Angellie Nabilla: Benarkah Kita Sudah Mengenal Gen Z?
ฝัง
- เผยแพร่เมื่อ 23 พ.ย. 2023
- Pembicaraan Gen-Z di media didominasi oleh narasi yang kerap tak masuk akal, seolah semua Gen-Z adalah pewaris resmi semua kemajuan yang ada: teknologi, pendidikan, ekonomi, dan lain-lain. Padahal, jika kita lebih berani menyentuh rumput, realitanya tentu tak demikian.
Di video ini, Angellie Nabilla memperlihatkan bagaimana realitas Gen-Z yang berada di luar narasi berkilauan yang berseliweran.
Source:
www.mckinsey.com/featured-ins...
www.mckinsey.com/featured-ins...
projectmultatuli.org/serial/u...
m.kumparan.com/amp/pengetahua...
cdn.idntimes.com/content-docu...
www.cnbcindonesia.com/news/20...
www.bps.go.id/statictable/202...
----------------------------------
Tanpa pendidikan yang terjangkau, Indonesia Emas 2045 tak mungkin bisa dicapai.
Malaka Project sederhananya bertujuan menjembatani masalah tersebut. Kami ingin memberikan akses pendidikan seluas-luasnya secara gratis dalam bentuk konten edukasi dalam berbagai platform media sosial dan program beasiswa.
Para founder, Ferry Irwandi, Dea Anugerah, Cania Citta, Jerome Polin, Angellie Nabilla, Coki Pardede, Aurelia Vizal, Fathia Izzati, dan Rizky Ardiprakoso yakin bahwa pendidikan berkualitas yang mudah diakses akan menciptakan “Masyarakat Baru”. Suatu masyarakat yang cerdas, kritis, empatik, dan mampu menggagas perubahan sosial bersama-sama.
Ikuti kami melalui platform Malaka Project lainnya!
----------------------------------
Ikuti platform media sosial Malaka Project lainnya di:
Instagram: / malakaproject
TikTok: / malakaproject
Website: malakaproject.id
Semoga di channel ini bahas :
1. Psikologi
2. Finansial
3. Sex education
4. Pornografi
5. Judi
6. Drugs
7. Masalah-masalah Gen Y & Z
Ada Chanel 1 persen
@@KyoboKoy-cp2xp iya sih 👹💄
@@KyoboKoy-cp2xp Cuih buzzer 1 persen yg bahasannya repetitif itu?
@@superv1llain. hah buzzer?repetitif?mksd nya?
Ngapain pornografi dibedain? Masukin aja ke kategori sex ed juga , tapi sex ed beneran yang dibahas secara saintifik dan ilmiah, nggak sekedar bikin thumbnail vulgar, seperti kebanyakan konten "sex ed" Indonesia.
13:03 "mereka hanya diberi kesempatan untuk mengerti [dampak yang mereka alami dari bencana-bencana seperti covid, dsb] tapi mereka gak diberi resource untuk menyelesaikan masalah."
Wow, thank you for the content Angel. It really shows that you understand not just the stereotipicall genz but genz as a whole. Ini memang realita genz sekarang, bukan yang ditampilkan di sosial media. Dengan berbagai masalah dari kenaikan harga tanah, biaya hidup, pendidikan, pengangguran, ditambah sedikitnya peluang untuk mendapatkan pekerjaan tapi sayangnya yang terlihat di sosial media hanya 1% dari begitu banyaknya masalah yang tidak dibahas, bahkan didengar.
Aku percaya dari konten Angel dan Malaka project ini kita bisa gak terus komplain "kenapa Indonesia begini? Kenapa gak begitu?" tapi bareng2 pikirin solusi supaya Indonesia gak terpuruk (seperti yang sekarang terjadi di US & Eropa)
Boomer out of touch : "Gen z gabisa beli rumah karna beli kopi, fomo, gadget, sibuk party, dan pemalas."
Taikucing, gua udah kerja 10x lebih keras dibanding waktu kakek nenek dan ortu gua seumuran gua. Belajar investasi (mereka mana pernah), jarang nongkrong, gaperna beli kopi selain golda dan kopi gajah 14rb buat seminggu, self improvement, ngegym, belajar psychology, belajar philosophy, kuliah, belajar economy, courses, dll. Tetep aja tuh gua kemungkinan besar gabakal perna bisa beli rumah wkwkw karna emg uda unaffordable.
jaman berubah. saya sebagai orang tau dan sadar kalau kelak anak saya harus dipersiapkan dengan sangat baik karena persaingan hidup semakin keras. saat ini saja sudah terasa bagaimana tekanan sosial dan ekonomi, apalagi di masa kelak dia pada usia 20 an.
Zaman dulu yang bisa beli rumah yang kaya kok. Kata nenekku, kok ada orang sekarang makan masih bisa pakai nasi. Kalau nenek dulu mah jngankan nasi, jagung aja gak bisa.
Kog Bisa mengatakan "gak bakal pernah bisa" ??
sebelumnya ada kata "kemungkinan besar" bang @@putrakudus5198 . terlepas mungkin terkesan pesimis pernyataannya, tapi ada kemungkinan bisa jadi tercapai juga.
Kalau ga bisa mah ngontrak aja bg, toh lumayan penghasilan yg lain bisa kebeli kebutuhan lain.
Syukur2 dapat warisan lalu bikin rumaah deh dikit dikit.
Dear gen z, jangan pernah ngemis2 ke negara soal kerjaan...mereka gak akan peduli... Berdirilah dengan kaki mu sendiri..lawan kerasnya dunia, coba semua kesempatan yang ada.. jadilah kreatif, upgrade skill, jadilah master di bidangmu.. dan jual skill dirimu di masyarakat dengan cara mu sendiri... Kalo gak bisa jadi pegawai..jadilah pengusaha, mulai lah jualan, mulai lah produksi hal2 kecil... InsyaAllah ritme nya akan ketemu dan penghasilanmu akan jauh diatas UMR , salam dari Milenial 👌☺️
S
🎯 Key Takeaways for quick navigation:
00:00 🌍 *Gen Z, Stereotip, dan Latar Belakang Beragam*
- Gen Z konsumen media terbesar abad ini.
- Stereotip negatif Gen Z, termasuk kekhawatiran ekonomi.
- Latar belakang Gen Z sangat beragam, termasuk pekerja buruh.
02:13 🗂️ *Karakteristik Generasi dan Nama Unik*
- Setiap generasi punya nama dan karakteristik kultural.
- Gen Z berasal dari kelompok sebelumnya, unik dalam karakteristik.
03:36 🌐 *Pengaruh Zaman dan Keterbukaan Informasi*
- Gen Z tumbuh di era keterbukaan informasi tinggi.
- Terpapar berita intens memengaruhi pola pikir dan perilaku.
- Pengaruh fenomena sosial, politik, dan krisis, termasuk COVID-19.
05:00 💼 *Ketidakpastian Ekonomi dan Kebutuhan Sosial*
- Kekhawatiran Gen Z terkait peluang ekonomi dan kebutuhan sosial.
- 58% Gen Z merasa kebutuhan sosial belum terpenuhi.
- 3.8 juta Gen Z menganggur di Indonesia pada 2021.
06:27 🏠 *Kesulitan Membeli Rumah dan Realitas Kota*
- Gen Z kesulitan beli rumah terkait tata kota dan harga.
- 72% Gen Z di kota besar tak memiliki rumah.
- Pengalaman pribadi penulis mencari tempat tinggal.
08:46 📉 *Stereotip Berbahaya dan Pemahaman Bias*
- Stereotip berbahaya Gen Z di media.
- Pemahaman bias merugikan masyarakat.
- Gen Z memiliki kerentanan yang tak terwakili dalam stereotip.
11:06 🧠 *Dampak Konten Kekerasan dan Mental Illness*
- Kesadaran terhadap stres sebagai langkah awal.
- Prevalensi mental illness terkait konten kekerasan.
- Terlalu banyak terpapar konten negatif bisa tekanan mental.
12:31 🌐 *Akses Internet dan Dampak Sosial*
- Akses murah internet menyebabkan overexposure.
- Dampak merata di semua kalangan sosial dan ekonomi.
- Internet sebagai hiburan murah, dengan konsekuensi sosial.
13:56 💼 *Krisis Identitas dan Representasi*
- Gen Z merasakan ketidaksetaraan dalam representasi.
- Krisis identitas terkait gambaran yang bias.
- Pendidikan kunci untuk mengubah keadaan.
14:53 🎓 *Pendidikan sebagai Kunci Perubahan*
- Pendidikan kunci utama perubahan sosial.
- Sistem kualifikasi merugikan yang kurang beruntung.
- Tanggung jawab pemerintah menciptakan kesetaraan pendidikan.
15:23 🔄 *Generasi Sebagai Agen Perubahan*
- Tanggung jawab generasi membentuk generasi berikutnya.
- Setiap tindakan saat ini membentuk sejarah.
- Identifikasi masalah dan kesadaran terhadap realitas sosial.
Made with HARPA AI
hanya karena mereka tersenyum, tertawa, dan peduli kebahagiaan, bukan berarti mereka lemah.
Sebenernya stigma buruk gen Z berasal dari ketakutan generasi sebelumnya baby boomer dan millenial karena takut perubahan jaman yang memengaruhi mindset dan karakteristik gen Z yang masih mudah padahal waktu mereka mudah kelakuannya gak jauh beda sama gen Z.
Istilah ini disebut juvenioa atau ketakutan pada anak muda akibat perubahan zaman.
generalisir. pernah riset ga?
Bahkan sampe ada buku sejarah sendiri tuh ngangkat khusus tema ini
fakta bahwa ada buku sejarah soal tema itu tidak berarti bahwa itu sebuah kebenaran, realitas di lapangan kita apakah mmg sprti itu? kalo hanya modal generalisir dan teori dr konteks negara lain tanpa riset/data yg akurat, ya keliru kalo dianggap kebenaran dan dijadikan landasan pengambilan keputusan, salah baca realitas menghasilkan kesimpulan yg salah@@kontoru22
@@amcivilian bukan, maksud gua juvenioa itu tadi bro
@@amcivilian udah ada penelitiannya bro kalo gak mau percaya gak masalah.
jika boleh memberikan saran, mungkin untuk nextnya bisa membahas kebiasaan gen z yg sering post segala hal di sosial media. baik memperlihatkan hal2 positif seperti berbagi referensi literasi atau hal yg berguna untuk meningkatkan self improvement, dan berbagi opini mereka terkait isu2 terkini. bagj kebanyakan orang, mungkin menganggap tindakan tersebut hanyalah untuk memperbagus citra mereka, padahal sejatinya tidak bisa digeneralisir demikian.
sebagai contoh, klo ada gen z yg ke cafe membawa atau memposting buku madilog itu terkadang si orang itu dianggap hanya ingin mengikuti tren atau sekedar flagshing, orang itu mendapat stigma (seolah ingin dicap) sok edgy padahal bisa saja si orang itu memang benar2 sedang ingin membaca madilog untuk mengetahui pandangan tan malaka, tanpa ada niat lain seperti memperbagus citra.
Relate banget yang disampaikan. Berangkat dari personal experience kulliah biaya sendiri, kebutuhan pokok bayar sendiri, beli kebutuhan baju dan buku uang sendiri. Apa kira yang bisa diharapkan sebagai anak pertama dari orang tua yang masih mempunyai tanggungan buat 3 adek ku lagi.? Syukur juga dapat beasiswa bidikmisi kuliah angkatan 2017 dikasih 700k/bulan. Tapi bukan ngeluh ya. Bayangkan, uang kos aja 250k, beras satu karung 10kg 150k, jarak kos-kampus 3 km lebih Anggap aja 300k satu bulan bensinnya; belom oli dan servise lainnya, bagaimana uang jajan ku,? teman ajak buat tugas di cafe.? Padahal udah masuk organisasi buat pengembangan diri, tapi uang kadang ada kadang tidak, terpaksa cari kerja tambahan buat bisa nyambungin hidup, dan memilih untuk meninggalkan organisasi. Dan gaji ku kerja satu bulan 500k, setahun kerja baru naik 1jt.
Aku kerja di Percetakan pas masuk semester 5 kisaran tahun 2019. Kurang lebih 2 tahun kerja disana lalu dapat penawaran kerja di bubur ayam dan memutuskan untuk resign. Sebelum resign harus pertimbangan dengan matang, salah satu caraku nego sama bos kerja masuk shift siang jam 2 dengan alasan kuliah pagi. padahal training di bubur ayam karna masuk pagi. Mulai aku kerja dengan double job dari jam 4 pagi sampai jam 1 siang di bubur ayam. Setelah itu lanjut kerja di percetakan 2 siang sampai jam 21.00 atau 22.00 malam sampai 2 minggu begini terus kerjanya, capek banget emang tapi ga tau mau ngadu sama siapa hanya tutup pintu lalu nagis sekencang2nya dan teriak sambil tutup pakai bantal. dilakukan seperti ini biar ketika resign bisa dapat kerja karna beasiswa bidikmisi sudah habis kiriman orang tua tidak ada. Kalo misal sempat ga kerja satu minggu, mungkin mati kelaparan. haha
Bagaimana dengan kuliahnya.? Sampai sekarang masih kuliah dan mau masuk tahun ke 7 atau 13 Semester. udah 4 tahun lebih tidak pulang, jarang telpon orangtua, mental kacau bangett, sakit tetap kerja. Mau pulang tapi karna jauh kuliah takutnya ga ada biaya untuk balek lagi. Tahan2 aja dulu, sampai wisuda mungkin baru bisa pulang. Kalau kalian baca sampai sini boleh dong main ketempat ku, Pulau Ujung Barat Indonesia yaitu ada di Pulo Aceh.
Walaupun sekarang ga ada lagi bidikmisi tapi di tempat kerja sekarang bubur ayam udah dapat gaji 1.2jt dan kadang juga sambil ngefreelance buat design dan cetak spanduk atau banner teman2 kuliah, dapat juga dari sana 200 sampai 300ribu sebulan. Jujur, pengen banget kuliah aja, ga mikirin ekonomi, uang kuliah, kebutuhan pribadi dll. Mungkin cara seperti ini kita bisa kuat seperti ninja, kata ku sambil ngehibur diri. Hahaha
Oa, kemaren ada buka beasiswa di Malaka Project. Aku telat lihat infonya. Kira2 ada buka lagi sesi kedua.? Kabari ya, Please.. Biar aku fokus kuliah aja lagi karna mau dekat DO sebab. Susah banget fokus kuliah sambil kerja sebab.
Semangat bg 🔥🔥🔥
semangattt kakkk, semoga cepat lulus dan dapet pekerjaan yang layak, aamiinnnnn
Semangat terus bro, gw mungkin tau rasanya, karna crita lu hampir mirip sama gw, tapi ya mau gimana lagi, selagi masih diberi kekuatan apa salahnya berusaha
i feel u kakz. aku adalah kamu versi cewek. Mungkin sedikit lebih beruntung aja, cz bisa kelarin S1 lebih cepat dr kamu. Alhamdulillahnya sekarang already have a better job, better life, udah bisa momong mama plus #satukakaktujuhponakan😂 *canda.
Semangat kuliah kak! sehat2! Buat kita yg ga da previlege dr segi apapun, hanya pendidikan yg bisa bawa masa depan baik. Pendidikan bisa jd jalan buat mengubah taqdir muallaq *takdir yg bisa diusahakan.
Semangat broo, semoga bisa capai apa yg Lu mau dalam waktu dekat
Sebagai Gen Z gue bisa relate banget sih. Usia gue 24 tahun, dan realita kehidupan memang pas banget dengan yang dijelaskan di video ini. Gen Z itu generasi rawan, Rawan gak dapat kerja, rawan gak ada rumah, rawan karena takut di phk, dan banyak lagi
Masa depan Gen Z memang kurang bisa dipastikan dibanding generasi sebelumnya
Jaman dulu kan alur hidup orang² tuh sekolah-kuliah-kerja.. sdgkan jaman sekarang udh beda², ada yang sekolah-kerja-kuliah, kerja-sekolah-kerja-kuliah, ada yg sekolah-kerja-tanpa kuliah..
Kenapa gitu? Karena jaman sekarang terlalu banyak pilihan karier dan kehidupan ini semakin lama juga semakin pasang surut seperi ombak di laut, strategi yang kita buat di bulan Januari belum tentu relevan di bulan Maret dan harus memulai strategi baru lagi..
Apalagi gen z yg gk punya privilege sama sekali itu sbnrnya bahaya banget, sistem kontraknya dibikin gk jelas dan perusahaan lebih mempertahankan gen boomer yang notabennya (maaf) kurang inovatif dan gaptek..
Apalagi jaman dulu tuh kuliah swasta aja masih murah.. abang ku tanpa beasiswa cuma habis 50 juta sampe lulus, sdgkan kuliah swasta sekarang sampe lulus harus korek duit 100 jutaan + aku bayar kuliah pake biaya sendiri karena ekonomi orang tua udh downfall 😢
Saya punya usaha isi nya gen Z .. gen Z dari kampung yg berani merantau.. jauuuuuhh lebih survive dari pada yg tinggal di kota .. pernah 1 waktu .. dapet gen Z belum juga kerja udah nangis.. tapi pernah juga dapat gen Z yg bagus .
Tapi yg harus gen Z sadar... Babyboomer se blangsak blangsak nya punya rumah , milenia se blangsak blangsak nya masih punya warisan rumah.. gen Z dan Alfa rumah nya udah d jual sama milenial 😂..mereka ga akan dapat apa apa.. cm dapat calon mertua milenial yg jauh lebih ngeyel dari babyboomer😂
Gen perintis....
gen z tuh turunan ke-8. jadi gak kebagian warisan 😅
😂😂😂😂😂
😂wkwkwk bener bngt pas kecil nontonin rebutan warisan...
Oza Rangkuti was right, gen Z adalah pelabelan tindakan bukan usia seseorang
Tapi di dalam dunia pekerjaan pun gen z emang lembek & pemalas, (kerja males"an, kerja 8 jam tapi di kantor nyatok rambut dulu pake liftik dulu dll, ga langsung kerja) manja banget gen z bangak nuntut lagi
@@memetflow8502gen z di tempat lu doang kali bang, di tempat kerja gw gen z justru pada rajin2 kerjanya, mudah beradaptasi dengan kebijakan baru dan gak banyak protes. Lebih bisa diandelin malah ketimbang gen x
@@memetflow8502balik ke masing2 individu, tidak semua gen z pemalas dan tidak semua gen z cekatan, simple as that.
@@memetflow8502lo baru aja generalize semua gen z kek orang di kantor lo
@@memetflow8502 Padahal ini isi konten videonya udah cukup memberikan informasi buat jangan melabeli kayak Mas nya, eh si Mas komennya seakan ga nonton videonya (atau memang nonton tapi ga ngerti?)
GenZ tdk bsa beli rumah krn keseringan ngopi itu adalah penggiringan opini
Yg mencekik itu adalah sistem perkembangan ekonomi berbasis hutang yang duitnya dicetak modal dengkul dan ancaman 😂 , ini lah yg merusak semuanya
Saya Gen-Z berpendapat: Gen-Z berada pada dua keadaan tekanan; yaitu;
1. mereka tertekan dengan banyaknya harapan masyarakat
2. dan mereka tertekan dimana kebutuhannya begitu tinggi di zaman ini.
Nah, melihat ini ada banyak gen-Z yang tertekan tentang bagaimana mereka harus hidup kedepan?
ingat 2 hal diatas itu adalah masalah yang diluar diri dari seorang Gen-Z.
saranku woi pemerintah bagusin pendidikan dan Untuk Gen-Z ingat kita ini kuat. ilmu pengetahuan sangat muda untuk kamu dapatkan. kuatkan mentalmu dan sadar untuk membentengei dirimu dari informasi yang membuatmu sakit kepala.
sekarang generasi milenial atau generasi sebelum kita menantang kita untuk perbaiki negara ini.... ayoo mari kita buktikan!!
jangan coba generelise semua ini harus gen-z!!!
nanti kami pake baju kaya balotteli; "Why Always Me?"
Thank u bgt kak udh bantu jelasin ke org2 ttg "stereotipe" gen z 🥺🙏🏼 Ada yg bilang gen z tu kebanyakan gen sandwich, tp alih2 mlh digeneralisir jadi gen z yg boros, lembek, dan males. Padahal, itu cuma yg keeskpos di media doang. Nyatanya, yg g keekspos malah jauh lebih berjuang dapetin uang buat makan sehari2 drpd difoya2in. Gk enak bgt rasanya, disamaratakan sama org2 yg udh jelas punya nasib dan privilage yg beda sm kita 🥲
Makin yakin kalau aspek paling berpengaruh dalam setiap isu yg muncul ga akan lepas dari sektor ekonomi dan pendidikan. Akses ekonomi akan mudah ketika tahu caranya dan punya ilmunya. Pun juga saat ini cost buat pendidikan naik dari tahun ketahun dan tentu tidak semua bisa akses pendidikan
Sedikit menambahkan terkait klasifikasi Generasi, Di Dunia dengan 8 miliar orang ini terdiri dari 8 Generasi yg masih eksis yaitu ;
The Lost Generation
Aku yg kerja d pabrik yang ketemu banyak orang dari kalangan beberapa generasi. Sebenernya sama aja sih dr semua generasi ada yg lembek ada yang manja ada yang keras kepala ada yg semaunya ada yg pinter sat set kerjanya.
Bener bgt gara2 sosmed yg mempotretkan gen z yang lembek menye menye jadi mayoritas masyarakat ngecap anak2 yg kelahiran taun dua ribuan tuh pd manja. Pdhl mau dr generasi manapun yg manja ada yg kuat ada.
Aku dr gen milenial sebenernya tp baik2 aja bergaul sama gen z d tempat kerja. Mereka cuma gatau struggle kita d jaman dulu gimana soalnya skrng kan mereka serba mudah. Akses informasi mudah, lapangan pekerjaan lebih banyak d banding dulu, uang jg ada dimana mana dibanding dulu kan susah bgt yaaaa buat dptin uang. Meski efeknya banyak uang yg beredar skrng jd inflasi tp semua jd serba mudah d dapat. Generasi dulu jg cuma bisa banding2in sama gen skrng yg ngerasa si serba paling kerja keras pdhl gatau apa yg gen z dr keluarga biasa2 aja survive buat bisa menuhin segalanya ditengah gempuran inflasi dan membludaknya sumber daya manusia.
Denger keluhan gen z lebih asik daripada denger keluhan bapak bapak 2 anak😂
ENJIIIIII!!!!!! ni konten keren banget, point" pentingnya dapet, lugas, i wish i could share this to everyone.
THANK U ENJI FOR THIS. THANK YOU MALAKA PROJECT
Gen z diserang abis abisan agar jatuh mentalnya dan gk ber kembang,,,,mereka di anggap ancaman untuk para pengusaha karena mereka cenderung ingin usaha sendiri dibanding jadi pembatu orang kaya,,,,semangat gen z jangan mau di perbudak oleh para pengusaha,,,para pengusaha telah menyeting manusia supaya tetap miskin,,,ayo maju untuk kemajuan masyarakan
Akhirnya terwakilkan keresahan sebagai gen Z yang dari kecil apa-apa sendiri😢
Tapi di dalam dunia pekerjaan pun gen z emang lembek & pemalas, (kerja males"an, kerja 8 jam tapi di kantor nyatok rambut dulu pake liftik dulu dll, ga langsung kerja) manja banget gen z bangak nuntut lagi
@@memetflow8502 ya nggak bisa dipukul rata kak, faktanya banyak juga gen Z yang pekerja keras, inovatif, dan mental baja
@@memetflow8502Tapi serius nanya om, (terlepas dari posisi saya sebagai gen z) menurut hukum ketenagakerjaan saat ini mengatur tentang jam kerja 8 jam kerja perhari dan 40 jam perminggu (untuk 5 hari kerja perminggu), atau 7 jam kerja atau 40 jam perminggu (untuk 6 hari kerja perminggu)- Pasal 81 angka 23 ayat (2) PERPUU No. 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja, walau memang ada pengecualian, bidang kerja yang om maksud tidak merupakan bidang pekerjaan yang dikecualikan-Penjelasan Pasal 77 UU No. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, om mau mereka kerja berapa lama kalau engga 8 jam?
@@memetflow8502kerjaan yg mana dulu? Jangan disama ratakan, setiap kerjaan ada jobdesk dan aturannya sendiri, mungkin beberapa pekerjaan diharuskan untuk penampilan yg rapi formal, tapi di lain kerjaan, penampilan tidaklah penting (termasuk di kerjaan gw) , fakta di lapangan banyak gen z yg kerja keras tapi gaji nya minim, belum lagi kalo menafkahi rumah, walaupun belum menikah
@@memetflow8502 ini manusia dimana mana muncul nyebar kebencian
Emg kece konten Chanell ytb ini. Thanks kak sehat selalu :)
gen z perlu entertainment bersifat positif yg bervariasi buat membentuk stigma dan cara berpikir yg lebih baik dan bermanfaat 🤔
konten ini udah masuk branda yt gua dari kemaren idk about kak enji, tapi pas liat sc nya malaka project langsung aku puter, kak enji pengantaran materinya sopan banget masuk telinga, lucu juga, dan quality of the video is fuckin amazing from the content to the production.
kalo boleh saran : tolong bahas kecerdasan emosional dong malaka project, karena sejak acara pembukaan malaka projek aku gada denger sedikitpun MP nyinggung ini, sedangkan menurutku disamping kecerdasan intelektual kecerdasan emosional itu sangat penting banget
itu aja sih, greata job guys
Aku bersyukur bisa menjadi seorang developer/programmer cuma modal portfolio
Gak ada ijazah s1 sama sekali
Abang kerja wfh atau office?
@@bijisiapabijigw office
Bener bgt. Tertaampar oleh keadaan.
Apalagi jika gk ada pendidikan, kerjaan pun sangat sulit didapatkan. Adapun kerjaan juga tapi gaji jauh dibawah perkiraan saya. Karena saya juga termasuk Gen Z yg terdampak jugaa...
Memang info dari media tentang Gen Z cukup bias. Realitanya masih banyak yg tinggal di pelosok atau jauh dari perkotaan yg mana malah banyak Gen-Z melakukan tindakan2 di luar norma contoh masih sering tawuran, sex bebas, narkoba dan banyak lagi deh (bahkan ada 1-2 kota tuh ngajuin syarat pernikahan dini di elemen pemerintahan setempat karna banyaknya hamil di luar nikah). Ngga hanya diperkotaan saja. Jadii gimana nih buat solusinya supaya kita bisa dorong potential growth gagasan dari mas ferry ? memang susah sih kalo sistem pemerataan cuman paling ngga kita generasi 90an bisa peduli sih dan siap bantu. Minimal ke depan supaya kita bukan bangsa umr lagi 😊
tolong dong buatin konten kenapa gen z selalu di cap atau dikatakan sebagai generasi lembek atau pun malas (karena gua selalu merasakan dan mendengar hal hal itu dari orang orang sekitar) karena menurut gua sebagai gen z, kenapa kita di cap sebagai generasi lembek sementara menurut gua gen z adalah hasil dari generasi sebelum kita, mereka membuat aturan, sistem, konflik, dan juga pola pikir dan mereka juga yang mengatakan beberapa gen z itu lembek dan selalu kurang dalam melakukan hal hal, apakah yang seharusnya disalahkan gen z atau para terdahulu yang terhomat yang menganggap generasi dia lebih baik, bukannya dengan dia ngecap gen z sebagai generasi lembek dan malas, malah berarti sama aja dengan hasil buruk generasi sebelum gen z ???
Sebenernya sebagian pertanyaan abang udh kejawab di videonya. Kalo cap ttg gen z yg malas dan lembek itu cuma bias, dan g semuanya juga malas dan lembek.
Klo ak sendiri, aku akui mmg beberapa ada yg kyk digambarin sama media, alias gen z dgn segaaalaaaa konotasi negatifnya. Tapi, gk semuanya juga. Kembali lagi, cm sekedar lebih2an media biar dapet engagement.
Selain itu, pendapat abang gimana gen z terbentuk tu jg gk salah. Bisa jadi salah satu faktornya, knp gen z dikata lembek, malesan, dll. Ada jg yg berpendapat, ketika satu generasi jauh lebih tua dr generasi sblmnya, akan muncul rasa kalo mereka jauh lebih berpengalaman dan merasa senior, alhasil saling caci maki generasi bawahnya. Padahal, kejelekan yg mrk bilang, tu hasil dri didikan mrk jg
Intinya membandingkan para generasi itu tidak "apple to apple" karena setiap generasi punya masalah tersendiri. Gen Z terlihat "lemah" karena yang kelihatan dimedia adalah yang "lemah" juga (meskipun tidak semua) dan juga karena kesadaran seperti yang dibahas dimenit 11:00.
Bener si, apalagi saya sebagai Gen Z kabupaten, sama sekali ga relate sama stereotype2 yg sering muncul di media
@@muhamadsyauqy5278bener bgt, yang bikin konten gen z kebanyakan dari generasi diatasnya yg arahnya lebih menonjolkan sisi lemah dan sisi sulit, padahal kita yang gen z beneran ga ngerasa relate sama sterotipe mereka
korporasi kaya alergi banget sama fresh graduate
hanya karena "kurang berpengalaman" jadi banyak anak2 muda yang akhirnya pada nganggur ngga dapet kerja. sedangkan di media media banyak yang ngangkat gen z ini banyak mau nya kerja males2an padahal ngga semua nya kaya gitu.
kalau boleh saran, kedepannya mungkin kakak bisa membahas seputar budaya membaca yang kiranya realistis diterapkan di Indonesia. faktanya kita sekarang menjadi negara yang tingkat membaca sangat rendah. Bagaimana untuk memunculkan budaya membaca yang sangat effektif/ terimakasih!
Tidak semua orang harus membaca bg, membaca itu khusus untuk orang yg ingin memperdalam ilmu pengetahuan atau peneliti.
@@MuhammadAswal_what ga harus? Membaca itu sangat perlu untuk siapapun! Banyak informasi yang sudah dijelaskan secara rinci akan tetapi masih saja ada yang bertanya tentang informasi tersebut. Contoh ada berita kecelakaan disuatu daerah lalu diinformasikan didalam media sosial sudah dijelaskan kejadian tersebut terjadi dimana akan tetapi masih saja ada yang bertanya "itu kejadian dimana". Membaca itu penting dan di indonesia masih rendah sekali budaya membaca, lebih mementingkan bertanya sebelum membacanya terlebih dahulu.
sangat setuju.... orang indo manusia paling malas membaca..
saya penjual online, sudah menuliskan harga barangnya , tetapi ketika DM masih bertanya " Harga Berapa ?"
semalas itulah orang indonesia.
@@MuhammadAswal_aku setuju. Membaca itu mmg skill penting. Tapi ga semua org harus baca terus. Hanya org2 yg berpassion akademik, yg hrs baca terus. Ada skill lain yg bs kita kuasai dg melatihnya (learning by doing), contoh: mengajar, memasak, mengasuh, bertani, dll
@muhammadaswal pembenaran/pembelaan
Dari 0,00 hingga 16.56 sebagai bagian dari salah satu Gen Z aku pribadi senang dgn ada nya malaka project Terima Kasih... Selain itu saran ku Perbanyak Konten" Yang memberikan pemahaman yg mudah di terapkan (dimengerti) konten ini udah bagus tapi lebih ke menyampaikan hasil research yang dijumpai contohnya berupa masalah disertai solusi secara general yg mungkin tidak hanya berdampak ke awareness kami melainkan adanya peningkatan untuk berperan dalam Indonesia Emas 2045 gitu si menurut sekali Lagi terimakasih Malaka Project semoga niat baik kalian bisa kami teruskan untuk cuan kami kedepan
gen z cenderung cepat mengikuti trend, apalagi di trend tsb ada idolanya, tinggal pinter pinter seting trend aja. karna gk mungkin maksain gen z supaya ngikutin cara milenial.
rada miris aja sih beberapa gen z maksain untuk ngikutin gaya idolanya dan gak sadar klo itu hedonisme.
seriously, rumah level kabupaten aja mahalnya udah hampir setara harga rumah tengah kota. kalo di kota sekiranya bakal dapet rumah kecil di harga 1m, di kabupaten bisa 600-700 juta untuk tipe yang sama, tentunya dengan fitur tata kota yang jauh lebih minim.. ujung ujungnya harus utang bank. rasanya kerja full plus sampingan pun sangat tidak mungkin ngga utang bank (KPR)
Bisa ngontrak aja padahal, kenapa gen z terobsesi punya rumah ? Selama akomodasi lain cukup gua rasa pilihan ngontrak sangat masuk akal dan kita ga harus mikirin utang tiap bulan. Syukur-syukur ada lebih buat nabung.
15:02 Salah satu poin penting dari video ini, tetap berkarya malaka project & team
Akhirnya update lagi ni yt 🎉🎉🎉
That's true, dimana pendidikan sangat penting untuk manusia yang akan menerima dan mengolah informasi dalam pikirannya, membangun habit atau memiliki pemikiran akan sesuatu yang rasional atau manusiawi kadang mulai bias karena akses informasi yang mudah dengan mengambil banyak sudut pandang. semoga anak muda indonesia sekarang, nanti, dan dimasa yang akan datang dapat memiliki inisiatif dan ambisi yang lebih baik dari sebelumnya
Jangankan yg tinggal di kota, gen z di desa pun sekarang mau bangun rumah syusah harga tanah mahal boss, belom materialnya, mau beli rumah jadi malah bikin rungkad.
Tetep semangat para gen-Z,ttp lah berjuang demi mnghargai hidup yg tlah dianugerahkan kpd kita...
Citayem Fashion week itu contoh nyata gambaran gen Z dengan berbagai kekurangan yang mencoba menggapai apa yang mereka lihat di media
Hmm iya juga
Konten yg sangat informatif dan berseni secara visual dan audio yg jernihhhh. Respecttttttttt❤❤❤❤❤❤
next bahas klasifikasi kondisi gen Z, dan bagaimana keluar atau mempertahankan kondisi tersebut,
seperti yang tadi sudah di jelaskan, gen Z ini banyak sekali macam nya dan kondisinya, nah untuk keluar atau mempertahankan kondisi tersebut itu harus gimana ? karna kebanyakan gen Z yang gw temukan mereka belum tau dunia kerja / dunia dewasa itu seperti apa dan harus nyapain agar kita bisa kontribusi dan bedampak (minimal hidup stabil)
Note : klasifikasi bukan untuk mengkotak2an tapi untuk memahami sekarang kita start di kondisi yang seperti apa dan garis finis nya ada dimana dan harus berjalan kemana agar dapat relevan dengan keadaan dunia saat ini
terimakasih BTW selamat ya malaka projek sudah hampir 100rb subscriber
Gen Z yang lahir 96 - 2000 yang udah lulus. Di bawahnya masih kuliah dan sekolah. Ya jelas lah mereka kalau dibandingin milenial soal kerja ya belum tahu dunia kerja. Adeh.
@@nandreans6444 saya kelahiran 96 juga, wajar banget kalo gen Z ga tau dunia kerja, tapi di masa gen z yang sekarang, alur kerja ga sesimpel generasi sebelum nya, kuliah A ya kerja A, sekolah A ya kerja A juga, sekarang lebih dinamis, jadi skill yang di butuhkan juga lebih dinamis sedangkan dunia kerja butuh talent yang udah ready, nah kalo kita udah paham kondisi kita saat ini gimana, dan butuh apa untuk masa depan akan lebih mudah kita mencapai tujuan karir yang di inginkan, saya konsultan karir juga, banyak yang saya temui Gen Z yang sudah lulus dengan IPK 3,8 sekian bahkan 4,0 ga tau mau ngapain pasca lulus, bahkan banyak yang ngerasa ga berguna padahal semua karna dia ga tau aja persiapan apa yang harus di lakukan dan kemana arah yang harus di pilih
@@DindiaRuskali ya itulah. Mana jumlah anak muda (gen Z) ini banyak banget. Loker juga dikit.
kalau lu milenial yang sudah bekerja dan punya anak buah. ajarin tuh anak buah/anggota lu bagaimana cara bekerja dan hidup stabil. akan diri lu juga berdampak buat orang lain. its not just about gen z as a person. tapi bagaimana sistem,rezim yang lagi dipegang boomer atau milenials dapat memberikan “wadah” yang layak untuk Gen Z dapat berkembang di lingkungan kerja atau sosial.
Penjelasan nya yang bagus, cara menyampaikan nya juga enak di denger, lanjut dong ngisi konten di malaka projects
Finally ada pembahasan dan perspektif lain dari gen z, aku juga kadang stres liat media yang ngekspos gen z yang punya previlege terus2an, adanya konten ini bikin gw aware dan sadar, makasi banyak
konten se keren dan semahal ini bisa kita tonton secara gratis.
Gen Z kata gw sih mending fokus belajar bahasa jepang atau mandarin, terus jadi buruh kasar di jepang, taiwan atau hongkong. Gaji lebih gede, pulang dapet dana reimburse pensiun yang jumlahnya bisa 100 juta lebih. Kalo kerja di sini gak ada perlindungannya, gaji UMR aja yang harusnya jadi standar minimal gaji gak dipatuhi kok, dari UMR 5 juta di jakarta, rata2 pekerja gajinya masih 1,5-2,5 juta.
Nice storytelling ditambah ciamiknya editing.. Maknyus puoll!
Pada kenyataannya Gen Z berada di garis depan dalam membela Kebenaran.. dan mampu membongkar kebusukan dunia.. Bisa dilihat di channelnya pak Dr. Indrawan baru2 ini..
Bagus banget ini, Go Malaka Project! 🔥
Wah wah baru nemu channel ini, auto subscribe. Channel ini sangat relate sama saya sebagai mahasiswa sosiologi.
kontennya edukatif sekali untuk masa depan para muda
Yok semangat,semangat man teman....teruslah berjuang tuk jadi lebih baik di jalan yang kita pilih masing masing
Andai generasi di atas gen z tau bahwa melamar pekerjaan yang serba mudah dan serba cepat ini di iringi dengan adanya orang yang masuk dengan referensi dari sodara atau keluarga besar yang sudah berkuasa di suatu perusahaan. Pasti lebih memilih walk interview yang bisa ngeyakinin hrd bahwa kita bener bener serius ingin bekerja
Yep nga semua gen z punya resource yang sama se simple info loker aja pasti beda2
Orang dalam akan selalu ada men, disetiap generasi .
Sekarang malah enak bro, ngelamarnya by sistem, susah curang, asal lo tau dulu jd PNS asal ada ordal jg bisa. Intinya persaingan kerja udh dari dulu
Terimakasih untuk ilmu yang diberikan ❤ akhirnya stereotipe gen z yg gue dapat dari para hrd dan berpengaruh dikepala gue bisa berubah
materi, gaya bahasa, dan lain lain bagus banget dan gampang dicerna semua orang
Perbandingannya begini, sesuatu yang dilakukan oleh orang dengan latar pendidikan yang berbeda, nilai nya berbeda juga, walaupun yang dilakukan sama saja.
minta.... lajutin lagi dong kak angellie , buat part selanjutnya
di project ini....
...salam..🙏✌️
Terimakasih~!
setuju dibeberapa point, tp ada beberapa point yg sebenernya emang terjadi juga di setiap generasi, seperti upah yg rendah.. yah memang sistem upah kita rendah.. dan dari dulu umr dan kenyataan berbeda, ngak bisa beli rumah juga demikian, banyak sekali orang dewasa yg sudah berumur 60+ masih ngontrak, ngak punya rumah.. gen z menurut pendapat saya pribadi bukan manja.. tetapi memiliki ekspektasi hidup dengan keadaan rata2.. sedangkan kenyataannya keadaan hidup sulit sudah terjadi dr abad2 sebelumnya.. hanya segelintir orang yg menikmati , hanya 1 % dari masyarakat.
Karena masa yang sulit, keinginan untuk hidup "normal" malah disebut manja 😢
Manusia pintar itu banyak , manusia keren juga banyak , yang sedikit manusia yang bisa menghargai manusia lainnya ( saya sendiri adalah gen z umur 22 sekarang , saya kerja di pabrik kain , gaji pokok 2 juta kurang , kadang kalo sakit atau izin gaji di potong , dan paling parah perusahan telat bayar gaji sampe 1 minggu di bayar nya di tanggal 4/6 awal bulan , gimana gak stress kalo gini terus , rasanya kayak saya masih hidup di zaman penjajahan , di perlakukan sesuka hati oleh owner perusahan , saya harap ada tindakan tegas dari pemerintah dalam kasus kasus seperti ini 🙏🏻
Semoga capres capres skrg ngelawak bisa bikin gaji indo meroket ckckc😂😂😂
Sad but nothing will change, i think lo mau kerja gimanapun lumayan sulit buat naik jenjang karir, maybe kalau ada spare time learn skill like programming
@@xcvdx563 well.. its going to be replaced with AI, and automation.😢
Sadly yes, we are (millenials) working on many AI project 😢
Baik, ini "cantik" menjadikannya menarique..
Ya Allah mau apresiasi standart kontennya yg bikin betah nonton❤❤❤😊😊😊🎉🎉😭😭
Absen jga, angkatan 98, skrng lagi kerja as prorgamer di startup.. gaji umr lebih dikit.. yang dipikiran skrng ya mkirin ekonomi dunia ngga stabil (banyak perang).. kpikiran kalau nanti kena layoff gmana.. dll. Malah ngga ada pikiran buat beli rumah (karna brasa masih kejauhan) bisa nabung aja udah syukurr, tiap bulan nyisihin 40 % dari gaji buat tabungan regular (buat nanti bayar kos dll) ama ngirim ke ortu 😂
"Banyak genzi yang gabisa duduk cantik ngopi makan makan sama atasan mereka yang expat yang asal amrik itu" make my day
Rasa nasionalisme dan akhlak gmn? kayaknya mereka minus dlm hal ini,
saya suka dengan penjelasannya, informasinya lebih seimbang
Pantesan isinya bagus bgt pas gue dengerin,,
Eh ternyata Malaka Project toh e
i love this channel congrats u got a new subscriber
terimakasih 🙏🏼
Langsung meleleh dengan pembawaan teh angellie setelah teh cania. Love u dari jauh ❤❤❤
Wah ini topik besar sesungguhnya. 3 generasi terakhir akan menanggung banyak sekali beban. Semoga Allah beri saya dan kita semua hidayah.
Bahas persiapan masa depan dong Kak, kayak apa yang harus dipersiapin/diperlukan untuk mencapai masa depan yang baik Dll.
Hallo saya mau saran. Literature yang digunakan dalam video mungkin bisa dibagikan lewat link di deskripsi agar kita bisa belajar bareng-bareng. Terima kasih
Udah ditambahin bang
Sebenarnya itu bukanlah semata stigma2 belaka yg dilontarkan oleh generasi senior yg nggak suka gen z. Tapi lebih ke kritikan & ekspresi kekesalan generasi senior terhadap sebagian besar gen z terutama yg berasal dari kota2 besar spt Jakarta. Hanya saja, sebagian (besar) gen z nya saja yg menerimanya salah / baperan. Meskipun gak semua gen z sesuai dengan fakta2 tsb. Misal kayak orang2 tua yg kesal melihat gen z yg malas & manja. Mereka (generasi senior) akan mengatakan; “Gen z pemalas, mental tempe, generasi stroberi!“. Itu ya berarti gen senior cuma ingin mengungkapkan kejengkelan mereka atas kemalasan gen z. Hanya saja penyampaiannya terkadang terlalu keras. Atau misalnya gen senior yg melihat / mengalami perlakuan buruk dari gen z semisal nggak sopan, nggak hormat orang tua, nggak patuh aturan, nggak mau ibadah, berkata kasar, dll. Wajar kalau orang tua marah dang mengatakan; “Gen z nggak punya sopan santun“, “Anak zaman sekarang gak punya etika“, “Gen z kurang ajar“, dsb. Mungkin terkesan meng-generalisasi tapi ya itu lebih karena orang tua / generasi senior marah, kesal & kecewa. Dan mereka ingin mengekspresikan kekesalannya. Jadi ya stigma2 tersebut memanglah fakta & bukan generalisasi mentah2. Generasi senior berkata demikian karena mereka sudah lebih tau soal etika & norma2 kehidupan. Mereka hidup lebih lama yg artinya sudah dididik lebih lama. Sudah mengalami apa yg gen z gak akan alami. Makanya mental mereka lebih kuat & gak bisa disetarakan oleh gen z. Lalu anda dengan mudahnya bersikap denial dengan fakta2 tentang kekurangan gen z. Anda mengatakan bahwa “stigma2 tersebut bisa berbahaya“. Maaf, berbahaya apanya ya? Mengkritik kekurangan & kesalahan gen z berbahaya buat gen z nya? Justru mendiamkan & bersikap ignorant itu yg bahaya mbak Angel. Ingan mendiamkan kejahatan / kesalahan sama saja mendukung kesalahan tsb. Mendiamkan & membiarkan kesalahan & kekurangan gen z juga berbahaya untuk masa depan generasi penerus & bangsa ini mbak. Ohya, katanya gen z paling getol dalam menyuarakan kebebasan berbicara. Tapi kok, giliran ada (orang tua & generasi senior) yg mengkritik kekurangan gen z kok malah dicounter dengan kata2; “Nggak semua gen z“, “Stop generalisasi“, “Stop stereotyping gen z“ dll. Emang nggak semua gen z sesuai dengan stigma2 negatif2 yg ada. Tapi, dengan mereka tahu & sadar akan stigma2 tersebut, mereka akan belajar untuk lebih baik & lebih kuat lagi. Memang terkadang generasi2 senior terlalu “brutal“ dalam memberi review. Tapi mungkin itu cara mereka memberi kritik. Nggak usah muluk2 ngatur gimana cara mereka bicara agar sesuai perkembangan zaman. Beda zaman beda cara bicara & berfikir. Generasi senior lebih tau apa yg kita nggak tahu. Disini saya bukannya membela generasi senior. Dan mungkin video ini ada benarnya juga. Tapi yg saya khawatir takutnya dengan adanya video ini banyak gen z yg “terlena“ & merasa benar. Mereka jadi denial akan kekurangan2 mereka. Terimakasih.
ingat kebanyakan koruptor adalah boomers
terima kasih kak enjiiii insightnya
gw setuju banget dan menerima banget semua materi/masukan/ilmu dari video ini dengan baik dan gw jadi gak ad celah untuk menjadi oposisi materi , tapi malah menimbulkan pertanyan bagi gw. jadi ini emang materi yang emang bener bagus/ atau malah gw yang kurang kritik dari suatu materi atau menjadi menerima informasi satu jalur dan tidak cross check data seperti kebanyakan generasi gw (gen Z)?
Bahas juga perihal Gen Z yang dikit2 self diagnose terkait masalah kesehatan mental dsb. Tiap generasi ada gap, ada problematika dan peluangnya masing-masing. Ga semua gen Z itu buruk, dan ga semua millenial mau merangkul.
Saya sebagai Gen Z yg tinggal di kabupaten sangat² tidak relate dengan beberapa stereotype yg ada di media-media, kayak self diagnose dll, mungkin karna ortu ku boomer kali ya, karna rata2 gen z skrng kan ortunya gen X, jadi mungkin ada beberapa perbedaan pola asuh dalam mendidik antara boomer dan gen x yang menghasilkan prilaku ke gen z
Utk materi sdh sgt bagus krn berhasil menggambarkan generasi z yg sebenarnya sih. Tp sy sendiri sebagai generasi millenial cukup memahami knp pola pikir bahwa gen z itu lembek. Ya krn berita di sosmed bgt. Tp ya setiap generasi pasti menghadapi tamtangannya sendiri2. Jd jgn merasa generasi 1 lbh buruk nasibnya dr yg lain.
Saran aja sih sy sedikit susah menangkap kata per kata dr Angellie ini. Mungkin terlalu cepat dan bbrp agak bertumpuk sih, serta intonasinya yg kurang halus. Kl bisa bsk dibuat agak lambat dan jelas ya 😊. Selain itu sdh ok bgt.
Kak kamu generasi milenial, kita sama..
Aku mau tanya dimenit10- 12 ada kata2 yg menurut ku salah dari narsum, soal tamparan ibu ..
Menurutnya tamparan ibu itu bentuk kekasaran yg ingin di berhentikan oleh gen z..
Tapi menurut saya itu salah tamparan ataupun kekasaran entah dari ibu / guru madrasah itu sesuatu kasih sayang untuk membentuk mental di zaman kita.. apakah saya salah atau narsum yg salah seolah2 kekasaran itu turun temurun dan buruk
Aaa thank you yaah🎉❤ next akan kuusahakan lebih selow~
@@angewwie maaf bukan masalah slow atau gak selow.. coba tanyakan bapak Fery Irwandi yg mgkin 1 generasi dengan saya.. tentang kalimat trsbt.. dan tolong perdalam lagi pembahasannya tentang "kekerasan" yg dimasa kini dan dulu..
Apa maksudnya kekerasan digenerasi saya apakah disalah terima oleh generasi z anda..
Atau bagaimana saya juga penasaran soal tanggapan generasi z ini ..
Soal nya kekerasan digenerasi sebelumnya emg untuk membentuk "mental" kami ..
Lalu apakah saya benci dengan ibu atau bapak saya dimasa sekarang karena kekerasan mereka? TIDAK ..
Menurutku kerasnya mereka itu untuk membentuk mental gen y ..
Disalah artikan oleh gen z karena terpengaruh oleh norma norma , idealisme, dan informasi
@@ardiwiranata4703Orang Tua yg keras menciptakan Generasi yang kuat, orang Tua yang Manjain melahirkan Generasi lembek, walaupun tidak semuanya begitu, tapi emang rata² begitu juga😂
@@ardiwiranata4703 sorry tapi aku respon ke paragraf kedua dari margaretha bukan ke kamuu itu hahaha
Pembahasan yang sangat menarik
keren banget kakanya, explain yang tidak menoton, banyakin buat video lagi dong kak hhehe
saran, rajin2 bikin konten, dah gitu aja. mental gue ga kaya viewer mainstream di youtube yg berasa jadi juri buat konten kreatornya
Jadi siapa target viewer dari konten Gen Z ini? Kadang Angelia bilang pake panggilan “elu” lalu pake “kalian”, mungkin bs lbh konsisten agar komunikasi dgn audience lbh kuat…
sejauh ini video yang ngebahas soal gen z paling nyata dan akurat si di video ini
keren.
Editingnya keren
Pembahasannya menarik
Thanks sangat membuka insight dan empati gw terhadap gen Z
tolong koreksi kalau salah. kalau saya melihat era sekarang dimana segala informasi mudah terakses dan pada dasarnya manusia punya rasa keingintahuan, sehingga hal ini yang menyebabkan kebanyakan orang ini makin kesini makin banyak yang bingung terhadap realita yang ada.
Ada yang mengatakan bahwa informasi yang kita terima harus di filter dulu untuk kita ketahui baik dan buruknya atau bermanfaat atau tidaknya, sedangkan menurut saya walaupun informasi itu sudah kita terima, tetapi setiap informasi yang sudah kita terima tersebut sudah terserap di alam bawah sadar kita tanpa kita sadari. Jadi secara singkat, saran saya untuk hal ini. Mungkin kita harus membatasi diri untuk mengatasi rasa ingin tahu kita terhadap suatu informasi dan jangan bergantung untuk selalu mencari informasi hanya berdasarkan melalui platform media sosial sebelum kita ketahui realitanya dilapangan. Sekian dan terima kasih 🙏🏿
Wah bener sekali kak ❤❤❤
Hmm ... beberapa hal yang bisa saya ambil dari penjelasan Kak Angel ini (mungkin ya), setiap generasi memiliki plus minusnya masing-masing, ngga bisa dibantah atau dipungkiri, karena setiap generasi itu lahir di era yang berbeda. Sebagai Gen Z, yang lahir di era gempuran teknologi dan informasi, hal itu bisa menjadi berkah juga bisa jadi musibah, selayaknya pedang bermata dua, berkah jika Gen Z mampu mengolah dan memanfaatkannya dengan baik, musibah jika Gen Z terlena dengannya.
Namun, jika melihat narasi demi narasi media yang mengatakan bahwa Gen Z itu lemah atau terkesan merendahkan. Saya pribadi ngga setuju ya, karena tidak semua Gen Z seperti itu. Mereka (media) hanya ingin menurunkan moral dan semangat kita untuk survive dan agar kita bisa mudah untuk terus dimanfaatkan.
Ahh ... menyebalkan.
Tapi untungnya, di tengah-tengah gempuran informasi yang bagaikan luapan air sungai ini, lahir sebuah gerakan (entah disebut kecil atau besar ya) yang mungkin bisa membantu kami dalam mengembangkan pemikiran dan pemahaman kami. Semoga ke depannya, Malaka Project bisa tetap memberikan edukasi yang benar-benar dibutuhkan oleh kami, Gen Z. Bukan hanya mengikuti tren, dan bukan hanya karena demi profit apapun, tetapi murni pergerakan untuk membantu kami, Gen Z, untuk terus berkembang dan tetap survive di zaman ini dengan konten-konten edukasi yang mereka sajikan.
Trimakasiih.
thanks broo, terwakilkan opini gw oleh statement ini 👍
Gue inget waktu masih remaja...generasi di atas gue slalu bilang : 'kalian nih..anak2 muda lahir di zaman yang enak ya semuanya serba instan, makanya kalian manja. Coba zaman bapak masih muda dulu bla..bla..bla..'
-
Dah lah sama saja..itu hanya stereotipe
Makasih kak 😊
Banyakin konten yang refrensi datanya tertampilkak biar kita di Gen Z terbiasa mencari data sebelum berbicara dan bagaimana menilai bahwa refrensi data tersebut memiliki korelasi terhadap issue yang mau dinilai dan bagaimana cara memvalidasi kebenaran sebuah data
Tiap generasi terjadi semua itu.. cuma exposure nya minim.. karna internet dulu harus bayar ke kang "dolphine".. saya dulu lulus sma jg kerja jdi cashier.. byk temen seangkatan yg jaga stand.. ga semua kerja di kantoran.. 800-900k/bulan jg jauh dri beli rumah.. sorry to say.. ga bisa beli rumah.. kerjaan yg dianggap bagus atau nampak idaman.. kuliah mesti bayar sendiri.. be generasi sandwich.. itu bukan cuma problem gen z kok.. ❤
Dea dengan konten jalan2nya is back !!!!
bahas literasi keuangan dan instrument investasi tolong buat indonesia melek finansial
gen z rentan depresi karena populasi manusia makin banyak lapangan pekerjaan makin bersaing, tinggal tebak aja kapan indonesia kolaps xD
Pembawaan materinya oke nih👍
Editan lu bagus bener, min! 🔥
generasi tua yang sudah menghancurkan, generasi tua juga yang menghrapkan generasi muda membuat perubahan lebih baik
chuuuaakkkzzz
Generasi sosial. Tahun 2010 ada Facebook dan SMS gratis dengan kelas nya yang adem ayem. ada rindu yang teringat 😅
Angie sangat mantap pembahasannya di Malaka projek