Pemain plts yang sering mainan batre mulai dari aki sampe li-ion sama LFP, pernah research kecil kecilaln soal batre ini beberapa bulan yang lalu, sodium ion itu teknologi yang menarik soalnya gak pake lithium yang mana itu terbatas dan susah buat di reclaim pas proses recycle, tapi aplikasi penggunaannya juga lumayan niche, soalnya punya beberapa kekurangan, setidaknya yang saya ketahui. pertama jelas harga, walau materialnya mudah didapat, tapi karena permintaan pasar yang masih sedikit dan masih dalam proses pengembangan, ini baterai harganya masih belum bersaing, kalau adapun di pasaran, produsen masih tes pasar buat liat respon orang, kedua, energy density, kalah dari baterai basis lithium, Li-ion ataupun LFP, ini masalah buat kendaraan listrik tapi kalo buat sumber energi yang statis kayak plts gak masalah, C-rate sodium ion juga relatif lebih rendah dibanding baterai lithium jadinya untuk dapet performa daya yang sama perlu lebih banyak baterai, again gak masalah buat penyimpanan daya statis tapi kurang menarik buat kendaraan listrik, ketiga itu tegangan kerja, menurut saya ini yang jadi masalah paling besar, soalnya tegangan kerja baterai sodium ion itu terlalu panjang, mulai dari 1,5V-3,95V dan grafik discharge juga hampir linear dari atas sampe bawah yang berarti kalo mau dapet full kapasitas harus pake di range tegangan itu, dibanding Li-ion tegangan kerja 2,5-4,2V tapi range penggunaan normalnya di 3,0-4,2V bisa dapet setidaknya 95% kapasitas dan LFP di 2,5-3,65V tapi range penggunaan bisa 3,0-3,55V dah bisa dapet sekitar 95% kapasitas, ini jadi masalah kalo di seri banyak baterai misalnya di kendaraan listrik, jadinya tegangan kerjanya terlalu molor, ambil aja contoh baterai wuling air ev yang pake baterai LFP 36S buat punya tegangan nominal 115,2V, range kerja itu mulai 108V(3,0V x 36 seri)(kapasitas sekitar 5%)-131,4V(3,65V x 36 seri) (100%), misalnya diganti sodium ion yang tegangan nominalnya 2,5V, itu butuh 46 seri buat dapet tegangan nominal 115V, tapi tegangan kerjanya molor parah soalnya dia mulai di tegangan 69V(1,5V x 46 seri) (0%) sampai 181,7V(3,95V x 46 seri) (100%), LFP 108V - 131,4V berbanding sodium ion 69V - 181,7V, range tegangan sodium ion ini mengganggu buat controller motor listrik yang pengennya dapet tegangan konstan. lebih baik nunggu seleksi pasar aja mungkin 5-10 tahun lagi ini baterai survive atau enggak, kayak dulu ada baterai LTO yang umurnya jauh lebih panjang dari LFP tapi karena permintaan pasar minim yang buat harganya tetep tinggi jadinya gak bisa bertahan di pasaran.
Betul kalau buat EV kurang pas karena range voltase nya lebar, pas tegangan rendah jadi perlu Amper besar untuk Watt yang setara. Saya sendiri sudah pakai Na-ion 18650 4S4P +active balancer 1.2A untuk pengganti aki mioM3 sejak Agustus 2024. So far masih aman saja.
sodium ion sdh dipasang di sehol E10X kepadatan energi nya 25% lebih rendah dibanding baterai LFP, dgn kata lain untuk kwh yg sama sodium-ion lebih berat 75%
😂datamu darimana bang, soalnya saya mantan Morowali.... bos saya pabriknya di eropa timur, China dan Morowali. tapi yg Morowali ditutup karena kwalitas nikelnya dibawah eropa timur. bagaimana bang...
Pemain plts yang sering mainan batre mulai dari aki sampe li-ion sama LFP, pernah research kecil kecilaln soal batre ini beberapa bulan yang lalu, sodium ion itu teknologi yang menarik soalnya gak pake lithium yang mana itu terbatas dan susah buat di reclaim pas proses recycle, tapi aplikasi penggunaannya juga lumayan niche, soalnya punya beberapa kekurangan, setidaknya yang saya ketahui.
pertama jelas harga, walau materialnya mudah didapat, tapi karena permintaan pasar yang masih sedikit dan masih dalam proses pengembangan, ini baterai harganya masih belum bersaing, kalau adapun di pasaran, produsen masih tes pasar buat liat respon orang,
kedua, energy density, kalah dari baterai basis lithium, Li-ion ataupun LFP, ini masalah buat kendaraan listrik tapi kalo buat sumber energi yang statis kayak plts gak masalah, C-rate sodium ion juga relatif lebih rendah dibanding baterai lithium jadinya untuk dapet performa daya yang sama perlu lebih banyak baterai, again gak masalah buat penyimpanan daya statis tapi kurang menarik buat kendaraan listrik,
ketiga itu tegangan kerja, menurut saya ini yang jadi masalah paling besar, soalnya tegangan kerja baterai sodium ion itu terlalu panjang, mulai dari 1,5V-3,95V dan grafik discharge juga hampir linear dari atas sampe bawah yang berarti kalo mau dapet full kapasitas harus pake di range tegangan itu, dibanding Li-ion tegangan kerja 2,5-4,2V tapi range penggunaan normalnya di 3,0-4,2V bisa dapet setidaknya 95% kapasitas dan LFP di 2,5-3,65V tapi range penggunaan bisa 3,0-3,55V dah bisa dapet sekitar 95% kapasitas, ini jadi masalah kalo di seri banyak baterai misalnya di kendaraan listrik, jadinya tegangan kerjanya terlalu molor,
ambil aja contoh baterai wuling air ev yang pake baterai LFP 36S buat punya tegangan nominal 115,2V, range kerja itu mulai 108V(3,0V x 36 seri)(kapasitas sekitar 5%)-131,4V(3,65V x 36 seri) (100%), misalnya diganti sodium ion yang tegangan nominalnya 2,5V, itu butuh 46 seri buat dapet tegangan nominal 115V, tapi tegangan kerjanya molor parah soalnya dia mulai di tegangan 69V(1,5V x 46 seri) (0%) sampai 181,7V(3,95V x 46 seri) (100%), LFP 108V - 131,4V berbanding sodium ion 69V - 181,7V, range tegangan sodium ion ini mengganggu buat controller motor listrik yang pengennya dapet tegangan konstan.
lebih baik nunggu seleksi pasar aja mungkin 5-10 tahun lagi ini baterai survive atau enggak, kayak dulu ada baterai LTO yang umurnya jauh lebih panjang dari LFP tapi karena permintaan pasar minim yang buat harganya tetep tinggi jadinya gak bisa bertahan di pasaran.
lto katanya lama chargingnya. meskipun tahan lama katanya bisa sampek 20 tahun. kurang cocok kayaknya kalo buat kendaraan.
Na-ion pernah lihat ada di marketplace, tetapi Masih bingung mau beli atau engga, soalnya bms nya belum ada juga 😅
Betul kalau buat EV kurang pas karena range voltase nya lebar, pas tegangan rendah jadi perlu Amper besar untuk Watt yang setara.
Saya sendiri sudah pakai Na-ion 18650 4S4P +active balancer 1.2A untuk pengganti aki mioM3 sejak Agustus 2024. So far masih aman saja.
Ini baru kelebihannya yg dijelaskan, bagaimana kekurangan dan kelemahannya?
Bagaimana performa dan keamanan baterai dalam suhu tinggi?
Wah , mantap itu.
sodium ion sdh dipasang di sehol E10X kepadatan energi nya 25% lebih rendah dibanding baterai LFP, dgn kata lain untuk kwh yg sama sodium-ion lebih berat 75%
Kalau garam metal (Na) di mungkin kan di buat tp resiko keamanan juga besar
Gak menyala², meledaknya kayak petasan langsung terbang😂
Mantap....
VA-nya ganti?
Udah lama gantinya,ini dia baru ngisi suara lagi
Ini vidio yg anda buat tahun berapa bang ?
2023 ???
Stress nih naratornya, video buat 2023 terus dia bilang di tengah video 2002. Bingung gua sama narasinya bro klo naratornya org ini.
2023?
Baca teksnya kayaknya loncat2 wkwkkw
Yang jelas dong kalo ngomong, udah gak jelas, gak punya semangat, hadeh males nonton kalo naratornya org ini
Konten halu. Yg pasti China itu penguasa Nikel. Dan hasil Nikel terbesar China itu diambil dari bumi Indonesia.
😂datamu darimana bang, soalnya saya mantan Morowali.... bos saya pabriknya di eropa timur, China dan Morowali. tapi yg Morowali ditutup karena kwalitas nikelnya dibawah eropa timur. bagaimana bang...
data darimana bang, saya mantan Morowali, nikel kita itu diurutan 3 besar, dari segi kwalitas masih kalah nikel eropa timur..