35:50 Sebelumnya saya orang beriman kok. Ya, ilmu saya dikit baik tentang aqidah maupun sains, rasional dan sebagainya. Tapi gini, bung. Anda bilang di menit itu ( 35:50 ) , sebab akibat (kausalitas) harus ada ujungnya itu dasar dalil akal atau dasar logika nya apa? (kita coba keluar dari ranah 'percaya' atau 'iman') Saya berpikir jawaban Anda nanti pun adalah jawaban dari hasil akal manusia, bukan? Jika kita sepakat akal manusia punya batas, maka jawaban Anda nanti juga tidak bisa sampai menyalahkan hasil akal manusia lain yang mempertanyakan apa sebab dari Tuhan secara rasional. (Kalau menyalahkan pernyataan bumi ada karena bumi itu sendiri saya setuju) Kalau kita mencoba memakai kausalitas untuk membuktikan adanya Pencipta kita gak bisa konsisten terhadap hukum kausalitas itu sendiri. Menganggap Pencipta tidak memiliki sebab jelas tampak seperti pelanggaran terhadap hukum sebab akibat. Namun, kita perlu ingat bahwa hukum sebab akibat adalah hasil observasi kita terhadap dunia fisik. Kita tidak memiliki bukti empiris tentang keberadaan entitas di luar alam semesta yang mungkin tidak terikat oleh hukum-hukum alam kita. Jadi, saya setuju, kita tidak bisa menolak hukum kausalitas, tapi hukum kasualitas juga tidak bisa dipaksa digunakan untuk semua hal termasuk membuktikan keberadaan Tuhan sebagai Sang Awal dan Pencipta. Dalam sudut pandang rasional dengan tanpa keyakinan dan keimanan tidak dapat kita membuktikan keberadaan Pencipta secara empiris. Begitu juga sebaliknya, secara rasional kita juga tidak dapat menyangkal keberadaan Pencipta secara empiris. (Masuk ke ranah 'iman') Jadi bagiku ujungnya adalah sikap masing-masing individu untuk melibatkan keyakinan dan kepercayaan yang melampaui batas ilmu pengetahuan. Bagi yang tidak iman akan bingung tentang awal dari dunia (sampai kadang lupa dan tidak sadar akal manusia terbatas), sedangkan bagi orang beriman bisa keluar dari kebingungan itu karena memilih percaya awal dari 'ada' yang datang dari tidak ada disebabkan Pencipta sekaligus Yang Maha Awal (dan dengan sadar rendah hati menerima bahwa akal manusia itu terbatas) Nuhun.
😅 makanya kalo soal akidah jangan langsung telen telen belajar dari gembul . Minimal ngaji atuh coba tina dasar heula weh wujud qidam bako... sifat allah nu 20 didinya mun nanya dalil aya didinya di jawab. Kaum kaum seperti guru gembul emang sok nanyakeun dalil mana dalil tah di bere referensi tina kitab na ge seakan nutup telinga. Ngaji lah sok masantren gera minimal . Debat na youtube tanpa dasar mah poek jang . 😅. Hese ngagugu egois tanpa elmu ma .
Terimakasih komentarnya abangda😁🙌🏻 Sangat bermanfaat, membuka sudut pandang baru😁🙌🏻 Cuman yang perlu digarisbawahi adalah kami tidak menyalahkan orang yang bertanya sebab dari Tuhan secara Rasional itu apa. Karena itu pertanyaan logis dari menerima hukum sebab-akibat. Yah itu logis tapi tidak rasional, karena sejatinya pertanyaan itu menyalahi kaidah hukum sebab akibat itu sendiri karena dalam hukum sebab akibat, sebab itu harus merupakan entitas yang berbeda dengan akibat. Oleh karena itu, Tuhan yang menjadi penyebab “ini semua” maka harus berbeda dengan “ini semua”. Apa perbedaannya, setidaknya Perbedaanya Adalah “Ini semua adalah akibat yang punya sebab, sedangkan Allah adalah sebab yang tidak punya sebab” Kesimpulan ini dari mana? Tentunya ini hukum akal (bukan iman sama sekali), karena kalau “sebab” itu sama dengan “akibat” maka setidaknya akal kita akan bingung membedakan mana “sebab” dan mana “akibat” karena kan “sama”, ini alasan pragmatis logisnya. Oh iya bung, ketika kita mengakui bahwa “akal manusia terbatas” kemudian menyimpulkan “Keberadaan Tuhan adalah di luar batas akal”, ini dasarnya apa nih? Jangan-jangan juga akal itu sendiri😂🙌🏻 kalau benar, berarti kan “Keberadaan Tuhan masih masuk dalam batas akal manusia”🙌🏻 Juga begini bung, seperti yang kami paparkan di dalam video, Iman itu adalah ilmiah, iman itu rasional. Karena dalam persepktif ushul fiqih, “Sebuah kepercayaan itu bisa naik kepada derajat Ilmu ketika sudah mantap, dapat dibuktikan tidak salah secara sumber pengetahuan, baik pembuktian itu melewati jalur empiris, rasional, dan adat-istiadat”. Misalnya soal keberadaan Tuhan, Awalnya dari percaya-percaya aja (tanpa bukti), namun kepercayaan itu ternyata terbukti benar secara hukum akal, karena diuji dan seterusnya. Nah secara metode ushul fiqih, kepercayaan ini sudah bukan lagi kepercayaan yang tanpa bukti atau tidak ilmiah, melainkan ini sudah kepercayaan yang sudah ilmiah, walaupun bukti itu berdasarkan pembuktian dari orang lain bukan dari membuktikan diri sendiri. Nah, ini nih poin kami yang sedikit agak berbeda dengan ustadz Nuruddin. Beliau dengan sudut pandang ilmu akidah (mantiq, filsafat, dan semisalnya) memahami kepercayaan itu sudah pasti langsung rasional. Kami dengan persepktif ushul fiqih menyimpulkan bahwa “tidak semua kepercayaan itu adalah rasional”, yah walaupun kita akui kesimpulan ini adalah hasil rasional. Hehehe, karena kepercayaan yang tidak dibuktikan adalah murni kepercayaan. Namun sejatinya, apa yang kami sampaikan tidak bertabrakan dengan beliau karena ujung-ujungnya sama” menyimpulkan bahwa keimanan tentang Tuhan itu adalah Ilmiah, beda di awal dan sama di akhir. Nah gitu bre, semoga betah dan tidak bingung bacanya😂🙌🏻 izin dipin ya, agar membuka ruang diskusi🙌🏻 #Stop_Caci_Maki #Budayakan_Ghibah_Ilmiah
Atau apa bisa dikatakan bahwa penyebab tidak mungkin secara bersamaan dikatakan menjadi akibat? Atau org yang sedang berdiri tidak mungkin secara bersamaan dia sedang duduk, apa gitu maksudnya min min?@@KULAANISIOTAKKIO
@@zulkifliariyadi5328bukan bang😁🙌🏻 maksudnya adalah Misal A adalah Sebab dan B adalah Akibat. Maka Hukum yang berlaku pada B tidak boleh berlaku Pada A karena antara keduanya harus berbeda baik secara entitas (wujudnya) atau Sifatnya (hukum yang berlaku padanya). Karena jika sama dalam wujudnya maka tidak rasional jika dikatakan A adalah penyebab B, sementara Entitas A adalah Entitas B. Begitu juga tidak boleh sama dalam sifatnya antara A dan B, karena jika sama sifatnya (walaupun beda wujudnya) maka akan terjadi dua wujud yang berbeda tapi memiliki sifat yang sama, sementara kita tau setiap sesuatu punya wujud dan sifat yang pasti membedai dengan yang lainnya, walaupun mirip banget wujudnya. Begitu juga Tuhan, Tuhan adalah Sebab, Makhluk adalah Akibat. Wujud dan Hukum pada Makhluk harus berbeda dengan Wujud dan Hukum pada Tuhan. Lalu, pertanyaan selanjutnya Kalau Tuhan dikatakan Sebab berarti Tuhan sama dong dengan Makhluk yang menjadi Sebab dari Makhluk lainnya? Nah dengan teori tadi maka jawabannya adalah “Hukum Kesebaban Tuhan (Tuhan menjadi sebab) itu juga harus berbeda dengan Hukum Kesebaban Makhluk”. Semoga dimengerti😁🙌🏻
Justru referensi yg di berikan ustad Nurudin, malah membenarkan argumen Guru gembul. Contoh referensi ustadz Nurudin : jika Henry Ford membuat mobil maka itu tidak menghalangi kita untuk belajar mekanisme mobil tersebut , yg artinya kita hanya bisa mempelajari mobil ciptaan Henry Ford , bukan mempelajari Henry Ford sebagai pembuat mobil. Artinya argumen guru gembul benar , dekati Allah SWT melalui sifat2nya dan ciptaannya, bukan dg cara ilmiah dan merasionalisasi kan ketuhanan Allah SWT. Bahkan guru gembul bilang jika ingin mendekati Allah SWT, tinggalkan cara Ilmiah, karna "ilmiah itu tidak benar"
@@Permak_Jam BANYAK yg bisa diilmiahkan. bukan SEMUA. kalo kamu bilang agama bisa di ilmiahkan berarti SEMUANYA TAK TERKECUALI. arti alif laa mim saja kita gak tahu. tugas manusia itu bernalar tentang perintah agama, seperti kenapa babi haram, oh mgkin karena banyak parasit. Tp bukan mengklaim ilmiah kalo babi haram karena parasit. jatuhnya takabur merasa paling tahu rahasia Tuhan. kenapa babi haram dan rahasia2 Tuhan lainnya biarlah seperti text nya kita imani sombong sekali manusia baru pakai kausalitas silogisme sudah mengklaim kebenaran kalo kaidah bisa di ilmiahkan. itu baru setetes ilmu dari lautan firman Tuhan
Sebenarnya Guru gembul sudah mengatakan , bahwa dekati Allah SWT melalui sifat2nya dan ciptaannya, Bukan dengan mengilmiahkan dan merasionalkan Akidah, karna akal rasional manusia itu sangat terbatas, Bahkan guru gembul bilang , jika ingin mendekati Allah SWT, tinggalkan rasionalitas dan metodologi ilmiah , karna 'ilmiah itu tidak benar"
Saya lebih mending mendengarkan pendapat Ulama Ulama sekelas Imam Ghozali yang dapat mengilmiahkan Aqidah dengan baik, sebagaimana yang disampaikan Ust Nuruddin, karena mereka lebih kredibel daripada pendapat yang dengan sombong tanpa menggunakan refrensi sama sekali. Khazanah keilmuan dalam Islam ini sudah luas dan buanyak sekali kitab membahas berbagai hal, dalam budaya keilmuan Islam, yang berfikir moderen itu bukan baru kita, sudah dari ribuan tahun lalu sudah oleh para Ulama Ulama kita.
@@yudhaa justru kalau mau ambil referensi dari imam Ghozali , malah beliau menolak hukum kausalitas, dalam kitab karya imam Ghozali yaitu Munqidz min Al-dhalal
Sehebat²nya sebuah argumentasi seseorang tapi jika itu bertentangan dgn dalil Al-Qur'an maupun hadits Nabi SAW ,maka itu bukanlah argumentasi yg baik. Jika argumentasi kita bertentangan dgn al-qur'an ,maka kita wajib tunduk patuh kepada Firman Allah tersebut ,karena Al-Qur'an itu Maha Benar dan tdk sedikitpun salahnya
ust Nuruddin sebenarnya yang kala sebap gagal faham, guru Gembul seorang pengkaji, seorang pengkaji kuat dari segi berfikir, guru Gembul faham memahami aqidah melalui ilmiah itu menyabapkan seseorang sampai ke tahap hulul, intihaj, wahdatul wujud, analhaq atau manunggaling kuala gusti TAPI UST NURUDDIN TIDAK FAHAM ITU
@@Sam-global contohnya ilmu logika Allah SWT itu bukan sempurna dan bukan benar Mengapah begitu?? Jwpnya sempurna itu ialah Rasulullah saw dan benar itu ialah AL Quran nurkarim Bahasan Rasulullah dan AL Quran itu tidak boleh di sembah Alias bukan wajnya Allah Dan Allah SWT itu laysa kamaslihi syai tiada tandingan dan tidak boleh di samakan dengan apapun Intinya Itulah sebabnya Allah SWT itu bukan sempurna dan bukan benar Di sebabkan perkataan sempurna dan benar itu tidak layak bagi Allah SWT Dalam AL Quran Allah SWT menyatakan, sesiapa yg ingin berjumpa dengan nya hendaklah ia tidak menduakan atau menyamakan Allah dengan apapun Intinya Allah SWT itu adalah Sang Sempurna dan Maha Benar BARULAH TEPAT DARI SEGI AQIDAH
Guru Gembul itu bukan atheis jadi percaya... Allah karena percaya wahyu,karena percaya nabi, Udah cukup..... Gak ada yang salah.... Kenapa debatnya jadi Theisme dan Atheisme
@@efrialdyz silahkan tidaknya masalah.. Tapi ingat rasinalitas terkadang penuh demontrasi kecerdasan kita saja tapi belum tentu bisa menunjukkan k baikan (kesholehan ) kita.
@@AyangMeQo beriman tanpa ber rasional bagaikan makan asal kenyang tanpa tahu apa yg dimakan, mengajak org lain dengan menunjukkan betapa lahapnya dan senangnya dia makan memang bisa jd membuat org tergoda utk seperti dia. ketika seseorang yg lain datang dan bertanya apa yg kamu makan itu? jawabnya pokoknya ini enak dan mengenyangkan.
@@KULAANISIOTAKKIO Boleh bahas tentang Kosep tauhid rububiyah uluhiyah mulkiyah, apakah harus di wujudkan di sebuah Daulah/Atau system suatu negara.?. Musiryk kah jika tidak mewujudkannya.? Terimakasih chanel K.i.o 🙏
Buku-buku karya Ustadz Muhammad Nuruddin, Lc., MA 1. Logical Fallacy 2. Ilmu Mantik 3. Ilmu Maqulat 4. Ilmu debat 5. Seputar ketuhanan 6. Meluruskan tasawwuf yang disalahpahami 7. Pesan-pesan kehidupan 8. Khotbah-khotbah penyejuk iman 9. Agar kita gila membaca & menulis 10. Membuktikan Al-Qur'an sebagai Kalam ilahi 11. Runtuhnya teori polemik kitab suci 12. Nikah beda agama 13. dasar-dasar akidah ahlussunah wal jamaah
Dan yang belum terbit 14. Akidah ringkas untuk para pemalas (arab & indo) 15. Agar kamu betah hidup di pondok 16. Panduan praktis & mudah untuk memahami kitab jurumiyah 17. Muhadatsah bahasa arab (2 jilid putra & 2 jilid putri)
Surat An-Naml ayat 65 berbunyi: "Katakanlah (Muhammad), “Tidak ada sesuatu pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang gaib, kecuali Allah. Dan mereka tidak mengetahui kapan mereka akan dibangkitkan”"
Channel yg tendensinya lumayan netral.. Bawaan tenang.. Titik yg sepaham Timbamgan pengetahuan: 1.empiris/indrawi 2.rasional/silogisme 3.emansipatoris/hati/kebiasaan Empiris..induktif pemgalaman indrawi yg dirangkai dgn rasional......sbg pengetahuan sains.. Nah.. pola ketiga inilah metode Ust.nurudin Kabar terpercaya ini termasuk timbangan rasional ..hanya krn sbg pihak kedua kt utk mengetahui jadi lepas asas empiris (mengetahui lgs). Bagi orang pertama ini bs jadi awal pnetapan pengwtahuan ilmiah krn yg lain jg melakukan obsetvasi dan sifatnya berulang..selamaa obyek empiris . Ketika sdh terverifikasi oleh indrawi dan koherensi scr rasional maka itu ilmiah. Pengertian ini lah yg dibawa oleh guru gembul sbnarnya. Sdgkn kabr teroercaya bukan obyek empiris tetapi transende pula. Inilah titu beda definisi ilmiah oleh ust.nurudin. Ust. Nurudin ingin membawa rasional metafisika
Jarang penekanan Pada..chanel2 lain Metode 3 .pola emansipatoris..kebiasaan..dr laku amal.. Jd taqliq itu wajib bg yg kindiaionalh.. ( akal rasional beda tiap2 orang). Ini jalur pemgikut dgn potensi akal yg kurang.. Kebiasaan ritual dan ketaatn dlm ketuhanan adala pola emansipatoris wlw dimulai dgn pola taqliq..krn seiring itu membentuk i'tiiba.. lain dr pd itu sebnarnya dlm syariat tersiaip peaan (makna-pikiran) alasan. Ada niat dan kalimat.. pembawaan khusu...jd alasan argumentasi akan tercipta dlm diri. Brp banyak ayat keagungann yd didengungkan.. Jd pola emansipatoris adlah pola agama scr ritual utk mengetahui tuhan. Dan ini satu2nya jalan membuktilan Tuhan..bukan dalil rasionalh dan empiris
Pola emansipatoris Adalah jalan utk mengenal Allah.. Taqliq spt yg guru gembul bilang adalah hal yg di bolehkan.. Krn dlm taqliq adalah jalan/tareqat sderhamya ada dlm shalat 5 waktu..Dan pesan2 akal dgn sendirinya akan masuk k hati..terkecuali potensi akal yg lebih..maka bab metode 1 dan 2 (dalil)biasanya digunakn. Jadi iman ketuhanan melalui pola emansipatoris itu adalha metode jg.lbh dalam adalah jalur sufi dan irfan.. utk.mencapai tahu/mengimani scr pasti..
Terakhir...ini yg suka Cerita orang baduy.... Kotorannya onta menunjukan ada onta.. Begitu sederhananya iman...khan.. Sbnarnya pola emansipatoris/kebiasaan/ritual/rasa Yg bisa mengrtahui obyek transenden dan trunannya beserta implikasi ritual..dlm hal ini aqidah dsb.. Dlm hal ini sy setuju dgn guru gembul. (Jd gg yg sy tangkap tdk mau mengilmiahkan aqidah pula hanya tdk mau meperjelasnya agr tdk mlebar poolemik)
Menurut Nuruddin ilmiah itu : 1. Sains (logika, raaional, empirik/indrawi) 2. Filsafat (logika, raional) 3. Agama/Akidah Islam (logika, rasional, kabar yg benar).. Paparan akidah yg disampaikan Nuruddin berdasarkan ilmiah filsafat dan ilmiah agama/akidah islam PENTING utk muslim ketahui.. meski demikian, tidak mudah bagi non-musim menerima paparan itu.. Harapan guru gembul, diskusi/debat akidah yg diharapkan MURNI berdasarkan ilmiah sains.. tetapi yg terjadi, meluas dan masuk ke dalam filsafarlt dan agama.. alhasil : TEORI ELIT, PRAKTIK SULIT, UMAT MORAT MARIT.. Sy berharap, Nuruddin dan Guru Gembul dapat membahas PESAN-PESAN akidah dengan : 1. narasi yang sederhana (dapat diterima dengan mudah oleh awam sekalipun), 2. mudah dipraktikan secara luas (muslim, non-muslim, bahkan atheis, agnistik), 3. umat sehat sejahtera (sebab terbukti benar secara sains).. Apakah ada PESAN-PESAN akidah yang demikian..? Sy PASTIKAN ADA..! 🤗🙏
Saya harap saudara2 disini berkenan membuka wikipedia. Saudara cari pengertian Pengetahuan/Knowledge, lalu saudara cari pengertian Ilmiah. Barulah saudara akan sadar kalau Ust. Nuruddin menyamakan ilmiah dengan knowledge, karena itu beliau getol sekali menentang pendapat guru gembul. Ust. Nuruddin mungkin berfikir jika ilmu yang membahas akidah ini tidak ilmiah, maka dia tidak bisa disebut ilmu pengetahuan. Padahal bisa, cuma beda ranah saja, bukan ranah pengetahuan ilmiah.
@@MuhammadUsman-e3b8l iyupp. Ust Nuruddin sendiri di forum tsb gamblang menjelaskan klo Eksistensi/keberadaan Tuhan (tema klasik perdebatan kaum Atheist vs kaum Religius) itu bisa dikaji scr ilmiah. Sementara Dzat hakikat Tuhan, itu sdh jelas2 dilarang oleh Agama dan disepakati oleh para ulama dari dulu, utk tdk bisa dikaji oleh akal & keilmuan manusia, krn gk akan pernah bisa mampu menjangkau hal tsb. Ust Nuruddin malah mempertanyakan sikap si Gembul yg bolakbalik coba2 menyeret pembahasan jadi ke soal dzat Tuhan tsb. Dengan berdalih "..menurut SAYA...ini pengertian akidah versi SAYA...." 😂 Ribet membahas mempersoalkan hal yg sdh jelas dari ribuan tahun lalu, itu justru sikap sok ilmiah yg paling konyol. .
Kalo secara keilmuan Psikologi Kognitif, omongan si Gembul itu jelas2 sotoy dan gak berdasar scr ilmiah. Proses penalaran rasional itu tidak mempersyaratkan adanya penginderaan empirik. Premis2 penyusun penalaran rasional itu tidak selalu harus dari input luar melalui penginderaan. Tetapi bisa juga mengambil dari dalam "katalog mental kognitif" yg sdh ada dan preset (pengetahuan, keyakinan, prasangka, nilai2 dll). Contoh : Premis A ; orang afrika itu berkulit hitam (pengetahuan umum). Premis B : Hitam itu gelap dan menakutkan (beliefs/keyakinan subjektif). Kesimpulan Rasional : orang afrika itu gelap dan menakutkan (prasangka/prejudice). Nah tuh lgi.
Justru referensi yg di berikan ustad Nurudin, malah membenarkan argumen Guru gembul. Contoh referensi ustadz Nurudin : jika Henry Ford membuat mobil maka itu tidak menghalangi kita untuk belajar mekanisme mobil tersebut , yg artinya kita hanya bisa mempelajari mobil ciptaan Henry Ford , bukan mempelajari Henry Ford sebagai pembuat mobil. Artinya argumen guru gembul benar , dekati Allah SWT melalui sifat2nya dan ciptaannya, bukan dg cara ilmiah dan merasionalisasi kan ketuhanan Allah SWT. Bahkan guru gembul bilang jika ingin mendekati Allah SWT, tinggalkan cara Ilmiah, karna "ilmiah itu tidak benar"
@@syariefdirgantara628Justru referensi yg di berikan ustad Nurudin, malah membenarkan argumen Guru gembul. Contoh referensi ustadz Nurudin : jika Henry Ford membuat mobil maka itu tidak menghalangi kita untuk belajar mekanisme mobil tersebut , yg artinya kita hanya bisa mempelajari mobil ciptaan Henry Ford , bukan mempelajari Henry Ford sebagai pembuat mobil. Artinya argumen guru gembul benar , dekati Allah SWT melalui sifat2nya dan ciptaannya, bukan dg cara ilmiah dan merasionalisasi kan ketuhanan Allah SWT. Bahkan guru gembul bilang jika ingin mendekati Allah SWT, tinggalkan cara Ilmiah, karna "ilmiah itu tidak benar"
Jadi gini sudaraaa........ nasab baalawi itu ranah ilmiah sedangkan kharomahnya itu ranah akidah, jadi kita bisa menguji secara ilmiah nasab baalawi , sedangkan kharomahnya itu ranah akidah jadi cukup di imani saja. PAHAM sudaraaaa......!!!???
Sampe kiabatpun tdk akan ketemu karena difinisi tentang ilmiah antara gugem dan nurudin berbeda. Tetapi yg keren adalah keimanan gugem karena percaya keberadaan allah swt hanya dg membaca alquran dan hadist tdk perlu bertanya ini itu 😊😊😊.
Ada yg berpendspat aqidah adalah............. menurut A aqidah adalah............ menururut B aqidah adalah............ Gg aqidah ........kenapa di salahkan Semuanya pinter,tapi terkadang pinternya nggak pinter caranya menyampaika materi. Padahal semuanya juga dari hasil pikiran orang orang terdahulu. Apaka orang sekarang tidak boleh mengikuti hasilpikiran orang sekarang Kitab kitab juga hasilpikiran orang. Hasilpikiran orang sekarang terkadang di salahkan,kapan mau berkembang kalau begitu.
Tidak ada yang mau menyalahkan🙌🏻, hanya saja bagi kami, jika sebuah masalah pernah dibahas oleh generasi masa lalu, kurang bijak kiranya jika tidak menjadikan pijakan orang dahulu sebagai landasan berfikir yang kemudian difilter dan diolah untuk menjadi pengetahuan yang baru. Tidak semua yang lalu itu benar sebagaimana tidak semua yang lalu itu salah. Nah, oleh karena itu sangat bijak sekali jika masih melihat kepada pendahulunya agar bisa menimbang apa yang perlu ditimbang dan menambang apa yang perlu ditambang🙌🏻
Pintu ijtihad itu sudah di tutup. Apapun masalahnya SE liberal apapun nalar logika itu akan terseret dari refrensi masalu.. sekalipun anda berfikir kritis ... Itu sudah di kaji dan ada persamaan namanya kiyas
@@suprihatinuti9457 gak ada... Sudah di tutup.. meski ada permasalahan dan pemikiran yang berbeda dan yang baru. Landasanya tetap mengikuti landasan dan referensi terdahulu. Makanya landasan hukum ada 4 Alquran, hadis, ijma', qiyas. Pemikiran yang baru itu tidak bisa berdiri sendiri lalu dikatakan sebagai pemikiran baru.
@@ZikacowZika ok ,semoga NKRI dg beraneka ragam pemikiran adat agama tetap aman damai dan terbiasa dg perbedaan,jadi gak kagetan. Yg merasa punya ilmu mumpuni kalau ada yg salah segera di tegur jangan menunggu se indonesia terpapar. .AKU TETAP SEMANGAT DAN MENGHORMATI SEMUA PENDAPAT ,WALAU TAK SEUJU BUKANKAH BISA DI CONTOH PENDIRI NU DAN MU,
Kan memang itu debat. Pak Gembul justru yg buat tantangan debat kan??? Dalam debat itu yg dikedepankan adalah Benar dan Salah, Logis dan tidak logis, bukan soal Baik/Sopan dan Buruk.
Ilmu kaweruh jawa , ilmu tingkat tinggi dan tak terbantahkan sejak Ratusan ribu tahun sampai sekarang Gusti tan kena kinaya ngapa Sangkan paraning dumadi
Menanggapi acara dialog Guru Gembul dan Ustadz Nurrudin hanyalah soal pebedaan sudut pandang saja. Bagiku kesimpulan daripada kedua argumentasi kedua tokoh tersebut bermuara pada bagaimana memurnikan Tuhan. Justru saya memahami cikal bakal perdebatan itu, dan argumen pedas dari ustadz Nurrudin bermula dari statement Gugem di TH-cam tentang Gugem menantang siapa saja yg bisa membuktikan pembahasan tentang Tuhan dapat dikaji secara ilmiah, dan ia dg yakin beranggapan tidak ada satupun orang yg pasti bisa membuktikanmya.
Sampe teleskop beruban...pun, tak akan ada... Deduksi tetaplah deduksi di ranah rasional, dan rasional belum tentu ilmiah.. Ngilmiahin malaikat aja oleng..., Kok mau menghancurkan definisi ilmiah yang sudah TERBUKTI dengan rasionalitas yang konklusinya bisa bener bisa salah, setingkat di bawah empirisme
@@imamsyafiei8447 kesimpulan ini dari empirisme atau rasional? Kalau rasional (dan pasti kan), berarti bisa salah atau bener kan?😂🙌🏻 Justru kalau ikut sudut pandang begini, Empirisme menyalahi kodrat ilmu pengetahuan karena sesuatu yang empiris sudah pasti terlihat benar. Sementara ciri ilmu pengetahuan harus bisa difalsifikasi, kata guru gembul mah gitu😂🙌🏻 kalau ikut sudut pandang begini😁🙌🏻
@@KULAANISIOTAKKIO didasarkan pada apa? anda ingin membuat sekenario paradoks rupanya.. dengan mengabaikan bahwa rasionalisme belum bisa dikatakan empiris dengan sudut pandang kaidah empiris, BUKAN KAIDAH RASIONALISM.. jadi skenario paradoks anda mas... keliru. rasionalisme membantu dalam membuat kesimpulan, tapi validitasnya di kaidah empirik untuk di klaim ilmiah.. apakah menyalahi kodrat ilmu pengetahuan yang kudu bisa difalsifikasi?? jika empirisme, landasan ilmiah sendiri yang DI ATAS RASIONALITAS tidak mengklaim absolutism, lantas bagaimana bisa TUHAN dengan klaim MAHA absolut memaksa (klaim tepatnya) di ILMIAHKAN bahkan menggemborkan rasionalitas sebagai cara final sebagai klaim ilmiah sedangkan rasionalitas semata masih di bawah kaidah ilmiah?? wow... kacau 🤣mas... TERUSKAN KLAIM ILMIAHNYA TUHAN BIAR MAKIN MEMBAGONGKAN
@@imamsyafiei8447 Nggeh mpun😂🙌🏻 lagipula apa yang anda bingungkan dan menganggap kami membagongkan, sudah kami paparkan semua di video itu bahwa apa yang dianggap anda bagong ternyata tidak bagong😂🙌🏻, bahkan sudah kami jawab sebelum anda bertanya seperti itu🫡😂🙌🏻 Semua jawaban anda yang panjang itu sudah menjelaskan bahwa “Keberadaan Tuhan bisa dilmiahkan lewat Hukum Rasional”😂🙌🏻 karena kesimpulan anda itu lewat…..😂🙌🏻
Sy seorang muslim, usia 33 th. Saya mau tanya pak utadz, Knpa rambut kpala sya sudah bnyak uban, sementara jembut sya satupun belum beruban. Terimakasih.
Di menit 18.27 pada pernyataan "menempatkan rasio dan indrawi sama". Numpang nanya kang, "sama" yang dimaksud itu gimana yaa? Terus gimana dengan posisi prinsip primer dalam menghasilkan Ilmu?
@@ahmadfauzy3866 Sama dalam artian indra dan akal sama” menjadi sumber dari ilmu. Terkait Prinsip Primer atau Pengetahuan Aksiomatik, itu sebenarnya juga dibahas dalam kitab ushul fiqih yang kami baca. Singkatnya begini, Ilmu itu ada dua, ada yang bersifat Primer, atau istilah arabnya itu Badihiy (tidak butuh penalaran yang lama). Ada yang bersifat Sekunder, atau istilah arabnya itu Kasbiy (butuh penalaran). Karena kedua bagian ini merupakan sifat dari ilmu maka baik ilmu yang berasal dari indrawi maupun rasio sama” ada yang sifatnya primer dan sekunder. Semoga mudah dimengerti😁🙌🏻
@@KULAANISIOTAKKIO baik kang, sangat bisa dipahami🙏 Tapi kang, yang saya maksud prinsip primer di sini adalah "Prinsip Kausalitas", "Prinsip Identitas/Keserarasan", Prinsip Non-Kontradiksi". Dalam Kitab Falsafatuna, Baqir Shadr tegas mengatakan bahwa tanpa Prinsip Primer ini, tidak ada satupun pengetahuan yang didapatkan oleh manusia. Dengan begitu, maka sejatinya rasio -yang memiliki prinsip primer tadi- dengan empiris tidak akan sejajar, karena rasiolah yang menjadi penunjang utama manusia mendapatkan pengetahuan. Kalau gini, gimana kira2 menurut antum kang? Oh iyaa, salam kenal kang, meskipun saya cowok, hehehe😅
7:46 simpel, memang inilah titik permasalahan debat kemarin yg bikin gurgem keok. dia membuat DEFINISI akidah VERSI SENDIRI lalu melontarkan pendapat akidah tidak bisa diilmiahkan. padahal gak ada ceritanya metodologi ilmu akidah itu membicarakan Dzat Allah. yasalamm
Iyupp. Ust Nuruddin sendiri di forum tsb gamblang menjelaskan klo Eksistensi/keberadaan Tuhan (tema klasik perdebatan kaum Atheist vs kaum Religious) itu bisa dikaji scr ilmiah. Sementara Dzat hakikat Tuhan, itu sdh jelas2 dilarang oleh Agama dan disepakati oleh para ulama dari dulu, utk tdk bisa dikaji oleh akal & keilmuan manusia, krn gk akan pernah bisa mampu menjangkau hal tsb. Ust Nuruddin malah mempertanyakan sikap si Gembul yg bolakbalik coba2 menyeret pembahasan jadi ke soal dzat Tuhan tsb. Dengan berdalih "..menurut SAYA...ini pengertian akidah versi SAYA...." 😂 Ribet membahas mempersoalkan hal yg sdh jelas dari ribuan tahun lalu, itu justru sikap sok ilmiah yg paling konyol. .
Fenomena kemunculan si Gembul (yg banyak diorbitkan dibikin trending & digadang2 oleh berbagai media scr bombastis) di Indonesia, memang sdh lama jadi perhatian gw. Hal tsb soalnya berbanding terbalik dgn arus trend perkembangan yg terjadi di negara2 barat. Di negara2 barat, di tahun2 terakhir ini muncul arus trend baru : Gelombang berbondong2nya jadi mualaf para generasi muda barat (yg asalnya atheist ato agama lain), yang memutuskan menjadi muslim SETELAH MEREKA MELAKUKAN KAJIAN RASIONAL (diskusi, debat, riset personal) , bukannya hasil dari kawin sama muslim ato hasil digarap misionaris islam. Di medsos2 (terutama Tiktok) banyak video2 ttg mereka melakukakn riset personal mengkaji islam & Quran dgn memanfaatkan teknologi dan fakta2 dari sains ilmiah yg update. Hal tersebut justru bertolakbelakang dgn trend di Indonesia, yg kemunculan si Gembul dgn rombongan "Baraya2 Bocil" pengikutnya, yang justru arah arusnya bertolakbelakang dgn trend yg terjadi di belahan barat tsb. Nah tuh lagi.
@@syariefdirgantara628 latar belakang definisinya justru jadi perangkap dan ironi, karena otomatis membantah/menyerang pernyataannya sendiri, yang secara defacto ternyata definisi akidahnya pun tidak ditemukan pada KONSENSUS ILMIAH (bukankah ilmiah secara konsensus adalah hal yg selalu dinarasikan gurgem?) plus definisinya pun tidak/belum memenuhi syarat metodologis dan sistematika keilmuan, lagi2 soal ini juga pernah gurgem sampaikan di debat RA. kalau gitu ceritanya maka jangan heran kedepannya bakal muncul;😅 - definisi agama "VERSI SAYA " - definisi teologi "VERSI SAYA " - definisi kosmologi "VERSI SAYA " - definisi teknologi "VERSI SAYA " - definisi marxisme "VERSI SAYA " - definisi filsafat "VERSI SAYA " - definisi perabotan "VERSI SAYA " - definisi helicopter "VERSI SAYA " - bahkan definisi rendang "VERSI SAYA " dan terus berlanjut pada jutaan terminologi dengan definisi dari "versi saya" . kita mengira2, peradaban dunia macam apa yg bisa dihasilkan dari "VERSI SAYA sendiri" ini? 😅
Tidak ada yang salah atau benar dari keduanya, kebenaran mutlak milik Allah SWT. Dalam berbagai hadits, Rasulullah memerintahkan umat islam menjauhi bahkan meninggalkan perdebatan meski berada dalam posisi yang benar. Ini menunjukkan bahwa debat bukanlah akhlak Islam. Namun di dalam Al-Qur'an, Allah S.W.T. sendiri yang menyebutkan suka berdebat adalah sifat dasar manusia. Dan paradox nya munculah orang orang seperti anda yang komen 😂
Allah memang Ghaib, tp produk/ciptaan nya tidak semua Ghaib seperti Al Qur'an dan semesta ini. Sy heran klo seorang Pak gembul yg berpendidikan tp beriman hanya berdasarkan Yakin saja, bukan hasil dr konklusi rasionalitas pemikirannya, padahal bisa jd orang di desa yg tidak sekolahpun kalau di tanya kenapa beriman? mungkin bisa berkata ya klo gak ada Allah gak akan ada alam ini, juga Al Qur'an ini.
Para shahabat bukan ga bahas karena ga ada waktu. Dalam AlQuran banyak ayat perdebatan Nabi dengan orang kafir. Misalkan masalah keberadaan Tuhan. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: اَمْ خُلِقُوْا مِنْ غَيْرِ شَيْءٍ اَمْ هُمُ الْخٰلِقُوْنَ Atau apakah mereka tercipta tanpa asal-usul ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)? (QS. At-Tur 52: Ayat 35) Nah orang-orang kafir itu kemudian masuk Islam dan jadi shahabat Nabi. Ketika mereka duduk belajar ke Nabi, mereka sudah faham karena mereka orang-orang paling fasih bahasa Arabnya. Makanya mereka tidak memperdebatkan.
Ilmu secara ushul fiqih adalah arafa syaiun ala ma huwa alaih. Ilmiyah= Secara ilmu. Ilmu itu bahasa Arab, Ilmiyah bahasa Arab. Bahasanya AlQuran. kalau Allah tidak ilmiah, batallah ayat AlQuran yang banyak sekali di antaranya surat Muhammad ayat 19. Perintah untuk mengilmui Allah itu didahulukan sebelum syahadat.
Ilmu nya gak pake Mantiq jadi gak bisa memahamkan cara istilah.. Mengulas makna HUKUM saja masih ngambang.. Harus nya bedakan dulu antara makna ILMU dan MAKRIFAT.. Janagan berkata menggunakan data tapi tak memahami data. Malah ulasan nya banyak Asumsi nya
Kalau bahas soal istilah, semua punya standar masing-masing soal definisinya. Ada yang membagi ilmu dan makrifat. Ada yang menyamakan. Toh khilafnya lafdyiun. Yang kami paparkan, itu yang menyamakan😮💨 ya kami anggap anda benar soal ilmu dan ma’rifat itu beda karena berpegang pada satu pendapat yang membedakan😮💨 Rasanya tak bijak kalau menyalahkan kami hanya dengan sudut pandang itu, sementara yang kami sebutkan adalah pendapat yang menyamakan😮💨 Al-Hasil, Al-Khilaf Lafdziyun. Mau ikut yang membedakan dan menyamakan, tetap ujungnya sepakat bahwa ma’rifat juga ilmiah😂 Dan apa yang salah atau ngambang dari makna “hukum” yang kami berikan? Paparkan saja monggo, kami menerima segala kritikan untuk didiskusikan😁🙌🏻
หลายเดือนก่อน +1
6:55 penyebutan pak nuruddin tanpa titel ust. menandakan kecerdasan host ..
Bahas yang sedang viral sekarang dong, panti asuhan yg di Tanggerang, masih hangat2nya itu. Dan channel ini baru mulai lagi bahas diskusi/debat UNM dan GG pdhl udah berminggu2 yg lalu otomatis udah banyak juga yg ngereact Diskusi tsb.
Bang, saran teknis, cari cara agar suaranya tidak menggema. Biasanya, timbul gema disebabkan ruangan dengan tembok tanpa peredam. Outputnya apa? Akan terdengar lebih nyaman di kuping & profesional. Nb: Saya hanya baru nonton video ini, belum melihat video lainnya.
Iya bener, ruangannya belum ditreatment😭 itu jalan satu-satunya untuk menghilangkan gema, doakan bre semoga bisa secepatnya renovasi😁🙌🏻 Menurut kami, Outputnya sudah standar profesional Podcaster, kami pakai Mic Rode Pod Mic + Soundcard SSL 2 dengan aplikasi FL Studio untuk merekam dan editnya. Menurut lu gimana bre? Beri masukan selain Ruangan🙏🏻. Soalnya, kami berkesimpulan masalahnya memang ada di ruangan. Gimana bre? Saran lu sangat kami tunggu🙏🏻
yang komen pada ngga nyimak sampai selesai nih. kontennya isinya banyak membenarkan Ust Nuruddin. Tambahan min, soalnya tadi hostnya bilang diskusi ini ga perlu diadakan. menurut saya engga, soalnya ini adalah hal yang kontradiktif kok. - Satu pendapat Bilang akidah ilmiah. (Guru Gembul) satunya engga ilmiah. (Ust Nuruddin) inikan dua hal kontrafiktif. yang pasti salah satu benar jadi perdebatan ini perlu sekali
itu bukan debat tapi kebodohan yang di pamerkan di medsos...di mana si sok tau membunuh karakter yang di anggapnya tidak tau...untuk debat kayak gini bukan di medsos tapi di ruangan akademis dan yang layak debat kayak gini orang UIN terutama jurusan usuluddin...
Justru dengan adanya dagelan macem tu....membuat semua orang tau penting artinya....keberadaan tuhan....yang selama ini dianggap tabu untuk diperbincangkan....setajam..."SILET"
@@agusrahman626 setuju, harusnya gak usah merasa tabu karena pasti Tuhan lebih senang “difikirkan atau dighibahi” daripada hanya “ditaruh dihati” yang bisa jadi sering “dilupakan”😁🙌🏻
Felix dan guru gembul dapat ilmu OTODIDAK tdk melahab berbagai fan ilmu agama dari guru... Maka akan rapuh.. Karna pemahaman itu di dapat dari diri sendiri bukan dari sanad
Justru referensi yg di berikan ustad Nurudin, malah membenarkan argumen Guru gembul. Contoh referensi ustadz Nurudin : jika Henry Ford membuat mobil maka itu tidak menghalangi kita untuk belajar mekanisme mobil tersebut , yg artinya kita hanya bisa mempelajari mobil ciptaan Henry Ford , bukan mempelajari Henry Ford sebagai pembuat mobil. Artinya argumen guru gembul benar , dekati Allah SWT melalui sifat2nya dan ciptaannya, bukan dg cara ilmiah dan merasionalisasi kan ketuhanan Allah SWT. Bahkan guru gembul bilang jika ingin mendekati Allah SWT, tinggalkan cara Ilmiah, karna "ilmiah itu tidak benar"
@@efrialdyz , ketika Henry Ford membuat mobil, maka itu tidak bisa menghalangi kita untuk belajar mekanisme mobil tersebut , yg artinya kita hanya bisa mempelajari mobil ciptaan Henry Ford bukan mempelajari Henry Ford sebagai pembuat mobil .
@@imax.channel1680 argumen yang dinyatakan ustd Nuruddin itu untuk memakai pendekatan rasionalitas itu untuk menjawab orang-orang ateis atau yang tak beriman.. bahwa adanya tuhan itu bisa dengan pedekataan rasional yaitu dengan menunjukkan ciptaan-ciptaan Tuhan di dunia ini.. Kalau mengenal Allah dari sifat-sifatnya Saha seperti yang disebutkan guru gembul orang-orang ateis takkan percaya..
Gembul sdh kalah sejak awal apalgi dia tdk bs menggiring audiens dr situ sj gembul sdh salah smpe argumennya tdk diterima audiens aplagi dia tdk membawa referwnsi sm skli cm berdasr opininya
Justru referensi yg di berikan ustad Nurudin, malah membenarkan argumen Guru gembul. Contoh referensi ustadz Nurudin : jika Henry Ford membuat mobil maka itu tidak menghalangi kita untuk belajar mekanisme mobil tersebut , yg artinya kita hanya bisa mempelajari mobil ciptaan Henry Ford , bukan mempelajari Henry Ford sebagai pembuat mobil. Artinya argumen guru gembul benar , dekati Allah SWT melalui sifat2nya dan ciptaannya, bukan dg cara ilmiah dan merasionalisasi kan ketuhanan Allah SWT. Bahkan guru gembul bilang jika ingin mendekati Allah SWT, tinggalkan cara Ilmiah, karna "ilmiah itu tidak benar"
@@muhammadriski2428 hadeh … lu ga kuliah di teknik sipil , tapi lu ngomongin cara bangun jembatan lu ngomentarin kualitas jembatan , emang bisa , lu ga ngerti ilmu konstruksi ilmu bahan SOM dll , lu Cuma ngoceh pake logika lu , emg bisa ? ….
Guru gembul kalah mah kalah aja. Segera lakukan perbaikan, pakai nurani, kesampingkan nafsu. Berpegang teguh pada kebenaran. Itu adalah juga kemenangan.memang pas debat referensi sama pegangannya kurang. Jadilah compang camping argumentasinya.
@@KULAANISIOTAKKIO Kok bisa guru gembul benar dan nggak salah ?? lha wong dari awal, antara JUDUL TEMA dengan yg dia bicarakan saja nggak nyambung. Dia malah bikin definisi sendiri bahwa AQIDAH itu yg dia maksud adalah DZAT ALLOH SAJA (yg memang jelas2 tidak bisa dilihat dan di indra). Padahal Aqidah itu cakupannya sangat luas. Ini namanya akal2 an aja untuk membuat orang2 beranggapan bahwa AQIDAH tidak bisa dibuktikan secara ilmiah. Terus menurut dia kalau tidak bisa di indra berarti nggak ilmiah. Apa dia nggak percaya punya BUYUT hanya karena nggak pernah melihat, mendengar dan ketemu kakek buyutnya itu ?? dan buyutnya itu tidak bisa di indra lagi.
@@alvianphoneku9206 iya dah, itu tidak etis menurut kalian. Etis di adat kami😪 sini main ke pondok biar tau etika di sini, biar gak gampang menghakimi etika orang lain dengan dalih etikanya sendiri😪
@@KULAANISIOTAKKIOyoutuber sebelah yg subs 10k saya ingatkan Alhamdulillah beriktikat baik, berterima kasih dan next bakal gk tampilkan konten sambil rokoan klepas klepus. Semoga km ini juga bisa legowo klo diingatkan 😁👍
35:50
Sebelumnya saya orang beriman kok. Ya, ilmu saya dikit baik tentang aqidah maupun sains, rasional dan sebagainya.
Tapi gini, bung. Anda bilang di menit itu ( 35:50 ) , sebab akibat (kausalitas) harus ada ujungnya itu dasar dalil akal atau dasar logika nya apa? (kita coba keluar dari ranah 'percaya' atau 'iman')
Saya berpikir jawaban Anda nanti pun adalah jawaban dari hasil akal manusia, bukan? Jika kita sepakat akal manusia punya batas, maka jawaban Anda nanti juga tidak bisa sampai menyalahkan hasil akal manusia lain yang mempertanyakan apa sebab dari Tuhan secara rasional. (Kalau menyalahkan pernyataan bumi ada karena bumi itu sendiri saya setuju)
Kalau kita mencoba memakai kausalitas untuk membuktikan adanya Pencipta kita gak bisa konsisten terhadap hukum kausalitas itu sendiri. Menganggap Pencipta tidak memiliki sebab jelas tampak seperti pelanggaran terhadap hukum sebab akibat. Namun, kita perlu ingat bahwa hukum sebab akibat adalah hasil observasi kita terhadap dunia fisik. Kita tidak memiliki bukti empiris tentang keberadaan entitas di luar alam semesta yang mungkin tidak terikat oleh hukum-hukum alam kita. Jadi, saya setuju, kita tidak bisa menolak hukum kausalitas, tapi hukum kasualitas juga tidak bisa dipaksa digunakan untuk semua hal termasuk membuktikan keberadaan Tuhan sebagai Sang Awal dan Pencipta. Dalam sudut pandang rasional dengan tanpa keyakinan dan keimanan tidak dapat kita membuktikan keberadaan Pencipta secara empiris. Begitu juga sebaliknya, secara rasional kita juga tidak dapat menyangkal keberadaan Pencipta secara empiris.
(Masuk ke ranah 'iman')
Jadi bagiku ujungnya adalah sikap masing-masing individu untuk melibatkan keyakinan dan kepercayaan yang melampaui batas ilmu pengetahuan. Bagi yang tidak iman akan bingung tentang awal dari dunia (sampai kadang lupa dan tidak sadar akal manusia terbatas), sedangkan bagi orang beriman bisa keluar dari kebingungan itu karena memilih percaya awal dari 'ada' yang datang dari tidak ada disebabkan Pencipta sekaligus Yang Maha Awal (dan dengan sadar rendah hati menerima bahwa akal manusia itu terbatas)
Nuhun.
😅 makanya kalo soal akidah jangan langsung telen telen belajar dari gembul . Minimal ngaji atuh coba tina dasar heula weh wujud qidam bako... sifat allah nu 20 didinya mun nanya dalil aya didinya di jawab. Kaum kaum seperti guru gembul emang sok nanyakeun dalil mana dalil tah di bere referensi tina kitab na ge seakan nutup telinga.
Ngaji lah sok masantren gera minimal . Debat na youtube tanpa dasar mah poek jang . 😅. Hese ngagugu egois tanpa elmu ma .
Tadinya mau ngetik begini bang,, tapi dah keduluan sama abang,, nuhun bang... 🤣
Terimakasih komentarnya abangda😁🙌🏻 Sangat bermanfaat, membuka sudut pandang baru😁🙌🏻 Cuman yang perlu digarisbawahi adalah kami tidak menyalahkan orang yang bertanya sebab dari Tuhan secara Rasional itu apa. Karena itu pertanyaan logis dari menerima hukum sebab-akibat. Yah itu logis tapi tidak rasional, karena sejatinya pertanyaan itu menyalahi kaidah hukum sebab akibat itu sendiri karena dalam hukum sebab akibat, sebab itu harus merupakan entitas yang berbeda dengan akibat. Oleh karena itu, Tuhan yang menjadi penyebab “ini semua” maka harus berbeda dengan “ini semua”. Apa perbedaannya, setidaknya Perbedaanya Adalah “Ini semua adalah akibat yang punya sebab, sedangkan Allah adalah sebab yang tidak punya sebab” Kesimpulan ini dari mana? Tentunya ini hukum akal (bukan iman sama sekali), karena kalau “sebab” itu sama dengan “akibat” maka setidaknya akal kita akan bingung membedakan mana “sebab” dan mana “akibat” karena kan “sama”, ini alasan pragmatis logisnya. Oh iya bung, ketika kita mengakui bahwa “akal manusia terbatas” kemudian menyimpulkan “Keberadaan Tuhan adalah di luar batas akal”, ini dasarnya apa nih? Jangan-jangan juga akal itu sendiri😂🙌🏻 kalau benar, berarti kan “Keberadaan Tuhan masih masuk dalam batas akal manusia”🙌🏻 Juga begini bung, seperti yang kami paparkan di dalam video, Iman itu adalah ilmiah, iman itu rasional. Karena dalam persepktif ushul fiqih, “Sebuah kepercayaan itu bisa naik kepada derajat Ilmu ketika sudah mantap, dapat dibuktikan tidak salah secara sumber pengetahuan, baik pembuktian itu melewati jalur empiris, rasional, dan adat-istiadat”. Misalnya soal keberadaan Tuhan, Awalnya dari percaya-percaya aja (tanpa bukti), namun kepercayaan itu ternyata terbukti benar secara hukum akal, karena diuji dan seterusnya. Nah secara metode ushul fiqih, kepercayaan ini sudah bukan lagi kepercayaan yang tanpa bukti atau tidak ilmiah, melainkan ini sudah kepercayaan yang sudah ilmiah, walaupun bukti itu berdasarkan pembuktian dari orang lain bukan dari membuktikan diri sendiri. Nah, ini nih poin kami yang sedikit agak berbeda dengan ustadz Nuruddin. Beliau dengan sudut pandang ilmu akidah (mantiq, filsafat, dan semisalnya) memahami kepercayaan itu sudah pasti langsung rasional. Kami dengan persepktif ushul fiqih menyimpulkan bahwa “tidak semua kepercayaan itu adalah rasional”, yah walaupun kita akui kesimpulan ini adalah hasil rasional. Hehehe, karena kepercayaan yang tidak dibuktikan adalah murni kepercayaan. Namun sejatinya, apa yang kami sampaikan tidak bertabrakan dengan beliau karena ujung-ujungnya sama” menyimpulkan bahwa keimanan tentang Tuhan itu adalah Ilmiah, beda di awal dan sama di akhir. Nah gitu bre, semoga betah dan tidak bingung bacanya😂🙌🏻 izin dipin ya, agar membuka ruang diskusi🙌🏻
#Stop_Caci_Maki #Budayakan_Ghibah_Ilmiah
Atau apa bisa dikatakan bahwa penyebab tidak mungkin secara bersamaan dikatakan menjadi akibat? Atau org yang sedang berdiri tidak mungkin secara bersamaan dia sedang duduk, apa gitu maksudnya min min?@@KULAANISIOTAKKIO
@@zulkifliariyadi5328bukan bang😁🙌🏻 maksudnya adalah Misal A adalah Sebab dan B adalah Akibat. Maka Hukum yang berlaku pada B tidak boleh berlaku Pada A karena antara keduanya harus berbeda baik secara entitas (wujudnya) atau Sifatnya (hukum yang berlaku padanya). Karena jika sama dalam wujudnya maka tidak rasional jika dikatakan A adalah penyebab B, sementara Entitas A adalah Entitas B. Begitu juga tidak boleh sama dalam sifatnya antara A dan B, karena jika sama sifatnya (walaupun beda wujudnya) maka akan terjadi dua wujud yang berbeda tapi memiliki sifat yang sama, sementara kita tau setiap sesuatu punya wujud dan sifat yang pasti membedai dengan yang lainnya, walaupun mirip banget wujudnya. Begitu juga Tuhan, Tuhan adalah Sebab, Makhluk adalah Akibat. Wujud dan Hukum pada Makhluk harus berbeda dengan Wujud dan Hukum pada Tuhan. Lalu, pertanyaan selanjutnya Kalau Tuhan dikatakan Sebab berarti Tuhan sama dong dengan Makhluk yang menjadi Sebab dari Makhluk lainnya? Nah dengan teori tadi maka jawabannya adalah “Hukum Kesebaban Tuhan (Tuhan menjadi sebab) itu juga harus berbeda dengan Hukum Kesebaban Makhluk”. Semoga dimengerti😁🙌🏻
Justru referensi yg di berikan ustad Nurudin, malah membenarkan argumen Guru gembul.
Contoh referensi ustadz Nurudin : jika Henry Ford membuat mobil maka itu tidak menghalangi kita untuk belajar mekanisme mobil tersebut ,
yg artinya kita hanya bisa mempelajari mobil ciptaan Henry Ford , bukan mempelajari Henry Ford sebagai pembuat mobil.
Artinya argumen guru gembul benar , dekati Allah SWT melalui sifat2nya dan ciptaannya, bukan dg cara ilmiah dan merasionalisasi kan ketuhanan Allah SWT.
Bahkan guru gembul bilang jika ingin mendekati Allah SWT, tinggalkan cara Ilmiah, karna "ilmiah itu tidak benar"
Ngawur di Al Quran banyak yg bisa di ilmiah kan
@@Permak_Jam , yg di ilmiah kan itu terkait ciptaan Allah SWT, bukan Akidah ,
@@Permak_Jam BANYAK yg bisa diilmiahkan. bukan SEMUA. kalo kamu bilang agama bisa di ilmiahkan berarti SEMUANYA TAK TERKECUALI. arti alif laa mim saja kita gak tahu.
tugas manusia itu bernalar tentang perintah agama, seperti kenapa babi haram, oh mgkin karena banyak parasit. Tp bukan mengklaim ilmiah kalo babi haram karena parasit. jatuhnya takabur merasa paling tahu rahasia Tuhan. kenapa babi haram dan rahasia2 Tuhan lainnya biarlah seperti text nya kita imani
sombong sekali manusia baru pakai kausalitas silogisme sudah mengklaim kebenaran kalo kaidah bisa di ilmiahkan. itu baru setetes ilmu dari lautan firman Tuhan
@@Permak_Jam
coba ilmiahkan
malaikat
@@imax.channel1680 Al Quran salah satu bukti kebenaran Allah, dan isinya yg telah banyak di akui kebenarannya oleh ilmu pengetahuan
Sebenarnya Guru gembul sudah mengatakan , bahwa dekati Allah SWT melalui sifat2nya dan ciptaannya,
Bukan dengan mengilmiahkan dan merasionalkan Akidah, karna akal rasional manusia itu sangat terbatas,
Bahkan guru gembul bilang , jika ingin mendekati Allah SWT, tinggalkan rasionalitas dan metodologi ilmiah , karna 'ilmiah itu tidak benar"
Saya lebih mending mendengarkan pendapat Ulama Ulama sekelas Imam Ghozali yang dapat mengilmiahkan Aqidah dengan baik, sebagaimana yang disampaikan Ust Nuruddin, karena mereka lebih kredibel daripada pendapat yang dengan sombong tanpa menggunakan refrensi sama sekali.
Khazanah keilmuan dalam Islam ini sudah luas dan buanyak sekali kitab membahas berbagai hal, dalam budaya keilmuan Islam, yang berfikir moderen itu bukan baru kita, sudah dari ribuan tahun lalu sudah oleh para Ulama Ulama kita.
@@yudhaa justru kalau mau ambil referensi dari imam Ghozali , malah beliau menolak hukum kausalitas, dalam kitab karya imam Ghozali yaitu Munqidz min Al-dhalal
Sehebat²nya sebuah argumentasi seseorang tapi jika itu bertentangan dgn dalil Al-Qur'an maupun hadits Nabi SAW ,maka itu bukanlah argumentasi yg baik.
Jika argumentasi kita bertentangan dgn al-qur'an ,maka kita wajib tunduk patuh kepada Firman Allah tersebut ,karena Al-Qur'an itu Maha Benar dan tdk sedikitpun salahnya
Masya Allah.. ditutup dengan kalimat "TOLONG DIKRITIK, KARENA KAMI BUTUH ILMU" ❤
@@irmarusdiana7648 hehe, semoga manfaat🙌🏻
ust Nuruddin sebenarnya yang kala sebap gagal faham, guru Gembul seorang pengkaji, seorang pengkaji kuat dari segi berfikir, guru Gembul faham memahami aqidah melalui ilmiah itu menyabapkan seseorang sampai ke tahap hulul, intihaj, wahdatul wujud, analhaq atau manunggaling kuala gusti
TAPI UST NURUDDIN TIDAK FAHAM ITU
Celek.
gmn klo tes iq dlu sblm debat logika. jgn² susah melogika makanya susah faham.
@@Sam-global contohnya ilmu logika Allah SWT itu bukan sempurna dan bukan benar
Mengapah begitu??
Jwpnya sempurna itu ialah Rasulullah saw dan benar itu ialah AL Quran nurkarim
Bahasan
Rasulullah dan AL Quran itu tidak boleh di sembah Alias bukan wajnya Allah
Dan Allah SWT itu laysa kamaslihi syai tiada tandingan dan tidak boleh di samakan dengan apapun
Intinya
Itulah sebabnya Allah SWT itu bukan sempurna dan bukan benar
Di sebabkan perkataan sempurna dan benar itu tidak layak bagi Allah SWT
Dalam AL Quran Allah SWT menyatakan, sesiapa yg ingin berjumpa dengan nya hendaklah ia tidak menduakan atau menyamakan Allah dengan apapun
Intinya
Allah SWT itu adalah Sang Sempurna dan Maha Benar
BARULAH TEPAT DARI SEGI AQIDAH
Mereka percaya dongeng yg tidak bisa di buktikan secara ilmiah.
Siapa tuh?😁
Guru Gembul itu bukan atheis jadi percaya... Allah karena percaya wahyu,karena percaya nabi,
Udah cukup.....
Gak ada yang salah....
Kenapa debatnya jadi Theisme dan Atheisme
Bagaimana cara membuktikan keberadaan Allah pada orang Ateis dengan cara yang digunakan guru gembul itu?
@@efrialdyz jadilah orang baik, sampai sampai orang orang atheis dan non muslim tidak percaya ada manusia sebaik engkau di Dunia
@@AyangMeQo bagi ustd Nuruddin untuk meyakinkan orang ateis tentang tuhan itu dengan menggunakan pendekatan rasional itu..
@@efrialdyz silahkan tidaknya masalah..
Tapi ingat rasinalitas terkadang penuh demontrasi kecerdasan kita saja tapi belum tentu bisa menunjukkan k baikan (kesholehan ) kita.
@@AyangMeQo beriman tanpa ber rasional bagaikan makan asal kenyang tanpa tahu apa yg dimakan, mengajak org lain dengan menunjukkan betapa lahapnya dan senangnya dia makan memang bisa jd membuat org tergoda utk seperti dia. ketika seseorang yg lain datang dan bertanya apa yg kamu makan itu? jawabnya pokoknya ini enak dan mengenyangkan.
Mantap mantap,Aku suka orang orang yang mengkritisi Perdebatan dengan serius,Supaya saya bisa mengambil wawasan Lebih Luas
Alhamdulillah semoga manfaat🙌🏻
@@KULAANISIOTAKKIO Aamin,,kalo di bolehkan Request pembahasan,nanti pengen request dong hee
@@ahaderstudioart9484 silahkan, insyaallah kami tampung🙌🏻
@@KULAANISIOTAKKIO Boleh bahas tentang Kosep tauhid rububiyah uluhiyah mulkiyah, apakah harus di wujudkan di sebuah Daulah/Atau system suatu negara.?. Musiryk kah jika tidak mewujudkannya.? Terimakasih chanel K.i.o 🙏
Buku-buku karya Ustadz Muhammad Nuruddin, Lc., MA
1. Logical Fallacy
2. Ilmu Mantik
3. Ilmu Maqulat
4. Ilmu debat
5. Seputar ketuhanan
6. Meluruskan tasawwuf yang disalahpahami
7. Pesan-pesan kehidupan
8. Khotbah-khotbah penyejuk iman
9. Agar kita gila membaca & menulis
10. Membuktikan Al-Qur'an sebagai Kalam ilahi
11. Runtuhnya teori polemik kitab suci
12. Nikah beda agama
13. dasar-dasar akidah ahlussunah wal jamaah
Dan yang belum terbit
14. Akidah ringkas untuk para pemalas (arab & indo)
15. Agar kamu betah hidup di pondok
16. Panduan praktis & mudah untuk memahami kitab jurumiyah
17. Muhadatsah bahasa arab (2 jilid putra & 2 jilid putri)
12 buku beliau diterbitkan keira, 1 buku diterbitkan sahifa
Mantap🙌🏻🌹
@@ahmadahdal2838 benarkah info ini? saya menanti sekali jika iya
@@hamzahalhikam2158 betul kak, kalau mau langsung membeli dari penerbit nya bisa ketik "buku ustadz nuruddin keira", "buku ustadz nuruddin sahifa"
Makasih Mas-Mas. Diskusi yang sangat menarik, jelas dan netral
Alhamdulillah, semoga manfaat🙌🏻
Karna berkat peran beliau lah orang pintar itu terlihat sekarang.
Surat An-Naml ayat 65 berbunyi:
"Katakanlah (Muhammad), “Tidak ada sesuatu pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang gaib, kecuali Allah. Dan mereka tidak mengetahui kapan mereka akan dibangkitkan”"
فاعلم انه لا اله الا الله و اعلم فعل امر يدل على وجوب العلم في معرفة وجود الله كما قال اكثر العلماء
Channel yg tendensinya lumayan netral..
Bawaan tenang..
Titik yg sepaham
Timbamgan pengetahuan:
1.empiris/indrawi
2.rasional/silogisme
3.emansipatoris/hati/kebiasaan
Empiris..induktif pemgalaman indrawi yg dirangkai dgn rasional......sbg pengetahuan sains..
Nah.. pola ketiga inilah metode
Ust.nurudin
Kabar terpercaya ini termasuk timbangan rasional ..hanya krn sbg pihak kedua kt utk mengetahui jadi lepas asas empiris (mengetahui lgs). Bagi orang pertama ini bs jadi awal pnetapan pengwtahuan ilmiah krn yg lain jg melakukan obsetvasi dan sifatnya berulang..selamaa obyek empiris . Ketika sdh terverifikasi oleh indrawi dan koherensi scr rasional maka itu ilmiah. Pengertian ini lah yg dibawa oleh guru gembul sbnarnya. Sdgkn kabr teroercaya bukan obyek empiris tetapi transende pula. Inilah titu beda definisi ilmiah oleh ust.nurudin.
Ust. Nurudin ingin membawa rasional metafisika
Jarang penekanan
Pada..chanel2 lain
Metode 3 .pola emansipatoris..kebiasaan..dr laku amal..
Jd taqliq itu wajib bg yg kindiaionalh.. ( akal rasional beda tiap2 orang). Ini jalur pemgikut dgn potensi akal yg kurang..
Kebiasaan ritual dan ketaatn dlm ketuhanan adala pola emansipatoris wlw dimulai dgn pola taqliq..krn seiring itu membentuk i'tiiba.. lain dr pd itu sebnarnya dlm syariat tersiaip peaan (makna-pikiran) alasan. Ada niat dan kalimat.. pembawaan khusu...jd alasan argumentasi akan tercipta dlm diri. Brp banyak ayat keagungann yd didengungkan..
Jd pola emansipatoris adlah pola agama scr ritual utk mengetahui tuhan.
Dan ini satu2nya jalan membuktilan Tuhan..bukan dalil rasionalh dan empiris
Pola emansipatoris
Adalah jalan utk mengenal Allah..
Taqliq spt yg guru gembul bilang adalah hal yg di bolehkan..
Krn dlm taqliq adalah jalan/tareqat sderhamya ada dlm shalat 5 waktu..Dan pesan2 akal dgn sendirinya akan masuk k hati..terkecuali potensi akal yg lebih..maka bab metode 1 dan 2 (dalil)biasanya digunakn.
Jadi iman ketuhanan melalui pola emansipatoris itu adalha metode jg.lbh dalam adalah jalur sufi dan irfan.. utk.mencapai tahu/mengimani scr pasti..
Terakhir...ini yg suka
Cerita orang baduy....
Kotorannya onta menunjukan ada onta..
Begitu sederhananya iman...khan..
Sbnarnya pola emansipatoris/kebiasaan/ritual/rasa
Yg bisa mengrtahui obyek transenden dan trunannya beserta implikasi ritual..dlm hal ini aqidah dsb..
Dlm hal ini sy setuju dgn guru gembul.
(Jd gg yg sy tangkap tdk mau mengilmiahkan aqidah pula hanya tdk mau meperjelasnya agr tdk mlebar poolemik)
Bagus nii mamang santri jika di kumpulkan dengan ustadz Nurudinn dalam satu forum
Bisa😅🙌🏻
Mantap sekali penjelasannya Ustad, saya langsung subscribe
Alhamdulillah, semoga manfaat. Jangan dipanggil ustaz, kurang nyaman dan tidak biasa😂🙌🏻 panggil saja Sobat😁🙌🏻
Menurut Nuruddin ilmiah itu :
1. Sains (logika, raaional, empirik/indrawi)
2. Filsafat (logika, raional)
3. Agama/Akidah Islam (logika, rasional, kabar yg benar)..
Paparan akidah yg disampaikan Nuruddin berdasarkan ilmiah filsafat dan ilmiah agama/akidah islam PENTING utk muslim ketahui.. meski demikian, tidak mudah bagi non-musim menerima paparan itu..
Harapan guru gembul, diskusi/debat akidah yg diharapkan MURNI berdasarkan ilmiah sains.. tetapi yg terjadi, meluas dan masuk ke dalam filsafarlt dan agama.. alhasil : TEORI ELIT, PRAKTIK SULIT, UMAT MORAT MARIT..
Sy berharap, Nuruddin dan Guru Gembul dapat membahas PESAN-PESAN akidah dengan :
1. narasi yang sederhana (dapat diterima dengan mudah oleh awam sekalipun),
2. mudah dipraktikan secara luas (muslim, non-muslim, bahkan atheis, agnistik),
3. umat sehat sejahtera (sebab terbukti benar secara sains)..
Apakah ada PESAN-PESAN akidah yang demikian..? Sy PASTIKAN ADA..!
🤗🙏
Si gembul mengira yang disebut ilmiah itu cuma yang bisa dibuktikan secara empiris.. ilmunya masih cetek.. 😅
kenapa ga semua faham yaa , padahal sangat sederhana, apakah tertutup oleh nafsu dan kebencian atau emang bener bener sulit mencerna informasi 😂😂
wah ternyata diskusi guru gembul dan ustadz nurudin itu memantik banyak skali diskusi2 serupa di youtube... mantab ini 😄
Mantap🔥🙌🏻
mantaap! Yuk santri santri yg biasa diskusi gini di pojokan pondok sambil ngopi & ngrokok pada muncul ke media
@@hamzahalhikam2158 😂🙌🏻
Weleh-weleh itu semua cuma konsep, katanya katanya katanya ,tembung jarene
Saya harap saudara2 disini berkenan membuka wikipedia. Saudara cari pengertian Pengetahuan/Knowledge, lalu saudara cari pengertian Ilmiah. Barulah saudara akan sadar kalau Ust. Nuruddin menyamakan ilmiah dengan knowledge, karena itu beliau getol sekali menentang pendapat guru gembul. Ust. Nuruddin mungkin berfikir jika ilmu yang membahas akidah ini tidak ilmiah, maka dia tidak bisa disebut ilmu pengetahuan. Padahal bisa, cuma beda ranah saja, bukan ranah pengetahuan ilmiah.
Intinya,sanad dan rujukan referensi itu pnting,debat tdk diranah asumi dan opini pribadi
@@MuhammadUsman-e3b8l 🙌🏻
@@MuhammadUsman-e3b8l iyupp.
Ust Nuruddin sendiri di forum tsb gamblang menjelaskan klo Eksistensi/keberadaan Tuhan (tema klasik perdebatan kaum Atheist vs kaum Religius) itu bisa dikaji scr ilmiah.
Sementara Dzat hakikat Tuhan, itu sdh jelas2 dilarang oleh Agama dan disepakati oleh para ulama dari dulu, utk tdk bisa dikaji oleh akal & keilmuan manusia, krn gk akan pernah bisa mampu menjangkau hal tsb.
Ust Nuruddin malah mempertanyakan sikap si Gembul yg bolakbalik coba2 menyeret pembahasan jadi ke soal dzat Tuhan tsb. Dengan berdalih "..menurut SAYA...ini pengertian akidah versi SAYA...." 😂
Ribet membahas mempersoalkan hal yg sdh jelas dari ribuan tahun lalu, itu justru sikap sok ilmiah yg paling konyol.
.
Kalo secara keilmuan Psikologi Kognitif, omongan si Gembul itu jelas2 sotoy dan gak berdasar scr ilmiah.
Proses penalaran rasional itu tidak mempersyaratkan adanya penginderaan empirik.
Premis2 penyusun penalaran rasional itu tidak selalu harus dari input luar melalui penginderaan. Tetapi bisa juga mengambil dari dalam "katalog mental kognitif" yg sdh ada dan preset (pengetahuan, keyakinan, prasangka, nilai2 dll).
Contoh :
Premis A ; orang afrika itu berkulit hitam (pengetahuan umum).
Premis B : Hitam itu gelap dan menakutkan (beliefs/keyakinan subjektif).
Kesimpulan Rasional : orang afrika itu gelap dan menakutkan (prasangka/prejudice).
Nah tuh lgi.
Justru referensi yg di berikan ustad Nurudin, malah membenarkan argumen Guru gembul.
Contoh referensi ustadz Nurudin : jika Henry Ford membuat mobil maka itu tidak menghalangi kita untuk belajar mekanisme mobil tersebut ,
yg artinya kita hanya bisa mempelajari mobil ciptaan Henry Ford , bukan mempelajari Henry Ford sebagai pembuat mobil.
Artinya argumen guru gembul benar , dekati Allah SWT melalui sifat2nya dan ciptaannya, bukan dg cara ilmiah dan merasionalisasi kan ketuhanan Allah SWT.
Bahkan guru gembul bilang jika ingin mendekati Allah SWT, tinggalkan cara Ilmiah, karna "ilmiah itu tidak benar"
@@syariefdirgantara628Justru referensi yg di berikan ustad Nurudin, malah membenarkan argumen Guru gembul.
Contoh referensi ustadz Nurudin : jika Henry Ford membuat mobil maka itu tidak menghalangi kita untuk belajar mekanisme mobil tersebut ,
yg artinya kita hanya bisa mempelajari mobil ciptaan Henry Ford , bukan mempelajari Henry Ford sebagai pembuat mobil.
Artinya argumen guru gembul benar , dekati Allah SWT melalui sifat2nya dan ciptaannya, bukan dg cara ilmiah dan merasionalisasi kan ketuhanan Allah SWT.
Bahkan guru gembul bilang jika ingin mendekati Allah SWT, tinggalkan cara Ilmiah, karna "ilmiah itu tidak benar"
Jadi gini sudaraaa........ nasab baalawi itu ranah ilmiah sedangkan kharomahnya itu ranah akidah, jadi kita bisa menguji secara ilmiah nasab baalawi ,
sedangkan kharomahnya itu ranah akidah jadi cukup di imani saja.
PAHAM sudaraaaa......!!!???
Sampe kiabatpun tdk akan ketemu karena difinisi tentang ilmiah antara gugem dan nurudin berbeda.
Tetapi yg keren adalah keimanan gugem karena percaya keberadaan allah swt hanya dg membaca alquran dan hadist tdk perlu bertanya ini itu 😊😊😊.
Mantap
Ada yg berpendspat aqidah adalah............. menurut A aqidah adalah............ menururut B aqidah adalah............
Gg aqidah ........kenapa di salahkan
Semuanya pinter,tapi terkadang pinternya nggak pinter caranya menyampaika materi.
Padahal semuanya juga dari hasil pikiran orang orang terdahulu.
Apaka orang sekarang tidak boleh mengikuti hasilpikiran orang sekarang
Kitab kitab juga hasilpikiran orang.
Hasilpikiran orang sekarang terkadang di salahkan,kapan mau berkembang kalau begitu.
Tidak ada yang mau menyalahkan🙌🏻, hanya saja bagi kami, jika sebuah masalah pernah dibahas oleh generasi masa lalu, kurang bijak kiranya jika tidak menjadikan pijakan orang dahulu sebagai landasan berfikir yang kemudian difilter dan diolah untuk menjadi pengetahuan yang baru. Tidak semua yang lalu itu benar sebagaimana tidak semua yang lalu itu salah. Nah, oleh karena itu sangat bijak sekali jika masih melihat kepada pendahulunya agar bisa menimbang apa yang perlu ditimbang dan menambang apa yang perlu ditambang🙌🏻
Pintu ijtihad itu sudah di tutup. Apapun masalahnya SE liberal apapun nalar logika itu akan terseret dari refrensi masalu.. sekalipun anda berfikir kritis ... Itu sudah di kaji dan ada persamaan namanya kiyas
@@ZikacowZika ok aku setuju pintunijtihad sdh ditutup,tapi dg perkembangan zaman begitu pesat nggak ada kemungkinkah utk di buka
@@suprihatinuti9457 gak ada... Sudah di tutup.. meski ada permasalahan dan pemikiran yang berbeda dan yang baru. Landasanya tetap mengikuti landasan dan referensi terdahulu. Makanya landasan hukum ada 4 Alquran, hadis, ijma', qiyas. Pemikiran yang baru itu tidak bisa berdiri sendiri lalu dikatakan sebagai pemikiran baru.
@@ZikacowZika ok ,semoga NKRI dg beraneka ragam pemikiran adat agama tetap aman damai dan terbiasa dg perbedaan,jadi gak kagetan.
Yg merasa punya ilmu mumpuni kalau ada yg salah segera di tegur jangan menunggu se indonesia terpapar.
.AKU TETAP SEMANGAT DAN MENGHORMATI SEMUA PENDAPAT ,WALAU TAK SEUJU
BUKANKAH BISA DI CONTOH PENDIRI NU DAN MU,
masya allah..anak2 muda cerdas
Alhamdulillah semoga bermanfaat bre🙌🏻
Bagaimana membentuk culture budaya seperti ini dalam sebuah kelas untuk santri
Waduh, untuk menjawab ini sepertinya harus bertemu langsung, bukan sekedar jawaban teori, hehehe😅🙌🏻
Yang harus digaris-bawahi dari diskusi rasa debat tsb adalah kurangnya mengedepankan ADAB dan AKHLAK berujung pada TAKABUR.
kalo diskusi memang gitu bang, adaab dibelakang kan dulu, argumen yang di kedepankan. kalo masi baperan dalam diskusi ya ga usa ikut diskusi
Argumen di kedepankan ya iyalah, kalo tanpa Argumen yang diperdebatkan itu apa??
Makanya belajar dulu ilmu debat.
Kan memang itu debat. Pak Gembul justru yg buat tantangan debat kan???
Dalam debat itu yg dikedepankan adalah Benar dan Salah, Logis dan tidak logis, bukan soal Baik/Sopan dan Buruk.
Ya karena ketakutan yg besar takut kalah makanya gak pake adab, biar di kira paling pintar..
@@AndiSalam-sv4mk tau benar salah dulu baru bilang adab, karna orang maling aja bisa lebih beradab tapi dia ga tau kalo maling itu salah paham
Ilmu kaweruh jawa , ilmu tingkat tinggi dan tak terbantahkan sejak Ratusan ribu tahun sampai sekarang
Gusti tan kena kinaya ngapa
Sangkan paraning dumadi
Dalem🙌🏻
Menanggapi acara dialog Guru Gembul dan Ustadz Nurrudin hanyalah soal pebedaan sudut pandang saja. Bagiku kesimpulan daripada kedua argumentasi kedua tokoh tersebut bermuara pada bagaimana memurnikan Tuhan.
Justru saya memahami cikal bakal perdebatan itu, dan argumen pedas dari ustadz Nurrudin bermula dari statement Gugem di TH-cam tentang Gugem menantang siapa saja yg bisa membuktikan pembahasan tentang Tuhan dapat dikaji secara ilmiah, dan ia dg yakin beranggapan tidak ada satupun orang yg pasti bisa membuktikanmya.
Nah, bener brother🙌🏻
Sampe teleskop beruban...pun, tak akan ada... Deduksi tetaplah deduksi di ranah rasional, dan rasional belum tentu ilmiah..
Ngilmiahin malaikat aja oleng..., Kok mau menghancurkan definisi ilmiah yang sudah TERBUKTI dengan rasionalitas yang konklusinya bisa bener bisa salah, setingkat di bawah empirisme
@@imamsyafiei8447 kesimpulan ini dari empirisme atau rasional? Kalau rasional (dan pasti kan), berarti bisa salah atau bener kan?😂🙌🏻 Justru kalau ikut sudut pandang begini, Empirisme menyalahi kodrat ilmu pengetahuan karena sesuatu yang empiris sudah pasti terlihat benar. Sementara ciri ilmu pengetahuan harus bisa difalsifikasi, kata guru gembul mah gitu😂🙌🏻 kalau ikut sudut pandang begini😁🙌🏻
@@KULAANISIOTAKKIO
didasarkan pada apa? anda ingin membuat sekenario paradoks rupanya..
dengan mengabaikan bahwa rasionalisme belum bisa dikatakan empiris dengan sudut pandang kaidah empiris, BUKAN KAIDAH RASIONALISM..
jadi skenario paradoks anda mas... keliru.
rasionalisme membantu dalam membuat kesimpulan, tapi validitasnya di kaidah empirik untuk di klaim ilmiah..
apakah menyalahi kodrat ilmu pengetahuan yang kudu bisa difalsifikasi??
jika empirisme, landasan ilmiah sendiri yang DI ATAS RASIONALITAS tidak mengklaim absolutism, lantas bagaimana bisa TUHAN dengan klaim MAHA absolut memaksa (klaim tepatnya) di ILMIAHKAN bahkan menggemborkan rasionalitas sebagai cara final sebagai klaim ilmiah sedangkan rasionalitas semata masih di bawah kaidah ilmiah??
wow... kacau 🤣mas...
TERUSKAN KLAIM ILMIAHNYA TUHAN BIAR MAKIN MEMBAGONGKAN
@@imamsyafiei8447 Nggeh mpun😂🙌🏻 lagipula apa yang anda bingungkan dan menganggap kami membagongkan, sudah kami paparkan semua di video itu bahwa apa yang dianggap anda bagong ternyata tidak bagong😂🙌🏻, bahkan sudah kami jawab sebelum anda bertanya seperti itu🫡😂🙌🏻 Semua jawaban anda yang panjang itu sudah menjelaskan bahwa “Keberadaan Tuhan bisa dilmiahkan lewat Hukum Rasional”😂🙌🏻 karena kesimpulan anda itu lewat…..😂🙌🏻
Sy seorang muslim, usia 33 th. Saya mau tanya pak utadz, Knpa rambut kpala sya sudah bnyak uban, sementara jembut sya satupun belum beruban. Terimakasih.
😭
😂 beda kadar penyerapan nutrisi
Kalo ada Tesis pasti bakal ada Anti Tesis
mantap brader ... polemik debat tsb memunculkan cendikia2 muda .. para santri pengkaji kitab2...
Hehe, semoga manfaat🙌🏻
Di menit 18.27 pada pernyataan "menempatkan rasio dan indrawi sama".
Numpang nanya kang, "sama" yang dimaksud itu gimana yaa?
Terus gimana dengan posisi prinsip primer dalam menghasilkan Ilmu?
@@ahmadfauzy3866 Sama dalam artian indra dan akal sama” menjadi sumber dari ilmu. Terkait Prinsip Primer atau Pengetahuan Aksiomatik, itu sebenarnya juga dibahas dalam kitab ushul fiqih yang kami baca. Singkatnya begini, Ilmu itu ada dua, ada yang bersifat Primer, atau istilah arabnya itu Badihiy (tidak butuh penalaran yang lama). Ada yang bersifat Sekunder, atau istilah arabnya itu Kasbiy (butuh penalaran). Karena kedua bagian ini merupakan sifat dari ilmu maka baik ilmu yang berasal dari indrawi maupun rasio sama” ada yang sifatnya primer dan sekunder. Semoga mudah dimengerti😁🙌🏻
@@KULAANISIOTAKKIO baik kang, sangat bisa dipahami🙏
Tapi kang, yang saya maksud prinsip primer di sini adalah "Prinsip Kausalitas", "Prinsip Identitas/Keserarasan", Prinsip Non-Kontradiksi".
Dalam Kitab Falsafatuna, Baqir Shadr tegas mengatakan bahwa tanpa Prinsip Primer ini, tidak ada satupun pengetahuan yang didapatkan oleh manusia. Dengan begitu, maka sejatinya rasio -yang memiliki prinsip primer tadi- dengan empiris tidak akan sejajar, karena rasiolah yang menjadi penunjang utama manusia mendapatkan pengetahuan.
Kalau gini, gimana kira2 menurut antum kang?
Oh iyaa, salam kenal kang, meskipun saya cowok, hehehe😅
7:46 simpel, memang inilah titik permasalahan debat kemarin yg bikin gurgem keok. dia membuat DEFINISI akidah VERSI SENDIRI lalu melontarkan pendapat akidah tidak bisa diilmiahkan.
padahal gak ada ceritanya metodologi ilmu akidah itu membicarakan Dzat Allah. yasalamm
Iyupp.
Ust Nuruddin sendiri di forum tsb gamblang menjelaskan klo Eksistensi/keberadaan Tuhan (tema klasik perdebatan kaum Atheist vs kaum Religious) itu bisa dikaji scr ilmiah.
Sementara Dzat hakikat Tuhan, itu sdh jelas2 dilarang oleh Agama dan disepakati oleh para ulama dari dulu, utk tdk bisa dikaji oleh akal & keilmuan manusia, krn gk akan pernah bisa mampu menjangkau hal tsb.
Ust Nuruddin malah mempertanyakan sikap si Gembul yg bolakbalik coba2 menyeret pembahasan jadi ke soal dzat Tuhan tsb. Dengan berdalih "..menurut SAYA...ini pengertian akidah versi SAYA...." 😂
Ribet membahas mempersoalkan hal yg sdh jelas dari ribuan tahun lalu, itu justru sikap sok ilmiah yg paling konyol.
.
Fenomena kemunculan si Gembul (yg banyak diorbitkan dibikin trending & digadang2 oleh berbagai media scr bombastis) di Indonesia, memang sdh lama jadi perhatian gw.
Hal tsb soalnya berbanding terbalik dgn arus trend perkembangan yg terjadi di negara2 barat.
Di negara2 barat, di tahun2 terakhir ini muncul arus trend baru :
Gelombang berbondong2nya jadi mualaf para generasi muda barat (yg asalnya atheist ato agama lain), yang memutuskan menjadi muslim SETELAH MEREKA MELAKUKAN KAJIAN RASIONAL (diskusi, debat, riset personal) , bukannya hasil dari kawin sama muslim ato hasil digarap misionaris islam.
Di medsos2 (terutama Tiktok) banyak video2 ttg mereka melakukakn riset personal mengkaji islam & Quran dgn memanfaatkan teknologi dan fakta2 dari sains ilmiah yg update.
Hal tersebut justru bertolakbelakang dgn trend di Indonesia, yg kemunculan si Gembul dgn rombongan "Baraya2 Bocil" pengikutnya, yang justru arah arusnya bertolakbelakang dgn trend yg terjadi di belahan barat tsb.
Nah tuh lagi.
Nah🙌🏻
@@syariefdirgantara628 latar belakang definisinya justru jadi perangkap dan ironi, karena otomatis membantah/menyerang pernyataannya sendiri, yang secara defacto ternyata definisi akidahnya pun tidak ditemukan pada KONSENSUS ILMIAH (bukankah ilmiah secara konsensus adalah hal yg selalu dinarasikan gurgem?) plus definisinya pun tidak/belum memenuhi syarat metodologis dan sistematika keilmuan, lagi2 soal ini juga pernah gurgem sampaikan di debat RA.
kalau gitu ceritanya maka jangan heran kedepannya bakal muncul;😅
- definisi agama "VERSI SAYA "
- definisi teologi "VERSI SAYA "
- definisi kosmologi "VERSI SAYA "
- definisi teknologi "VERSI SAYA "
- definisi marxisme "VERSI SAYA "
- definisi filsafat "VERSI SAYA "
- definisi perabotan "VERSI SAYA "
- definisi helicopter "VERSI SAYA "
- bahkan definisi rendang "VERSI SAYA "
dan terus berlanjut pada jutaan terminologi dengan definisi dari "versi saya" .
kita mengira2, peradaban dunia macam apa yg bisa dihasilkan dari "VERSI SAYA sendiri" ini? 😅
Tidak ada yang salah atau benar dari keduanya, kebenaran mutlak milik Allah SWT.
Dalam berbagai hadits, Rasulullah memerintahkan umat islam menjauhi bahkan meninggalkan perdebatan meski berada dalam posisi yang benar. Ini menunjukkan bahwa debat bukanlah akhlak Islam. Namun di dalam Al-Qur'an, Allah S.W.T. sendiri yang menyebutkan suka berdebat adalah sifat dasar manusia.
Dan paradox nya munculah orang orang seperti anda yang komen 😂
Haha
Allah memang Ghaib, tp produk/ciptaan nya tidak semua Ghaib seperti Al Qur'an dan semesta ini.
Sy heran klo seorang Pak gembul yg berpendidikan tp beriman hanya berdasarkan Yakin saja, bukan hasil dr konklusi rasionalitas pemikirannya, padahal bisa jd orang di desa yg tidak sekolahpun kalau di tanya kenapa beriman? mungkin bisa berkata ya klo gak ada Allah gak akan ada alam ini, juga Al Qur'an ini.
Istimewa🌹
ITU UDAH DI JAWAB guru gembul..............dicerita ttg al gazali di diskusi dgn ustadz nurudin bro
@@terynasi2109 Kalau Tuhan berubah wujud menjadi iblis bisa gak bro? atau menjadi semut?
@@Ariezzable tuhan tidak punya anak dan ortu.....................gitu bro
@@Ariezzable tuhan tidak punya anak atau ortu bro.........................
hadir dari pakistan gus, g pernah absen untuk tidak nonton 😁
Lagi apa di pakistan
Hihihi, mantap. Semoga manfaat dan baik-baik di sana🙌🏻😁
@@mayapada2387Pacitan kali bang.
Semakin banyak nihhh followersnya Gus, Barokalloh Mugi berkah mnafaat
Amin amin, semoga manfaat🙌🏻
Kalo alloh terbukti ada secara rasional, sun go kong juga ikut terbukti ada donk...
Para shahabat bukan ga bahas karena ga ada waktu. Dalam AlQuran banyak ayat perdebatan Nabi dengan orang kafir. Misalkan masalah keberadaan Tuhan. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
اَمْ خُلِقُوْا مِنْ غَيْرِ شَيْءٍ اَمْ هُمُ الْخٰلِقُوْنَ
Atau apakah mereka tercipta tanpa asal-usul ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)?
(QS. At-Tur 52: Ayat 35)
Nah orang-orang kafir itu kemudian masuk Islam dan jadi shahabat Nabi. Ketika mereka duduk belajar ke Nabi, mereka sudah faham karena mereka orang-orang paling fasih bahasa Arabnya. Makanya mereka tidak memperdebatkan.
Nah Bener, sesuai dengan referensi yang kami sebutkan. Kami hanya berusaha menyederhanakannya🙌🏻
Terus Tuhan jadi ilmiah gitu...??
Ilmu secara ushul fiqih adalah arafa syaiun ala ma huwa alaih. Ilmiyah= Secara ilmu. Ilmu itu bahasa Arab, Ilmiyah bahasa Arab. Bahasanya AlQuran. kalau Allah tidak ilmiah, batallah ayat AlQuran yang banyak sekali di antaranya surat Muhammad ayat 19. Perintah untuk mengilmui Allah itu didahulukan sebelum syahadat.
si udin susah memahami maksud dr orang lain.
Hehehe yang penting menang bang
Teruslah berkibar gus
🌹
Slalu hadir Gus Keng jarang komen😂😂
Alhamdulillah cak, semoga manfaat🙌🏻🔥
Ke 2 nya menang, ke 2 nya benar pada lever berfikirnya masing2
@@unfrezeehyper7759 🌹
Begini yang betul.... Ini namanya membedah menggunakan referensi pula dari dialog yang tak seimbang antara Si gembul dan pak Nurudin .
Nuruddin bukan Nasrudin cuk.
Alhamdulillah, semoga manfaat🙌🏻
Ilmu nya gak pake Mantiq jadi gak bisa memahamkan cara istilah..
Mengulas makna HUKUM saja masih ngambang..
Harus nya bedakan dulu antara makna
ILMU dan MAKRIFAT..
Janagan berkata menggunakan data tapi tak memahami data. Malah ulasan nya banyak Asumsi nya
Kalau bahas soal istilah, semua punya standar masing-masing soal definisinya. Ada yang membagi ilmu dan makrifat. Ada yang menyamakan. Toh khilafnya lafdyiun. Yang kami paparkan, itu yang menyamakan😮💨 ya kami anggap anda benar soal ilmu dan ma’rifat itu beda karena berpegang pada satu pendapat yang membedakan😮💨 Rasanya tak bijak kalau menyalahkan kami hanya dengan sudut pandang itu, sementara yang kami sebutkan adalah pendapat yang menyamakan😮💨 Al-Hasil, Al-Khilaf Lafdziyun. Mau ikut yang membedakan dan menyamakan, tetap ujungnya sepakat bahwa ma’rifat juga ilmiah😂 Dan apa yang salah atau ngambang dari makna “hukum” yang kami berikan? Paparkan saja monggo, kami menerima segala kritikan untuk didiskusikan😁🙌🏻
6:55 penyebutan pak nuruddin tanpa titel ust. menandakan kecerdasan host ..
Siap
Bahas yang sedang viral sekarang dong, panti asuhan yg di Tanggerang, masih hangat2nya itu. Dan channel ini baru mulai lagi bahas diskusi/debat UNM dan GG pdhl udah berminggu2 yg lalu otomatis udah banyak juga yg ngereact Diskusi tsb.
Ini yg saya suka😮
Hihihi, semoga manfaat😁🙌🏻
2:35 "menurut suatu pendapat ...." Pendapatnya dari siapa?
Itu di referensinya, Pemilik Kitab Kasyf al-Dzunun, pengarangnya adalah
مصطفى بن عبد الله كاتب جلبي الحنفي
Semoga manfaat🙌🏻
Bang, saran teknis, cari cara agar suaranya tidak menggema. Biasanya, timbul gema disebabkan ruangan dengan tembok tanpa peredam. Outputnya apa? Akan terdengar lebih nyaman di kuping & profesional.
Nb: Saya hanya baru nonton video ini, belum melihat video lainnya.
Iya bener, ruangannya belum ditreatment😭 itu jalan satu-satunya untuk menghilangkan gema, doakan bre semoga bisa secepatnya renovasi😁🙌🏻 Menurut kami, Outputnya sudah standar profesional Podcaster, kami pakai Mic Rode Pod Mic + Soundcard SSL 2 dengan aplikasi FL Studio untuk merekam dan editnya. Menurut lu gimana bre? Beri masukan selain Ruangan🙏🏻. Soalnya, kami berkesimpulan masalahnya memang ada di ruangan. Gimana bre? Saran lu sangat kami tunggu🙏🏻
yang komen pada ngga nyimak sampai selesai nih.
kontennya isinya banyak membenarkan Ust Nuruddin.
Tambahan min,
soalnya tadi hostnya bilang diskusi ini ga perlu diadakan.
menurut saya engga,
soalnya ini adalah hal yang kontradiktif kok.
-
Satu pendapat Bilang akidah ilmiah. (Guru Gembul)
satunya engga ilmiah. (Ust Nuruddin)
inikan dua hal kontrafiktif. yang pasti salah satu benar
jadi perdebatan ini perlu sekali
Hihihi😁🙌🏻
Saya lari dikit. Saya ga mengharamkan rokok krn ngikut NU. Tapi mbok yao kalau lagi shoot yang disebarkan gini ga ngrokok dulu.
Terimakasih nasihatnya dan mohon maaf bila tak elok dipandang. Semoga manfaat🙏🏻🙌🏻
hatimu gelisah pd sesuatu hal.hatimu lbh bening dri fatwa kyaimu...
@@AbuHamdan-c9p ?
@@AbuHamdan-c9p 🤔???
itu bukan debat tapi kebodohan yang di pamerkan di medsos...di mana si sok tau membunuh karakter yang di anggapnya tidak tau...untuk debat kayak gini bukan di medsos tapi di ruangan akademis dan yang layak debat kayak gini orang UIN terutama jurusan usuluddin...
Pelan-pelan abangda😮💨🙌🏻
Justru dengan adanya dagelan macem tu....membuat semua orang tau penting artinya....keberadaan tuhan....yang selama ini dianggap tabu untuk diperbincangkan....setajam..."SILET"
@@agusrahman626 setuju, harusnya gak usah merasa tabu karena pasti Tuhan lebih senang “difikirkan atau dighibahi” daripada hanya “ditaruh dihati” yang bisa jadi sering “dilupakan”😁🙌🏻
Wah bagusss ini...
Alhamdulillah, semoga manfaat🙌🏻🌹
mantiq filsafat bikin oleng akal bos!!
@@AbuHamdan-c9poleng gimana nih?😅🙌🏻
Yg salah itu anda..itu bukan diskusi..itu debat
Gembul kalah ya harus nya biasa aja, masa pingin menang terus 😅
Yg kalah aja sudah mengaku kalah.. kok kalian yg sibuk..
@@alibabakeren2335nggak sibuk kok😁🙌🏻
Hadir kang salam dari santri banyuwangi
Wah yayaya, satu daerah berarti kita kang😅🙌🏻
Wah moderator!!
Felix dan guru gembul dapat ilmu OTODIDAK tdk melahab berbagai fan ilmu agama dari guru...
Maka akan rapuh.. Karna pemahaman itu di dapat dari diri sendiri bukan dari sanad
Asal bunyi saja ente ini.. Ustad Felix itu ada gurunya.. namanya Ustad Fatih Karim..
Justru referensi yg di berikan ustad Nurudin, malah membenarkan argumen Guru gembul.
Contoh referensi ustadz Nurudin : jika Henry Ford membuat mobil maka itu tidak menghalangi kita untuk belajar mekanisme mobil tersebut ,
yg artinya kita hanya bisa mempelajari mobil ciptaan Henry Ford , bukan mempelajari Henry Ford sebagai pembuat mobil.
Artinya argumen guru gembul benar , dekati Allah SWT melalui sifat2nya dan ciptaannya, bukan dg cara ilmiah dan merasionalisasi kan ketuhanan Allah SWT.
Bahkan guru gembul bilang jika ingin mendekati Allah SWT, tinggalkan cara Ilmiah, karna "ilmiah itu tidak benar"
@@imax.channel1680 referensi ust Nuruddin mana yang membenarkan argumen si gembul?
@@efrialdyz , ketika Henry Ford membuat mobil, maka itu tidak bisa menghalangi kita untuk belajar mekanisme mobil tersebut ,
yg artinya kita hanya bisa mempelajari mobil ciptaan Henry Ford bukan mempelajari Henry Ford sebagai pembuat mobil .
@@imax.channel1680 argumen yang dinyatakan ustd Nuruddin itu untuk memakai pendekatan rasionalitas itu untuk menjawab orang-orang ateis atau yang tak beriman.. bahwa adanya tuhan itu bisa dengan pedekataan rasional yaitu dengan menunjukkan ciptaan-ciptaan Tuhan di dunia ini.. Kalau mengenal Allah dari sifat-sifatnya Saha seperti yang disebutkan guru gembul orang-orang ateis takkan percaya..
Gembul sdh kalah sejak awal apalgi dia tdk bs menggiring audiens dr situ sj gembul sdh salah smpe argumennya tdk diterima audiens aplagi dia tdk membawa referwnsi sm skli cm berdasr opininya
Justru referensi yg di berikan ustad Nurudin, malah membenarkan argumen Guru gembul.
Contoh referensi ustadz Nurudin : jika Henry Ford membuat mobil maka itu tidak menghalangi kita untuk belajar mekanisme mobil tersebut ,
yg artinya kita hanya bisa mempelajari mobil ciptaan Henry Ford , bukan mempelajari Henry Ford sebagai pembuat mobil.
Artinya argumen guru gembul benar , dekati Allah SWT melalui sifat2nya dan ciptaannya, bukan dg cara ilmiah dan merasionalisasi kan ketuhanan Allah SWT.
Bahkan guru gembul bilang jika ingin mendekati Allah SWT, tinggalkan cara Ilmiah, karna "ilmiah itu tidak benar"
@@imax.channel1680 🎉🎉
Mantul mantul
Moge manfaat🙌🏻
Gembul ga pake dasar hanya menurut pendapat saja
Mana ada orang tanpa dasar bisa ngomong seperti itu
@@muhammadriski2428 hadeh … lu ga kuliah di teknik sipil , tapi lu ngomongin cara bangun jembatan lu ngomentarin kualitas jembatan , emang bisa , lu ga ngerti ilmu konstruksi ilmu bahan SOM dll , lu Cuma ngoceh pake logika lu , emg bisa ? ….
definisi dari "ada" itu sndiri itu apa? Allah itu "ada" maksudnya?
Iya maksudnya adalah "membahas adanya Allah" bukan "membahas Wujud Allah itu apa, bagaimana, dan seterusnya"
Guru gembul kalah mah kalah aja. Segera lakukan perbaikan, pakai nurani, kesampingkan nafsu. Berpegang teguh pada kebenaran. Itu adalah juga kemenangan.memang pas debat referensi sama pegangannya kurang. Jadilah compang camping argumentasinya.
🙌🏻
Dungu
Makasih gurgem, gak ada gurgem gak rame. Adanya konten ini karena adanya polemik gurgem. Kausalitas. 🕵️
@@cenel2an bener banget🙌🏻
Lah justru kalo GG ngga menahan nafsunya walau bagai manapun debat tersebut akan menjadi ring tinju,Bukan debat lagi
pandangan yang kalian bahas kesannya memaksa dan menyalahkan yang gak sepakat.
cek angela dedi reng islam jaman setia tretan 🤦🤦🤦🤦🤦
@@kusumoadmojo4440 kadhiponnapa tretan?😅 kaemma se memaksakan?😂
Pertama ni bang....😍
Wehh gercep banget abangda, hehehe terimakasih. Semoga manfaat🙌🏻🔥
Kota Mataram Lombok Hadir.....
Kiyu kiyu🐍
Ini mah yg bikin konten juga salah, guru gembul apalagi
Yang mana yah yang salah?😅🙌🏻
@@KULAANISIOTAKKIO Kok bisa guru gembul benar dan nggak salah ?? lha wong dari awal, antara JUDUL TEMA dengan yg dia bicarakan saja nggak nyambung. Dia malah bikin definisi sendiri bahwa AQIDAH itu yg dia maksud adalah DZAT ALLOH SAJA (yg memang jelas2 tidak bisa dilihat dan di indra). Padahal Aqidah itu cakupannya sangat luas. Ini namanya akal2 an aja untuk membuat orang2 beranggapan bahwa AQIDAH tidak bisa dibuktikan secara ilmiah. Terus menurut dia kalau tidak bisa di indra berarti nggak ilmiah. Apa dia nggak percaya punya BUYUT hanya karena nggak pernah melihat, mendengar dan ketemu kakek buyutnya itu ?? dan buyutnya itu tidak bisa di indra lagi.
Bagaimana nara sumber ini?
Kok Baca kitab salah salah, baca pengarang kitabnya saja salah
Yang mana nih yang salah?😅🙌🏻 kayaknya kalau sabqul lisan, sudah kami tandai kok🙌🏻
bole nanya yg selain konteks ini ga ustad?
silahkan bre, insyaallah akan kami jawab. dan jangan panggil ustadz hehe, panggil saja bre hehehe😁
Kabita ku samsu na mang
😂🙌🏻
Seharusnya tag guru gembul
Guru gembul itu anti baca kitab 😂
Iya lupa😂🙌🏻
lucu kamu bro..ngerokok bahas ilmu tidak ETIS.......
@@alvianphoneku9206 iya dah, itu tidak etis menurut kalian. Etis di adat kami😪 sini main ke pondok biar tau etika di sini, biar gak gampang menghakimi etika orang lain dengan dalih etikanya sendiri😪
@@KULAANISIOTAKKIOyoutuber sebelah yg subs 10k saya ingatkan Alhamdulillah beriktikat baik, berterima kasih dan next bakal gk tampilkan konten sambil rokoan klepas klepus. Semoga km ini juga bisa legowo klo diingatkan 😁👍
@@5MinuteAffirmation 🫡
cikiwir
Mantap mang santri gaskeun
Gass🔥🙌🏻
sukses sukses
Amin amin, semoga manfaat🙌🏻
dari judul nya aja udh belagu so pinter lah
pas di tonton isi nya kosong
@@Kesiapan-e berarti hp anda mungkin lagi rusak, karena di hp saya dan yang lain ada isinya kok😅🙌🏻
@@KULAANISIOTAKKIO wah seperti nya ini lucu sekali
@@Kesiapan-e iya😂
@keira