Alhamdulillah, terus semangat untuk menggali dan meluruskan fakta sejarah yang sebenar benarnya, agar generasi penerus faham dan mengerti apa dan bagaimana para leluhurnya. Rahayu.
Memang kelemahan bangsa kita adalah kemahnya budaya leterasi.anau membaca shg kita mudah terombang ambing pendapat orang.yg tidak didukung data yg akurat
Tulisan Dari Kh. Muhammad Yasser Arafat Dosen UIN sunan Kalijaga Jubah Pangeran Diponegoro Sanad Sabilillah dari Sultan HB I Ada kalangan atau katakan saja oknum yang mengklaim bahwa Pangeran Diponegoro adalah seorang habib dengan satu alasan. Bahwa sang pangeran memakai jubah. Tentu ini bukan alasan sahih. Ada juga yang model fundamentalis kultural begini. Anti Arab total hingga tidak utuh membaca sejarah dan fakta budaya. Ini bukan soal Arab atau bukan Arab, baalwi atau bukan baalwi, pribumi atau non pribumi. Sejarah harus dikatakan sebagaimana ia pernah terjadi pada masanya. Jika berita terkait sejarah yang beredar dan diedarkan oleh person atau kalangan tertentu itu tidak sesuai dengan data dan fakta yang sudah pernah menyejarah, maka itu harus dikritik. Bukan soal siapa yang menyampaikan. Tapi soal apa dan bagaimana yang benar. Begitulah cara ilmu pengetahuan bekerja. Status ini pernah saya posting beberapa bulan lalu. Di sini saya posting lagi karena banyak yang mengirimkan status yang saya share ini kepada saya. Tentang jubah Pangeran Diponegoro, itu memang sahih terjadi di dalam sejarah putra Sultan Hamengkubuwana III itu. Tujuh puluh satu tahun sebelum sang pangeran mengobarkan perang dengan memakai jubah, Pangeran Mangkubumi yang kelak menjadi Sultan Hamengkubuwono I, telah memakai jubah yang sama. Pakaian ini jamak dirasuk oleh para leluhur mataram ketika turun ke medan perang. Ini juga tercatat di dalam catatan harian Nicolaas Hartingh, gubernur VOC untuk Jawa Utara, saat itu. Alkisah, pada September 1754, Nicolaas Hartingh mengadakan pertemuan pribadi dengan Pangeran Mangkubumi. VOC telah lelah berperang sekira kurang-lebih sembilan tahun sejak 1746. Pertemuan informal ini digelar di Pedagangan, Grobogan, Jawa Tengah saat ini. Dalam kesaksian Hartingh, Pangeran Mangkubumi memakai baju putih dan ”kain bergambar Jawa biasa (mungkin kain batik)”, memakai dua keris, dengan tutup kepala ala ulama yang dibalut dengan ikat kepala kain linen halus yang berjahit benang emas pada kepalanya. Pengiring Pangeran Mangkubumi juga memakai pakaian yang sama. MC Ricklefs, dalam Yogyakarta di Bawah Sultan Mangkubumi 1749-1792 (2002: 80-81), menyebut bahwa pakaian jubah Pangeran Mangkubumi itu mengingatkan pada pakaian yang dipakai oleh cicitnya, Pangeran Diponegoro. Apakah pakaian tersebut menunjukkan ciri kearaban? Tidak. Pakaian seperti itu, dalam cerita para sesepuh di Yogyakarta dan juga dalam catatan kolonial, merupakan pakaian perang keraton. Dari sini dapat dipahami bahwa jubah Pangeran Diponegoro adalah pakaian para sultan dan para kesatria yang turun ke medan perang sabilillah. Dalam contoh jubah Pangeran Diponegoro, dapat dipastikan bahwa sanad jubahnya didapatkan dari Sultan Hamengkubuwono I, yang tiada lain merupakan buyutnya sendiri. Panjang umur ilmu pengetahuan dan kebenaran! Wallahu a’lam
Saya sebagai orang Jawa sangat menghormati keris sebagai warisan leluhur yang harus kita "uri-uri" kita jaga fisik dan makna filosofis yang ada padanya. Keris dalam tradisi Jawa bukan sekedar senjata tikam akan tetapi "ageman", yaitu sesuatu yang melekat pada pemiliknya, sehingga menjadi identitas. orang memahami keris akan mengetahui siapa si pemilik tersebut, kondisi jiwanya termasuk cita-cita luhurnya. HAnya sayangnya tayangan-tayangan di berbagai media termasuk sintron atau film2 yang ada telah mendiskreditkan dan mendegradasi keris, sampai akhirnya keeris dikaitkan dengan klenik dan perdukunan.
Pakai blangkon itu dalam kesehariannya, sa'at beliau ke masjid pakai gamis. Apalagi saat berangkat Jihat dia selalu pakai gamis Beliau selalu menjaga Wudhu, dan kebiasaan menjaga wudhu diikuti oleh Jenderal Soedirman.. Beliau SANTRI TULEN, memakai gamis, pasti mengikuti guru spiritualnya yg selalu memakai gamis. Siapa guru spiritualnya. ???? 😇😇
Dari kedua foto yg digunakan Pangeran Diponegoro 100% saya percaya, bahkan kalau menggunakan sarungpun saya percaya karena melihat situasi dan kondisi acara yg dihadiri, seperti kita ini, kapan ibadah, kapan kerja, kapan kerja bakti dikampung pakaian akan menyesuaikan. Yg 1000% tidak percaya kalau Pangeran Diponegoro merupakan keturunan Kabib Ba'alwy
Sorban itu tidak ada relevannya dengan habib. Tapi kalau ada yang menganggap Pangeran Dipo Negoro itu kaum Ba'lawi, itu ngawur. Sebab P.Dipo Negoro itu asli dari Kesultanan Ngayogyo Karto.
Mungkin yg di maksud pelukis.. pelukis berusaha melukis pangeran Diponegoro dalam bentuk yang paling pantes artinya yang paling bagus..meski pakaian pangeran Diponegoro banyak bentuknya..yg sekarang mempermasalahkan mungkin itu aliran tertentu yg tidak suka dengan Islam..akhirnya membuat isu Yaman..arab.. terus di adu domba dengan tiuan halus dg kalimat pribumi dan pendatang dan dan dg segala cara Supaya masyarakat membenci islam..itu intinya yg membuat masalah..sampai kapanpun Islam tetap akan bersinar dan segala macam keprimitifan akan tenggelam karena tdk sesuai zaman
pangeran Diponegoro tidak hanya dijawa tapi dari Banten sampai Madura banyak pengikut berjuang bersama pangeran Diponegoro, saya orang betawi saya sering dengar engkong saya cerita, kumpi saya atau buyut saya adalah salah satu pejuang pengikut pangeran Diponegoro dijayakarta/batavia, beliau bilang sosok pangeran Diponegoro sangat taat agama, pangeran Diponegoro menyatukan umat islam, walaupun pangeran Diponegoro sudah wafat tetapi pengaruhnya masih melekat dihati rakyat yang ingin merdeka. Tambahan engkong saya juga pernah bilang, mufti Batavia atau datuknya habib habib sekarang mereka buatan Belanda untuk membantu Belanda mengurangi pengaruh pangeran Diponegoro. Semoga pangeran Diponegoro diberikan surga firdaus, Amin ya rabbal alamin
Dulu pernah ada sejarah-wan yang komentar kalo lukisan pahlawan nasional itu "imaginer" alias hasil rekaan belaka.. tentu saja pendapat ini menuai protes.. Contoh kasus pada Pangeran Diponegoro ini, jangankan lukisan wajahnya, bahkan suasana saat menjelang perundinganpun jadi kontroversi.. Versi pelukis belanda, digambarkan Pangeran Diponegoro datang dengan pasrah, wajah tertunduk lesu tanda menyerah.. Sedangkan versi Indonesia, Pangeran Diponegoro datang dengan sikap tegak, tegas dan gagah berani... Tentu saja kita pasti memilih versi pelukus Indonesia.. Sekali lagi harus diakui kalo itu "imaginer" hasil rekaan.. dan pada akhirnya menjadi kontroversi sejarah.. Wallahu'alam..
Apapun Pakaian Alm Pangeran Diponegoro Tetap Beliau Adalah Seorang Pangeran Jawa Yang Berperang Melawan Belanda Selama 5 Tahun (1825 - 1830) Yang Nyaris Membangkrutkan Belanda. Dan Beliau Pahlawan Nasional Republik Indonesia.. Alfatehah Untuk alm Pangeran Diponegoro..🤲🤲
Padahal blangkon sendiri sebenarnya adaptasi lokal dari turban sufi, karena orang jawa pada era majapahit menurut catatan ma huan tidak mengunakan penutup kepala, dan rambutnya panjang terurai, bahkan cara busana orang jawa sekaramg justru dari masa era islam, karena kalo di candi-candi orang jawa bertelanjang dada, hanya pake jarik selutut, bahkan perempuannya juga topeless
Senada dengan anda, Pakaian adat Jawa (blankon) itu baru ada setelah runtuhnya Majapahit dan mulai berdirinya Demak. Bahkan dalam era Majapahit tidak ada istilah Jawa, apalagi pd era Singasari dan Kediri. Pada masa itu, orang menyebutkan dirinya sebagai orang Singasari, orang Kediri, orang Majapahit. Tidak ada orang menyebut dirinya sebagai orang JAWA Ketika Demak berdiri, mereka menyebutkan dirinya sebagai orang Demak, orang Pajang dan orang Jipang. Memakai blankon, MUNGKIN dari kreasi Sunan Kalijogo, mengingat beliau adalah putra Adipati Kerajaan, juga seorang wali. (mohon dikoreksi)
Kenapa memakai sorban, baik sunan kalijaga maupun pangeran Diponegoro, itu karena mereka mengikuti tariqat, shg mendapatkan ijazah untuk menggunakan hirqah Hirqah untuk penutup kepala, jadi kita fokus saja Diponegoro memakai itu karena beliau mendapat sanad tariqat Yang harus kita pahami bersama Diponegoro bukan Ba Alawi.... Dan jangan di Ba Alawi kan
@@GundulNdul-n6v sampeyan tahu yg namanya khirqoh ?? 😊 khirqoh itu selendang kaum sufi yg seperti sorban.... Sunan Kali jaga juga pake khirqoh yg dipakai di pundaknya... Beliau tidak memakainya di kepala kayak kerudung...
Semasa di Makkah Beliau pernah bertemu dengan pergerakan tarekat Sanusiah dari libya.{ di pimpin oleh Syekh Muhammad ibn Ali As Sanusi} yang pada masanya tengah melakukan pergerakan melawan invasi Barat di wilayah Libya dan Maroko.Poin yang kita ambil adalah Semangat Beliau untuk melawan penjajah Belanda.Perjuangan yang menjadi benih semangat bagi generasi-generasi berikutnya.
kaum Oren dan yg ngaku NUSANTARA kepanasan liat pahlawan Nasional pake sorban dan gamis, mereka ga tau sejarah kalo dari mereka ga ada yg jadi pahlawan atau berkontribusi untuk kemerdekaan Republik Indonesia.
Tentu pada saat saat resmi pakai Sorban seperti sholat jumat. Sebagai orang jawa tentu disaat santai pakai blangkon. Toh blangkon juga sebenarnya adalah sorban yg dipatenkan sehingga tidak perlu diikat dan dilingkar ke kepala karena sudah dibuat paten agar mudah dan praktis.
P. Diponegoro valid putra Sri Sultan HB 3,raja jogja. Saya rakyat Jogja. Jangankan P Diponegoro, Jendral Sudirman aja hampir mau di HABIBKAN sama baklawi imigran Yaman. Semua pahlawan Indonesia mau diklaim orang Yaman.sejarah Indonesia dibelokkan juga. Bahkan jawa dan Indonesia milik aulia Tarim. pribumi harus cerdas, jgn mau dibodohi habib baklawi imigran Yaman!!!
Gambar pangeran diponegoro versi gambar bik nampak kurus mungkin setelah lama berperang, sakit malaria ketika dikerjar2 voc di hutan banyumas...dan mungkin kekurangan bekal membuat p. Dipnegoro susut berat badannya....sangat masuk akal...gambar versi surjan sptnya sebelum perang sehingga tak nampak kurus...apalagi dia seorang pangeran yg hidupnya berkecukupan.
Pembahasan yg menarik ini mas,,waktu klas dasar aku pun pernah berfikir kok pakaian pangeran Diponegoro tidak seperti orang Jawa seperti umumnya? Benarkah itu foto asli/bukan perlu kajian sejarah
Buat para jawa sedulur..sblum terlalu bangga pada pangeran Diponegoro nih satu fakta sejarah juga, beliau perang sama Belanda bukan karena ingin mengusir Belanda, tapi semata-mata cuma karena nggak mau tanahnya dilewati oleh proyek pembangunan Belanda. Di samping juga ada ketidakpuasan Diponegoro karena pihak Belanda waktu itu lebih dekat kepada penguasa Jawa tertentu .. semua pahlawan tentu berjasa tapi pahlawan yang paling berjasa adalah pahlawan setelah tahun 1928, Karena setelah itu apapun konfrontasi yang terjadi dengan Belanda yaitu memerdekakan Indonesia, bukan memerdekan daerahnya sendiri atau tanahnya sendiri ..
@@iqbalhakim9329 setidaknya bisa diniatkan tuk usir Belanda dari tanah Jawa toh? Tapi tidak dia lakukan , masih mending pemberontakan cina yg berujung peristiwa pembantaian cina .saat itu motivasi pemberontak cina tuk usir kompeni dari Batavia. Kalo Diponegoro ? Perang cuma sebatas agar tanahnya gak diganggu dan agar dapat jabatan...terbukti ketika Belanda menawarkan perjanjian dan iming iming naik tahta langsung disamber tuh tawaran, cuma sayang "tapi boong"..yg ada malah ditangkap dan dibuang . Gila jabatan sih
Setahu sya, blankon yogya yg skrang itu adalah "surban jawa", hasil kreasi sunan kalijogo dan sultan agung.... Plepet²nya pd blankon yogya itu ada pakem²nya, sbg perlambang rukun iman dan rukun islam... Wallahu a'lam bishshawab...
@failedindonesian Senada dengan anda, Pakaian adat Jawa (blankon) itu baru ada setelah runtuhnya Majapahit dan mulai berdirinya Demak. Bahkan dalam era Majapahit tidak ada istilah Jawa, apalagi pd era Singasari dan Kediri. Pada masa itu, orang menyebutkan dirinya sebagai orang Singasari, orang Kediri, orang Majapahit. Tidak ada orang menyebut dirinya sebagai orang JAWA Ketika Demak berdiri, mereka menyebutkan dirinya sebagai orang Demak, orang Pajang dan orang Jipang. Memakai blankon, MUNGKIN dari kreasi Sunan Kalijogo, mengingat beliau adalah putra Adipati Kerajaan, juga seorang wali. (mohon dikoreksi)
koq aneh dan bikin heran kita sbg orang modern di era digital ini, atas perilaku oknum perantauan Yaman di Indonesia sejak koloni Belanda hingga sekarang dengan pernyataan yg tidak make sense ?
Semakin kesini semakin paham apa yg pernah dikatakan mbah nun bbrp tahun lalu. Beliau berkata : " kok pangeran diponegoro pakaiane gamis nganggo sorban, kui sg nggambar sopo?"
Soal pakaian P.Diponegoro kedua2nya benar...pakaian itu kan sifatnya situasional, dalam satu situasi P.Diponegoro memakai pakaian jubah plus sorban spt dlm lukisan pada umumnya,... sedang dlm situasi yg lain misal ada acara di keraton beliau memakai pakaian jawa plus blangkon. Yg salah itu kalo beliau dilukis dengan memakai kaos dan bercelana bluejeans...hi..hi..hi..
Ya sama kayak kita kadang pake kaos,kadang kemeja,kadang pake peci,kadang pake celana dst... nah kebetulan gambar yg tersisa dimuseum belanda yg pake sorban makanya gambarnya diadopsi dr gambar tsb,,,
wajah beliau dilukis oleh org belanda ketika beliau ditahan/dipenjara. beliau tau ketika digambar dn memang memakai pakaian itu sewaktu mau dilukis beliau mengenakan baju tsb, ya memang pangeran diponegoro memang kurus, wajah beliau umumnya wajah org jawa waktu itu, dgn kulit sawo matang (agak gelap).jk "tau" mulut beliau mirip hb x *hanya "silsilah" yg mampu mengilustrasikannya.
Menurut buyut saya almarhum nama aslinya pangeran Diponegoro adalah kanjeng pangeran Ontowiryo aslinya pakai blankon, pakai serban itu rekaan pelukis Basuki abdulah
Satu lagi pangeran d ponogoro milik seluruh rakyat indonesia yg mencintai ulama dan mencintai pahlawan, bukan milik jawa saja, walau saya orang kalimantan sangat kagum dengan kesolehan beliau dan perjuangan nya
Blankon diciptakan ketika Islam sdh masuk di tanah Jawa sebagai sorban versi lokal. Kalo era sebelum Blankon masih pakai ikat kepala kain atau udeng.bahkan menurut catatan sejarah cina kehidupan masyarakat Majapahit rambut pria terurai gondrong.
Itulah pentingnya umat ini bersatu melawan pemikiran liberal atau SEPILIS (Sekularisme, Pluralisme dan Liberalisme), mereka itu sejatinya anti islam, cuma pelan², perlahan tapi pasti. Pertama mereka menunjukkan anti habib yg keras, memuji-muji habib yg lembut, tujuannya mau adudomba antara habaib yg tegas dan habaib yg lembut serta umat dibawahnya. Setelah semakin eksis mereka menunjukkan anti Arab, tujuannya mau jauhkan umat dari islam melalui kebencian kpd Arab. Setelah semakin eksis byk pengikut dan berhasil menyusup diormas besar, mereka mulai menunjukan anti Habaib dan Yaman. Habaib yg lembut pun disikat, dicacimaki dan dihina, tujuannya mau adudomba antara Ulama Habaib dan Ulama non Habaib, mau memecah belah umat islam biar saling bermusuhan. Jika ini sukses, maka mereka akan adudomba antara Kyai dan Umat, mereka akan korek² kesalahan dan kejelekan oknum Kyai, mereka goreng habis²an, mereka buat opini busuk & framing buruk kpd semua Kyai dan Ulama agar dijauhi umat. Nanti setelah semakin kuat, mereka akan mengolok-olok Syari'at Islam dan Al-Quran. Sudah tidak relevan lah, ketinggalan zaman lah, sudah terlalu tua lah, diturunkan utuk umat terdahulu lah, hasil rekayasa Muhammad dan Sahabat²nya lah, tdk sesuai sains modern lah dst dst.. Ujung-ujungnya mereka mencacimaki syari'at islam dan memuja-muja sains modern, memuja-muja teknologi, memuja-muja orang² kafir dan ajarannya, mendiskriditkan islam dan umat islam, sehingga mayoritas umat Islam dinegri ini hanya KTP saja yg Islam, tapi ajaran dan keyakinannya jauh dari nilai² Islam, bahkan aleregi dan benci sekali ketika dengar kata² *"SARI'AT ISLAM".* 👆Itulah tujuan utama mereka. *WASPADALAH WASPADALAH !!!*
Menurut buku sejarah yang kita pelajari bahwa pangeran Diponogoro dikalahkan oleh belanda dengan cara diajak berunding untuk damai akan tetapi dijebak dan ditangkap......logikanya semudah itukah menangkap seorang pangeran Diponogoro yang memiliki kesaktian? Pangeran Diponogoro itu sudah seringkali digerebek oleh kompeni tapi hasilnya nihil........menghilang.....Saudara2 atau orang2 yang sepuh dari Solo mungkin masih banyak yang mengetahui fakta sebenarnya bagaimana seorang pangeran Diponogoro bisa dikalahkan Dan ditangkap kemudian diasingkan oleh kompeni termasuk juga apa yang terjadi dengan.Imam Bonjol, Depati Amir dari Bangka, Cut Nyak Dien dllnya...... Yang jelas taktik adu domba itu adalah senjata pamungkas dan sangat efektif digunakan oleh kompeni bahkan sampai sekarangpun banyak kelompok atau negara2 yang melanjutkannya dan mewarisi taktik ini.
Beliau adalah seseorang bangsawa dan ulama yang mempunyai akhlak yang luhur. Beliau diundang untuk berunding oleh Jenderal de Kock di Magelang ketika masih dalam suasana Idul Fithri sehingga sebagai seorang yang lebih muda beliau datang memenuhi undangan dengan berprasangka baik sehingga tidak membawa senjata atau tidak membawa pasukan besar tetapi hanya pengawal seadanya. Ternyata beliau ditangkap dibawa ke Semarang kemudian ditahan di Batavia diteruskan ke Manada dan akhirnya ditahan di Makassar samnpai beliau wafat.
Saya lebih setuju yg pakai sorban karena mèmang semangat keislaman yg memotifasi utk mengusir penjajah..para pejuang sebelum abad 19..sedang yg pakai blangkon di keraton didominasi oleh yg pro penjajah
Pangeran di ponogoro pejuang tangguh anti penindasan kompeni belanda sama tangguhnya dengan teuku umar, imam bonjol dan pejuang besar lainnya. Mereka kebenaran ulama. Semoga para almarhum pejuang kita di tempatkan di surganya allah.
Kalau sedang ibadah ya pakai pakaian ibadah, kalau di keseharian pangeran ya sama seperti pangeran Yogya yg lain. Yang terpenting beliau tokoh pejuang pribumi! Bukan baalwy 👈
kalau habib jelas ngawur tetapi kalau pakai surban atau gamis itu ketika mengobarkan perang jihad melawan londo ...artinya itu simbol perjuangan yang atu punya sanad....sedangkan pakai blangkon itu jelas benar kalau beliau orang jawa dan bahkan seorang priyayi dan kyai
Blangkon itu ageman rekayasa Kanjeng Sultan Agung Hanyokrokusumo dari Mataram. Jumlah lipatan nya 17 melambangkan rokaat sholat, kalau blangkon shahih dari Jogja harusnya 17 lipatan nya. Jadi ageman setelah era Sultan Agung Hanyokrokusumo bisa dipastikan punya simbol-simbol Islami. Soalnya Kanjeng Sunan Kalijaga pakai iket, bukan blangkon, minimal dari sketsa beliau yang beredar begitu. Menurut Kanjeng Sultan Hamengkubuwono IX, orang Jawa itu yang Islam. Kalau bukan Islam ya berarti sudah outcast. Sekali lagi, ini menurut beliau. Bukan berarti menyinggung agama lain. 😊
Rasanya ini adalah penjelasan yg paling fair dan tidak memihak. Matur sembah nuwun.
Betul. Ilmiah saja. Tidak memihak kecuali pada fakta sejarah. Maturnuwun
Mantap ya, belajar sejarah bisa liat fakta.
Pangeran Diponegoro Pahlawan yang sudah disahkan pemerintah Republik Indonesia. Asli Jowo.soal surban karena beliau juga seorang ulama.
DARI ZAMAN WALI SONGO ULAMA2 SUFI SDH PAKAI SYORBAN ,DAN SY BERPENDAPAT PANGERAN DIPONEGORO ADALAH BAGIAN DARI PADA ITU .
Mau pakai blankon atau mau pakai sorban beliau di tetap di hati kami
❤❤❤
Putra putri indonesia...
Beliau ttp muslim islam.. Mau pk blankon atau apalah
lah itu meluruskan sejarah dek,,,
Sudah lahh jgn lagi teloransi yg ngomong pake sorban.. yg bener pake blankon.. titik.
Ga berlaku lagi kata ATAU.
Alhamdulillah, terus semangat untuk menggali dan meluruskan fakta sejarah yang sebenar benarnya, agar generasi penerus faham dan mengerti apa dan bagaimana para leluhurnya. Rahayu.
Memang kelemahan bangsa kita adalah kemahnya budaya leterasi.anau membaca shg kita mudah terombang ambing pendapat orang.yg tidak didukung data yg akurat
Baik.., baguuus & sangat"2..lah meng' idokatif, & informatif, juga mencerahkan luuurr.., & lanjudkan didalam menCerdaskan masyarakat ummat 👌👌👍👍💪💪😁😊🤗🙏
Siap maturnuwun
Ya .... bisa pakai, bisa tidak pakai
Keren.....
Belajar sejarah itu memang penting. Tidak berdasarkan asumsi asumsi dan diceritakan ulang. 👍
Alhamdulillah ini info mengedukasi bukan sekedar menggiring opini.
Akhirnya ada conten yang membahas Pakaian Pangeran Diponagoro.....5👍.
Sangat mencerahkan....
🙏🏾
Ilmu yg bermanfaat..
saya suka narasi ini, sangat masuk akal. sorban ga harus identik dgn ba'alawi. ulama jaman dulu mmg pke sorban
Terima kasih, informatif dan edukatif
Luar biasa mencerdaskan
Terima kasih atas ilmunya mas.
Tulisan Dari Kh. Muhammad Yasser Arafat Dosen UIN sunan Kalijaga
Jubah Pangeran Diponegoro Sanad Sabilillah dari Sultan HB I
Ada kalangan atau katakan saja oknum yang mengklaim bahwa Pangeran Diponegoro adalah seorang habib dengan satu alasan. Bahwa sang pangeran memakai jubah. Tentu ini bukan alasan sahih. Ada juga yang model fundamentalis kultural begini. Anti Arab total hingga tidak utuh membaca sejarah dan fakta budaya.
Ini bukan soal Arab atau bukan Arab, baalwi atau bukan baalwi, pribumi atau non pribumi. Sejarah harus dikatakan sebagaimana ia pernah terjadi pada masanya. Jika berita terkait sejarah yang beredar dan diedarkan oleh person atau kalangan tertentu itu tidak sesuai dengan data dan fakta yang sudah pernah menyejarah, maka itu harus dikritik. Bukan soal siapa yang menyampaikan. Tapi soal apa dan bagaimana yang benar. Begitulah cara ilmu pengetahuan bekerja.
Status ini pernah saya posting beberapa bulan lalu. Di sini saya posting lagi karena banyak yang mengirimkan status yang saya share ini kepada saya.
Tentang jubah Pangeran Diponegoro, itu memang sahih terjadi di dalam sejarah putra Sultan Hamengkubuwana III itu. Tujuh puluh satu tahun sebelum sang pangeran mengobarkan perang dengan memakai jubah, Pangeran Mangkubumi yang kelak menjadi Sultan Hamengkubuwono I, telah memakai jubah yang sama. Pakaian ini jamak dirasuk oleh para leluhur mataram ketika turun ke medan perang. Ini juga tercatat di dalam catatan harian Nicolaas Hartingh, gubernur VOC untuk Jawa Utara, saat itu.
Alkisah, pada September 1754, Nicolaas Hartingh mengadakan pertemuan pribadi dengan Pangeran Mangkubumi. VOC telah lelah berperang sekira kurang-lebih sembilan tahun sejak 1746. Pertemuan informal ini digelar di Pedagangan, Grobogan, Jawa Tengah saat ini. Dalam kesaksian Hartingh, Pangeran Mangkubumi memakai baju putih dan ”kain bergambar Jawa biasa (mungkin kain batik)”, memakai dua keris, dengan tutup kepala ala ulama yang dibalut dengan ikat kepala kain linen halus yang berjahit benang emas pada kepalanya. Pengiring Pangeran Mangkubumi juga memakai pakaian yang sama.
MC Ricklefs, dalam Yogyakarta di Bawah Sultan Mangkubumi 1749-1792 (2002: 80-81), menyebut bahwa pakaian jubah Pangeran Mangkubumi itu mengingatkan pada pakaian yang dipakai oleh cicitnya, Pangeran Diponegoro. Apakah pakaian tersebut menunjukkan ciri kearaban? Tidak. Pakaian seperti itu, dalam cerita para sesepuh di Yogyakarta dan juga dalam catatan kolonial, merupakan pakaian perang keraton.
Dari sini dapat dipahami bahwa jubah Pangeran Diponegoro adalah pakaian para sultan dan para kesatria yang turun ke medan perang sabilillah. Dalam contoh jubah Pangeran Diponegoro, dapat dipastikan bahwa sanad jubahnya didapatkan dari Sultan Hamengkubuwono I, yang tiada lain merupakan buyutnya sendiri.
Panjang umur ilmu pengetahuan dan kebenaran!
Wallahu a’lam
@@herwinbalitar8563 👍❤️
Terimakasih atas penjelasannya...semoga sehat selalu...
nontonnya asik,makasih mas mencerdaskan...
Terima kasih bang atas narasinya sangat membantu pengertian akan sejarah nasional
Jd teringat waktu dlu masih sekolah SD suka buat gambar Pangeran di ponegoro suka banget terus di tempelin di dinding di ruangan sekolah
🙏🙏
Matur nuwun informasinipun 👍👏 ,, saestu manfaat 🙏
Sami sami 🙏🏼
Seru bahas Diponegoro apa lagi menyinggung soal kontroversi dan kerisnya 🙏👍
Udah pernah dulu banget pas keris itu dateng.
Saya sebagai orang Jawa sangat menghormati keris sebagai warisan leluhur yang harus kita "uri-uri" kita jaga fisik dan makna filosofis yang ada padanya. Keris dalam tradisi Jawa bukan sekedar senjata tikam akan tetapi "ageman", yaitu sesuatu yang melekat pada pemiliknya, sehingga menjadi identitas. orang memahami keris akan mengetahui siapa si pemilik tersebut, kondisi jiwanya termasuk cita-cita luhurnya. HAnya sayangnya tayangan-tayangan di berbagai media termasuk sintron atau film2 yang ada telah mendiskreditkan dan mendegradasi keris, sampai akhirnya keeris dikaitkan dengan klenik dan perdukunan.
Channel yg memberikan pencerahan. Kejujuran sejarah.
. *Tambah usul lain : Bagaimana tentang lukisan wajah Gajah Mada ?*
*Konon katanya itu hasil imajinasi Prof. Mr. Muhammad Yamin sastrawan.*
Pakai blangkon itu dalam kesehariannya, sa'at beliau ke masjid pakai gamis. Apalagi saat berangkat Jihat dia selalu pakai gamis
Beliau selalu menjaga Wudhu, dan kebiasaan menjaga wudhu diikuti oleh Jenderal Soedirman..
Beliau SANTRI TULEN, memakai gamis, pasti mengikuti guru spiritualnya yg selalu memakai gamis.
Siapa guru spiritualnya. ????
😇😇
Yg jelas bukan kejawen 🤭
Masya Allah , terima kasih penjelasannya 🙏🙏🙏
Waspada ada yg klaim. Atau di Baalawi kan..
Kita Pribumi-Nusantara Harus jga sejarah Asli Nusantara demi anak ccu Kita Pribumi-Nusantara..
Alhamdulillah, makasih, menjadi jelas.
Mantap pencerahan
terima kasih pakde penjelasannya....
Dari kedua foto yg digunakan Pangeran Diponegoro 100% saya percaya, bahkan kalau menggunakan sarungpun saya percaya karena melihat situasi dan kondisi acara yg dihadiri, seperti kita ini, kapan ibadah, kapan kerja, kapan kerja bakti dikampung pakaian akan menyesuaikan. Yg 1000% tidak percaya kalau Pangeran Diponegoro merupakan keturunan Kabib Ba'alwy
Sorban itu tidak ada relevannya dengan habib.
Tapi kalau ada yang menganggap Pangeran Dipo Negoro itu kaum Ba'lawi, itu ngawur. Sebab P.Dipo Negoro itu asli dari Kesultanan Ngayogyo Karto.
Mungkin yg di maksud pelukis.. pelukis berusaha melukis pangeran Diponegoro dalam bentuk yang paling pantes artinya yang paling bagus..meski pakaian pangeran Diponegoro banyak bentuknya..yg sekarang mempermasalahkan mungkin itu aliran tertentu yg tidak suka dengan Islam..akhirnya membuat isu Yaman..arab.. terus di adu domba dengan tiuan halus dg kalimat pribumi dan pendatang dan dan dg segala cara Supaya masyarakat membenci islam..itu intinya yg membuat masalah..sampai kapanpun Islam tetap akan bersinar dan segala macam keprimitifan akan tenggelam karena tdk sesuai zaman
@@Vjshnh Ya, tidak benar jika Pangeran Dipanegara itu keturunan Habib BA'ALAWI, beliau Keturunan Raja-raja Jawa dan Madhurâ
Ya, memang ada upaya yg dilakukan oleh musuh-musuh Islam untuk melakukan perang pemikiran
@@mochamadamin2180emangnya keturunan Danang Sutawijaya ada yg nikah sama org Madura apa?
Menyimak informasinya ❤
Alhamdulillah narasi yang pencerahan 🇮🇩👍
🙏🏼
pangeran Diponegoro tidak hanya dijawa tapi dari Banten sampai Madura banyak pengikut berjuang bersama pangeran Diponegoro, saya orang betawi saya sering dengar engkong saya cerita, kumpi saya atau buyut saya adalah salah satu pejuang pengikut pangeran Diponegoro dijayakarta/batavia, beliau bilang sosok pangeran Diponegoro sangat taat agama, pangeran Diponegoro menyatukan umat islam, walaupun pangeran Diponegoro sudah wafat tetapi pengaruhnya masih melekat dihati rakyat yang ingin merdeka. Tambahan engkong saya juga pernah bilang, mufti Batavia atau datuknya habib habib sekarang mereka buatan Belanda untuk membantu Belanda mengurangi pengaruh pangeran Diponegoro.
Semoga pangeran Diponegoro diberikan surga firdaus, Amin ya rabbal alamin
Makanya disebut perang Jawa..
mksh mas pencerahannya!
Sama sama
Bagi darah penyuka sejarah tentunya bermanfaat🙏
sangat cerdas dan teliti. unt kebenaran❤
Harusnya diminta buku catatan pangeran Diponegoro yg ada di belanda, dan diteliti, buku catatan beliau pake huruf arab pegon. Al-fatihah untuk beliau.
Itu Babad Diponegoro. Sudah terbit. Cari aja di toko buku Babas Diponegoro ada di video jg
@@duniadianliat saja min lukisan belanda waktu penangkapan. Kan pakai jubah. Kiayi.
Mantep penjelasanya mas 👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍
Terima kasih atas penjelasannya, skrng sy jd faham 💪
Mantap! Bikin bahasan tentang keris "ngadiboyo" yg katanya dibikin untuk prajuritnya Pangeran Diponegoro dong Om..
sangat bermanfaat
matur nuwun pencerahanya mas..
Sami sami
Dulu pernah ada sejarah-wan yang komentar kalo lukisan pahlawan nasional itu "imaginer" alias hasil rekaan belaka.. tentu saja pendapat ini menuai protes..
Contoh kasus pada Pangeran Diponegoro ini, jangankan lukisan wajahnya, bahkan suasana saat menjelang perundinganpun jadi kontroversi..
Versi pelukis belanda, digambarkan Pangeran Diponegoro datang dengan pasrah, wajah tertunduk lesu tanda menyerah..
Sedangkan versi Indonesia, Pangeran Diponegoro datang dengan sikap tegak, tegas dan gagah berani...
Tentu saja kita pasti memilih versi pelukus Indonesia..
Sekali lagi harus diakui kalo itu "imaginer" hasil rekaan.. dan pada akhirnya menjadi kontroversi sejarah..
Wallahu'alam..
Terima kasih bro
Saya percaya dgn foto yg dimaksud.
Dari dulu sampe skrng yg faham dgn islam ,siapapun yg full sunnah nabi, maka Alloh SWT akan memberi kekuatan lebih.
Full sunah nabi? 😂😂
Apapun Pakaian Alm Pangeran Diponegoro Tetap Beliau Adalah Seorang Pangeran Jawa Yang Berperang Melawan Belanda Selama 5 Tahun (1825 - 1830) Yang Nyaris Membangkrutkan Belanda. Dan Beliau Pahlawan Nasional Republik Indonesia.. Alfatehah Untuk alm Pangeran Diponegoro..🤲🤲
Padahal blangkon sendiri sebenarnya adaptasi lokal dari turban sufi, karena orang jawa pada era majapahit menurut catatan ma huan tidak mengunakan penutup kepala, dan rambutnya panjang terurai, bahkan cara busana orang jawa sekaramg justru dari masa era islam, karena kalo di candi-candi orang jawa bertelanjang dada, hanya pake jarik selutut, bahkan perempuannya juga topeless
Ada yg mengira, nusantara itu ujug2 ada penduduk aslinya.
Semua juga pendatang. Lalu batas asli nusantara mereka bikin sendiri .
Senada dengan anda,
Pakaian adat Jawa (blankon) itu baru ada setelah runtuhnya Majapahit dan mulai berdirinya Demak.
Bahkan dalam era Majapahit tidak ada istilah Jawa, apalagi pd era Singasari dan Kediri.
Pada masa itu, orang menyebutkan dirinya sebagai orang Singasari, orang Kediri, orang Majapahit.
Tidak ada orang menyebut dirinya sebagai orang JAWA
Ketika Demak berdiri, mereka menyebutkan dirinya sebagai orang Demak, orang Pajang dan orang Jipang.
Memakai blankon, MUNGKIN dari kreasi Sunan Kalijogo, mengingat beliau adalah putra Adipati Kerajaan, juga seorang wali. (mohon dikoreksi)
Peci ala jawa
biasanya jawa padahal nusantara luas@@hakikiakbari
Betul
Kenapa memakai sorban, baik sunan kalijaga maupun pangeran Diponegoro, itu karena mereka mengikuti tariqat, shg mendapatkan ijazah untuk menggunakan hirqah
Hirqah untuk penutup kepala, jadi kita fokus saja
Diponegoro memakai itu karena beliau mendapat sanad tariqat
Yang harus kita pahami bersama Diponegoro bukan Ba Alawi....
Dan jangan di Ba Alawi kan
Mohon maaf. Pakaian sunan kalijaga adalah hitam motif surjan dan blangkon. Bukan sorban 🙏
@@GundulNdul-n6v inggih
@@pamungkaspramana5416 monggo ngopi riyen 👍☕️☕️
luurs ojo sampe salah tulis bool aalwid looh yaaa.. ambruul kacruuull..
@@GundulNdul-n6v sampeyan tahu yg namanya khirqoh ?? 😊
khirqoh itu selendang kaum sufi yg seperti sorban....
Sunan Kali jaga juga pake khirqoh yg dipakai di pundaknya...
Beliau tidak memakainya di kepala kayak kerudung...
Pangeran diponegoro paras muka nya "wong ngapak" banget,jawa tulen.
Ngeliat foto aslinya hampir² sya bisa merasakan logat bicara "jawa ngapaknya".😊
Semasa di Makkah Beliau pernah bertemu dengan pergerakan tarekat Sanusiah dari libya.{ di pimpin oleh Syekh Muhammad ibn Ali As Sanusi} yang pada masanya tengah melakukan pergerakan melawan invasi Barat di wilayah Libya dan Maroko.Poin yang kita ambil adalah Semangat Beliau untuk melawan penjajah Belanda.Perjuangan yang menjadi benih semangat bagi generasi-generasi berikutnya.
kaum Oren dan yg ngaku NUSANTARA kepanasan liat pahlawan Nasional pake sorban dan gamis,
mereka ga tau sejarah kalo dari mereka ga ada yg jadi pahlawan atau berkontribusi untuk kemerdekaan Republik Indonesia.
Mereka itu orang2 kafir dan musyrik
rasis ga boleh dek,,,
Baca buku nak... Jangan baca bokep melulu ya...
Ada oknum2 yg merusak memecah belah ummat
Mau pakai blangkon maupun surban gk masalah asal sesuai syariat Islam, yg terpenting bahwa dia seorang Muslim yg taat bukan penghianat.
Terimakasih mas. Komen komen Islamofobia ini memang pengaruh ideologi kiri itu.
Tentu pada saat saat resmi pakai Sorban seperti sholat jumat. Sebagai orang jawa tentu disaat santai pakai blangkon. Toh blangkon juga sebenarnya adalah sorban yg dipatenkan sehingga tidak perlu diikat dan dilingkar ke kepala karena sudah dibuat paten agar mudah dan praktis.
dua gambar itu, memang wajahnya mirip, kita bisa bayangkan WAJAH ASLI beliau memang mirip dengan itu
terimakasih
Semua benar..kadang pakai surban kadang jg pakai blangkon..jubahnya ada di musium tegal rejo..jogja.
..kadang bugil. Bila pas mandi
P. Diponegoro valid putra Sri Sultan HB 3,raja jogja. Saya rakyat Jogja.
Jangankan P Diponegoro, Jendral Sudirman aja hampir mau di HABIBKAN sama baklawi imigran Yaman. Semua pahlawan Indonesia mau diklaim orang Yaman.sejarah Indonesia dibelokkan juga. Bahkan jawa dan Indonesia milik aulia Tarim. pribumi harus cerdas, jgn mau dibodohi habib baklawi imigran Yaman!!!
Gambar pangeran diponegoro versi gambar bik nampak kurus mungkin setelah lama berperang, sakit malaria ketika dikerjar2 voc di hutan banyumas...dan mungkin kekurangan bekal membuat p. Dipnegoro susut berat badannya....sangat masuk akal...gambar versi surjan sptnya sebelum perang sehingga tak nampak kurus...apalagi dia seorang pangeran yg hidupnya berkecukupan.
Pembahasan yg menarik ini mas,,waktu klas dasar aku pun pernah berfikir kok pakaian pangeran Diponegoro tidak seperti orang Jawa seperti umumnya? Benarkah itu foto asli/bukan perlu kajian sejarah
Sudah dikaji dan itu gambar asli dan akurat karya A J Bik sampai saat ini masih tersimpan di museum. Sudah saya jelaskan lengkap di video
Sama.Pernah berpikir demikian.Yg notabene pangeran Diponegoro ini keturunan Raja Jawa dari selir.Asli Jawa masa pakai pakaian timur tengah…
@@ihwanrofiqi455 Anak Sultan jogja
Yang pake sorban karya Raden Saleh
masih meragukan kalau masih orang Belanda yang melukisnya🙏🙏🙏
Maturnuwun mas,saya juga heran emang ngapain pada ribut hanya soal penampilan pangeran diponegoro,, padahal benar semua, hadeh,,
TETAP Bangga karna beliau tokoh pahlawan "ASLI PRIBUMI"!!!
Basuki Abdulah itu juga mengacu pada lukisan A. J Bik, pelukis sketsa Belanda yang melihat langsung Pangeran Diponegoro.
Maasya alloh....lanjutkan bang...saya suka ❤❤❤
Buat para jawa sedulur..sblum terlalu bangga pada pangeran Diponegoro nih satu fakta sejarah juga, beliau perang sama Belanda bukan karena ingin mengusir Belanda, tapi semata-mata cuma karena nggak mau tanahnya dilewati oleh proyek pembangunan Belanda. Di samping juga ada ketidakpuasan Diponegoro karena pihak Belanda waktu itu lebih dekat kepada penguasa Jawa tertentu .. semua pahlawan tentu berjasa tapi pahlawan yang paling berjasa adalah pahlawan setelah tahun 1928, Karena setelah itu apapun konfrontasi yang terjadi dengan Belanda yaitu memerdekakan Indonesia, bukan memerdekan daerahnya sendiri atau tanahnya sendiri ..
Zman Diponegoro.. Cita-cita Indonesia itu blm ada.. Jd gk bs disamakan dgn era pergerakan nasional. Tp coba lihatlah dampaknya dr perang jawa
@@iqbalhakim9329 setidaknya bisa diniatkan tuk usir Belanda dari tanah Jawa toh? Tapi tidak dia lakukan , masih mending pemberontakan cina yg berujung peristiwa pembantaian cina .saat itu motivasi pemberontak cina tuk usir kompeni dari Batavia. Kalo Diponegoro ? Perang cuma sebatas agar tanahnya gak diganggu dan agar dapat jabatan...terbukti ketika Belanda menawarkan perjanjian dan iming iming naik tahta langsung disamber tuh tawaran, cuma sayang "tapi boong"..yg ada malah ditangkap dan dibuang . Gila jabatan sih
Setahu sya, blankon yogya yg skrang itu adalah "surban jawa", hasil kreasi sunan kalijogo dan sultan agung....
Plepet²nya pd blankon yogya itu ada pakem²nya, sbg perlambang rukun iman dan rukun islam...
Wallahu a'lam bishshawab...
maturnuwun...
@failedindonesian
Senada dengan anda,
Pakaian adat Jawa (blankon) itu baru ada setelah runtuhnya Majapahit dan mulai berdirinya Demak.
Bahkan dalam era Majapahit tidak ada istilah Jawa, apalagi pd era Singasari dan Kediri.
Pada masa itu, orang menyebutkan dirinya sebagai orang Singasari, orang Kediri, orang Majapahit.
Tidak ada orang menyebut dirinya sebagai orang JAWA
Ketika Demak berdiri, mereka menyebutkan dirinya sebagai orang Demak, orang Pajang dan orang Jipang.
Memakai blankon, MUNGKIN dari kreasi Sunan Kalijogo, mengingat beliau adalah putra Adipati Kerajaan, juga seorang wali. (mohon dikoreksi)
koq aneh dan bikin heran kita sbg orang modern di era digital ini, atas perilaku oknum perantauan Yaman di Indonesia sejak koloni Belanda hingga sekarang dengan pernyataan yg tidak make sense ?
Semakin kesini semakin paham apa yg pernah dikatakan mbah nun bbrp tahun lalu.
Beliau berkata : " kok pangeran diponegoro pakaiane gamis nganggo sorban, kui sg nggambar sopo?"
Rahmatan lil 'alamin
sesuai dgn meditasi metafisik dan perjumpaan dlm alam bawah sadar betul adanya beliau pakai sorban putih beserta keris lengkap dgn kembang pengantinya
Pangeran Diponegoro Nama Aslinya Raden Ontowiryo..Beliau Putra Dari Hamengkubuwono 3..🙏
Soal pakaian P.Diponegoro kedua2nya benar...pakaian itu kan sifatnya situasional, dalam satu situasi P.Diponegoro memakai pakaian jubah plus sorban spt dlm lukisan pada umumnya,... sedang dlm situasi yg lain misal ada acara di keraton beliau memakai pakaian jawa plus blangkon.
Yg salah itu kalo beliau dilukis dengan memakai kaos dan bercelana bluejeans...hi..hi..hi..
Pabrike rung ono bro😂😂
pakaian bisa berubah, berganti, . . . memang baju. kebetulan yang ada digambar pakai sorban, itu yang terkenal
pakaian keseharian diponegoro dg pakaian saat perang tentu saja berbeda, jadi nggak usah diributkan. 🙏🙏🙏
Keturunan PKI yang anti Islam pasti kepanasan melihat lukisan Pangeran Diponegoro yang memakai sorban 😅
Yg pki itu imigran ymn yaitu habib muso habib aidid habib barokabah hanya warga indo salah faham ahirnya jadi jongos balawi
Ingat mas, diatas ilmu, ada akhlak.
Ya sama kayak kita kadang pake kaos,kadang kemeja,kadang pake peci,kadang pake celana dst... nah kebetulan gambar yg tersisa dimuseum belanda yg pake sorban makanya gambarnya diadopsi dr gambar tsb,,,
wajah beliau dilukis oleh org belanda ketika beliau ditahan/dipenjara. beliau tau ketika digambar dn memang memakai pakaian itu sewaktu mau dilukis beliau mengenakan baju tsb, ya memang pangeran diponegoro memang kurus, wajah beliau umumnya wajah org jawa waktu itu, dgn kulit sawo matang (agak gelap).jk "tau" mulut beliau mirip hb x
*hanya "silsilah" yg mampu mengilustrasikannya.
Dua duanya benar, yg kiri yg bersorban pangersn diponegoro sudah dewasa atau tus yg kanan yg pakai blangkon pangeran dipknegork masih muda
yang bikin bangkrut adalah perang Untung Suropati......yang hampir 40 tahun. Mulai dari batavia sampai Pasuruan
Bangkrut darimana ...dpt bayaran dari amangkurat 😂😂😂😂
Menurut buyut saya almarhum nama aslinya pangeran Diponegoro adalah kanjeng pangeran Ontowiryo aslinya pakai blankon, pakai serban itu rekaan pelukis Basuki abdulah
Lihat video komplitnya bang. Basuki Abdulah itu juga mengacu pada lukisan A. J Bik, pelukis sketsa Belanda yang melihat langsung Pangeran Diponegoro.
Ketahuan belum nonton video sampek kelar dah komen
@simonsoemimprang932
Kelihatan tololnya.
Kalau tolol jangan pamer dong.
🤣🤣🤣🤣
Jadi penjelasannya ndak didengar kan?
Terima kasih, penjelasannya pakde
Satu lagi pangeran d ponogoro milik seluruh rakyat indonesia yg mencintai ulama dan mencintai pahlawan, bukan milik jawa saja, walau saya orang kalimantan sangat kagum dengan kesolehan beliau dan perjuangan nya
Blangkon di mulai Mataram, jaman wali, masih pake ikat segitiga di ikatan kepala
P. Diponegoro adalah dekat dg ulama.
Yg kemudian Belanda menjauhkan para Pengeran dg Ulama.
Pahlawan perintis yang menjadi suri tulodho,, para pejuang,
Blankon diciptakan ketika Islam sdh masuk di tanah Jawa sebagai sorban versi lokal.
Kalo era sebelum Blankon masih pakai ikat kepala kain atau udeng.bahkan menurut catatan sejarah cina kehidupan masyarakat Majapahit rambut pria terurai gondrong.
Itulah pentingnya umat ini bersatu melawan pemikiran liberal atau SEPILIS (Sekularisme, Pluralisme dan Liberalisme), mereka itu sejatinya anti islam, cuma pelan², perlahan tapi pasti.
Pertama mereka menunjukkan anti habib yg keras, memuji-muji habib yg lembut, tujuannya mau adudomba antara habaib yg tegas dan habaib yg lembut serta umat dibawahnya.
Setelah semakin eksis mereka menunjukkan anti Arab, tujuannya mau jauhkan umat dari islam melalui kebencian kpd Arab.
Setelah semakin eksis byk pengikut dan berhasil menyusup diormas besar, mereka mulai menunjukan anti Habaib dan Yaman. Habaib yg lembut pun disikat, dicacimaki dan dihina, tujuannya mau adudomba antara Ulama Habaib dan Ulama non Habaib, mau memecah belah umat islam biar saling bermusuhan.
Jika ini sukses, maka mereka akan adudomba antara Kyai dan Umat, mereka akan korek² kesalahan dan kejelekan oknum Kyai, mereka goreng habis²an, mereka buat opini busuk & framing buruk kpd semua Kyai dan Ulama agar dijauhi umat.
Nanti setelah semakin kuat, mereka akan mengolok-olok Syari'at Islam dan Al-Quran. Sudah tidak relevan lah, ketinggalan zaman lah, sudah terlalu tua lah, diturunkan utuk umat terdahulu lah, hasil rekayasa Muhammad dan Sahabat²nya lah, tdk sesuai sains modern lah dst dst..
Ujung-ujungnya mereka mencacimaki syari'at islam dan memuja-muja sains modern, memuja-muja teknologi, memuja-muja orang² kafir dan ajarannya, mendiskriditkan islam dan umat islam, sehingga mayoritas umat Islam dinegri ini hanya KTP saja yg Islam, tapi ajaran dan keyakinannya jauh dari nilai² Islam, bahkan aleregi dan benci sekali ketika dengar kata² *"SARI'AT ISLAM".*
👆Itulah tujuan utama mereka.
*WASPADALAH WASPADALAH !!!*
Menurut buku sejarah yang kita pelajari bahwa pangeran Diponogoro dikalahkan oleh belanda dengan cara diajak berunding untuk damai akan tetapi dijebak dan ditangkap......logikanya semudah itukah menangkap seorang pangeran Diponogoro yang memiliki kesaktian? Pangeran Diponogoro itu sudah seringkali digerebek oleh kompeni tapi hasilnya nihil........menghilang.....Saudara2 atau orang2 yang sepuh dari Solo mungkin masih banyak yang mengetahui fakta sebenarnya bagaimana seorang pangeran Diponogoro bisa dikalahkan Dan ditangkap kemudian diasingkan oleh kompeni termasuk juga apa yang terjadi dengan.Imam Bonjol, Depati Amir dari Bangka, Cut Nyak Dien dllnya...... Yang jelas taktik adu domba itu adalah senjata pamungkas dan sangat efektif digunakan oleh kompeni bahkan sampai sekarangpun banyak kelompok atau negara2 yang melanjutkannya dan mewarisi taktik ini.
Beliau adalah seseorang bangsawa dan ulama yang mempunyai akhlak yang luhur. Beliau diundang untuk berunding oleh Jenderal de Kock di Magelang ketika masih dalam suasana Idul Fithri sehingga sebagai seorang yang lebih muda beliau datang memenuhi undangan dengan berprasangka baik sehingga tidak membawa senjata atau tidak membawa pasukan besar tetapi hanya pengawal seadanya. Ternyata beliau ditangkap dibawa ke Semarang kemudian ditahan di Batavia diteruskan ke Manada dan akhirnya ditahan di Makassar samnpai beliau wafat.
Yang benar kelihatannya pakai Blangkon, sebab beliau trah kerajaan jawa.
Saya lebih setuju yg pakai sorban karena mèmang semangat keislaman yg memotifasi utk mengusir penjajah..para pejuang sebelum abad 19..sedang yg pakai blangkon di keraton didominasi oleh yg pro penjajah
Kanjeng Sunan Kalijogo pakai Blangkon, tentu saja tidak swnua aktivitas beliau swhari hari pakai blangkon. Hormatilah budaya Nusantara.
Pangeran di ponogoro pejuang tangguh anti penindasan kompeni belanda sama tangguhnya dengan teuku umar, imam bonjol dan pejuang besar lainnya. Mereka kebenaran ulama. Semoga para almarhum pejuang kita di tempatkan di surganya allah.
Kalau sedang ibadah ya pakai pakaian ibadah, kalau di keseharian pangeran ya sama seperti pangeran Yogya yg lain. Yang terpenting beliau tokoh pejuang pribumi! Bukan baalwy 👈
Betul Intinya itu, bukan baalwi
Budaya campuran . Karena banyak orang asing yg datang ke Nusantara .
kalau habib jelas ngawur tetapi kalau pakai surban atau gamis itu ketika mengobarkan perang jihad melawan londo ...artinya itu simbol perjuangan yang atu punya sanad....sedangkan pakai blangkon itu jelas benar kalau beliau orang jawa dan bahkan seorang priyayi dan kyai
Pangeran Diponegoro beliau adalah kakek saya / leluhur saya / datuk saya.
Yang TERPENTING mari EKSISTENSIKAN BUDAYA NUSANTARA
Rahayu..
Betul ..esensi dan eksistensi budaya nusantara ..
Jijik gw, karena nusantara dasarnya islam, sebelum islam adalah kapitayan, krn ingin odgj jgn ajak2 rakyat indonesia, kapitayan itu monotheism
Utamakan Islam daripada budaya.
Blangkon itu ageman rekayasa Kanjeng Sultan Agung Hanyokrokusumo dari Mataram.
Jumlah lipatan nya 17 melambangkan rokaat sholat, kalau blangkon shahih dari Jogja harusnya 17 lipatan nya.
Jadi ageman setelah era Sultan Agung Hanyokrokusumo bisa dipastikan punya simbol-simbol Islami.
Soalnya Kanjeng Sunan Kalijaga pakai iket, bukan blangkon, minimal dari sketsa beliau yang beredar begitu.
Menurut Kanjeng Sultan Hamengkubuwono IX, orang Jawa itu yang Islam. Kalau bukan Islam ya berarti sudah outcast. Sekali lagi, ini menurut beliau. Bukan berarti menyinggung agama lain. 😊