hebat, sy sepakat dengan analisis ini, filsafat dialektika ini sudah ada kok di nusantara sebelum hegel menteorikannya, sebelum sy tau marxisme, sy sudah mengamini konsep dialektika ini, karena sudah diajarkan dalam budaya sy
lantas apa yang ditawarkan oleh dialektika dalam melihat suatu permasalahan? misal, permasalahan konflik palestina-israel bagaimana dialektika melihat bahwa solusi yang telah hadir dan mengada di dunia ini perlu diganti? dan perlu diperbaiki? atau bukan itu tujuan dialektika?
@@whitecast-pi7xf Salah satu tujuannya adalah untuk tidak jatuh pada solusi simple yg alih-alih membuat persoalan lebih jelas justru kabur dari persoalan tersebut. Seperti yg sudah dijelaskan Di dalam video, Kita tidak bisa berharap ada solusi mutlak yg tiba2 akan menghentikan perang. Sebaliknya mungkin dunia yg terkesan jauh lebih maju dan bebas inilah akar utama dari perang tersebut. Dialektika dengan begitu tidak akan semena-mena langsung bisa menawarkan solusi melainkan sebaliknya mempertanyakan adanya kemungkinan solusi mudah justru membuat Kita abai terhadap persoalan yg sesungguhnya.
Bagi dialektika hegelian yg idealistis, serupa dgn negara2 barat: khotbah moral soal perdamaian, namun sejatinya semu. Bagi dialektika materialis ini class struggle, hamas sudah benar : melawan.
Ketidakmungkinan itu bahasa mudahnya bayangan (shadow) dari setiap kemungkinan/ bayangan dari setiap objek. Sebut saja Tuhan, dari manapun kamu mengerti ide tentang Tuhan selalu dibayangi oleh dimensi yang sepenuhnya bukan milik Tuhan. Misalnya kamu anggap Tuhan adalah jahat (evil), kejahatan tersebut selalu punya referensi (contoh) entah dari hewan, manusia atau bahkan ide lain tentang iblis. Pun berlaku sebaliknya, ketika Tuhan kamu pahami sebagai yang maha baik. Pemahaman tentang baik selalu berhutang dari contoh-contoh tindakan manusia (menolong-memberi dll). Artinya setiap gagasan/ide/kemungkinan/objek selalu punya bayangan (kotoran) yang tidak bisa dibersihkan dan selalu berutang dari yang lain selain dirinya.
Tidak ada yang versi simplenya, versi dari kami adalah proses panjang nan rumit untuk memotong dan menambah serta membatalkan pengetahuan untuk terus meradikalisi idea agar mampu melihat suatu persoalan tidak pada sebatas untuk mencari solusi mudahnya.
Simpelnya dialektika itu doktrin relasi internal. Cth: Kursi sudah selalu memuat identitas yg bukan kursi, atau, yg bukan kursi konstitutif terhadap kursi. Bagi Russel ini omong kosong, : ibarat sebuah mobil membawa penumpang gelap
@@abelandreas5877 Sebagian kutipan sudah saya kasih sumbernya. Tapi kalau tanya keseleuruhan pastinya disarikan utamanya dari POS dan SOL. Serta beberapa filsuf Hegelian terutama Gillian Rose, Stephen Houlgate lalu Lacano-Hegelian filsuf Zizek dan teman-temanya.
@@adadisanabuat bandingan nya juga Anatar dialektikanya Marx-F.Angels dan Hagel, supaya dapat di cerna oleh orang awam juga bang. Mungkin beberapa orang banyak belum paham tenang dialektika.
Terlalu sibuk menciptakannya, ini mungkin kalo didunia programmer orang orang sibuk berinovasi padahal inovasinya gak berguna, untuk apa menciptakan hal baru kalo sebuah masalah nya sendiri bisa diselesaikan oleh software jadul sederhana
@@HarryPoah-q6p Karena ini filsafat. Tempat untuk mencari persoalan Dan pertanyaan Dan bukan solusi atas kehidupan. Anda sudah menjawab pertanyaan anda sendiri kalau hidup ingin lebih gampang ya mungkin sains (alam/sosial) memberikan jawaban lebih jelas.
@@opressiveplank Yang eksternal sudah sekaligus yg internal. Contohnya yaitu bagi Hegel, sosok yang lain (other) itu berakar dari dalam diri seolah-olah sedari awal identitas sudah selalu terbelah. Sehingga saat seseorang menjelaskan dirinya maka orang tersebut sudah selalu berperan menjadi sosok lain yg menjelaskan dirinya yg lain (dirinya sendiri).
@adadisana lalu apa yang memungkinkan suatu hal dengan suatu hal lainnya (sesuatu yang eksternal) bisa di negasikan. Dengan paham bahwa nantinya kita akan sampai pada pengetahuan absolut, yang dimana segala hal yang ada di dunia ini tuh saling berhubungan, maka kita bisa saja memilih suatu modus eksistensi secara acak, untuk di negasikan dengan modus eksistensi lainnya. Dengan begitu, negasi ini harusnya bisa secara Arbitrer saja, Pertanyaannya, apa yang memungkinkan untuk kita bisa menegasi satu hal ke hal lainnya, apakah jawabannya adalah "oposisi esensial" ?
@@opressiveplank Satu-satunya esensi bagi suatu objek (ide/gagasan) adalah oposisi/kontradiksi internal itu sendiri. Proses negasi adalah proses sedemikian itu sendiri bukan dalam artian arbitrer akan tetapi proses (usaha) untuk mendalami (dwelling) atau meradikalisasi posisinya sendiri. Apa yang dinegasikan tentu juga bukan sesuatu random/acak entah dari mana tetapi punya referensi langsung dari bagaimana suatu objek (subjek/ide/gagasan) tersebut terdefinisi. Terakhir apa yang absolut bukanlah yang lengkap dan sempurna melainkan istilah lain untuk melepaskan (absolve) diri kita pada proses usaha dialektik itu sendiri. Anda tidak akan mencari-cari ikan di atas pohon? Pun anda punya pikiran bahwa ikan bisa terbang? Namun apakah ada cara agar ikan hidup di atas air? Di situlah pertanyaan dialektik yang harus ditarik dan dipotong-potong lalu tentunya akan panjang, rumit, tidak akan mudah secara singkat.
@@adadisana pengetahuan absolut adalah situasi dimana Ada dan pikiran itu sudah saling terkait satu sama lain kan, sudah tidak ada lagi sesuatu untuk di negasikan, sudah tidak ada lagi dialektika. Itu jelas Bisa berikan analogi untuk problem penegasian ini ?
hebat, sy sepakat dengan analisis ini, filsafat dialektika ini sudah ada kok di nusantara sebelum hegel menteorikannya, sebelum sy tau marxisme, sy sudah mengamini konsep dialektika ini, karena sudah diajarkan dalam budaya sy
bang, tolong bahas julius evola, kemarin sempat nonton yang b ing, tapi masih kurang paham
bahas filsuf jebolan Warwick sama Urbanomic, kayak Reza Negaerestani atau Nick Land bang, orang-orang CCRU...
bang, tolong bahas julia perez
lantas apa yang ditawarkan oleh dialektika dalam melihat suatu permasalahan? misal, permasalahan konflik palestina-israel bagaimana dialektika melihat bahwa solusi yang telah hadir dan mengada di dunia ini perlu diganti? dan perlu diperbaiki? atau bukan itu tujuan dialektika?
@@whitecast-pi7xf Salah satu tujuannya adalah untuk tidak jatuh pada solusi simple yg alih-alih membuat persoalan lebih jelas justru kabur dari persoalan tersebut. Seperti yg sudah dijelaskan Di dalam video, Kita tidak bisa berharap ada solusi mutlak yg tiba2 akan menghentikan perang. Sebaliknya mungkin dunia yg terkesan jauh lebih maju dan bebas inilah akar utama dari perang tersebut. Dialektika dengan begitu tidak akan semena-mena langsung bisa menawarkan solusi melainkan sebaliknya mempertanyakan adanya kemungkinan solusi mudah justru membuat Kita abai terhadap persoalan yg sesungguhnya.
Bagi dialektika hegelian yg idealistis, serupa dgn negara2 barat: khotbah moral soal perdamaian, namun sejatinya semu. Bagi dialektika materialis ini class struggle, hamas sudah benar : melawan.
Maksud dari ketidakmungkinan apa bang? Gak paham maksudnya
Ketidakmungkinan itu bahasa mudahnya bayangan (shadow) dari setiap kemungkinan/ bayangan dari setiap objek. Sebut saja Tuhan, dari manapun kamu mengerti ide tentang Tuhan selalu dibayangi oleh dimensi yang sepenuhnya bukan milik Tuhan. Misalnya kamu anggap Tuhan adalah jahat (evil), kejahatan tersebut selalu punya referensi (contoh) entah dari hewan, manusia atau bahkan ide lain tentang iblis. Pun berlaku sebaliknya, ketika Tuhan kamu pahami sebagai yang maha baik. Pemahaman tentang baik selalu berhutang dari contoh-contoh tindakan manusia (menolong-memberi dll). Artinya setiap gagasan/ide/kemungkinan/objek selalu punya bayangan (kotoran) yang tidak bisa dibersihkan dan selalu berutang dari yang lain selain dirinya.
Dialektika itu argumen pembeda dari argumen yang sudah tersedia.
Hegel berpandangan tenang dialektika berdasarkan dari materialisme yang unsurnya mengandung pada (matte)
semangat bang, btw bahas karya karya albert camus dong
Jadi simplenya dialektika itu apa?
Tidak ada yang versi simplenya, versi dari kami adalah proses panjang nan rumit untuk memotong dan menambah serta membatalkan pengetahuan untuk terus meradikalisi idea agar mampu melihat suatu persoalan tidak pada sebatas untuk mencari solusi mudahnya.
Baca buku MADILOG aja bang biar ngerti
Simpelnya = Musyawarah, rumitnya = rapat kabinet bagi bagi kuasa. Yg gak kebagian meng gong-gong, yg kebagian dikit mengeong, yg kebagian banyak si bagong...
Simpelnya dialektika itu doktrin relasi internal. Cth: Kursi sudah selalu memuat identitas yg bukan kursi, atau, yg bukan kursi konstitutif terhadap kursi. Bagi Russel ini omong kosong, : ibarat sebuah mobil membawa penumpang gelap
Menimbulkan kontradiksi
mantap
Sebenarnya sederhana tapi diperumit
wow
Sumber?
@@abelandreas5877 Sebagian kutipan sudah saya kasih sumbernya. Tapi kalau tanya keseleuruhan pastinya disarikan utamanya dari POS dan SOL. Serta beberapa filsuf Hegelian terutama Gillian Rose, Stephen Houlgate lalu Lacano-Hegelian filsuf Zizek dan teman-temanya.
@@adadisanabuat bandingan nya juga Anatar dialektikanya Marx-F.Angels dan Hagel, supaya dapat di cerna oleh orang awam juga bang. Mungkin beberapa orang banyak belum paham tenang dialektika.
Dialektika = omong kosong😂
Terlalu sibuk menciptakannya, ini mungkin kalo didunia programmer orang orang sibuk berinovasi padahal inovasinya gak berguna, untuk apa menciptakan hal baru kalo sebuah masalah nya sendiri bisa diselesaikan oleh software jadul sederhana
@@HarryPoah-q6p Karena ini filsafat. Tempat untuk mencari persoalan Dan pertanyaan Dan bukan solusi atas kehidupan. Anda sudah menjawab pertanyaan anda sendiri kalau hidup ingin lebih gampang ya mungkin sains (alam/sosial) memberikan jawaban lebih jelas.
Hegel sendiri, mengiyakan negasi eksternal tidak ?
@@opressiveplank Yang eksternal sudah sekaligus yg internal. Contohnya yaitu bagi Hegel, sosok yang lain (other) itu berakar dari dalam diri seolah-olah sedari awal identitas sudah selalu terbelah. Sehingga saat seseorang menjelaskan dirinya maka orang tersebut sudah selalu berperan menjadi sosok lain yg menjelaskan dirinya yg lain (dirinya sendiri).
@adadisana lalu apa yang memungkinkan suatu hal dengan suatu hal lainnya (sesuatu yang eksternal) bisa di negasikan. Dengan paham bahwa nantinya kita akan sampai pada pengetahuan absolut, yang dimana segala hal yang ada di dunia ini tuh saling berhubungan, maka kita bisa saja memilih suatu modus eksistensi secara acak, untuk di negasikan dengan modus eksistensi lainnya. Dengan begitu, negasi ini harusnya bisa secara Arbitrer saja,
Pertanyaannya, apa yang memungkinkan untuk kita bisa menegasi satu hal ke hal lainnya, apakah jawabannya adalah "oposisi esensial" ?
Maksudnya adalah bahwa sesuatu yang ada di dunia ini memiliki ke-esensial-an yang nantinya bisa di oposisikan,
@@opressiveplank Satu-satunya esensi bagi suatu objek (ide/gagasan) adalah oposisi/kontradiksi internal itu sendiri. Proses negasi adalah proses sedemikian itu sendiri bukan dalam artian arbitrer akan tetapi proses (usaha) untuk mendalami (dwelling) atau meradikalisasi posisinya sendiri. Apa yang dinegasikan tentu juga bukan sesuatu random/acak entah dari mana tetapi punya referensi langsung dari bagaimana suatu objek (subjek/ide/gagasan) tersebut terdefinisi. Terakhir apa yang absolut bukanlah yang lengkap dan sempurna melainkan istilah lain untuk melepaskan (absolve) diri kita pada proses usaha dialektik itu sendiri. Anda tidak akan mencari-cari ikan di atas pohon? Pun anda punya pikiran bahwa ikan bisa terbang? Namun apakah ada cara agar ikan hidup di atas air? Di situlah pertanyaan dialektik yang harus ditarik dan dipotong-potong lalu tentunya akan panjang, rumit, tidak akan mudah secara singkat.
@@adadisana pengetahuan absolut adalah situasi dimana Ada dan pikiran itu sudah saling terkait satu sama lain kan, sudah tidak ada lagi sesuatu untuk di negasikan, sudah tidak ada lagi dialektika. Itu jelas
Bisa berikan analogi untuk problem penegasian ini ?