Inilah 'Lubang Buaya' di Jogja, Tempat Gugurnya Brigjen Katamso & Kolonel Sugiyono saat G30S/PKI

แชร์
ฝัง
  • เผยแพร่เมื่อ 4 ต.ค. 2024
  • TRIBUN-VIDEO.COM - Tragedi Gerakan 30 September atau peristiwa G30S yang dilakukan Partai Komunis Indonesia (PKI) pada tahun 1965 masih dikenang sebagai sejarah kelam bangsa Indonesia.
    Tak hanya di Jakarta, peristiwa G30S juga terjadi di Yogyakarta, tepatnya di Markas Komando Yon L di daerah Kentungan.
    Dalam tragedi berdarah yang terjadi pada tanggal 1 Oktober 1965, gugur dua perwira TNI Angkatan Darat yaitu Brigjen (Anumerta) Katamso dan Kolonel (Anumerta) Sugiyono.
    Sejarah ‘Lubang Buaya’ di Yogyakarta
    Sejarah keberadaan ‘Lubang Buaya’ di Yogyakarta tidak lepas dari aksi penculikan dan pembunuhan kedua perwira TNI AD dari Korem 072/Pamungkas dalam peristiwa G30S di tahun 1965.
    Dilansir dari Kompas.com, tragedi tersebut bermula pada tanggal 1 Oktober 1965, di mana Danrem 072/Pamungkas Brigjen Katamso yang baru pulang dari Magelang diculik dari kediamannya oleh Peltu Sumardi dan Peltu Kamil.
    Sesuai rencana, Brigjen Katamso dibawa ke Markas Komando Yon L di daerah Kentungan, yang berlokasi di sebelah utara Kota Yogyakarta.
    Selain Katamso, Kasrem 072/Pamungkas Kolonel Sugiyono tengah mencari kabar mengenai penculikan tersebut juga turut menjadi korban.
    Keduanya dieksekusi secara sadis dan jasadnya dimasukkan ke dalam lubang di dekat Markas Komando Yon L yang telah dipersiapkan para pemberontak.
    Jasad keduanya bahkan baru bisa ditemukan setelah dilakukan operasi pencarian besar-besaran, tepatnya pada tanggal 21 Oktober 1965.
    Lubang tempat jasad Brigjen Katamso dan Kolonel Sugiyono ditemukan kemudian disebut sebagai ‘Lubang Buaya’ Yogyakarta.
    Pembangunan Monumen Pahlawan Pancasila Yogyakarta
    Untuk mengenang peristiwa G30S agar tidak kembali terulang, maka dibangun Monumen Pahlawan Pancasila di Yogyakarta.
    Lokasinya berada tepat di lokasi yang dahulu merupakan markas Batalyon L, tepat di tempat jasad kedua Pahlawan Revolusi itu akhirnya ditemukan.
    Monumen Pahlawan Pancasila berada di dalam lingkungan Komplek TNI AD Batalyon 403, di Jalan Pandega Sakti, Kentungan, Depok, Sleman, DI Yogyakarta.
    Monumen ini dapat dikenali dengan adanya dua patung, yakni patung Brigjen Katamso dan Kolonel Sugiyono.
    Kedua patung tersebut mengapit sebuah pendopo utama, di mana terdapat sebuah lubang yang sering disebut ‘Lubang Buaya’ Yogyakarta.
    Lubang ini merupakan bekas tempat dikuburnya dua jenazah Pahlawan Revolusi, yang kemudian disatukan.
    Lubang asli yang masih berbentuk tanah berada di bagian tengah pendopo, sementara di sekelilingnya dibangun menggunakan keramik.
    Di sebelah selatan lubang, masih di dalam joglo terdapat patung lambang Garuda Pancasila berbentuk tiga dimensi diletakkan di atas selasar menghadap ke arah utara.
    Sementara di bagian depan terdapat tembok dengan relief yang menceritakan peristiwa penculikan yang terjadi pada peristiwa G30S di Yogyakarta.
    Di kawasan monumen, terdapat replika kendaraan yang digunakan saat melakukan penculikan, kendaraan pengangkut jenazah.
    Ada pula sebuah bangunan yang menyimpan foto, pakaian, bahkan alat yang digunakan untuk mengeksekusi Brigjen Katamso dan Kolonel Sugiyono.
    Monumen Pahlawan Pancasila dibangun pada tahun 1986 yang kemudian diresmikan oleh Sri Paduka Paku Alam VIII pada tahun 1991.
    Setiap tahun, peringatan Hari Kesaktian Pancasila untuk Daerah Istimewa Yogyakarta dipusatkan di Lapangan Kentungan yang berada tidak jauh dari Monumen Pahlawan Pancasila.
    Monumen ini juga dibuka untuk umum bagi masyarakat yang ingin mengenang atau mempelajari sejarah dan jasa para Pahlawan Revolusi. (*)
    (Tribun-Video.com/Kompas.com)
    Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sejarah Kelam ‘Lubang Buaya’ di Monumen Pahlawan Pancasila Yogyakarta", Klik untuk baca: yogyakarta.kom....
    Editor : Puspasari Setyaningrum

ความคิดเห็น • 3

  • @mayorseafood4172
    @mayorseafood4172 3 หลายเดือนก่อน +1

    Pemberontakan PKI lebih mengerikan daripada kompeni. aku dulu waktu kecil sering dicertain makku. PKI itu jahat dan bengis. mlam2 Dateng nyuruh ikut PKI ngasih jarik sama uang.tapi makku menolaknya ,tapi dengan rasa takut juga .tiap hari bawaanya takut dan was2. karna mereka gerakannya pasti malem.

  • @romanpicisan4030
    @romanpicisan4030 หลายเดือนก่อน

    Maka nya yng di kawatirkan bahaya latin kominis fulu aja tni banyak yg terlibat apalagi di era sekarang banyak yg tdk tahu sejarah nya bravo tni.nkri harga mati .mudah mudahan amiiin .