FASE GERAK GC & HPLC KELOMPOK 3 KELAS A

แชร์
ฝัง
  • เผยแพร่เมื่อ 10 ม.ค. 2025

ความคิดเห็น • 32

  • @ElviaRosalinda
    @ElviaRosalinda 25 วันที่ผ่านมา +2

    Assalamualaikum, perkenalkan saya Elvia Rosalinda dengan npm (2208103010022) dari kelompok 9 kelas A, izin bertanya pada kelompok 3
    Mengapa pada kromatografi gas tidak cocok untuk melakukan analisis senyawa thermolabil?

    • @ElvizaWandika
      @ElvizaWandika 25 วันที่ผ่านมา

      baik saya elviza wandika izin menjawab ya
      pada kromatografi gas memerlukan suhu tinggi untuk menguapkan sampel ke fase gas. Senyawa thermolabil (tidak stabil terhadap panas) akan terdegradasi atau rusak selama proses ini, sehingga tidak cocok untuk dianalisis menggunakan GC. sehingga sebagai alternatif, HPLC dapat digunakan.
      sumber : Buku Analisis Instrumen: Kromatografi dan Elektroforesis.

    • @Aera_aneksa
      @Aera_aneksa 25 วันที่ผ่านมา

      ​@@ElvizaWandika terimakasih atas jawabannya Elviza🙏🏻🤗

  • @salmanalfarisi15
    @salmanalfarisi15 25 วันที่ผ่านมา +1

    assalamuaalikum, perkenalkan saya salman al-farisi npm (2208103010041) dari kelompok 7 kelas A, izin bertanya apa peran suhu pada alat gc jelaskan ? terima kasih

    • @ditasavira6196
      @ditasavira6196 25 วันที่ผ่านมา

      baik, saya dita savira izin menjawab yah
      jadi suhu dalam analisis GC sangat penting karena berperan dalam mengontrol volatilitas senyawa yang dapat berperan untuk memisahkan senyawa atau mengoptimalkan pemisahan. dimana ada 2 pengatur suhu yaitu:
      1. Suhu Tinggi: Jika suhu di kolom dinaikkan, maka senyawa-senyawa dalam sampel akan menjadi lebih "ringan" atau mudah menguap. Sama seperti mobil yang lebih mudah melaju kencang di jalan yang panas, senyawa yang mudah menguap ini akan lebih cepat melewati kolom dan mencapai detektor.
      2. Suhu Rendah: Sebaliknya, jika suhu diturunkan, senyawa-senyawa akan menjadi lebih "berat" atau sulit menguap. Mereka akan bergerak lebih lambat melalui kolom karena "terjebak" di fase diam.
      Sumber jurnal : HANDAYANI, M. (2020). ANALISIS PENGARUH SUHU PADA PROSES PEMISAHAN GAS SAMPEL MENGGUNAKAN SOFTWARE PEAKSIMPLE PADA GAS CHROMATOGRAPHY SRI 8610 C DI PT. PARAMA DATA UNIT (Doctoral dissertation, Universitas Gadjah Mada).

  • @fadyanirmala6522
    @fadyanirmala6522 25 วันที่ผ่านมา +2

    Assalamualaikum, perkenalkan saya Fadya Nirmala (2208103010001) dari Kelompok 8 A, izin bertanya kepada kelompok 3, bagaimana tantangan utama dalam optimasi metode HPLC untuk senyawa yang bersifat thermolabil?
    Terima kasih sebelumnya

    • @ElvizaWandika
      @ElvizaWandika 25 วันที่ผ่านมา

      Baik saya elviza wandika izin menjawab
      Senyawa thermolabil rentan mengalami degradasi akibat kenaikan suhu selama analisis kromatografi. Oleh karena itu, optimasi metode HPLC dilakukan dengan memilih fase gerak yang mendukung stabilitas senyawa, seperti campuran metanol-air atau fase gerak berbasis buffer dengan pH yang sesuai. selain itu juga terdapat cara
      -Temperatur Kolom dengan cara pengaturan suhu kolom pada tingkat minimum yang memadai untuk pemisahan sangat penting.
      -Laju Alir Fase Gerak: Pengaturan laju alir yang lebih tinggi dapat mempersingkat waktu tinggal senyawa dalam kolom sehingga mengurangi risiko degradasi.
      Sumber : Safira, A., Musfiroh, I., & Indriati, L. (2019). Perbandingan Metode Analisis Instrumen HPLC dan UHPLC. Farmaka, 17(3), 189-197​

  • @Aera_aneksa
    @Aera_aneksa 25 วันที่ผ่านมา +2

    Assamualaikum wr.wb . Perkenalkan saya Mujibatul Husna(2208103010005) dari kelompok 8 A, izin bertanya.
    Mengapa gas Helium menjadi gas pembawa yang paling umum digunakan pada kromatografi gas? Kenapa tidak gas lain ?
    Terima kasih 🙏🏻

    • @ElvizaWandika
      @ElvizaWandika 25 วันที่ผ่านมา

      Baik saya elviza wandika izin menjawab ya
      Helium adalah gas pembawa yang umum digunakan dalam kromatografi gas (GC) karena beberapa alasan:
      Inert dan Stabil: Helium adalah gas inert yang tidak bereaksi dengan sampel atau komponen instrumen, sehingga menjaga integritas analisis.
      Efisiensi Pemisahan: Helium memiliki difusivitas yang tinggi, yang memungkinkan pemisahan komponen sampel dengan efisiensi tinggi.

  • @TeukuRizkykurniawan
    @TeukuRizkykurniawan 25 วันที่ผ่านมา +1

    Assalamualaikum, perkenalkan saya Teuku Rizky Kurniawan (2208103010013) dari kelompok 1 kelas A izin bertanya kepada kelompok 3 mengenai materi yang kalian jelaskan, ada hal yang saya kurang mengerti, dalam materi FASE GERAK GC, bagaimana kolom secara kontinu dijaga oleh gas? jelaskan!
    Terimakasih

  • @azzamunadhiefa2091
    @azzamunadhiefa2091 25 วันที่ผ่านมา +2

    Assalamualaikum Wr.Wb. Saya Azza Munadhiefa Zain dengan NPM (2208103010011) dari kelompok 8 kelas A. Izin bertanya, apa pengaruh polaritas fase gerak terhadap selektivitas pemisahan senyawa dalam HPLC? Tolong jelaskan!
    Terimakasih🙏🏻

    • @ElvizaWandika
      @ElvizaWandika 25 วันที่ผ่านมา

      baik saya elviza wandika izin menjawab ya
      Polaritas fase gerak sangat memengaruhi selektivitas pemisahan dalam HPLC. Pada metode reversed-phase HPLC, fase gerak yang lebih polar digunakan untuk memisahkan senyawa nonpolar, karena senyawa nonpolar memiliki afinitas yang lebih besar terhadap fase diam nonpolar, sehingga waktu retensinya lebih lama. Sebaliknya, pada normal-phase HPLC, fase gerak nonpolar digunakan untuk memisahkan senyawa polar, karena senyawa polar akan lebih tertahan pada fase diam yang bersifat polar.
      Hal ini menunjukkan bahwa selektivitas pemisahan bergantung pada keseimbangan interaksi antara polaritas fase gerak, fase diam, dan analit yang dianalisis.
      Sumber Referensi:
      Rosydiati, & Saleh, E. K. (2019). Karakterisasi Puncak Chromatogram dalam High Performance Liquid Chromatography (HPLC) Terhadap Perbedaan Fase Gerak, Laju Alir, dan Penambahan Asam dalam Analisis Indole Acetic Acid (IAA). Journal Kanadaga, 2(12), 12-24.

    • @azzamunadhiefa2091
      @azzamunadhiefa2091 25 วันที่ผ่านมา

      Terimakasih banyak elviza atas jawabannya🙏🏻🤗​@@ElvizaWandika

  • @ElviraYusanti
    @ElviraYusanti 25 วันที่ผ่านมา +2

    Assalamu'alaikum. Perkenalkan saya Elvira Yusanti (2208103010053), dari kelompok 7 kelas A. Izin bertanya bagaimana tekanan tinggi dalam fase gerak HPLC memengaruhi efisiensi analisis?

    • @ElvizaWandika
      @ElvizaWandika 25 วันที่ผ่านมา

      Baik saya elviza wandika izin menjawab ya
      Tekanan tinggi memungkinkan penggunaan kolom dengan partikel berukuran lebih kecil (

  • @TalithaAufaNabilah
    @TalithaAufaNabilah 25 วันที่ผ่านมา +1

    Assalamualaikum. Perkenalkan saya Talitha Aufa Nabilah dengan NPM 2208103010059 dari kelompok 9 kelas A. Izin bertanya kepada kelompok 3, bagaimana perbedaan kecepatan migrasi mempengaruhi perpecahan komponen dalam GC?
    Terimakasih🙏

    • @SupridaKsp
      @SupridaKsp 25 วันที่ผ่านมา

      wa'alaikumussalam, baik, saya Suprida dengan NPM (2208103010055) dari kelompok 3A izin menjawab.
      Kecepatan aliran gas pembawa (carrier gas) merupakan salah satu parameter penting yang mempengaruhi kecepatan migrasi komponen. Perubahan kecepatan aliran gas dapat mempengaruhi retensi dan resolusi waktu. Kecepatan aliran yang terlalu tinggi dapat menyebabkan gangguan yang tidak sempurna karena waktu interaksi antara komponen dengan fase diam berkurang, sehingga puncak kromatogram menjadi tumpang tindih. Sebaliknya, kecepatan aliran yang terlalu rendah dapat memperpanjang waktu analisis tanpa meningkatkan resolusi secara signifikan.
      Sumber : Rosydiati & Saleh, E. K. (2019). Karakterisasi Puncak Kromatogram dalam High Performance Liquid Chromatography (HPLC) Terhadap Perbedaan Fase Gerak, Laju Alir, dan Penambahan Asam dalam Analisis Indole Acetic Acid (IAA).

    • @talitha-j6u
      @talitha-j6u 25 วันที่ผ่านมา

      @@SupridaKsp terimakasih pida atas jawabannya🙏🏻🤗

  • @YosiArifah
    @YosiArifah 25 วันที่ผ่านมา +1

    Assalamualaikum, perkenalkan saya Yosi arifah dengan npm 2208103010015 dari kelompok 2A,izin bertanya,Mengapa GC memiliki resolusi dan sensitivitas yang baik?terima kasih

    • @ditasavira6196
      @ditasavira6196 25 วันที่ผ่านมา

      Baik saya dita savira izin menjawab yaa.
      Jadi jika dianalogikan, Resolusi dalam GC artinya kemampuan untuk membedakan antara dua pelari yang tiba di garis finish dengan selisih waktu yang sangat dekat. Sensitivitas artinya kemampuan untuk mendeteksi pelari yang sangat kecil atau bahkan hanya setitik keringat yang tertinggal di lintasan. atau Resolusi adalah kemampuan GC untuk memisahkan dua puncak yang berdekatan. Semakin tinggi resolusi, semakin baik kemampuan GC untuk membedakan antara dua senyawa yang mirip.
      Sensitivitas adalah kemampuan GC untuk mendeteksi senyawa dalam jumlah yang sangat kecil. Semakin tinggi sensitivitas, semakin sedikit sampel yang dibutuhkan untuk analisis.
      GC memiliki resolusi dan sensitivitas yang baik karena berprinsip pada pemisahan yang efektif, dimana Senyawa dipisahkan berdasarkan perbedaan volatilitas dan interaksi dengan fase diam. yang kedua GC itu adalah peralatan yang canggih dimana memiliki Kolom kapiler dan detektor yang sensitif sehingga meningkatkan kinerja GC. ketiga, Kondisi operasinnya terkontrol yaitu Pengaturan yang tepat pada parameter operasi memastikan hasil yang akurat.
      Sumber buku : Poole, C. (Ed.). (2021). Gas chromatography. Elsevier.

  • @NadiaRahmah-k1u
    @NadiaRahmah-k1u 25 วันที่ผ่านมา +1

    Assalamualaikum wr..wb.. Perkenalkan saya Nadia Rahmah (2208103010051) dari kelompok 5 A, Izin bertanya, Bagaimana cara kerja pengolah data dalam analisis kromatografi gas?

    • @SupridaKsp
      @SupridaKsp 25 วันที่ผ่านมา

      Wa'alaikumussalam, baik, saya Suprida dengan NPM (2208103010055) dari kelompok 3A izin menjawab.
      Dalam analisis Kromatografi Gas (GC), pengolahan data memainkan peran penting dalam menginterpretasikan hasil klarifikasi senyawa. Berikut adalah tahapan dan cara kerja pengolahan data dalam analisis GC:
      1. Deteksi dan perekam Sinyal : Setelah sampel diinjeksikan dan komponen-komponennya dipisahkan dalam kolom GC, detektor (seperti Flame Ionization Detector atau FID) mendeteksi komponen yang keluar dari kolom. Detektor ini menghasilkan sinyal listrik yang sebanding dengan jumlah komponen yang terdeteksi.
      2. Konversi Sinyal ke Kromatogram : Sinyal listrik dari detektor dikirim ke sistem akuisisi data yang diubah menjadi kromatogram, yaitu grafik yang menunjukkan respon detektor (sinyal) terhadap waktu. Setiap puncak pada kromatogram mewakili komponen yang berbeda dalam sampel, dengan puncak (waktu retensi) menunjukkan identitas komponen dan luas puncak menunjukkan posisi konsentrasinya.
      3. Identifikasi Komponen : Waktu retensi setiap puncak dibandingkan dengan waktu retensi standar atau pustaka data untuk mengidentifikasi komponen. Dalam beberapa kasus, seperti pada GC yang dikombinasikan dengan spektrometri massa (GC-MS), spektrum massa digunakan untuk membantu mengidentifikasi komponen secara lebih akurat.
      4. Kuantifikasi Komponen : Luas puncak pada kromatogram sebanding dengan jumlah atau konsentrasi komponen dalam sampel. Metode standar internal sering digunakan untuk meningkatkan akurasi kuantifikasi, di mana senyawa dengan konsentrasi dan respons detektor yang diketahui ditambahkan ke sampel sebagai referensi.
      5. Analisis Data Lanjutan : Data dari kromatogram dapat dianalisis lebih lanjut menggunakan perangkat lunak khusus untuk menentukan parameter seperti resolusi antara puncak, efisiensi kolom, dan faktor kapasitas, yang semuanya penting untuk menilai kualitas verifikasi dan kinerja sistem GC.
      Sumber :
      - Mariana, E., Cahyono, E., Rahayu, E. F., & Nurcahyo, B. (2018). Validasi metode penetapan kuantitatif metanol dalam urin menggunakan gas chromatography-Flame ionization detector. Indonesian Journal of Chemical Science, 7(3), 277-284.
      - Asfiyah, S. (2020). Modifikasi deanstark upaya efisiensi proses distilasi uap minyak biji pala dalam praktikum kimia organik. Indonesian Journal of Laboratory, 2(1), 10-15.