مزجت دمعا جری من مقلة بدم Amin tadzakkuri jîrônin bidzî salami Mazajta dam’ân jarô min muqlatin bidami Apakah karena teringat tatangga yang tinggal di “Dzi Salam”. Sehingga engkau cucurkan airmata bercampur darah yang mengalir dari matamu ام هبت الريح من تلقاء گاظمة وأومض البرق فی الظلماء من إضم Am habbatir-rîhu min tilqô-i kâdhimatin Wa awmadlol barqu fîdh-dholmâ-i min idlomi Ataukah karena tiupan angin kencang yang berhembus dari arah “Kazhimah”. Atau karena sinar kilat yang membelah kegelapan malam dari Gunung “Idham” فما لعينيك إن قلت اکففا همتا وما لقلبك إن قلت استفق يهم Famâ li’ainaika in qulta-kfufâ hamatâ Wa mâ liqolbika in qulta-stafiq yahimi Kenapakah kedua matamu tetap mencucurkan air mata, walaupun telah engkau katakan: “Tahanlah.. jangan menangis”. Dan mengapa hatimu tetap resah dan gelisah padahal telah engkau katakan kepadanya: “Tenanglah.. jangan gelisah” أيحسب الصب أن الحب منگتم ما بين منسجم منه ومضطرم Ayahsabush-shobbu annal hubba munkatimun Mâ baina munsajimin minhu wa mudlthorimi Apakah orang yang dimabuk cinta menyangka, bahwa cinta kasih dapat disembunyikan dibalik cucuran airmata & kegelisahan jiwa? لولا الهوی لم ترق دمعا علی طلل ولا أرقت لذکر البان والعلم Laulâl hawâ lam turiq dam’ân ‘alâ tholalin Wa lâ uriqta lidzikril bâni wal ‘alami Jikalau tidak karena dalamnya cinta, tidaklah akan bercucuran airmata diatas kesan-kesan kampung kekasih. Dan tidaklah engkau dapat tidur karena terkenangkan pohon “Al-Baan” dan Gunung “Al-‘Alam” فگيف تنکر حبا بعدما شهدت به عليك عدول الدمع والسقم Fakaifa tunkiru hubbân ba’da mâ syahidat Bihî ‘alaika ‘udûlud-dam’i wassaqomi Maka bagaimana hendak disembunyikan cinta kasih itu setelah menaikan saksi (menyatakan kasih). Dengan kasih diatas semua itu oleh saksi saksi yang adil ialah air mata dan badan yang menderita menanggung rindu. واثبت الوجد خطی عبرة وضنی مثل البهار علی خديك والعنم Wa atsbatal wajdu khoththô ‘abrotin wa dlonâ Mitslal bahâri ‘alâ khoddaika wal ‘anami Dan rindumu sudah tak dapat disembunyikan lagi, bila telah terukir di kedua pipimu kesan merah cucuran airmata. Laksana ranting “Anam” yang bercucuran dua dan bila tubuhmu kurus karena gelisah
مزجت دمعا جری من مقلة بدم
Amin tadzakkuri jîrônin bidzî salami
Mazajta dam’ân jarô min muqlatin bidami
Apakah karena teringat tatangga yang tinggal di “Dzi Salam”. Sehingga engkau cucurkan airmata bercampur darah yang mengalir dari matamu
ام هبت الريح من تلقاء گاظمة
وأومض البرق فی الظلماء من إضم
Am habbatir-rîhu min tilqô-i kâdhimatin
Wa awmadlol barqu fîdh-dholmâ-i min idlomi
Ataukah karena tiupan angin kencang yang berhembus dari arah “Kazhimah”. Atau karena sinar kilat yang membelah kegelapan malam dari Gunung “Idham”
فما لعينيك إن قلت اکففا همتا
وما لقلبك إن قلت استفق يهم
Famâ li’ainaika in qulta-kfufâ hamatâ
Wa mâ liqolbika in qulta-stafiq yahimi
Kenapakah kedua matamu tetap mencucurkan air mata, walaupun telah engkau katakan: “Tahanlah.. jangan menangis”. Dan mengapa hatimu tetap resah dan gelisah padahal telah engkau katakan kepadanya: “Tenanglah.. jangan gelisah”
أيحسب الصب أن الحب منگتم
ما بين منسجم منه ومضطرم
Ayahsabush-shobbu annal hubba munkatimun
Mâ baina munsajimin minhu wa mudlthorimi
Apakah orang yang dimabuk cinta menyangka, bahwa cinta kasih dapat disembunyikan dibalik cucuran airmata & kegelisahan jiwa?
لولا الهوی لم ترق دمعا علی طلل
ولا أرقت لذکر البان والعلم
Laulâl hawâ lam turiq dam’ân ‘alâ tholalin
Wa lâ uriqta lidzikril bâni wal ‘alami
Jikalau tidak karena dalamnya cinta, tidaklah akan bercucuran airmata diatas kesan-kesan kampung kekasih. Dan tidaklah engkau dapat tidur karena terkenangkan pohon “Al-Baan” dan Gunung “Al-‘Alam”
فگيف تنکر حبا بعدما شهدت
به عليك عدول الدمع والسقم
Fakaifa tunkiru hubbân ba’da mâ syahidat
Bihî ‘alaika ‘udûlud-dam’i wassaqomi
Maka bagaimana hendak disembunyikan cinta kasih itu setelah menaikan saksi (menyatakan kasih).
Dengan kasih diatas semua itu oleh saksi saksi yang adil ialah air mata dan badan yang menderita menanggung rindu.
واثبت الوجد خطی عبرة وضنی
مثل البهار علی خديك والعنم
Wa atsbatal wajdu khoththô ‘abrotin wa dlonâ
Mitslal bahâri ‘alâ khoddaika wal ‘anami
Dan rindumu sudah tak dapat disembunyikan lagi, bila telah terukir di kedua pipimu kesan merah cucuran airmata. Laksana ranting “Anam” yang bercucuran dua dan bila tubuhmu kurus karena gelisah