PPDB Zonasi Diganti Domisili, Sekadar Ganti Nama atau Lebih Adil? | Liputan 6
ฝัง
- เผยแพร่เมื่อ 8 ก.พ. 2025
- Follow WhatsApp Channel Liputan 6 SCTV untuk berita terbaru lainnya: whatsapp.com/c...
Simak berita lainnya di: / @liputan6_news
Liputan 6 SCTV adalah program berita televisi nasional yang berada di bawah naungan Elang Mahkota Teknologi (Emtek) Group. Liputan 6 SCTV juga menyajikan informasi dalam bentuk live report dan breaking news. Tayang siaran langsung, setiap hari di saluran tv SCTV pada program Liputan 6 Pagi, Liputan 6 Siang, Liputan 6 Petang Terkini, dan Liputan 6 Malam.
Ikuti media sosial Liputan 6 SCTV untuk mendapatkan informasi Aktual, Tajam, Terpercaya.
Liputan 6 SCTV Official Instagram: / liputan6.sctv
Liputan 6 SCTV Official Tiktok: / liputan6.sctv
Liputan 6 SCTV Official Facebook : / liputan6sctv
SCTV Facebook Fanpage: / sctv
SCTV Official Twitter: / sctv
#newssctv #liputan6pagi #liputan6sctv #liputan6siang #liputan6 #liputan6daerah #viral #liputan6bandung #liputan6semarang #berita #beritabola #beritabolaterbaru #beritaterkini #beritaterbaru #beritaviral #beritahariini #beritaupdate #beritaterbaruhariini #beritapolitik #berandafypシ #beranda #berandayoutube #berandayt
Adil itu menerima sesuai hak nya....harusnya jalur prestasi minimal 70%....biar ada keadilan untuk anak2 yg serius bersekolah dan rajin belajar
HarusnyA Jalur Prestasi yg ditambah Persentasenya..
Anak +62 harus diajar berkompetisi, krn sistem yg skrg bikin MALAS anak utk berkompetisi n belajar😢
Harusnya jalur prestasi yg ditambah...!!!
Bener banget, biar anak pada rajin belajar untuk bisa masuk sekolah negeri yang diimpikan.
Sy setuju harusnya jalur prestasi yg ditambah..!!
Betul..prestasi ditambah...dan jalur domisili..suratnya pindahnya minimal 5 th
Apakah kalo rajin belajar pasti berprestasi?
Ada yg namanya gen...
jalur prestasi memang bertambah, minimal 30 persen. sebelumnya jalur prestasi hanya mendapat kuota sisa.
betul 100% kata mbak.ina lim ini. jk kasus jual beli kursi oleh oknum guru & kasus penyalahgunaan administrasi kependudukan. pdhl hal itu melanggar hukum tpi tidak di tindak , ya sama saja. kurang transparansi serta berita negatifnya dunia kependidikan, yg jdi akar mslhnya. hrs di perbaiki dulu hal ini. knp mbak ina sj yg jdi mentrinya atau wamen dibud nya ?!?
sama aja KOCAK di era Jokowi NADIEM saya masukan anak smp itu 9juta,
berharap di era Prabowo seperti SBY,
SEKOLAH UNGGULAN TERAKHIR ADA DI ERA PRESIDEN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO YANG MASIH MENGGUNAKAN SISTEM NILAI BUKAN UMUR BUKAN DOMISILI TAPI NILAI PANTAS DI ERA SBY BANYAK ORANG PINTAR,
sistem zonasi banyak pembunuhan siswa dr SD smpe SMP karna sistem DOMISILI bukan NILAI,
banyak anak anak bully masuk ke sekolah negri,
Bener sekarang malah ngawur ga peduli tuh anak ga pintar yg penting rumah dekat sekolah negri ya masuk sementara yg pintar ga deket sekolah ya terbuang ke swasta enak kalo anak orang kaya bisa sekolah swasta yg elite kalo orang miskin ya sudah wasalam
@@ITS_ZAYZAiya nih. Nilai masih diabaikan..meski zona masuk, klo nilai G masuk kriteria, G ditrima harusnya
Semoga juga ada perubahan di PTN dalam menerima mahasiswa baru lewat jalur SNBP, karena selama ini masih memperioritaskan SMA favorite, sehingga membuat orang tua yang beduit dan lagi menjabat memburu sekolah favorite agar gampang masuk PTN lewat jalur SNBP.
Harusnya sistem NEM dikembalikan biar kualitas pendidikan naik
Ruwet intinya ,mau diperbaiki seperti apa,jiwa korup yg selalu mengintai dunia pendidikan, akan sulit berharap pendidikan dinegeri ini lebih maju.
Bingung melihat.. sistem kita ini....
Kita mau meningkatkan mutu,.. tapi tidak membuat prioritas jalur Prestasi....
Nggak jelas..
karna memang tujuannya si mulyono itukan pengen bikin anak2 Indonesia jdi bodoh,sekarang malah di lanjutkan sama anaknya si fufufafa,yah namanya juga rakyat 58% minta untuk di lanjutkan,jdi ngga akan ada bedanya sama rezim yg kemarin
Yg penting deket rumah judulnya 🙄
Sependapat cuma ganti nama
Betul semua apa yang dikatakan oleh mba Ina......
Ganti istilah..doang...
Bakal byk yg minta surat keterangan Domisili
Domisili + test peringkat..
Seharusnya yg berdomisili masih satu kecamatan harus ttp diutamakan.,asal sekolahan sama rumah dalam satu kecamatan.
problem kalo rumah nempel sekolah tapi beda kecamatan. ini banyak terjadi. secara jarak dibawah 500m tapi karena beda kecamatan/kota jadinya gak bisa
Selamat Siang Sctv...🙏🏼😁
Podho wae
Yang harus diubah aturannya
menit 2.30 itu bener banget , kalo zonasi kan harus merubah KK, lah domisili cukup surat keterangan Ketua RT.
Malah semakin mudah manipulasi😅
Makin parah😅
Prosentase nya domisili jangan terlalu besar, karena menimbulkan rasa ketidakadilan di masyarakat
Sangat menguasai, next mentri pendidikan bu
PPDB, tdk akan selesai masalahnya. Karena kemauan orang tua anaknya bisa masuk Sekolah Negeri favorit semua.
Yg harus dirubah itu kurikulum sih supaya anak sekolahbitu punya daya saing untuk maju jgn malah merdeka belajar...kasian bgt loh generasi ini
Betul Bangen Mbk Ina Liem, surat domisili saja harus tidak cukup, mesti ditambah
Kata "pavorit" begitu menakutkan.
Padahal pavorit itu positif, menggambarkan kualitas yg ada.
Menghilangkannya, sama saja dengan memangkas semangat memberikan dan menyediakan yg terbaik.
Sarana dan prasarana boleh sama, tapi sdm yg yg tidak sama, memungkinkan tiap sekolah memberikan kualitas terbaik dalam versi yang berbeda menurut kemampuan dan sumberdaya yg dimiliki.
Selayaknya, semua sekolah adalah tempat yg pavorit.
Sekarang ancur2an
Siapkan dulu kapasitas sekolah sesuai dengan jumlah anak yg mau sekolah setiap wilayah dan samaratakan Sarpras semua sekolah biar tidak jadi masalah
Ketika membangun sekolah tdk memikirkan domisili
Skrg berpikir domisili
Solusinya membangun sekolah negeri yg lebih banyak ato mengembangkan sekolah swasta
Semua org tau segala bentuk dokumen bisa direkayasa. Apakah itu KK atau surket domisili atau surket tidak mampu atau surket difabel. Hayooo kmaren yg 58% tanggungjawab 😢
Paling ga PPDB tiap daerah minimal diawasi inspektorat kab/kota/prov atau polisi/kejaksaan utk kebenaran datanya. BPKP sama BPK audit tuh
Mayoritas siswa jalur zonasi/dommisili ga serius bersekolah.. + kurikulum merdeka malah jadi beban pendidikan..
Banyak pacaran
Kok malah afirmasi ditambah seharusnya jalur prestasi yg di Naikkan payah
Intinya belajar... Plus ortu jg ikhlas, jgn pake mental korupsi, manipulasi, dan nepotisme.
Inti masalah PPDB adalah Sekolah negeri kekurangan bangku atau TIDAK adanya sekolah negeri di sekitar tempat tinggal peserta didik atau sekolah swasta berbiaya SEHINGGA kewajiban pemerintah sebagaimana dimaksud pada Pasal 31 UUD 1945 tidak terlaksana selurus lurusnya. Makanya TUNDA dulu IKN demi peserta didik memperoleh pendidikan gratis bermutu TINGGI sesuai ketentuan Pasal 31 UUD 1945. Selama ini peserta didik dibodohi karena realisasi anggaran pendidikan selalu kurang 20% APBN sejak IKN dibangun. Makanya TUNDA dulu IKN demi mencukupi realisasi anggaran PENDIDIKAN minimal 20% APBN.
Sepertinya tidak ada ada perubahan mendasar, hanya istilah dan penyesuaian/ koreksi persentasi.
Perbanyak jumlah sekolah negri tiap kelurahan maka akan selesai masalah ini. Padahal Anggaran pendidikan 25% dari APBN. itu ratusan Triliun, kemana aja uang itu ? Tidak jadi fisik sekolah.
Untuk jarak domisili siswa harus ada verifikasi yang transparan dan ketat untuk letak rumah. Kalau system PPDB kemarin koordinat rumah siswa bisa dibeli agar jaraknya dekat dengan sekolah, bahkan ada beberapa siswa yg rumahnya di dalam halaman sekolah itu kan tidak mungkin ada rumah di halaman sekolah. System penerimaannya sudah bagus tapi orang² yang memverifikasi letak rumah siswa, mentalnya korup, jadinya hancur.
Kecurangan2 tidak akan terjadi ketika zonasi berkesinambungan dengan pemerataan kualitas sekolah.. ketika kualitas sekolah tidak merata, orang tua pasti akan mengupayakan segala cara agar anaknya masuk ke sekolah unggulan.. karna ini menyangkut kompetensi dan masa depan anak
Dengan sistem domisili lebih menjamin pemerataan mutu pendidikan, peserta didik dekat dengan tempat tinggalnya tidak menimbulkan biaya tinggi.
Kasian yg rumahnya jauh dari sekolah, ga kebagian masuk di negri padahal dia pinter
Wajar masih ada sekolah Kaporit karena jalur SNBP masih menggunakan index sekolah. Lagian sekolah kaporit rata2 mengurus PDSS lebih serius. sekalian ajah utk PTN dizonasikan. Anak pintar itu berarti usahanya lebih keras alias lebih rajin dari anak yg gak pintar karena malas atau usahanya lebih rendah. Pintar tidaknya siswa tergantung dari usaha mereka belajar.
Malah domisili akan lebih mudah dibuat surat domisili. Seharusnya domisili berdasarkan KK dgn KTP Orang tua , disesuaikan kedua data tersebut, bahwa siswa tsb betul anak dr orang tua yg bersangkutan sesuai KK & KTP dan berdomisili sesuai tercantum di KTP. Berantas jg jual beli kursi.
Kenapa kementrian ini malahan fokusnya ke masalah zonasi dan domisili ya, harusnya kan fokusnya peningkatan kualitas pendidikan, supaya bangunan sekolah layak, kualitas kurikulumnya gimana, fasilitas labnya ditingkatkan, pemertaan kualitas pendidikan antar propinsi gak jomplang
Para oknum disekolah pasti sdh mencari celahnya 😅
Jika surat keterangan domisili, dan bila cukup bisa dibuat di kelurahan, akan banyak yg mengurus ini, dan memungkinkan sekali muncul kecurangan2 yg banyak utk bisa membuat surat keterangan domisili ini (misal ada suap menyuap dlm pembuatannya). Sehingga memunculkan masalah yg baru.
Cuma ganti nama, substansi tetap sama,.. Sang Menteri cuma cari sensasi, bikin ribet masyarakat dan sekolah di sana - sini
sebenarnya terjadinya kegaduhan, kericuhan di PPDB stahun2 yang telah lewat kementerian tahu ga sih?. justru dengan berganti namanya menunjukan menteri itu tdk tahu masalah yang sebenarnya terjadi di PPDB, cuma sok tahu. Apapun jenisnya dalam PPDB tiap tahun diganti tetap akan ribut, kacau. Karena faktor penyebabnya tidak dikatahui oleh menteri. Apalg menterinya bukan orang dasmen,,,,,dirjen2, sekjen apa tahu masalah yang sebenranya. Sy brani bertaruh lihat pasca pengunguman pasti ribut lagi. PergantianPPDb dengan SPBM tidak akan menyelesaikan kegaduhan. Karena bukan itu solusinya. Kementerian tidak mengetahuan sebab2, maka solusinya salah kaprak...Lihat saja nanti. dan media TV mengundang nara sumber juga sama tdik mengetahui sebenarnya. mari kita pasca PPDB oh SPBM nnti di bln Juli...
Sejauh ini, dari penjelasan mbah mentri sama saja dengan yang kemarin2. Kita tunggu juknis resminya
KOCAK!! DOMISILI LEBIH MUDAH DI MANUPALATIF 😂😂😂😂
Ujung2 nya jual beli bangku😂😅
Semangat nya bagus, semua anak berhak belajar. Masalahnya kan sekolah dari dulu penuh, mau nilai, pake zonasi, maupun domisili. Jadinya yg pinter malah bisa ga sekolah. Masalahnya kapasitas sekolah.
Wkwkwkwk cuma ganti nama doang
Zonasi : manipulasi KK
Domisili : manipulasi KTP
Kebijakan ini tdk bisa menangkal jual beli oleh oknum sekolah dan depdiknas daerah
Bayangkan di daerah jabodetabek dan bbrp kota besar, utk beli kursi SMU favorit melalui 3 jalur kecuali afirmasi :
Tier 1 sekitar 30jt
Tier 2 15-20 jt
Tier 3 10 jt
Ortu kalangan ekonomi mid akan menghalalkan segala cara utk masuk ke tier 1 yg hanya bayar 30jt dibandingkan bayar sekolah favorit 30jt + spp 36 Bulan 50-60jt
Save uang bisa buat ambil Les EF dan Intens 😊
Saya kira SPMB ada perubahan besar dengan memberi presentase besar sistem seleksi calon peserta didik baru.
Istilah 'PESERTA DIDIK' diganti 'MURID'.
Pak Menteri AM pernah bicara jika tidak ganti istilah buat apa ganti menteri.Orang intelek ngomongnya kayak orang kampung yang pendidikan rendah.Meskipun sifatnya candaan ya jangan disampaikan ke publik.
itulah negri kita ga maju2
ganti menteri, ganti kebijakan
ganti presiden, ganti kebijakan
mereka tidak memperbaiki sistem yg sudah ada, tapi merubah
Akar masalahnya adalah daya tampung sekolah di suatu wilayah masih kurang dan SARPRAS yg tidak merata
capek2 tuh anak belajar selama 5 semester tuk mendapatkan nilai yg bagus (rangking kelas), kasihan dikalahkan sama anak domisili, afirmasi & mutasi ... ga jelas nih menterinya, disisi lain pemerintah mau membuat sekolah unggul..suek
Nah jual belinya berlanjut & tidak bisa dikendalikan... Tetep aja. Beda istilah aja..
Jalur tes kak adu kompetensi tes tulis kayak CPNS... nilai live skor..bukan zonasi
Semakin kesana aturan aneh aneh
Udah paling bener pake nilai lah, jaman presiden soeharto sptnya paling efektif dan paling adil. Nilai jelek ya tersisih, sekolah negri dulu itu prestisius karena basic penerimaannya berdasar nilai.
Bener harusnya balik kayak dulu ntah kenapa jadi begini
Podo wae....mana wakil rakyat, turun donk, kasian anak2x harapan bangsa, cape2x mereka belajar agar pinter kalah sama jarak atau administrasi domisili. Buat apa belajar.....miris
Sekarang satu kecamatan aja baru ada satu sekolah gmana ... Harus di pikirkan juga sekolahan nya
Mau di kotak Katik aturannya, ganti nama ratusan kali. Sama saja. Yang utama itu PERBANYAK SEKOLAH nya, terutama SMP dan SMA/SMKN. rakyat kita banyak, setiap tahun berkembang tambah banyak, jumlah bangku kosong nya mandek segitu2 aja tiap tahun.
Domisili 1000 daya tampung 300 jadi seleksinya kong kalikong
Pokok pangkalnya seharusnya pemerintah membangun lebih banyak lagi sekolah2 negri khususnya sman..di mana di 1 kecamatan tersedia 1 sman.lah ini sekolah mbangunya dr jaman suharto ngga tambah2 bagaimana bisa menampung anak2 sekitarnya..yang keuarga kurang mampu malah anaknya kebanyakan masuknya ke smk awasta dan harus bayar tiap bulanya..para mentri ngga ada yang kepikir apa pemerataan banfunan sekolah hrs di bangun rata dulu supaya at least bisa nampung ya 20 / dr lingkungan tersebut.
Pgn balik ke sistem NEM.... memacu anak tuk giat bljr
Siapa yg seharusnya melakukan Pendataan di wilayah masing masing utk dilaporkan sebagai data otentik kebutuhan jumlah murid yg membutuhkan sekolah per wilayah...???
Dari tingkat pendidikan saja siswa sudah di ajarkan korupsi
Cuma dengan jalur duit yang akan mulus.
Sama saja
Beda judul sama isi dan prakteknya
Emang apa bedanya sistem zonasi sama domisili,ujung2nya tetap aja jarak yg di permasalahkan,kirain bener di hapus itu sistem zonasi,aturannya di kembalikan lgi seperti di zamannya Pak SB, ternyata cuma ganti nama doank,dasar pemerintah pinternya keblinger,rakyatnya yg jdi makin bego
Yang penting ada perubahan walau cuma istilah 😂😂
Gk ada bedanya, ttp masih menyusahkan masyarakat, enak balik lagi lewat nem aja😌
SPMB. UMPTN. PPDB. Ntah apa namanya lagi. UUD. Indonesia terlalu banyak ahli kalau anak jaman dulu bilang NATO (no action talk only)
Masalnya ada 2 bangku tambahan secara offline....
Sekolah Negeri nya ditambah...bukan sistemnya diubah-ubah sesuai selera. Aku kira Suhu ternyata tetap cupu...
Sosialisasinya ke sekolah sekolah kapan ya.,?¿
Di wilayah saya tidak ada sekolah SMA Negeri, artinya tidak ada kesempatan masuk sekolah SMA Negeri. Bgmn jika tidak memiliki sertifikat pendukung jalur prestasi? Usia muda juga 😂 tidak ada harapan.
Iya kacau kacau
sama aja 😆
Hanya ganti nama dari zonazi jadi domisi aja pakai anggarannya.
kebanyakan omon2 menterimya, prank sana sini..😂
Ya.Sejak awal saya suka nyimak keterangan Mendikdasmen Abdul Mu'ti.Tapi faktanya yang disampaikan sebagian tidak ada regulasinya, sebagian sudah diberlakukan diceritakan ulang.
Sejak nyadar beliau seperti cari panggung aku jadi tidak respect dan males dengar keterangan beliau, padahal aku juga berprofesi di pendidikan.
Kalau Mas Menteri Nadiem yang disampaikan ke publik tidak asal-asalan,meskipun hasilnya belum seperti kebanyakan yang diharapkan banyak orang.
Ga semua anak yang tidak berprestasi itu mampu
Sama aja ,cuma ganti nama aja,,,makin koplak aja sistim pendidikan kita.....
Intinya rumah gw deket sekolah, gw ga perlu belajar😂
Rame2 pada bikin surat domisili. Malah tambah2 curangnya.
Lucu
Masalah utamanya adalah mental. Sebaik apapun sistem yg di buat kalau mentalnya masih bobrok..
Sampai kiamat juga gk bakalan selesai masalah ini..😂😂
Lebih cuan kayanya .. duit bicara ancurrr semua
Ganti nama aj, Mentrinya gk jelas
Ganti nama doang