Kalau tentang pengetahuan, tes boleh saja dilatih... Namun apabila tentang kondisi JIWA, apakah pantas? Bukankah itu RELATIF dan malah MENGACAUKAN hasil dari KONDISI ALAMI nya? Bukankah malah pembocoran tes kejiwaan seperti ini malah membuat instrumen penilaian menjadi KURANG VALID? (Karena jawaban sudah diskenario)
untuk pertanyaan "kehidupan seks ku cukup memuaskan", jika belum menikah bagaimana? dijawab "tidak" nanti disangka ngga normal, dijawab "iya" belum ngerasain, jatuhnya malah bohong.
Trimakasih... Sangat membantu
terima kasih
Kirain ada kunci jawaban nya
Kalau tentang pengetahuan, tes boleh saja dilatih...
Namun apabila tentang kondisi JIWA, apakah pantas?
Bukankah itu RELATIF dan malah MENGACAUKAN hasil dari KONDISI ALAMI nya?
Bukankah malah pembocoran tes kejiwaan seperti ini malah membuat instrumen penilaian menjadi KURANG VALID?
(Karena jawaban sudah diskenario)
untuk pertanyaan "kehidupan seks ku cukup memuaskan", jika belum menikah bagaimana? dijawab "tidak" nanti disangka ngga normal, dijawab "iya" belum ngerasain, jatuhnya malah bohong.
Kehidupan seks ku cukup memuaskan jawabnya iya, karena seks itu bukan hanya sekedar bersetubuh dengan wanita/pria tapi dalam hal emosi,aktivitas dll
Yg penting semua jawaban hrs diisi yg paling mendekati kepribadian kita, meskipun jawaban yg tersedia tdk sesuai dg kepribadian kita