Makna Upacara Megedong-gedongan. Upacara Penyucian Pertama Bayi,Dalam Hindu Bali

แชร์
ฝัง
  • เผยแพร่เมื่อ 7 ก.ย. 2024
  • Kebudayaan Bali merupakan satu sosok kebudayaan yang unik dengan jati diri yang khas. Jati diri tersebut merupakan rajutan fisik, simbol, kelembagaan dan gaya yang bersifat lokal, terpadu dengan sistim kepercayaan, sistim filosofis yang menekankan sifat ekonomis yang dijiwai agama Hindu.
    Kebudayaan Bali mencakup unsur-unsur yang sangat banyak beragam, salah satu diantaranya adalah unsur upacara.
    Upacara di Bali yang masih termasuk upacara
    tradisional, merupakan suatu mata rantai yang tidak dapat dipisahkan dari Tattwa/ filsafat; yaitu merupakan tujuan dari pada ajaran Agama Hindu, serta Susila; yaitu aturan-aturan yang patut dilaksanakan untuk mencapai tujuan.
    Ritual di masa kehamilan di Bali dianggap
    penting untuk menjaga keselamatan ibu dan
    bayinya. Selain itu, juga agar diberikan
    kemudahan dan kelancaran saat melahirkan.
    Upacara 7 bulanan di Bali disebut dengan
    magedong-gedongan, artinya yaitu pintu yang
    dalam, berada pada perut ibu. Dalam hal ini yang dimaksud kehidupan pertama adalah bayi, maka untuk keselamatan bayi yang ada dalam perut ibu dilakukan upacara magedong-gedongan.
    Melansir dari jurnal ilmiah yang dikeluarkan
    Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), upacara Magedong-gedongan
    yang disebut Upacara Garba Wedana yaitu
    upacara bayi dalam kandungan.
    Menurut Kanda Pat Rare (Kelahiran manusia mempunyai saudara empat), upacara ini merupakan ritual yang pertama kali dialami sejak terciptanya sebagai manusia yang ditujukan kehadapan bayi yang ada di dalam kandungan.
    Pelaksanaan upacara Magedong-gedongan berfungsi sebagai penyucian terhadap Bayi.
    Disisi lain juga berarti agar kedudukan Bayi dalam Kandungan agar baik kuat tidak abortus. Secara bathiniah agar Sang Bayi kuat mulai setelah lahir menjadi orang yang berbudi luhur, berguna bagi Keluarga dan Masyarakat
    Demikian juga dimohonkan keselamatan atas diri si Ibu agar sehat, selamat waktu melahirkan.
    Ada tiga hal penting yang secara garis besar
    dilaksanakan dalam ritual magedong-gedongan. Prof. Yudha Triguna mengatakan, tiga hal itu ialah upacara pangerujakan, upacara pebersihan dan upacara inti magedong-gedongan.
    Pertama, upacara pangerujakan sarananya dibuat dari buah delima, gula batu, bungkak, kelapa gading, madu, asepan, cendana, temu-temuan dan buah-uahan lainnya. Sarana ini bertujuan agar janin bayi dikenalkanpada sad rasa. Bahwa, hidup ini manis (Madura). Bahwa hidup ini juga pahit (tikta), hidup ini asam (amla), asin (lavana) pedas (katu) dan kecut (kasaya).
    Ada pula sarana pejati dihaturkan kepada Ida Bhatrara Surya dan Ajuman katur kepada Ida Bhatara Guru dan Bhatara Surya. Maknanya tentu memohon keselamatan kepada anak dan ibunya. Ini sebagai sosialisasi agar memperkenalkan tentang hidup
    Music Lovely Piano Song
    Musician: Rafael Krux
    ‪@AyunkanLangkahmu‬
    Ayunkan Langkahmu
    #bali #budayabali #budaya

ความคิดเห็น • 18