Astronaut NASA 'Pede' Bisa Selamat Pulang ke Bumi dengan Kapsul Boeing
ฝัง
- เผยแพร่เมื่อ 12 ก.ค. 2024
- Pernahkah terbayang kalau kamu 'terjebak' di luar angkasa?
Dua astronaut NASA, Sunita 'Suni' Williams dan Barry 'Butch' Wilmore, sudah beberapa pekan belum bisa pulang ke Bumi akibat masalah pada kapsul Boeing Starliner mereka.
Mereka awalnya terbang pada 5 Juni lalu, sebagai dua astronaut pertama yang menaiki - dan menguji coba - kapsul Boeing tersebut ke angkasa luar.
Kapsul Boeing tersebut seharusnya membawa mereka pulang setelah 8 hari.
Namun, masalah pada alat pendorong dan kebocoran helium menunda kepulangan mereka hingga waktu yang belum ditentukan.
Pihak NASA dan teknisi Boeing masih harus melaksanakan sejumlah uji coba sebelum mengizinkan Starliner, yang membawa Suni dan Butch, turun ke Bumi.
Uji tersebut sebelumnya diperkirakan berlangsung 'dua pekan atau lebih'. Namun, Direktur Kru Komersial NASA Steve Stich berharap tes selesai pada akhir pekan ini.
NASA dan Boeing mengklaim bahwa Starliner sebenarnya dapat memulangkan Suni dan Butch jika terjadi kondisi gawat darurat di Stasiun Antariksa Internasional (ISS), tempat mereka berdiam hingga kini.
Namun, kapsul Boeing tersebut baru bisa diizinkan 'pulang' dalam kondisi non-gawat darurat jika masalah pelontar tersebut beres, atau setidaknya, menemui titik terang.
NASA dan Boeing sama-sama membantah bahwa kedua astronaut tersebut 'terdampar'.
Pada konferensi pers 10 Juli lalu dari luar angkasa, Suni dan Butch pun menyatakan 'percaya diri' kapsul Boeing tersebut dapat membawa mereka pulang ke Bumi dengan selamat.
Masalah pada pesawat luar angkasa bukannya tidak jarang.
Namun, Starliner sudah telanjur dibanding-bandingkan dengan kapsul SpaceX, Crew Dragon, yang sudah lebih dulu sukses 'antar-jemput' astronaut sejak 2020.
NASA mengontrak Boeing dan SpaceX pada 2014 untuk layanan 'antar-jemput' ke ISS, yang dilaporkan bernilai miliaran dolar atau setara triliunan rupiah.
#nasa #boeing #starliner
Kunjungi website kami 👉 www.voaindonesia.com
Ikuti VOA di akun media sosial lain:
Instagram: / voaindonesia
Facebook: / voaindonesia
Twitter: / voaindonesia
Kanal TH-cam VOA Indonesia menghadirkan berita terbaru dari berbagai dunia, khususnya berita dari Amerika. Ikuti juga kisah seru diaspora Indonesia di Amerika yang inspiratif lewat berbagai serial kami seperti Amerikuy dan Ketika Hidup Diperjuangkan. Kamu juga bisa intip berbagai aspek kehidupan di Amerika termasuk budaya, teknologi, seni dan hiburan.
Voice of America menyiarkan beragam program dalam 48 bahasa dan berpusat di Washington DC.
TUHAN PSTI membawamu pulng kmbali dgn sehat selamt...amin 🙏🙏
Tinggal loncat aja kan ada vidio nasa astronot loncat langsung ke bumi
Pengaruh grafitasi bumi nya belum hilang thd rambutnya
Hanya orang aring yang masih percaya lelucon buatan NASA... Ingat guys batuan luar angkasa aja bisa hancur berkeping-keping saat bergesekan dengan atmosfer bumi sampai jadi meteor apalagi manusia atau roket yang konon membawa astronot lol 😂
Kamu sangat bodoh
Ha ha ha...
Betul itu...
Kalau ada batu yg konon katanya dari surga berarti bohong besar dan dongeng...
Ha ha ha
Ini pentingnya negara menyuruh penduduknya yang goblog untuk sekolah
@@boylazer beda dengan mukjizat atau keajaiban dari sang pencipta itu memang terkadang diluar nalar manusia dan itu bukan hal yang mustahil karena kebesaran sang pencipta... Beda dengan astronot yang konon pergi keluar angkasa ini sudah banyak bukti kebohongannya bahkan dibongkar orang orang2 barat sendiri
Kok ada orang segoblok ini ya? Atau jangan2 ini emang bukan orang. Kalo komen boleh, tapi minimal pinter dikit lah😂
Loncat aja pasti lebih cepat sampai kan ada filmnya
Bolak balik bumi - luar angkasa ,hanya buang2 duit dan keakuan palsu dengan alasan penelitian , apa yg dibanggakan journey ke luar angkasa ? Paling2 ketemu angin dan ketemu angkasa tanpa udara ,di bumi gelap , alam2 rohani juga gak ketemu ! Nasa hanya banyak berhayal ketemu harta karun ,toh harta karun juga gak ada disana ,justru harta karun banyak di bumi dan lautan planet ini .
INDONESIA MASIH LEBIH MAJU DENGAN PARA KORUPTORNYA
Bisa pulang saja sdh syukur.
Klu China bukan hanya pulang, tapi sdh membawa hasil penelitian.
Percayakah anda
Benda apa yg paling keras di bumi mana mungkin bisa nembis atmospir meteor aja hancur
Ruang angkasa bukan luar angkasa, kocak
Kita belum bisa yg kaya gini ,cuma bisa melongo melihat kemajuan mereka ,jujur saya iri dgn pencapaian mereka
@@Dayak81 kita masih ribut nasab😂😂
@@nahrulaja2580 agama lain santai aja , mereka berpikir gimana bisa maju ,apa teknologi yg bisa di kembangkan , tapi kaum Padang pasir masih sibuk membahas haram halal,kafir , cara berpakaian , ini itulah , agama itu urusan pribadi dgn tuhan
Tinggal keluar dari air susah amad
Semoga secepatnya terselesaikan dan kembali kebumi
😂😂😂 mereka sebenarnya dihotel buat film😂😂😂😂
Berhalusinasi
Rambut pengaruh banyaknya ORGY experiment party goin'on there kwkwkw
bintang yang meredup.. USA,? dengan semua ini Saya jadi ragu, apakah NASA pernah mendaratkan manusia di Bulan..? Sekarang USA tanpa rusia, terlihat betapa payahnya program luar angkasa nya , NASA bukam jadi yang unggul hari ini
Ini kan hanya omong kosong secara batuan luar angkasa aja bisa hancur berkeping-keping saat bergesekan dengan atmosfer bumi lol 😂
@@hansalexanderlianata5944 sudah ada yang membuktikan lokasi foto Apollo ternyata ada di gurun Amerika.....
Tanpa Roket Soyuz Rusia Udah Ambyar Kali Tu ISS,,
Nasa Kirim Astronot Ke ISS,Bisa Berangkat Ga Bisa Pulang...
@@dvespacinema69 Meteor dan roket mengalami kondisi yang berbeda saat memasuki atau meninggalkan atmosfer Bumi, meskipun keduanya menghadapi tantangan yang serupa, seperti gesekan udara dan panas yang dihasilkan.
1. Kecepatan dan Sudut Masuk:
• Meteor: Biasanya memasuki atmosfer dengan kecepatan sangat tinggi, sekitar 20 hingga 70 km/detik. Sudut masuk yang curam sering kali membuatnya menghadapi tekanan dan panas yang ekstrem dalam waktu singkat.
• Roket: Kecepatannya bertahap dan terkendali, dengan desain yang direncanakan untuk mengurangi tekanan dan panas secara efisien. Sudut peluncuran diatur untuk meminimalkan stres pada struktur roket.
2. Desain dan Material:
• Meteor: Terdiri dari material alami seperti batu dan logam yang tidak dirancang untuk menahan tekanan dan panas tinggi yang mendadak. Karena itu, meteor cenderung pecah atau meledak saat terkena panas dan tekanan.
• Roket: Dibuat dengan material yang sangat kuat dan tahan panas, seperti paduan logam dan bahan komposit. Selain itu, roket dilengkapi dengan perisai termal dan sistem pendingin untuk menangani panas yang dihasilkan.
3. Pengendalian dan Manuver:
• Meteor: Tidak memiliki sistem pengendalian, sehingga tidak bisa menyesuaikan jalur atau kecepatan untuk mengurangi dampak gesekan dengan atmosfer.
• Roket: Dilengkapi dengan sistem pengendalian yang memungkinkan penyesuaian jalur dan kecepatan untuk meminimalkan gesekan dan panas. Roket juga memiliki tahapan peluncuran yang dirancang untuk memastikan setiap bagian bekerja secara optimal dan aman.
4. Ukuran dan Massa:
• Meteor: Ukurannya sangat bervariasi, dari kecil (meteoroid) hingga besar (meteor besar). Ketika meteor besar memasuki atmosfer, massa dan ukurannya menyebabkan tekanan dan panas yang lebih besar, yang bisa memecahkannya.
• Roket: Desain dan ukurannya diatur dengan cermat untuk memastikan distribusi tekanan dan panas yang merata, serta dilengkapi dengan teknologi untuk menangani kondisi ekstrem.
#AmerikaMemilikiBanyakSumberDayaManusiaYangDiLuarNalar.
Semoga rambut dibawah juga ikut berdiri
Ha ha ha. .
Pasti penganut ajaran cabul...
Namanya bagus. Ucapan nya jorok
😂tipu
NASA SETTINGAN...KALIII
ada jg orang yg mengatakan bahwa manusia belum sampai ke bulan,katanya itu kebohongan,
paling mirisnya lagi, adanya hujan bukan karena proses melainkan kehendak allah,
lihat ceramah pujaanya kadrun!
kapan pintar dan majunya negriku???
Buset dah😂 banyak bet yang bilang orang gak bisa ke luar angkasa karena gesekan gravitasi… Meteor dan roket mengalami kondisi yang berbeda saat memasuki atau meninggalkan atmosfer Bumi, meskipun keduanya menghadapi tantangan yang serupa, seperti gesekan udara dan panas yang dihasilkan.
1. Kecepatan dan Sudut Masuk:
• Meteor: Biasanya memasuki atmosfer dengan kecepatan sangat tinggi, sekitar 20 hingga 70 km/detik. Sudut masuk yang curam sering kali membuatnya menghadapi tekanan dan panas yang ekstrem dalam waktu singkat.
• Roket: Kecepatannya bertahap dan terkendali, dengan desain yang direncanakan untuk mengurangi tekanan dan panas secara efisien. Sudut peluncuran diatur untuk meminimalkan stres pada struktur roket.
2. Desain dan Material:
• Meteor: Terdiri dari material alami seperti batu dan logam yang tidak dirancang untuk menahan tekanan dan panas tinggi yang mendadak. Karena itu, meteor cenderung pecah atau meledak saat terkena panas dan tekanan.
• Roket: Dibuat dengan material yang sangat kuat dan tahan panas, seperti paduan logam dan bahan komposit. Selain itu, roket dilengkapi dengan perisai termal dan sistem pendingin untuk menangani panas yang dihasilkan.
3. Pengendalian dan Manuver:
• Meteor: Tidak memiliki sistem pengendalian, sehingga tidak bisa menyesuaikan jalur atau kecepatan untuk mengurangi dampak gesekan dengan atmosfer.
• Roket: Dilengkapi dengan sistem pengendalian yang memungkinkan penyesuaian jalur dan kecepatan untuk meminimalkan gesekan dan panas. Roket juga memiliki tahapan peluncuran yang dirancang untuk memastikan setiap bagian bekerja secara optimal dan aman.
4. Ukuran dan Massa:
• Meteor: Ukurannya sangat bervariasi, dari kecil (meteoroid) hingga besar (meteor besar). Ketika meteor besar memasuki atmosfer, massa dan ukurannya menyebabkan tekanan dan panas yang lebih besar, yang bisa memecahkannya.
• Roket: Desain dan ukurannya diatur dengan cermat untuk memastikan distribusi tekanan dan panas yang merata, serta dilengkapi dengan teknologi untuk menangani kondisi ekstrem.
🇱🇷
Nasa Halu...diluar angkasa padahal blm keluar bumi...wkwkwk. asteroid saja masuk permukaan bumi pecah terbakar...