Apakah Kita Punya Kehendak Bebas? | Free Will - Sam Harris

แชร์
ฝัง
  • เผยแพร่เมื่อ 8 ก.ย. 2024

ความคิดเห็น • 81

  • @ApriadiYadi
    @ApriadiYadi  ปีที่แล้ว +3

    Aku harap setelah nonton ini, kalian beneran langsung baca bukunya Sam Harris, ya!
    Karena tentu aja ga semua yang ada di buku itu, aku sampaikan di video. Ada beberapa hal yang belum aku sampein, dan mungkin ada beberapa hal yang aku salah tangkap.
    Jadi, silakan baca langsung, ya!

    • @ApriadiYadi
      @ApriadiYadi  ปีที่แล้ว +1

      Seperti ketika aku ceritain tentang eksperimen Benjamin Libet, sebenernya Sam Harris ga butuh eksperimen itu untuk against free will. Kata dia, bahkan seandainya kita punya jiwa, kita tetep tidak bebas, karena kita ga bisa mengetahui apa yang akan kita pikirkan selanjutnya. Aku ga mention itu di video.

    • @ycs5555
      @ycs5555 ปีที่แล้ว +1

      ​@@ApriadiYadi
      1. Apakah otak bekerja berdasarkan hukum sebab akibat? Jika iya, lalu apa yg menyebabkan otak saya lebih menyukai teh manis ketimbang teh pahit?
      2. Dan jika penyebabnya tidak ada, apakah keacakan itu = bebas?

    • @fourendsix8987
      @fourendsix8987 4 หลายเดือนก่อน

      Karena experience
      Pengaruh perjalanan kehidupan terdahulu, ​@@ycs5555

    • @rio-bf9dh
      @rio-bf9dh หลายเดือนก่อน

      @@ycs5555 ikut nyimak,
      jk opsinya hanya antara teh manis dan teh pahit, dimungkinkan krn teh manis memiliki cita rasa yg lebih membuat nyaman lidah daripada teh pahit. krn seluruh makanan minuman jd identik dg menghindari rasa pahit. meski bberapa ada yg suka krn suatu alasan tersendiri.

    • @rio-bf9dh
      @rio-bf9dh หลายเดือนก่อน

      @@ApriadiYadi tolong bahas "NO-FREEWILL"versi Robert Sapolsky kak

  • @wishfulthinkshh
    @wishfulthinkshh ปีที่แล้ว +11

    anda akan otomatis sadar bahwa kamu tidak punya kebebasan atas dirimu saat kamu tidak tidak punya kebebasan atas hatimu, "untuk tidak bersedih, untuk tidak merindukan, untuk melupakan, untuk tidak mencintai termasuk juga sebaliknya."

    • @ApriadiYadi
      @ApriadiYadi  ปีที่แล้ว +3

      Paling terasa bahwa kebebasan itu ga ada emang saat lagi jatuh cinta sih 😅

    • @bukanteis5791
      @bukanteis5791 ปีที่แล้ว +2

      bukan hati bang, tapi otak

    • @masdukiali903
      @masdukiali903 ปีที่แล้ว +1

      Otak kita kan bagian dari diri kita sendiri... kesadaran bisa ada karena sel otak kita masih hidup dn bekerja dgn normal

  • @patrario4847
    @patrario4847 หลายเดือนก่อน

    Apakah keinginan dan kehendak bebas merupakan hal yang sama?
    Mungkin bagaimana jika seperti ini, saat seseorang dihadapkan pada stimulus melihat org yg kecelakaan di depannya, apakah yang muncul dalam pikiran kita hanya satu pilihan perilaku? Atau beragam? Bisa memilih utk tinggalkan, menolong, atau menolong sebatasnya, menolong pun bervariasi caranya tergantung kemampuannya melihat potensi cara (alternatif solusi)
    Saat seseorang dihadapkan pilihan perbuatan mungkinkah ini disebut kebebasan berkehendak? Namun saat memilih perbuatan mana yg hendak dipilih manusia punya pertimbangan2 nya sendiri yang dibuktikan adanya keadaan "bingung". Dan pilihan yg diambil dapat tergantung atas pilihan rasionya beserta resikonya atau "keinginannya" Yg mungkin dipengaruhi pengalaman, atau serangkaian pilihan2 yg manusia ini pilih sehingga terbentuk kecenderungan,
    namun nyatanya manusia ada yg tetap memilih sesuatu yg saat itu tidak ia sukai, misalnya bekerja keras, melawan perasaan2/keinginan ttt.
    Hal ini umum ditemukan pada realitas manusia di mana perilakunya bisa berubah jika dihadapkan stimulus yg sama, sehingga ada alasan/sesuatu yg mungkin mengubah keinginan seseorang

  • @izumiosana
    @izumiosana ปีที่แล้ว +4

    Benar, kehendak bebas itu tidak ada. Buktinya adalah saya tetap baca subtitle putih Indonesia di video meskipun saya tahu saya nggak mau baca dan nggak butuh itu.

  • @tuluskamaruddin2380
    @tuluskamaruddin2380 ปีที่แล้ว +4

    Senang mengikuti konten kang Yadi :), jadi pengen belajar lagi tentang sains, ternyata tidak seperti di sekolah yg membosankan yg dicecoki hafalan dan rumus2, tapi lebih ke konsep dan eksperimen

  • @shilviana1947
    @shilviana1947 ปีที่แล้ว +2

    Terimakasih mas Apri ganteng rekomendasi bukunya. Barokallah

  • @muchlissyahputra3989
    @muchlissyahputra3989 4 หลายเดือนก่อน

    Bagus pembahasannya dan cara berbicaranya unik, khususnya ketika ngomong kata-kata yang ada "R" menunjukkan ciri khas.

  • @immaYoubing
    @immaYoubing ปีที่แล้ว +5

    Saya sudah membaca setengah dari "Free will" dan saya mendapati argumen-argumen dari Sam Harris itu... tidak berguna dan tidak produktif.

    -Untuk menjelaskan pendapatku, baca dulu dialog ini:
    "Hei, B. Didalam kardus itu kosong tidak? Aku ingin mengisinya," kata A. B berkata kardus itu tidak kosong. A mencoba mengecek isi kardus, dan isinya sebenarnya kosong. "Kamu bohong! Kosong kok," kata A kesal. "Aku tidak bohong, kardus itu sebenarnya tidak kosong. Didalam kardus itu... ada banyak debu, sedikit pasir, banyak atom oksigen melayang-layang dengan isi proton dan elektronnya.... Tidak kosongkan?" B lanjut, "Tidak ada hal di semesta ini yang kosong, jadi... jangan pernah kamu bilang sesuatu itu kosong lagi!"
    Bagiku, Sam Harris itu kedengaran seperti si A. Dia tidak salah soal kardus tersebut tidak kosong dan memiliki isi yaitu debu, sedikit pasir, dan atom, tetapi.... Untuk tujuan pragmatis kita lebih baik bilang kardus tersebut kosong.
    Lelaki hetero tetapi tetap milih cewek padahal tidak sesuai orientasi seksualnya, bagiku itu adalah definisi free will yang pragmatis.
    "Bisakah saya menginginkan ingin bakso ketika tidak ingin bakso?" Kalau memang bisa, kamu juga bisa tanya dan lawan argumenku, "Kenapa kamu ingin menginginkan bakso ketika tidak ingin bakso? Ow, free will tetap tidak ada." Kamu menang terus argumen.
    Kalau kita bisa mengendalikan apa yang kita inginkan. Orang lain juga bisa bantah, " Kenapa kamu menginginkan ingin itu? Free will tetap tidak ada!"

    Sam Harris bilang di bukunya, "Tetapi bahkan jika pikiran manusia terbuat dari jiwa, tak satupun argumen saya berubah. Aktivitas nirsadar dari suatu jiwa (roh) itu tidak akan memberi anda kebebasan lebih dari yang dilakukan fisiologi nirsadar otak anda." Lah, secara tidak langsung, pernyataan itu menunjukkan padaku bahwa argumen ini pada esensinya tidak berguna.

    • @AgusRubiyanto-c3b
      @AgusRubiyanto-c3b หลายเดือนก่อน

      ​@@simplenana6479
      Tidak bisa dikatakan Free Will karena orientasi seksual dominan faktor epigenetik.

    • @AgusRubiyanto-c3b
      @AgusRubiyanto-c3b หลายเดือนก่อน

      @@simplenana6479
      Mayoritas faktor biologis. Faktor lingkungan bisa berpengaruh tapi kecil. Kamu pernah lihat perbedaan struktur otak pria heteroseksual dan homoseksual?
      Ada sedikit perbedaan lho.

    • @AgusRubiyanto-c3b
      @AgusRubiyanto-c3b หลายเดือนก่อน

      @@simplenana6479
      Dari kalimatmu yg bilang LGBT sebagai kelainan seksual saja sudah tidak beres.

    • @AgusRubiyanto-c3b
      @AgusRubiyanto-c3b หลายเดือนก่อน

      @@simplenana6479
      Masa referensimu cuma Indah G?

    • @AgusRubiyanto-c3b
      @AgusRubiyanto-c3b หลายเดือนก่อน

      @@simplenana6479
      Orientasi seksual itu ekspresi gen atau epigenetik. Epigenetik yg menentukan apakah seseorang akan punya penis atau vagina dan epigenetik yg menentukan apakah otak seseorang "perempuan" atau "laki-laki" tidak berlangsung pada saat yg sama. Seseorang punya penis atau vagina ditentukan saat konsepsi, sedangkan apakah otak seseorang "perempuan" atau "laki-laki" terjadi tiga bulan setelah itu, tepatnya melalui proses metilasi otak.
      Btw kamu sudah baca artikel yg aku share di atas?
      Jurnal Ilmiah soal LGBT sudah byk dan tentu saja yg nulis ilmuwan. Jadi pertanyaanmu aneh, Bung.

  • @indrachairil9126
    @indrachairil9126 15 วันที่ผ่านมา

    Apakah Tuhan memberi manusia kehendak bebas???
    Terima kasih jika ada yang membantu menjawabnya??? Tq. Tq. Tq.

  • @kenapakenapa
    @kenapakenapa ปีที่แล้ว +2

    menurut saya kehendak bebas dan determinisme ini terjadi terkadang saling mendukung ketika melakukan suatu pilihan, mana yang paling mendominasi tergantung apa pilihannya dan apa yang sudah terbentuk dalam diri kita.. kitamungkin seringkali merasa tidak memiliki pilihan tentang apa yang kita mau pilih, tetapi jika kita mau merenung sedikit menyadari kita memiliki kebebasan, kita bisa merubah dorongan internal dengan memberikan atau menciptakan makna lebih pada pilihan yang kita mau.. kemampuan berpikir ini yang memberikan kita kehendak bebas walau tidak sepenuhnya..

    • @agamhamzah2924
      @agamhamzah2924 9 หลายเดือนก่อน

      Ya saya setuju, kalimat anda sangat mewakili apa yg saya pikirkan 👌
      Barangkali ini yg disebut kompatibilism, dimana faktor internal dan eksternal dlm hidup manusia saling berkolusi.

  • @HEXFRIS
    @HEXFRIS ปีที่แล้ว +4

    Bang kapan bikin cabang di tiktok? Soalnya di tiktok Mayan rame yang bahas ginian apalagi akun Ignatius thinker,dark logic,filsuf journey. Mereka kadang membandingkan realita sains dengan keterbatasan manusia dalam memahami apa yang diluar batasan mereka 😅, jadi tujuanku memberikan saran ini cuma ingin mendengar tanggapan mu tentang hal hal ini😅

    • @fin7599
      @fin7599 ปีที่แล้ว

      boljug ini

  • @sen6049
    @sen6049 ปีที่แล้ว +2

    klo dri buku itu kan kesimpulannya : pikiran dan niat muncul dari penyebab-penyebab latar belakang yang tidak kita sadari dan kita tidak memiliki kontrol sadar atasnya. coba bikin video khusus mengenai eksperimen benjamin libet yg pake EEG. dan juga riset yg menggunakan FMRI. Soalnya d buku itu kurang banyak dijelasin mengenai eksperiment2 itu

  • @jeyutube4566
    @jeyutube4566 3 หลายเดือนก่อน

    menghendaki hal yang tidak kita kehendaki menurut sy itu bukan termasuk kehendak bebas.. karena kehendak itu akan berlawanan dengan kehendak itu sendiri.. sedangkan dalam pemahaman kehendak bebas, kehendak itu tak dapat berlawanan dengan kehendak itu sendiri karena didalam kehendak hanya ada pilihan untuk memilih secara bebas yang kita kehendaki tanpa menabrakkan dengan kehendak itu

    • @jeyutube4566
      @jeyutube4566 3 หลายเดือนก่อน

      didalam pemahaman kehendak bebas bukan hanya terdapat kehendak memilih, tetapi juga terdapat kehendak penolakan.. tanpa penolakan, tak mungkin ada yg namanya kehendak memilih atau kehendak bebas. jadi ada keinginan untuk memilih dan keinginan untuk menolak.. kedua hal ini tak mungkin dapat di satukan tetapi kedua hal ini akan terus berlangsung dlam kehendak bebas.. jadi menginginkan untuk memilih hal yang kita inginkan untuk di tolak adalah kontradiksi.. dan itu bukan termasuk kehendak bebas

  • @muhammadnafarin8836
    @muhammadnafarin8836 ปีที่แล้ว +3

    Pembahasannya seru , lebih ke arah filsafat dan eksperimen pikiran .
    Tidak kalah seru juga kolom komentar dari teman-teman di channel ini , memang sebaiknya kolom komentar dimanfaatkan untuk diskusi.

  • @gadaotakkau6804
    @gadaotakkau6804 ปีที่แล้ว +5

    kenapa setiap agama menjanjikan surga setelah kematian? karna kao udh mati gak bisa bicara lagi dan ga bisa marah karna sudah di bohongi wkwkwk

  • @MuhHuda-su2sf
    @MuhHuda-su2sf 3 หลายเดือนก่อน

    Adanya kehendak bebas dihubungkan dengan suatu perbuatan yang dikatakan baik atau buruk. Manusia diminta untuk memilih tidak melakukan keinginan untuk melakukan perbuatan buruk. Ketika manusia mempunyai keinginan itu dan mempunyai kesempatan untuk itu. Keinginan itu yang disebut Hawa Nafsu (keinginan diri). Dalam pengertian inilah disebut adanya Kehendak Bebas (pilihan).
    Kenapa manusia mempunyai keinginan untuk berbuat buruk? Ya coba dianalisa saja kenapa. Lalu kenapa manusia diminta untuk memilih tidak melakukannya? Ya supaya kehidupan menjadi tetap baik. Dan dalam banyak kasus, atau contohnya di diri kita saja, kita bisa memilih utk tidak melakukan perbuatan buruk ketika sebetulnya kita ingin dan ada kesempatan. Apakah pernah kita mengalaminya?

  • @susiloichwan8798
    @susiloichwan8798 ปีที่แล้ว +1

    Kalau ada kehendak bebas tentu harus ada kehendak untuk tidak bebas, misalnya dalam pemilu pilih si A atau si B lebih baik saya tidak pilih siapapun dan tidur dirumah saja. Kenapa tidur dan bukan baca buku (itupun adalah pilihan). Jadi kesimpulannya tidak ada kehendak bebas, yang ada hanyalah keputusan2 yang merupakan interaksi dan akumulasi sebab akibat yang tidak ada ujung pangkalnya (web of Indra).

    • @yohannes4630
      @yohannes4630 10 หลายเดือนก่อน +1

      Kenapa tidur danbukan baca buku? Karena itu kehendak bebas,bebas ngapain aja terserah.

  • @alvianbranson681
    @alvianbranson681 4 หลายเดือนก่อน

    Ikut sumbang pendapat kak Yadi.
    Dalam perspektif seorang dualis, bisa jadi keinginan itu datang dari luar kemudian masuk dan mempengaruhi otak untuk menggiring manusia membuat pilihan. Bukan sebaliknya, yakni didahului oleh aktivitas otak yang kemudian mengendalikan keputusan manusia.
    Tetapi dari perspektif filsafat, kebebasan itu hanya dimiliki manusia. Sedangkan hewan tidak. Itu sebabnya kelakuan hewan mudah ditebak.
    Contoh: Berikan pisang pada seekor simpanse, bisa ditebak pisang itu langsung dibuka kulitnya dan dimakan isinya
    Jadi meskipun simpanse punya otak, dia tidak punya kebebasan karena tidak bisa memilih.
    Beda dengan manusia. Berikanlah pisang pada manusia, kak Yadi tidak akan bisa menebak pisang itu apakah akan langsung dimakan atau diolah dulu jadi pisang goreng atau sale pisang.
    Jadi menurut filsafat, karena manusia punya kebebasan memilih maka kelakuannya tidak bisa ditebak.
    Realitas sosialnya memang begitu kan ? Kalau manusia tidak sepenuhnya bebas, mengapa ada orang menyesal setelah berbuat kejahatan ?

  • @agamhamzah2924
    @agamhamzah2924 9 หลายเดือนก่อน +1

    Pada hakikatnya apa yg ada di dalam tubuh kita (semua sel dan organ) total bekerja diluar kontrol kita.

  • @akmalflizz
    @akmalflizz 5 หลายเดือนก่อน

    imo, kehendak itu trigernya dengan insting,naluri, atau hati, bukan dengan pikiran atau otak, gak bisa ditrackback utk pilihan lain dan memaksakannya.
    Bahkan utk kata "freewill" disini, kita saja sudah "dipaksa ,atau dipush memilih bebas, selain pilihan pertama" yg gak buat kita happy.
    Nah kenapa ujung2 nya harus happy, ya karena terkait dgn Hati.

  • @agamhamzah2924
    @agamhamzah2924 ปีที่แล้ว +1

    Darii perspektif ini berarti otak kita bukan diri kita, lantas siapakah kita sesungguhnya?

    • @GR0907
      @GR0907 7 หลายเดือนก่อน +1

      Buddha bilang Anatta. Tidak ada "inti/aku/diri". Jadi kita bukan siapa2. Alias "kosong" dari identitas.

  • @gangga4118
    @gangga4118 ปีที่แล้ว +1

    Sedikit sulit dimengerti
    Tapi ini lebih baik dari pada kisah bersin singa menjadi kucing

  • @abduljabar2209
    @abduljabar2209 ปีที่แล้ว

    Keinginan didorong dari dalam dan ada yg dari luar.

  • @MultiUkitake
    @MultiUkitake ปีที่แล้ว

    kehendak bebas ada atau ga nya itu dalam wacana filsafat sangat interpretatif sekali. memang benar ada yg mengatakan bahwa kehendak bebas itu tidak ada, cuma sekedar harapan, atau emang ada. ini kembali kepada interpretasi aja sih. bahkan ada jg yg menginterpretasikan bahwa kehendak bebas itu justru ga bebas sebab untuk bisa sampe pada tujuan "bebas" maka "rasa aman" mesti terpenuhi dulu. cukup paradoks kan? benar paradoks. tp memahami paradoksalitas inilah yg ga bisa dicapai sama Saintis karena mereka terlalu kaku dgn gaya berpikir oposisi biner. "bebas lawannya tidak bebas..." padahal bisa aja ditafsirkan "untuk dapat bebas, maka berkelindan dgn ketidakbebasan (dgn mencari rasa aman) adalah keharusan". jadi bebas dan tidak bebas bisa saling berkolaborasi. ini cuma perkara interpretasi karena sejauh ini kehendak bebas hanya bisa dipahami dgn rasio, bukan dgn pengujian ilmiah.

  • @ratnazuhra1753
    @ratnazuhra1753 5 หลายเดือนก่อน

    Manusia itu diberi wilayah oleh Alloh untuk memilih, berdasarkan pertimbangan akal dan nafsunya. Wilayah bebas ini selalu disetir dua hal itu. Akal dan nafsu.
    Tapi Alloh rob yg maha mendidik, menurunkan petunjuknya untuk membimbing si akal dan si nafsu ini, melalui perantara Wahyu, yg disampaikan kepada utusannya( nabi dan rosul). Berbuatlah, bertindaklah, sesuai petunjuk itu.
    Kalau kamu patuh itu hanya untuk kebaikan dirimu, jika kamu ingkar, itu akan menjadi kecelakaan buat dirimu.
    Jika patuh balasannya sorga, jika ingkar balasannya neraka kelak di akhirat.
    Jika salah bertaubatlah, karena Alloh maha penerima taubat, jika sudah patuh, bersyukurlah, karena diberi Taufik, mengikuti petunjuk Nya.

    • @benpakpahan9924
      @benpakpahan9924 4 หลายเดือนก่อน

      Komentar sangat agamis

  • @irsyadrizky6294
    @irsyadrizky6294 ปีที่แล้ว +1

    6:49 bagi laki-laki susah tapi bagi perempuan bisa, pasalnya gak ada perempuan hetero yang ada perempuan biseksual dan lesbian (menurut penelitian)

  • @zakyignatz7542
    @zakyignatz7542 ปีที่แล้ว +1

    "Kita tidak bisa menentukan apa yg kita inginkan" Dalam istilah filsafat ada istilah faktisitas Jean Paul Sartre
    Ya kita memang bebas memilih suatu pilihan tapi kebebasan kita terlempar oleh fakta-fakta
    Kita tidak bisa menentukan di negara mana kita tinggal
    DNA dan Lingkungan seperti apa yg kita warisi
    Doktrin yg ditanamkan kepada orang tua kita saat kita kecil
    Ada eksperimen menarik tentang free will
    Eksperimen nature vs nuture(sikembar tiga bisa dilihat di chanel Ewing hd)
    Ada 3 kembar identik di sebuah panti asuhan di Amerika Serikat
    Anak kembar 3 tersebut dipisah dan diadopsi di keluarga yg berbeda yg satu keluarga miskin, menengah dan kelas atas
    Tapi anehnya saat mereka sudah besar mereka bertemu dan menemukan banyak sekali kesamaan
    Seperti merk bir yg mereka suka, musik, wisata yg mereka kunjungi bahkan tipe cewek pun sama
    Tau phineas Gage?
    Operasi lobotomi?
    Hal hal tersebut lah yg membuat saya percaya bahwa kehendak bebas hanyalah ilusi

    • @hafizh6424
      @hafizh6424 ปีที่แล้ว

      tapi yang 1 memilih bunuh diri, bagaimana dengan itu ?

  • @ernigurnika1716
    @ernigurnika1716 ปีที่แล้ว +3

    Semoga kamu beneran straight ya..😅
    Anyway,, dulu waktu dirimu bahas soal ini, aku masih inget banget, aku ngotot klo, ya aku punya itu apa yang disebut kehendak bebas. dulu aku yakin, karena memang begitu adanya
    Tapi sekarang,, aku nggak tau
    Kupikir, seperti yang dirimu bilang, otak telah lebih dulu memutuskan, karena otak itu berisikan memori, yang terjalin dari peristiwa peristiwa yang terlalui. Jadi tentunya dia tidak perlu membutuhkan waktu lama untuk memutuskan mana yang disukai atau tidak oleh pemiliknya.
    Pemiliknya, diri kita seluruh dari kita, bukan sekedar otak.
    Sedangkan peristiwa peristiwa yang kita lalui, tidak kesemuanya adalah hal yang kita inginkan untuk terjadi.
    Itulah masalahnya.
    Mungkin klo aku seorang milyarder, aku bisa memilih diam saja dirumah, lalu memilih apapun yang memang ingin kudengar, kulihat, dan kurasakan. Sehingga memori otakku pun pure berisikan tentang apapun yang memang aku inginkan, sehingga ketika ada pilihan pun, segala bentuk pilihan yang muncul dari otakku, memang itulah yang kuinginkan.
    Tapi nyatanya ngga bisa gitu,, aku terpaksa keluar rumah untuk melakukan kegiatan, terpaksa mendengar apa yang sebenarnya tidak ingin kudengar, melihat banyak hal, dan aku juga tidak bisa mencegah orang lain untuk berinternet denganku, yang itu semua pastinya juga mendapatkan respon dari otakku, dan ada semacam pembentukan jaringan jaringan yang tersusun menjadi memori secara sendirinya tanpa kusadari.
    Sehingga,, suatu ketika bila ada suatu peristiwa, tentang apapun yang akan aku pilih,, otomatis,, itu semua ngga akan terlepas dari memori yang tanpa sengaja telah terjalin itu.
    Meskipun tidak selalu tapi memori yang tidak diinginkan itu telah ada di dalam otakku dan membentuk polanya sendiri. Tentunya itu tetep bakalan muncul. Meskipun itu bukanlah yang kuinginkan atau katakanlah,, itu bukanlah diriku.
    Jadi,, mungkin bisa diragukan apakah beneran apapun yang kupilih memanglah yang kuinginkan
    Kupikir ini saling terkait.
    dan kupikir dulu, aku memang mempunyai that free Will, karena aku belum banyak terkontaminasi

    • @OKT_MERAH
      @OKT_MERAH 2 หลายเดือนก่อน

      Bisa jadi otak berisikan memory yg terjalin dari peristiwa-peristiwa yg sudah terjadi di masa depan kita. Hal ini bisa menjawab kenapa kita merasa tidak ada kehendak bebas jika sebenarnya otak sudah menentukan keputusan-keputusan yg kita buat sebelum kita menyadarinya, karena pilihan-pilihan kita di masa kini mengikuti alur cerita masa depan kita.

  • @GR0907
    @GR0907 7 หลายเดือนก่อน

    Faktanya saya tidak bisa mendapatkan apapun yang saya inginkan, pasti ada setidaknya satu keinginan saya yg tidak bisa diwujudkan oleh alam semesta. Dari sini saja artinya saya tidak punya kehendak bebas (versi saya).

  • @widayuliandana1648
    @widayuliandana1648 ปีที่แล้ว

    Pilihan Bebas (Free Will) berhubungan dengan nilai kebaikan dan keburukan.

    Contohnya adalah kisah nabi Yusuf dan Zulaekha. Ketika Zulaekha menjebak Yusuf dalam kamarnya dan mengajaknya berzina. Dalam al Quran dikatakan bahwa Yusuf juga saat itu berhasrat kepada Zulaekha. Namun kemudian dia ingat kepada Tuhan sehingga dia mengalahkan hasratnya.
    Dalam kondisi-kondisi tertentu manusia akan mempunyai kecenderungan berdasarkan hasratnya / dorongan di dalam dirinya. Namun manusia selalu punya pilihan apakah untuk mengikuti hasratnya atau menahannya. Di sinilah letak pilihan itu.
    Seperti halnya kasus MDS yang menendang kepala DA hingga koma. Dia terlalu memperturutkan emosi dalam dirinya dan tidak bisa menahannya. Akhirnya sekarang menjadi penyesalan. Padahal kalau dia mau, dia selalu punya pilihan untuk tidak melampiaskan emosinya seperti itu. Inilah pilihan bebas itu.

    • @joyosukandar2705
      @joyosukandar2705 ปีที่แล้ว

      MDS tidak menyesal menganiaya D
      tapi menyesal bokapnya gk peduliin dia😁

  • @f.furthest
    @f.furthest ปีที่แล้ว +1

    Bahkan, meskipun kita mencoba untuk melakukan apa yang tidak kita inginkan, kita tetap tidak mempunyai kehendak bebas. Saya ambil referensinya dari th-cam.com/video/OwaXqep-bpk/w-d-xo.html. Misal, kita punya pilihan A dan B. Kita menginginkan A dan tidak menginginkan B. Kita akan memilih A karena keinginan kita memaksa kita untuk memilih A. Lalu bagaimana jika kita memilih B untuk membuktikan bahwa kita punya kehendak bebas? Saya setuju dengan pendapat bahwa dalam hal itu kita tetap tidak punya kehendak bebas. Kita memilih B bukan karena kita tidak memilih apa yang kita inginkan (A), melainkan karena kita memilih keinginan kita untuk tidak memilih apa yang kita inginkan (A). Kita memilih keinginan yang lebih besar untuk tidak memilih A daripada keinginan untuk memilih A sehingga kita memilih B. Dalam hal ini, kita masih tidak mempunyai kehendak bebas.
    Saya sangat menyukai argumen itu. Argumen itu bisa mengubah cara pandang terhadap kejahatan dan membuat kita merefleksikan kembali hukuman-hukuman yang kita terapkan bagi pelaku kejahatan. Di sisi lain, masih ada pertanyaan yang muncul di pikiran saya jika kita tidak mempunyai kehendak bebas, seperti permasalahan mengenai Tuhan. Jika Tuhan ada, apakah dia memiliki kehendak bebas? Apakah kehendak Tuhan bisa dia ubah sesuai kemauannya atau hanya mengikuti hukum yang lebih tinggi? Saya ingin mencari tahu lebih banyak tentang ini.

    • @ApriadiYadi
      @ApriadiYadi  ปีที่แล้ว +1

      Memilih B ketika ingin membuktikan keberadaan kehendak bebas juga bagian dari determinism: pilihan untuk memilih apa yang tidak diinginkan juga sama misteriusnya dengan pilihan ketika memilih apa yang diinginkan.

  • @hendrarahen1053
    @hendrarahen1053 ปีที่แล้ว +1

    Bro, lu org mana? Kalau sedaerah bisa kali meetup ngobrolin buku2 sains

  • @cenel2an
    @cenel2an 7 หลายเดือนก่อน

    Urusan dunia, free will itu ilusi. Tapi urusan akhirat, free Will itu nyata. Kan ga mungkin dunia yg luas ini, anda pilih tidak ada sang maha pencipta.
    Urusan dunia pun, free Will dianggap ilusi jg bahaya, Berefek putus asa dan lemah mental. Istilah lain, rejeki sudah diatur tuhan, ga akan ketuker, udang aja ada rejekinya padahal otaknya kecil. Istilah lain, kalu sudah rejekinya , ga akan kemana, tapi kalu ga kemana2 gmn dpt rejeki.

    • @gjeuehjewehgnd
      @gjeuehjewehgnd 7 หลายเดือนก่อน

      Akhirat itu apa bre?

    • @Ginaamelia20
      @Ginaamelia20 6 หลายเดือนก่อน +1

      Akhirat/alam lain menurut siapa ? Agama samawi ?

  • @Informasi_dan_Tips
    @Informasi_dan_Tips ปีที่แล้ว

    Di alam ini ada aturan boy. Api aturannya panas.

  • @Informasi_dan_Tips
    @Informasi_dan_Tips ปีที่แล้ว

    Kalimat itu ada umum ada khusus di manteq (ilmu filsafat islam)

  • @zulfikarmyunus5
    @zulfikarmyunus5 ปีที่แล้ว +1

    Kesempatan Datang+kita siap (terlatih)=Tujuan Tercapai kemungkinan lebih terealisasi(Tindakan)

  • @adipangarso6929
    @adipangarso6929 3 หลายเดือนก่อน

    Sujiwo Tejo :
    Kau bisa berencana pada siapa yg kau kan nikahi.....
    Tapi kau tak bisa berencana pada siapa kau kan jatuh cinta

  • @yohannes4630
    @yohannes4630 10 หลายเดือนก่อน

    Apakah otak itu bukan diri kita?

  • @Informasi_dan_Tips
    @Informasi_dan_Tips ปีที่แล้ว

    Otak itu punyamukan

    • @user-nn2fe1gn3j
      @user-nn2fe1gn3j 6 หลายเดือนก่อน

      Apakah kamu bisa mengontrol otak kamu 100% ? .

  • @princesshhh1046
    @princesshhh1046 7 หลายเดือนก่อน

    Aku ingin uang 10 milyar gimana? 😊😅

  • @rijal.saputra
    @rijal.saputra ปีที่แล้ว

    Pertanyaan :" Bagaimana anda berfikir untuk tidak menginginkan bakso ketika anda menginginkan bakso.
    Itu sudah menjadi bukti kehendak bebas manusia.
    Karna tanpa itu anda tidak bisa mengatakan: untuk tidak menginginkan bakso ketika anda menginginkanya

    • @ApriadiYadi
      @ApriadiYadi  ปีที่แล้ว

      Tapi tetep aja (otak) Anda menginginkan itu ketika berpikir untuk tidak menginginkannya.

    • @yohannes4630
      @yohannes4630 10 หลายเดือนก่อน

      ​@@ApriadiYadiotak anda itu bukan bagian dari anda kah?

    • @Ginaamelia20
      @Ginaamelia20 6 หลายเดือนก่อน

      Itu termasuk dalam hukum sebab akibat contoh : kamu melihat bakso (sebab) otomatis kamu ingin (akibat) mau beli bakso
      Itu aja sudah membuktikan kamu tidak punya free will akan segala tindakanmu tapi kamu menganggap kebebasanmu itu punyamu padahal cuma ilusi belaka 😂

  • @kikiwibowo8475
    @kikiwibowo8475 ปีที่แล้ว

    👍

  • @iblis209
    @iblis209 4 หลายเดือนก่อน

    JIKA KEHENDAK BEBAS ITU ADA NISCAYA AKU AKAN ATUR KENTUTKU HANYA DI JAM 12 MALAM

  • @loismathius8747
    @loismathius8747 11 หลายเดือนก่อน

    Tolong pastikan dulu definisi kehendak bebas (Free Will) menurut anda seperti apa? definisi kehendak bebas ini harus jelas karena bicara kehendak bebas manusia pastilah selalu bersingungan dengan filsafat. Namun demikian pada akhirnya seorang yang faham filsafatpun hanya terputar-putar dan tidak ada satu kesimpulan yang dapat dia simpulkan. Sejauh yang saya pelajari dan saya yakini saat ini bahwa kehendak bebas manusia itu sebenarnya TIDAK ADA. Adalah benar manusia mempunyai kehendak (Will) tetapi manusia tidak bebas, nah "bebas" inilah sebenarnya yang menjadi perdebatan di antara manusia, mengapa demikian? karena Sang Penciptalah yang menciptakan sekaligus mengontrol ciptaanNya sendiri sesuai rancanganNya (BUKAN RANCANGAN MANUSIA) yang notabene tidak seorangpun yang tahu rancanganNya itu sehingga hal ini merupakan rahasia ilahi yang membuat manusia pada akhirnya tidak bebas, jadi yang sesungguhnya mempunyai kebebasan sebebas-bebasnya itu adalah Sang Pencipta bukan manusia. Ikan bisa hidup dan bebas berenang dalam air kolam (BEBAS DALAM KOLAM) tetapi apakah ikan bisa hidup di daratan? seorang manusia bisa hidup bebas bernafas di bumi (BEBAS DI BUMI) tetapi apakah manusia bisa hidup di planet Mars? Bisakah anda bayangkan apa yang akan terjadi jika kehendak bebas manusia itu sama dengan kehendak bebas Sang Pencipta?? Pelajari doktrin TOTAL DEPRAVITY / PREDESTINATION disanalah ada jawaban sekaligus mencampakkan semua fikiran para filsafat yang sampah itu!

    • @Ginaamelia20
      @Ginaamelia20 6 หลายเดือนก่อน

      Jika sudah ditakdirkan dari awal hingga akhir mengapa kita ada ?

    • @loismathius8747
      @loismathius8747 6 หลายเดือนก่อน

      @@Ginaamelia20 itulah ketetapan Sang Pencipta utk ciptaan-Nya yang mana menjadi misteri.

    • @loismathius8747
      @loismathius8747 4 หลายเดือนก่อน

      @@Ginaamelia20 saya tidak percaya dengan takdir dalam pengertian anda, karena mengandalkan takdir membuang tanggung jawab manusia kepada Sang Pencipta.
      Jadilah manusia yang bertanggung jawab.

  • @jordibowo
    @jordibowo ปีที่แล้ว

    faham jabariyah emang paling tepat dari pada faham qodariah

  • @dzakizayyan5497
    @dzakizayyan5497 ปีที่แล้ว +1

    Bang itu bukunya berbahasa inggris atau berbahasa Indonesia?

    • @ApriadiYadi
      @ApriadiYadi  ปีที่แล้ว +1

      Bahasa Indonesia, mas.