terima kasih pak Boss RSW, selamat terus Bisnis dan Akedemisiya sdh 17 th Go head and Bravo salam Humdiana alumni Nusa Mandiri 2008-2010, saat ini saya sdh tdk di IBIKKG, kapan2 boleh nyambangi rumah 10M di kota wisata🤩💥👏
welcome to indonesia pak 09:50, tapi secara fakta ada beberapa universitas, fakultas informatika menggunakan kebijakan untuk mahasiswa baru menggunakan bahasa pemrograman yang cukup sulit (entah disengaja atau tidak) agar mahasiswanya mengulang mata kuliah tersebut kadang orang yang baru masuk informatika keteteran dan kelabakan, padahal alternatif untuk mengasah logika bisa menggunakan bahasa pemrograman yang mudah diantaranya ada python,kotlin,php, dan Go . ada juga fakultas yang menggunakan teknologi teknologi lawas contoh masih mengunakan ci dan masih mempertahankan native programming dan di dunia kerja kurang relevan. ada orang yang sebelumya jurusan IPS lalu berpindahan jurusan ke informatika atau otomotif ke informatika, atau tata boga ke informatika rata-rata gugur (tidak melanjutkan kuliah) yang tidak memiliki mental kuat (kasihan ke orang tuanya dan ini sangat memprihatinkan), dan saya sebagai mahasiswa mengucapkan gedek, liyer ,mumet, kumaha didinya ,sak karepmu
wah saya semakin tercerahkan pak,,,,saat ini saya sedang mengambil magister saya di salah satu univ swasta di jogja dan mengambil program jarak jauh. saya sangat punya keigininan untuk menjadi seorang pendidik, terlebih di univ yang memberikan saya beasiswa s2, sewaktu saya s1 dikampus ini, memang benar, mungkin hampir 70% tidak bisa coding, basisnya teori semua dan jarang di update,,,,
@@RomiSatriaWahono maksudnya semua makul computing ada praktikum Dosen saya juga kalo ga tahu waktu saya tanya ya ga mau bilang kalo ga tahu, bedanya ga dicariin prof atau dosen yang lain, wkwkwwk.... Inspired pak, kangen juga diajar pak Romi
Sangat setuju pak. Bahasa apapun akan mudah dipelajari apabila memiliki dasar pemahaman struktur dan algoritma. Pengalaman saya belajar programming di kampus di jerman. Di semester awal saya belajar bagaimana programmin dimulai dari menggunakan mainan fisik seperti anak2.
Jadi kalau bapak boleh sarankan, gimana mendesain alur pendidikan IT utk anak sy yg duduk di SMA, dimana dia punya passion di dunia IT? bangun practical skill (course - certification) dulu atau kuliah di computer science dulu? Dimana lembaga pendidikan yang recommended utk mengejar passion dia dibidang IT ini?
passion ga bisa dipaksakan mas, biarkan dia sambil berjalan mengikuti perjalanan masa mudanya ... yg bisa kita lakukan menyiapkan environment dan mendidik karakternya, supaya nanti akan survive di lahan garapan yg akhirnya dia pilih
Pemaparan yang sangat bagus. Saat kuliah saya fokus belajar bhs Golang sendiri. Karena menurut saya itu relevan dan dibutuhkan saat saya lulus. Dan benar sekarang saya menjadi seorang Golang Backend Engineer. Waktu itu kampus mengajarkan Java, C++, dan PHP. Setelah lulus sempat pegang PHP selama 1 tahun tapi karir stagnan. Saya jg gak berani mencantumkan Java dan C++ di CV krn saya tau pengetahuan yg didpt di kampus hanya sdkit. Intinya terlalu banyak bahasa pemrograman. Di tempat kerja kita butuh pengetahuan yang mendalam bukan hanya permukaannya saja. btw, saya lulusan Pendidikan Informatika, bukan teknik.
Pak Romi Satria, apakah belajar online itu lebih tidak efektif ? menurut saya belajar autodidak adalah pembelajaran yang sebenarnya, bagaimana menurut Pak Romi Satria ? Terima Kasih
yg pasti efisien ... kalau efektif, belum tentu level efektifnya sama utk semua jenis pengajaran, mungkin kognitif dan psikomotorik bisa efektif, tapi dari sisi afektif (sikap, karakter) mungkin tidak
@@RomiSatriaWahono Anak saya tidak bisa baca tulis belajar online, dan saya sendiri lebih suka belajar tatapmuka. Jadi belajar online itu tidak efektif yah. Cuman mengejar efisiensi aja, benarkah ?
Barangkali yang menjadi salah satu penyebabnya juga adalah, amat sangat terbatas serta rendahnya kualitas dan kuantitas literasi, referensi dan pergaulan mereka, sebagai contoh sederhana, disaat anak-anak muda dinegara-negara lain sudah lama bergumul dengan pertanyaan dan persoalan bagaimana merumuskan sebuah Global Responsible AI Framework, bagaimana memecahkan permasalahan bias dan black box pada algoritme, sementara dinegeri ini anak-anak mudanya sudah merasa amat sangat berbangga dan berpuas diri sebatas hanya sekedar mampu menjadi buruh bagi raksasa-raksasa teknologi. 😂
ini titik masalahnya tetap ekosistem, kurikulum jadul dan tidka komprehensif, dosen tidak update knowledge, ngajar seadanya dan tidak berhasil menginpsirasi mahasiswa ... mahasiswanya sendiri juga kurang passionnya, sukanya yg instan2 ....jadi lengkep dan sempurna hehehe
pak saya punya teman yg bisa dibilang versatilis kognitif bagus ipk 3, 8 kalo nggak salah. psikomotorik jga bagus jago desain, ilustrasi, coding, main alat musik . afektif jga bagus gak pernah bolos rajin sholat mudah bergaul. tapi dia gak punya ambisi apakah ia termasuk kognitif bias pak? apakah potensinya gak bisa dimanfaatkan dgn maksimal karena kami tinggl dikota kecil meskipun dia paham teori tapi gak nemu kasusnya ?
afektif itu karakter, sikap, tahan banting, mental baja ... rajin sholat dan mudah gaul bukan jadi alat ukur karena bisa saja hanya menjalankan kewajiban atau asal gaul saja .... ujicoba dg masalah kehidupan yg berat, karakter aslinya akan keluar nanti 😉
@@RomiSatriaWahono nah itu dia pak kasusnya yg nggak ada gak pernah berada dalam keadaan krisis orangnya bisa mencukupkan diri kalo dari pembahasan 5 karakter innovator nggak punya keinginan meninggalkan jejak tipe kepribadian plegmatis. tapi orangnya cukup optimis pernah sebelumnya mengajukan lamaran sbg desainer disalah satu hotel bintang 5 tapi udah lewat tenggat waktu terus dipanggil wawancara ditanya kenapa kamu kirim lamaran padahal waktunya udah lewat 2 minggu lebih jawabnya kan ngajukan berkas lamaran kan nggak bayar pak jadi saya kirim aja kemudian diterima dia kerja setahun setelah itu resign. apa musti merantau y pak ?
@@kid_rz kalo ibadah kan karena kesadaran aja tapi kalo nilai yg tinggi entah memang pemahamannya yg lebih baik soalnya dia sama aja kayak saya dan teman-teman yg lain sering nongkrong dan belajar kalo ada tugas aja gak nyiapain waktu khusus tapi dia sering bantuin temen yg lain buat tugas aja
dia harus pergi dari environmentnya sekarang, supaya lebih ada tantangan ... sekali lagi IPK tinggi itu sebenarnya tidak menunjukkan kepintaran, tapi lebih cenderung ke manajemen waktu yg lebih baik ...
terima kasih pak Boss RSW, selamat terus Bisnis dan Akedemisiya sdh 17 th Go head and Bravo salam Humdiana alumni Nusa Mandiri 2008-2010, saat ini saya sdh tdk di IBIKKG, kapan2 boleh nyambangi rumah 10M di kota wisata🤩💥👏
hahaha siap pak .... aman
welcome to indonesia pak 09:50, tapi secara fakta ada beberapa universitas, fakultas informatika menggunakan kebijakan untuk mahasiswa baru menggunakan bahasa pemrograman yang cukup sulit (entah disengaja atau tidak) agar mahasiswanya mengulang mata kuliah tersebut kadang orang yang baru masuk informatika keteteran dan kelabakan, padahal alternatif untuk mengasah logika bisa menggunakan bahasa pemrograman yang mudah diantaranya ada python,kotlin,php, dan Go .
ada juga fakultas yang menggunakan teknologi teknologi lawas contoh masih mengunakan ci dan masih mempertahankan native programming dan di dunia kerja kurang relevan. ada orang yang sebelumya jurusan IPS lalu berpindahan jurusan ke informatika atau otomotif ke informatika, atau tata boga ke informatika rata-rata gugur (tidak melanjutkan kuliah) yang tidak memiliki mental kuat (kasihan ke orang tuanya dan ini sangat memprihatinkan), dan saya sebagai mahasiswa mengucapkan gedek, liyer ,mumet, kumaha didinya ,sak karepmu
hehehe yg sabar dan tetap dalam perdjoeangan mas ... perbaiki dari sisi yg kita punya previledge utk memperbaiki dulu paling tidak .. 😊🙏👍
wah saya semakin tercerahkan pak,,,,saat ini saya sedang mengambil magister saya di salah satu univ swasta di jogja dan mengambil program jarak jauh. saya sangat punya keigininan untuk menjadi seorang pendidik, terlebih di univ yang memberikan saya beasiswa s2, sewaktu saya s1 dikampus ini, memang benar, mungkin hampir 70% tidak bisa coding, basisnya teori semua dan jarang di update,,,,
banyak baca, baca dan baca mas ... ikuti youtubeku yg ttg penelitian ya .... seriesnyq sudah lengkap
Setuju pak, dulu waktu saya S1 hampir semua makul 4 SKS, dalam 1 semester hanya sekitar 5 makul aja dan semua makul computing selalu ada teori
nah 👍
@@RomiSatriaWahono maksudnya semua makul computing ada praktikum
Dosen saya juga kalo ga tahu waktu saya tanya ya ga mau bilang kalo ga tahu, bedanya ga dicariin prof atau dosen yang lain, wkwkwwk....
Inspired pak, kangen juga diajar pak Romi
Sangat setuju pak. Bahasa apapun akan mudah dipelajari apabila memiliki dasar pemahaman struktur dan algoritma. Pengalaman saya belajar programming di kampus di jerman. Di semester awal saya belajar bagaimana programmin dimulai dari menggunakan mainan fisik seperti anak2.
siaaaap .. betul mas
coding saya lebih banyak Komennya dari pada functionnya, jadi kalo lupa tinggal baca , kayak baca manual instructionnya lah hahaaa
nah ini yg bener hehehe
Jadi kalau bapak boleh sarankan, gimana mendesain alur pendidikan IT utk anak sy yg duduk di SMA, dimana dia punya passion di dunia IT? bangun practical skill (course - certification) dulu atau kuliah di computer science dulu? Dimana lembaga pendidikan yang recommended utk mengejar passion dia dibidang IT ini?
passion ga bisa dipaksakan mas, biarkan dia sambil berjalan mengikuti perjalanan masa mudanya ... yg bisa kita lakukan menyiapkan environment dan mendidik karakternya, supaya nanti akan survive di lahan garapan yg akhirnya dia pilih
9
🙏😊
Sae pak, kulo sering liat channel njenengan, semoga sehat selalu ya pak
siap mas .. thanks 😊🙏👍
Pemaparan yang sangat bagus. Saat kuliah saya fokus belajar bhs Golang sendiri. Karena menurut saya itu relevan dan dibutuhkan saat saya lulus. Dan benar sekarang saya menjadi seorang Golang Backend Engineer.
Waktu itu kampus mengajarkan Java, C++, dan PHP. Setelah lulus sempat pegang PHP selama 1 tahun tapi karir stagnan. Saya jg gak berani mencantumkan Java dan C++ di CV krn saya tau pengetahuan yg didpt di kampus hanya sdkit. Intinya terlalu banyak bahasa pemrograman.
Di tempat kerja kita butuh pengetahuan yang mendalam bukan hanya permukaannya saja.
btw, saya lulusan Pendidikan Informatika, bukan teknik.
sounds great mas ... lanjutkan perdjoeangan ya
Pak Romi Satria, apakah belajar online itu lebih tidak efektif ?
menurut saya belajar autodidak adalah pembelajaran yang sebenarnya, bagaimana menurut Pak Romi Satria ?
Terima Kasih
yg pasti efisien ... kalau efektif, belum tentu level efektifnya sama utk semua jenis pengajaran, mungkin kognitif dan psikomotorik bisa efektif, tapi dari sisi afektif (sikap, karakter) mungkin tidak
@@RomiSatriaWahono Anak saya tidak bisa baca tulis belajar online, dan saya sendiri lebih suka belajar tatapmuka. Jadi belajar online itu tidak efektif yah. Cuman mengejar efisiensi aja, benarkah ?
Pak Romi Satria, usia berapa anak bisa belajar mandiri dari udemy, anak saya umur 9 kalau belajar harus dituntun
slow pak.... biarkan mengalir saja dan jangan dipaksa
Barangkali yang menjadi salah satu penyebabnya juga adalah, amat sangat terbatas serta rendahnya kualitas dan kuantitas literasi, referensi dan pergaulan mereka, sebagai contoh sederhana, disaat anak-anak muda dinegara-negara lain sudah lama bergumul dengan pertanyaan dan persoalan bagaimana merumuskan sebuah Global Responsible AI Framework, bagaimana memecahkan permasalahan bias dan black box pada algoritme, sementara dinegeri ini anak-anak mudanya sudah merasa amat sangat berbangga dan berpuas diri sebatas hanya sekedar mampu menjadi buruh bagi raksasa-raksasa teknologi. 😂
ini titik masalahnya tetap ekosistem, kurikulum jadul dan tidka komprehensif, dosen tidak update knowledge, ngajar seadanya dan tidak berhasil menginpsirasi mahasiswa ... mahasiswanya sendiri juga kurang passionnya, sukanya yg instan2 ....jadi lengkep dan sempurna hehehe
Pak Romi Satri , lebih baik ambil kursus bahasa mandarin tiap hari atau seminggu 2 kali dengan harga yang sama ?
Terima Kasih
kalau mau bener mahir ya langsung tinggal di negara yg berbahasa itu ... pasti mahir, karena dipakai tiap hari
@@RomiSatriaWahono biayanya berat Pak Romi Satria, gak mampu
mungkin ini karena paradigma nya orang indonesia, ngapain bayar mahal2 hanya untuk beberapa jam..
secara hukum ekonomi bener juga itu ... bayar mahal tapi ga worth it or ga sesuai kebutuhan ya memang ga layak kita lakukan hehehe
pak saya punya teman yg bisa dibilang versatilis kognitif bagus ipk 3, 8 kalo nggak salah. psikomotorik jga bagus jago desain, ilustrasi, coding, main alat musik . afektif jga bagus gak pernah bolos rajin sholat mudah bergaul. tapi dia gak punya ambisi apakah ia termasuk kognitif bias pak? apakah potensinya gak bisa dimanfaatkan dgn maksimal karena kami tinggl dikota kecil meskipun dia paham teori tapi gak nemu kasusnya ?
afektif itu karakter, sikap, tahan banting, mental baja ... rajin sholat dan mudah gaul bukan jadi alat ukur karena bisa saja hanya menjalankan kewajiban atau asal gaul saja .... ujicoba dg masalah kehidupan yg berat, karakter aslinya akan keluar nanti 😉
Bukankah mendapatkan ipk 3.8, ahli dalam suatu bidang dan tekun dalam beribadah adalah buah dr ambisi?
@@RomiSatriaWahono nah itu dia pak kasusnya yg nggak ada gak pernah berada dalam keadaan krisis orangnya bisa mencukupkan diri kalo dari pembahasan 5 karakter innovator nggak punya keinginan meninggalkan jejak tipe kepribadian plegmatis. tapi orangnya cukup optimis pernah sebelumnya mengajukan lamaran sbg desainer disalah satu hotel bintang 5 tapi udah lewat tenggat waktu terus dipanggil wawancara ditanya kenapa kamu kirim lamaran padahal waktunya udah lewat 2 minggu lebih jawabnya kan ngajukan berkas lamaran kan nggak bayar pak jadi saya kirim aja kemudian diterima dia kerja setahun setelah itu resign. apa musti merantau y pak ?
@@kid_rz kalo ibadah kan karena kesadaran aja tapi kalo nilai yg tinggi entah memang pemahamannya yg lebih baik soalnya dia sama aja kayak saya dan teman-teman yg lain sering nongkrong dan belajar kalo ada tugas aja gak nyiapain waktu khusus tapi dia sering bantuin temen yg lain buat tugas aja
dia harus pergi dari environmentnya sekarang, supaya lebih ada tantangan ... sekali lagi IPK tinggi itu sebenarnya tidak menunjukkan kepintaran, tapi lebih cenderung ke manajemen waktu yg lebih baik ...
1:14:30 aku merasakan jadi babu dimasa semester1-4
dinikmati dan diikhlashkan perdjoeangannya mas 🙏 ... memang ekosistem pendidikan computing rumit di republik itu