saya kerja sebagai kurir yg tiap hari keliling ibu kota, dan sangat suka sekali dengan bangunan" rumah jaman dulu (padahal umur saya masih muda) 😁... terima kasih pak Can 🙏
Oernamen2 spt model rmh Tionghoa (Petjinan Style), lantai kepala naga persegi 6 yg masih asli, bata merah yg masih kelihatan, kamar mandi (masih spt bangunan asli), dinding dikamar dan diluar tembok bangunan masih ada bentuk bangunan yang kokoh, walaupun nggak terawat tp terlihat masih kokoh Pak @Candrian Atahyyat kelihatan masih gagah dan kokoh harusnya pemda DKI tetap terus memantau (aset negara nih) teteap harus kita lestarikan.
Kalau lihat rumah2 tua arsitektur Cina, saya teringat masa kecil di Palmerah, Jakarta Barat. Banyak sekali rumah2 seperti ini ini, menandakan daerah palmerah dulunya wilayah yang disenangi warga Tionghoa untuk tinggal. Pada era akhir 1960-an, setiap kali Imlek bapak saya dan saya biasanya ikut diundang untuk makan makan di rumah teman2 Tionghoanya, waktu lebaran kami kirim ketupat dan semur daging ke mereka...indahnya toleransi saat itu!
Sudah banyak yg direnovasi jadi kelihatan modern....paling menyedihkan Gedung Kecubuh, dekat gramedia/Kompas, yang dirobohkan diganti ruko! Yang tetap terpelihara utuh dan bagus tinggal kelenteng di belakang pasar palmerah, tempat saya desak2an nonton wayang potehi setiap imlek...
Emangg dulu thn 90 kebwh hidup keberagaman dijkrt msh asyikk,sy jg ngerasain saat puasa&lebaran ikut merasakan suasananya,bgitu jg kl Natal sy nganter2 makanan ke tetangga yg muslim mrk jg mengucapkan slmt Natal,tp sejak dtg yg celana cingkrang&yg bercadar kopar kafir muncul dech.
Rumah keluarga nenek saya di Jl.Kesejahteraan...tetangga kami dilingkungan lebih banyak yg keturunan Tionghoa,daerah Kota Gajahmada terkenal dari dulu dengan wilayah pecinan juga...saya,kakak,sepupu2 lahir dan sampai kelas 3 SD di sana...Alhamdulillah kami selalu rukun sesama tetangga sampai sekarang walau sudah lama sekali tidak tinggal disana ,tapi setiap imlek atau akhir tahun kita suka berkunjung ke tetangga lama yang keturunan Tinghoa..karena sejak zaman kakek nenek kami diajarkan untuk saling silaturahmi, peduli tidak memandang agama,suku,golongan,warna kulit..
Jadi teringat Melaka, Malaysia, bangunan2 china town begitu tertata rapih dan terpelihara sampai skrg. Jadi obyek wisata menarik di sana. Ada yg dijadikan cafe dsb. Andai saja glodok dan kota tua spt sana. Terakhir saat kecil melihat bangunan tionghoa kuno yg menarik adalah segitiga senen waktu itu, skrg sudah lenyap tergusur bangunan modern. Semoga semua bangunan2 kuno Tionghoa tetap terjaga, yg menjadi saksi bisu perjalanan dan berdirinya kota Jakarta. Semoga sehat terus pak Candrian Attahiyat
@@CandrianAttahiyyat sama2 pak Candrian Attahiyyat. Dulu waktu kecil akhir tahun 1970an, orang tua saya seraing mengajak saya belanja keperluan rumah tangga di toko langganan orang tua saya. Nama tokonya "Toko Merah" di tanah abang. Bangunannnya kuno khas Tionghoa, entah bagaimana kondisinya sekarang. Semoga saja tetap lestari. Ditunggu video2 berikutnya pak Attahiyyat :)
dibangun tahun 1810, bangunannya sudah berusia 211 tahun... VOC baru 10 tahun bangkrut, Napoleon Bonaparte baru saja menaklukkan kerajaan belanda, dan Kerajaan belanda masih akan bercokol di Indonesia selama 132 tahun ke depan...
Masa kecil saya di Kemenangan I... pernah saya sewa sepeda di seorang encek di sekitar sini rumah tua ini dan dia mengenal nenek saya yang asli datang dari Chung San... Kenangan masa kecil yang indah...
Di daerah Babelan Bekasi Utara tepatnya kurang lebih 300 mtr dari pasar Babelan ada rumah tua yang masih terawat, dan kalo gak salah di tempati orang Tionghoa. Coba di Kulik pak Chan
Untuk halaman sampingnya, terbayang dulunya taman dengan khas Tionghoa dan aneka tanaman dari cina. Juga beberapa patung2 singa mirip di kuil ada di situ. Dan di pintu depan halaman samping duduk beberapa orang centeng centeng pribumi yg menjaga rumah itu. Dan para Tionghoa pun duduk diruang tengah yang besar sedang membuat syair syair di sore hari di atas meja marmer pemberian pedang cina (imajinasi saya kesitu pak)
banyak pak didaerah glodok yg masih memiliki rumah dari jaman belanda..thank you pak can..doa saya selalu pak can diberi kesehatan dan berkah dari Allah
Saya suka bangunan bersejarah. Lokasinya strategis. Rumah ini layak dilestarikan menjadi cagar budaya. Mengingat sejarahnya, tentu harga rumah ini cukup tinggi. Harapan saya semoga rumah ini jatuh ke tangan orang yg tepat, di renovasi dengan tetap mempertahankan unsur2 arsitektur budaya yg nampak dari wujud aslinya. 💓🙏
Sy wkt kecil lahir di gg klenteng. Dulu bangunan ini namanya khun lok shia. Sy dl sering ke khun lok shia bangunan tua yg dulu dipakai bt kantor lurah apa camat deh saat itu sy msh kecil.dl daerah ini ada pasar nama nya pasar asam.sekrg org" tinggal jualan di emperan doang pasar kumuhnya sudah dibongkar
Belok dikit Pak hehe..jd ingat masa kecil. Saya tinggal di jl belawan, tnh abang 2. Suka ke pasar roxy yg toko"nya bangunan tionghoa dengan warna khas putih abu". Sprtinya skrg sdh tdk ada. Pdhl cangkir cantik yg ayah beli di sana waktu ultah ibu, masih ada, sudah 45 thn sbg hiasan.
Pk Chand,kontent ni baru muncul d beranda ,sd di like & subcr ya, dulu sekitar th '53 Ayah sy pernah dinas d kota depok,menempati rumah belanda yg jendelanya sebesar pintu jaman sekarang,sampai sekarang jadi suka sekali llht rumah2 kuno,😭😭smg sehat sehat sll ya pak
Tembok pintu msk di gangnya sudah berubah... 2 th lalu masih model melengkung... bagus ..pas lewatin serasa masuk ke jaman lampau..😁 Rmh jaman dulu emang gede2... sy lihat di pasar pagi.. modelnya mirip2 gitu, tp didlmnya ada loteng... modelnya persis seperti yg ada difilm2 silat..keren.. Cuma sayangnya kg terawat
*) sayang sekali bangunan tersebut terlihat tidak terawat dan sayang sekali halaman rumah tersebut dibangun rumah2 warga...entah bagaimana cerita nya kala itu...tanah tersebut bisa di miliki oleh ( orang lain ) warga....Semoga banguna tersebut bisa bertahan dan direnovasi kebentuk nya semula..."Salam Sehat dan Semangat terus untuk Pak Cand"...👍👍👍👍👍
Pak Can,di sepanjang Glodok ini memang banyak rumah2 bergaya arsitektur Cina yang sudah tua patut dilestarikan. Rumah2 berarsitektur Cina yang ada di Kota Tua Jakarta ini tak hanya di Glodok, tapi juga di Jalan Tambora dekat Masjid Tambora. Menurut info di buku Ensiklopedi Jakarta ( 2010) rumah2 berarsitektur Cina yang sudah tua yang berada dekat Masjid Tambora itu dibangun sekitar tahun 1750an. Kalau anda berwisata ke Masjid Tambora dan bertemu dengan Ustad Izzy di sana, mungkin anda dapat melihat rumah2 itu. Tetapi kata Ustad Izzy rumah2 tua bergaya arsitektur Cina di Tambora dan Glodok sudah banyak hilang karena kebakaran saat terjadi kerusuhan Mei 1998.
Sy pernh maen k rmh temen thn '90 kl ga slh..d daerah kmp mlayu arah cawang bnyk toko/showroom ..trnyata blakangnya rmh pninggalan cina..adem bgt..tp yg ninggalin dah orng ambon..rapih bersih..catnya putih semua..ubinnya tegel hitam
Sy prnh tinggal di Jl Keadilan glodok.. Wkt itu sktr th 1965/1967 msh terawat krn digunakan sbg kantor kelurahan glodok jkt barat ..sayang skrg ga terawat..bentuk bangunannya hampir mirip spt gdg Candra Naya jl Gajah Mada jkt.
melihat rumah-rumah tua, apalagi ex kolonial Belanda, entah kenapa saya merasa DeJavu, merasa pernah duduk-duduk di terasnya, merasa pernah membuka jendela-jendelanya. Nah kalo rumah2 tua seperti postingan ini, saya merasa akrab dengan jalan-jalannya, karena tidak jauh beda dengan jalan-jalan di rumah masa kecil saya, di tengah kota Jakarta. Terima kasih pak Candrian.
Pasar tertua itu ps senen yg skrg jadi atrium .disitu bangunan2 tua semua bahkan ada tempat pembuatan perahu thn 1700 an .bangunan2 rata2 punya ruangan bawah tanah yg nyaman.yg masih tersisa disitu cuma gedung yg sekarang tuk fizza hut dan mesjid yg sdh direnovasi.bangunan yg msh tertinggal itu Gedung WO Bharata yg dulu bernama panca murti dan jaman belanda Bioskop Rialto...
Pagi pak Chan .. mohon di cari info nya tentang rumah yang ada di Babelan Bekasi ada bangunan klasik seperti nya rumah orang Tionghoa tapi masih terjaga hingga saat ini .
Boleh sy tambahin pak Can, maaf kalo sy salah. Rumah yg pak Can ulas itu, gang nya juga suka disebut Gang Kunloksia sama orang2 sana. Dan di depan rumah itu di awal2 2000 an ada kandangnya, cuman di isi monyet, gendut banget monyetnya, tp udah mati bbrp tahun lalu. Dan di sisi samping rumah tua itu, ada jalan yg menuju ke jalan belakang dan ada kalinya. Nah di gang itu dulu ada seorang sinshe terkenal namanya koh Apiaw. Punya 2 anak yg ke 2 nya juga mahir dalam urusan urut keseleo. Namanya Iwan dan Aping. Demikian sekedar tambahan info aja dari saya.
Selamat pagi pak Can,salam sehat selalu...bangunan langgam tionghoa seperti ini sepertinya masih ada tersisa di pasar mester lama gang toko cat naga mas dan sekitar nya,gang menuju klenteng di pasar proyek bekasi,sama di sekitaran pasar cikarang juga masih ada pak...saya juga sering memperhatikan...
Waah bagus untuk di simak lintas generasi ini. Banyak cerita sejarah yang masih perlu di kupas lebih dalam lagi sptnya..semoga sejarah itu masih bisa bicara yaa 🙏
Tidak hanya dijakarta pak,dibandung dikawasan pecinan,pasar baru bandung dan jalan saritem juga banyak rumah arsitektur china dan lorong bergaya belanda yg sebetulnya dapat dijadikan penelitan oleh2 anak muda baik dari kajian,sosial,arsitek,dan sejarah.dan bisa dijadikan literasi.saya yakin di indonesia hampir tiap daerah banyak bangunan tua yg belum tersentuh dengan karakternya.
Malam Pak Can salam kenal. Kebetulan rmh PhoPho saya di sekitar sana (petak 9) msh murni bangunan jaman belanda. Sampai skrg bangunan nya msh kokoh berdiri hanya saja ada renovasi sedikit.
Coba liput rumah tua juga tapi masih terawat dgn baik, bangunannya luas & besar mungkin umurnya ratusan tahun juga ? Rumahnya dr.yulina di jl.perniagaan samping / sederet pasar perniagaan Glodok
Harusnya direnovasi total terus dijadikan museum saja yah pak Candrian... Karena pemilik rumah yg menempati enggak bs melakukan apa-apa meskipun dg pekerjaan sang suami yg skr ini... Miris memprihatinkan bangunan peninggalan zaman Hindia Belanda di akhir abad 19 seperti ini yg dulunya bangunan peninggalan etnis Tionghoa yah... Klenteng kl gak salah spt yg pak Candrian deskripsikan... Tahun 1970an menjadi kantor kelurahan...
@@sekolahbumi1023 jah... Ketauan anda bukan warga asli jakarta 😊 dari zaman kerajaan sampe kolonial bahkan sampe sekarang jakarta ya ttep banjir jng salahin pemerintahnya itu banjir krn alam, mau brp triliun juga emang nya di pake buat nanganin banjir juga! Kami warga jakarta bersyukur walau banjir juga gak akan menghina siapapun walau beda pandangan politik 😊
kwalitas bahan bangunannya mang bagus ya..batanya tebel2, lorong dari ruang tamu ke arah ruang tengah keliatannya da 2 lorong yaPak Chan, lorong kiri dan kanan, kalau memang iya, ada ruangan diantara 2 lorong sempit itu ya Pak ? Terima kasih Pak Chan, jalanjalannya
Keren semoga dilestarikan, krn di Penang, Melaka dan sekitarnya di Semenanjung & Singapura masih lengkap/dilestarikan dijadikan cafe/resto & ternyata nyaman krn internitnya/ceiling tinggi
@@CandrianAttahiyyat iya ya pak keliatan dari posisinya menjorok ke dalam. Bisa dipastikan halamannya luas itu. Tp skr mungkin sudah dijual halaman kanan kirinya atau diokupasi warga ? Tetap pikiran saya melayang ke rumah2 dinas perkebunan2 era Belanda yang halamannya luas2. Kemungkinan mirip2 seperti itu saat itu. Semangat pak. Salam sehat.
Pak Can terima kasih udah bikin vlog seperti ini. Kita Jd enggak usah repot2 lagi. Semoga Channel ini bisa berkembang baik. Bisa sebagai file. Kapan ke museum pak bisa ungkap misalkan buku paling tua di Jakarta, iklan2 jaman dulu, novel2 kuno, alat2 percetakan jaman dulu kalo ada 👍dsb. Tetap sehat ya pak Can.
Semoga ada donatur yang mau membantu melestarikan rumah ini di betulin dengan tidak merubah ke aslian nya. Saya suka bangunan2 lama rumah gaya Peranakan Tionghoa. Seperti di Singapura dan Malaysia bagus2 rumah2 Peranakan Tionghoa nya. 🙏🙏
saya kerja sebagai kurir yg tiap hari keliling ibu kota, dan sangat suka sekali dengan bangunan" rumah jaman dulu (padahal umur saya masih muda) 😁... terima kasih pak Can 🙏
Sama2 bang Apry
@@CandrianAttahiyyat o7ip7ìo7io7ìo7ìo7ìo7ìo7ìo7io7ìo7ìo7ìo7íìo7io7io7ììo7o7o7io7io77o7o7oo7iìo7ìio7ìp7io7io7io77o7ìo7ìo7io7ìp7io7ìo7o7ìo7ìo7io7ìo7ìo7io7ìo7io7ìo7ìo7ìo7io7io7ìo7ìo7ììo7ììio7ìo7ìo7io7ìio7ìiììoo7ìo7ìo7ìo7o7io7ìo7ìo7ìio7iip7io7ìo7ìo7ìo7ìo7io7ì7oip7ìo7ìo7ììo7ìo7ìo7ioìo7iìo7ìo7ìo7ìo7ìo7ììo7ìo7io7ìo7io7ììo7iìo7ìo7io7o7io7ìo7io7ìpio7ìo7io7ìo7ìp7ìo7io7ìio7io7ìo7io7iio7io7io7io7io7ìo7io7i7o7o7io7o7io7o7ìo7io7p7oo7i7oio7ìo7o7oo7io7io7io7io7o7io7o7o7io7io7io7o7io7io7ip7io7io7io7iio7iio7io7o7ìio7o7io7io7io7o7io7io7o7io7i7oio7io7io7ip7iio7io7oo7ìo7o7ìoio7o7io7ìo7io7io7io7ìo7iio7o7io7io7ìo7ìo7o7pìp7ìo7io7ìo7ìììo7io7ìo7ìo7ìoio7ìo7io7ìo7ìo7io7iìo7ìo7ìo7ììo7ìo7io7ììo7iìo7io7io7ìo7ìo7ìo7ìo7ìo7ìo7ìo7ìo7ììo7ìo7ìo7o7i⁸o7ìo7ìo7ìo7ìo7ìo7io7ìoio7io7ìo7íio7ìo7ìo7o7iio7ì7oooìo7io7io7iìoìo7ìo7ío7io7iìo7ìo7o7io7io7ío7io7ìo7ìo7ìo7io7iio7ììp7p7io7io7io7ìo7ìo7io7ììo7io77oo7ìo7ììo7ìo7ìo7io7io7ìo7ìo7iìo7io7io7o7ìo7io7ìo7io7ìio7ìo7ì7oìo7io7ìo7ìo7ììo7ìo7ìo7ìo7ì7ioio7ììo7ìo7ìo7ìo7io7o77oo7io7io7io7o7o7iio7io7o7ìo7io7io7ììo7io7io7òo7ìo7ìo7ììio7ìo7oo7ìo7ìo7ìo7iìo7ìo7ìo7ììo7ìo7ìo7ììo7iìo7io7io7iiìo7ìo77ìo7ìo7ìo7io7ìo7ìo7ììo7ììo7ìo7ìp7ìo7o7ììo7ìo7io7ip7io7io7io7ioio7ììo7ìo7o7io7ìo7ìo7io7io7ìo7ìo7ìo7ìo7o7io7o7ìo7ìo7ìo7ìììo7o7ìo7io7io7ìo7io7ioìp7io7ìo7ìo7io7io7ioiìo7io7io7ìo7io7io7ìo7ìoìo7ìo7iìo7ìo7o7io77oio7ìo7ìo7ìo7ìo7ìo7io7ìo7ìo7io7ìo7io7ìo7io7io7io7ìo7ìo7o7io7o7ìp7ìo7ìo7io7ìo7ìo7ìo7io7io7ììo7io7ìo7ìoìo7ìo7o7ìo7ìo7io7io7io7ìo7ìììo7io7io7o7iìo7ìo77oio7io7iio7ìp7ììo7ìo7ìo7ìo7ìo7io7io7ìo7ìo7ìo7ío7ìo7ìo7io7ioìo77o7io7io7io7io7ìo7ìio7ìo7o7io7ìo7ìo7io7o7ìo7ìo7ìo7io7io7ìio7ìo7io7ìo7ìo7ìo7ìo7ìio7io7ìo7io7ìo7io7io7ìo7ìo7ììo7ìo7io7io7io7ìo77io7ìo7io7ììo7ììio7ì7oo7o7io7ìo7oììo7io7io7ìo7io7ìo7io7ìp7ìo7ìo7o7io7io7ìio77o7pìo7ìp7io7io7ìo7ìo7ììo7ìo7ìio7ìo7ìo7io7ìo7o7ìo7ìo7ìo7ip7í7o7io7o7ìo7io7ío7io7ììo7io7ìo7ìo7o7io7io7ìo7ìo7io7ììo7io7ìo7ìp7ìo7ìo7io7io7ìo7io7io7io7o7io7⁷o7io7ìo7io7ìo7io7io7ìo7p7io7io7iio7iio7io7io7io7ìo7io7io7o7io7oìo7io7ìo7ìo7ìo7ìio7io7iìio7ìo7io7o7ìo7ìo7o7ìo7ìo7ììo7ìo7íio7io7ìo7io7io7o7o7io7io7ìoio7ììo7ìo7io7oo7o7io7io7ip7p7io7ìio7io7io7ìo7ìo7ìo7io7ìo7io7ììo7ìo7ììo7ìo7ì7ìo7ìp7io7ìo7ìo7ìo7ìo7ìp7ìo7ììo7ìo7ìo76oo7ìio7o776o7io7io7io7io777ìo7io7io7io7io7o77o7o7ìo7ììo7io7io7io7io7ìo7io7ìo7ìio7iìo7ìo7ìo7ìo7po7iìo7io7io7ìo7ìo7io7ìo7ip7io7io7io7iìo7o7ìo7ìo7io7ìo7ìio7ip7p7ìo7ìo7ìo7ìo7io7ìo7io7io7ìo7io7ìo7ìo7io7ìo7ío7io7ìo7io7ìo7ìo7ìo7io7io7io7ìo7io7ìo7ìo7io7ìo7ìp7ìo7ìo7io7ìo7p7ìo7io7ìo7o7ìo7io7ìo7ìo7ìo7ììio7ìo7ìoio6io7ìo7iìio7ìo7io7ìo7ìo7io7io7ìio7ìo7ìo7o7io7ììo7io7ìio7ìo7ìo7io7ììo7o7io77o7ioìo7io7ioìo7ìo7ìo7ìo7ìo7ìo7ìo7io7ìo7ììo7io7io7ip7iio7io7ìo7io7ip7ììo7ìo7ìo7o7ìoio7ìo7io7ìo7ììo7io7io7io7io7io7io7iìo7ìp7ìo7ìo7io7ìo7iiio7ìo7ìo7ìo7ìo7iìo7io7o7ioìo7ìo7io7ìo7ìp7ìo7ìo7io7ìo7io7io7ío7io7ìo7ìo7io7ìo7o7ìo7ììo7ìì7ìo7io7ìo7io7ìo7ìo7ìo7io7io7ìo7ìo7ìo7ìo7io7o7ìo7io7ìo7ìo7ìo7o7iio7ìo7ìo7ìo7ìo7ìo7ìo7ìo7iìo7ìo7ìo7ìo7io7ìo7ìo7ìo7ìo7ìo7io7ìp7ìo7ìp7ìo7ìo7ìo7ìo7ìo7ììpìo7o7io7ìio7io7ìo7o7ìo7o7ìo7io7io7ìo7ìo7ììo7io7ìo7o7o7ìo7ìo7ìo7ììo7ìo7ìo7ìo7íìo7o7io7ìo7ìo7ììo7ìo7io7ìo7ìo7ìo7io7ìo7ìo7ìo7ìo7io7o7ìo7ìp7ìo7io7io7ìp7ìo7ìo7o7ìio7ìo7íìo7ìo7ìo7ìo7ìo7io7io7io7ìo7io7ìo7io7io7ììo7ìo7o7iìo7io7ìo7io7ìo7o7ììo77oo7o7ìo7io7ìo7ìo7io7ìo7ìp7ìo7ìo7íìo7ìo7ììo7ìo7io7ìo7io7ìp7ìo7ìo7ìo77o7ìo7io7ììo7ìoìoio7io7ììp7ìo7io7oìo7ìp7ìo7ìo7io7io7ìo7ìo7io7ìo7ìo7ìo7ìo7ìp7io7o7ip7ìo7ìo7io7ìo7ìo7ìo7ìo7oo7io7ìo7ìo7io7ìo7ìo7ìo7ìo7ìiio7ìo7ìo7io7o7io7io7i7oo6ìo7ìo7ìì7oo7ìo7ìio7ìo7ìo7ìo7ìo7ìo7ìo7ìo7io7io6ìo7ìo7ìo7ìo7ìo7io7ìo7ìp7io7ìo7ìo7ìo7ìo7o7ìo7iìo7ìo7io7ìo7ìo7ìo7ìo7ìo7ìo7io7io7o7o7ìo7ìo7ìo7io76o7o9777o6o89⅞6o77779o79o78o78o78o77o78o7o7⁸⁸o78o78o788o78o78o78o78o78o78o78o7⁸o7899o7777o7o78o788o78o77o78o7777o7o789o787o777o7o79o778o7⁸8o78o7o788o78o788⁸⁸o7⁸o7⁸o78o788o7⁸o7⁸o7⁸7⁸o78o78o7⁸o7⁸o7⁸o7⁸o78o78o78o78o78o78o78o7⁸o78o78o78o7⁸o7o7⁸o7⁸o7⁸⁸o7⁸o7o7⁸o78o78o7⁸o78o7⁸o7⁸o78o7⁸⁸⁸o78o7o78o78o7o7⁸o7⁸o7⁸o7⁸o7⁸o7⁸o78⁸o7o7⁸o7⁸o78o7⁸o7⁸o78o7⁸o78o7⁸o7⁸7⁸o7⁸o78o7⁸o78o78o78o7⁸o78o7⁸o7⁸o78o7⁸o7⁸o788o78o7⁸o78o78o78o7⁸o788o7⁸o7⁸o78o7⁸o78o78⁸o7⁸o7⁸o7⁸o7⁸o78o7⁸o7⁸⁸o7⁸o7⁸o7⁸o78o7⁸o7⁸⁸⁸o78o7⁸o7⁸o7⁸o7⁸o78o78⁸o78o7⁸o7⁸o78o6o78o7⁸8o7⁸o7⁸o7⁸⁸8o7⁸o7⁸o7o7⁸o78o7⁸o7⁸o7o7⁸o7⁸o7⁸o7⁸o⁸o78o78⁸o7⁸o7⁸o7⁸o7⁸o7⁸o7⁸o7⁸o78o78o78o7o78o78o78o7⁸o78o78o7⁸o7⁸o7⁸8o7⁸o78o78o78o78o78o78o7⁸o78o78o7⁸o7⁸o78o78o78o7o7⁸o7⁸o7⁸o78o78o78o7⁸⁸o788o7o78o7o7o7o7o7⁸o78o7⁸o78⁸o7⁸o78o7⁸o78o7⁸o7o778o78o7⁸⁸o78o78o78o7⁸o78o7⁸o78⁸o7⁸o78o7⁸o7⁸o7⁸o7⁸o7⁸⁸o7⁸o78o7o7⁸o78o78o7⁸⁸o7⁸o7⁸o78o7⁸8o7⁸o7⁸o7⁸o7⁸o78o7⁸o7⁸o7⁸o7⁸⁸o78o7⁸o7⁸o7o7⁸o7⁸o78o7⁸o7o7⁸o7⁸o7⁸⁸8⁸o78o7⁸o7⁸⁸o7⁸o7⁸o7o7⁸o7⁸o7⁸o78o7⁸o7⁸o7⁸o7⁸o78o7o7⁸o78o78o7o7787o88o78o7o78o7o78o78o78o7⁸o78o7⁸o7⁸o7⁸o7⁸o78o78o78o7⁸o7⁸o78o7⁸o78o78o78o7⁸o7⁸o7⁸o7⁸o78o7⁸⁸o78o7⁸o78o7⁸o7o7⁸o78o78o78o7⁸o7o78o78o78o7⁸o7⁸8o7⁸o78o78⁸o7⁸o7⁸o78o7⁸o7⁸o7⁸o7o7o78o7⁸o78o78o78o7o7o8o7⁸o7⁸o7o7⁸o78o7o78o7⁸o7⁸o78o7o78o78o788o7⁸o7o7⁸78o78o78o7⁸⁸o7⁸8o78⁸⁹o78o78o7⁸o78o6⁸o7⁸o7⁸o78o7⁸⁸o78o7⁸⁸o7⁸o7⁸o78o7⁸o78o6⁸97⁸8o7⁸o7⁸o7⁸o7⁸o7⁸o7⁸o7⁸⁸o7⁸o7o7⁸o78o7⁸o7⁸⁸8o7⁸o7⁸o7⁸o7⁸o7⁸⁸o7o7⁸⁸o7⁸o78o7⁸o7⁸o78o7⁸o7⁸o7o7⁸o78o7⁸o7⁸o7o78o7⁸o7o7⁸⁸o7⁸⁸⁸o7o7⁸⁸o7o7⁸97⁸o7⁸o7⁸o7o7⁸o7⁸o7⁸⁸o7⁸⁸o7o7⁸o78o7⁸o7⁸o7⁸o7⁸⁸o7⁸o7⁸⁸o7⁸⁸o78o7⁸o78o7⁸o78o7⁸o7⁸o78o7⁸⁸o7⁸o78o78o78o78o7⁸o78o78o78o78o7o7⁸o78o78o7⁸o7⁸o7⁸o7⁸o7⁸o7⁸o7⁸⁸o7⁸⁸o78o7⁸o7⁸o7⁸o78o7⁸o7⁸o7⁸o7⁸o7⁸o7⁸o7⁸o7⁸o7⁸o7⁸o78o78o7⁸o7⁸o7⁸o7⁸o78o7⁸o7⁸o7⁸o7⁸o7⁸o7⁸o7⁸o7⁸8o7⁸o7⁸o78o78o7⁸⁸o7⁸o7⁸o7o7⁸o7o7⁸o7⁸8o7⁸o78o7⁸o78⁸o7⁸o78o6⁸o7⁸o7⁸o7⁸o7⁸o7⁸o7⁸⁸o7⁸o7⁸⁸8o7⁸o7⁸o78o78o7⁸o7⁸o7⁸o7⁸p⁰
0
nice dek
Oernamen2 spt model rmh Tionghoa (Petjinan Style), lantai kepala naga persegi 6 yg masih asli, bata merah yg masih kelihatan, kamar mandi (masih spt bangunan asli), dinding dikamar dan diluar tembok bangunan masih ada bentuk bangunan yang kokoh, walaupun nggak terawat tp terlihat masih kokoh Pak @Candrian Atahyyat kelihatan masih gagah dan kokoh harusnya pemda DKI tetap terus memantau (aset negara nih) teteap harus kita lestarikan.
Setuju mbak Apri Ningsih
Kalau lihat rumah2 tua arsitektur Cina, saya teringat masa kecil di Palmerah, Jakarta Barat. Banyak sekali rumah2 seperti ini ini, menandakan daerah palmerah dulunya wilayah yang disenangi warga Tionghoa untuk tinggal. Pada era akhir 1960-an, setiap kali Imlek bapak saya dan saya biasanya ikut diundang untuk makan makan di rumah teman2 Tionghoanya, waktu lebaran kami kirim ketupat dan semur daging ke mereka...indahnya toleransi saat itu!
Iya keberagaman
@edi utama,Trus skg rumah2 nya masih ada bang?dan apa masih bnyak etnis tionghoa disana?
Sudah banyak yg direnovasi jadi kelihatan modern....paling menyedihkan Gedung Kecubuh, dekat gramedia/Kompas, yang dirobohkan diganti ruko! Yang tetap terpelihara utuh dan bagus tinggal kelenteng di belakang pasar palmerah, tempat saya desak2an nonton wayang potehi setiap imlek...
Emangg dulu thn 90 kebwh hidup keberagaman dijkrt msh asyikk,sy jg ngerasain saat puasa&lebaran ikut merasakan suasananya,bgitu jg kl Natal sy nganter2 makanan ke tetangga yg muslim mrk jg mengucapkan slmt Natal,tp sejak dtg yg celana cingkrang&yg bercadar kopar kafir muncul dech.
Rumah keluarga nenek saya di Jl.Kesejahteraan...tetangga kami dilingkungan lebih banyak yg keturunan Tionghoa,daerah Kota Gajahmada terkenal dari dulu dengan wilayah pecinan juga...saya,kakak,sepupu2 lahir dan sampai kelas 3 SD di sana...Alhamdulillah kami selalu rukun sesama tetangga sampai sekarang walau sudah lama sekali tidak tinggal disana ,tapi setiap imlek atau akhir tahun kita suka berkunjung ke tetangga lama yang keturunan Tinghoa..karena sejak zaman kakek nenek kami diajarkan untuk saling silaturahmi, peduli tidak memandang agama,suku,golongan,warna kulit..
Kawasan kota tua banyak bangunan bersejarah sudah seharusnya di lestarikan.. 👍👍
Setuju
Jadi teringat Melaka, Malaysia, bangunan2 china town begitu tertata rapih dan terpelihara sampai skrg. Jadi obyek wisata menarik di sana. Ada yg dijadikan cafe dsb. Andai saja glodok dan kota tua spt sana. Terakhir saat kecil melihat bangunan tionghoa kuno yg menarik adalah segitiga senen waktu itu, skrg sudah lenyap tergusur bangunan modern. Semoga semua bangunan2 kuno Tionghoa tetap terjaga, yg menjadi saksi bisu perjalanan dan berdirinya kota Jakarta. Semoga sehat terus pak Candrian Attahiyat
Terimakasih mas Nazar sudah sharing pengalamannya
@@CandrianAttahiyyat sama2 pak Candrian Attahiyyat. Dulu waktu kecil akhir tahun 1970an, orang tua saya seraing mengajak saya belanja keperluan rumah tangga di toko langganan orang tua saya. Nama tokonya "Toko Merah" di tanah abang. Bangunannnya kuno khas Tionghoa, entah bagaimana kondisinya sekarang. Semoga saja tetap lestari. Ditunggu video2 berikutnya pak Attahiyyat :)
@@nazaryamamoto652 salam sehat mas Nazar
dibangun tahun 1810, bangunannya sudah berusia 211 tahun...
VOC baru 10 tahun bangkrut, Napoleon Bonaparte baru saja menaklukkan kerajaan belanda, dan Kerajaan belanda masih akan bercokol di Indonesia selama 132 tahun ke depan...
Mantep....uraiannya, seandainya dinding itu bisa bicara pasti dia akan bilang...saya bangga bisa jd saksi sejarah ...
@@arioscar9201 mudah2an bangunannya masih bisa berdiri ratusan tahun dari sekarang...
Masa kecil saya di Kemenangan I... pernah saya sewa sepeda di seorang encek di sekitar sini rumah tua ini dan dia mengenal nenek saya yang asli datang dari Chung San...
Kenangan masa kecil yang indah...
Mas William salam sehat
Terima kasih, Pak. Saya belajar banyak dari video-video Bapak. Indonesia butuh lebih banyak gaya pengarsipan seperti ini. 🙏🙏🙏
Terimakasih mbak Sri
Di daerah Babelan Bekasi Utara tepatnya kurang lebih 300 mtr dari pasar Babelan ada rumah tua yang masih terawat, dan kalo gak salah di tempati orang Tionghoa. Coba di Kulik pak Chan
Insya Allah Juragan
Untuk halaman sampingnya, terbayang dulunya taman dengan khas Tionghoa dan aneka tanaman dari cina. Juga beberapa patung2 singa mirip di kuil ada di situ. Dan di pintu depan halaman samping duduk beberapa orang centeng centeng pribumi yg menjaga rumah itu. Dan para Tionghoa pun duduk diruang tengah yang besar sedang membuat syair syair di sore hari di atas meja marmer pemberian pedang cina (imajinasi saya kesitu pak)
Bayangan saya Kebon kelapa mas Agung
@@CandrianAttahiyyat bisa juga pak kalo area taman itu nggak dikelilingi pagar tembok. Jadi campur sama perkampungan. Bnyk pohon kelapanya
@@agungrachmadani8513 iya bisa juga
banyak pak didaerah glodok yg masih memiliki rumah dari jaman belanda..thank you pak can..doa saya selalu pak can diberi kesehatan dan berkah dari Allah
Mas Erick Terimakasih doanya
Saya suka bangunan bersejarah. Lokasinya strategis. Rumah ini layak dilestarikan menjadi cagar budaya. Mengingat sejarahnya, tentu harga rumah ini cukup tinggi.
Harapan saya semoga rumah ini jatuh ke tangan orang yg tepat, di renovasi dengan tetap mempertahankan unsur2 arsitektur budaya yg nampak dari wujud aslinya. 💓🙏
semoga
Sy respect sm cucu2 yg tdk merubah rumah tua hanya merenovasi seperlunya.
Sy wkt kecil lahir di gg klenteng. Dulu bangunan ini namanya khun lok shia. Sy dl sering ke khun lok shia bangunan tua yg dulu dipakai bt kantor lurah apa camat deh saat itu sy msh kecil.dl daerah ini ada pasar nama nya pasar asam.sekrg org" tinggal jualan di emperan doang pasar kumuhnya sudah dibongkar
dulu kantor lurah. Terimakasih sudah memberi informasi tambahan
Belok dikit Pak hehe..jd ingat masa kecil. Saya tinggal di jl belawan, tnh abang 2. Suka ke pasar roxy yg toko"nya bangunan tionghoa dengan warna khas putih abu". Sprtinya skrg sdh tdk ada. Pdhl cangkir cantik yg ayah beli di sana waktu ultah ibu, masih ada, sudah 45 thn sbg hiasan.
Salam sehat selalu bu Teguh
Wih.....wih,,,wih btk aslunya msh kelihatan jls, terimakasih p can ats informasinya
Sama2 mas
Pk Chand,kontent ni baru muncul d beranda ,sd di like & subcr ya, dulu sekitar th '53 Ayah sy pernah dinas d kota depok,menempati rumah belanda yg jendelanya sebesar pintu jaman sekarang,sampai sekarang jadi suka sekali llht rumah2 kuno,😭😭smg sehat sehat sll ya pak
Terimakasih sdh subscribe. Salam sehat
Indahnya, tiap rumah lama mempunyai riwayat
Wah pemda harus turun tangan melestarikan nih,
tanpa harus berpindah kepemilikan...
Tembok pintu msk di gangnya sudah berubah...
2 th lalu masih model melengkung... bagus ..pas lewatin serasa masuk ke jaman lampau..😁
Rmh jaman dulu emang gede2... sy lihat di pasar pagi.. modelnya mirip2 gitu, tp didlmnya ada loteng... modelnya persis seperti yg ada difilm2 silat..keren..
Cuma sayangnya kg terawat
Iya kurang perawatan
Kl dirapihin lg rmhnya luas bgt..adem..ingetanku kmbali ke masa lalu...rmh jadul biasanya kuat2 bangunannya..dindingnya tebal..sayang ga keurus
Cagar budaya semoga pemda memperhatikan bangunan2 tua di jkt. Seperti eropa yg mempertanksn bangunan tuanya.
*) sayang sekali bangunan tersebut terlihat tidak terawat dan sayang sekali halaman rumah tersebut dibangun rumah2 warga...entah bagaimana cerita nya kala itu...tanah tersebut bisa di miliki oleh ( orang lain ) warga....Semoga banguna tersebut bisa bertahan dan direnovasi kebentuk nya semula..."Salam Sehat dan Semangat terus untuk Pak Cand"...👍👍👍👍👍
Semoga mas Irfan
Aamiin Yaa Rabb🤲
Sangat benar sekali & se7.....
Pak Can,di sepanjang Glodok ini memang banyak rumah2 bergaya arsitektur Cina yang sudah tua patut dilestarikan. Rumah2 berarsitektur Cina yang ada di Kota Tua Jakarta ini tak hanya di Glodok, tapi juga di Jalan Tambora dekat Masjid Tambora. Menurut info di buku Ensiklopedi Jakarta ( 2010) rumah2 berarsitektur Cina yang sudah tua yang berada dekat Masjid Tambora itu dibangun sekitar tahun 1750an. Kalau anda berwisata ke Masjid Tambora dan bertemu dengan Ustad Izzy di sana, mungkin anda dapat melihat rumah2 itu. Tetapi kata Ustad Izzy rumah2 tua bergaya arsitektur Cina di Tambora dan Glodok sudah banyak hilang karena kebakaran saat terjadi kerusuhan Mei 1998.
Sangat disayangkan mas Irwan
@@CandrianAttahiyyat Kalau rumah tionghoa yang ada di Pasar Asemka itu bangunan lama juga sepertinya pak.
@@charox21 iya mas Bahri
Sy pernh maen k rmh temen thn '90 kl ga slh..d daerah kmp mlayu arah cawang bnyk toko/showroom ..trnyata blakangnya rmh pninggalan cina..adem bgt..tp yg ninggalin dah orng ambon..rapih bersih..catnya putih semua..ubinnya tegel hitam
Sy prnh tinggal di Jl Keadilan glodok.. Wkt itu sktr th 1965/1967 msh terawat krn digunakan sbg kantor kelurahan glodok jkt barat ..sayang skrg ga terawat..bentuk bangunannya hampir mirip spt gdg Candra Naya jl Gajah Mada jkt.
Terimakasih sdh menonton dan memberi informasi tambahan
Sebaiknya pemerintah daerah mengambil alih /membeli sebagai asset kekayaan daerah untk sjrah perkembangan kota dahulu semoga Aamiin sukron
melihat rumah-rumah tua, apalagi ex kolonial Belanda, entah kenapa saya merasa DeJavu, merasa pernah duduk-duduk di terasnya, merasa pernah membuka jendela-jendelanya. Nah kalo rumah2 tua seperti postingan ini, saya merasa akrab dengan jalan-jalannya, karena tidak jauh beda dengan jalan-jalan di rumah masa kecil saya, di tengah kota Jakarta.
Terima kasih pak Candrian.
Terimakasih juga mbak Eny yang sempat masuk dalam dimensi masa lalu
Luar biasa semangat pak Can ini mengkoleksi vidio2 bangunan tua.........kalah deh anak muda.....sehat selalu pak.
Terimakasih mas Ari
Bangunan dr Thun 1810...smoga gubernur Jakarta melihat video ni dan menyelamatkan ny dr keruntuhan agar d pugar 🙏🙏
Semoga
Kota tua pinangsia yah sebelom ke hayam wuruk harmoni. Daerah tiongkok ini.
Daerah mangga besar dekat dri tempatku mangga Dua. Dulu aku suka lewat kedaerah ini kalo mau berangkat kerja kota tua pinangsia
Alhamdullilah Sehat terus semangat terus Pak Haji Tetap berkarya Amin Ya Robb 🤲🤲🤲🙏🙏
Alhamdulillah, terimakasih. salam untuk keluarga
Jadi caffe/work space atau perpustakaan asik nich...
kontenya alhamdulillah mengingatkan sy jangan agar tdk merusak sejarah. semoga semakin banyak orang" ikut menjaga dan melestarikan sejarah
Terimakasih mbak Lia
Pasar tertua itu ps senen yg skrg jadi atrium .disitu bangunan2 tua semua bahkan ada tempat pembuatan perahu thn 1700 an .bangunan2 rata2 punya ruangan bawah tanah yg nyaman.yg masih tersisa disitu cuma gedung yg sekarang tuk fizza hut dan mesjid yg sdh direnovasi.bangunan yg msh tertinggal itu Gedung WO Bharata yg dulu bernama panca murti dan jaman belanda Bioskop Rialto...
Terimakasih mas Tino informasinya
Rumah itu yg paling senior diantara rumah" yg ada disekitarnya
Terima kasih Pak, sudah menggali rumah ini, biasa sering lewat, dekat pasar asem. wah menarik ada sejarahnya..
Terimakasih Tristian sdh menonton
Pagi pagi hadir turut menonton video yang menarik dari bagian informasi sejarah jakarta. 🙏♥️👍
Terimakasih mas Edi
Di pertokoan Jatinegara Barat jg msh ada. Toko2 tua Cina. Jd mbayangkan Jatinegara tempo doeloe 😀
Terimakasih Teh sdh menonton
Wah … ini perlu dilestarikan krn sudah ga banyak lagi rumah2 spt ini !!!
Thn 1810 setahun sebelum Inggris mendarat di Cilincing merebut Batavia dari kekuasaan Perancis.
Terimakasih pak Candrian...sehat selalu
Terimakasih juga mas Tutung sdh menonton
Pagi pak Chan .. mohon di cari info nya tentang rumah yang ada di Babelan Bekasi ada bangunan klasik seperti nya rumah orang Tionghoa tapi masih terjaga hingga saat ini .
Iya mas Tugino nanti saya sempatkan
Kelihatan kecil rumahnya, tapi besar juga didalamnya, pemiliknya dulu pasti orang kaya dan terpandang di zamannya.
Membayangkan halamannya yg dulu luas, mungkin pemiliknya tuan tanah. Terimakasih mas Herito sdh menonton
Pak chandrian...rumah tua ini bisa di jadikan cagar budaya tidak pak..
Sepertinya kurang terawat
@@NurAini-lr3zm bisa mbak, tetapi perlu dikaji terlebih dahulu
@@CandrianAttahiyyat sepertinya begitu, tahun 1810-an saya kurang tau apa yg terjadi di masa itu, terutama kondisi politik dan sosial di Batavia.
@@HeritoTV saat itu Batavia di bawah kekuasaan Perancis
Seharusnye jadi cagar budaya nie rumah.. yg di pejagalan juga ada bang rumah tua adat Betawi bang.. seharusnye jadi cagar budaya juga tuh bang,
Boleh sy tambahin pak Can, maaf kalo sy salah. Rumah yg pak Can ulas itu, gang nya juga suka disebut Gang Kunloksia sama orang2 sana. Dan di depan rumah itu di awal2 2000 an ada kandangnya, cuman di isi monyet, gendut banget monyetnya, tp udah mati bbrp tahun lalu.
Dan di sisi samping rumah tua itu, ada jalan yg menuju ke jalan belakang dan ada kalinya.
Nah di gang itu dulu ada seorang sinshe terkenal namanya koh Apiaw. Punya 2 anak yg ke 2 nya juga mahir dalam urusan urut keseleo. Namanya Iwan dan Aping. Demikian sekedar tambahan info aja dari saya.
Mas Hengky terimakasih infonya. Salam sehat
Luar biasa,rumahnya pasti adem dan sejuk 🥰👍
Pada zamannya pasti sangat megah
Di kota banyak tanah/rumah yang ga ada titelnya .... Rumah sewaan
Dari dulu saya penasaran dgn dalemnya tuh rumah,trims Pak udah ngebantu rasa penasaran saya.
sama2
Selamat pagi pak Can,salam sehat selalu...bangunan langgam tionghoa seperti ini sepertinya masih ada tersisa di pasar mester lama gang toko cat naga mas dan sekitar nya,gang menuju klenteng di pasar proyek bekasi,sama di sekitaran pasar cikarang juga masih ada pak...saya juga sering memperhatikan...
Iya benar mas Almi
0 wow dr dpn kecil setelah didlm bgt luasnya.... Hrs dilestarikan tuh pak rmh kuno
Sependapat
pa Can, klo di renovasi ulang, pasti akan bagus & artistik bangunan itu , jangan lupa sekolah tukang di kampung jawa (STM negeri 7) segera di up load
Iya mas Aris, ambachtsshool
Waah bagus untuk di simak lintas generasi ini. Banyak cerita sejarah yang masih perlu di kupas lebih dalam lagi sptnya..semoga sejarah itu masih bisa bicara yaa 🙏
terimakasih bang Buyung
Smg dilestarikan oleh pemda...tmpt bersejarah.masa kcl di daerah sana.smg jgn dirubuhin tpi direnov dg keadan aslinya.
Semoga bisa di restorasi dan di lestarikan. Peninggalan budaya yg sangat berharga! Terima kasih Pak Candrian sdh membagi pengetahuannya.
terimakasih juga atas apresiasinya
Gw anak jaksel, hobi banget ngiter2 di Glodok dan sekitarnya 😀
foto2, ujung2nya nasgor sea food + lapchiong.
Terimakasih bang Garry sudah menonton
Kontennya keren juga kaya Program acara di salah satu tv Kabel luar Negri
Terimakasih mas Husein Muhammad
Hadir, menyimak dan meresapi, membayangkan kalau saya hidup di jaman tsb
Terimakasih sdh menyimak. Salam sehat
Terima kasih pak, sudah membuat konten yang sangat menarik dan informatif ini. Sehat selalu ya ..
Terimakasih mbak Ladida
Sama,ditempat tinggal saya juga ada Rumah Tua persis Bentuknya Rumah diGlodok,penghuninya juga Tua2 semua,.....
Dimana mas Yusuf?
Tidak hanya dijakarta pak,dibandung dikawasan pecinan,pasar baru bandung dan jalan saritem juga banyak rumah arsitektur china dan lorong bergaya belanda yg sebetulnya dapat dijadikan penelitan oleh2 anak muda baik dari kajian,sosial,arsitek,dan sejarah.dan bisa dijadikan literasi.saya yakin di indonesia hampir tiap daerah banyak bangunan tua yg belum tersentuh dengan karakternya.
Kang Bayu, Terimakasih informasinya
Malam Pak Can salam kenal. Kebetulan rmh PhoPho saya di sekitar sana (petak 9) msh murni bangunan jaman belanda. Sampai skrg bangunan nya msh kokoh berdiri hanya saja ada renovasi sedikit.
Salam kenal balik. terima kasih sudah memberi informasi
@@CandrianAttahiyyat Sama sama Pak Can. Semoga saja pemerintah tergerak utk lebih melestarikan bangunan heritage Indonesia. Salam sehat.
Sy suka dgn konten pak can.. banyak mengupas sejarah kota Jakarta, kota tempat kelahiranku. Sehat selalu ya pak can ....
Terimakasih mas
Harus nya di laporkan agar di renovasi agar kelihatan Antik dan bersejarah, apalagi pernah di gunakan buat kantor kelurahan,👍
Rumah yang patut dilestarikan pak Can
Coba liput rumah tua juga tapi masih terawat dgn baik, bangunannya luas & besar mungkin umurnya ratusan tahun juga ? Rumahnya dr.yulina di jl.perniagaan samping / sederet pasar perniagaan Glodok
Iya tetapi selalu tertutup
Harusnya direnovasi total terus dijadikan museum saja yah pak Candrian... Karena pemilik rumah yg menempati enggak bs melakukan apa-apa meskipun dg pekerjaan sang suami yg skr ini... Miris memprihatinkan bangunan peninggalan zaman Hindia Belanda di akhir abad 19 seperti ini yg dulunya bangunan peninggalan etnis Tionghoa yah... Klenteng kl gak salah spt yg pak Candrian deskripsikan...
Tahun 1970an menjadi kantor kelurahan...
Iya saya setuju mas Dana, jika tdk segera mungkin akan ambrol lagi karena ketidak mampuan penghuni
Jakarta tidak bisa dilepaskan dari ras Arab dan ras Tionghoa, terima kasih Pak Cand...smooth cara pengambilan gbr nya, happy long life ya Pak Cand
Wuih 1810
Mbak Trisa, Terimakasih atas doanya
Mampir ke pasar baru om, msih banyak ko rumah" bersejarah, apalagi pas mau ke pasar nya, rumah Tionghoa jaman dlu banget itu
Mudah2an mbak Malla
Jakarta kalau ditata rapi.
Tdk ada banjir
Adalah kota yg sgt menyenangkan
Semua didlm kota manapun ada yg rapih dan kumuh itu wajar yg gak wajar kalo isi nya orang kaya semua
@@omanjakarta harusnya bisa rapih bersih no preman no begal no banjir rutin dgn apbd 80T.
@@sekolahbumi1023 jah... Ketauan anda bukan warga asli jakarta 😊 dari zaman kerajaan sampe kolonial bahkan sampe sekarang jakarta ya ttep banjir jng salahin pemerintahnya itu banjir krn alam, mau brp triliun juga emang nya di pake buat nanganin banjir juga! Kami warga jakarta bersyukur walau banjir juga gak akan menghina siapapun walau beda pandangan politik 😊
@@omanjakarta belanda lbh tinggi permukaan air dr daratan, tidak banjir.
Jangan jadikan banjir suatu tradisi.
80T apbd !
Kami warga jkt 48 hasilnya pohon dimonas ditebang diaspal.
Kerajinan bambu 500jt yg 3 bln jd sampah.
Kami warga jkt48
Tenggelam kotanya
Bahagia warganya
Rumah tua yg merana di tengah kota kosmopolitan......
Kalau direnovasi dan dipercantik akan menarik sekali rumah ini
Tentu mas Yana
Semangat terus Pak Cand dalam mengeksplore dan memberikan informasi mengenai bangunan bersejarah 🙏🏻
Terimakasih mas Erwin
kwalitas bahan bangunannya mang bagus ya..batanya tebel2, lorong dari ruang tamu ke arah ruang tengah keliatannya da 2 lorong yaPak Chan, lorong kiri dan kanan, kalau memang iya, ada ruangan diantara 2 lorong sempit itu ya Pak ? Terima kasih Pak Chan, jalanjalannya
Benar mbak Diah
Semoga bisa dilestarikan... Pengen jln2 kesitu Kalo nanti mudik ke indonesia... Ini deket kemana2 ya pusat perbelanjaan
Semoga
Keren semoga dilestarikan, krn di Penang, Melaka dan sekitarnya di Semenanjung & Singapura masih lengkap/dilestarikan dijadikan cafe/resto & ternyata nyaman krn internitnya/ceiling tinggi
Iya semoga lestari
Wow tanah nya luas sekali asli nya, sayang sudah berantakan ya
Iya sekarang padat
Yg musti urus itu pemda,, kaya di singapur itu old heritage house, aturan jual beli dan renovasi semua di urus pemda. Disini mah sebodo amat..
Alhamudillah Juga tetap semangat bro....
Terimakasih
Rumah tua peninggalan masa lalu..👍👍👍
Terimakasih mas Rahmat sdh menonton
Kurang terawat tapi nampak keindahannya, semoga dipoles dan ga dibongkar jadi bangunan gaya ruko kotak2
Semoga lestari pak Lie
Bangunan tua pasti punya cerita sendiri bagi org2 di sekitarnya.
Iya mbak Mommy
Sy sering lewat daerah sana emang bnyk bangunan tua, suka mikir gmn dimasa itu
Dulu jarak rumah ke rumah renggang mas Oman
@@CandrianAttahiyyat iya ya pak keliatan dari posisinya menjorok ke dalam. Bisa dipastikan halamannya luas itu. Tp skr mungkin sudah dijual halaman kanan kirinya atau diokupasi warga ? Tetap pikiran saya melayang ke rumah2 dinas perkebunan2 era Belanda yang halamannya luas2. Kemungkinan mirip2 seperti itu saat itu. Semangat pak. Salam sehat.
@@aanpermana5317 kang Aan saya juga berpikiran ada perkebunan
Pak Can terima kasih udah bikin vlog seperti ini. Kita Jd enggak usah repot2 lagi. Semoga Channel ini bisa berkembang baik. Bisa sebagai file. Kapan ke museum pak bisa ungkap misalkan buku paling tua di Jakarta, iklan2 jaman dulu, novel2 kuno, alat2 percetakan jaman dulu kalo ada 👍dsb. Tetap sehat ya pak Can.
Terimakasih mbak Widia sdh menonton. Mudah saya bisa memenuhi request
@@CandrianAttahiyyat Terima kasih pak
Mantap..sehat selalu Om..terus berkarya.
Terimakasih mas Buang
Siap Om...
Senang bgt dgn konten konten seperti ini
Terimakasih mbak Rica sdh menonton
Salam buat koko aming yg ad di ljln keadilan
Salam sehat sllu pak chan Thn memberkati
Mbak Lyna Terimakasih atas doanya
Semoga ada donatur yang mau membantu melestarikan rumah ini di betulin dengan tidak merubah ke aslian nya. Saya suka bangunan2 lama rumah gaya Peranakan Tionghoa. Seperti di Singapura dan Malaysia bagus2 rumah2 Peranakan Tionghoa nya. 🙏🙏
semoga
Sangat bersejarah bangunan nya 🙏🙏🙏
Lebih dari satu abad
Sy tau banget lokasi dan sejarah nya.. tmpt masa kecil sy
Terimakasih mas Teddy sudah menonton
Betul pak sy jg prnh tinggal di Jl keadilan 3 ga jauh dri gedung ex kelurahan glodok
Seperti itu sekilas mengingatkan saya melihat rumah peninggalan potugis timor leste
Bangunan saksi sejarah sebelum gedung2 Jkt tinggi menjulang
Mas Sugi, terima kasih sdh menonton
Pak ke menara air bukit duri puteran dong. Org jadul nyebutnya gudang air.
Sudah diupload tahun lalu
@@CandrianAttahiyyat Terima Kasih ya pak.
Sukses selalu ya Pak
Terimakasih mas Rudi
Sukaaaa banggettt rumah² tuanyaaa ❤️❤️❤️❤️❤️
Terimakasih mas Septian atas apresiasinya
Pak itu rumah samping mepet banget yaa jadi berasa sempit lorongnya. Semangat pak
indahnya cagar budaya ini, terima kasih sharingnya
Terimakasih mbak Maria sudah menonton
Om request benteng di jalan gadang tg priok
sudah upload 2 th lalu tentang benteng Sungai Bambu
Terima kasih banyak infonya om 🙏🏻🙏🏻🙏🏻
Malam.....Pak Chan.....
Sehat...sehat selalu....🤲🙏😊
Selamat malam mbak Hani, Terimakasih doanya