Legong Somya - PKB 2024

แชร์
ฝัง
  • เผยแพร่เมื่อ 22 มิ.ย. 2024
  • Legong Somya
    Penata Tari : Emiko Saraswati Susilo.
    Penata Tabuh : I Dewa Putu Berata.
    Pembina Tari : Jero Somawati, Dewa Ayu Kadek Swandewi, Dewa Ayu Dewi Larassanti.
    Sekaa Remaja Çudamani, Penari Dewasa & Anak Çudamani
    Rekasedana Palegongan, Sanggar Seni Çudamani
    Pesta Kesenian Bali 2024
    SINOPSIS:
    Kemarahan tidak mesti dilawan dengan kemarahan.
    Kesedihan tidak mesti terus bergelut dalam hati.
    Kesalahan tidak mesti harus dicari kebenarannya.
    Semua itu adalah hiasan hidup dimasa yang mana saja.
    Orang Bali lebih mengutamakan kedamaian dan keharmonisan Dengan cara dan kepercayaannya.
    Saat akal dan energi telah lelah, jalan niskala lah yang dijalankan.
    Dalam situasi politik yang memporak porandakan pondasi-pondasi kehidupan di pertengahan tahun 60-an, terjadilah pembunuhan massal yang begitu sadis dan tak terkendali, Pemberantasan PKI yang dikenal sebagai Gerakan 30 September. Hukum rimba berjalan saat ini tanpa batas, tanpa pengadilan. Tidak mengenal siapa kawan siapa lawan, bahkan saudara pun tak digubris atas kekejaman ini.
    Situasi yang begitu bengis ini yang menyebabkan banyak korban tak bersalah. Di Desa Petulu Ubud, setelah kejadian yang mengerikan ini, demi menghilangkan rasa takut dan rasa dosa, semua warga sepakat untuk Nyo-myayang-SOMYA, atau menetralisir situasi yang buruk ini. Dengan mengadakan upacara besar yaitu Ngusaba Desa, para warga bermohonan maaf kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, agar Desa kembali harmonis.
    Pada saat Upacara berlangsung, tiba-tiba datanglah ratusan burung Kokokan, burung bangau putih. Burung Kokokan diyakini sebagai jelmaan dari roh-roh dari korban Politik yang tidak berdosa, akibat pembantaian pada tahun 1965. Burung Kokokan disambut sebagai pertanda bahwa upacara berhasil dengan baik, sehingga dibuatkan pelinggih khusus untuk Kokokan Putih tersebut. Hal ini disampaikan lewat cerita pengantar tidur oleh nenek penata sendiri.
    Para penata mendengar sejarah gelap ini langsung dari para pembina generasi dulu di Çudamani, Ibu Arini dan Pak Arnawa, dan Bendesa Dewa Adat Petulu. Pada Agustus 2013, Çudamani ngayah Legong Somya langsung di Pura Desa, dimana pelinggih Kokokan tersebut berada.
    Pada awalnya karya ini diiringi menggunakan barungan Gamelan Angklung Klentangan. Ditata dan dipentaskan pertama kali pada tahun 2012 oleh Gamelan Sekar Jaya, California, Amerika Serikat.
  • เพลง

ความคิดเห็น •