
      Ia selalu terjebak di ruang dan waktu,
      Hanya untuk berharap pada satu kata, "temu."
      Namun, bukankah selama ini,
      Aku tak pernah meminta lebih dari itu?
      Hei, kau bilang aku salah lagi,
      Tapi, jika kau menatapku dari sana,
      Apakah aku benar-benar sendirian dalam perjalanan ini?
      Atau kau hanya mencoba memberi arti pada waktu,
      Yang kau tarik dari arah berbeda?
      Perbedaan, katamu, adalah keindahan.
      Tapi tidakkah kau tahu?
      Aku bukan ingin menjadi berbeda,
      Aku hanya mencoba menjadi aku-
      Yang selama ini tak mampu memahami,
      Bagaimana semesta merancang segala ini.
      Lalu, perihal rindu yang kau bicarakan,
      Aku pun tak tahu kenapa Tuhan menitipkan rasa seperti ini padamu.
      Sejujurnya, aku bahkan takut untuk memaknai lagi,
      Takut jatuh terlalu dalam hingga aku lupa jalan keluar.
      Kau bilang ini bukan puisi,
      Bukan lirik hati yang tertata indah,
      Namun bagiku, setiap lafaz yang kau tuliskan
      Selalu terasa lebih dari sekadar kata.
      Tuhan mencukupkan hadirmu sebagai jawaban,
      Namun aku belum tahu apakah aku cukup berani,
      Untuk menafsirkan kehadiran itu sebagai jawaban cinta,
      Atau sekadar takdir yang ingin kita maknai sendiri-sendiri.
      Ah, sudahlah…
      Mungkin kita memang sepakat,
      Bahwa menatap dari sudut yang berbeda adalah yang terbaik.
      Karena meski raga tak bisa searah,
      Semoga hati masih bisa saling mendoakan dari kejauhan.
      Salamku,
      Bagi kisah yang mungkin tak pernah selesai kita eja.