OGHATARAṆA SUTTA - JALAN TENGAH MENUJU PENCERAHAN I Bhikkhu Santacitto
ฝัง
- เผยแพร่เมื่อ 9 พ.ย. 2024
- Oghatarana sutta adalah khotbah pertama yang dari Samyuttanikāya. Khotbah ini berisikan dialog antara Sang Buddha dengan sesosok dewa. Dialog antara Sang Buddha dan dewa tersebut bersifat paradoks, memiliki makna Dhamma yang sangat dalam, mengarah pada pencerahan. Untuk lebih jelasnya, simak video berikut....
🙏 Vandami YM Bhante Santacitto. Anumodami 🪷🪷
Anumodana, Bhante Santacitto, Ph.D., 🙏🙏🙏
Vandami Bhante, terima kasih, selalu dapat memberi ceramah tentang Sutta yang ada dalam Tipitaka, semoga membawa maanfaat bagi orang yg mendengar dan semua makhluk berbahagia 🙏🙏🙏
Sadhu3x
Wih keren sekali
Bagus sekali! Bagus sekali! Inilah prinsip dasar dan metode yang harus dipahami mereka yang ingin maju dalam Dhamma.
Orang yang membual bahwa ia telah menguasai Dhamma sampai dengan Abhidhamma, tetapi tidak memahami prinsip Ehipassiko melalui metode Jalan Mulia Berunsur Delapan, sama dengan orang yang membual bahwa ia menguasai teori evolusi sampai dengan teori kuantum, tetapi tidak memahami prinsip pembuktian melalui metode ilmiah.
Vandami bhante,
Setelah mendengarkan uraian bhante mengenai Oghatarana, saya merasa gembira karena cukup mengerti dengan apa yg diuraikan, namun juga ngeri-ngeri sedap …
Kehidupan umat awam seperti saya, dari bangun tidur sampai malam mau tidur lagi, ya terus-menerus bergelut dengan 4 banjir tersebut, dari yg paling kasar kamogha, sampai ke yg lebih halus bhavoga, ditthogha, maupun avijjogha. Ini yang bhante katakan akan terus menyeret makhluk ke pusaran samsara atau yang menyebabkan tumimbal lahir yg tiada henti. Jadi chance makhluk untuk keluar dari pusaran samsara bisa dikatakan sangat kecil sekali. Sang Buddha dalam mengurutkan ogha ini juga luar biasa, dari yg kasar sampai yg paling halus yg seringkali luput dari pengamatan.
Saya sdh mendengarkan Oghatarana ini 2x, rasanya belum cukup. Terimakasih dan anumodana atas uraian dhammanya, ringkas, padat, dan luar biasa 🙏🙏🙏
'Selama seseorang terseret, terbawa pada kesenangan indra, maka seseorang tak akan berjuang untuk terbebaskan'
-Bhante santacitto
Terpujilah buddha, dhamma dan sangha
Sujudku pada Tiratana,
Anumodana Bhante Semoga Semua Mahluk Berbahagia Sadhu Sadhu Sadhu
Anumodana bhante santacito . Terpujilah sang buddha namo budhaya 🙏🙏🙏💐💐💐🌹🌹🌹
Terimakasih bante, tercerahkan sekali pemahaman kotbahnya 🙏🙏
Anumodana Bhante atas Dhammadesananya.
Terimakasih bhante, dhammadesana bhante selalu bermanfaat, anumodana
Terimakasih bhante utk nasehatnya.. selalu sehat..damai dan berkelimpahan 🙏
Bhante populerku sungguh amazing😊😊
Terima kasih Bhante,atas pembabarannya Sotthi hotu🙏🙏🙏
🙏🙏🙏 Namo buddhaya bhanthe
Sotthi hotu.
Anumodana bante. Dhamma yg indah dalam menyeberangi menuju nibana. Semoga semua mahluk tanpa terkecuali hidup berbahagia.
Namo Buddhaya🙏🙏🙏Anumodana Bhante🙏🙏🙏
Sabbe satta bhavantu sukkhitatta🙏🙏🙏
Sadhu3x...
Turut bersamvega citta, atas berpulangnya suami bu herlina semoga selalu diberikan kekuatan🙏
Selamat pagi Banthe, semoga sehat dan selalu berbahagia. Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta, 🙏🙏🙏
Sadhu3x, semoga semua makhluk berbahagia.
Sadhu sadhu sadhu 🙏
Sadhu3x
Sadhu....sadhu....sadhu....
Semoga semua mahluk bahagia🙏🙏🙏
🙏🙏🙏
Sadhu3x
Namo budhaya
Terima kasih bante
Sembah sungkem
Saya haturkan
Sadhu3x. Semoga bermanfaat
pendapat masuk akal
Semoga segera mencapai Pantai Seberang 🙏🙏🙏
Seperti orang yang bermain Rubic Cube tanpa pemahaman dan pemikiran, ia terus menerus memutar Rubic Cube secara membabi buta dan berharap warna-warna dari ke enam sisi Rubic Cube akan menjadi teratur dengan sendirinya. Karena absennya pemahaman dan pemikiran, semakin lama ia memutar Rubic Cube, semakin menjadi tidak teratur warnanya, dan semakin tertekan mentalnya. Ironisnya, pada saat warna-warna dari ke enam sisi itu menjadi teratur, ia juga tidak tahu mengapa bisa begitu, sehingga ia tidak bisa mengulanginya lagi, kembali tertekan mentalnya, lalu memutar Rubic Cube lagi secara membabi buta, dan seterusnya. Ia tidak tahu mengapa ia gagal menyerasikan warna-warna ke enam sisi. Ia tidak tahu mengapa ia berhasil menyerasikan warna-warna ke enam sisi. Ia tidak belajar apa pun. Walaupun ia memutar Rubic Cube itu sampai mati, kualitas dari permainannya tidak akan pernah meningkat.
Seperti orang yang meracik resep tanpa pemahaman dan pemikiran, ia terus-menerus meracik resep baru secara membabi buta dan berharap itu akan menghasilkan cita rasa yang tinggi dengan sendirinya. Karena absennya pemahaman dan pemikiran, semakin banyak ia meracik resep, semakin banyak pula bahan yang diboroskan dan semakin banyak pula ampas gagal yang berserakan di meja dapur, dan semakin tertekan mentalnya. Ironisnya, pada saat resep racikannya menghasilkan cita rasa yang tinggi, ia juga tidak tahu mengapa bisa begitu, sehingga ia tidak bisa mengulanginya lagi, kembali tertekan mentalnya, lalu meracik resep secara baru secara membabi buta lagi, dan seterusnya. Ia tidak tahu mengapa ia gagal meracik resep. Ia tidak tahu mengapa ia berhasil meracik resep. Ia tidak belajar apa pun. Walaupun ia meracik resep sampai mati, kualitas dari racikannya tidak akan pernah meningkat.
Seperti orang yang bereksperimen tanpa pemahaman dan pemikiran, ia terus-menerus melakukan eksperimen secara membabi buta dan berharap itu akan memecahkan masalah dengan sendirinya. Karena absennya pemahaman dan pemikiran, semakin banyak ia melakukan eksperimen, semakin kompleks, bervariasi dan tidak terkendali eksperimennya, dan semakin tertekan mentalnya. Ironisnya, pada saat eksperimennya berhasil, ia juga tidak tahu mengapa bisa begitu, sehingga ia tidak bisa mengulanginya lagi, kembali tertekan mentalnya, lalu melakukan eksperimen baru lagi secara membabi buta, dan seterusnya. Ia tidak tahu mengapa ia gagal dalam eksperimen. Ia tidak tahu mengapa ia berhasil dalam eksperimen. Ia tidak belajar apa pun. Walaupun ia melakukan eksperimen sampai mati, kualitas dari eksperimennya tidak akan pernah meningkat.
Saya bisa menggunakan contoh apa saja, petani, pedagang, pejabat, dan lain sebagainya. Intinya, jika seseorang terus-menerus melakukan sesuatu secara membabi buta tanpa memiliki pemahaman dan pemikiran terlebih dahulu, maka orang demikian tidak pernah mencapai peningkatan kualitas dalam segala hal yang dilakukannya, baik ucapan, perbuatan maupun pencahariannya / penghidupannya. Orang demikian tidak tahu membedakan pandangan benar dan salah. Tak tahu cara berpikir yang benar karena tidak pernah menggunakan pikirannya. Ia kerap dirundung kegagalan yang sama. Bahkan, ketika ia berhasil, ia juga tidak tahu mengapa bisa begitu, dan akhirnya jatuh lagi ke dalam kegagalan. Jauh lebih berharga untuk hidup cuma satu hari tetapi dengan penuh kebijaksaan, daripada hidup seratus tahun tanpa kebijaksanaan sama sekali.
Banyaknya aktivitas yang tidak bisa dilakukan sekaligus dalam waktu bersamaan, mengharuskan seseorang untuk membuat prioritas dengan membagi mereka ke dalam 3 kelompok:
#1. Yang HARUS dilakukan.
#2. Yang BISA dilakukan.
#3. Yang INGIN dilakukan.
#1, YANG HARUS DILAKUKAN
Yang termasuk dalam kategori ini adalah aktivitas-aktivitas yang JIKA TIDAK DILAKUKAN AKAN BERAKIBAT FATAL dan merugikan diri sendiri maupun orang lain. Misalnya, memenuhi kebutuhan dasar (sandang, pangan, papan, dan lain-lain), menjalankan tugas atau kewajiban (pekerjaan / usaha untuk mencari nafkah, mematuhi hukum / kesepakatan yang bersifat mengikat, menjaga sila, dan lain-lain), memberikan bantuan untuk menyelamatkan jiwa (korban kecelakaan, kebakaran, wanita hamil yang harus segera melahirkan, dan lain-lain), dan lain-lain.
#2. YANG BISA DILAKUKAN
Yang termasuk dalam kategori ini adalah aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan PENYALURAN BAKAT / TALENTA, KETRAMPILAN DAN PENGALAMAN yang dimiliki. Misalnya, membuat berbagai kreasi (lukisan, lagu, puisi, dan lain-lain), mengadakan improvisasi (memecahkan teka-teki / permainan asah otak, menemukan solusi yang lebih efisien, menurunkan teorema / algoritma baru, dan lain-lain), melakukan riset pribadi (meneliti, membaca dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber, membuat perkiraan / ramalan / estimasi, berbagi pengetahuan dan pengalaman, dan lain-lain), dan lain-lain.
#3. YANG INGIN DILAKUKAN
Yang termasuk dalam kategori ini adalah aktivitas-aktivitas yang bersifat HIBURAN yang dapat membangkitkan semangat atau gairah hidup. Misalnya, bercengkerama dengan para sahabat, menonton film baru, berkemah di hutan, melakukan perjalanan wisata, dan lain-lain.
NB) Aktivitas #1 adalah aktivitas yang paling penting, yang tidak boleh dinegosiasikan untuk #2 dan #3.
Ingatlah, umat Buddhis awam berlatih Jalan Tengah untuk mencapai keseimbangan batin. Pada saat seseorang dapat mencapai keseimbangan hidup, baik keseimbangan antara tubuh dan pikiran, hak dan kewajiban, menerima dan memberi, menjaga dan melepas, bekerja dan relaksasi, dan seterusnya, maka secara otomatis, keseimbangan batinnya akan berkembang.
Walaupun kehidupan duniawi dipenuhi suka dan duka, dengan keseimbangan batin yang terlatih baik, tidak akan sampai mengalami kesulitan yang berarti dalam menghadapi setiap masalah yang datang menghadang di depan mata. Seperti kata Sang Buddha, semua makhluk di dalam lingkaran Samsara mengalami Dukkha, cuma beda lebih banyak atau lebih sedikit saja.
Di samping itu, dengan keseimbangan batin yang terlatih baik, akan lebih mudah dan cepat bagi seseorang untuk menyerap Dhamma, sehingga bukan mustahil pada suatu saat, ketika karmanya memenuhi syarat, ia akan memutuskan untuk meninggalkan kehidupan duniawi dan mencapai kesucian Arahanta serta merealisasikan Nibbana. Walau seandainya ia tidak mencapai Nibbana, namun dikarenakan keseimbangan batin yang terlatih baik, ia tidak akan pernah berada (atau terlahir) di alam batin yang menderita, tidak semasa ia hidup, tidak pula setelah ia meninggal.
Intinya, tidak perlu harus meninggal untuk merasakan surga, tapi cukup berlatih Jalan Tengah, untuk mencapai keseimbangan batin. Tidak melayang sampai lupa daratan oleh kesenangan, tidak pula terbawa arus sampai tenggelam oleh kesusahan. Batin senantiasa berada dalam keadaan seimbang, selalu diliputi kedamaian, ketenangan dan kebahagiaan.
Ehipassiko.
Di satu sisi, banyak sektor perekonomian yang mengalami penurunan akibat pandemi COVID-19, di sisi lain, beberapa sektor perekonomian justru mengalami peningkatan, seperti penyedia layanan telekomunikasi, jasa transformasi bisnis digital, sampai dengan bisnis pembuatan dan penyediaan peti mati.
Jika ada yang mengatakan bahwa SEMUA USAHA MENGALAMI PENURUNAN PENDAPATAN, saya katakan itu tidak benar. Silahkan periksa sendiri, berapa jumlah rumah sakit yang mencatat perolehan pendapatan di masa pandemi. Fenomena semacam ini tidak dapat dipungkiri. Jika Anda benar-benar memiliki perhatian dan konsentrasi yang benar, Anda tidak akan menggeneralisasikan fakta secara membabi buta, sehingga sampai ke pemahaman SEMUA blah, blah, blah, tetapi diganti dengan kebanyakan, pada umumnya, atau sekian persen.
Ini sama halnya dengan menyatakan bahwa SEMUA BENDA DI BUMI MENDAPAT PENGARUH GRAVITASI SEHINGGA AKAN JATUH KE BUMI. Saya katakan itu tidak benar. Silahkan periksa sendiri, berapa banyak uap air atau gas yang tidak jatuh ke bumi. Fenomena semacam ini tidak dapat dipungkiri. Jika Anda benar-benar memiliki perhatian dan konsentrasi yang benar, Anda tidak akan menggeneralisasikan fakta secara membabi buta, sehingga sampai ke pemahaman SEMUA blah, blah, blah, tetapi diganti dengan kebanyakan, pada umumnya, atau sekian persen.
Ini sama halnya dengan menyatakan bahwa SEMUA DITENTUKAN OLEH TUHAN. Jika benar demikian, buat apa manusia belajar Dhamma dan berusaha? Jika Tuhan menentukan saya miskin, ya saya tetap miskin, walaupun rajin bekerja. Jika Tuhan menentukan saya kaya, ya saya tetap kaya, walaupun bermalas-malasan. Benarkah demikian?
Ini sama halnya dengan menyatakan bahwa SEMUA DITENTUKAN OLEH MANUSIA. Jika benar demikian, buat apa manusia belajar Dhamma dan berusaha? Jika saya menentukan saya kaya, ya saya tetap kaya, walaupun bermalas-malasan. Jika saya menentukan saya miskin, ya saya tetap miskin, walaupun rajin bekerja. Benarkah demikian?
Sekali lagi, benarkah pemahaman yang demikian? Pemahaman benar hanya dapat diperoleh jika seseorang memiliki perhatian benar. Jika saya ingin menanamkan pemahaman bahwa ayam beranak dan sapi bertelur, apakah Anda akan menerimanya begitu saja? Mengapa ya dan mengapa tidak? Silahkan jawab sendiri. Ehipassiko.
Tetapi jika saya menyatakan SEMUA YANG HIDUP PASTI MATI, maka ini adalah pemahaman benar, karena selama saya perhatikan, TIDAK ADA SATU PUN MAKHLUK HIDUP YANG TIDAK MATI. Bahkan manusia tertua di bumi juga akan mengalami kematian.
Tetapi jika saya menyatakan SEMUA YANG TERKONDISI ADALAH TIDAK KEKAL, maka ini adalah pemahaman benar, karena selama saya perhatikan, TIDAK ADA SATU PUN FENOMENA TERKONDISI YANG DAPAT BERTAHAN SELAMANYA MELAINKAN MUNCUL, BERLANGSUNG, DAN LENYAP. Bahkan berlian yang disebut abadi adalah hasil perubahan isi bumi selama puluhan atau ratusan ribu tahun, dan masih dapat berubah.
Sekali lagi, pemahaman benar harus berasal dan bersumber dari usaha, perhatian dan konsentrasi benar. Ehipassiko.
Jika seseorang memiliki usaha, perhatian, dan konsentrasi benar, ia tidak usah diberitahu tentang segala kerugian yang ditimbulkan oleh konsumsi zat-zat adiktif seperti rokok, alkohol, narkoba, dan lain-lain. Ia sudah mengetahui dengan sendirinya pada saat melakukan pemeriksaan rutin secara meditatif. Tentu saja, pemeriksaan rutin juga dapat dilakukan secara empiris, yakni pergi ke klinik laboratorium untuk menjalankan serangkaian tes, seperti tes darah, tes urine, dan lain-lain, lalu tunggu dan lihat sendiri hasil tes laboratorium itu.
Walaupun seseorang dapat mengerahkan usaha, perhatian dan konsentrasi benar untuk mencapai pemahaman benar, akan tetapi, jika tidak disertai dengan pemikiran benar, maka pemahamannya akan melebar, tak menentu arahnya, tidak bermakna, sehingga hanya menghabiskan waktu dan tenaga dengan cara sia-sia.
Seperti yang diketahui, hukum sebab-akibat yang saling bargantungan / berkaitan (Paticcasamupada) yang bekerja di alam semesta ini adalah tidak habis untuk dipahami, dimulai dari level mikroskopik sampai dengan makroskopik, atau dari ukuran atomik sampai gigantik. Untungnya, kita tidak harus memahami seisi alam semesta hanya untuk memecahkan suatu masalah, cukup sebatas pemahaman yang relevan dengan pemecahan masalah tersebut.
Sebagai contoh, seorang petani tidak perlu (bukan tidak boleh) memahami bagaimana proses terciptanya matahari, tata surya, sampai dengan galaksi, sebagai syarat agar panennya berhasil, cukup memahami keadaan geografis tanah, pasokan air, siklus musim, tanaman yang cocok, teknik pengelolaan atau budidaya tanaman yang benar, dimulai dari penggemburan tanah, penanaman bibit, penyiraman, perawatan, pemberian pupuk pendukung pertumbuhan, penggunaan pestisida penangkal hama / penyakit, serta cara panen sampai dengan penyaluran hasil panen yang akan mendukung kelanjutan siklus baru.
Oleh karena itu, di dalam pengerahan usaha, perhatian dan konsentrasi benar untuk mencapai pemahaman benar, harus disertai dengan pemikiran benar, sehingga pemahaman-pemahaman yang dicapai dapat dihubungkan dan dikelola secara terarah dan bermakna dalam pencarian solusi berupa langkah-langkah konkrit yang dapat dipraktekkan atau diimplementasikan untuk mengatasi masalah dan mencapai tujuan, serta memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya baik bagi diri sendiri maupun makhluk-makhluk lainnya.
Saat masih muda, saya tidak mengerti, mengapa butir ke-4 dari Empat Kesunyataan Mulia adalah "Jalan Menuju Lenyapnya Dukkha". Tetapi sekarang kita sama-sama sudah tahu mengapa harus disebut begitu, karena berisi solusi berupa langkah-langkah dapat dipraktekkan atau diimplementasikan. Walaupun saya belum dapat menguraikan "Pemahaman Benar" dan "Pemikiran Benar" secara komperhensif untuk saat ini, akan tetapi dengan uraian sekilas pandang, setidaknya ada sebagian orang yang mungkin sudah sanggup melakukan pendekatan. I'll be back.
Bhante.apa boleh saya memberikan saran.apakah kita bisa menyatukan seluruh golongan buddha.antara yayasan dengan yayasan lain.karena ada perbedaan antar vihara .masing masing berdiri sendiri.saya ingin seluruh bersatu dari sabang sampai merauke.bahkan seluruh negara. Di perlukan usaha yg besar .yayasan dan para bhante juga harus bersatu.kita bisa saling membantu dalam keuangan.dan banyak hal. Alangkah indahnya persatuan ni.semoga Bny yayasan bisa saling menyokong.
Tidak boleh, nanti menjadi tidak murni.
Saat seorang bhikkhu akrab dengan
Murid bhikkhu Devadattå yang jahat,
Sang Buddhå meminta bhikkhu tersebut
Untuk tidak bergaul dengannya.
Kalau organisasinya untuk
Umat awam, bukan bhikkhu, boleh2
Saja. Asalkan, tetap pada batas2
Masing-masing, tidak mencampurkan
Mazhab. Theravādå dengan Therāvadå,
Dsb.
Tetap dibatas, yakni
1. Yayasan beda, tetapi hanya
Menjalin hubungan bak hubungan
Bilateral,
2. Tidak ada bhikkhu di dalamnya,
Sama halnya bhikkhu dilarang
Masuk politik, kecuali PENASIHAT
(hanya saat dibutuhkan),
3. Masing2 anggota menyatakan
Dari mazhab mana,
4. Yang menolak Buddhå Gotamå
Harus dilarang dijalin, dll.
🙏🙏🙏