setelah nikah, 5 tahun sewa rumah, 3x pindah rumah sewa, mulai dari 35 juta sampai paling mahal 50 juta pertahun di dalam kluster. selalu di daerah pasar minggu. Kalau punya duit selalu diputer buat usaha, duit sebenernya udah ada buat beli rumah, tapi kalau digabrugin semua ke rumah pasti penghasilan bulanan turun pastinya karena duit yang diputer buat usaha habis. Alhamdulillah di tahun pernikahan ke-6 akhirnya bangun rumah di kampung, habis sekitar 500 jutaan sama interior tanpa harus mengurangi duit muter di usaha. ya tapi di kampung karena murah, kalau jakarta ngeri harganya hahaha intinya sih saran gue kalau lu punya peluang buat muter duit, mending jangan beli rumah dulu, tapi kalau nggak ngerti gimana caranya puter duit, yaudah masukin property aja gpp
cara puter duid klo ihsg mah, paling gampang taruh duit di BHIT, harga 60 ke bawah,panen harga 75 ke atas ulangin terus kayak gitu sampai kaya, setahun roi bisa 15%++ bisa dilakukan pekerja kantoran, anti cutloss, ga perlu dipantengin pula, cukup pasang auto sell harga 75 ke atas
@@maevshadowsongSama2 trader berarti...hahaha...saya juga Trader dan cuan di IHSG super luber dan gak hanya BHIT bro bnyk yg berpola dan lbh multibagger.
Akhirnya ada yg se frequensi ceritanya 😁, Saya sewa rumah udh 7 tahun, sampai punya anak dua, temen2 saya udah pada beli rumah dan sering kasi masukan utk beli rumah, saya jawab nya simple, hasil usaha saya akan terus saya kembangin utk memperbesar usaha dulu sampai saya memang punya uang yg tak mengganggu finansial usaha saya, btw saya pedagang retail dan produksi lokal brand yang kira2 keuntungan setahun bersihnya itu 250-400 jutaan utk saat ini, Dan saya menikmati pengembangan usaha saya dlu, kelak pasti beli rumah yg diidamkan, insyaallah
Poin utamanya adalah membuka pikiran kita, bahwa beli ga selalu lebih baik. Tapi belum tentu sewa juga lebih baik, semua tergantung kondisi dan keadaan masing2.
@@febriardi2936 Benar sekali, beli asal mampu (ada punya dana cash berlebih), kalau gak mampu beli jangan memaksakan diri dengan membeli dengan KPR, akan jauh lebih banyak ruginya beli properti dengan KPR, mendingan pilih sewa properti dan uang sisanya diputar untuk investasi atau bisnis.
“Youll own nothing and youll be happy” Benar2 ini yg dicita2kan oleh WEF. Kalian semua harus nyewa dan kalian bahagia. Nyewanya ke siapa? Ya ke mereka lah 😂
@@ChouLeeMe Bahkan semua yang ada di dunia ini sepenuhnya bukan milik kita tapi titipan dari Tuhan, untuk dipertanggungjawabkan kelak di akhirat semua yang kita miliki...Badan sendiri pun ini bukan punya kita, hakikatnya semua hanya titipan. Kita memang sebaiknya punya tujuan untuk membeli rumah/ properti. Tapi jangan terlalu memaksakan keadaan saat ini untuk membeli rumah jika saat ini finansial belum mampu membelinya secara cash, baru mampunya menyewa properti. Hati2 dengan propaganda yang membuat kita seakan 'harus' punya rumah. Bedakan antara kebutuhan dan keinginan, kita semua butuh properti tapi tidak selalu butuh membeli properti, bisa jadi dengan memilih sewa saat ini bisa jadi lebih baik Hati2 juga dengan propaganda agen properti yang mengatakan "harga properti pasti selalu naik". Properti sama dengan barang lainnya ada siklus naik turunnya harga sesuai supply and demand, disaat demand turun suatu saat pasti akan ada kejatuhan harga beli rumah dan disaat itulah kita sangat untung membeli rumah. Tidak ada yang salah dari sewa properti, dalam keadaan tidak ada uang cash untuk beli properti, jauh lebih baik sewa properti daripada membeli nya dengan KPR. Lebih baik uang yang ada saat ini diinvestasikan atau diputar di bisnis yang return nya jauh melebihi kenaikan harga properti, sehingga selanjutnya anda bisa memiliki properti idaman ditambah punya kebebasan finansial (return pasif dari investasi atau bisnis yang anda miliki memenuhi biaya sehari hari). Dengan menunda membeli properti akan membuat kesehatan keuangan anda jauh lebih sehat untuk jangka panjang.
@@ChouLeeMe mereka ? semua sektor ada 'mereka', u sewa yg diuntungkan 'mereka', u beli yang diuntungkan 'mereka'. koreksi yah, mereka itu menguasai semua hal, apapun keputusan kita baik sewa atau beli, 'mereka' selalu untung
Setuju! Sama satu lagi kesalahan beli rumah diusia muda, saat masih sibuk mengejar karir. Keberadaan rumah menjadi ‘rantai pengikat’ yg membuat enggan pindah ke kota lain yg menjanjikan kesempatan karir lebih baik. Akhirnya banyak yg bertahan di tempat rumahnya sehingga karirnya jadi lambat berkembang.
setuju rata2 yg memaksakan harus punya rumah mereka akhirnya ambil ke daerah pinggir, yg kalau ke kantor harus perjlanan minimal 2 jam berarti bolak-balik 4 jam sementara kalau kos bisa cuma 1/2 jam ke tempat kerja selisih waktu 3 jam per hari bisa buat investasi yg lain, seperti baca buku/webinar & bisa untuk olahraga jadi hidup lebih sehat jiwa, raga, pikiran
@@budigunawan9407 saya cukup setuju bro, opportunity cost yang hilang karena beli rumah dipinggiran yang jaraknya bisa 2- 3 jam dr kantor PP bolak balik, bensin, duit transportasi itu udah banyak banget kalau dihitung kasar selama setahun. Mending kos atau kontrak dan gak maksa nyicil KPR wkw
Keknya tergantung orangnya deh, balik lagi semua tergantung orang dan kondisinya. ini emang daerah mana dan orang2 kelahiran tahun berapa ya? soalnya klo temen2ku sih udah biasa bolak2 4 jam jadi pas beli rumah dipinggiran jabodetabek ga masalah, dia ttp kerja di pusat kota, bahkan ada yang tiap bulan dinas keluar kota, ada yang remote job, ada yang kerjanya di luar negeri dan rumahnya ditinggali ortu krn belum punya rumah sebelumnya.
Jalan keluarnya Rumah yg udah terbeli bisa kita sewakan ke orang. Dan kita tetap bisa pindah ke luar kota n mndapat pemasukan sampingan uang dr sewa rumah itu
Bg masy kelas bawah, beli rumah selain pemenuhan psikologis spt yg Raymond katakan, ini jg berkaitan dgn TIMELINE KEBUTUHAN KELUARGA Timeline hidup laki2 Indonesia umumnya * 23-26 Memulai kerja/bisnis self employee * 27-30 Menikah * 31-45 Membeli rumah & kendaraan * 46-50 Membiayai anak ke-1 kuliah, persiapan anak ke-2 kuliah. * 50-55 Membiayai anak ke-2 kuliah * 55-60 Pensiun (usia pensiun tergantung jenis profesi) Biaya kuliah yg dibutuhkan masyarakat kelas menengah ke bawah, rata2 sekitar Rp 2,5-7 juta/bulan, tergantung nama besar universitas, lokasi kuliah dan jurusan kuliah. Uang 2,5-7 juta/bulan, itu sudah setara dengan 1x UMR bulanan. Sehingga, biaya kuliah anak bagi masyarakat kelas menengah bawah, itu sudah biaya bulanan yg sangat besar. Ketika cicilan rumah lunas, maka alokasi dana bulanan tsb ganti utk membayar kuliah anak. Di masyarakat Indonesia, kewajiban orang tua yg utama adalah: (1) Memberikan nama yg bagus agar anak bangga dgn dirinya, termasuk sejumlah rangkaian tasyakuran atas diri anak (tasyakuran hamil, kelahiran/aqiqah, khitan) (2) Memberikan pendidikan yg terbaik (3) Menikahkan anak Umumnya, ketika laki-laki pensiun, selesai pula kedua anaknya menempuh pendidikan kuliah. Tinggal satu saja kewajiban orang tua: menikahkan anak. Untuk kewajiban terakhir ini, banyak yg kemudian menggunakan sebagian pesangon pensiun utk biaya pernikahan anak. Dari timeline tersebut, dalam benak orang Indonesia, sudah tidak ada lagi sisa waktu dan sisa dana untuk berinvestasi. Trus investasi terbesar dalam hidup mereka apa? 1) rumah yg mereka beli kredit dan lunas sebelum anak kuliah 2) anak yg sudah bekerja & menikah mengirimi "uang bulanan" utk biaya hidup setelah pensiun Kadang anak tidak mampu membeli rumah karena inflasi harga rumah& biaya hidup. Apalagi jika harus kirim "uang bulanan" ke orang tua yg sdh pensiun, ya gak mampu. Maka sering kali terjadi, generasi muda yg sudah menikah tidak mampu membeli rumah dan tinggal bersama orang tua. Tujuannya, agar anak yg sudah menikah tersebut bisa membantu biaya hidup orang tua yg sudah pensiun. Akar perbedaan teori yg disampaikan Raymond dengan TIMELINE tersebut adalah: manajemen resiko. Sebenarnya, secara teori bisa saja orang berinvestasi dan tidak membeli rumah dahulu. Semua hasil investasi tersebut dilipatgandakan sebaik-baiknya. Setelah semua anak selesai kuliah dan memasuki masa pensiun, barulah beli rumah impian dan menggunakan hasil investasi sebagai dana pensiun, tanpa berharap "uang bulanan" kiriman dari anak. Ini adalah hal teoritis yg bisa dipertimbangkan. Namun hal tersebut adalah teori yg kebanyakan orang tidak berani melakukan. Orang memilih untuk melakukan manajemen resiko terhadap hidup mereka dengan melakukan sesuatu yang mereka rasa itu jauh lebih aman. Memiliki uang hasil investasi yg besar, mereka khawatir akan ada "gangguan" yg bisa melenyapkan uang tersebut. Misalnya, gangguan saudara&kerabat pinjam uang, orang tua yg pensiun menuntut "uang bulanan" lebih banyak, anak makin besar merengek minta tambahan fasilitas hidup, suami/istri menaikkan gaya hidup. Gangguan2 tersebut berpotensi melenyapkan hasil investasi sebelum waktunya membeli rumah impian. Sehingga, untuk meminimalkan resiko gangguan2 tersebut, cicilan rumah bisa menjadi dalih/alasan agar gangguan2 tersebut tak menyerang kesehatan keuangan. Besarnya biaya cicilan rumah bisa menjadi alasan paling jitu untuk menolak keinginan orang2 tersebut. Jadi, mereka yg memilih membeli rumah karena ini adalah TIMELINE kehidupan yg harus dijalani dan MANAJEMEN RESIKO yg terbaik yg bisa mereka tanggung.
another perspective, bisa diterima juga sih, karena bikin "alasan" buat nolak hutangin ke org lain susah juga. Bisa jg kita bilang, lagi nyangkut di saham kwkwwk
@@fikrima4953 Fenomena generasi sandwich tak bisa dihindari dalam kehidupan, terutama masyarakat Asia. Generasi produktif menanggung beban lansia dan anak sudah terjadi sejak jaman dulu, bukan hanya generasi X. Bahkan ada pepatah Jawa: mangan ora mangan, sing penting kumpul (makan atau sulit makan, yg penting kumpul). Budaya berkumpul tidak hanya terjadi di Jawa. Arab, India, China malah berkumpul dalam satu rumah besar yang dihuni lebih dari 10 KK. Semua anak yg sudah menikah kumpul jadi satu di situ. Dalam budaya tradisional Indonesia, rumah anak biasanya ada di sebelah persis rumah orang tua atau di seberangnya. Sehingga, semua orang dalam satu kampung, biasanya mereka masih punya hubungan kekerabatan. Memiliki rumah sendiri bukan hal yg berat. Gak perlu beli tanah, bahan bangunan seadanya, bikinnya pun gotong-royong dibantu kerabat satu kampung. Perabotan dan alat masak pun juga sangat sederhana. Memiliki rumah pribadi yg layak huni menurut standar lama, bukanlah hal berat yg harus direncanakan dengan penuh perencanaan keuangan. Jaman dahulu, usia produktif menanggung beban lansia tidak memberatkan karena punya banyak saudara kandung. Mereka bergantian menjaga saat orang tua sakit, dan uang/sembako urunan untuk kebutuhan hidup orang tua lansia juga tidak besar. Jaman now, mulai generasi X, hanya punya 1 atau 2 saudara kandung. Sehingga, beban merawat lansia menjadi berat bagi generasi yg produktif, termasuk kebutuhan membeli rumah sendiri agar punya privacy berumahtangga. Karena memang berat, maka membeli rumah menjadi prioritas utama terlebih dahulu, karena tahap selanjutnya nanti mereka harus fokus untuk membiayai kuliah anak. Jaman kolonial, lulusan SD (dulu namanya SR/Sekolah Rakyat), sudah dirasa cukup. Tapi jaman sekarang, pendidikan S1 jadi standar layak untuk anak laki2 dan perempuan. Itulah sebabnya, banyak orang tua generasi X yang memberikan nasehat kepada anak-anak mereka generasi Z, agar membeli rumah menjadi prioritas utama. Itu semua berdasarkan pengalaman mereka sendiri yg sudah merasakan betapa beratnya membeli rumah, memberikan pendidikan sarjana bagi anak-anak, sekaligus merawat lansia.
Untuk saat ini saya setuju. Faktor lain yg menurutku lebih worth buat sewa daripada beli adalah kondisi lingkungan. Rumah orang tua saya saat ini belum nyampe 15 tahun kondisi lingkungannya dah berubah. Dulu tempatnya bagus, sekarang mulai kena banjir dan ini nambah biaya maintenance lagi. Klo nyewa tinggal minggat dan nyari tempat yg lebih bagus lagi.
buat yang belum tau aja : ada trik tambahan kapan harus beli rumah atau investasi ke saham, yaitu ketika stagnasi pasar (ekonomi down) kan harga rumah bakal murah, nah disitu saatnya beli rumah. Tapi, kalau ekonomi negara lagi bagus, mending masuk ke saham aja dulu, invest di saham, ampe kondisi ekonomi down baru beli rumahh
Setuju banget,gw kontrak. rumah bertahun, tahun, sekarang sudah ada rumah dan usaha, sendiri intinya kita harus disiplin . dan kerja keras, pandai mengambil peluang 👍👍👍
Kalo menurut gw misal masih single dan ngejar karir emang lebih cocok nyewa, tapi kalo udh nikah berkeluarga atau single di posisi yg “yaudah lah / settle” lebih cocok beli rumah karna setiap org butuh tempat untuk “pulang” it’s not just house, it’s “home”
Yg penting jgn maksain beli sj bro. Sy dulu juga seperti itu, KPR dari 2015 sampai skr terengah-engah. Mau jual susah bgt walaupun dah jual rugi. Harus perhitungkan resiko, extra cost dan kebutuhan kelak. Contoh seperti jarak lebih jauh dr tempat kerja, nanti uda punya anak, perbaikan rumah (3th byk rusak), atau paling parah pendapatan hilang karena di PHK
@@mamatsudrajad7483 Saya di Kubu Raya, pinggiran kota Pontianak. Belinya di situ karena harga rumah di Pontianak waktu itu tak masuk akal (th 2014 t60 350jt), pdhl pinggiran jg
5 tahun lalu putusin beli rumah, cuma karena biar uang gw jelas keliatan jd barang. Skrg gw terpaksa jual rugi , karena drpd dipertahanin, mending uangnya gw taruh di saham/reksadana dll deh. Saat ini lebih nyaman sewa, meski keliatannya rugi, tp ya gak kecekek ni leher buat mikirin kpr bertaon2 Note: rumah yg gw beli dr developer besar, ciputra. Harga rumah terus turun, karena dr developernya terus2an keluarin cluster baru dgn DP 0%, free akad, ppn dll. Rumah yg gw beli 5 thn lalu, jd ga bs naek harganya, malah turun. Org lebih milih rumah baru , dp0%
Makasih bang info nya saya selalu ke pikiran mau beli rumah ternyata rumah bisa turun harga nya 🙏 jadi masih ada harapan buat ku karena gaji ku kecil , jadi nabung sambil ngorntrak nabung buat beli rrumah
Sesuai kondisi, kemampuan dan kebutuhan saja kalau beli rumah. Itu aja intinya. Beli rumah diusia muda tidak masalah mumpung masih bisa nyari duit. Nanti klo sudah tua baru mau beli rumah sudah kemahalan dan ketinggalan. Kalau punya tabungan ? Kalau masih mampu kerja keras ? Kalau karirnya masih bagus ? Nanti yg ada seumur hidup ngontrak. Ngekost. Karena kebutuhan dan gaya hidup sekarang sangat menggoda orang" 😂. Mumpung masih muda asal mau berusaha disitu ada jalan.😊
Video seperti ini paling d Benci oleh Pengembang Property, Thanks Bang sudah bikin Gen Z d Indonesia makin kritis dengan masalah properti seperti ini, Labih baik Beli Tanah dan Mendesain dan Membangun Rumah sesuai keinginan kita masing2
Ya bener hitung hitung terus mana lebih baik.mau makan sate beli kambing potong terus buat bumbu bakar sendiri daripada ke warung sate? Hihi. Kepingin celana , beli kain jahit sendiri . Dsb .
tidak ada yg salah dari konten ini, tujuannya mengedukasi kalian secara hitungan dan banyak prespektif. lebih worth it yang mana? itu pilihan kalian karena pasti kalian punya variabelnya sendiri. kalau faktor uang lebih dominan maka pilihan sewa lebih worth it
Gini si gais2, mungkin kalian blm pernah mengalami kebangkrutan parah, atau in my case ortu yg jatuh sakit parah dan harus keluar ampe milyar scr berkala, asuransi dan deposito2 ga nutup, nyisa rumah. Dr sehari biasa keluar jutaan, sampe pernah ngalamin hrs cukup 100rb buat seminggu, dan bahkan jalan kaki k sekolah. Gw dsitu merasa bersyukur bgt masih punya atap dan ga sewa ky dulu 😊 intinya, bijaklah dlm pengeluaran
Betul ini, manajemen resiko terhadap apa yang akan terjadi "kedepan" itu yg membuat orang kebanyakan main aman dan harus pandai dalam spending money. Soalnya hidup di hari ini belum tentu sama dengan hari esok, lusa, dan seterusnya
Betul kak, tapi kondisinya kalau masih 'ngangsur kpr' seperti di video ini, ada kemungkinan kreditnya macet karena sedang bangkrut, dan ada kemungkinan properti nya akan di sita/lelang. Akhirnya harus kontrak lagi. 🙏🏻
Yang bilang "rumah itu investasi,harga tahun depan naik,investasi menguntungkan,kenaikan harga tahun depan sekian persen,dan lain2" itu hanya bahasa marketing agar memancing konsumen untuk beli properti mereka dan mereka mendapatkan insentif,bahkan ada beberapa sales yang membantu membuatkan dokumen2 palsu agar KPR nya diterima oleh bank.. bagi kalian yang baru mau ambil KPR,coba dihitung dengan baik.. KPR itu tenornya bisa 10-15 tahun.. apakah kalian yakin penghasilan kalian bisa tetap konsisten dan terus mengalami kenaikan selama 10-15 tahun? Karna cicilan KPR mengikuti suku bunga acuan,dan 100% naik dari tahun ke tahun.. gak ada istilah cicilan KPR turun walaupun suku bunga turun.. kecuali rumah subsidi.. saya sudah mengalaminya,saya jual rumah saya karna saya udh gk sanggup bayar cicilan dikarenakan pandemi kemarin saya kehilangan pekerjaan saya,dan saya harus memulai semuanya dari Nol ( penghasilan yang tadinya 20 juta,tiba2 jadi gk ada penghasilan dan ini berlangsung sangat lama ).. akhirnya saya jual rugi total.. uang yang sudah masuk ke bank + dp dan lain2 itu sekitar 300jutaan,dan saya over hanya 100 juta,itu pun msih dipotong biaya lain2.. saya terpaksa menjual cepat karna sudah tidak punya pendapatan.. dan bagi yang baru mau KPR,misal DP 200 juta,itu gk cuma 200 juta tok,masih ada biaya2 lainnya seperti BPHTB,biaya KPR,Notaris dan lain2 yang jumlahnya msih lumayan besar .. semoga pengalaman saya bisa dijadikan masukan buat temen2 semua..
Prinsipnya setuju banget. Karena rumah untuk tempat tinggal bukan aset. Sementara beli rumah kedua dan seterusnya yang untuk disewakan perlu dipertimbangkan agar mendapat harga sewa yang tinggi sehingga mendapatkan yield investasi yang yang tinggi dari investasi rumah kedua dan seterusnya tersebut.
Pertama, mau ngulangin poin ini 5:00 ,kebutuhan orang beda - beda, secara umum itung2annya akan berlaku sama saat orang tersebut memiliki pengeluaran yang konstan, sedangkan manusia cenderung akan naik pengeluarannya saat punya lebih banyak uang, gausah ngomong "aku engga kok, aku tetep", ga bisa baca "cenderung" ya????? dan ga semua orang sama tpi nyatanya emang gitu. Kedua, cicilan rumah sejauh ini terutama di jabodetabek dengan harga rumah 1M itu ga segede contoh tersebut, bahkan banyak banget yang udah include biaya akad, dp, dll, atau ada promo2 menariknya, sehingga cicilan dan biaya kpr jauh lebih rendah dari contoh perhitungan, krn pengeluaran sudah ada cicilan rumah otomatis rekening menepis dan kecenderungan manusia akan menurunkan pengeluarannya, Ketiga, ini perspektif paling bagus diterapin cuma ke orang2 yang udah punya rumah atau warisan rumah atau kondisi ekonomi yang lebih baik karena menurutku resiko kehilangan rumah krn cicilan macet itu masih mending dari ga bisa bayar kontrakan. Jelas banget secara logika kondisi orang yang ga bisa lanjutin kontrakan biasanya udah sangat parah sih, sedangkan kalau ga bisa bayar cicilan masih bisa alih kpr atau jual rumah dengan cara itu, kalau kondisi ekonomi lagi baik mungkin harga rumah lebih tinggi, jadi bisa buat nutup kpr jg dan ga perlu dipindah kprnya. Setidaknya kita juga udah usaha buat punya aset yang gedhe, klo ada rejeki masih bisa top up atau pelunasan sebagain atau pelunasan langsung. Keempat, serius koh coba deh liat dari perspektif orang yang belum punya rumah, ortu yang ga warisin rumah atau harta. Tinggal di rumah orang itu ga enak banget, klo punya rumah sendiri let's say 15 tahun baru lunas, tpi setidaknya ada aset yang cukup berharga untuk keturunan kita atau setidaknya untuk kita pensiun. Kalau ada sesuatu yang bikin anak kita ga balik ke rumah dan ngerawat kita sedangkan rumah cuma sewa trus nnti gimana coba klo disita? iya klo ada yang mau bantu ngebawa ke panti jompo klo terlantar??? Coba deh koh bahas part 2 nya klo ngebandingin dari cicilan dan biaya sewa, misal nyicil rumah atau mending kontrak rumah klo sama sama 2jt perbulan dengan beberapa perspektif juga, misal si A dia ga punya warisan rumah dan ortu jg numpang/sewa gaji 10jt, si B gaji 10jt tpi ortu punya rumah atau ngewarisin dia rumah. Sama buat liat pendapat koh ray soal pendapatku masih bimbang soalnya ambil rumah.
Setuju! Klo gw dr pd terikat komitmen bayar dp gede, cicilan per bulan gede, belom kalo floating. Mending kontrak rumah dulu yg simple aja, sisanya tabung/invest. One day beli rumah cash. Tanpa KPR tanpa riba👌
akhirnya ada yg bahas ini... krn selama ini gw menjalankan prinsip ini, yg mana 'gak umum' buat banyak org krn org2 di circle gw pada udah ambil KPR setelah beberapa tahun kerja (>5thn), tapi gw masih pakai prinsip sewa ini, konsisten nabung alhasil sdh bisa jadi saham, reksa, p2p, yg akhirnya bisa nutupin biaya sewa kontrak gw jadi sekarang tinggal=gratis & gak punya beban hutang KPR yang annuitasnya serem banget & harus kita pikir rata2 s/d 15 tahun
Can't agree more. Salah satu yang bikin gw nyesel terlanjur beli apartment buru-buru sebelum bekeluarga adalah karena justru setelah nikah dan punya baby variable hidup gw banyak yang berubah dan gw malah jadi ga punya freedom untuk bergerak cepet buat nangkap peluang bisnis atau punya cadangan dana buat keadaan darurat karena uangnya kesedot tiap bulan buat cicilan KPR. I wish I could watch this sooner. :')
Cape bgt gw liat tiktok lu ko. Ngasih perhitungan yg logis dan jelas, maen dicancel2 aja sama orang. Diedukasi yg objektif supaya bisa ambil keputusan keuangan yg tepat, malah dicancel dengan alesan2 kualitatif yang jelas ga akan muat dijelasin dalam 1 video. Ampe ujung2nya lu reupload video perhitungan sewa vs beli. Semangat terus ko edukasinya, semoga perlahan lebih kritis netizen Indonesia ❤️🙏
Tetap semangat buat konten edukasi bang🔥🔥 gw tau ga mudah bikin konten berbobot ditengah masyarakat kurang edukasi, yg bisa lu lakukan adalah mengabaikan komentar yg ga membangun. Indonesia butuh content creator seperti anda🔥
Gilaaa ini ilmu mahal, ada di youtube dan bisa di tonton gratis sepuasnya 👏. Salut gua sekaligus berterimakasih ke ko raymond udah mau ngasih ilmu ini ke kita secara cuma-cuma
Investasi ada 2 sisi : profit dan loss...setelah 15 thn ternyata loss nya lbh bsr jd tdk mencapai target. Alhasil rumah tidak terbeli dan umur sdh 40 tahunan. Jd mana yg lbh baik pikirkan aja sendiri...🤗
Lah kolonel sanders aja ikhtiar baru nemu resepnya di usia 40 dan baru sukses di usia 88. Orang bule nonis malah yang mraktekin ajaran islam lebih daripada mayoritas orang muslim wkwkw. Dia tidak terpaut pada hasil, yang penting ikthiar dengan sabar. Andaikata dia fokus pada hasil, udah stress duluan dan give up di usia 40 itu seperti kata lu, dia loss di 40 dan tidak punya rumah. Mantan gw juga hidupnya ketimpungan gara² KPR sampai jual iman nya cuma gara² perlu duit apapun dia lakukan... Tiap kali diingatkan tobat alasannya pas membantah ibunya selalu itu, "siapa lagi coba kalau bukan gw yang bayar KPR" ... Andai saja dia tidak pernah KPR dia tidak akan durhaka sama ibuknya... Ibuknya aslinya ga peduli dengan KPR, tapi ya gitu anaknya butuh ibunya tapi gak mau diatur kan repot wkwk kalau ibunya minggat ntar dia stress bundir (karena KPR demi ibunya, buat apa KPR kalau ibunya gak ada), dia gak pengen ibunya minggat tapi juga gak pengen tobat kan repot wkwk KPR berpotensi memecah belah keluarga..
Nyicil rumah juga ada potensi lost nya, yaitu ketika ekonomi nggak bagus sehingga di pecat dari tempat kerja. Ada juga ketika ada musibah, sehingga tidak bisa bayar cicilan sama sekali. Akibatnya apa? Rumah disita bank, karena nggak bisa bayar cicilan. Banyak banget kasus rumah disita ketika sudah nyicil diatas 7 tahun. Jadi yaa tetep ada resiko nya.
Beli properti itu salah satu bentuk investasi dan prinsip utama investasi jangan menaruh seluruh telur di keranjang yang sama karena tidak ada yang tahu masa depan. Jadi tidak ada yang salah dengan beli rumah/properti. Setidaknya elo sudah punya tempat tinggal seandainya investasi elo ditempat lain lagi rugi/market crash.
Billionaire mindset bahkan tidak peduli punya rumah atau ngga tinggal dikolong jembatan ataupun pindah" juga tidak peduli, buang semua beban, bangun dan perbanyak income tetap nomor 1
Yg akan lost dr cara pikir lu adalah.. 1. semakin lama lu beli rumah 15 tahun kedepan semakin jauh lokasi dan semakin sulit lu untuk dapatkan rumah dengan harga segitu di lokasi yang affordable. 2. Semakin lama lu simpan uang besar, tidak dialokasikan ke bidang yang sulit untuk dijual pagi. Kemungkinan lost money u/ habbit lu akan semakin tinggi dan faktor gagal lebih tinggi untuk punya aset.
yes, setuju. di pikiran gw klo beli rumah mesti di liat dulu apa tingkat perkembangan di wilayah rumahnya setinggi itu sampe bisa bikin harganya naik signifikan. diluar itu biasanya emang mending sewa. toh karir masih bisa berkembang, masih mungkin pindah2 kota.
@@yefts itu di video dia jelaskan. di menit 3:10 kalo duit DP kamu 200jt dan dipakai invest cicilan dipotong biaya sewa. dapat duit 2,6M. makannya gua tanya ke si jenius rumah yg skrg 1M, 15 thn lagi bisa 100% di beli 2,6M ga? gt bos
Haha.. Good point bro. Sebenernya gw juga pengen bikin konten ini, tapi karena di channel gw yg naik konten data analytics jadinya ga fokus ke finance lagi. Menurut gw ada satu lagi alasan yg bikin yield sewa itu rendah. Soalnya kebanyakan orang maksain beli rumah yang akhirnya ga ditempatin, karena jauh dari tempat kerja misalnya. Makanya disewain. Akhirnya supply rumah yg mau disewain terlalu banyak tapi yg mau nyewa sedikit (karena mindsetnya masih 'mending beli rumah'). Disisi lain harga rumah makin naik, karena banyak orang maksain beli rumah tapi lahan untuk perumahan makin sedikit. Makanya harga sewa/harga rumah jadi rendah. Malah gw sempat research di suatu kawasan yieldnya itu cuma 3%. Mudah2an dengan video ini kita semua punya perspektif baru untuk membuat keputusan yang lebih bijak mau beli atau sewa rumah. Karena menurut gw dampaknya sangat bagus, bisa membuat harga rumah turun ke harga yang wajar, dan bisa mempermudah masyarakat beli rumah karena emang beneran butuh. Bukan investasi.
Komentar ini buat yg berpikir properti pasti naik, ini hanya salah satu penyebab, ada beberapa penyebab lain. Gak semua harga tanah dan bangunan itu naik, apalagi di beberapa titik di daerah Jakarta yg udh disimulasikan akan mengalami kemerosotan harga properti, puncaknya beberapa tahun setelah 2050. Berdasarkan data, potensi nya itu ada, data nya bisa dilihat di situs climatecentral. Wilayah Jakarta yang diperkirakan tenggelam pada 2050 mendatang itu terbentang dari Pantai Indah Kapuk, Ancol, Kalideres, Harmoni, Gambir, Kemayoran, Sunter, Kelapa Gading, Cilincing, Pulogadung hingga Cakung.
tenggelam sih kayanya engga bro, tapi palingan jadi kota dibawah permukaan laut. sekarang aja kalo ke daerah pesisir macam muara karang / pantai mutiara, itu air sungai / laut udah lebih tinggi dari jalan. makanya pemerintah nya kebut bikin tanggul di sepanjang sungai
mantap bro .... ini pemikiran anda briliant ..... jarang orang bisa berpikir jenius begitu .... kami mendukung pemikiran yang think out of the box di jaman baru seperti ini .... tetap semangat .... hiraukan orang2 toxic dalam peradaban .... jaman ini membutuhkan orang2 seperti raymond chin untuk menjadi yang terbaik di berbagai bidang ..... tetap semangat dan tetap berkarya konten yang berkualitas ....
Point utamanya adalah jgn "memaksakan". Sy setuju sih. Jgn beli rumah dg beban yg pd akhirnya tdk dpt dihandle, kl mmg bisa ya silahkan... Jgn juga sewa, trs males krj dan ada uang di sia2kan. Kdg bny yg memaksakan, jgn kan rumah, kendaraan misalnya dll, beli, ga kebayar cicilan, akhirnya zonk... Itu sih.
Yang gua suka dari konten ini adalah mengubah pola pikir kita, orang tua kita dulu mungkin berfikir rumah adalah segalanya, ketika dapet budget utk rumah, rumahnya harus besar. Tapi ya memang semua dikembalikan kepada kita masing2 individu, sampai mana kekuatan nya dalam beli rumah & keperluan nya.
Pengetahuannya bermanfaat, terima kasih. Sewa rumah atau beli rumah sama-sama masuk akal, tergantung pilihan pribadi, yang paling penting wajib selalu punya pemasukan :)
video ini sangat bagus, ya itu, alasan banyak orang kelas menegah bawah maksain beli rumah smp KPR krn bad habit itu, klo ga dipaksa nyicil ujung2nya uangnya ga jelas kemana, dipakai semua buat konsumtif gaya hidup dengan mindset pegawai yang ga berkembang daya pikir kreatifnya untuk memutar uang lebihnya buat usaha dan investasi dimasa depan, ujung2nya klo ga dipaksa nyicil rumah, pas mau pensiun bingung ga punya rumah tetap buat menghabiskan sisa umur dan ga ada uang juga buat bayar sewa rumah terus, ironi hidupnya seperti itu
Gw tambahin: benefit pengalaman punya rumah walaupun sewa itu sangat berharga, kita jd lebih tau rumah yg ideal buat kita. Dari sisi pemilik rumah sewa, juga ada cost buat penyusutan rumah seperti renovasi dll. Menurut gw sewa lebih worth, btw gw ada 1 rumah sendiri dan sewa 4 properti buat bisnis,
@@Dartfd pas akad sewa ada perjanjiannya bos. biasanya kerusakan ga wajar harus di ganti kaya monoblok pecah. tp kalo bocor karena alam, cat pudar ga ganti
yang ngikut prinsip ini. silahkan... jadi mainset kalian bakal TERUS jadi BUDAK SEWA TANPA membangun rumah.... BANYAK di daerah gue, pendatang, sewa rumah/ngekos sampe 10 tahun bekerja. padahal jika dia membangun rumah lebih wort it.
"Hal Penting 2", Ini nih yg harus bener2 di perhatikan, sewa mgkin lbih cuan klo kita punya financial habit yg bagus..Setuju sekali. So klo blm siap mnurut gw jgn coba2, bisa jadi 15 taun kita niat invest yg ada malah ga dapet apa2 dan spending mkin naik trs buat biaya sewa.. Mnurut gw jg buat org2 yg "kurang pintar" ngatur keuangan, beli rumah bisa secara ga lgsung memaksa kita buat ga "boros" dan bisa alokasi sebagian uang buat nyicil rumah, yg pda akhirnya kita punya aset yg mgkin ga bisa kita punya klo ga mmtuskan buat beli rumah.. Jdi harus disesuaikan masing2 orang ya
kalo tiba2 orang tua sakit, anak sakit, tiba2 kena PHK, tiba2 bisnis bangkrut?? Lalu Butuh dana darurat. Siapa yang ngelanjutin ngangsur KPR? Mertua? Orang tua? Tetangga? Sodara? Lebih bahagia dan tenang hidup tanpa Riba
eemg bnner lebih untung sewa , terlepass masalah riba ( itu mah urursan yg lebihh paham agama ) cuma perhitungan nnya yaa emg gitu 15th kpr kalo di fokusin buat ngembangin bisnis dan investasi pastti bisaa kebeli 2 rumah ssekaligus bahkan lebiih . asal no foya2 ddulu
parameter kurang lengkap : SEWA : 1. kenaikan biaya sewa 2. investasi 12% di IHSG msh sulit 3. sulit utk digunakan bisnis BELI : 1. biaya maintenance (rumah itu kuburan uang) 2. bencana (asuransi) 3. lokasi/jarak ke lokasi kerja jika karyawan (biaya transport) 4. bisa diubah untuk dipakai bisnis 5. KPR (mengikuti kondisi ekonomi/global) silahkan ditambahkan.
Ya niatkan ibadah toh bagusin rumah orang lain tempat kita sewa untuk bernaung. Itung² sadaqah. Kalau mikirnya dunia mulu ya pasti sangat besar bisa rugi. Tapi kalau transaksinya sama gusti ya selalu untung, niatkan sadaqah. Financial advice nya dapet, sewa rumah. Sementara akhirat nya juga dapet, bagusin rumah sewanya diniatkan sebagai ibadah. Gak perlu repot² qurban segala macem. Ya itu bagusin rumah sewaan bagian dari amanah yang dititipkan ke kita, kita rawat kita jaga udah ibadah tersendiri juga. Bagi yang muslim tentunya. Wkw
Sekalian ko kasi produk tambahan dalam menghadapi masalah keuangan di akhir video. Tiru tipis BONG juga, jabarin masalah, kasi cara awal hadapinnya. Terus kasi tau kalau jualan produk di akhir dalam menghadapi masalah
Yups gue setuju, yang paling penting itu sadar kapan kita mampu membelinya jangan di paksain, kalau belum kuat beli ya sewa aja dulu sampai saatnya sudah ready :)
Yg bagus itu sewa, beli rumah berangsur-angsur, awal tanah dulu yg utama dan legal resmi. Baru di angsuri bangun ini bangun itu sedikit demi sedikit, jadi walaupun ada resesi atau pemecatan kita nggak bakalan hilang duit banyak DP rumah ataupun di jual disita rumah nya
@@Chindik bisa jg dari beli rumah rusak murah terus rubuhin bangun rumah cluster buat dijual per unit lebih terjangkau. rumah cluster kan suka dibikin agak sempit
Yang pusing tuh kerja di jakarta gaji 3jtan Bosku, sewa kost paling murah 500rb, biaya makan paling paling maksa 800-900/bulan. Biaya transport, dan biaya lainya $*@!$^&÷#@¿¿ Boro² mikirin beli rumah, bertahan hidup aja sudah bersyukur
BELI Rumah Wajib CASH.. Kalau belum punya uang yaa Sewa aja.. jangan malah tambah beban hidup selama 15 tahun dengan cicilan.. (Hidup Happy jangan di bikin gak happy) Logika sederhana ku.. 😁
Kalau saya mending gak beli dari pada KPR.. Karna kalau KPR berarti gak ada uang buat beli jadi beli cicil.. Masa depan gak ada yg tahu.. kalau ada sesuatu hal sampai gak bisa bayar cicilan hangus deh semua.. 😅 Kalau kpr gak ada denda dan sangsi jika telat bayar baru saya mau jadi gak ada resiko nya... 👍
@@rizkyahmad110 kalo KPR rumah ga kaya kredit mobil/motor bos. Kalo ga bisa bayar ga diambil 100%, tp di lelang. nti laku berapa, di potong hutang, sisanya di kasih ke anda. dan pasti ada asuransi kalo misal anda meninggal. otomatis lunas.
Yang bilang sama dgn kredit motor dan mobil siapa bos.. Kan lagi ngomong kpr (kredit kepemilikan rumah) Memang opsi terakhir di sita dan di lelang itu Benar.. Masalah nya harga lelang di bawah harga pasar.. syukur2 ada lebih impas aja udah bagus.. karna itu banyak yg jual sendiri rumah nya sebelum di sita.. 1 lagi sekedar mengingatkan. Rata2 bank tahun2 awal yg kita cicil lebih besar bunga dari pokok hutang... Terlepas dari pendapat saya.. Semua keputusan ada di diri masing2.. mau kpr atau tidak. Jadi pilih lah dgn Bijak.. 😁
@@rizkyahmad110 Kan anda blang hangus, makannya aku jelaskan tidak hangus seperti Kredit mobil (ini contoh, bukan bilang ttg KKB), Lelang pasti di bawah harga pasar, namanya lelang. tp gak 0 kaya kKB yg disita. Semua kredit itu sama awal2 tahun besar bayar bunga, bahkan di thn ke 5 saja baru kebayar 10% pokoknya. trus kalo anda pelunasan sebelum 5 thn di kenain denda 2%
Naaah bahasa yg kek gini ko lebih masuk ke otak ane, penjelasannya lebih mudah dicerna untuk orang awam kayak ane, makasih banyak ko sudah jelasin ini, penting banget buat masa depan
I have lived in a rented apt for years and now I own a house. I could say I would pick owning a house over renting a place at any given time. There are more benefits to owning a house than just monetary benefits. One thing is for sure, owning a house/apt will give us a sense of security, especially when we have kids. Once we fully pay the mortgage, we own it for life. If shit happens, we’ll never have to deal with the thought of our children losing a place called home, luntang-lantung, numpang. It’s easy for us to adapt, not so much for the kids. For me, peace of mind is priceless.
Sudah 4 bulan berlalu, tetap ini respon terbaik, very thoughtful and wise. Bukan berarti kita telan mentah-mentah pesan yang disampaikan di konten ini atau yang disampaikan oleh siapapun, harus kita refleksikan kembali ke kondisi diri kita apakah pas atau tidak.
BENER. PEACE OF MIND. cape pindah2 terus. nanti mau dijual lah tmpt kita kontrakin, sewa naik terus. Makanya kalau Raymond ini kan belum berkeluarga, jadi beda perspektif dengan yang sudah berkeluarga.
“Youll own nothing and youll be happy” Benar2 ini yg dicita2kan oleh WEF. Kalian semua harus nyewa dan kalian bahagia. Nyewanya ke siapa? Ya ke mereka lah 😂
Menurut saya yg awam, nggak semua orang punya nasib bagus bisa investasi di instrumen2 yg benar-benar menghasilkan keuntungan. Ada banyak juga org berusaha ikut tren investasi di saham, reksadana sampai kripto. Nggak sedikit yg kena tipu seperti di binomo, dna pro, dll. Karena investasi seperti itu nggak kelihatan dan nggak bisa dipegang fisiknya. Maksud hati ingin cuan, yg ada malah buntung. Investasi beli rumah lewat KPR memang secara matematis lebih payah dibandingkan investasi dulu ke instrumen lain baru beli cash. Tapi investasi rumah melalui KPR ini yg paling memberikan rasa aman bagi masyarakat. Masyarakat bisa menjaga aset mereka sendiri dengan resiko paling minim. Memang sih ada resiko seperti kebakaran atau disita bank karena nggak bisa bayar KPR, tapi sangat kecil kemungkinan keseluruhan nilai investasi tsb hilang / raib karena permainan orang pintar. Selain itu, menurut saya, pada hitungan beli rumah via KPR, perlu juga dihitung penghematan biaya kos / sewa rumah sebagai keuntungan (atau poin positif).
Gua setuju banget sama statement lu bang beli rumah sebagai "pembelian psikologis". Gua yang akhrinya memutuskan ambil KPR padahal income gua ngepas, karna gua punya bokap yang dia ngerasa itu rumah a/n dirinya jadi tiap marah dia ngusir kita. Padahal semenjak gua kerja, cicilan KPR nya kecampur gaji gua. Tapi mungkin otak bokap ga sampe sana, jadi dia ngerasa itu rumah bersih hasil keringet dia. Gua sekarang bertekad buat punya rumah a/n diri gua sendiri, bukan untuk balas dendam, tapi gua ga mau ada kalimat ngusir dalam rumah yang gua tempatin, karna gua pastikan gua sendiri ga akan pernah ngucapin itu ke keluarga gua nanti. Pasti.
Sabar bang, usia menjelang tua emang gitu, kalau dah tua bakal numpang ke kita, ntar ada masanya rumah ortu mu jadi rumah kosong, dan ada masanya berdebat dengan saudara lalu jual rumah ortu, ntar sebagian warisannya lu dapet. Toh sekarang jamannya anak cuman dua, aslinya cukup dapet 1/2 warisan dari ortu dan 1/2 warisan mertua dah cukup punya rumah sendiri. Buat aman ya beli rumah dulu kalau kuat, tapi ntar bakal diwarisin.kecuali saudara mu banyak, ya udah kerja keras
satu faktor lagi om, klo yg beli rumah baru tau disitu daerah nya ada masalah kyk banjir suka gila2an atau tetangga suka rusuh, bisa aja dia jual rumah cepet dengan harga sedikit rugi spy bisa buru2 pindah. jual rumah gak kyk jual hp, siapin uang ratusan juta gak segampang siapin uang 5 jt. pasti ada butuh waktu sampai org yg berminat putusin buat beli rumah disitu
Dari nikah udah 8 tahun nabung krn pengen beli rumah cash. Enaknya ngontrak: 1. Dengan uang yg kita punya sekarang, bisa dapet di lokasi yg bagus 2. Di lokasi yg bagus "cenderung" tetangganya lbh bagus 3. Kalo, ini big kalo.. terms agreement sebelun ngontrak itu jelas (ttg tanggung jawab penyewa & yg menyewakan mengenai maintenance & kerusakan), ngontrak itu jauh lebih murah drpd harus beli rumah & ngisi nya Ngga enaknya ngontrak: 1. Ketika si owner udh ga mau nyewain lagi, best case dapet 3 month notice, kalo yg nyewain ga paham kasih noticenya mepet², bakal kelabakan cari penggantinya 2. Kalo terms agreement ga jelas diawal, bakal dalem bgt benerin (pernah kejadian atep bocor, bolak balik manggil tukang ga beres², kayanya emang udah umurnya ganti atep) 3. Kalo anak udah masuk SD bakal betah sama temen²nya, lbh baik udah ada rumah disini kasian anak kalo pindah² sekolah mulu Pada akhirnya udah kebeli rumah di lokasi yg saya mau walaupun harus jual mobil dan ganti brio biar selisihnya bisa dipake buat pegangan. Menikmati perjalanan dari ngontrak sampe bisa kebeli rumah (in my case, full payment) itu sangat nikmat ✌🏻
setuju banget sih bro. di kasus gw, 10 tahun lalu gw beli 1 rumah + 1 apartment. dan di hari ini tu rumah gk mengalami kenaikan bahkan banyak jual rugi, bahkan apartment bermaslah karena efek pandemi. intinya adalah jgn mau lagi kita tergiur iklan properti "besok naik, senin naik, bulan depan naik". itu semua hanya goreng-an developer karena harga riil di pasar tidak pernah akan naik setinggi itu. yang bikin gw nyesel adalah, seandainya itu uang pas gw beli rumah gw taro di investasi paling bego aja = deposito / obligasi, minimal sekarang udah berlipat ganda hasilnya. di jaman dulu gk banyak pilihan investasi, orang tau nya rumah, emas. makanya mindset tertanam kuat sampai sekarang apalagi di generasi ortu kita. bahkan ketika 10 tahun lalu mau beli reksadana / obligasi aja ribet nya minta ampun harus ketemu marketing, tandatangan berkas ini itu Thanks alot bro Raymond Dagu yang udah mencerdaskan bangsa. yok kita sama sama lawan developer nakal yang suka goreng harga properti yg berakibat harga rumah jadi gk terkendali. *disclaimer = - ini kejadian di kasus gw, belum tentu di tempat lain harga rumah stagnan / turun. - rumah yg gw beli pengembang besar, apartment not so big
So menurut lo kak ? Ada saran ga buat gue yg rencananya pengen cicil rumah tp masih bingung blm fix 1000%😂 banyak pertimbangan ini itu thn 2023 resesi ,takut kena phk ,dll atau investasi jenis apa yg worth it di jaman skrg (cara nabung) Biar kedepannya mudah bikin rumah sendiri tanpa rugi banyak...
@@agungapriyantz7732 kita terjebak mindset orang dulu = rumah pasti gk bakalan turun harganya. ya benar gk turun, tapi bisa stagnan kalau udah jenuh bahkan stagnan bisa 10 tahun
@@yuliherlina9689 sewa aja udah. tapi yg paling penting adalah = selisih dari kemampuan kita mencicil rumah, yang akhirnya kita gunakan utk sewa rumah, JANGAN SAMPAI foya foya, tapi diputer. pasti untung sih imho
Poin 4:49 penting banget. Tapi bener.. jangan paksain beli rumah kalau belum berani komit. Karena komitmen nya bisa 15-25 tahun. Dan bener juga konsep beli rumah harus dipaksain. Artinya kalaupun belum beli rumah harus nabung/investasi untuk persiapan beli rumah.
sy agak setuju dibilang beli rmh kurang menguntungkan dibanding main saham atau sejenisnya, sy mulai umur 26 sampe skrng 40 thn, sy punya rmh sendiri dan 3 rmh disewain dan 2 ruko disewain, hanya satu rmh kpr, ini bukan pamer, cuma kasih perspektif lain tentang properti, dan sampai saat ini sy masih karyawan , passive income sy sdh kejar2an dgn gaji saya, semangatt semuaaa 💪💪💪💪💪
Setuju nih, apalagi yang baru merintis karir maka butuh tempat tinggal tapi nggak bisa langsung beli rumah. Okelah rumah itu memiliki efek psikologis berupa ketenangan, tapi ketenangan itu mungkin hanya bisa diraih saat rumah itu sudah lunas, selama masih nyicil gak ada jaminan cicilan akan mulus sampai lunas. Lebih baik jaga finansial dengan baik hingga sukses lalu bisa beli rumah cash.
Gini mas, nyicil rumah itu ada batas waktunya, sedangkan bayar kontrakan itu bisa selamanya, kalau kita gagal bayar cicilan maka kita juga akan gagal bayar kontrakan, dua duanya akan membuat kita kehilangan tempat tinggal, tapi risiko gagal bayar kontrakan itu lebih tinggi, karena harga kontrakan akan naik terus, sedangkan cicilan rumah itu relatif tetap, sehingga suatu waktu harga sewa properti itu bisa lebih tinggi daripada cicilannya, jadi secara teknis sebenarnya properti itu sudah lunas, gak usah kita cicil lagi. Saya cicil apartemen 10 tahun yg lalu, sekarang saya sewakan harganya lebih tinggi daripada cicilannya. Sampai lunas nanti saya gak perlu nyicil lagi selama masih tersewa.
Kalau ditanya beli rumah atau sewa rumah saya pribadi lebih milih beli rumah buat disewakan. Liabilitas bisa menjadi aset, tergantung bagaimana kita melihat peluang
Klo lo melek investasi maka video ini pass banget, melek investasi artinya kalian tahu instrumen investasi apa yg paling oke dan sesuai dengan basic kalian
Seenak-enaknya rumah orang, tetep lebih enak rumah sendiri. Mungkin secara finansial rugi atau ga worth it atau too risky, terlalu mahal tapi ga bisa nyangkal juga kebebasan yg kita punya antara rumah milik sendiri dan rumah sewa itu beda.
Iya mungkin bagi orng yg sudah berkeluarga punya anak lebih worth it beli rumah, tpi buat anak muda atau pasangan baru yg masih produktif banyak kesibukan di luar dripda di rumah, lebih worth it sewa
Setuju bgt bang, apalagi untuk keluarga baru rumah itu yg utama, ingat kata jusuf hamka beli rumah dlu krna segala sesuatu itu pemikiran dari sana rumah sdh settle enak baru ke yang lain, intinya ada tempat lu berlindung lu dlu, rumah banyak ko yg murah beli rumah subsidi dengan bunga 5% flat dan harga kenaikan 6% itu sungguh worth it jadi tergatung lu aja, intinya bijak dalam mengelola keuangan, hidup itu murah, yg mahal gaya hidup lo
tenang koh, yg kebakaran jenggot kebanyakan orang yg lagi jualan. Takut mereka klo jualannya terganggu sama video lo.. semangat koh mengedukasi masyarakat
Sama mas saya masih ngontrak rumah juga .kebetuln ini kontrakan saya tempatin dari masih baru.. masih murah juga 900 ribu perbuln sekrg . dekat kesana sini ..saya bayar pertahun.. tetangga cuma satu..mau pindah juga mikir2 udh mau 15 tahun di sini.. dari kontrakan harga 500 rebu..udh nyamn..bukn gak kebeli.. sekrg duitnnya banyak di aset .deposit..dan investasi.. entah mungkin tar tua sedikit mau bagun rumah yg sederhana di desa..nikmatin hidup.. masih nyamn ngontrak daripada bli..
Mari kita diskusi, rumah 1M skrg anda bisa beli ga 2,5M 15 tahun kemudian? atau rumah 1M thn 2005 apakah skrg bisa di beli dengan harga 2,5M? rumah 1M thn 2005 kalo di Lippo cikarang bisa dapat LT 300m. skrg LT 150m dah diatas 3M
@@belladonnatossici3242 maksudnya jika dibandingkan bunga KPR 700jt atau 70% dari harga aset selama 15 tahun, apa ga menguntungkan beli rumah kalau harga rumahnya naik 150%. Pandangan beli rumah itu liabilities jika rumah itu di negara maju, biasanya inflasi perumahannya nggak nyampe 2% per tahun. Klu inflasi rumah per tahun itu diatas 10% apalagi 15% per tahun kaya di indonesia itu masuk investasi. Nah kecuali kalau bisa ngehasilin uang diatas 15% per tahun. Mungkin cost opportunity dipertimbangkan.
@@jbonk8797 klo pegawai negeri atau karyawan swasta memang lbh worth it beli rumah, tp buat pengusaha yg harus muter uang terus menerus lebih worth it sewa.. uang 1M klo buat usaha 15 thn kemudian bs jd 100M atau bs jd abis tak tersisa... tp itulah risiko jd pengusaha
1. iya.. kalo dengan asumsi hanya d pake tinggal .. tp kalo bs dpake untuk menghasilkan ya beda lagi... 2. iya.. kalo untuk harga saat ini fractionnya udh terlalu tinggi .. tapi kalo pembeliannya d saat yg tepat saat rmh masih murah dulu plus ada kemampuan bayar lbh cepat ya beda lagi jd semacam ada momentum yang pas juga kyk beli saham..pinjaman jg g hrs KPR dan pembayaran bisa dr menghasilkan income dgn memanfaatkan rumah yg d beli.. krn saya mengalami kenaikan rumah jauh dr bunga yg saya bayar kan (KPR sampe selesai masa angsuran ) .. 2 x saya beli rumah mengalami hal yg sama .. 3 iya.. dengan asumsi cicilan sampe selesai masa angsuran.. kalo bs d percepat karena dengan adanya rumah mempermudah menambah penghasilan ya beda lagi 4 iya .. kalo masih single.. kalo sudah berkeluarga.. menambah keribetan kalo sewa.. 5 hal hal lain yg tak terduga lainnya dan tidak ada bener salah hanya ada kelemahan dan kelebihan aja bkn bermaksud berdebat cmn menambah wawasan saja supaya lebih kritis berpikir 🙏🙏
Bener, kalau nyewa mesti siap kapan aja diusir pemilik rumah/kontrakan, kalau dah berkeluarga ya ribet semisal anak udh trlanjur skolah dkt situ, brarti mesti pindah lg kontrakannya, mesti adaptasi lagi dr awal
@@ridwan_mulyapinter. Dan satu lagi siap2 ngadepin si pemilik kontrakan dg segala aturannya. Ngontrak kan kita bayar,tp kadang berasa kayak numpang. Saya pernah mau ngontrak tp udh bnyk aturannya : ga boleh paku dinding ,kalo ada yg nginep meskipun itu org tua sndiri harus lapor ke dia. Apalagi kalo lamaa nginepnya bakal ditambahin biaya sewanya (lha padahal listrik air juga bayat sndiri,ga termasuk di harga kontrakan tsb). Yowes lah males,,,ga jd ngontrak ambil kpr aja. Ngontrak kek,ambil kpr kek semua ada pengorbanannya. Dan baik ngontrak atau ambil kpr ga ada yg salah ga ada yg bener krna kondisi org beda2. Penghasilan org perbulan aja beda2 kan.
Setuju bngedd! Ku pun mampunya cuman sewa. Sakit ati sih! Krn rasanya lebih baik dicicil utk beli. Tapiiii, stelah di itung2 beli rumah yg jarak nya jauh dr tempat kerja, ya sama aja cape dan stress di jln, trus kalo ngekost yaa jd double bills tiap bulan dong.. Lama2 mati di jalan kayaknya 😅 yah sudahlah.. Yg penting investasi kesehatan jasmani rohani, lakukan sesuatu sesuai dgn mampunya kita, tidak terlibat hutang hanya gegara nekad maksa mau beli rumah impian. It takes time utk smua. Krn ada pajak dll yg menjadi biaya tambahan perbulan, bila uang kita pas pas-an, jadinya kerja keras dan sakit. Smoga aja nanti ada rumah kecil sehat yg tdk dipinggiran kota dan sesuai kantong.
1. Untuk saat ini sd thn 2023 lebih baik simpan uang sambil menunggu kondisi ekonomi normal 2. Kalo bisa hindari semua kredit 3. Kalo sewa lebih hemat lakukan itu. 4. Harga rumah bekas saat ini jatuh terpuruk, opsi beli rumah bekas masih ada tapi sebaiknya jangan kredit tapi cash kalo masih ada simpanan lebih. 5. Terakhir, hati2 dengan inflasi makin naik tinggi sehingga daya beli kita menurun. Bijaklah dalam mengelola keuangan karena dunia menuju krisis pangan.
Penghasilan sy UMR tp dengan gaji segitu bisa KPR rumah subsidi. Tp sy masih nyaman sewa. Pertimbangannya lokasi rumah sewa dekat kantor jadi hemat bensin. Plus sewa dah dapat lengkap pagar, kanopi, dapur. Klo uang sewanya dipake cicil KPR Subsidi, mungkin lebih untung KPR subsidi krn rumah milik kita. Tp masalahnya adalah sy harus nambah budget buat bangun dapurnya, pagar, kanopi, teralis jendela, dll yg diluar tanggungan developer. Utk ini sy ga ada budget. Klo pun mau dipaksaain tinggal di rumah subsidi yg bangunan utuh developer (tanpa dapur dll), kenyamanannya ga sama dengan kenyamanan rumah sewa. Belum lagi klo jalan perumahannya masih tanah. Mau KPR rumah komersil, budget ga ada. Saya pikir kenyamanan juga ada harganya. Jadi ga apa2 bayar sewa dulu, hitung2 sebagai harga kenyamanan yg saya nikmati saat ini. KPR nanti saja klo gaji sudah diatas UMR.
Saya mau menambahkan juga, hitung2an itu valid bagi yang sangat melek investasi. Saya sekarang posisi kpr rumah subsidi dengan bunga 5% pertahun dan flat sampai lunas. Untuk investasi dengan keuntungan lebih dari 5% itu sangat sulit buat saya, deposito dan pasar uang bunganya kurang dari 5%. Ada SBN yang bunganya lebih besar tapi itu jangka panjang sedangkan saya tidak mungkin menggunakan dana darurat untuk investasi jangka panjang, trading saham lebih banyak cutloss. Pada akhirnya setelah dihitung-hitung beli rumah subsidi buat orang menengah ke bawah kaya saya adalah pilihan terbaik.
Saran saya lebih ke diverifikasi investasi nya gk cmn satu tapi banyak, dan investasi gk harus trading dan lain2 tapi jg bisa usaha riil, itu aj tapi saya setuju jg dengan pendapat saudara
Betul mas, bang Raymond point nya cuma qt harus pinter dan jeli dgn kemampuan qt utk memutuskan KPR atau sewa. Kedua nya tdk ada yg benar dan salah, cuma pny konsekuensi masing-masing yg mana qt harus komitmen dgn itu..
Koh lu hebat, gua salut sama lo! Edukasi seperti ini yang orang Indo butuhkan, karena sama sekali tidak diajarkan di sekolah padahal ini sangat penting.
Coba di edukasi caranya ke orang2 yg gaji UMR di jawa tengah, jatim , tukang bangunan, kuli bongkar muat, tukang becak, dll..supaya mereka semua dapat cuan per bulan 10jt aja minim.
masuk akal, cuman harus dikaji tiap individu berbeda dalam penerapannya, karena semua jika direncanakan dan diperhitungkan dengan benar pasti bisa dijalani, yg gak bisa itu jika sudah direncanakan tapi gak dikerjakan sesuai rencana... manajemen keuangan wajib direncanakan biar kedepan lebih bisa mengetahui faktor2 resiko yang mungkin terjadi ......semangattt kawan2 semua
Intinya beli rumah itu mau KPR/ sewa yg penting intinya kerjaan hrs mapan dan bisa ngangsur/byr sewa. Terserah mau mikir cuan mana, atau nyaman rmh sendiri/sewa itu sesuai kebutuhan dan kenyamanan masing2
Biasanya lebih ke orang tua yang doktrin "dari pada kontrak mending KPR" , "gapapa KPR ,anggap aja nabung" dll.tapi gue tetep kekeh mending nabung dulu,dari pada udah keperangkap cicilan dan Tiba" kondisi keuangan goyah, malah repot,di jual susah,atau ketarik bank ga dapet apa-apa,minta orang tua pun juga ga enak
Sy sudah punya rumah di depok. Nonton ini buat nambah wawasan juga mungkin bisa nasehatin anak kelak untuk berpikir menggunakan uang. Yg pasti sih rumah lebih enak dekat tempat kerja. Tapi suami auditor jarang ada di 🏡 jarang ke kantor lebih sering ke luar kota. Walau gak dekat atau jauh sekali dr tempat kerja, msh bisa lah keputusan tepat punya 🏡. Skrg renovasi 🏡 juga lagi bingung takut disuruh pindah ke IKN😁
Pcuma cuy ekonomi lg ga bagus...... It yg ngontrak D rumah gw blm bisa bayar kontrakan,,,, mestinya tgl 8 nov ud bayar, ini skrg ud tgl 17 nov ga bayar...... Oya sebelumnya penghuni yg sbelumnya pernah jga gagal bayar sewa 3 bulan..... Susah jga nyari penghuni yg "mapan"
Ingat, KPR konvensional itu juga sewa. Selama belum lunas hitungannya sewa, kalo telat angsuran beberapa kali akan dilelang dan diusir. Dan angsuran yg sudah terbayarkan juga g kembali. Harus terbuka pikirannya, jika belum mampu KPR jangan dipaksakan. Mending Sewa rumah yg murah, sisa penghasilan diinvestasikan. Kalo udah cukup belikan tanah, ketika udh ad tanah minimal 1 level untuk punya rumah sudah anda dapatkan.
Ko, gw ada 1 argumen, kalo sewa.. suatu saat kalo si owner mau pake rumahnya kita harus pindah, dan ya berpindah ga semudah itu.. emang bukan dari sisi financial tapi ini yg cukup jadi concern sewa sih
Dari sudut pandang fungsi, mau sewa atau beli inti utama rumah adl tempat tinggal/istirahat. Ukuran brpapun klo tidur ttp cuma btuh 1-2 meter. Fix no debat. Dari sudut pandang sosial sewa ga bisa memiliki tp kalo beli tanda kepemilikan. Sudut pandang ekonomi sewa lbh fleksibel di sisi finansial kalo beli ada tanggung debt selama bertahun-tahun keburu mati ninggal utang 😂. Kembali dari sisi mana kita liatnya. Konten ini bukan salah-bener hitam-putih sih tp gw liat lbh ke perspektif msg2 and tandingan bwt yg punya anggapan bhw sewa rumah rugi, lost dll. Kalo istilah Morgan Housel cara dlm video ini ampuh buat Raymond tp blm tentu ampuh buat org lain. Prinsip adjust keampuhan dlm buku psychology of money itu morgan blg apa yg works buat sy blm tentu works buat Anda. So sesuaikan sama situasi msg2 tp juga ada sdut pandang lain yg juga bekerja.
setelah nikah, 5 tahun sewa rumah, 3x pindah rumah sewa, mulai dari 35 juta sampai paling mahal 50 juta pertahun di dalam kluster. selalu di daerah pasar minggu. Kalau punya duit selalu diputer buat usaha, duit sebenernya udah ada buat beli rumah, tapi kalau digabrugin semua ke rumah pasti penghasilan bulanan turun pastinya karena duit yang diputer buat usaha habis.
Alhamdulillah di tahun pernikahan ke-6 akhirnya bangun rumah di kampung, habis sekitar 500 jutaan sama interior tanpa harus mengurangi duit muter di usaha. ya tapi di kampung karena murah, kalau jakarta ngeri harganya hahaha
intinya sih saran gue kalau lu punya peluang buat muter duit, mending jangan beli rumah dulu, tapi kalau nggak ngerti gimana caranya puter duit, yaudah masukin property aja gpp
cara puter duid klo ihsg mah, paling gampang taruh duit di BHIT, harga 60 ke bawah,panen harga 75 ke atas
ulangin terus kayak gitu sampai kaya, setahun roi bisa 15%++
bisa dilakukan pekerja kantoran, anti cutloss, ga perlu dipantengin pula, cukup pasang auto sell harga 75 ke atas
Tx for sharing om
Widih ada om ridwan, panutan
Nah ini dia panutan
@@maevshadowsongSama2 trader berarti...hahaha...saya juga Trader dan cuan di IHSG super luber dan gak hanya BHIT bro bnyk yg berpola dan lbh multibagger.
Akhirnya ada yg se frequensi ceritanya 😁,
Saya sewa rumah udh 7 tahun, sampai punya anak dua, temen2 saya udah pada beli rumah dan sering kasi masukan utk beli rumah, saya jawab nya simple, hasil usaha saya akan terus saya kembangin utk memperbesar usaha dulu sampai saya memang punya uang yg tak mengganggu finansial usaha saya, btw saya pedagang retail dan produksi lokal brand yang kira2 keuntungan setahun bersihnya itu 250-400 jutaan utk saat ini,
Dan saya menikmati pengembangan usaha saya dlu, kelak pasti beli rumah yg diidamkan, insyaallah
Bisa kalik kak Supply Clothing line saya ehhehe
Aamiin cita2 yg sama
MasyaAllah..
boleh tau produknya apa kak?
Mantap, emg kalo masih muda jangan beli dulu sih sebaiknya, belinya nanti kalo udh 35 keatas
Poin utamanya adalah membuka pikiran kita, bahwa beli ga selalu lebih baik.
Tapi belum tentu sewa juga lebih baik, semua tergantung kondisi dan keadaan masing2.
Kalo pilihannya beli atau sewa.. ya mending beli.. asal LUNAS.. kalo beli tapi NYICIL, ya mendingan SEWA
@@febriardi2936 Benar sekali, beli asal mampu (ada punya dana cash berlebih), kalau gak mampu beli jangan memaksakan diri dengan membeli dengan KPR, akan jauh lebih banyak ruginya beli properti dengan KPR, mendingan pilih sewa properti dan uang sisanya diputar untuk investasi atau bisnis.
“Youll own nothing and youll be happy”
Benar2 ini yg dicita2kan oleh WEF.
Kalian semua harus nyewa dan kalian bahagia. Nyewanya ke siapa? Ya ke mereka lah 😂
@@ChouLeeMe Bahkan semua yang ada di dunia ini sepenuhnya bukan milik kita tapi titipan dari Tuhan, untuk dipertanggungjawabkan kelak di akhirat semua yang kita miliki...Badan sendiri pun ini bukan punya kita, hakikatnya semua hanya titipan.
Kita memang sebaiknya punya tujuan untuk membeli rumah/ properti. Tapi jangan terlalu memaksakan keadaan saat ini untuk membeli rumah jika saat ini finansial belum mampu membelinya secara cash, baru mampunya menyewa properti.
Hati2 dengan propaganda yang membuat kita seakan 'harus' punya rumah. Bedakan antara kebutuhan dan keinginan, kita semua butuh properti tapi tidak selalu butuh membeli properti, bisa jadi dengan memilih sewa saat ini bisa jadi lebih baik
Hati2 juga dengan propaganda agen properti yang mengatakan "harga properti pasti selalu naik". Properti sama dengan barang lainnya ada siklus naik turunnya harga sesuai supply and demand, disaat demand turun suatu saat pasti akan ada kejatuhan harga beli rumah dan disaat itulah kita sangat untung membeli rumah.
Tidak ada yang salah dari sewa properti, dalam keadaan tidak ada uang cash untuk beli properti, jauh lebih baik sewa properti daripada membeli nya dengan KPR. Lebih baik uang yang ada saat ini diinvestasikan atau diputar di bisnis yang return nya jauh melebihi kenaikan harga properti, sehingga selanjutnya anda bisa memiliki properti idaman ditambah punya kebebasan finansial (return pasif dari investasi atau bisnis yang anda miliki memenuhi biaya sehari hari). Dengan menunda membeli properti akan membuat kesehatan keuangan anda jauh lebih sehat untuk jangka panjang.
@@ChouLeeMe mereka ? semua sektor ada 'mereka', u sewa yg diuntungkan 'mereka', u beli yang diuntungkan 'mereka'. koreksi yah, mereka itu menguasai semua hal, apapun keputusan kita baik sewa atau beli, 'mereka' selalu untung
Setuju! Sama satu lagi kesalahan beli rumah diusia muda, saat masih sibuk mengejar karir. Keberadaan rumah menjadi ‘rantai pengikat’ yg membuat enggan pindah ke kota lain yg menjanjikan kesempatan karir lebih baik. Akhirnya banyak yg bertahan di tempat rumahnya sehingga karirnya jadi lambat berkembang.
setuju
rata2 yg memaksakan harus punya rumah mereka akhirnya ambil ke daerah pinggir, yg kalau ke kantor harus perjlanan minimal 2 jam
berarti bolak-balik 4 jam
sementara kalau kos bisa cuma 1/2 jam ke tempat kerja
selisih waktu 3 jam per hari
bisa buat investasi yg lain, seperti baca buku/webinar
& bisa untuk olahraga
jadi hidup lebih sehat jiwa, raga, pikiran
@@budigunawan9407 saya cukup setuju bro, opportunity cost yang hilang karena beli rumah dipinggiran yang jaraknya bisa 2- 3 jam dr kantor PP bolak balik, bensin, duit transportasi itu udah banyak banget kalau dihitung kasar selama setahun. Mending kos atau kontrak dan gak maksa nyicil KPR wkw
Sesuai sikon lah, ga semua orang pekerja & harus jadi budak korporat
Keknya tergantung orangnya deh, balik lagi semua tergantung orang dan kondisinya. ini emang daerah mana dan orang2 kelahiran tahun berapa ya? soalnya klo temen2ku sih udah biasa bolak2 4 jam jadi pas beli rumah dipinggiran jabodetabek ga masalah, dia ttp kerja di pusat kota, bahkan ada yang tiap bulan dinas keluar kota, ada yang remote job, ada yang kerjanya di luar negeri dan rumahnya ditinggali ortu krn belum punya rumah sebelumnya.
Jalan keluarnya Rumah yg udah terbeli bisa kita sewakan ke orang. Dan kita tetap bisa pindah ke luar kota n mndapat pemasukan sampingan uang dr sewa rumah itu
Bg masy kelas bawah, beli rumah selain pemenuhan psikologis spt yg Raymond katakan, ini jg berkaitan dgn TIMELINE KEBUTUHAN KELUARGA
Timeline hidup laki2 Indonesia umumnya
* 23-26 Memulai kerja/bisnis self employee
* 27-30 Menikah
* 31-45 Membeli rumah & kendaraan
* 46-50 Membiayai anak ke-1 kuliah, persiapan anak ke-2 kuliah.
* 50-55 Membiayai anak ke-2 kuliah
* 55-60 Pensiun (usia pensiun tergantung jenis profesi)
Biaya kuliah yg dibutuhkan masyarakat kelas menengah ke bawah, rata2 sekitar Rp 2,5-7 juta/bulan, tergantung nama besar universitas, lokasi kuliah dan jurusan kuliah. Uang 2,5-7 juta/bulan, itu sudah setara dengan 1x UMR bulanan. Sehingga, biaya kuliah anak bagi masyarakat kelas menengah bawah, itu sudah biaya bulanan yg sangat besar. Ketika cicilan rumah lunas, maka alokasi dana bulanan tsb ganti utk membayar kuliah anak.
Di masyarakat Indonesia, kewajiban orang tua yg utama adalah:
(1) Memberikan nama yg bagus agar anak bangga dgn dirinya, termasuk sejumlah rangkaian tasyakuran atas diri anak (tasyakuran hamil, kelahiran/aqiqah, khitan)
(2) Memberikan pendidikan yg terbaik
(3) Menikahkan anak
Umumnya, ketika laki-laki pensiun, selesai pula kedua anaknya menempuh pendidikan kuliah. Tinggal satu saja kewajiban orang tua: menikahkan anak. Untuk kewajiban terakhir ini, banyak yg kemudian menggunakan sebagian pesangon pensiun utk biaya pernikahan anak.
Dari timeline tersebut, dalam benak orang Indonesia, sudah tidak ada lagi sisa waktu dan sisa dana untuk berinvestasi. Trus investasi terbesar dalam hidup mereka apa?
1) rumah yg mereka beli kredit dan lunas sebelum anak kuliah
2) anak yg sudah bekerja & menikah mengirimi "uang bulanan" utk biaya hidup setelah pensiun
Kadang anak tidak mampu membeli rumah karena inflasi harga rumah& biaya hidup. Apalagi jika harus kirim "uang bulanan" ke orang tua yg sdh pensiun, ya gak mampu. Maka sering kali terjadi, generasi muda yg sudah menikah tidak mampu membeli rumah dan tinggal bersama orang tua. Tujuannya, agar anak yg sudah menikah tersebut bisa membantu biaya hidup orang tua yg sudah pensiun.
Akar perbedaan teori yg disampaikan Raymond dengan TIMELINE tersebut adalah: manajemen resiko.
Sebenarnya, secara teori bisa saja orang berinvestasi dan tidak membeli rumah dahulu. Semua hasil investasi tersebut dilipatgandakan sebaik-baiknya. Setelah semua anak selesai kuliah dan memasuki masa pensiun, barulah beli rumah impian dan menggunakan hasil investasi sebagai dana pensiun, tanpa berharap "uang bulanan" kiriman dari anak. Ini adalah hal teoritis yg bisa dipertimbangkan.
Namun hal tersebut adalah teori yg kebanyakan orang tidak berani melakukan. Orang memilih untuk melakukan manajemen resiko terhadap hidup mereka dengan melakukan sesuatu yang mereka rasa itu jauh lebih aman. Memiliki uang hasil investasi yg besar, mereka khawatir akan ada "gangguan" yg bisa melenyapkan uang tersebut. Misalnya, gangguan saudara&kerabat pinjam uang, orang tua yg pensiun menuntut "uang bulanan" lebih banyak, anak makin besar merengek minta tambahan fasilitas hidup, suami/istri menaikkan gaya hidup. Gangguan2 tersebut berpotensi melenyapkan hasil investasi sebelum waktunya membeli rumah impian. Sehingga, untuk meminimalkan resiko gangguan2 tersebut, cicilan rumah bisa menjadi dalih/alasan agar gangguan2 tersebut tak menyerang kesehatan keuangan. Besarnya biaya cicilan rumah bisa menjadi alasan paling jitu untuk menolak keinginan orang2 tersebut.
Jadi, mereka yg memilih membeli rumah karena ini adalah TIMELINE kehidupan yg harus dijalani dan MANAJEMEN RESIKO yg terbaik yg bisa mereka tanggung.
Setujuu...
another perspective, bisa diterima juga sih, karena bikin "alasan" buat nolak hutangin ke org lain susah juga. Bisa jg kita bilang, lagi nyangkut di saham kwkwwk
Perspektif yg nyata sih ini
terus akhirnya membuat sebuah sandwich generation lagi....
@@fikrima4953 Fenomena generasi sandwich tak bisa dihindari dalam kehidupan, terutama masyarakat Asia. Generasi produktif menanggung beban lansia dan anak sudah terjadi sejak jaman dulu, bukan hanya generasi X. Bahkan ada pepatah Jawa: mangan ora mangan, sing penting kumpul (makan atau sulit makan, yg penting kumpul). Budaya berkumpul tidak hanya terjadi di Jawa. Arab, India, China malah berkumpul dalam satu rumah besar yang dihuni lebih dari 10 KK. Semua anak yg sudah menikah kumpul jadi satu di situ.
Dalam budaya tradisional Indonesia, rumah anak biasanya ada di sebelah persis rumah orang tua atau di seberangnya. Sehingga, semua orang dalam satu kampung, biasanya mereka masih punya hubungan kekerabatan. Memiliki rumah sendiri bukan hal yg berat. Gak perlu beli tanah, bahan bangunan seadanya, bikinnya pun gotong-royong dibantu kerabat satu kampung. Perabotan dan alat masak pun juga sangat sederhana. Memiliki rumah pribadi yg layak huni menurut standar lama, bukanlah hal berat yg harus direncanakan dengan penuh perencanaan keuangan.
Jaman dahulu, usia produktif menanggung beban lansia tidak memberatkan karena punya banyak saudara kandung. Mereka bergantian menjaga saat orang tua sakit, dan uang/sembako urunan untuk kebutuhan hidup orang tua lansia juga tidak besar. Jaman now, mulai generasi X, hanya punya 1 atau 2 saudara kandung. Sehingga, beban merawat lansia menjadi berat bagi generasi yg produktif, termasuk kebutuhan membeli rumah sendiri agar punya privacy berumahtangga. Karena memang berat, maka membeli rumah menjadi prioritas utama terlebih dahulu, karena tahap selanjutnya nanti mereka harus fokus untuk membiayai kuliah anak. Jaman kolonial, lulusan SD (dulu namanya SR/Sekolah Rakyat), sudah dirasa cukup. Tapi jaman sekarang, pendidikan S1 jadi standar layak untuk anak laki2 dan perempuan.
Itulah sebabnya, banyak orang tua generasi X yang memberikan nasehat kepada anak-anak mereka generasi Z, agar membeli rumah menjadi prioritas utama. Itu semua berdasarkan pengalaman mereka sendiri yg sudah merasakan betapa beratnya membeli rumah, memberikan pendidikan sarjana bagi anak-anak, sekaligus merawat lansia.
Untuk saat ini saya setuju. Faktor lain yg menurutku lebih worth buat sewa daripada beli adalah kondisi lingkungan. Rumah orang tua saya saat ini belum nyampe 15 tahun kondisi lingkungannya dah berubah. Dulu tempatnya bagus, sekarang mulai kena banjir dan ini nambah biaya maintenance lagi. Klo nyewa tinggal minggat dan nyari tempat yg lebih bagus lagi.
😂😂😂 tinggal minggat kayak pisahan suami istri
@@listrikb6885wkwkwk ngakak, tp emg bener sih sewa bikin lebih tenang
buat yang belum tau aja : ada trik tambahan kapan harus beli rumah atau investasi ke saham, yaitu ketika stagnasi pasar (ekonomi down) kan harga rumah bakal murah, nah disitu saatnya beli rumah. Tapi, kalau ekonomi negara lagi bagus, mending masuk ke saham aja dulu, invest di saham, ampe kondisi ekonomi down baru beli rumahh
Setuju banget,gw kontrak. rumah bertahun, tahun, sekarang sudah ada rumah dan usaha, sendiri intinya kita harus disiplin . dan kerja keras, pandai mengambil peluang 👍👍👍
Wahh mantap kak, saya pngn belajar juga
Kalo menurut gw misal masih single dan ngejar karir emang lebih cocok nyewa, tapi kalo udh nikah berkeluarga atau single di posisi yg “yaudah lah / settle” lebih cocok beli rumah karna setiap org butuh tempat untuk “pulang”
it’s not just house, it’s “home”
Yg penting jgn maksain beli sj bro. Sy dulu juga seperti itu, KPR dari 2015 sampai skr terengah-engah.
Mau jual susah bgt walaupun dah jual rugi.
Harus perhitungkan resiko, extra cost dan kebutuhan kelak.
Contoh seperti jarak lebih jauh dr tempat kerja, nanti uda punya anak, perbaikan rumah (3th byk rusak), atau paling parah pendapatan hilang karena di PHK
ngontrak kan jg punya rumah untuk pulang...
@@mantannasiuduk drpd ngontrak nebeng ortu aja dulu wkakakaka
@@JohnyLim6393 daerah mn emang kprnya bro???
@@mamatsudrajad7483 Saya di Kubu Raya, pinggiran kota Pontianak. Belinya di situ karena harga rumah di Pontianak waktu itu tak masuk akal (th 2014 t60 350jt), pdhl pinggiran jg
5 tahun lalu putusin beli rumah, cuma karena biar uang gw jelas keliatan jd barang.
Skrg gw terpaksa jual rugi , karena drpd dipertahanin, mending uangnya gw taruh di saham/reksadana dll deh.
Saat ini lebih nyaman sewa, meski keliatannya rugi, tp ya gak kecekek ni leher buat mikirin kpr bertaon2
Note: rumah yg gw beli dr developer besar, ciputra. Harga rumah terus turun, karena dr developernya terus2an keluarin cluster baru dgn DP 0%, free akad, ppn dll. Rumah yg gw beli 5 thn lalu, jd ga bs naek harganya, malah turun.
Org lebih milih rumah baru , dp0%
Citra maja?? Mesti tau jg si klok beli daerah mana klok daerah yg bagus banyak penduduk ga mungkin turun
Makasih bang info nya saya selalu ke pikiran mau beli rumah ternyata rumah bisa turun harga nya 🙏 jadi masih ada harapan buat ku karena gaji ku kecil , jadi nabung sambil ngorntrak nabung buat beli rrumah
Citra mana dlu ini??
@@richardusrico4300 citra maja raya wkwkkw
Di perumahan yg saya tinggalin hampir sama programnya, cmn makin lama luasan tanahnya mengecil. Jadi harga rumah lama tetep naik harganya…
Sesuai kondisi, kemampuan dan kebutuhan saja kalau beli rumah. Itu aja intinya. Beli rumah diusia muda tidak masalah mumpung masih bisa nyari duit. Nanti klo sudah tua baru mau beli rumah sudah kemahalan dan ketinggalan.
Kalau punya tabungan ?
Kalau masih mampu kerja keras ? Kalau karirnya masih bagus ?
Nanti yg ada seumur hidup ngontrak. Ngekost. Karena kebutuhan dan gaya hidup sekarang sangat menggoda orang" 😂. Mumpung masih muda asal mau berusaha disitu ada jalan.😊
Video seperti ini paling d Benci oleh Pengembang Property, Thanks Bang sudah bikin Gen Z d Indonesia makin kritis dengan masalah properti seperti ini, Labih baik Beli Tanah dan Mendesain dan Membangun Rumah sesuai keinginan kita masing2
Ya bener hitung hitung terus mana lebih baik.mau makan sate beli kambing potong terus buat bumbu bakar sendiri daripada ke warung sate? Hihi.
Kepingin celana , beli kain jahit sendiri .
Dsb .
Terlalu kritis banyak Gen z yg sudah kena asam lambung di usia muda.
Membangun sendiri di Indo ga gampang, nyari kontraktor kredibel susah bgt. Mental tukangnya jg berbahaya.
@@tokorjgypsum8561 Sebagai Orang Teknik Yang Pernah Bekerja Di KOntraktor Pengembang Properti, Saya Melihat Ada keuntungan Berlipat Ganda disana,
@@japw.s.8730 BAgi pak yang susa, Karena Akses nya terbatas
Terkadang bukan memaksakan diri, tetapi keadaan yg memaksa diri utk nekat
tidak ada yg salah dari konten ini, tujuannya mengedukasi kalian secara hitungan dan banyak prespektif. lebih worth it yang mana? itu pilihan kalian karena pasti kalian punya variabelnya sendiri. kalau faktor uang lebih dominan maka pilihan sewa lebih worth it
Lebih ke psikologis juga sih punya rumah bukan cuma masalah lebih cuan atau tidak,tapi kenyamanan hidup saat tinggal di ( rumah ) sendiri
Gini si gais2, mungkin kalian blm pernah mengalami kebangkrutan parah, atau in my case ortu yg jatuh sakit parah dan harus keluar ampe milyar scr berkala, asuransi dan deposito2 ga nutup, nyisa rumah. Dr sehari biasa keluar jutaan, sampe pernah ngalamin hrs cukup 100rb buat seminggu, dan bahkan jalan kaki k sekolah. Gw dsitu merasa bersyukur bgt masih punya atap dan ga sewa ky dulu 😊 intinya, bijaklah dlm pengeluaran
Betul ini, manajemen resiko terhadap apa yang akan terjadi "kedepan" itu yg membuat orang kebanyakan main aman dan harus pandai dalam spending money. Soalnya hidup di hari ini belum tentu sama dengan hari esok, lusa, dan seterusnya
Betul kak, tapi kondisinya kalau masih 'ngangsur kpr' seperti di video ini, ada kemungkinan kreditnya macet karena sedang bangkrut, dan ada kemungkinan properti nya akan di sita/lelang. Akhirnya harus kontrak lagi. 🙏🏻
Yang bilang "rumah itu investasi,harga tahun depan naik,investasi menguntungkan,kenaikan harga tahun depan sekian persen,dan lain2" itu hanya bahasa marketing agar memancing konsumen untuk beli properti mereka dan mereka mendapatkan insentif,bahkan ada beberapa sales yang membantu membuatkan dokumen2 palsu agar KPR nya diterima oleh bank.. bagi kalian yang baru mau ambil KPR,coba dihitung dengan baik.. KPR itu tenornya bisa 10-15 tahun.. apakah kalian yakin penghasilan kalian bisa tetap konsisten dan terus mengalami kenaikan selama 10-15 tahun? Karna cicilan KPR mengikuti suku bunga acuan,dan 100% naik dari tahun ke tahun.. gak ada istilah cicilan KPR turun walaupun suku bunga turun.. kecuali rumah subsidi.. saya sudah mengalaminya,saya jual rumah saya karna saya udh gk sanggup bayar cicilan dikarenakan pandemi kemarin saya kehilangan pekerjaan saya,dan saya harus memulai semuanya dari Nol ( penghasilan yang tadinya 20 juta,tiba2 jadi gk ada penghasilan dan ini berlangsung sangat lama ).. akhirnya saya jual rugi total.. uang yang sudah masuk ke bank + dp dan lain2 itu sekitar 300jutaan,dan saya over hanya 100 juta,itu pun msih dipotong biaya lain2.. saya terpaksa menjual cepat karna sudah tidak punya pendapatan.. dan bagi yang baru mau KPR,misal DP 200 juta,itu gk cuma 200 juta tok,masih ada biaya2 lainnya seperti BPHTB,biaya KPR,Notaris dan lain2 yang jumlahnya msih lumayan besar .. semoga pengalaman saya bisa dijadikan masukan buat temen2 semua..
Yg bisa saya tangkap, intinya jgn beli sesuatu kalau blm perlu² amat, apalagi sampai maksa. Lbh baik kalau uangnya dikembangbiakkan
Terima kasih,seperti mengingatkan saya yang lagi galau dan risau karena ngebet pengen cepet beli/bangun rumah
Salut sama ni orang ... jawaban nya selalu gak " Cari Aman " ... jadi kita bisa nemu sudut padang lain yang dianggap tabu 😁
Ciri org yg ga munafik bro
Intinya jangan memaksakan diri dan bijak kelola keuntungan. Sewa pun bisa rugi klu anggaran sisa gak dipakai untuk investasi. Thank you Coach.
Prinsipnya setuju banget. Karena rumah untuk tempat tinggal bukan aset. Sementara beli rumah kedua dan seterusnya yang untuk disewakan perlu dipertimbangkan agar mendapat harga sewa yang tinggi sehingga mendapatkan yield investasi yang yang tinggi dari investasi rumah kedua dan seterusnya tersebut.
Pertama, mau ngulangin poin ini 5:00 ,kebutuhan orang beda - beda, secara umum itung2annya akan berlaku sama saat orang tersebut memiliki pengeluaran yang konstan, sedangkan manusia cenderung akan naik pengeluarannya saat punya lebih banyak uang, gausah ngomong "aku engga kok, aku tetep", ga bisa baca "cenderung" ya????? dan ga semua orang sama tpi nyatanya emang gitu.
Kedua, cicilan rumah sejauh ini terutama di jabodetabek dengan harga rumah 1M itu ga segede contoh tersebut, bahkan banyak banget yang udah include biaya akad, dp, dll, atau ada promo2 menariknya, sehingga cicilan dan biaya kpr jauh lebih rendah dari contoh perhitungan, krn pengeluaran sudah ada cicilan rumah otomatis rekening menepis dan kecenderungan manusia akan menurunkan pengeluarannya,
Ketiga, ini perspektif paling bagus diterapin cuma ke orang2 yang udah punya rumah atau warisan rumah atau kondisi ekonomi yang lebih baik karena menurutku resiko kehilangan rumah krn cicilan macet itu masih mending dari ga bisa bayar kontrakan. Jelas banget secara logika kondisi orang yang ga bisa lanjutin kontrakan biasanya udah sangat parah sih, sedangkan kalau ga bisa bayar cicilan masih bisa alih kpr atau jual rumah dengan cara itu, kalau kondisi ekonomi lagi baik mungkin harga rumah lebih tinggi, jadi bisa buat nutup kpr jg dan ga perlu dipindah kprnya. Setidaknya kita juga udah usaha buat punya aset yang gedhe, klo ada rejeki masih bisa top up atau pelunasan sebagain atau pelunasan langsung.
Keempat, serius koh coba deh liat dari perspektif orang yang belum punya rumah, ortu yang ga warisin rumah atau harta. Tinggal di rumah orang itu ga enak banget, klo punya rumah sendiri let's say 15 tahun baru lunas, tpi setidaknya ada aset yang cukup berharga untuk keturunan kita atau setidaknya untuk kita pensiun. Kalau ada sesuatu yang bikin anak kita ga balik ke rumah dan ngerawat kita sedangkan rumah cuma sewa trus nnti gimana coba klo disita? iya klo ada yang mau bantu ngebawa ke panti jompo klo terlantar???
Coba deh koh bahas part 2 nya klo ngebandingin dari cicilan dan biaya sewa, misal nyicil rumah atau mending kontrak rumah klo sama sama 2jt perbulan dengan beberapa perspektif juga, misal si A dia ga punya warisan rumah dan ortu jg numpang/sewa gaji 10jt, si B gaji 10jt tpi ortu punya rumah atau ngewarisin dia rumah. Sama buat liat pendapat koh ray soal pendapatku masih bimbang soalnya ambil rumah.
Setuju!
Klo gw dr pd terikat komitmen bayar dp gede, cicilan per bulan gede, belom kalo floating. Mending kontrak rumah dulu yg simple aja, sisanya tabung/invest. One day beli rumah cash. Tanpa KPR tanpa riba👌
akhirnya ada yg bahas ini...
krn selama ini gw menjalankan prinsip ini, yg mana 'gak umum' buat banyak org
krn org2 di circle gw pada udah ambil KPR setelah beberapa tahun kerja (>5thn), tapi gw masih pakai prinsip sewa ini, konsisten nabung
alhasil sdh bisa jadi saham, reksa, p2p, yg akhirnya bisa nutupin biaya sewa kontrak gw
jadi sekarang tinggal=gratis & gak punya beban hutang KPR yang annuitasnya serem banget & harus kita pikir rata2 s/d 15 tahun
Invest di saham, reksa waktu ini ancur/dump... nilai uang nya turun, kayanya susah buat nutup sewa kaya lu bilang.
Kalo gw pake konsep DCA bang@@idp8986
Jadi tiap bulan habis gajian disisihin
Skrg porto ijo semua kok
wah ini contoh kasus yang terbaik sih,
@@budigunawan9407 sering merah nya
@@idp8986 sedikit saran: sahamnya di blue chip, konsisten naik walau yield gak gila2an
Can't agree more. Salah satu yang bikin gw nyesel terlanjur beli apartment buru-buru sebelum bekeluarga adalah karena justru setelah nikah dan punya baby variable hidup gw banyak yang berubah dan gw malah jadi ga punya freedom untuk bergerak cepet buat nangkap peluang bisnis atau punya cadangan dana buat keadaan darurat karena uangnya kesedot tiap bulan buat cicilan KPR. I wish I could watch this sooner. :')
Samaaaaaaaa
koq cant agree more zzz
@@FarizCircleXVIP mestinya couldn't ya
Mustinya g beli dulu deh kayanya
Bro belajar bahasa Inggris dulu 😅
Cape bgt gw liat tiktok lu ko. Ngasih perhitungan yg logis dan jelas, maen dicancel2 aja sama orang. Diedukasi yg objektif supaya bisa ambil keputusan keuangan yg tepat, malah dicancel dengan alesan2 kualitatif yang jelas ga akan muat dijelasin dalam 1 video. Ampe ujung2nya lu reupload video perhitungan sewa vs beli.
Semangat terus ko edukasinya, semoga perlahan lebih kritis netizen Indonesia ❤️🙏
Tetap semangat buat konten edukasi bang🔥🔥 gw tau ga mudah bikin konten berbobot ditengah masyarakat kurang edukasi, yg bisa lu lakukan adalah mengabaikan komentar yg ga membangun.
Indonesia butuh content creator seperti anda🔥
Gilaaa ini ilmu mahal, ada di youtube dan bisa di tonton gratis sepuasnya 👏. Salut gua sekaligus berterimakasih ke ko raymond udah mau ngasih ilmu ini ke kita secara cuma-cuma
Investasi ada 2 sisi : profit dan loss...setelah 15 thn ternyata loss nya lbh bsr jd tdk mencapai target. Alhasil rumah tidak terbeli dan umur sdh 40 tahunan. Jd mana yg lbh baik pikirkan aja sendiri...🤗
Kyk sodara ku, rumah punya, inves 2x harga rumah setelah resogn, coba2 ke org terpercaya, loss ilang semua termasuk rumahnya.
Lah kolonel sanders aja ikhtiar baru nemu resepnya di usia 40 dan baru sukses di usia 88. Orang bule nonis malah yang mraktekin ajaran islam lebih daripada mayoritas orang muslim wkwkw. Dia tidak terpaut pada hasil, yang penting ikthiar dengan sabar. Andaikata dia fokus pada hasil, udah stress duluan dan give up di usia 40 itu seperti kata lu, dia loss di 40 dan tidak punya rumah.
Mantan gw juga hidupnya ketimpungan gara² KPR sampai jual iman nya cuma gara² perlu duit apapun dia lakukan... Tiap kali diingatkan tobat alasannya pas membantah ibunya selalu itu, "siapa lagi coba kalau bukan gw yang bayar KPR" ... Andai saja dia tidak pernah KPR dia tidak akan durhaka sama ibuknya... Ibuknya aslinya ga peduli dengan KPR, tapi ya gitu anaknya butuh ibunya tapi gak mau diatur kan repot wkwk kalau ibunya minggat ntar dia stress bundir (karena KPR demi ibunya, buat apa KPR kalau ibunya gak ada), dia gak pengen ibunya minggat tapi juga gak pengen tobat kan repot wkwk
KPR berpotensi memecah belah keluarga..
kalo rumagnya kebakaran gimana, kalo lu mati gmana,,
Nyicil rumah juga ada potensi lost nya, yaitu ketika ekonomi nggak bagus sehingga di pecat dari tempat kerja. Ada juga ketika ada musibah, sehingga tidak bisa bayar cicilan sama sekali.
Akibatnya apa? Rumah disita bank, karena nggak bisa bayar cicilan.
Banyak banget kasus rumah disita ketika sudah nyicil diatas 7 tahun. Jadi yaa tetep ada resiko nya.
Sebenernya si engga salah juga ngontrak, dalam 20 tahun kita bisa di bawah kita bisa diatas. Pas diatas kalian pasti bisa beli rumah
Beli properti itu salah satu bentuk investasi dan prinsip utama investasi jangan menaruh seluruh telur di keranjang yang sama karena tidak ada yang tahu masa depan. Jadi tidak ada yang salah dengan beli rumah/properti. Setidaknya elo sudah punya tempat tinggal seandainya investasi elo ditempat lain lagi rugi/market crash.
Billionaire mindset bahkan tidak peduli punya rumah atau ngga tinggal dikolong jembatan ataupun pindah" juga tidak peduli, buang semua beban, bangun dan perbanyak income tetap nomor 1
Mindset bilionare tinggal dikolong jembatan ?
Nyari yang murah tapi manfaatnya sama -> itu mindset yang benar
@@apostateprophetfans9918 makanya baca jangan langsung komen biar ngga gagal paham
@@UnlimitedBillionaire justru anda yang salah berpikir, mana kebutuhan minimum dan mana pilihan opsional
Tinggal di tempat tinggal yang layak itu kebutuhan minimum, sedangkan membelinya adalah opsi yang bisa dilakukan
Yg akan lost dr cara pikir lu adalah..
1. semakin lama lu beli rumah 15 tahun kedepan semakin jauh lokasi dan semakin sulit lu untuk dapatkan rumah dengan harga segitu di lokasi yang affordable.
2. Semakin lama lu simpan uang besar, tidak dialokasikan ke bidang yang sulit untuk dijual pagi. Kemungkinan lost money u/ habbit lu akan semakin tinggi dan faktor gagal lebih tinggi untuk punya aset.
yes, setuju. di pikiran gw klo beli rumah mesti di liat dulu apa tingkat perkembangan di wilayah rumahnya setinggi itu sampe bisa bikin harganya naik signifikan. diluar itu biasanya emang mending sewa. toh karir masih bisa berkembang, masih mungkin pindah2 kota.
Thanks!
Raymond Chin selalu berani tampil beda 👍
membantu berpikir kritis dari semua sisi
@@RaymondChins Ganti pertanyaan, apakah rumah harga 1 M sekarang. anda akin 100% bisa di beli dengan harga 2,6M 15 tahun kemudian?
@@jbonk8797 Dan anda yakin bahwa hitungan mendasar 1M, 15 tahun kemudian hanya akan menjadi 2.6M?
@@yefts itu di video dia jelaskan. di menit 3:10 kalo duit DP kamu 200jt dan dipakai invest cicilan dipotong biaya sewa. dapat duit 2,6M. makannya gua tanya ke si jenius rumah yg skrg 1M, 15 thn lagi bisa 100% di beli 2,6M ga? gt bos
@@RaymondChins inget 2023 gelap bro
Haha.. Good point bro. Sebenernya gw juga pengen bikin konten ini, tapi karena di channel gw yg naik konten data analytics jadinya ga fokus ke finance lagi.
Menurut gw ada satu lagi alasan yg bikin yield sewa itu rendah. Soalnya kebanyakan orang maksain beli rumah yang akhirnya ga ditempatin, karena jauh dari tempat kerja misalnya. Makanya disewain. Akhirnya supply rumah yg mau disewain terlalu banyak tapi yg mau nyewa sedikit (karena mindsetnya masih 'mending beli rumah').
Disisi lain harga rumah makin naik, karena banyak orang maksain beli rumah tapi lahan untuk perumahan makin sedikit.
Makanya harga sewa/harga rumah jadi rendah. Malah gw sempat research di suatu kawasan yieldnya itu cuma 3%.
Mudah2an dengan video ini kita semua punya perspektif baru untuk membuat keputusan yang lebih bijak mau beli atau sewa rumah.
Karena menurut gw dampaknya sangat bagus, bisa membuat harga rumah turun ke harga yang wajar, dan bisa mempermudah masyarakat beli rumah karena emang beneran butuh. Bukan investasi.
Komentar ini buat yg berpikir properti pasti naik, ini hanya salah satu penyebab, ada beberapa penyebab lain. Gak semua harga tanah dan bangunan itu naik, apalagi di beberapa titik di daerah Jakarta yg udh disimulasikan akan mengalami kemerosotan harga properti, puncaknya beberapa tahun setelah 2050.
Berdasarkan data, potensi nya itu ada, data nya bisa dilihat di situs climatecentral.
Wilayah Jakarta yang diperkirakan tenggelam pada 2050 mendatang itu terbentang dari Pantai Indah Kapuk, Ancol, Kalideres, Harmoni, Gambir, Kemayoran, Sunter, Kelapa Gading, Cilincing, Pulogadung hingga Cakung.
tenggelam sih kayanya engga bro, tapi palingan jadi kota dibawah permukaan laut. sekarang aja kalo ke daerah pesisir macam muara karang / pantai mutiara, itu air sungai / laut udah lebih tinggi dari jalan. makanya pemerintah nya kebut bikin tanggul di sepanjang sungai
@@wtfgadget iya bos, artinya udh gak ideal lagi ibu kota negara ada di Jakarta, paling tepat mmg dipindahkan.
mantap bro .... ini pemikiran anda briliant ..... jarang orang bisa berpikir jenius begitu .... kami mendukung pemikiran yang think out of the box di jaman baru seperti ini .... tetap semangat .... hiraukan orang2 toxic dalam peradaban .... jaman ini membutuhkan orang2 seperti raymond chin untuk menjadi yang terbaik di berbagai bidang ..... tetap semangat dan tetap berkarya konten yang berkualitas ....
Semangat terus ko untuk mengedukasi masyarakat Indonesia yang tergolong masih banyak belum terlalu mengerti tentang finansial
Point utamanya adalah jgn "memaksakan". Sy setuju sih. Jgn beli rumah dg beban yg pd akhirnya tdk dpt dihandle, kl mmg bisa ya silahkan... Jgn juga sewa, trs males krj dan ada uang di sia2kan. Kdg bny yg memaksakan, jgn kan rumah, kendaraan misalnya dll, beli, ga kebayar cicilan, akhirnya zonk... Itu sih.
Yang gua suka dari konten ini adalah mengubah pola pikir kita, orang tua kita dulu mungkin berfikir rumah adalah segalanya, ketika dapet budget utk rumah, rumahnya harus besar. Tapi ya memang semua dikembalikan kepada kita masing2 individu, sampai mana kekuatan nya dalam beli rumah & keperluan nya.
Pengetahuannya bermanfaat, terima kasih.
Sewa rumah atau beli rumah sama-sama masuk akal, tergantung pilihan pribadi, yang paling penting wajib selalu punya pemasukan :)
video ini sangat bagus, ya itu, alasan banyak orang kelas menegah bawah maksain beli rumah smp KPR krn bad habit itu, klo ga dipaksa nyicil ujung2nya uangnya ga jelas kemana, dipakai semua buat konsumtif gaya hidup dengan mindset pegawai yang ga berkembang daya pikir kreatifnya untuk memutar uang lebihnya buat usaha dan investasi dimasa depan, ujung2nya klo ga dipaksa nyicil rumah, pas mau pensiun bingung ga punya rumah tetap buat menghabiskan sisa umur dan ga ada uang juga buat bayar sewa rumah terus, ironi hidupnya seperti itu
Gw tambahin: benefit pengalaman punya rumah walaupun sewa itu sangat berharga, kita jd lebih tau rumah yg ideal buat kita. Dari sisi pemilik rumah sewa, juga ada cost buat penyusutan rumah seperti renovasi dll. Menurut gw sewa lebih worth, btw gw ada 1 rumah sendiri dan sewa 4 properti buat bisnis,
Kalo sewa rumah ketika ada kerusakan padahal dari penyewa yang renovasi siapa ya ?
@@Dartfd pas akad sewa ada perjanjiannya bos. biasanya kerusakan ga wajar harus di ganti kaya monoblok pecah. tp kalo bocor karena alam, cat pudar ga ganti
Kalo buat bisnis memang lebih bagus sewa.
yang ngikut prinsip ini. silahkan... jadi mainset kalian bakal TERUS jadi BUDAK SEWA TANPA membangun rumah....
BANYAK di daerah gue, pendatang, sewa rumah/ngekos sampe 10 tahun bekerja. padahal jika dia membangun rumah lebih wort it.
"Hal Penting 2", Ini nih yg harus bener2 di perhatikan, sewa mgkin lbih cuan klo kita punya financial habit yg bagus..Setuju sekali.
So klo blm siap mnurut gw jgn coba2, bisa jadi 15 taun kita niat invest yg ada malah ga dapet apa2 dan spending mkin naik trs buat biaya sewa..
Mnurut gw jg buat org2 yg "kurang pintar" ngatur keuangan, beli rumah bisa secara ga lgsung memaksa kita buat ga "boros" dan bisa alokasi sebagian uang buat nyicil rumah, yg pda akhirnya kita punya aset yg mgkin ga bisa kita punya klo ga mmtuskan buat beli rumah..
Jdi harus disesuaikan masing2 orang ya
kalo tiba2 orang tua sakit, anak sakit, tiba2 kena PHK, tiba2 bisnis bangkrut?? Lalu Butuh dana darurat. Siapa yang ngelanjutin ngangsur KPR? Mertua? Orang tua? Tetangga? Sodara? Lebih bahagia dan tenang hidup tanpa Riba
eemg bnner lebih untung sewa , terlepass masalah riba ( itu mah urursan yg lebihh paham agama ) cuma perhitungan nnya yaa emg gitu 15th kpr kalo di fokusin buat ngembangin bisnis dan investasi pastti bisaa kebeli 2 rumah ssekaligus bahkan lebiih . asal no foya2 ddulu
Aku sih yesss
Justru beli rmh sistem KPR yg terkait riba biasanya 😅
parameter kurang lengkap :
SEWA :
1. kenaikan biaya sewa
2. investasi 12% di IHSG msh sulit
3. sulit utk digunakan bisnis
BELI :
1. biaya maintenance (rumah itu kuburan uang)
2. bencana (asuransi)
3. lokasi/jarak ke lokasi kerja jika karyawan (biaya transport)
4. bisa diubah untuk dipakai bisnis
5. KPR (mengikuti kondisi ekonomi/global)
silahkan ditambahkan.
Pengalaman sewa sama punya rumah sendiri, lebih tenang punya sendiri.
Mau direnovasi dibagusin ga rugi.
Rumahku istanaku
Setuju, kalau ga punya rumah sendiri, kalau dah tua mau tingggal di mana. Udah ga berpenghasilam, ga bisa bayar sewa.
Ya niatkan ibadah toh bagusin rumah orang lain tempat kita sewa untuk bernaung. Itung² sadaqah. Kalau mikirnya dunia mulu ya pasti sangat besar bisa rugi. Tapi kalau transaksinya sama gusti ya selalu untung, niatkan sadaqah. Financial advice nya dapet, sewa rumah. Sementara akhirat nya juga dapet, bagusin rumah sewanya diniatkan sebagai ibadah. Gak perlu repot² qurban segala macem. Ya itu bagusin rumah sewaan bagian dari amanah yang dititipkan ke kita, kita rawat kita jaga udah ibadah tersendiri juga. Bagi yang muslim tentunya. Wkw
Sekalian ko kasi produk tambahan dalam menghadapi masalah keuangan di akhir video. Tiru tipis BONG juga, jabarin masalah, kasi cara awal hadapinnya. Terus kasi tau kalau jualan produk di akhir dalam menghadapi masalah
Sama pak , saya rumah ngontrak , tapi untuk bisnis ruko dan gudang saya beli. Alasanya simple pindah rumah sama pindah toko lebih ribet pindah toko 😂
gpp bang, bisa juga tidur di toko yekaan😀
Yups gue setuju, yang paling penting itu sadar kapan kita mampu membelinya jangan di paksain, kalau belum kuat beli ya sewa aja dulu sampai saatnya sudah ready :)
Yg bagus itu sewa, beli rumah berangsur-angsur, awal tanah dulu yg utama dan legal resmi.
Baru di angsuri bangun ini bangun itu sedikit demi sedikit, jadi walaupun ada resesi atau pemecatan kita nggak bakalan hilang duit banyak DP rumah ataupun di jual disita rumah nya
Ini bg
ini ide bagus. tapi di jaman sekarang. lebih susah nyari tanah daripada rumah. kecuali terpencil
@@Chindik bisa jg dari beli rumah rusak murah terus rubuhin bangun rumah cluster buat dijual per unit lebih terjangkau. rumah cluster kan suka dibikin agak sempit
@@lqfr8813 hoo.. benar juga yah. ntaps
@@lqfr8813 tapi saingannya banyak keknya yah wkwk
Yang pusing tuh kerja di jakarta gaji 3jtan Bosku, sewa kost paling murah 500rb, biaya makan paling paling maksa 800-900/bulan. Biaya transport, dan biaya lainya $*@!$^&÷#@¿¿
Boro² mikirin beli rumah, bertahan hidup aja sudah bersyukur
BELI Rumah Wajib CASH..
Kalau belum punya uang yaa Sewa aja.. jangan malah tambah beban hidup selama 15 tahun dengan cicilan..
(Hidup Happy jangan di bikin gak happy)
Logika sederhana ku.. 😁
Ga juga bos, kalo rumah yg lagi anda sewa di jual dan bisa di KPR masa ga di beli? apalagi kalo lokasi dekat ke tempat kerja dan harga bagus.
Kalau saya mending gak beli dari pada KPR..
Karna kalau KPR berarti gak ada uang buat beli jadi beli cicil..
Masa depan gak ada yg tahu.. kalau ada sesuatu hal sampai gak bisa bayar cicilan hangus deh semua.. 😅
Kalau kpr gak ada denda dan sangsi jika telat bayar baru saya mau jadi gak ada resiko nya... 👍
@@rizkyahmad110 kalo KPR rumah ga kaya kredit mobil/motor bos. Kalo ga bisa bayar ga diambil 100%, tp di lelang. nti laku berapa, di potong hutang, sisanya di kasih ke anda. dan pasti ada asuransi kalo misal anda meninggal. otomatis lunas.
Yang bilang sama dgn kredit motor dan mobil siapa bos..
Kan lagi ngomong kpr (kredit kepemilikan rumah)
Memang opsi terakhir di sita dan di lelang itu Benar..
Masalah nya harga lelang di bawah harga pasar.. syukur2 ada lebih impas aja udah bagus.. karna itu banyak yg jual sendiri rumah nya sebelum di sita..
1 lagi sekedar mengingatkan. Rata2 bank tahun2 awal yg kita cicil lebih besar bunga dari pokok hutang...
Terlepas dari pendapat saya..
Semua keputusan ada di diri masing2.. mau kpr atau tidak.
Jadi pilih lah dgn Bijak.. 😁
@@rizkyahmad110 Kan anda blang hangus, makannya aku jelaskan tidak hangus seperti Kredit mobil (ini contoh, bukan bilang ttg KKB), Lelang pasti di bawah harga pasar, namanya lelang. tp gak 0 kaya kKB yg disita. Semua kredit itu sama awal2 tahun besar bayar bunga, bahkan di thn ke 5 saja baru kebayar 10% pokoknya. trus kalo anda pelunasan sebelum 5 thn di kenain denda 2%
Naaah bahasa yg kek gini ko lebih masuk ke otak ane, penjelasannya lebih mudah dicerna untuk orang awam kayak ane, makasih banyak ko sudah jelasin ini, penting banget buat masa depan
I have lived in a rented apt for years and now I own a house. I could say I would pick owning a house over renting a place at any given time.
There are more benefits to owning a house than just monetary benefits.
One thing is for sure, owning a house/apt will give us a sense of security, especially when we have kids.
Once we fully pay the mortgage, we own it for life.
If shit happens, we’ll never have to deal with the thought of our children losing a place called home, luntang-lantung, numpang.
It’s easy for us to adapt, not so much for the kids.
For me, peace of mind is priceless.
Sudah 4 bulan berlalu, tetap ini respon terbaik, very thoughtful and wise.
Bukan berarti kita telan mentah-mentah pesan yang disampaikan di konten ini atau yang disampaikan oleh siapapun, harus kita refleksikan kembali ke kondisi diri kita apakah pas atau tidak.
BENER. PEACE OF MIND. cape pindah2 terus. nanti mau dijual lah tmpt kita kontrakin, sewa naik terus. Makanya kalau Raymond ini kan belum berkeluarga, jadi beda perspektif dengan yang sudah berkeluarga.
“Youll own nothing and youll be happy”
Benar2 ini yg dicita2kan oleh WEF.
Kalian semua harus nyewa dan kalian bahagia. Nyewanya ke siapa? Ya ke mereka lah 😂
remember, when you have kids. back to main topic
Menurut saya yg awam, nggak semua orang punya nasib bagus bisa investasi di instrumen2 yg benar-benar menghasilkan keuntungan.
Ada banyak juga org berusaha ikut tren investasi di saham, reksadana sampai kripto. Nggak sedikit yg kena tipu seperti di binomo, dna pro, dll. Karena investasi seperti itu nggak kelihatan dan nggak bisa dipegang fisiknya. Maksud hati ingin cuan, yg ada malah buntung.
Investasi beli rumah lewat KPR memang secara matematis lebih payah dibandingkan investasi dulu ke instrumen lain baru beli cash.
Tapi investasi rumah melalui KPR ini yg paling memberikan rasa aman bagi masyarakat. Masyarakat bisa menjaga aset mereka sendiri dengan resiko paling minim. Memang sih ada resiko seperti kebakaran atau disita bank karena nggak bisa bayar KPR, tapi sangat kecil kemungkinan keseluruhan nilai investasi tsb hilang / raib karena permainan orang pintar.
Selain itu, menurut saya, pada hitungan beli rumah via KPR, perlu juga dihitung penghematan biaya kos / sewa rumah sebagai keuntungan (atau poin positif).
Gua setuju banget sama statement lu bang beli rumah sebagai "pembelian psikologis". Gua yang akhrinya memutuskan ambil KPR padahal income gua ngepas, karna gua punya bokap yang dia ngerasa itu rumah a/n dirinya jadi tiap marah dia ngusir kita. Padahal semenjak gua kerja, cicilan KPR nya kecampur gaji gua. Tapi mungkin otak bokap ga sampe sana, jadi dia ngerasa itu rumah bersih hasil keringet dia. Gua sekarang bertekad buat punya rumah a/n diri gua sendiri, bukan untuk balas dendam, tapi gua ga mau ada kalimat ngusir dalam rumah yang gua tempatin, karna gua pastikan gua sendiri ga akan pernah ngucapin itu ke keluarga gua nanti. Pasti.
Sabar bang, usia menjelang tua emang gitu, kalau dah tua bakal numpang ke kita, ntar ada masanya rumah ortu mu jadi rumah kosong, dan ada masanya berdebat dengan saudara lalu jual rumah ortu, ntar sebagian warisannya lu dapet. Toh sekarang jamannya anak cuman dua, aslinya cukup dapet 1/2 warisan dari ortu dan 1/2 warisan mertua dah cukup punya rumah sendiri. Buat aman ya beli rumah dulu kalau kuat, tapi ntar bakal diwarisin.kecuali saudara mu banyak, ya udah kerja keras
@@bayuto4411 jawabannya sangat realistis, terdengar kasar tapi emang begitu siklusnya ya
secara ga langsung.
jangan main main sama riba.
riba itu nyusahin, riba itu ngerugiin.
satu faktor lagi om, klo yg beli rumah baru tau disitu daerah nya ada masalah kyk banjir suka gila2an atau tetangga suka rusuh, bisa aja dia jual rumah cepet dengan harga sedikit rugi spy bisa buru2 pindah. jual rumah gak kyk jual hp, siapin uang ratusan juta gak segampang siapin uang 5 jt. pasti ada butuh waktu sampai org yg berminat putusin buat beli rumah disitu
Sama saya juga mikir²lah mau beli rumah takutnya daerah banjir sama tetangga yang nyinyir dihh males amet 😂
Dari nikah udah 8 tahun nabung krn pengen beli rumah cash. Enaknya ngontrak:
1. Dengan uang yg kita punya sekarang, bisa dapet di lokasi yg bagus
2. Di lokasi yg bagus "cenderung" tetangganya lbh bagus
3. Kalo, ini big kalo.. terms agreement sebelun ngontrak itu jelas (ttg tanggung jawab penyewa & yg menyewakan mengenai maintenance & kerusakan), ngontrak itu jauh lebih murah drpd harus beli rumah & ngisi nya
Ngga enaknya ngontrak:
1. Ketika si owner udh ga mau nyewain lagi, best case dapet 3 month notice, kalo yg nyewain ga paham kasih noticenya mepet², bakal kelabakan cari penggantinya
2. Kalo terms agreement ga jelas diawal, bakal dalem bgt benerin (pernah kejadian atep bocor, bolak balik manggil tukang ga beres², kayanya emang udah umurnya ganti atep)
3. Kalo anak udah masuk SD bakal betah sama temen²nya, lbh baik udah ada rumah disini kasian anak kalo pindah² sekolah mulu
Pada akhirnya udah kebeli rumah di lokasi yg saya mau walaupun harus jual mobil dan ganti brio biar selisihnya bisa dipake buat pegangan. Menikmati perjalanan dari ngontrak sampe bisa kebeli rumah (in my case, full payment) itu sangat nikmat ✌🏻
setuju banget sih bro. di kasus gw, 10 tahun lalu gw beli 1 rumah + 1 apartment. dan di hari ini tu rumah gk mengalami kenaikan bahkan banyak jual rugi, bahkan apartment bermaslah karena efek pandemi.
intinya adalah jgn mau lagi kita tergiur iklan properti "besok naik, senin naik, bulan depan naik". itu semua hanya goreng-an developer karena harga riil di pasar tidak pernah akan naik setinggi itu.
yang bikin gw nyesel adalah, seandainya itu uang pas gw beli rumah gw taro di investasi paling bego aja = deposito / obligasi, minimal sekarang udah berlipat ganda hasilnya.
di jaman dulu gk banyak pilihan investasi, orang tau nya rumah, emas. makanya mindset tertanam kuat sampai sekarang apalagi di generasi ortu kita. bahkan ketika 10 tahun lalu mau beli reksadana / obligasi aja ribet nya minta ampun harus ketemu marketing, tandatangan berkas ini itu
Thanks alot bro Raymond Dagu yang udah mencerdaskan bangsa. yok kita sama sama lawan developer nakal yang suka goreng harga properti yg berakibat harga rumah jadi gk terkendali.
*disclaimer =
- ini kejadian di kasus gw, belum tentu di tempat lain harga rumah stagnan / turun.
- rumah yg gw beli pengembang besar, apartment not so big
sama bang saya beli rumah dlu skarang harus jual rugi 😓 dlu mindset nya invest d rumah bkalan untung nyatanya malah rugi banyak
So menurut lo kak ? Ada saran ga buat gue yg rencananya pengen cicil rumah tp masih bingung blm fix 1000%😂 banyak pertimbangan ini itu thn 2023 resesi ,takut kena phk ,dll atau investasi jenis apa yg worth it di jaman skrg (cara nabung) Biar kedepannya mudah bikin rumah sendiri tanpa rugi banyak...
@@agungapriyantz7732 kita terjebak mindset orang dulu = rumah pasti gk bakalan turun harganya. ya benar gk turun, tapi bisa stagnan kalau udah jenuh bahkan stagnan bisa 10 tahun
@@yuliherlina9689 sewa aja udah. tapi yg paling penting adalah = selisih dari kemampuan kita mencicil rumah, yang akhirnya kita gunakan utk sewa rumah, JANGAN SAMPAI foya foya, tapi diputer. pasti untung sih imho
@@wtfgadget thankyou kak
Poin 4:49 penting banget. Tapi bener.. jangan paksain beli rumah kalau belum berani komit. Karena komitmen nya bisa 15-25 tahun. Dan bener juga konsep beli rumah harus dipaksain. Artinya kalaupun belum beli rumah harus nabung/investasi untuk persiapan beli rumah.
Semangat terus koh... Selalu anti mainstream... Selalu kritis... Hope u keep it up!
sy agak setuju dibilang beli rmh kurang menguntungkan dibanding main saham atau sejenisnya, sy mulai umur 26 sampe skrng 40 thn, sy punya rmh sendiri dan 3 rmh disewain dan 2 ruko disewain, hanya satu rmh kpr, ini bukan pamer, cuma kasih perspektif lain tentang properti, dan sampai saat ini sy masih karyawan , passive income sy sdh kejar2an dgn gaji saya, semangatt semuaaa 💪💪💪💪💪
Setuju nih, apalagi yang baru merintis karir maka butuh tempat tinggal tapi nggak bisa langsung beli rumah.
Okelah rumah itu memiliki efek psikologis berupa ketenangan, tapi ketenangan itu mungkin hanya bisa diraih saat rumah itu sudah lunas, selama masih nyicil gak ada jaminan cicilan akan mulus sampai lunas.
Lebih baik jaga finansial dengan baik hingga sukses lalu bisa beli rumah cash.
Gini mas, nyicil rumah itu ada batas waktunya, sedangkan bayar kontrakan itu bisa selamanya, kalau kita gagal bayar cicilan maka kita juga akan gagal bayar kontrakan, dua duanya akan membuat kita kehilangan tempat tinggal, tapi risiko gagal bayar kontrakan itu lebih tinggi, karena harga kontrakan akan naik terus, sedangkan cicilan rumah itu relatif tetap, sehingga suatu waktu harga sewa properti itu bisa lebih tinggi daripada cicilannya, jadi secara teknis sebenarnya properti itu sudah lunas, gak usah kita cicil lagi. Saya cicil apartemen 10 tahun yg lalu, sekarang saya sewakan harganya lebih tinggi daripada cicilannya. Sampai lunas nanti saya gak perlu nyicil lagi selama masih tersewa.
Kalau ditanya beli rumah atau sewa rumah saya pribadi lebih milih beli rumah buat disewakan. Liabilitas bisa menjadi aset, tergantung bagaimana kita melihat peluang
menyewakan rumah klo dpt tenant yg kusut jg malah nambah cost jg...
Beli / sewa rumah itu tidak salah , tergantung kondisi keuangan saja coach Raymond.
Terima kasih Ko Raymond Chin info terbarunya
Klo lo melek investasi maka video ini pass banget, melek investasi artinya kalian tahu instrumen investasi apa yg paling oke dan sesuai dengan basic kalian
Seenak-enaknya rumah orang, tetep lebih enak rumah sendiri. Mungkin secara finansial rugi atau ga worth it atau too risky, terlalu mahal tapi ga bisa nyangkal juga kebebasan yg kita punya antara rumah milik sendiri dan rumah sewa itu beda.
Setuju banget....
Emang orang kaya mah beda
Iya mungkin bagi orng yg sudah berkeluarga punya anak lebih worth it beli rumah, tpi buat anak muda atau pasangan baru yg masih produktif banyak kesibukan di luar dripda di rumah, lebih worth it sewa
Setuju bgt bang, apalagi untuk keluarga baru rumah itu yg utama, ingat kata jusuf hamka beli rumah dlu krna segala sesuatu itu pemikiran dari sana rumah sdh settle enak baru ke yang lain, intinya ada tempat lu berlindung lu dlu, rumah banyak ko yg murah beli rumah subsidi dengan bunga 5% flat dan harga kenaikan 6% itu sungguh worth it jadi tergatung lu aja, intinya bijak dalam mengelola keuangan, hidup itu murah, yg mahal gaya hidup lo
Beli rumah tuh lebih cuan kalo beli cash dari pada KPR
tenang koh, yg kebakaran jenggot kebanyakan orang yg lagi jualan. Takut mereka klo jualannya terganggu sama video lo.. semangat koh mengedukasi masyarakat
Bukan masalah kebakaran jenggot atau nggak konteksnya itu tergantung keadaan masing masing, emang kata lu yg sewa rumah itu bukan bisnis apa?
Sama mas saya masih ngontrak rumah juga .kebetuln ini kontrakan saya tempatin dari masih baru.. masih murah juga 900 ribu perbuln sekrg . dekat kesana sini ..saya bayar pertahun.. tetangga cuma satu..mau pindah juga mikir2 udh mau 15 tahun di sini.. dari kontrakan harga 500 rebu..udh nyamn..bukn gak kebeli.. sekrg duitnnya banyak di aset .deposit..dan investasi.. entah mungkin tar tua sedikit mau bagun rumah yg sederhana di desa..nikmatin hidup.. masih nyamn ngontrak daripada bli..
Akan jauh lebih sia-sia jika sudah ambil cicilan, tiba-tiba di kondisi ekonomi memburuk dan tidak mampu bayar cicilan.
Very agree. People really need to have an open mindset to break the "culture"
Mari kita diskusi, rumah 1M skrg anda bisa beli ga 2,5M 15 tahun kemudian? atau rumah 1M thn 2005 apakah skrg bisa di beli dengan harga 2,5M? rumah 1M thn 2005 kalo di Lippo cikarang bisa dapat LT 300m. skrg LT 150m dah diatas 3M
@@jbonk8797 ya kenapa harus beli kalo bisa sewa dan uangnya bisa dipakai untuk hal lain?
@@belladonnatossici3242 dan saya perlu orang seperti anda, kalo ga ada yg pola pikir seperti anda. rumah saya ga ada yg sewa ntar hehehe
@@belladonnatossici3242 maksudnya jika dibandingkan bunga KPR 700jt atau 70% dari harga aset selama 15 tahun, apa ga menguntungkan beli rumah kalau harga rumahnya naik 150%.
Pandangan beli rumah itu liabilities jika rumah itu di negara maju, biasanya inflasi perumahannya nggak nyampe 2% per tahun. Klu inflasi rumah per tahun itu diatas 10% apalagi 15% per tahun kaya di indonesia itu masuk investasi.
Nah kecuali kalau bisa ngehasilin uang diatas 15% per tahun. Mungkin cost opportunity dipertimbangkan.
@@jbonk8797 klo pegawai negeri atau karyawan swasta memang lbh worth it beli rumah, tp buat pengusaha yg harus muter uang terus menerus lebih worth it sewa.. uang 1M klo buat usaha 15 thn kemudian bs jd 100M atau bs jd abis tak tersisa... tp itulah risiko jd pengusaha
Sesuai kebutuhan sendiri aja. Kalo masih single rumah mungkin masih belum prioritas. Tapi kalo udah berkeluarga itu wajib.
1. iya.. kalo dengan asumsi hanya d pake tinggal .. tp kalo bs dpake untuk menghasilkan ya beda lagi...
2. iya.. kalo untuk harga saat ini fractionnya udh terlalu tinggi .. tapi kalo pembeliannya d saat yg tepat saat rmh masih murah dulu plus ada kemampuan bayar lbh cepat ya beda lagi jd semacam ada momentum yang pas juga kyk beli saham..pinjaman jg g hrs KPR dan pembayaran bisa dr menghasilkan income dgn memanfaatkan rumah yg d beli.. krn saya mengalami kenaikan rumah jauh dr bunga yg saya bayar kan (KPR sampe selesai masa angsuran ) .. 2 x saya beli rumah mengalami hal yg sama ..
3 iya.. dengan asumsi cicilan sampe selesai masa angsuran.. kalo bs d percepat karena dengan adanya rumah mempermudah menambah penghasilan ya beda lagi
4 iya .. kalo masih single.. kalo sudah berkeluarga.. menambah keribetan kalo sewa..
5 hal hal lain yg tak terduga lainnya dan tidak ada bener salah hanya ada kelemahan dan kelebihan aja
bkn bermaksud berdebat cmn menambah wawasan saja supaya lebih kritis berpikir 🙏🙏
Bener, kalau nyewa mesti siap kapan aja diusir pemilik rumah/kontrakan, kalau dah berkeluarga ya ribet semisal anak udh trlanjur skolah dkt situ, brarti mesti pindah lg kontrakannya, mesti adaptasi lagi dr awal
@@ridwan_mulyapinter. Dan satu lagi siap2 ngadepin si pemilik kontrakan dg segala aturannya. Ngontrak kan kita bayar,tp kadang berasa kayak numpang. Saya pernah mau ngontrak tp udh bnyk aturannya : ga boleh paku dinding ,kalo ada yg nginep meskipun itu org tua sndiri harus lapor ke dia. Apalagi kalo lamaa nginepnya bakal ditambahin biaya sewanya (lha padahal listrik air juga bayat sndiri,ga termasuk di harga kontrakan tsb). Yowes lah males,,,ga jd ngontrak ambil kpr aja. Ngontrak kek,ambil kpr kek semua ada pengorbanannya. Dan baik ngontrak atau ambil kpr ga ada yg salah ga ada yg bener krna kondisi org beda2. Penghasilan org perbulan aja beda2 kan.
Setuju bngedd! Ku pun mampunya cuman sewa. Sakit ati sih! Krn rasanya lebih baik dicicil utk beli. Tapiiii, stelah di itung2 beli rumah yg jarak nya jauh dr tempat kerja, ya sama aja cape dan stress di jln, trus kalo ngekost yaa jd double bills tiap bulan dong.. Lama2 mati di jalan kayaknya 😅 yah sudahlah.. Yg penting investasi kesehatan jasmani rohani, lakukan sesuatu sesuai dgn mampunya kita, tidak terlibat hutang hanya gegara nekad maksa mau beli rumah impian.
It takes time utk smua. Krn ada pajak dll yg menjadi biaya tambahan perbulan, bila uang kita pas pas-an, jadinya kerja keras dan sakit.
Smoga aja nanti ada rumah kecil sehat yg tdk dipinggiran kota dan sesuai kantong.
Pas banget nih yg di bahas... Dilema nyewa atau beli tp kpr... 😂
1. Untuk saat ini sd thn 2023 lebih baik simpan uang sambil menunggu kondisi ekonomi normal
2. Kalo bisa hindari semua kredit
3. Kalo sewa lebih hemat lakukan itu.
4. Harga rumah bekas saat ini jatuh terpuruk, opsi beli rumah bekas masih ada tapi sebaiknya jangan kredit tapi cash kalo masih ada simpanan lebih.
5. Terakhir, hati2 dengan inflasi makin naik tinggi sehingga daya beli kita menurun.
Bijaklah dalam mengelola keuangan karena dunia menuju krisis pangan.
Beli rumah + disiplin investasi secara wise = cuan 📈🔥😂
Penghasilan sy UMR tp dengan gaji segitu bisa KPR rumah subsidi. Tp sy masih nyaman sewa. Pertimbangannya lokasi rumah sewa dekat kantor jadi hemat bensin. Plus sewa dah dapat lengkap pagar, kanopi, dapur.
Klo uang sewanya dipake cicil KPR Subsidi, mungkin lebih untung KPR subsidi krn rumah milik kita. Tp masalahnya adalah sy harus nambah budget buat bangun dapurnya, pagar, kanopi, teralis jendela, dll yg diluar tanggungan developer. Utk ini sy ga ada budget. Klo pun mau dipaksaain tinggal di rumah subsidi yg bangunan utuh developer (tanpa dapur dll), kenyamanannya ga sama dengan kenyamanan rumah sewa. Belum lagi klo jalan perumahannya masih tanah. Mau KPR rumah komersil, budget ga ada.
Saya pikir kenyamanan juga ada harganya. Jadi ga apa2 bayar sewa dulu, hitung2 sebagai harga kenyamanan yg saya nikmati saat ini. KPR nanti saja klo gaji sudah diatas UMR.
Saya mau menambahkan juga, hitung2an itu valid bagi yang sangat melek investasi. Saya sekarang posisi kpr rumah subsidi dengan bunga 5% pertahun dan flat sampai lunas. Untuk investasi dengan keuntungan lebih dari 5% itu sangat sulit buat saya, deposito dan pasar uang bunganya kurang dari 5%. Ada SBN yang bunganya lebih besar tapi itu jangka panjang sedangkan saya tidak mungkin menggunakan dana darurat untuk investasi jangka panjang, trading saham lebih banyak cutloss. Pada akhirnya setelah dihitung-hitung beli rumah subsidi buat orang menengah ke bawah kaya saya adalah pilihan terbaik.
Saran saya lebih ke diverifikasi investasi nya gk cmn satu tapi banyak, dan investasi gk harus trading dan lain2 tapi jg bisa usaha riil, itu aj tapi saya setuju jg dengan pendapat saudara
Betul mas, bang Raymond point nya cuma qt harus pinter dan jeli dgn kemampuan qt utk memutuskan KPR atau sewa. Kedua nya tdk ada yg benar dan salah, cuma pny konsekuensi masing-masing yg mana qt harus komitmen dgn itu..
Rumah itu di bangun, bukan di cicil.
Aku setuju banget dengan quote ini.
Koh lu hebat, gua salut sama lo! Edukasi seperti ini yang orang Indo butuhkan, karena sama sekali tidak diajarkan di sekolah padahal ini sangat penting.
Coba di edukasi caranya ke orang2 yg gaji UMR di jawa tengah, jatim , tukang bangunan, kuli bongkar muat, tukang becak, dll..supaya mereka semua dapat cuan per bulan 10jt aja minim.
masuk akal, cuman harus dikaji tiap individu berbeda dalam penerapannya, karena semua jika direncanakan dan diperhitungkan dengan benar pasti bisa dijalani, yg gak bisa itu jika sudah direncanakan tapi gak dikerjakan sesuai rencana... manajemen keuangan wajib direncanakan biar kedepan lebih bisa mengetahui faktor2 resiko yang mungkin terjadi ......semangattt kawan2 semua
Intinya beli rumah itu mau KPR/ sewa yg penting intinya kerjaan hrs mapan dan bisa ngangsur/byr sewa. Terserah mau mikir cuan mana, atau nyaman rmh sendiri/sewa itu sesuai kebutuhan dan kenyamanan masing2
Kerjaan mapan juga pcuma kalau sandwich generation....
@@nonibelanda507 makanya jgn ikut2 an jdi sandwich gen...
@@idp8986 maka dr it...anak saya cuma 1
Tp sygnya suami q sandwich gen 😢😭
gua setuju sih,
memang konsep nya adalah rumah bukan aset, dan nyewa adalah penyelamatan aset, yang setuju mana suaranya ?
Sangat Setuju, bila perlu seumur hidup.
(dari PPRSK - Persatuan Pemilik rumah sewa dan kost)
😂
Sy jg barsan mau komen gitu... Soal nya sy punya bisnis rmh kontrakan😂😂
Inget rumah itu juga nantinya untuk anak cucu kita
Sering rumah pribadi jadi rebutan anak dan cucu, udah mati pun gak tenang juga , ada plus dan minus bro@@restyfitrianti3322
Biasanya lebih ke orang tua yang doktrin "dari pada kontrak mending KPR" , "gapapa KPR ,anggap aja nabung" dll.tapi gue tetep kekeh mending nabung dulu,dari pada udah keperangkap cicilan dan Tiba" kondisi keuangan goyah, malah repot,di jual susah,atau ketarik bank ga dapet apa-apa,minta orang tua pun juga ga enak
Terimakasih Koh Raymond, ini perspektif baru buat saya, saya jg baru tau ada istilah yield sewa, apresiasi tinggi untuk videonya 👍🏻👍🏻
Sy sudah punya rumah di depok. Nonton ini buat nambah wawasan juga mungkin bisa nasehatin anak kelak untuk berpikir menggunakan uang. Yg pasti sih rumah lebih enak dekat tempat kerja. Tapi suami auditor jarang ada di 🏡 jarang ke kantor lebih sering ke luar kota. Walau gak dekat atau jauh sekali dr tempat kerja, msh bisa lah keputusan tepat punya 🏡. Skrg renovasi 🏡 juga lagi bingung takut disuruh pindah ke IKN😁
TIM Jalan Tengah
Beli rumah lalu di sewain 🔥🔥🔥
Pcuma cuy ekonomi lg ga bagus...... It yg ngontrak D rumah gw blm bisa bayar kontrakan,,,, mestinya tgl 8 nov ud bayar, ini skrg ud tgl 17 nov ga bayar...... Oya sebelumnya penghuni yg sbelumnya pernah jga gagal bayar sewa 3 bulan.....
Susah jga nyari penghuni yg "mapan"
Ingat, KPR konvensional itu juga sewa. Selama belum lunas hitungannya sewa, kalo telat angsuran beberapa kali akan dilelang dan diusir. Dan angsuran yg sudah terbayarkan juga g kembali.
Harus terbuka pikirannya, jika belum mampu KPR jangan dipaksakan. Mending Sewa rumah yg murah, sisa penghasilan diinvestasikan. Kalo udah cukup belikan tanah, ketika udh ad tanah minimal 1 level untuk punya rumah sudah anda dapatkan.
Ko, gw ada 1 argumen, kalo sewa.. suatu saat kalo si owner mau pake rumahnya kita harus pindah, dan ya berpindah ga semudah itu.. emang bukan dari sisi financial tapi ini yg cukup jadi concern sewa sih
Intinya belilah rumah ketika sudah mampu,klo belum mampu lebih baik sewa dan rajin rajin lah cari uang buat beli rumah secara tunai.
Dari sudut pandang fungsi, mau sewa atau beli inti utama rumah adl tempat tinggal/istirahat. Ukuran brpapun klo tidur ttp cuma btuh 1-2 meter. Fix no debat. Dari sudut pandang sosial sewa ga bisa memiliki tp kalo beli tanda kepemilikan. Sudut pandang ekonomi sewa lbh fleksibel di sisi finansial kalo beli ada tanggung debt selama bertahun-tahun keburu mati ninggal utang 😂. Kembali dari sisi mana kita liatnya. Konten ini bukan salah-bener hitam-putih sih tp gw liat lbh ke perspektif msg2 and tandingan bwt yg punya anggapan bhw sewa rumah rugi, lost dll. Kalo istilah Morgan Housel cara dlm video ini ampuh buat Raymond tp blm tentu ampuh buat org lain. Prinsip adjust keampuhan dlm buku psychology of money itu morgan blg apa yg works buat sy blm tentu works buat Anda. So sesuaikan sama situasi msg2 tp juga ada sdut pandang lain yg juga bekerja.