GEGEMET TATINDIH - GORA PRABHAWA - Lomba Baleganjur Ngarap "Manggur Bayu" Putra Sesana Ubud Kelod
ฝัง
- เผยแพร่เมื่อ 28 ธ.ค. 2023
- Dalam rangka HUT ST. Putra Sesana Ubud Kelod di tahun 2023 ini, kami mempersembahkan sebuah Lomba Baleganjur Ngarap berjudul Manggur Bayu "Nundundun Bayu Penyandang" yang dilaksanakan pada tanggal 24 - 25 Desember di Alun-Alun Pasar Ubud.
Dalam video ini merupakan penampilan dari salah satu hasil karya peserta lomba yang mendapatkan juara 2 dengan deskripsi sebagai berikut:
Judul garapan: GEGEMET TATINDIH
Sinopsis: Pada tahun 1973, di Banjar Sema, Payangan, hidup seorang Undagi Bade terkenal yang karyanya merambah ke seluruh penjuru Bali. Hasil karya beliau baik Bade maupun Lembu terkenal karena anatomi dan proporsinya yang sempurna sehingga memiliki daya tarik yang mampu
menggetarkan jiwa para penikmat seni. Aliran darah seni dalam tubuh beliau sejalan dengan kepekaannya terhadap kehidupan sosial. Tak jarang karyanya diberikan secara sukarela kepada keluarga yang berduka yang menjadikan dirinya sangat dihormati dan dikagumi di Banjar Sema. Namun suatu ketika saat beliau menyelesaikan Bade untuk Upacara Ngaben Massal di Banjar Sema, Payangan, ada seseorang yang tiba-tiba mengkritik karyanya, meski awalnya la menerima kritik itu dengan sabar, namun lama kelamaan kritik itu berubah menjadì hinaan atas karya seni Bade yang dibuatnya. Kekecewaan dan kemarahan pun memuncak, mendorongnya untuk meletakkan suatu barang yang dibungkus kain yang sudah diberi mantra yang disebut Gegemet Tatindih, dan barang tersebut diletakkan di beberapa titik Sanan Bade.
Saat prosesi mapetulangan tiba, Bade tersebut tidak dapat diangkat, terasa begitu berat
melebihi nalar. Masyarakat yang menyaksikan menjadi histeris, penyandang Bade kelelahan, dan
Penabuh Baleganjur kewalahan. Di tengah kepanikan seorang pemuka desa diutus untuk menghampiri Bade serbari mengucapkan mantra tepat dikeempat sudut Sanan Bade sambil mengatakan "Jing Jing Jing" sambil memukul keempat sudut tersebut. Kemudian ia memberikan instruksi untuk mengangkat Bade secara bersama-sama. Mengikuti instruksi tersebut, tiba-tiba angin berhembus kencang. Penabuh Baleganjur yang sebelumnya kewalahan menjadi bersemangat dan memainkan Tabuh Baleganjur dengan penuh semangat, seolah-olah Nundun Bayu Penyandang Bade. Kekuatan mereka menjadi berkali-kali lipat, dan yang tadinya terasa begitu berat, Bade itu menjadi lebih ringan.
Ide cerita: Beloggita
Penata tabuh: Robert Putra Danarendra
Penyaji: Gora Prabhawa
Penanggung jawab: Sekaa Teruna Desa Adat Kelusa
Kami mengucapkan selamat atas prestasi yang diraih!
Hubungi kami di:
Instagram: / st.putrasesana - บันเทิง
Dagang canang sg ngelah bunga….🔥🔥🔥🔥
Gora Prabhawa Kelusa Mantap
Gora Prabhawa🔥🔥🔥
Joon san 💥
Bisa keto panggul reong bli😂?