Riwayat Pungakan Denbencingah Keturunan Tirta Harum
ฝัง
- เผยแพร่เมื่อ 10 ก.พ. 2025
- Danghyang Aji Rembat disebutkan berpasraman di bukit di sebelah timur mata air Tirta Harum, dekat Desa Tegalwangi. Di situ beliau membangun parhyangan yang sekarang bernama Pura Dalem Siladri.
Nama itu tampaknya berkaitan dengan keberadaan Ki Dukuh Siladri di tempat itu. Beliau yang merupakan murid Danghang Aji Rembat adalah putra Pasek Padang Subadra. Diceritakan, ada satu anugerah dari Danghyang Aji Rembat kepada Ki Dukuh Siladri, yakni sebuah pisau raut berujung kama atau air mani.
Danghyang Aji Rembat berpesan kepada Ki Dukuh Siladri agar tidak meminjamkan pisau itu kepada seorang wanita, apalagi diselipkan di pinggang, karena dikhawatirkan akan menimbulkan sesuatu yang tidak diinginkan. Ki Dukuh SiIadri menerima pisau itu dan mengatakan akan mengigat pesan penting itu.
Setelah Dangyang Aji Rembat berpulang ke alam baka, Ki Dukuh Siladri yang tinggal sendiri kemudian pindah ke selatan dan mendirikan pedukuhan di dekat Tukad Melangit.
Suatu ketika Ida Dalem Waturenggong beranjangsana ke pedukuhan Ki Dukuh Siladri. Pada saat itu tiba-tiba turun hujan lebat sehingga semua rombongan mencari tempat untuk berteduh. Salah seorang dayang Ida Dalem kemudian ingin mencari daun pisang untuk dipakai payung.
Dayang itu lalu meminjam pisau kepada Ki Dukuh Siladri. Karena tidak ada pisau yang lain, Ki Dukuh memberikan pisau raut yang dulu dianunerahkan oleh Danghyang Aji Rembat kepadanya. Seperti pesan gurunya, Ki Dukuh Siladri juga berpesan kepada dayang itu agar tidak menyelipkan pisau itu di pinggang.
Rupanya sudah takdir Hyang Widhi, dayang itu lupa pada pesan Ki Dukuh Siladri. Ia menyelipkan pisau itu di pinggangnya dan tiba-tiba ia merasakan kelaminnya seakan disengat kalajengking.
Dayang itu kemudian menyampaikan kepada Ki Dukuh Siladri mengenai apa yang telah dialaminya. Medengar hal itu Ki Dukuh Siladri langsung mengingatkan dayang itu agar tidak kawin dengan siapa pun karena ia sudah diperistri oleh Danghyang Suksma.