AIR DALAM PANDANGAN HINDU

แชร์
ฝัง
  • เผยแพร่เมื่อ 10 ก.ย. 2024
  • • AIR DALAM PANDANGAN HINDU
    AIR DALAM PANDANGAN HINDU
    #MengapaMemujaDewaAir
    #RitualHinduDalamKaitanDenganPentingnyaAir
    #TirtaKamandaluPengelukanPengentasAdalahAir
    Hemat saya, ada tiga bahasa sejauh ini yang menjadi media ide bagi konsep-konsep agama Hindu yang ada di Bali. Bahasa itu adalah Sanskerta, Jawa Kuna, dan Bali Kuna. Karena ketiganya yang banyak mempengaruhi agama Hindu di Bali, maka ada banyak konsep-konsep agama yang dapat dipahami melalui bahasa-bahasa itu. Salah satu di antaranya adalah air dan fungsinya dalam agama Hindu di Bali. Ada banyak istilah untuk menyebut air menurut bahasa Sanskerta, Jawa Kuna, Bali Kuna, dan tentu saja bahasa Bali yang sekarang. Di antaranya: apah, apas, jala, apsu, toja, toya, ambu, tirtha, banyu, er, air, her, amerta, dan sebagainya. Kata-kata itu kemudian digunakan dalam berbagai ragam upacara, aktivitas sosial, maupun kehidupan sehari-hari. Selain kata-kata yang secara langsung merujuk pada arti air, ada juga kata-kata yang menjelaskan mengenai penggunaan air dengan cara yang berbeda-beda. Kata yang paling sering digunakan berkaitan dengan upacara agama Hindu di Bali adalah kata tirtha. Tirtha berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti jalan, tempat pemandian, tempat suci, pembimbing, guru. Tirtha juga berarti tempat mandi yang suci, sungai suci, kolam suci. Selain itu, tirtha juga berarti air suci, air (secara umum). Oleh karena itu, ternyata tirtha memiliki banyak pengertian. Di dalam konteks Bali, frase nunas tirtha berarti memohon air suci. Air suci tersebut dapat berupa air yang memang sudah suci karena muncul dari tempat-tempat yang diyakini suci, maupun air biasa yang masih baru (toya anyar) yang dirapalkan mantra-mantra penyucian. Mengenai tirtha yang berasal dari cara yang kedua, mesti ditanyakan kepada orang-orang yang paham, khususnya para sadhaka. Kata tirtha sering pula dipasangkan dengan kata amerta, sanjiwani, kamandalu, pangentas, panglukatan, pabersihan, empul, mangening, wayang, dan seterusnya. Amerta berarti tidak mati, sehingga tirtha amerta adalah air suci yang diyakini dapat memberikan keabadian. Sanjiwani juga berarti hidup, eksis, membuat hidup, dan seterusnya. Sehingga tirtha sanjiwani berarti air suci yang menjadikan tetap hidup. Secara harfiah, kata ini memiliki pengertian yang sama dengan tirtha amerta. Bahkan kadang-kadang kedua kata tersebut disatukan sehingga membentuk kata frase tirtha amerta sanjiwani. Tirtha juga sering disatukan dengan kata kamandalu. Beberapa sumber lisan memaknai kata ini sebagai sesuatu yang memberi daya hidup dalam kegelapan karena dianggap berasal dari kata kama dan dalu. Kama berarti keinginan yang memberi daya hidup, sedangkan dalu berarti gelap atau malam. Namun, setelah ditelusuri, kamandalu sendiri merupakan nama benda atau wadah yang memang digunakan sebagai tempat tirtha. Sehingga kata tirtha kamandalu berarti air suci yang ditempatkan di dalam wadah. Wadah air suci ini ada beberapa jenisnya, ada yang terbuat dari bambu (Bali: kakuluh), tanah, atau logam. Misalkan yang terbuat dari logam emas, disebut kamandalu kancana. Ada juga yang terbuat dari tembaga, disebut kangsa bhajana. Kamandalu sendiri lebih sering disebut-sebut berwarna putih, sehingga disebut dengan nama swetakamandalu. Selain nama benda, kamandalu juga digunakan sebagai analogi dari seorang sadhaka atau pendeta. Beliau disebut demikian, karena dianggap di dalam dirinya terdapat amerta. Dan amerta itulah yang seharusnya terus menerus dialirkan. Lain lagi dengan tirtha pangentas, sebagaimana selalu digunakan di dalam upacara pitra yadnya. Pangentas berasal dari kata entas yang berarti lewat, bebas, lepas. Sehingga kata pangentas berarti alat yang berfungsi sebagai bantuan untuk lewat, pembebas, pelepas. Biasanya di dalam konsep agama Hindu, selalu ada ikatan-ikatan yang harus dilepaskan. Semua ikatan itulah yang disebut sebagai wisaya. Yakni segala hal yang telah dinikmati oleh perasaan atau pun batin, sehingga ia menyebabkan batin dan perasaan terikat. Hal-hal yang mengikat itu, dapat berupa papa, klesa, mala, bisa juga sukha-dukha, dan sebagainya. Tirtha pangentas tampaknya bertujuan untuk melepaskan segala macam ikatan itu. Entah ikatan atas segala duka, maupun ikatan atas segala suka.
    Bagaimana penjelasan selanjutnya, silahkan simak sesuluh Yudha Triguna melalui Yudha Triguna Channel pada TH-cam, juga pada Dharma wacana agama Hindu.
    Untuk mendapatkan video-video terbaru silahkan Subscribe
    www.youtube.co...
    Facebook: yudhatriguna
    Instagram: / yudhatrigunachannel

ความคิดเห็น • 19

  • @darmaputra6747
    @darmaputra6747 6 วันที่ผ่านมา

    Salam Om Awighnam Astu ,dari Tabanan ,chenel Ratu Aji Yudha Tri Guna ,Dumugi sidha ngicen pencerahan majeng krama ,pemekas ummat hindu ,titiang terus nyarengin ,titiang taler lulusan UNHI th 2008 , Rahayu.

  • @ardhiwirawan8604
    @ardhiwirawan8604 3 หลายเดือนก่อน

    Om swastyastu, terima kasih atas pencerahannya bapak narasumber Dharma Putra yang telah menjelaskan materi terkait "air dalam pandangan Hindu" . Terima kasih juga Ratu Aji Prof. Dr. IBG Yudha Triguna, M.S., atas sesuluhnya yang sangat bermanfaat👍🙏

  • @user-ws2ce8cm4h
    @user-ws2ce8cm4h 3 หลายเดือนก่อน

    Terima kasih percakapannya bermanfaat. Semoga Pak Triguna sehat dan dalam lindungan Yang Kuasa.

  • @wayangs7761
    @wayangs7761 3 หลายเดือนก่อน

    Suksma Prof. atas pencerahannya, materinya sangat relevan dlm realita kehidupan saat ini. Dulu manusia sangat menghormati air. Saat ini, manusia sepertinya kurang harmonis dengan air, sehingga terjadi bencana akibat air

  • @dewirahayuaryaningsih2132
    @dewirahayuaryaningsih2132 3 หลายเดือนก่อน

    Matur suksma Sesuluhnya Ratuaji Prof lan bapak narasumber yang luar biasa 🙏🙏🙏

  • @intenmayuni4503
    @intenmayuni4503 3 หลายเดือนก่อน

    Terimakasih atas materinya… memang air sangat penting dlm kehidupan …🙏

  • @andreekusuma8779
    @andreekusuma8779 2 หลายเดือนก่อน

    Terima kasih mudah dimengerti

  • @swiherawati2359
    @swiherawati2359 17 วันที่ผ่านมา

    Ratu aji indayang bahas mengenai pelinggih ratu gede dalem gumi yang lumrah ada di tabanan...setiap merajan sami medue pelinggih ratu hede dalem gumi yang letaknya di sebelah kiri pelinggih taksu....suksema

  • @wayansuwirte1460
    @wayansuwirte1460 3 หลายเดือนก่อน

    Om swasta astu suksme pengetahuan tu ajik,tiang nunas penjelasan tentang mrajan rong kalih Niki saking Lampung

  • @gustigending4837
    @gustigending4837 3 หลายเดือนก่อน

    Becik pisan, kirang sue durasinya Tu Aji .. Suksma Bli Agus Darma.