Sangat jelas gan,,,saya coba dengar ceramah uah,,dari sisi agama,,dan saya liat video antum dari sisi ilmiah,,alhasil cocok klop bgt,,bagus bgt terus berjuang semangat
Permasalahan : "Tinggi BULAN 1 derajat yang mustahil dilihat, maka sudah masuk 1 Ramadan / 1Syawwal" , Persoalan : Itu Tafsir dari Surat Apa ayat berapa & Siapa Nama Syaikh yang menafsirkannya?, biar valid
@@PurWanto-xp6cgtidak ada yang mustahil di dunia ini,nyatanya banyak kesaksian beberapa lajnah falakiyah yang berani disumpah,bagi meraka yg tidak melihat hilal itu karena hilal tertutuup oleh anggaran 9M,(jika ada yg melihat kurang dari kriteria maka kesaksianya di tolak)
Maaf sy ingin bertanya pd ahli cermin, ttg teleskop untuk memantau tinggi hilal: apakah ketika melihat lewat teleskop dijamin tidak terjadi pembiasan cahaya yg akhirnya bisa merubah visualitas dlm menentukan tinggi hilal ? Mengingat terdapat atmosfir bumi berlapis2 yg diumpamakan melihat pulpen di dalam gelas yg berisi air bila dilihat dr luar gelas( dimana gelas diumpamakan teleskop) maka cahaya akan dibiaskan/bengkok shhg posisi bendanya tidak lurus atau nyata sesuai posisi asli. Air diumpamakan atmosfir atau udara/uap air yg berlapis2. Kalau itu ada kemungkinan merubah visual ketika melihat bulan lewat telescop/cermin/kaca bukankah tidak bs menjamin secara tepat melihat posisi tinggi hilalnya ?
Berdasarkan rilis BMKG ketinggian hilal pada tanggal 20 April 2023 saat matahari terbenam (di Merauke 0,75⁰ di Sabang 2.36⁰). Andaikata tidak diubah kriteria ketinggian hilal dari 2⁰ menjadi 3⁰, maka tanggal 1 Syawwal 1444H bertepatan dengan tanggal 21 April 2023 baik menggunakan metode rukyat maupun hisab tidak terjadi perbedaan hari, pada Idul Fitri 1444H.
Untuk meng hakimi permasalah ini adalah ketika bulan purnama di hitung mundur lima belas hari ke belakang pasti Tanggal Satu Hijriyah ( bukan kah begitu karena saya orang bodoh hanya lulusan SR.sekolah rakyat Th 60 han.mohon koreksi nya.)🙏🙏🙏
Sebagai hitungan perkiraan, boleh boleh saja. Atau bahasa pasarnya, ancer-ancer. Dari purnama, dihitung mundur, ataupun maju. Tapi ini tidak akan bisa akurat. Sebab jumlah hari dalam bulan Hijriyah, bisa 29 atau 30 hari. Kalau dirata-ratakan 29,5 hari. Setahun 354 hari.
@@nalnoit8989jadi satu hari ketinggian bulan hanya 12,2⁰ pada kasus tahun ini magrib di tanggal 21 april ketinnggianya sudah 14⁰ lebih artinya sudah masuk hari kedua di bulan syawal
Dimana posisi ijtima, Apakah menggunakan titik tengah bumi, bulan, matahari, ? Atau pada garis batas atas/bawah,? Diwilayah mana dibumi yang menentukan jalur ijtima'? Bagaiman dengan wilayah dibatas atas/bawah bumi, dimana garis lurusnya, saat matahari tenggelam. Di daerah mana menentukan posisi ijtima'.?
Kalau metoda hisab itu ribet, dalam arti ada istilah ijtimak, konjungsi, tinggi hilal, orbit planet, Thiery legault dengan analisa gelombang cahaya, pakai aplikasi ini itu dan istilah lain sebagainya, maka memang demikianlah karakteristik hisab. tapi tidak demikian dengan metode rukyat. rukyat itu adalah pengamatan visual. Dalam metode rukyat maka parameter2 yang diperlukan adalah : 1. kesehatan mata pengamat; 2. pengamatan dilakukan pada tgl 29 yang jika jika hilal terlihat maka panjang hari bulan tersebut hanya sampai 29 hari tetapi jika hilal tidak terlihat maka panjang hari bulan tersebut menjadi 30 hari; 3. penentuan tgl 29 bulan tersebut juga didasarkan pada pengamatan visual melalui bentuk sabit bulan dan bulan purnama (bukan hitungan hisab). 4. tidak seharusnya seorang pengamat visual memiliki ilmu hisab karena hasil pengamatannya bisa menjadi bias. Misalnya seorang pengamat pada tgl 29 bulan tersebut sebenarnya tidak melihat hilal tapi karena menurut hasil hisab derajat ketinggian hilal diatas 4⁰ maka si pengamat jadi galau, konflik internal diri. Pada saat begitu gak ada kesempatan untuk sholat istiqarah padahal iblis riang gembira kalau melihat ada orang galau. Jadi kalau ada seorang profesor bilang kalau dia Istiqomah pakai metode rukyat, aneh ... !!! Pada tahun 2023 M (1444 H), permasalahannya adalah pengamat visual di wilayah Indonesia (pada hari Kamis) tidak melihat hilal sedangkan beberapa jam setelah itu pengamat visual di timur tengah (Arab) melihat hilal (hari Kamis juga waktu setempat). Perbedaan sesama metode rukyat ini harus diselesaikan. Rugi gak sih, ketika orang timur tengah baru menyelesaikan sholat Ied (pada hari Jum'at) terjadi kiamat padahal orang indonesia (sebagian) baru mau sholat Ied ?!? padahal kita sepakat kan kalau bab sholat adalah yang pertama kali ditimbang ?!? Perbedaan antara metode rukyat dengan metode hisab adalah wajar dan gak perlu dipermasalahkan. Beda tafsir atas dalil syar'i yang sama pada kedua metode itu biarkan saja sebagaimana masing2nya. Sesederhana itu .......... 😒
KALAU NGGAK SEKOLAH YA TETAP NGGAK MENGERTI , WALAUPUN SUDAH SANGAT2 JELAS DITERANGKAN ......PADAHAL PULUHAN AYAT DI DALAM KITAB SUCI AL QUR'AN DICANTAUMKAN . PEGANGAN UMAT ISLAM . TINGKATAN NYA KE 1 : AL QUR'AN KE 2 :AL HADIST DAN KE 3 : IJDTIHAT . FAHAM !!!
Gerhana sudah pasti konjungsi, sementara konjungsi blm tentu gerhana.. gerhana itu satu garis lurus matahari bumi dan bulan.. sementara konjungsi Satu bidang lurus antara matahari bumi dan bulan... MakaNya nyimak jng goblok
Yg jadi pernyataan ustad2 wahabi baik di saudi maupun Indonesia kalau bumi itu datar apa ya masuk akal untuk menghitung/melihat hilal, menghitung saat gerhana bulan/matahari mohon pencerahannya trimakasih
Betul sekali. Sebenarnya dgn memahami bahwa di negara A siang, sedangkan di negara B masih malam, ini sudah cukup menjelaskan kalau bumi itu bulat. Apalagi kalau membahas soal pergantian hari hijriyah, hilal, gerhana, satelit GPS, musim, aurora, geologi, dsb, yg mensyaratkan bhw bumi itu harus bulat. Tidak mungkin datar. Kelompok yg percaya bhw bumi datar, sering disebut dg Flat earther. Jumlah mereka juga cukup banyak dan tersebar di seluruh dunia. Keyakinan bhw bumi datar ini lebih kpd keyakinan individu masing². Tidak terafiliasi dg agama, aliran, sekte, etnis, apapun. Jadi tidak bisa dipukul rata, bhw aliran X, semuanya percaya bumi datar. Aliran Y bebas dr konsep bumi datar. Tidak spt itu. Ini lebih kpd pemahaman personal saja. Di negara² Barat yg masyarakatnya sangat mengandalkan logika dan sains, ternyata masih banyak yg percaya bhw bumi itu datar. Di Inggris ada organisasinya, malah pusatnya. Juga ada di Kanada, dsb. Dan mereka sangat sulit utk disadarkan. Padahal sudah begitu banyak bukti yg diberikan. Ini mirip dgn kaum Darwinist, yg yakin bhw manusia modern berasal dr kera. Di Barat banyak sekali jumlah mereka. Termasuk mereka yg beragama. Padahal di kitab suci mereka, sdh dijelaskan bhw manusia dr Adam dan Eve (Hawa). Dan secara ilmiahpun belum bisa dibuktikan sampai sekarang bhw manusia adalah keturunan kera. Terlalu banyak missing link nya. Tapi ternyata banyak yg percaya.
Di qur'an ada disebutkan bumi dihamparkan. Ini bukan berarti bentuk bumi itu datar, melainkan ketika engkau berjalan tanah dihamparkan di depanmu shgg tidak jatuh melayang2 diangkasa gara2 buminya datar. Apa engkau tidak merasa kalau tanah itu dihamparkan didepanmu shgg bs terus berjalan diatasnya ? Ini bukan bermakna pernyataan bumi itu datar bukan bulat.
Ya. Setiap trjd konjungsi (bumi-moon-sun) maka umur rembulan dimulai dr nol lagi. Artinya rembulan baru. Tidak harus menunggu matahari terbenam. Konjungsi ini bisa terjadi kapan saja. Bisa subuh, siang, sore, malam. Tapi proses terjadinya sulit diketahui scr tepat, dgn mata telanjang. Kecuali terjadi gerhana matahari. Nah kebetulan hari ini tgl 20-4-23 ada gerhana partial sekitar jam 11 WIB. (Bisa diamati dg mata). Nah kalau dikaitkan dg penanggalan hijriah, apakah rembulan baru ini, bisa terlihat sewaktu magrib? Kita tunggu saja sidang isbat. Tapi kalau saya lihat pakai aplikasi Skyportal ini, sabitnya tidak terlihat sama sekali, Sangkin tipisnya. Ketinggian hilal masih sangat rendah, masih dibawah 2 derajat. Jadi yg pakai metode rukyat, kemungkinan lebaran 1 Syawal adalah lusa. Yg metode hisab, besok.
@@alphabeta4396 Awalnya Kemenag menetapkan 2 derajat, ini sudah berlaku hampir 30 thn. Tapi kemudian setahun ini dirubah jd 3 derajat. Tentu dg alasan ilmiah. Bisa di google alasannya.
@@nalnoit8989 soalnya saya pernah liat salah satu kanal youtube yg membahas katanya klo pgn bener2 keliatan mesti diatas 4 derajat baru bnr, klo aturannya gini terus mustahil bs disatukan 1 ramadhan atau 1 syawal kecuali dgn kekuasan
Kalo pakai app ini (metode Hisab), utk thn 2020, lokasi Jakarta, 1 Romadhon jatuh pd: 17:49 (terbenam matahari), Kamis 23 April. Berarti Jumat 24 April, puasa. Ketinggian hilal 3° lebih. Biasanya sudah visible utk dilihat, kalau cuaca cerah. Artinya kemungkinan besar, awal puasa th 2020 akan sama antara yg pakai metode Hisab dan metode Rukyat. Ijtimak: 23-4-2020 09:26 wib.
Gampang kok pak. Di google aja, ketik "Penanggalan komariyah". Banyak sekali artikel yg membahas ini. Sejarahnya, metodenya, perhitungannya, fiqihnya, dll. Gak mungkin sy bahas semuanya di kolom komen ini.😊 Video di atas hanya menerangkan salah satu metode, (bukan satu satunya), yg relatif mudah, dalam menentuan awal bulan, di penanggalan komariah/Hijriyah, memakai aplikasi di HP.
Yang dicari bukanlah rembulan sudah di atas ufuk saat matahari terbenam. Yang dicari adalah hilal. Apa itu hilal ? Hilal adalah image berbentuk sabit yang ada di rembulan. Apakah di permukaan rembulan ada hilal ? Jawabnya tidak, karena separuh permukaan rembulan selalu tersinari oleh matahari, kecuali saat gerhana matahari. Saat sebagian kecil sinar matahari yang diterima rembulan dipantulkan ke mata kita, pengamat di permukaan bumi yang saat itu sedang maghrib, maka mata kita melihatnya sebagai hilal. Perlu tinggi rembulan tertentu agar sebagian kecil pantulannya menuju ke mata pengamat di permukaan bumi. Inilah yang harus dikoreksi saat metoda hisab menentukan kriterianya : berapa tinggi bulan agar bisa ditentukan kapan bulan (month) baru. Rekor dunia melihat hilal adalah elongasi 4,55 derajat oleh astronom Perancis Thierry Legault. Di bawah angka itu belum ada evidence-nya, yang artinya belum ada sinar pantul yang menuju ke mata kita.
Betul sekali. Itulah akar perbedaan penentuan satu ramadhan dan hari raya, dimana dalam hadits diharuskan terlihat atau digenapkan jika tidak terlihat, sedang pihak lain terlihat atau tidak terlihat ketika sudah terjadi konjungsi maka masuk bulan baru. Dengan kata lain hilal terlihat pasti telah terjadi konjungsi, tapi terjadi konjungsi belum tentu terbentuk hilal makanya pas kalau disuruh digenapkan.
setuju, agama adl dalil, Rasulullah mencontohkan bahwa bulan telah terlihat, padahal ilmu falakh sdh ada waktu itu, shg ketika bulan tidak terlihat di tgl 29 maka digenapkan 30 hr dlm bln tsb.
Ko ada teori padahal jelas setiap pergantian bulan ukuranya berbeda dan tampak jelas bila di lihat dengan mata telanjan allah menciptakan bulan 🌚🌙 mudah dilihat ukuranya lebih besar dari bintang dan matahari janwari febuari danseterusnya ukuran penampakan bulan berbeda dan pada bulan agusti bulan lebih tampak lebih besar dari nulan bulan lainya dan dulu pada bulan agustuslah jatuhnya romadon namun pada tahun 90an berubah banyak orang yang ngaco tapi sok pintar merubah rubah dengan dalih dalih melihat hilal denganvteleskop padahal bulan jelas tidak butuh teleskop 🔭 ,
Tapi yg jelas hitungan hisab hakiki bisa dibuktikan secara ilmiah dg adanya gerhana matahari pada tgl 20 , dan tak bisa dipungkiri apakah harus di rukyat dulu jika ada gerhana bukanya hisab sudah memberikan informasi ini bahkan waktu dan lamanya gerhana inilah orang awam yg tak mengerti. Terus edukasi masyarakat biar lebih jelas bila ada perangkat lainya .
Betul sekali. Bila terjadi gerhana matahari parsial atau total, di suatu negeri yg ada penduduknya, maka penduduk tsb sebenarnya sudah bisa menyimpulkan bhw bulan baru (month), sudah terbentuk. Sebab gerhana ini kan terlihat, bisa diamati dg jelas. Tapi apakah gerhana ini bisa dijadikan dasar (fiqih) utk menentukan bulan² ibadah, spt 1 Romadhon, Syawal, Djulhijjah? Hmm...Saya tidak akan mendiskusikan ini disini. Saya netral saja ya 😊. Karena tujuan sy, cuma memberitahu, bhw orang awam, sekarang sudah bisa memantau pergantian bulan scr visual dan mudah, via HP (metode Hisab). Sebenarnya menarik sih, ini utk didiskusikan.
@@ilalangberbisik5368 Tidak harus. Gerhana terjadi bila bayangan bulan mendarat di bumi. Jadi walau telah terjadi ijtima, tapi tidak selalu bayangan bulan mendarat di bumi. Gerhana matahari bisa terjadi 2 - 5 kali dalam setahun. Baik itu gerhana sebagian, cincin, atau total. Setidaknya 2x setahun terjadi. Kalau yg 5x, ini sangat² jarang terjadi.
Sangat jelas gan,,,saya coba dengar ceramah uah,,dari sisi agama,,dan saya liat video antum dari sisi ilmiah,,alhasil cocok klop bgt,,bagus bgt terus berjuang semangat
Permasalahan :
"Tinggi BULAN 1 derajat yang mustahil dilihat, maka sudah masuk 1 Ramadan / 1Syawwal" ,
Persoalan :
Itu Tafsir dari Surat Apa ayat berapa & Siapa Nama Syaikh yang menafsirkannya?, biar valid
@@PurWanto-xp6cgtidak ada yang mustahil di dunia ini,nyatanya banyak kesaksian beberapa lajnah falakiyah yang berani disumpah,bagi meraka yg tidak melihat hilal itu karena hilal tertutuup oleh anggaran 9M,(jika ada yg melihat kurang dari kriteria maka kesaksianya di tolak)
@@PurWanto-xp6cgtidak ada ketentuan tinggii bulan dalam hadis rosul
Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh
Ijin nyimak ulang
Dari sgala perbedaan ..Hisab ..BMKG ... Astronomi ...yg lain ..wajib mengikuti perintah Rasul ...SUMUU li RU'YATIHI ...Untuk ibadah HAJJI ..WAJIB Mengikuti lerintah alloh ...ru'yatul Hilal ...Qul Hiya Mawaaqitu Linnasi wal HAJJI....
Tegas ...
Berarti lu menentukan waktu solat juga harus pake metode rukyat, jangan pake hisab,, subuh harus lihat fajar sodiq jangan pake jam
Justru itu yg harus di terangkan. Bagaimana fase perpindahan posisi bulan terhadap bidang lurus tsb
Super jeniusssss, sangat mudah di pahami 👍👍👍👍
Maaf sy ingin bertanya pd ahli cermin, ttg teleskop untuk memantau tinggi hilal: apakah ketika melihat lewat teleskop dijamin tidak terjadi pembiasan cahaya yg akhirnya bisa merubah visualitas dlm menentukan tinggi hilal ? Mengingat terdapat atmosfir bumi berlapis2 yg diumpamakan melihat pulpen di dalam gelas yg berisi air bila dilihat dr luar gelas( dimana gelas diumpamakan teleskop) maka cahaya akan dibiaskan/bengkok shhg posisi bendanya tidak lurus atau nyata sesuai posisi asli. Air diumpamakan atmosfir atau udara/uap air yg berlapis2. Kalau itu ada kemungkinan merubah visual ketika melihat bulan lewat telescop/cermin/kaca bukankah tidak bs menjamin secara tepat melihat posisi tinggi hilalnya ?
Berdasarkan rilis BMKG ketinggian hilal pada tanggal 20 April 2023 saat matahari terbenam (di Merauke 0,75⁰ di Sabang 2.36⁰). Andaikata tidak diubah kriteria ketinggian hilal dari 2⁰ menjadi 3⁰, maka tanggal 1 Syawwal 1444H bertepatan dengan tanggal 21 April 2023 baik menggunakan metode rukyat maupun hisab tidak terjadi perbedaan hari, pada Idul Fitri 1444H.
Apakah benar ketinggian hilal berkorelasi dg visibilitas bulan?
Kalau umur bulan berkorelasi dengan visibilitas bulan ( iluminasi).
Untuk meng hakimi permasalah ini adalah ketika bulan purnama di hitung mundur lima belas hari ke belakang pasti Tanggal Satu Hijriyah ( bukan kah begitu karena saya orang bodoh hanya lulusan SR.sekolah rakyat Th 60 han.mohon koreksi nya.)🙏🙏🙏
Sebagai hitungan perkiraan, boleh boleh saja. Atau bahasa pasarnya, ancer-ancer.
Dari purnama, dihitung mundur, ataupun maju. Tapi ini tidak akan bisa akurat.
Sebab jumlah hari dalam bulan Hijriyah, bisa 29 atau 30 hari. Kalau dirata-ratakan 29,5 hari. Setahun 354 hari.
@@nalnoit8989jadi satu hari ketinggian bulan hanya 12,2⁰ pada kasus tahun ini magrib di tanggal 21 april ketinnggianya sudah 14⁰ lebih artinya sudah masuk hari kedua di bulan syawal
Purnma bs terjadi tg 13,14,15 qomariah
Apakah bs otomatis buat garis yg hubungkan bumi, bulan & matahari saat Ijtima ?
tapi lihatnya dari mana dulu, kalau posisinya di samping kan belum masuk, maaf....
Dimana posisi ijtima,
Apakah menggunakan titik tengah bumi, bulan, matahari, ?
Atau pada garis batas atas/bawah,?
Diwilayah mana dibumi yang menentukan jalur ijtima'?
Bagaiman dengan wilayah dibatas atas/bawah bumi, dimana garis lurusnya, saat matahari tenggelam.
Di daerah mana menentukan posisi ijtima'.?
Tepat dlm orbit setahun sekali
Kalau metoda hisab itu ribet, dalam arti ada istilah ijtimak, konjungsi, tinggi hilal, orbit planet, Thiery legault dengan analisa gelombang cahaya, pakai aplikasi ini itu dan istilah lain sebagainya, maka memang demikianlah karakteristik hisab.
tapi tidak demikian dengan metode rukyat. rukyat itu adalah pengamatan visual. Dalam metode rukyat maka parameter2 yang diperlukan adalah :
1. kesehatan mata pengamat;
2. pengamatan dilakukan pada tgl 29 yang jika jika hilal terlihat maka panjang hari bulan tersebut hanya sampai 29 hari tetapi jika hilal tidak terlihat maka panjang hari bulan tersebut menjadi 30 hari;
3. penentuan tgl 29 bulan tersebut juga didasarkan pada pengamatan visual melalui bentuk sabit bulan dan bulan purnama (bukan hitungan hisab).
4. tidak seharusnya seorang pengamat visual memiliki ilmu hisab karena hasil pengamatannya bisa menjadi bias. Misalnya seorang pengamat pada tgl 29 bulan tersebut sebenarnya tidak melihat hilal tapi karena menurut hasil hisab derajat ketinggian hilal diatas 4⁰ maka si pengamat jadi galau, konflik internal diri. Pada saat begitu gak ada kesempatan untuk sholat istiqarah padahal iblis riang gembira kalau melihat ada orang galau. Jadi kalau ada seorang profesor bilang kalau dia Istiqomah pakai metode rukyat, aneh ... !!!
Pada tahun 2023 M (1444 H), permasalahannya adalah pengamat visual di wilayah Indonesia (pada hari Kamis) tidak melihat hilal sedangkan beberapa jam setelah itu pengamat visual di timur tengah (Arab) melihat hilal (hari Kamis juga waktu setempat). Perbedaan sesama metode rukyat ini harus diselesaikan.
Rugi gak sih, ketika orang timur tengah baru menyelesaikan sholat Ied (pada hari Jum'at) terjadi kiamat padahal orang indonesia (sebagian) baru mau sholat Ied ?!? padahal kita sepakat kan kalau bab sholat adalah yang pertama kali ditimbang ?!?
Perbedaan antara metode rukyat dengan metode hisab adalah wajar dan gak perlu dipermasalahkan. Beda tafsir atas dalil syar'i yang sama pada kedua metode itu biarkan saja sebagaimana masing2nya.
Sesederhana itu .......... 😒
Apakah anda pernah melakukan ru'yat?
Thanks penjelasannya
Perbedaan gerhana matahari nya gmna ya .?
Terima kasih ilmunya bang
KALAU NGGAK SEKOLAH YA TETAP NGGAK MENGERTI , WALAUPUN SUDAH SANGAT2 JELAS DITERANGKAN ......PADAHAL PULUHAN AYAT DI DALAM KITAB SUCI AL QUR'AN DICANTAUMKAN . PEGANGAN UMAT ISLAM . TINGKATAN NYA KE 1 : AL QUR'AN KE 2 :AL HADIST DAN KE 3 : IJDTIHAT . FAHAM !!!
Izin brtnya. Trus gimana gambarannya kalo pas gerhana matahari min, bukaknya kek gtu juga
Gerhana sudah pasti konjungsi, sementara konjungsi blm tentu gerhana.. gerhana itu satu garis lurus matahari bumi dan bulan.. sementara konjungsi Satu bidang lurus antara matahari bumi dan bulan... MakaNya nyimak jng goblok
Yg jadi pernyataan ustad2 wahabi baik di saudi maupun Indonesia kalau bumi itu datar apa ya masuk akal untuk menghitung/melihat hilal, menghitung saat gerhana bulan/matahari mohon pencerahannya trimakasih
Betul sekali. Sebenarnya dgn memahami bahwa di negara A siang, sedangkan di negara B masih malam, ini sudah cukup menjelaskan kalau bumi itu bulat. Apalagi kalau membahas soal pergantian hari hijriyah, hilal, gerhana, satelit GPS, musim, aurora, geologi, dsb, yg mensyaratkan bhw bumi itu harus bulat. Tidak mungkin datar.
Kelompok yg percaya bhw bumi datar, sering disebut dg Flat earther. Jumlah mereka juga cukup banyak dan tersebar di seluruh dunia.
Keyakinan bhw bumi datar ini lebih kpd keyakinan individu masing². Tidak terafiliasi dg agama, aliran, sekte, etnis, apapun.
Jadi tidak bisa dipukul rata, bhw aliran X, semuanya percaya bumi datar. Aliran Y bebas dr konsep bumi datar. Tidak spt itu. Ini lebih kpd pemahaman personal saja.
Di negara² Barat yg masyarakatnya sangat mengandalkan logika dan sains, ternyata masih banyak yg percaya bhw bumi itu datar. Di Inggris ada organisasinya, malah pusatnya. Juga ada di Kanada, dsb.
Dan mereka sangat sulit utk disadarkan. Padahal sudah begitu banyak bukti yg diberikan.
Ini mirip dgn kaum Darwinist, yg yakin bhw manusia modern berasal dr kera. Di Barat banyak sekali jumlah mereka. Termasuk mereka yg beragama. Padahal di kitab suci mereka, sdh dijelaskan bhw manusia dr Adam dan Eve (Hawa).
Dan secara ilmiahpun belum bisa dibuktikan sampai sekarang bhw manusia adalah keturunan kera. Terlalu banyak missing link nya. Tapi ternyata banyak yg percaya.
Di qur'an ada disebutkan bumi dihamparkan. Ini bukan berarti bentuk bumi itu datar, melainkan ketika engkau berjalan tanah dihamparkan di depanmu shgg tidak jatuh melayang2 diangkasa gara2 buminya datar. Apa engkau tidak merasa kalau tanah itu dihamparkan didepanmu shgg bs terus berjalan diatasnya ? Ini bukan bermakna pernyataan bumi itu datar bukan bulat.
Apakah setiap konjungsi terlebih ada gerhana matahari menunjukan bulan baru setelahnya (setelah matahari terbenam)?
Ya. Setiap trjd konjungsi (bumi-moon-sun) maka umur rembulan dimulai dr nol lagi. Artinya rembulan baru. Tidak harus menunggu matahari terbenam. Konjungsi ini bisa terjadi kapan saja. Bisa subuh, siang, sore, malam.
Tapi proses terjadinya sulit diketahui scr tepat, dgn mata telanjang. Kecuali terjadi gerhana matahari.
Nah kebetulan hari ini tgl 20-4-23 ada gerhana partial sekitar jam 11 WIB. (Bisa diamati dg mata).
Nah kalau dikaitkan dg penanggalan hijriah, apakah rembulan baru ini, bisa terlihat sewaktu magrib? Kita tunggu saja sidang isbat.
Tapi kalau saya lihat pakai aplikasi Skyportal ini, sabitnya tidak terlihat sama sekali, Sangkin tipisnya. Ketinggian hilal masih sangat rendah, masih dibawah 2 derajat.
Jadi yg pakai metode rukyat, kemungkinan lebaran 1 Syawal adalah lusa. Yg metode hisab, besok.
@@alphabeta4396
Awalnya Kemenag menetapkan 2 derajat, ini sudah berlaku hampir 30 thn. Tapi kemudian setahun ini dirubah jd 3 derajat. Tentu dg alasan ilmiah. Bisa di google alasannya.
@@nalnoit8989 soalnya saya pernah liat salah satu kanal youtube yg membahas katanya klo pgn bener2 keliatan mesti diatas 4 derajat baru bnr, klo aturannya gini terus mustahil bs disatukan 1 ramadhan atau 1 syawal kecuali dgn kekuasan
Ya apkh setiap ijtima bisa disebut gerhana .. .ato apkh bedanya ijtima dn gerhana.. ?
Coba sekarang tgl 1 romadhon tgl berapa bang
Kalo pakai app ini (metode Hisab), utk thn 2020, lokasi Jakarta, 1 Romadhon jatuh pd:
17:49 (terbenam matahari), Kamis 23 April. Berarti Jumat 24 April, puasa.
Ketinggian hilal 3° lebih. Biasanya sudah visible utk dilihat, kalau cuaca cerah.
Artinya kemungkinan besar, awal puasa th 2020 akan sama antara yg pakai metode Hisab dan metode Rukyat.
Ijtimak: 23-4-2020 09:26 wib.
Sebenarnya masalah penanggalan komariyah ini wilayah ibadah apa ilmiah? Jgn dicampur adukkan..bisa ngg dijelaskan sejarah penanggalan komariyah ini
Gampang kok pak. Di google aja, ketik "Penanggalan komariyah". Banyak sekali artikel yg membahas ini. Sejarahnya, metodenya, perhitungannya, fiqihnya, dll.
Gak mungkin sy bahas semuanya di kolom komen ini.😊
Video di atas hanya menerangkan salah satu metode, (bukan satu satunya), yg relatif mudah, dalam menentuan awal bulan, di penanggalan komariah/Hijriyah, memakai aplikasi di HP.
Sip
😇😇😇😇
APLIKASInya apa min?
SkyPortal. Ada di diskripsi.
Settingan awalnya ada di video pertama dg judul "(Hilal#1) Awal Puasa, ..."
Yang dicari bukanlah rembulan sudah di atas ufuk saat matahari terbenam. Yang dicari adalah hilal. Apa itu hilal ? Hilal adalah image berbentuk sabit yang ada di rembulan. Apakah di permukaan rembulan ada hilal ? Jawabnya tidak, karena separuh permukaan rembulan selalu tersinari oleh matahari, kecuali saat gerhana matahari. Saat sebagian kecil sinar matahari yang diterima rembulan dipantulkan ke mata kita, pengamat di permukaan bumi yang saat itu sedang maghrib, maka mata kita melihatnya sebagai hilal. Perlu tinggi rembulan tertentu agar sebagian kecil pantulannya menuju ke mata pengamat di permukaan bumi. Inilah yang harus dikoreksi saat metoda hisab menentukan kriterianya : berapa tinggi bulan agar bisa ditentukan kapan bulan (month) baru. Rekor dunia melihat hilal adalah elongasi 4,55 derajat oleh astronom Perancis Thierry Legault. Di bawah angka itu belum ada evidence-nya, yang artinya belum ada sinar pantul yang menuju ke mata kita.
Betul sekali. Itulah akar perbedaan penentuan satu ramadhan dan hari raya, dimana dalam hadits diharuskan terlihat atau digenapkan jika tidak terlihat, sedang pihak lain terlihat atau tidak terlihat ketika sudah terjadi konjungsi maka masuk bulan baru. Dengan kata lain hilal terlihat pasti telah terjadi konjungsi, tapi terjadi konjungsi belum tentu terbentuk hilal makanya pas kalau disuruh digenapkan.
Makanya sampe kiamat klo beda metode pasti bakal selisih terus baik awal ramadan maupun awal syawal
Kalau gak beda dalam hal apapun, bukan Selam namanya…..
setuju, agama adl dalil, Rasulullah mencontohkan bahwa bulan telah terlihat, padahal ilmu falakh sdh ada waktu itu, shg ketika bulan tidak terlihat di tgl 29 maka digenapkan 30 hr dlm bln tsb.
Apakah melihat hilal hanya saat Ramadhan, Syawal & zulhijah saja?
Ko ada teori padahal jelas setiap pergantian bulan ukuranya berbeda dan tampak jelas bila di lihat dengan mata telanjan allah menciptakan bulan 🌚🌙 mudah dilihat ukuranya lebih besar dari bintang dan matahari janwari febuari danseterusnya ukuran penampakan bulan berbeda dan pada bulan agusti bulan lebih tampak lebih besar dari nulan bulan lainya dan dulu pada bulan agustuslah jatuhnya romadon namun pada tahun 90an berubah banyak orang yang ngaco tapi sok pintar merubah rubah dengan dalih dalih melihat hilal denganvteleskop padahal bulan jelas tidak butuh teleskop 🔭 ,
Tapi yg jelas hitungan hisab hakiki bisa dibuktikan secara ilmiah dg adanya gerhana matahari pada tgl 20 , dan tak bisa dipungkiri apakah harus di rukyat dulu jika ada gerhana bukanya hisab sudah memberikan informasi ini bahkan waktu dan lamanya gerhana inilah orang awam yg tak mengerti. Terus edukasi masyarakat biar lebih jelas bila ada perangkat lainya .
Betul sekali.
Bila terjadi gerhana matahari parsial atau total, di suatu negeri yg ada penduduknya, maka penduduk tsb sebenarnya sudah bisa menyimpulkan bhw bulan baru (month), sudah terbentuk. Sebab gerhana ini kan terlihat, bisa diamati dg jelas.
Tapi apakah gerhana ini bisa dijadikan dasar (fiqih) utk menentukan bulan² ibadah, spt 1 Romadhon, Syawal, Djulhijjah?
Hmm...Saya tidak akan mendiskusikan ini disini. Saya netral saja ya 😊.
Karena tujuan sy, cuma memberitahu, bhw orang awam, sekarang sudah bisa memantau pergantian bulan scr visual dan mudah, via HP (metode Hisab).
Sebenarnya menarik sih, ini utk didiskusikan.
@@nalnoit8989 terima kasih ilmunya.. dan anda sgt bijak
@@nalnoit8989 apakah terjadinya ijtima pasti didahului gerhana matahari dulu.
@@ilalangberbisik5368
Tidak harus.
Gerhana terjadi bila bayangan bulan mendarat di bumi. Jadi walau telah terjadi ijtima, tapi tidak selalu bayangan bulan mendarat di bumi.
Gerhana matahari bisa terjadi 2 - 5 kali dalam setahun. Baik itu gerhana sebagian, cincin, atau total.
Setidaknya 2x setahun terjadi. Kalau yg 5x, ini sangat² jarang terjadi.