3 tahun selama SMA jaga prestasi biar nilai stabil sampe lulus demi kejar masuk univ jalur prestasi. Pupus harapanku, begitu diminta "pihak sekolah" untuk membuatkan kunci jawaban yg harus disebar ke seluruh kelas selama try out sampe ujian final. Akhirnya, nilaiku sama dg banyaaaaakkkk siswa lain karna mayoritas jawaban mereka AKU YG NGERJAIN SENDIRI!!!! Pengalaman tahun 2009... Kenangan yg bikin aku down males belajar...
Sekarang masuk sekolah favorit ga perlu pinter cukup deket rumah.. Mau kaya ga perlu usaha cukup jadi kang parkir liar.. Mau ijazah ga perlu susah2.. Ga masuk2 pun tetep lulus.. Mau tabrak aturan sekolah pun aman asal ada bekingan orang tua 🤗 Itulah Indonesia
Terpaksa sih kalo sampe nilai kecil bakal di tanyain dinas.. Sekarang anak smp dan sma ajah banyak bgt yg blom bisa baca.. Karena semua harus naik dan lulus😢😢
Kalo dulu guru kayak gini yg dioandang sebelah mata, krn ketika buka buku gak ada satupun halaman yang bisa jadi acuan, alias percuma buka buku wkwkwkwk
Pendahuluan 1. Kualitas mahasiswa sekarang tidak lebih baik dari mahasiswa dari 10 atau 20 tahun yang lalu 2. Secara organisatoris atau akademis, isu yang dikemukakan oleh mahasiswa sekarang tidak menggigit (tidak berkualitas) Pembahasan 1. Hasil survei dari PISA (2000-an) menyatakan bahwa penyelenggara pendidikan di Indonesia adalah salah satu yang terburuk di dunia --- 1.1 Indikasi: skor matematika rendah, skor sains rendah, kesadaran dalam membaca rendah --- 1.2 Saran: Perlu memperhatikan pendidikan 2. Pemerintah Indonesia (2000-an) mengubah sistem pendidikan dan melakukan katrol atau obral nilai dalam pendidikan --- 2.1 Bukti 1: Siswa yang hasil ujian harian rendah, tugas harian rendah, ujian akhir rendah mendapat nilai yang tinggi atau setara dengan siswa yang hasil dari ujian-ujian tersebut tinggi (range nilai sedikit) --- 2.2 Bukti 2: KKM ditinggikan yang diharapakan dapat meningkatkan hasil survei internasional --- 2.3 Bukti 3: Nilai UN (tahun?) di seluruh bagian Indonesia sama (tidak jauh berbeda) 3. Mahasiswa sekarang (2023) 63% dari total mahasiswa di Indonesia mendapatkan cumlaude yang sebenarnya untuk mendapatkan nilai 3.50 adalah hal yang sangat sulit --- 3.1 Hal yang terjadi pada mahasiswa sekarang (tahun?): Tidak bisa presentasi 4. Universitas di Indonesia berlomba-lomba untuk mendapatkan akreditasi A dengan salah satu caranya adalah menghasilkan mahasiswa yang cumlaude 5. Fakta sekolah sekarang (tahun?) --- 5.1 Belajar matematika dilakukan dengan menghafal --- 5.2 Siswa yang menemukan cara mereka sendiri dalam menyelesaikan ujian matematika dianggap salah --- 5.3 Bimbinngan belajar mengajarkan cara cepat untuk menyelesaikan ujian matematika --- 5.4 Eksploitasi siswa berprestasi dimana piala yang dihasilkan oleh siswa dipajang di sekolah 6. Kinerja PNS --- 6.1 Indikator kinerja yang baik bagi PNS yaitu penyerapan anggaran Rangkuman Eps. 736 Channel: guru gembul Mohon maaf jika ada kalimat yang salah. Saran dan kritik untuk rangkuman ini diharapkan menjadi hal yang membangun. Terima kasih
relate sekali, sy kuliah online, menurut sy konyol, ada moment ketika kita dituntut untuk melakukan diskusi tetapi isinya bukan diskusi, tanggapannya berisi penjelasan yg ada pada buku, dan ketika pakai pemikiran sendiri, nilainya rendah,
Entah kenapa negara kita itu sangat suka dengan doktrin. Berpikir kritis dilarang, berpendapat yang konstruktif dilarang, ini itu dilarang. Emang selain untuk melindungi pemerintah yang korup apa lagi sih manfaatnya doktrin ?
Ciri-ciri masyarakat yang Religius memang seperti itu, senang di doktrin, karena malas untuk menganalisa secara logis, dan kreatif, perdebatan sedapat mungkin dihindari... oleh karena itu masyarakatnya menjadi mudah untuk ditindas, mudah untuk menerima nasib, dan mudah menyerah.
Dulu guru bebas isi rapot anak.. Sekarang anak yg ga pernah masuk pun harus 80-90..😂 Guru pasti di tekan biar ngasih nilai tinggi kalo ga yah orang tua murid marah2 dan dinasnya marah2 😂😂 Ga naikin anak malah gurunya dipecat 😢😅😅
Yah kalo di sini guru menegakan disiplin motong rambut ajah besoknya tuh guru masuk penjara.. ( cdk ajah google beritanya)..padahal sekolah ada aturan yg jelas Siswa ga pernah masuk tapi wajib lulus.. kalo ga lulus dinas dan orang tua murid ngamik dan gurunya di pecat.. nilai siswa harus tinggi.. Kalo nilai rapot ajah udah ga ada yang jujur apa yang anda harapkan dari pendidikan indonesia??😂😅
Pernah dengar Tidak boleh ada demokrasi dalam militer. Dan tidak boleh ada otoritarian dan feodalisme dalam pendidikan. 1. Bayangin kalau dalam militer semua orang memiliki pendapat yang sama kuat , yang ada perangnya gak mulai-mulai, atau udah mati duluan diserang musuh. 2. Dan bayangkan jika para mahasiswa dituntut memiliki pemikiran yang sama , dan cara yang sama dalam menyelesaikan masalah. Yang ada tidak muncul inovasi ,pendidikan mandek, ilmu tidak berkembang karena harus berpatokan pada dosen.
Orang tua banyak yg ga bertangungjawab ngasih anaknya main hp di rumah.. main game sampe overdosis.. nonton bf.. Ahlak jadi ga beres.. Di sekolah juga pada bolos .. ga sekolah main game.. Kalo ada apa2 yah salahin guru cuci tangan 😂..
Pendidikan iti masalahnya di berbagai bidang.. Dari ortu nya ngasih hp ke anak ga di awasin.. Dari pemerintah nya duitnya abis di korupsi sehingga alat2 sekolah ga ada gaji guru rendah.. Dari sekolahnya juga sistem nya kurang maksimal..😢
Pengalaman saya semasa dulu kuliah terutama saat masa covid, yang dialami oleh rata - rata mahasiswa adalah pintar tidak perlu; paham tidak perlu; yang penting nilai bagus. Cukup kerjain tugasnya, contek saat ujian, chat gpt kalo disuruh buat jurnal/artikel, nyalin tugas punya temen, atau joki ke orang lain, absen di zoom/google meet bilangnya hadir padahal offcam dan mungkin saja lagi main entah kemana tapi nilainya bagus, ipknya tinggi. Yang dicari oleh mereka adalah nilai, selebrasi, dan bukan pemahaman. Jadi begitu ketika masuk lagi kuliah offline mereka lebih cenderung gapaham apa2 dan fokus hanya untuk lulus dan nerima ijazah. Seolah - olah membayar ukt bukan untuk membayar pengetahuan yang kita peroleh dari dosen atau pengalaman yang kita peroleh selama di kampus melainkan hanya sebatas membayar fasilitas kampus yang padahal tidak semuanya bisa mahasiswa nikmati. Entahlah, saya merasa pendidikan waktu saya dulu SMP dan SMA jauh lebih baik drpd waktu dulu saya kuliah terlepas dari adanya jaman covid; karena pada waktu itu semua orang berlomba untuk masuk ke jenjang selanjutnya. Sedangkan saat kuliah, meskipun jenjang selanjutnya adalah melanjutkan pendidikan atau bekerja sekalipun rata - rata hanya sebatas pasrah dan mengandalkan datangnya sebuah keajaiban.
Beda zaman kak, kita yg SMP th 2000 s.d 2015 masih belum merasa apa yang dirasakan kk. sy juga merasa bgt kok cuma masuknya pengaruh dan budaya gaptek + pacaran lah yg membedakan kenapa kita merasa Zaman SMP lebih berarti dari pada zaman SMA dan Kuliah yang serba gengsi dan gaptek
Tapi menurut saya kalau tertekan ya gapapa, karena kalau kita tertekan akan ada rasa urgensi dan keinginan untuk survive gitu lho. Tapiii nah tapi tertekannya harus dibarengi dengan hadiah kaya sticks and carrot kan ~ Nah itu aja sih, ada yg ingin ditambahkan silahkan ~ Edit: kata "okey" di akhir paragraf 2 dihapus
@@arthalucida yah cek ajah ortu pada ngasih gadget tanpa di awasi.. Anaknya jadi kecanduan game online.. Malas belajar bahkan suka bf.. Dimana2 banyak kaya gitu
Saat saya SD di bawah tahun 81 an, saya berfikir orang2 indonesia yg beradab rendah spt buang sampah ke sungai dan ke jalan, kencing di setiap tempat, berak di sungai, ngebut dan ugal2an di jalan, kriminal dll adalah krn bangsa ini masih banyak yg rendah pendidikannya. Saya berfikir mungkin di masa depan 10 sd 20 tahun lagi kondisinya akan berubah krn pemerintah berhasil menciptakan generasi terdidik. Sekarang, setelah 40 tahun lebih, setelah wajib belajar 9 tahun, setelah ribuan sarjana dilahirkan dari berbagai perguruan tinggi setiap tahun, kondisinya ternyata masih sama saja..
karna indonesia terlalu damai, ngga ada yg ngasih tau kalo itu salah, ngga ada hukuman yg ketika berbuat salah akan mengakibatkan efek ke pelaku, jadi begara ini akan hancur dengan sendiri nya karna kebodohan
@@salmanalfarizi8586tingkat kemampuan setiap orang berbeda-beda,ada yang jago ngetik tapi ga jago ngomong dan sebaliknya,Tapi dukungan seperti ini sangat membantu untuk menyalakan semangat beliau.
Saya ngga kuliah, Cuma lulusan SMK. tapi beberapa kali bantuin anak kuliah Buat tugasnya atau skripsinya. Dan realita nya banyak "JOKI" Tugas yang dibayar oleh banyak mahasiswa, karena alasan Tidak paham atau malas. Realita lainnya, kurang dari 30% mahasiswa/i yg sesuai dengan rate Nilai yg mereka dapat. Sy dari SD suka banget sm menjelajah ilmu, Sampai nyari referensi atau contoh² sana-sini buat dipelajari. Bahkan diSMK yg basicnya kejuruan atau memfokuskan ke satu kategori pelajaran. Sy belajarnya otodidak dari searching. sejak kurikulum 2003, kita makin dituntut ikut contekan yg dipersiapkan negara, dalam hal ini kemendikhud. Kalau ditanya cita-cita, dominan jadi aparatur negara. Sisanya pilot atau yutuber 😂
bener bro, gua ngalamin sendiri, jadi mahasiswa yang cepat lulus belum tentu ahli krn banyak pakai cara seperti itu, kemudian saling menjatuhkan temannya dengan perang rebutan dosen yg tdk killer, pdahal killer dosen itu menuntut mahasiswa agar menjadi lebih ahli, dan mahasiswa yang seharusnya mampu menghadapi dosen killer itu malah cari jalur aman, alhasil teman yng kurang beruntung krn keahliannya dibandingkan yg memilih jalur aman krn faktor ekonomi (gk bisa milih kelas kalau blm bayar UKt) alhasil yg berekonominya sedang terpuruk akan dirugikan
Dari niatnya aja sudah jelek karena malas... Yasudah gak usah Kuliah kalau begitu, udah ngabisin duit beban pula. Dikira ortu nyari duit dari ngepet apa ya? Mereka yang seperti itu adalah mahasiswa yang bodoh secara akademi dan bodoh secara moral.
Sekarang suatu keahlian diwajibkan memiliki bukti berupa sertifikt keahlian, dimana ada yg bisa didapat secara gratis atau juga berbayar, namun realita berbeda ada juga yang istilahnya "membeli" sertifikat melalui oknum
Saya baru berain bermain mengolah logika saya setelah kuliah. Sebelum itu saya begitu takut untuk berpikir & berargumen. Harus ada referensi dari orang lain yg dianggap benar dulu, baru saya berpendapat. Setelah lulus, rasanya justru diri sangat bodoh & tidak berdaya untuk berjuang di dunia kerja. Jadi ingat dulu pas akan lulus SMA, opsi kuliah saya ambil untuk kabur sejenak dari dunia kerja. Setelah lulus kuliah, ya rasanya membaik tapi tidak begitu signifikan. Tapi saya tidak menyesal sebegitunya karena setidaknya saya lebih sadar akan kemampuan diri & realitas.
Bodoh itu bukan berarti Idiot, kata siapa kebodohan itu ngak ada? Loh salah ambil keputusan saja merupakan kebodohan. Yang kita butuhkan itu kebijaksanaan bukan kepintaran, bedakan itu. Mau sukses harus bijak dalam tindakan, dalam keputusan, dalam logika. Memperhitungkan baik-buruk segala hal. Jadi bicara tentang kebodohan itu sebuah hal yg terlalu naif jika anda hanya hubungkan dengan pendidikan. Nyata nya banyak pengusaha sukses hanya berpendidikan SMP sedangkan pekerjanya lulusan S3 luar negeri? Why...?😂😂😂😂
@@destroyerwarship9228hooh benar sekali ,ada lagi nabi buta huruf ,masih tetap di ikuti ,.sudah tau junjungannya bodoh dan buta huruf, masih saja di ikuti ,.betapa bodohnya orang orang ini 😆
- cara berpikir logis - cara berintelektual - cara berdiskusi - cara menyampaikan gagasan atau pendapat - cara menyerap informasi menjadi kesimpulan baru
Orang tua banyak yg ga bertangungjawab ngasih anaknya main hp di rumah.. main game sampe overdosis.. nonton bf.. Ahlak jadi ga beres.. Di sekolah juga pada bolos .. ga sekolah main game.. Kalo ada apa2 yah salahin guru cuci tangan 😂...
@@PrasetyaSuputraaku main game kok bg, sering malahan, tp gk bolos, ortu gk peduli kegiatanku, tp pelajaran masuk semua, nilai bagus, kerjaan gk buruk2 amat, intinya jgn nyalahin ortu lah atau guru atau siapapun, yg salah yaa muridnya yg tulul aj
Jelas SALAH ORTU LAH ,mereka manusia PERTAMA yang membimbing dan mengarahkan anaknya, kalau nggak mau disalahin. JANGAN SEMBARANGAN PUNYA ANAK@@gedekardiana8338 Mentang mentang anda punya level intelektual yang lebih unggul , nggak bisa ambil kesimpulan males dan meremehkan seperti ini
Saya sendiri sudah 5 tahun mengajar menjadi guru dan merasakan sendiri bahwa semakin hari kualitas murid semakin memburuk. Ditambah lagi, guru sendiri dibebankan dengan banyak administrasi yang kesannya formalitas saja. Dan rasanya setiap kebijakan dalam bidang pendidikan selalu mengutamakan kepentingan-kepentingan pihak lain saja, dan kesannya yang ditumbalkan adalah guru. Termasuk juga masalah gaji honorer dan belum lagi sulitnya pendaftaran CPNS kalau tidak punya "kenalan". Teman-teman saya yang berprofesi sebagai dosen juga mengeluhkan hal yang sama. Selama beberapa tahun terakhir kualitas mahasiswa menurun dan mereka terlihat tidak yakin dengan dirinya sendiri. Ditambah lagi, pihak universitas kadang meminta penambahan jumlah kuota mahasiswa sehingga, yang masuk kualitasnya kurang terjamin dan benar-benar memberatkan dalam hal pengajaran. Beruntung saya saat ini masih memiliki kerja sampingan sebagai freelance ilustrator, tetapi untuk guru-guru lain yang tidak seberuntung saya, pilihannya bisa jadi dua. Anak orang lain atau anak sendiri yang dikorbankan. Dan karena semakin kesini kelihatannya semakin tidak ada titik terang, mungkin ini akan menjadi tahun terakhir saya mengajar.
@@rizaaryadwito_31_ximipa24 saya tidak bisa share banyak karena kebanyakan adalah materi internal. Tetapi yang banyak dibicarakan adalah kemampuan problem solving, daya juang (effort, pantang menyerah, dll) dan kemampuan dalam bidang basic IT (karena banyak yg berasumsi gen Z akan sangat jago dalam IT, minimal word, excel dan editing gambar/video) tetapi ternyata malah kurang adaptasinya. Lebih dari itu saya tidak bisa share banyak.
Masalah pendidikan di Indonesia. 1. Sedikit Guru berkualitas 2. Fasilitas pendidikan yg kurang. 3. Ketegasan dan kedisiplinan di sekolah makin buruk. 4. Orang tua, guru dan sistem pendidikan kurang update teknologi dan sistem informasi saat ini. Yg perlu di perhatikan pemerintah, HARUS hapus universitas dan sekolah sekolah yg tidak berkualitas dan jangan fokus ke kuantitas sekolah mulu tapi wajib fokus ke kualitas sekolah.
itu karena inti masalah pendidikan kita adalah : mikirin CUAN mulu!!! : 1. guru mikirin gaji mulu,ngeluh mulu, kerja memble tapi minta gaji gede! 2. fasilitas dikorupsi demi gedein cuan pejabat ama dinas biar foya foya,ngapain mikirin kualitas? 3. ketegasan hanya untuk siapa yg belum bayar spp dan iuran, huahahahah..... belum bayar,keluar aje gak usah ikut ujian! 4.ortu,gurudan pemerintah gak rela buang cuan buat update teknologi, tapi buat memupuk kekayaan dan foya foyaaaaaa......!!!!
@@sayandaroperation serba instan dan menguntungkan!!!! ngapain mikir kualitas anak bangsa...bodo amat yg penting gaji gue naik dan bisa beli mobil baru dari biaya ukt,hihihi.
Saya sekolah di SMPN 1 Kab. Subang lulusan thn 1993. Saat kelas 2 SMP guru matematika saya, Bu Endang memberikan soal berikut jawabannya, dan kami para siswa diminta untuk mencari rumusnya. Setiap siswa mendapatkan rumus yang berbeda-beda, dan diminta mempresentasikan dari mana rumus-rumus itu didapat.. setelah beberapa siswa presentasi barulah guru saya menjelaskan rumus yang lebih sederhana berikut dengan cara menemukan rumus itu. Makanya sampai sekarang rumus-rumus yang diajarkan oleh Bu Endang selalu saya ingat, karena kami diikutsertakan dalam proses menemukan rumus itu. Berbeda dengan keadaan sekolah anak saya sekarang dimana semua rumus bisa dilihat dari google mereka tinggal mengaplikasikannya.. besoknya mereka lupa lagi dengan rumus itu
Aku seorang guru les, anak2 sekarang les hanya mau minta jawaban sedangkan les tidak meningkatkan nilai mereka disekolah ortu protes. Padahal aku bilang kemereka les tempat kamu belajar hal yg kamu malu tanya disekolah, mengejar ketinggalan saat gak ngerti penjelasan guru, dan kalau dikasih soal kerjakan sendiri soalnya les tidak ada nilai rapot kamu salah dapat nilai jelek gak apa nanti dibenerin dikasih tau. Tapi mereka tetap gak perduli maunya nilai harus bagus, walau dengan contoh teman, nyontek ataupun dikerjakan bareng guru. Menurut mereka nilai dikertas itu penting banget padahal udah kubilang itu bukan rapot, nilai itu cuma nunjukin kalau bagus berarti kamu udah faham kalau jelek kamu belum faham. Yg bikin pusing itu siswa manja yg disuruh menjawab soal sendiri malah diem aja ditanya udah selesai malah nangis, ngadu ke emaknya gurunya keras marahin dia😅lah cuma ditanya udah selesai? Dia tertekan ala buset
Menit 8.30 benerr bangettt, mana kalau ada mahasiswa yg kritis dan suka berargumentasi malah di cut oleh dosen dan nilainya direndahin, dan di musuhin temen temen di kelas lagi. Sedihh banget, tpi emng banyak yg kayak gitu, baik dari dosen ataupun mahasiswa. Kita yg udah sering baca, sering diskusi di luar kelas, eh masuk kelas gk ada yg bisa di ajak diskusi. Alhamdulillahnya ikut organisasi yg dapat mewadahi kehausan ilmu diriku🙂
Saya saat ini masih aktif ngajar, aoa yg dikatakan Mentor kita betul. Bersyukur sy mengalami kelulusan SD, SLTP, SLTA dan Perguruan Tinggi sebelum tahun 1990an_.merasakan mencari nilai brnr2 Murni. Angka 4.5 dan 6 adalah angka sangat sulit kita dapat dan perlu kerja keras belajar... Smg Allah berikan bangsa kita hidyah... Aamiin..
Di negara mabuk formalitas memang begitu. Inilah rusaknya pendidikan yg hanya fokus menekankan formalitas, tapi tidak menekankan pemahaman formalitasnya yg jadi tolak ukur sebuah kualitas sangat ironis sekali..., segala sesuatu yg penting formalitasnya, bahkan sampai tafsir syarat masuk surga saja itu dianggap orang yg rajin dan melakukan aktivitas formalitas Ritual agama yg berhak masuk surga Akhirnya melahirkan fenomena moral yg buruk, bahkan fakta seorang korupsi kalau di check aktivitas keagamaan sangat rajin sekali melakukan formalitas keagamaan dan bahkan mereka meyakini mereka akan masuk surga karena sudah menunaikan formalitas ritual paket lengkap syarat syarat formalitas orang beragama dan beriman Tapi ironis nilai nilai yg terkandung dalam ajaran agama tidak paham apa apa kalau di ajak diskusi. Tahunya cuma formalitas. Sama seperti akademisi pahamnya cuma formalitas tapi saat praktek keilmuan kebanyakan tidak paham apa apa nilai nilai keilmuan tersebut.
Berharap apa dari Negara yang SDM-nya Psikotesnya nyontek. Udah mah gitu contekannya dibiarkan beredar di toko buku secara legal, bahkan ga cuma 1-2 buku, tapi belasan judul buku contekan, bertumpuk-tumpuk, sampai punya kategori raknya tersendiri. Biasanya paling gede dan paling lecek (sering dibuka), terutama menjelang tes CPNS. Padahal Psikotes tujuannya untuk menilai aspek psikologis dan kepribadian pelamar, kalau nyontek berarti kan kepribadian yang dinilai itu palsu. Dan orang-orang yang "memalsukan" kepribadiannya ini berbondong-bondong masuk ke Pemerintahan, BUMN, dsb. Mereka-mereka ini ga bisa diharapkan akan memperjuangkan nilai-nilai kejujuran dan kredibilitas, wong sejak awal mereka masuk aja udah ga jujur.
Berkaca dari pengalaman di kampus swasta, ada ironi antara sustainability instansinya dengan kualitas pendidikan. Ketika mempertahankan kualitas, yang gugur akan banyak sehingga berdampak ke pemasukan kampus, bisa berdampak ke sustainability, dosen dan staffnya juga akan terdampak. Kalau dari penjelasan ini, nampaknya sistemik sekali mulai dari tingkat dasar hingga SMA, pas masuk kuliah, kampus sebagai tempat terakhir sebelum para mahasiswa ini terjun ke masyarakat jadi kewalahan. Tapi toh, yang dibutuhkan masyarakat juga bukan kecerdasan, tapi kesejahteraan. Asal dapat gaji dan bisa mencicil, liburan, flexing, dan bahagia, itu sudah cukup untuk masyarakat kita. Tugasnya sangat besar, untuk seluruh masyarakat Indonesia merubah pola pikir. Mulai dari kenapa ingin bekerja yang tujuannya harusnya ingin bermanfaat, bukan sekedar ingin gaji. Ketika ingin bermanfaat, maka akan memaksimalkan potensi diri agar kebermanfaatannya lebih besar. Ketika ingin memaksimalkan potensi diri, maka belajarnya akan sepanjang hayat. Ketika belajarnya sepanjang hayat, maka setiap langkah ada pelajaran, dst dst. Ironi, kita bingung mengubahnya dari mana
Kakak, @zombieexpress99 , saya ingin bertanya. Apakah masih ada kampus swasta yang tetap mempertahankan kualitasnya seperti yang kakak sebutkan di atas?. Dan mencari alternatif lain dalam pembiayaan kampusnya untuk kesejahteraan mahasiswa?. Apakah di tahun 2024 masih ada kampus swasta yang jujur?. Terima kasih banyak, kak. Saya bertanya seperti ini karena saya sangat-sangat miris dengan kualitas pendidikan Indonesia😢. Omong², bagus sekali dan saya sangat respect pada kampus swasta yang kakak sebutkan di atas
Program studi KEJAR PAKET untuk yg pernah mbolos dulu dan ingin lanjut pendidikan, Apakah ini program joki juga ya wkwkw Didaerah ku banyak dipromosikan
Jaman sekarang malah guru yg di bully siswa dn orang tua murid Harusnya nilai rapot di tulis apa adanya.. guru jangan di tekan ngasih nilai.. Harus ada aturan nilai rapot wajib jujur walau nilai asli mereka 20-30 ajah.. Nanti nilai itu akan memotivasi siswa biar belajar.sekarang siswa ga pernah masuk ajah pasti lulus kok.. makanya ga heran banyak siswa ga kenal sama gurunya. Jangan paksa guru memberikan nilai bagus. Kalo ga bagus di intimidasi.. Hentikan kekerasan dan ancaman ke guru kaya sekarang😂
Paling dilema saat mengisi nilai raport. "Semua siswa harus naik kelas" padahal kemampuan belum mumpuni, baca tulis masih kesulitan. Alhasil nilai yg di bawah diolah agar nge-pas nilai tuntas. Sudah begitupun, yang di-up nilainya nggak bersyukur, di kelas berikutnya malah makin menjadi karena ada anggapan "gpp nggak ngerjain tugas, nggak bisa lancar membaca dan menulis, dll, nanti juga tetap naik kelas"
Guru gembul bukan marah2..tapi.. memberi ilmu terbaik Utk masa depan... Negara itu., sendiri.. lucu sekali..Boss ku... Wassalam 🇨🇦🍃 Alhamdulillah.Selawat jgn lupa insyaallah..
saya adalah korban dari sistem pendidikan konoha, tapi guru gembul adalah orang yang membangkitkan saya, saya mengidolakan beliau itu karena dikonoha masih tidak banyak orang seperti beliau dan beliau adalah yang saya tunggu-tunggu diyoutube. cerita sedikit, sd dan smp saya sudah merasakan kebobrokan pendidikan dan saya tidak seperti guru gembul yang terus terang dan balas dendam karena masa lalunya .. saya adalah salah satu orang yang menikmatinya tapi setelah guru gembul muncul di TH-cam, saya merasa gagal merasa menyia nyiakan, sangat menyangkan dan kesal akhirnya saya mencoba perubahan di era mahasiswa karena guru gembul SEHAT SELALU
apalagi gw mahasiswa gen z semua tugas dibantu sama chat gpt / Ai lainnya, walaupun dosen bisa mengfilter plagiarisme, mahasiswa bisa mengakalinya, mahasiswa jaman dulu pintar2 karena mencari jurnal / sumbernya sulit & harus membaca puluhan buku, sedangkan jaman sekarang jarang mahasiswa yg membaca buku / meminjam buku dari perpus
Bener banget bang. Dampak buruk dari chat gpt / ai lainnya tuh. Waktu SMP, SMK bikin kalimat, paragraf, makalah tu nyari referensinya beneran. Walaupun referensinya ga tau akurat atau ngga, ya waktu itu bisa bikin kalimat sendiri, ngerangkum, bikin resume. Awal awal jadi mahasiswa masih ngelakuin hal itu. Tapi akhir ini berasa sia-sia. Mahasiswa lain tinggal pake chat gpt, bikin tugas langsung kelar sekedipan mata. Nilainya juga sama, bahkan lebih gede dari kita yg bikin sendiri
Hahaha teringat dulu dalam perkuliahan teman² saya yang *bodo, tiap bikin makalah selalu copy paste, tiap presentasi selalu membaca dengan terbata² dan mendapat nilai A dari beberapa dosen, yang penting 1, jangan mendebat apa yang dikatakan oleh dosen, omongan dosen = kebenaran. Pandai-pandai cari muka sama dosen.
temen gw ampe kena mental trus DO gara2 suka nanya kritis ama dosen + membantah klau yg di blg ga sesuai ama kenyataan alias cman ikut buku tok. bolak balik di kasih D, sering di sindir + di kucilkan
Untung di kampus saya tidak ada budaya seperti itu. Kalau mau IPK bagus ya harus bener2 belajar. Tidak ada menjilat dosen seperti kata orang. Makanya alumni2 kampus saya kualitasnya masih bagus. Terima kasih ITB 🙏
Di poin "siswa dianggap salah apabila rumusnya tdk sesuai guru" itu terjadi pada saya, dari SD hingga SMA, saya tidak peduli pada guru dan tetap pakai rumus karangan sendiri, karena saya tidak mau siapapun membatasi potensi dan kemampuan saya Alhasil selama sekolah saya selalu mentok di ranking 5besar, ya karena itu "kamu pintar tapi pembangkang" Lucu sekolah itu 😂
Setahun yang lalu aku adalah seorang siswa SMA dan aku berpikir aku sangat bodoh aku tidak mendapatkan ilmu apapun di SMA dibandingkan ketika aku SD dan SMP, disitu lah saat aku mengetahui kebodohan ku, trus guru ku bertanya kepada ku Apakah mau mengikuti snbp dan aku menolak serta teman ku dan keluarga ku juga menyuruh kuliah, aku yang berpikir tidak mendapatkan pengetahuan apapun di SMA bagaimana bisa kuliah, aku bodoh, dengan detik2 akhir pendaftaran snbt aku pun ikut tes kuliah, persiapan seminggu dan itu pun hanya tryout snbt online, pas tes aku negblok B DAN terkadang secara naluri menjawab ACE, TRUS AKU keterima di univ negri, aku yang bodoh pun tercengang, " hah kok bisa" ? Karena dipikirkan ku waktu itu kampus adalah tempat orang pintar dan jenius, para penemu dan peneliti, pas awal masuk kuliah aku berusaha untuk belajar, membaca, ke perpustakaan, nonton materi kuliah di TH-cam dll, ehhh pas UTS sangat mudah nyontek, yg lain pada nyontek, Google, ai, dll. Lahhh Ekspektasi ku hancur, sekarang aku malah mendapatkan pengetahuan baru, apa itu? Hehe pantas lah banyak pengangguran dari lulusan sarjana, ternyata yahhh Ini hanya pengalaman pribadiku, maaf jika ada kesalahan
Saya mahasiswa dan saya mengaku kalau saya masih bodoh😅 Apa yang dikatakan gugem memang fakta kalau kampus memang masih kurang dalam belajar apalagi terkait kreativitas 🙏
@@NovelaAbigail membuang uang untuk belajar itu lebih baik daripada membuang uang untuk memperkaya diri. Setidaknya niatnya untuk menuntut ilmu itu lebih mulia dibandingkan orang yang hanya bekerja untuk memperkaya diri
@@NovelaAbigaillah mending buang uang untuk ilmu tapi lebih berguna kedepanya ketimbang buang uang untuk hal tidak penting seperti judi slot malah tidak berguna kedepanya 😂😂 bahkan ilmu aja bisa dijual kalu sudah tahu caranya
Saat saya SMP masih mengalami yg kayak gini. Tapi, waktu saya SMK, syukur ternyata saya dapat sekolah yang bagus dan menerapkan pendidikan yang bagus. Karena sekolah saya sudah terkenal alumninya di perusahaan dan alumninya juga sudah tersebar menjadi petinggi2 di perusahaan Indonesia, makanya sudah harum namanya hingga lulusannya sangat mudah untuk mencari kerja sampai sekarang. Terasa memang guru2nya di sana mengajar dengan baik. Gak ada nego nilai di sekolah saya. Terutama untuk mata pelajaran inti kejuruan. Gak bisa? Diajarin sampai bisa. Ulangan remedial itu udh hal biasa. Diajarin terus tapi tetep gak bisa? Dikasih pilihan tinggal kelas atau dipanggil ortunya kalau anaknya gak cocok sekolah di sana (disuruh pindah). Fakta angkatan saya sampai lebih dari 30 orang keluar dan ada 1 orang yg tinggal kelas tapi lulus telat 1 tahun. Bahkan sampai akhir jumlah laki2 di angkatan saya cuman sekitar 50 orang saja. Dari sejarah juga banyak murid2 yg tinggal kelas 2,3,4 bahkan ada yg sampai 7x (yg 7x dia sampai pura2 kalau dia udh kuliah). Tapi, waktu lulus mereka bisa sukses berkarir. Apa di sana mengajarkan tentang logika berpikir? Iya. - Guru sejarah di sana mengajarkan lewat sebab akibat, bukan menyebut tanggal dan nama saja. Jadi selalu seru denger ceritanya. - Guru kejuruan di sana juga mengajarkan rumus itu dari sejarah ditemukannya rumus itu sampai masuk ke versi yg sudah diingkat dan disempurnakan yg biasa dihapal. Jadi, kalau kita lupa, logika kita masih ada dan bisa nyari rumus itu lagi. Kalau kita ketemu kasus lain, kita bisa bikin rumus baru yg sebenernya gak jauh2 amat dari teori awal yg dipelajari. Sampai sekarang karena logika berpikir ini diterapkan, saya kerja dan ketemu metode baru dan diharuskan untuk bikin rumus dari metode itu masih bisa. - Di sekolah saya ada guru MTK saya yg gak apa2 kalau gak ngerjain PR karena "gk bisa" tinggal tunjukan catatan kalian dan jelasin ke guru proses kalian ngerjain sampai gak bisa. Gak apa2 PR "nyontek" asalkan yg nyontek "HARUS" tanya gimana caranya dan waktu ditanya bisa jelasin. Saya gak bilang semua lulusan sekolah saya ini genius semua. Tapi, saya yakin setiap orang yg lulus masih bisa diajak berpikir logika
@@muhammadfajarabhirama543 Saya sekolah di SMKN 13 Bandung mengambil jurusan analisis kimia. Saya gak tau kondisinya sekolah saya kayak gimana soalnya waktu angkatan saya ada transisi budaya di mana anak gen Z mulai masuk dan guru2 harus menyesuaikan diri terhadap metode belajar. Belum lagi guru2 senior yg mengajar saya juga sudah banyak yang pensiun. Tapi, saya tetap percaya kalau sekolah saya adalah salah satu yg paling baik di kota
sistem pendidikan Indonesia sedang memompa "competency bubble" yang akan meledak dan menimbulkan krisis di masa depan. krisis ini tidak hanya dalam bentuk ekonomi saja bisa jadi dalam bentuk krisis mental ataupun krisis kultur.
Kalau ada ujian nasional dibilang bikin stress, selalu merujuk ke Finland yg tanpa test dan pr tp lupa sistem pendidikan di Finland sdh bagus dan kritis, bkn kek di indo yg menang malas, jd kl dibuat no test, ya tambah malas
Gue punya temen yg kompetitif dan potensial, anaknya pinter bgt, sayangnya dipandang orang2 tuh si anak ini ambisius, pdhl menurutku dia pinter walau kata orang2 sombong. Malah waktu si anak ini dengan beraninya show off kemampuan dia, jujur ini mah, gue doang yg satu2nya tepuk tangan saat itu di kelas, karna gue tepuk tangan, orang lain jadi ikut2an jg tepuk tangan.
Ketika hasil nya buruk bukan prosesnya yang diubah tapi hasilnya diganti dengan beli kunci jawaban biar bagus wkwkwkwkkw Pendidikan itu memang bisnis paling menjanjikan karena murid akan selalu ada sampai kiamat. Jadi pendidikan skrg bukan mencari ilmu tapi jadi ladang bisnis cuan menjanjikan sampai 7 turunan.
anda 1000% benarrrr!!!! inilah zaman kapitalisme sekarang....indonesa jg kena,apa apa dijual asal ngasilin duit mulai pendidikan,ilmu bahkan agama! pokoke laku dan orang mau bayar mahal utk itu.....
sangat setuju, berdasarkan pengamatan saya, bisnis pendidikan enak, misalkan jualan buku lks ke murid untuk media pembelajaran, pasti semuanya akan beli, kalau ngga beli mereka takut ketinggalan, kemudian sisip kan keuntunagn pasti cuan banyak
Gak beda jauh warisan Sukarno yg dari dulu cm senang memoles dari luar tapi esensinya kosong melompong, contohnya? Proyek ambisius mercusuar dia disaat negara ini baru lahir & negara termiskin nomor 1 di dunia, lebih memilih gmna bersolek biar terlihat cantik di mata internasional daripada mikirin sdm sendiri
Saya sebagai orang bodoh berfikir Mungkin biar kita kelihatan dari negara luar biasa negara luar lebih tau maka akan lebih di akui karena negara baru Itu cuma pendapat saya😅😅😅😅
@@Wanayasas Iya betul, jangan lupa alasan itu jg ditentang bnyk sahabat seperjuangannya, terutama dari Bung Hatta yg ingin lebih fokus ke sdm & ekonomi negara yg baru lahir ini
1. kita sibuk mengubah istilah. dari ujian akhir, jadi penilaian akhir, lalu berubah lg jd sumatif akhir dan msh banyak lagi. gitu gitu aja terus 2. nilai. apa itu? nilai semakin tidak mencerminkan kemampuan 3. malas? emangnya rajin buat apa? contohnys bhs Inggris. siswa sibuk belajar buat laporan, projek, dll, dan akhirnya saat ketemu IELTS aja ga bs apa2. ketemu pintu gerbang Singapur aja langsung KO... 4. moral? guru hanya bs membimbing. syukur2 anaknya mau dibimbing. yg kurang ajar? perbuatan yg menyakiti orang lain aja ga dpt konsekuensi. 5. ijazah? yakin itu bisa dipercaya?
Hal yg paling menjengkelkan selama saya SMK adalah anak yang malas, tidak pernah berfikir dan lebih senang menyontek jawaban secara langsung selalu diluluskan setiap ujian atau ulangan bahkan kelulusan. Para guru berdalih, bahwa terpaksa meluluskan anak anak tsb. karena kasian dengan orang tuanya. Semestinya mereka berpikir lebih panjang, bahwa anak yang diluluskan tanpa memenuhi standar yang ditetapkan akan menciptakan sebuah masalah di masa depan. Semoga pendidikan kita bisa lebih tegas dan juga tidak hanya berfokus pada kkm mapel yang dianggap keharusan, tetapi harus mengembangkan potensi siswa sesuai dengan minat dan bakatnya.
Saya beruntung di ajar waktu itu ama dosen saya, kami saking akrabnya saya panggil "pak haji" Sampai saya sempat lupa nama aslinya sesaat, jam berapa aja bimbingan pernah, sampai waktu itu jam 00.00 wib, tapi dari situ saya menghargai proses, tentu nilai sidang saya tidak bagus-bagus amat, tapi saya jadi lebih kritis, dan mau membaca lebih banyak. Bisa dikatakan hasil pendidikan nya berhasil, bukan berarti nilai tidak penting tapi, perubahan pola pikir dan sikap, yang semula masa bodo, cuek, asal jadi, berubah jadi tekun, telaten dan kritis, gak gampang asal terima informasi mentah-mentah. 🎉
Guru gembul saya SMA-nya di sekolah internasional di Bandung. Gurunya minta anak-anak yang pinter ngerjain dan ngajarin contekan pas ada yang lapor, wali kelas siswa-siswa itu sekarang jadi kepala sekolah disana. Saya dari pas UN jijik alhamdulillah UN saya ada yang dapet 5 meski saya masuk universitas kebun binatang jalur undangan. Susah pengen besrsih di Indonesia rasanya jadi pelajar disini ga ada artinya, di universitas saya yang Institusi Terbaik Bangsa banyak juga yang UN pake bocoran. Banyak yang beneran pinter saya tahu, tapi memang guru-guru kita mengajarkan kita jadi koruptor.
Dulu saya merasa angat dicurangi saat sekolah. Karena guru suka sekali jawaban plek buku sementara saya gak bisa, saya gak mudah menghafal tapi bisa memahami. Saya pakai bahasa dan penjelasan saya sendiri😢 alhasil, semasa SD saya gak pernah masuk 10 besar. Padahal saya rasa saya mampu dan lebih paham.
Gw dulu sering buat rumus matematika buat mempermudah ngerjain soal,eh malah dianggap salah sama guru gara2 gk ngikutin persis kayak dia, gara2 itu motivasi belajar gw jadi rendah...
@@PhilosophyXMotivationKok bisa buat rumus Matematika gitu? Aku aja yang ngikutin Rumus dari guru kadang bingung sendiri. Cara awal biar bisa buat rumus bagaimana bang? Pemikiranku gak nyampai soalnya 😢
@@THEAM_GO karena di jaman gw sekolah masih belum ada internet, jadi gw harus berpikir kritis setiap menyelesaikan soal, rumus buatan gw itu hasil buah pemikiran alami yg terasah seiring gw belajar, jadi klo nanya tips... gw gak bisa ngasih jawaban karena kemampuan gw itu didapatkan secara murni...
Yah kalo di sini guru menegakan disiplin motong rambut ajah besoknya tuh guru masuk penjara.. ( cdk ajah google beritanya)..padahal sekolah ada aturan yg jelas Siswa ga pernah masuk tapi wajib lulus.. kalo ga lulus dinas dan orang tua murid ngamik dan gurunya di pecat.. nilai siswa harus tinggi.. Kalo nilai rapot ajah udah ga ada yang jujur apa yang anda harapkan dari pendidikan indonesia??😂😅
Jaman sekarang malah guru yg di bully siswa dn orang tua murid Harusnya nilai rapot di tulis apa adanya.. guru jangan di tekan ngasih nilai.. Harus ada aturan nilai rapot wajib jujur walau nilai asli mereka 20-30 ajah.. Nanti nilai itu akan memotivasi siswa biar belajar.sekarang siswa ga pernah masuk ajah pasti lulus kok.. makanya ga heran banyak siswa ga kenal sama gurunya. Jangan paksa guru memberikan nilai bagus. Kalo ga bagus di intimidasi.
Saya jadi guru kursus 2 tahun jadi guru les privat 4 tahun jadi guru SMK 8 tahun jadi dosen 7 Tahun. dan umur saya masih 31 Tahun 2024 ini. pengalaman saya mengajar, METODE MENGAJAR, MOTIVASI BELAJAR DAN BERILMU, KURIKULUM INDRUSTRI, PENGALAMAN KERJA DAN BISNIS ini yang membuat anak jaman now semangat belajar, senang belajar, serius belajar. SALAM DARI BINJAI. " JIKA BISA DIPERMUDAH UNTUK APA DIPERSULIT" ini filosofi saya mengajar. "AJARKANLAH ILMU YANG DIBUTUHKAN DUNIA KERJA DAN DUNIA BISNIS" "MOTIVASI UNTUK MENJADI BERNILAI"
ALHAMDULILLAH DI SMK ABDI NEGARA BINJAI DARI TAHUN 2015 SISWA SAYA JUARA 1,2,3,4,5 TINGKAT KOTA PADAHAL DIKELAS MEREKA TIDAK MASUK 10 BESAR, TPI BISA JUARA DI TINGKAT KOTA
apakah ini kesempatan untuk menata ulang pendidikan kita? setidaknya 1. pendidikan terlihat tidak efektif, terutama di pendidikan dasar dan menengah, 2. akibat karambolnya, semester awal perguruan tinggi mengulang pendidikan dasarnya. kita bisa bayangkan pendidikan diploma pendidikan keguruan, sebagai contoh, tahun pertama berisi pelajaran umum dan psikologi. tahun kedua, masih psikologi, umum dan sedikit pelajaran fak. tahun terakhir, apa yang dipelajari dapat kita bayangkan terkait pendalamannya. 3. pendidikan universitas tidak jauh lebih baik, artinya ada peluang untuk lebih memajukannya. 4. misalkan saja, sebagian kita boleh jadi berpikir, apakah bisa pendidikan bahasa harus selesai di pendidikan menengah, hitung-hitung berlangsung enam tahun. terlalu lama? demikian juga pendidikan agama, selama 12 tahun sejak SD-SMA. apakah bisa pendidikan agama selesai di SMA. juga materi-materi keilmuan, apakah dapat selesai di SMA. 5. roadmapnya, 51. tidak ada pendidikan kejuruan di tingkat menengah, semua siswa memperoleh materi yang sama, isa saja kapasitasnya yang berbeda seperti yang terindikasikan dalam nilai tesnya, tidak masalah dan ini menjadi bakat dalam pendidikan tingginya, 52. penyusunan kembali kurikulum agar lebih efektif, boleh jadi seperti SKS, apa yang dipelajari tentang bahasa selama enam tahun, tentang agama selama 12 tahun, materi keilmuan selama 6 atau 9 tahun (mulai menempatkan siswa klas 4 SD), 53. model tes-tes kemampuan selesai pada SKS-nya, 54. tentu penyiapan guru yang kapabel, guru suntuk hanya menguasai dan mengajar ilmu yang ditekuni, dan guru tidak boleh mengerjakan tugas-tugas administratif. 6. selanjutnya, pendidikan tinggi hanya mengajarkan ilmu-ilmu yang ditawarkan, 61. karenanya pendidikan tinggi boleh mulai memberi pendidikan kejuruan, dan memang sesuai dengan watak ilmu pengetahuan itu sendiri. 62. pendidikan tinggipun bisa menata ulang kurikulumnya, bisa jadi durasinya akan berkurang, tetapi tidak menutup kemungkinan durasi tetap 4-5 tahun dengan menambahkan pendidikan-pendidikan keahlian. kiranyanya ini roadmap pengembangan sdm, berdebat tidak dosa, tetapi kebijakan tanpa kajian mendalam dapat menyebabkan dosa jariyah yang berkepanjangan. semoga.
Saya melihat di lingkungan sekitar saya, akhir-akhir ini banyak lulusan perguruan tinggi dengan nilai yang cukup tinggi (banyak yang lulus dengan IPK diatas 3), tetapi mereka terlihat tidak mempunyai kapasitas yang cukup baik untuk menghadapi persaingan dunia kerja.
Ini pengalaman saya bertahun-tahun yang lalu: Beberapa semester setelah saya mulai kuliah, pihak kampus mempermudah mahasiswa mendapatkan nilai. Tadinya nilai 75 mendapat nilai B, tapi kemudian nilai 75 mendapat B+. Nilai 79 dapat A-, padahal tadinya masih B. Dengan jalan ini, IP mahasiswa naik, padahal kualitasnya belum tentu membaik.
Dulu smp saya membuat rumus fisika tentang tekanan air sendiri n saya malah disalahkan😄disekolah itu kebanyakan yg pinter2 perempuan krn diajarkan itu menghafal bukan berfikir Yg dianggap pintar itu yg pandai menghafal bukan orang yg pandai berfikir,sampai sekarang sistemnya masih sama yg pandai menghafalah yg dianggap pintar padahal belum tentu bisa berfikir
Sy seorang anak smp disebuah kampung (pulang merantau)..kaget sekali, temanku tidak mengerjakan banyak tugas, namun agar nilainya rata kkm harus belikan guru pupuk/Sekam utk menggantinya ...dan sebentar lagi ujian sekolah..Soal US nya di bocorkan demi nilai siswa pada tinggi, UJIAN SEKOLAH CUMA 25 SOAL DAN ITU PUN PG.nilai siswa yg cerdas dan yg malas hampir sama.. temanku hanya masuk 6 hari dlm sebulan, namun nilai rapor 75...sy selalu mengerjakan tugas cuma 85 pdhl sy giat ke sekolah.. beberapa guru tidak kompeten dan jarang mengajar, sy selalu mencari sumber belajar lain spt, internet...malah sy lebih paham.. sy rasa sekolah sy adalah tempat carut marut karena tingkah para siswa siswi ..tetapi yaa mau gimana lagi..sy bertekad utk tetap semangat, tujuan sy sekolah bukan utk nilai tapi ladang pahala utk ortu sy yg sudah bersusah payah...
Jadi kita tau sekolah bukan untuk cari ilmu cuma belajar bersosial dengan tipe teman2 sekolah dan tipe orang dewasa yg dicontohkan guru. Sekolah juga tempat nanti kita kalau udah gede punya momen REUNI🤣
@@allmecats5460 Yaa saya pikir begitu...Sekolah sy ga begitu menekankan belajar..sy jadikan sekolah sy selama dikampung ini, ketemu beranekaragaman tipe manusia..kalau sekolah sy dlu sekolah unggulan...karakter siswa nya sama kek pendiem, nurut, dan cenderung diarahkan ke patuh dan hormat ke aturan dan guru.. sekolah sy dikampung ini, sy belajar tipe2 manusia yg sy temui..Ada yg suka melanggar aturan tapi dia melanggar aturan yang rasional utk di langgar..misalnya: gaboleh pake gelang, ga pake bedak..pokoknya bermacem2..tapi rata2 temen sy disekolah ini mental inferior.. bisanya nyalahin orang, keadaan, dan waktu.. ada temanku yg beranggapan sekolah ga penting, dia punya warisan..yaa namanya dikampung..sy juga ada warisan sawah dan ladang pas sy besar..tapi yaa, masa hidup kita dari generasi ke generasi gitu gitu muluu. guru mtk sy pernah bilang.."pola pikir petani sarjana sama yg tidak itu hasilnya beda." "sekolah ga menjamin kita sukses, apalagi kita ga sekolah" guru mtk sy juga pernah jujur wkwkw katanya "sekolah tempat ambil ijazah ajaa" wkwkw.."sebenernya gapapa ga sekolah kalau kamu anak orang kaya yang kekayaannya ga abis 7 keturunan" best banget guru mtk ku disini..sumpah jadi semangat belajar mtk wkwk
Bahkan ada satu sekolah di sebuah kabupaten; ketika ada acara beliau berkata, di seluruh provinsi ini tidak ada yang menerima disabilitas kecuali kami. Disabilitas aja di kapitalisasi demi kepopuleran sekolah pak guru
SD SMP SMK sering rangking 1. Tapi nyatanya apa dul. Rangking 1 di sekolah gak menjamin siap berprestasi ditempat kerja. Ternyata ditempat kerja cuma butuh orang pinter bergaul, pinter bergurau, pinter ngambil hati senior. Nilai tinggi yang menggambarkan ilmu tertulis kalah dengan Nilai tinggi tidak tertulis yang menggambarkan kemampuan komunikasi, presentasi & hubungan sosial. Jangan terjebak dengan pernyataan saya diatas. Kalo maunya jadi santai aja atau gak mau terlalu pinter atau nakal atau gak beretika di sekolah. Nanti pas masuk dunia kerja juga kena karmanya. Sering telat masuk kerja, berani kepada atasan, kerjanya lemot, ceroboh, terjerumus ke hal2 yg merugikan di luar kerja sehingga banyak absen, jadi target utama phk, sering dipindah2 bagian karena gak ada atasan yang mau nerima, banyak utang karena gak bisa mengatur keuangan dari gaji dll. Ini seputar dunia kerja di pabrik ya pasca sekolah selama saya jadi karyawan pabrik hampir 13 tahun di 7 perusahaan berbeda.Yang lain kurang paham.
13:43-14:40 betul banget pa guru,saya bersekolah di salah satu sekolah SMA negeri di perkotaan yang katanya itu adalah sekolah favorit.Namun kata "sekolah favorit" hanyalah sebuah kata,berikut saya sampaikan alasannya: 1.Di sekolah tersebut masih banyak yang pergi nongkrong + merokok menggunakan seragam sekolah yang menurut saya itu dapat menurunkan citra sekolah itu sendiri 2.Pemisahan kelas untuk orang pintar dan tidak pintar,di sekolah saya terdapat yang namanya kelas unggulan dan saya termasuk ke dalam kelas itu.Saya merasa adanya ketidakadilan,karena kelas saya ini diisi oleh orang2 berprestasi dan berbakat,tiap lomba pasti muridnya dari kelas unggulan itu dan selalu dipilih oleh sekolah untuk mengisi kegiatan2 baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah ditambah lagi kelas saya sering dikunjungi oleh kepala sekolah, sementara kelas yang bukan kelas unggulan tidak seperti itu,dari sini saya merasa adanya ketidakadilan sekolah dan 3.Saya kira guru yang di sekolah favorit ini gurunya lebih bagus ternyata biasa2 aja dan lebih sering bolos dari jam mengajar di kelas Tentunya saya yang pertama kali masuk ke sekolah negeri juga merasa kaget karena saya SD dan SMP bersekolah di swasta dan saya berpikir tampaknya swasta lebih baik karena setiap murid di perlakukan dengan sama,guru yang lebih dekat dengan muridnya,tidak ada pemisahan antara yang bodoh dengan yang pintar dan memberikan nilai yang murni dan jujur (menurut pengalaman saya di sekolah swasta)
Saya dulu juga gitu, waktu masih di MTs itu kan sekolahnya termasuk yg favorit (karena bisa bersaing dengan SMP berstandar nasional di kota saya). Ada juga yg namanya kelas unggulan, nah setelah kira2 setahun ada guru yg curhat ke kelas ku, dia bilang "ibu nggak suka ngajar di kelas (unggulan) itu, anak2nya pada kurang adab, guru menjelaskan malah pada ngobrol". Yah kalo gitu mah nggak ada bedanya ama kelas lain yg "tidak unggulan", hanya berlabel pintar tapi kurang beradab
@@skytrooperss892 yang lebih parah lagi,di SMA saya tidak ada bahkan jarang adanya diskusi atau hubungan antara guru dan orang tua bahkan wali kelas saya sendiri tidak mau bikin grup orang tua padahal orang tua juga berperan penting di sana apalagi seusia anak SMA yang pergaulannya bermacam macam
Jaman2 dulu mahasiswa itu bukan buat ijazah nya aja, tapi buat intelektualitas. Karna ada kebutuhan dan urgensi. Dulu mahasiswa neliti bener2 tentang suatu hal, jadilah banyak inovasi. Atau mahasiswa jaman pra kemerdekaan indo dan pra reformasi juga ada urgensi intelektualitas buat dudukin bangku politik. Skrg jaman udah berubah, mahasiswa udah gak ada urgensi lg. Mindset nya yg penting lulus dpt ijazah, lalu kerja aja
Teman teman saya ambil jurusan IT, rata rata pengen jadi PNS setelah lulus. Sampai sampai kebanyakan pada gak tau kalau ada perusahaan yang bernama TSMC 🤣
Saya salah satu pengajar bimbel dan merasa bimbel sekarang jadi penyelamat untuk konsep-konsep yang seharusnya siswa dapatkan tetapi justru terlewat begitu saja di sekolah. Contoh nyata, saya mengajarkan konsep tentang fotosintesis, yang salah satu bahannya adalah H2O beberapa waktu lalu. Ternyata sekelas yang isinya kurang lebih 13 orang tidak mengerti apa itu H2O, padahal sdh di kelas 9. Di zaman saya SD, H2O itu sdh diajarkan merupakan senyawa dari Air dan itu sebenarnya sudah menjadi istilah umum, apalagi saat ini. Setelah sy gali, kenapa kok gak tau H2O itu air? mereka kompak mengatakan, kadang disekolah penguatan konsep itu jarang dilakukan guru, kebanyakan hanya diskusi. Pola belajarnya Guru masuk - memberi arahan untuk diskusi - siswa diskusi dan presentasi (90%) - waktu selesai. Penguatan materi sangat minim, sehingga konsep-konsep penting yang dibutuhkan siswa dari guru tidak terjadi dengan dalih student center.
ekonomi lemah = pendidikan buruk = ekonomi lemah = pemerintah tidak paham implementasi sistem pendidikan dan sangat gemar merundung individu yang cerdas dan membebani inovasi dan sangat gemar korupsi atau mencuri ide, dan ini akan terus berlanjut sampai semua orang di pemerintahan diganti sama orang orang yang betul betul baru bukan menjabat hasil dari penyuapan, kecurangan atau kolusi dan nepotisme. terlalu banyak lembaga yang mengedepankan orang yang punya uang pelicin bukan orang yang punya integritas dan kualitas.
Saya sebagai mahasiswa akhir merasakan hal yang sama bahwa rendahnya tingkat intelektualitas saya disebabkan oleh kesalahan dalam sistem pendidikan secara kontinyu dari tingkat TK sampai SMA. Sampai sekarang saya masih merasa dilema. Di satu sisi saya dituntut untuk segera menyelesaikan skripsi tapi di sisi lain saya merasa bahwa saya belum layak untuk mengabdi kepada masyarakat dengan keterbatasan ilmu pengetahuan yang saya dapatkan selama ini 😢
Setuju, anak saya, ketika lulus sarjana malah bilang ke univnya terima kasih krn saya nggak merasa dapat apa apa dan nggak ngerti apapun, ipk 3,75.akhirnya lanjut S2 di ptn.
Untuk mendapatkan IPK Cumlaude th 2002 itu susah sekali. Harus benar2 belajar giat dan mengerti apa yg dipelajari. Berkat belajar yg giat saya 2x dpt beasiswa ke Jerman dan IPK cumlaude. Sekarang meniti karir di Jerman sejak 20 tahun 😊
Kalo boleh jujur, saya merasa potensi saya tidak optimal terasah di sekolah. Saya menyukai sains teknologi dan komputer, namun saat masuk smk, saya di tolak masuk jurusan teknik komputer , ntah gk tau karena apa, ntah apa standar tolak ukurnya, hingga mental saya terganggu seakan mimpi saya buyar seketika.
Nahh itu namanya Inflasi Nilai pak,Hukum suply and demand, Kan di dunia pekerja demandnya butuhnya IPK di atas 3 klo dulu gk nggak jadi banyak yg produksi dulu IPK 3,5 ... Jadinya 2,9 itu inflasi ke 3,5 ... Itu bukan karena murid pak emang kapitalisme gitu toh dosen2 juga mau enak doang kan, Noh gwe mau nyari informasi ke dosen suruh bayar, kurang kapitalis apa coba
Saya kuliah S1 di Jerman om, dan disini mw lulus tepat waktu aja berat (termasuk org jermannya sendiri), sistem pendidikannya ketat, mw dapet nilai bagus harus mati2an, kadang di beberapa modul bisa lulus aja udh sujud syukur 🤣. Sangat jarang sekali ada nilai2 tambahan untuk lulus suatu mata kuliah, untuk 1 mata kuliah ujiannya hanya 1 kali, dan nilainya ini menentukan lulus atau tidak, gk ada tambahan nilai lain yg membuat nilainya naik dan jadi lulus🤣. Jadi harus sangat2 menguasai seluruh materinya. Makannya kadang saya heran di indonesia ko kayaknya banyak org lulus tepat waktu dan sampe cumlaude2
ya mau gimana lagi, apa2 skrg butuh duit. bayar kuliah mahal jadi sayang kalo kuliah lama2, jadinya semua pada pragmatis, kuliah supaya gampang cari kerja.
Pas UNAS SMA dulu temen saya ada yg ngejual kunci jawaban ke masing2 kelas. 1 carik kertas 10 ribu. Tapi saya tolak, karena pingin tahu kemampuan saya sampai mana. Hasilnya ya gitu. Jelek nilai UNAS. Tapi masih bisa lanjut kuliah coz Allah SWT mendengarkan hambanya ini di tes SBMPTN. Alhamdullilah...
Saya anak 90an bersekolah thn 2000an ya membenarkan Bahkan d sekolah kita d ajarkan utk KKN.. Ketika hasil ulangan salah satu mata pelajaran jelek bkn remedial yg kita dpt utk perbaikan nilai.. Tp justru kita d suruh utk suap kpd guru yg mata pelajarannnya jelek, suap bisa berupa 2 bungkus rokok atw bahkan satu pot bunga utk hiasan d rmh sang guru.. Bodohnya saya baru ngeuh skrg stlh puluhan thn lulus dr sekolah..
Aku pernah dijanjikan bisa sekolah di sekolahan kelas International dan memang iya! ... mereka merekayasa nilai kami, padahal sekolahku terakreditasi B (tanpa pagar, toilet bolong, asbes rontok) siswanya geng semua. Aku inget dulu ke sekolahan gak bawa buku LKS dll. Cuma bawa 1 buku tulis kosong tiap masuk. Sering mbobol pelajaran yang gak ku suka. Gak perapian. . . Eh diterima di sekolah Favorit karena nilai. Walaupun semenjak saat itu sekolah favorite mulai memperketat karena banyak siswa-siswa kami yang dibawah rata-rata bahkan temenku gak lancar baca pun masuk SMK Negeri pokoknya kocak dah ngomongin rekayasa nilai ini
ya karena siswa dikasih nilai bagus + sekolah butuh akreditasi juga + gempuran jaman juga. ngerasain ini saat smp, sekitar 2011an dimana untuk kkm nilainya dinaikkan, waktu itu byk yg mikir bakal susah, eh nyatanya malah nilai nyarinya gampang buat naek dan itu berlangsung sampe sma. hingga mandek saat kuliah sih, nah ini tergantung kampusnya jg sih. dulu kuliah di vokasi teknik, dimana dosennya ikut gaya lama. dimana nyari nilai sulit sekali, sehingga dalam lingkungan kampus bisa dihitung jari hal hal mahasiswa bermasalah, krn pada sibuk buat ngembangin diri. kaget juga saat ngerti ternyata kampus lain masih gampang banget buat nyari nilai. mungkin hal inilah yg jd kualitas anak Indonesia menurun
Pendidikan harus di sesuaikan dengan kultur dan budaya bangsa Indonesia dari segi kognitif, afektif,fisyikotor. Kemudian aturan yang yg berubah ubah sehingga menjadi tidak fokus pada tujuan semistinya
11:25 waktu smp pernah berfikir seperti ini "kenapa harus memakai rumus yang sama untuk menghasilkan jawaban yang sama (dengan rumus yang dibikin dengan teori sendiri)? toh jawabannya juga sama. padahal klo ngikut olimpiade science yang dibutuhkan itu menjawab dengan cepat bukan menggunakan rumus dengan tepat."
ya begitulah. Orang sekolah cuma untuk cari nilai, bukan jadi pandai, makanya nilai dikatrol dengan uang. Orang bekerja cuma untuk cari uang, bukan jadi produktif, makanya banyak karyawan bengang-bengong aja yang penting akhir bulan gajian. Orang beragama untuk cari pahala, bukan untuk menyebar kebaikan, makanya banyak orang ibadah padahal tetangga kena musibah tidak dibantu. Nonton video Guru Gembul jadi banyak refleksi nih..
Yah kalo di sini guru menegakan disiplin motong rambut ajah besoknya tuh guru masuk penjara.. ( cdk ajah google beritanya)..padahal sekolah ada aturan yg jelas Siswa ga pernah masuk tapi wajib lulus.. kalo ga lulus dinas dan orang tua murid ngamik dan gurunya di pecat.. nilai siswa harus tinggi.. Kalo nilai rapot ajah udah ga ada yang jujur apa yang anda harapkan dari pendidikan indonesia??😂😂😂
dulu pas kuliah pnya temen dia pinter bgt dan baik jg dan yg pling gw suka dia hobi bgt bertanya secara kritis bkan cman sama temen tp jg sama dosen ampe ketar ketir semua org tiap dia nanya. malah pernah dosen terang2an nyindir dia pas nanya kata dosen nya dia ini kyaknya suka menjatuhkan org lewat bertanya dan yg luar biasa nya temen2 sekelas mlah mendukung dosen nya. gw sebenarnya suka tiap dia nanya karna emg sesuai ama praktek bkan cman teori tok. mau membela tp gw jg sering di bully gara2 sering telat bayar spp/uang praktek/ujian endingnya mungkin karna udh kena mental gara2 di bully dosen pas semester 5 dia DO dan memutuskan WFH. skarang gw masih rajin nongkrong sambil liatin dia kerja sambil dlam hati nyesal karna gw dlu jg wfh gara2 di bully kluarga malah berhenti😢
Bener banget, banyak yang tujuannya pamer. Orang kreatif yang payah dalam menghafal biasanya akan dipulaukan (diasingkan, diabaikan potensinya) karena sulit dipamerkan. Orang yang mudah menghafal meskipun cetek secara pemahaman nah ini yang akan diunggulkan karena mudah untuk dipamerkan. Dan mirisnya lagi banyak guru yang malah gagal mendidik anaknya sendiri, nanti untuk menutupi kegagalannya malah nganggap oh iya anak saya mah memang rada beda 😂 jadi tuh sebenernya jadi guru itu kasian banget kebanyakan melakukan formalitas sampai kehilangan banyak kesempatan untuk mengenali manusia secara utuh 😢 tentu bukan semua guru ya, ini saya bicara dari kisah guru yang ambisius jadi pns karena ingin memenuhi impian ortu nya, segala macam formaluts dilakukan demi mengejar jabatan pns, sampai anak sendiri sanggup diterlantarkan, alhasil beliau banyak kehilangan kesempatan untuk mengenali dirinya sendiri secara utuh. Sebenernya kasian sih, tapi agak nyebelin kenapa masih ada guru yang seperti itu, mungkinkah kah itu karma atau adzab karena menjadikan pendidikan sebagai lahan bisnis 🤔 Tapi kalau masalah guru matematika yang memaksa menghafal rumus kayaknya tidak semua seperti itu, ada juga yang gurunya membuka dialog lalu dikasih tau kelemahan dari rumus muridnya misalnya rumus si murid bisa untuk menyelesaikan soal a b c tapi tidak bisa menyelesaikan soal d, nah di situlah guru mulai meminta murid menghafal rumus yang guru berikan karena ada alasannya, karena rumus buatan muridnya cuma bisa dipakai menyelesaikan soal a sampai c, ternyata rumusnya punya kelemahan, jadi tetap pada akhirnya akan membutuhkan rumus buatan guru, jadi ada proses dialog di situ.Thanks! Oh iya kisah saya jangan ditelan bulat-bulat tidak usah terlalu dipercaya apalagi kalau terkesan negatif, belajarlah memiliki sudut pandang kalian sendiri, percayailah pengamatan kalian sendiri melebihi apa yang cuma katanya. Semoga kalian menjadi pengamat handal bukan sebatas mengikuti persepsiku, namun semoga kalian mampu memandang dari sudut yang lebih luas. Aamiin.
Saya dipermalukan dosen saya sendiri pas dia bacakan nilai UTS di depan kls padahal itu hasil buah pikirku sendiri setidaknya saya bangga karna saya buat itu sendiri dari pada NgeJoki.
Apa yg bs d harapkan dr Sistem n para Penyelenggara yg buruk, lumrah donk klo hasilnya jd lbh buruk jd bkn salah para pelajar tp salah yg buat materi pelajaran n sistem pendidiknnya... Hanya orang2 bodoh yg cuma mengandalkan Pendidikan Formal untuk hidup lbh baik.
Semoga pak guru bisa menjadi bagian dari pemerintah, sehingga bapak memiliki akses dalam mengubah masa depan bangsa kita. Dan juga doakan saya agar dimasa depan nanti bisa menjadi orang hebat seperti anda.
Di kasus saya sendiri yg lulus 2 tahun lalu hal seperti ini memang benar terjadi yang ironis adalah dengan guru menaikkan nilai-nilai murid yang rendah tadi justru dimanfaatkan oleh para murid tersebut untuk malas belajar karena tau nilainya akan dinaikkan sementara dari pihak pengajar juga sedikit bermasalah menurut saya karena hal hal yang diajarkan kurang relevan dengan kebutuhan kebutuhan ilmu pengetahuan zaman sekarang smh😿
Pendidikan sekolah di Indonesia ini salah arah.. akibatnya merusak pendidikan itu sendiri & juga siswa.. semoga kepentingan2 yang tidak penting untuk mencerdaskan manusia segera sirna & berganti menjadi pendidikan yang mengembangkan manusia sesuai potensi dirinya..
PKN = suruh hafal undang2 Agama = suruh hafal nama2 malaikat Matematika = suruh hafal rumus2 Bahasa Indonesia = suruh hafal kata per kata Bahasa inggris = suruh hafal vocab TIK = suruh hafal nama2 hardware IPS = Suruh hafal nama2 pahlawan LULUSANNYA = NGANGGUR 😂
kalo jaman taun 2000an, mahasiswa bisa bayar joki dan research seadanya dari google. jaman skrng dgn adanya ChatGPT dan AI, research mahasiswa akan jauh lebih mudah lagi.
Assalamualaikum Yg harus diubah dalam dunia pendidikan dari teori ke model praktek nyata agar semua lulusan mempunyai kemampuan dan keterampilan yg di miliki oleh setiap individu
Saya tuh orang jakarta Tapi selalu miris sama anak2 kecil disini Anak usia 3, 4 , 5 dan 6 Cara bicaranya itu udah kotor Dan tidak ditegur sama ortunya Misal: Nggak gitu ngentod , centod Bangke lu Anjing lu Ngehe lu Apa lg kalo pagi d jalan masuk ke rmh saya Jam 7 itu udh ngumpul mabar game Sore juga mabar Malemnya jg aduh.. Gw jg tu sering jumpai bocil2 TK Maenanya itu bercandaan tp tawur2an Dari kcil sumber ilmunya itu nggk ada Trs gedenya gimana Indonesia emas kyaknya susah klo lht bbitnya kya gni
Indonesia bisa aja jadi emas,tapi mungkin bukan 2045😂😂😂.bisa lebih cepat atau bisa 100 tahun lagi mungkin dari sekarang.para pemimpin yang baik lah yang mampu mempercepat atau memperlambat kemajuan di bidang pendidikan ❤❤❤
Semua hal yang buruk terbesarnya ada di Indonesia misalnya Judi, tawuran, korupsi, maling, narkoboy, dll. Mirisnya pemerintah menutup²i itu dengan narasi Indonesia emas tahun 2045, menurut saya tahun 2045 nanti bukan Indonesia emas tapi krisis dan kehancuran. Semoga tidak terjadi
Saya banget ini ahahaha.. saya bikin channel di Tiktok tips mengerjakan soal TIU dengan logika. Orang yang datang protes karena katanya rumit, lebih gampang pake rumus.. padahal bukan itu intinya.. intinya mengerti soalnya untuk cari jawaban. Bukan langsung di tempeleng pake rumus. Kasihan dong yang gak hafal rumus terus ujian cuma bisa bengong. Padahal kalau mau pake logika dan mikir soalnya bisa dianalogikan, jawabannya sama aja 😂
Hal yang pak guru sampaikan itu terjadi karena sistem pendidikan yang tidak benar. herannya kenapa pemerintahan kita tidak mau jujur, atau memperlakukan sistem yang benar padahal kalau pemerintah ingin belajar , kita bisa studi banding, merivisi dll .tapi nihil kenyataannya seperti benar' dibuat agar tidak maju ataupun berkembang. Padahal pendidikan adalah salah satu elemen dasar suatu negara untuk bisa terus ada(my opini)
Jaman sekarang malah guru yg di bully siswa dn orang tua murid Harusnya nilai rapot di tulis apa adanya.. guru jangan di tekan ngasih nilai.. Harus ada aturan nilai rapot wajib jujur walau nilai asli mereka 20-30 ajah.. Nanti nilai itu akan memotivasi siswa biar belajar.sekarang siswa ga pernah masuk ajah pasti lulus kok.. makanya ga heran banyak siswa ga kenal sama gurunya. Jangan paksa guru memberikan nilai bagus. Kalo ga bagus di intimidasi.. Hentikan kekerasan dan ancaman ke guru kaya sekarang
@rizkycasssnova3302banyak orang Indonesia yang mengalami Dunning Kruger effect yaitu merasa paling tahu saat pertama kali belajar, tapi parahnya sifat tersebut gak pernah hilang + gak ada perkembangan terkait ilmu yang dipelajari 😂
😅Dulu guru bebas isi rapot anak.. Sekarang anak yg ga pernah masuk pun harus 80-90..😂 Guru pasti di tekan biar ngasih nilai tinggi kalo ga yah orang tua murid marah2 dan dinasnya marah2 😂😂 Ga naikin anak malah gurunya dipecat 😢
Jaman sekarang malah guru yg di bully siswa dn orang tua murid Harusnya nilai rapot di tulis apa adanya.. guru jangan di tekan ngasih nilai.. Harus ada aturan nilai rapot wajib jujur walau nilai asli mereka 20-30 ajah.. Nanti nilai itu akan memotivasi siswa biar belajar.sekarang siswa ga pernah masuk ajah pasti lulus kok.. makanya ga heran banyak siswa ga kenal sama gurunya. Jangan paksa guru memberikan nilai bagus. Kalo ga bagus di intimidasi.. Hentikan kekerasan dan ancaman ke guru kaya sekarang
Penyesalanku hari ini, udah tau guru gembul dari lama tapi ga coba liat kontennya di channel yt. Ini ga sengaja liat karena autoplay. Kenapa ga dari dulu nyoba buat liat kontenny guru gembul, banyak banget informasi dan edukasi yang dikasih di channel ini :(
Alhamdulillah ada yg mnyuarakan. Makasih banyak Guru Gembul, saya coba share ini di group saya biar generasi" kuliah ini tidak bodoh slamanya. Bukan hanya dosen yg mmbodohi mahasiswa akan ttapi mahasiswa juga seneng di bodohi 🤦♂️🤦♂️🤦♂️
Saya dulu sekolah dapet apa ya, Soalnya 12 tahun saya sekolah itu sama sekali tidak diajarkan Critical Thinking, apalagi Berfikir Logis, Pokoknya kalo ada guru masuk Ngejelasin dikit abis itu ngasih soal, terus pulang, Nah yang jadi permasalahannya, Saat guru menjelaskan Pelajaran itu, Saya sama sekali tidak berminat, karena dulu saya tidak tau kalo saya mempelajari itu, apa guna nya buat saya, Misal pelajaran IPA, apa guna nya bagi saya jika yang saya minati adalah Psikologi, Pelajaran IPS juga gak diajarin Social Skill itu gimana, Padahal Kepanjangan dari IPS itu (Ilmu pengetahuan sosial) Pengetahuan sosial dari mana? Cara Membangun Relasi aja gk diajarin, Cara Social Skill juga gak dikasih tau, Apa Manfaat dari pengetahuan Sosial aja dulu saya gak ngerti, Ngapain saya belajar... Setelah 1 tahun saya lulus saya ada Kesadaran Mempelajari Pengetahuan yang saya Butuhkan Lewat Konten², Buku, Chat GPT dan Pengalaman, Hasil dari 1 tahun yang saya pelajari sendiri itu malah lebih baik, Daripada 12 Tahun saya di sekolah
Yah kalo di sini guru menegakan disiplin motong rambut ajah besoknya tuh guru masuk penjara.. ( cdk ajah google beritanya)..padahal sekolah ada aturan yg jelas Siswa ga pernah masuk tapi wajib lulus.. kalo ga lulus dinas dan orang tua murid ngamik dan gurunya di pecat.. nilai siswa harus tinggi.. Kalo nilai rapot ajah udah ga ada yang jujur apa yang anda harapkan dari pendidikan indonesia??😂 Murid nakal, ga masuk, dan bodoh nilainya pasti bagus . Kalo ga bagus gurunya di pecat 😂
3 tahun selama SMA jaga prestasi biar nilai stabil sampe lulus demi kejar masuk univ jalur prestasi. Pupus harapanku, begitu diminta "pihak sekolah" untuk membuatkan kunci jawaban yg harus disebar ke seluruh kelas selama try out sampe ujian final. Akhirnya, nilaiku sama dg banyaaaaakkkk siswa lain karna mayoritas jawaban mereka AKU YG NGERJAIN SENDIRI!!!! Pengalaman tahun 2009... Kenangan yg bikin aku down males belajar...
Kacau juga bangsa kita ini
Sekarang masuk sekolah favorit ga perlu pinter cukup deket rumah..
Mau kaya ga perlu usaha cukup jadi kang parkir liar..
Mau ijazah ga perlu susah2.. Ga masuk2 pun tetep lulus..
Mau tabrak aturan sekolah pun aman asal ada bekingan orang tua 🤗
Itulah Indonesia
Parah sih bang pihak sekolah kalau sampai kaya gitu
infokan nama sekolah biar gw bom review jelek di GMAPS
Terpaksa sih kalo sampe nilai kecil bakal di tanyain dinas.. Sekarang anak smp dan sma ajah banyak bgt yg blom bisa baca..
Karena semua harus naik dan lulus😢😢
Kita sekolah untuk dapat ilmu❌
Kita sekolah untuk dapat nilai✔️
Karena apa2 pake statistik (angka), udah gitu statistik (angka) biar bagus dinaikan aja angka nya, bukan kualitas nya, double kill 😅
Di daerahku mlah ada,siswa sma tdk masuk sekolah tpi kerja ke klimantan.bgtu lulusan dia minta ijazah untuk mlamar kerja di tambang.
Njir diketawain jin pohon beringin 😂
Nilai gede tapi ga bisa baca/ga lancar baca.. Ngitung juga lemot 😵
Tambah lagi attitudenya 0
10:29 💯
Pernah gak dimusuhi orang-orang hanya karena ga mau bagi jawaban? atau karena kita dapet nilai bagus sedangkan yang lain engga? Unik emang Indonesia.
Kalo kakak gk ngasih sama sekali ya wajar lah 😆 mending kasih aja istilahnya dari 10 soal 3 atau 4 soal. Biar mereka berhutang ama kita 😈
Disinilah awal dari ketika ditanya jawabnya
"YO GAK TAHU KOK NANYA SAYA"
Pernah banget. Bahkan saya kepaksa sih ngasih
Aneh sekali tapi faktanya seperti itu😂
emang boleh seterang ini😂
Saat un boleh nyontek "tapi jangan berisik" disitulah guru dicap baik oleh siswanya🗿
Kalo dulu guru kayak gini yg dioandang sebelah mata, krn ketika buka buku gak ada satupun halaman yang bisa jadi acuan, alias percuma buka buku wkwkwkwk
bukannya diwajibkan nyontek oleh guru 😂, dicap baik oleh siswa yang males belajar dicap buruk oleh yang sering belajar karna merugikan dirinya.
Pendahuluan
1. Kualitas mahasiswa sekarang tidak lebih baik dari mahasiswa dari 10 atau 20 tahun yang lalu
2. Secara organisatoris atau akademis, isu yang dikemukakan oleh mahasiswa sekarang tidak menggigit (tidak berkualitas)
Pembahasan
1. Hasil survei dari PISA (2000-an) menyatakan bahwa penyelenggara pendidikan di Indonesia adalah salah satu yang terburuk di dunia
--- 1.1 Indikasi: skor matematika rendah, skor sains rendah, kesadaran dalam membaca rendah
--- 1.2 Saran: Perlu memperhatikan pendidikan
2. Pemerintah Indonesia (2000-an) mengubah sistem pendidikan dan melakukan katrol atau obral nilai dalam pendidikan
--- 2.1 Bukti 1: Siswa yang hasil ujian harian rendah, tugas harian rendah, ujian akhir rendah mendapat nilai yang tinggi atau setara dengan siswa yang hasil dari ujian-ujian tersebut tinggi (range nilai sedikit)
--- 2.2 Bukti 2: KKM ditinggikan yang diharapakan dapat meningkatkan hasil survei internasional
--- 2.3 Bukti 3: Nilai UN (tahun?) di seluruh bagian Indonesia sama (tidak jauh berbeda)
3. Mahasiswa sekarang (2023) 63% dari total mahasiswa di Indonesia mendapatkan cumlaude yang sebenarnya untuk mendapatkan nilai 3.50 adalah hal yang sangat sulit
--- 3.1 Hal yang terjadi pada mahasiswa sekarang (tahun?): Tidak bisa presentasi
4. Universitas di Indonesia berlomba-lomba untuk mendapatkan akreditasi A dengan salah satu caranya adalah menghasilkan mahasiswa yang cumlaude
5. Fakta sekolah sekarang (tahun?)
--- 5.1 Belajar matematika dilakukan dengan menghafal
--- 5.2 Siswa yang menemukan cara mereka sendiri dalam menyelesaikan ujian matematika dianggap salah
--- 5.3 Bimbinngan belajar mengajarkan cara cepat untuk menyelesaikan ujian matematika
--- 5.4 Eksploitasi siswa berprestasi dimana piala yang dihasilkan oleh siswa dipajang di sekolah
6. Kinerja PNS
--- 6.1 Indikator kinerja yang baik bagi PNS yaitu penyerapan anggaran
Rangkuman Eps. 736
Channel: guru gembul
Mohon maaf jika ada kalimat yang salah. Saran dan kritik untuk rangkuman ini diharapkan menjadi hal yang membangun. Terima kasih
waduh. kalau lebih awal komennya pasti banyak yg berterimakasih
keren bang, poin2nya sesuai
👍👍
Harus selalu ini dibuatkan rangkuman, agar bisa jadi thesis 😅
Artinya @@gurugembulperlu menghubungi ybs setiap posting. 😂, agar dibantu segera dibuatkan rangkuman.
relate sekali,
sy kuliah online,
menurut sy konyol, ada moment ketika kita dituntut untuk melakukan diskusi tetapi isinya bukan diskusi, tanggapannya berisi penjelasan yg ada pada buku,
dan ketika pakai pemikiran sendiri, nilainya rendah,
Entah kenapa negara kita itu sangat suka dengan doktrin.
Berpikir kritis dilarang, berpendapat yang konstruktif dilarang, ini itu dilarang. Emang selain untuk melindungi pemerintah yang korup apa lagi sih manfaatnya doktrin ?
Ciri-ciri masyarakat yang Religius memang seperti itu, senang di doktrin, karena malas untuk menganalisa secara logis, dan kreatif, perdebatan sedapat mungkin dihindari... oleh karena itu masyarakatnya menjadi mudah untuk ditindas, mudah untuk menerima nasib, dan mudah menyerah.
Dulu guru bebas isi rapot anak..
Sekarang anak yg ga pernah masuk pun harus 80-90..😂
Guru pasti di tekan biar ngasih nilai tinggi kalo ga yah orang tua murid marah2 dan dinasnya marah2 😂😂
Ga naikin anak malah gurunya dipecat 😢😅😅
@@satrofajar serba salah jadinya..
Yah kalo di sini guru menegakan disiplin motong rambut ajah besoknya tuh guru masuk penjara.. ( cdk ajah google beritanya)..padahal sekolah ada aturan yg jelas
Siswa ga pernah masuk tapi wajib lulus.. kalo ga lulus dinas dan orang tua murid ngamik dan gurunya di pecat.. nilai siswa harus tinggi..
Kalo nilai rapot ajah udah ga ada yang jujur apa yang anda harapkan dari pendidikan indonesia??😂😅
@@doomolit hmm.. sepertinya memang ada kaitannya dengan resource curse ya ?
Negara yang SDA nya kaya membuat masyarakatnya jadi malas mikir.
Pernah dengar
Tidak boleh ada demokrasi dalam militer.
Dan tidak boleh ada otoritarian dan feodalisme dalam pendidikan.
1. Bayangin kalau dalam militer semua orang memiliki pendapat yang sama kuat , yang ada perangnya gak mulai-mulai, atau udah mati duluan diserang musuh.
2. Dan bayangkan jika para mahasiswa dituntut memiliki pemikiran yang sama , dan cara yang sama dalam menyelesaikan masalah. Yang ada tidak muncul inovasi ,pendidikan mandek, ilmu tidak berkembang karena harus berpatokan pada dosen.
Untuk poin pertama emang udah standar internasional, untuk poin kedua ga semua sekolah atau instansi menerapkan hal itu.
Orang tua banyak yg ga bertangungjawab ngasih anaknya main hp di rumah.. main game sampe overdosis.. nonton bf..
Ahlak jadi ga beres..
Di sekolah juga pada bolos .. ga sekolah main game..
Kalo ada apa2 yah salahin guru cuci tangan 😂..
Pendidikan iti masalahnya di berbagai bidang.. Dari ortu nya ngasih hp ke anak ga di awasin.. Dari pemerintah nya duitnya abis di korupsi sehingga alat2 sekolah ga ada gaji guru rendah.. Dari sekolahnya juga sistem nya kurang maksimal..😢
Oligarki membidangi sektor-sektor teknis, sedangkan demokrasi membidangi sektor-sektor kreatif
Ilmu dan teknologi di indonesia mandek, tapi ilmu wikwik gk mandek wkwkwk
Pengalaman saya semasa dulu kuliah terutama saat masa covid, yang dialami oleh rata - rata mahasiswa adalah pintar tidak perlu; paham tidak perlu; yang penting nilai bagus.
Cukup kerjain tugasnya, contek saat ujian, chat gpt kalo disuruh buat jurnal/artikel, nyalin tugas punya temen, atau joki ke orang lain, absen di zoom/google meet bilangnya hadir padahal offcam dan mungkin saja lagi main entah kemana tapi nilainya bagus, ipknya tinggi.
Yang dicari oleh mereka adalah nilai, selebrasi, dan bukan pemahaman. Jadi begitu ketika masuk lagi kuliah offline mereka lebih cenderung gapaham apa2 dan fokus hanya untuk lulus dan nerima ijazah. Seolah - olah membayar ukt bukan untuk membayar pengetahuan yang kita peroleh dari dosen atau pengalaman yang kita peroleh selama di kampus melainkan hanya sebatas membayar fasilitas kampus yang padahal tidak semuanya bisa mahasiswa nikmati.
Entahlah, saya merasa pendidikan waktu saya dulu SMP dan SMA jauh lebih baik drpd waktu dulu saya kuliah terlepas dari adanya jaman covid; karena pada waktu itu semua orang berlomba untuk masuk ke jenjang selanjutnya. Sedangkan saat kuliah, meskipun jenjang selanjutnya adalah melanjutkan pendidikan atau bekerja sekalipun rata - rata hanya sebatas pasrah dan mengandalkan datangnya sebuah keajaiban.
pas saya juga merasa pendidikan smk jauh sekali lebih bagus ketimbang pas kuliah
Beda zaman kak, kita yg SMP th 2000 s.d 2015 masih belum merasa apa yang dirasakan kk. sy juga merasa bgt kok cuma masuknya pengaruh dan budaya gaptek + pacaran lah yg membedakan kenapa kita merasa Zaman SMP lebih berarti dari pada zaman SMA dan Kuliah yang serba gengsi dan gaptek
Akar daripada itu ya ortu yg seringkali merendahkan kemampuan/upaya anak, akhirnya tertekan
Tapi menurut saya kalau tertekan ya gapapa, karena kalau kita tertekan akan ada rasa urgensi dan keinginan untuk survive gitu lho.
Tapiii nah tapi tertekannya harus dibarengi dengan hadiah kaya sticks and carrot kan ~
Nah itu aja sih, ada yg ingin ditambahkan silahkan ~
Edit: kata "okey" di akhir paragraf 2 dihapus
Ortu ngasih gadget.. Di biarkan main mobile legend.. Nonton bf..
Kalo ada apa2 yah tinggal maki2 gurunya 😂😂
@@satrofajar ortu sudah sebaik mgkin utk anaknya tp kembali lagi ke ilmu parenting ortu yg terbatas,
@@satrofajar salah respon kah bang atau gmna nih maksudnya?
@@arthalucida yah cek ajah ortu pada ngasih gadget tanpa di awasi..
Anaknya jadi kecanduan game online.. Malas belajar bahkan suka bf.. Dimana2 banyak kaya gitu
Saat saya SD di bawah tahun 81 an, saya berfikir orang2 indonesia yg beradab rendah spt buang sampah ke sungai dan ke jalan, kencing di setiap tempat, berak di sungai, ngebut dan ugal2an di jalan, kriminal dll adalah krn bangsa ini masih banyak yg rendah pendidikannya. Saya berfikir mungkin di masa depan 10 sd 20 tahun lagi kondisinya akan berubah krn pemerintah berhasil menciptakan generasi terdidik.
Sekarang, setelah 40 tahun lebih, setelah wajib belajar 9 tahun, setelah ribuan sarjana dilahirkan dari berbagai perguruan tinggi setiap tahun, kondisinya ternyata masih sama saja..
karna indonesia terlalu damai, ngga ada yg ngasih tau kalo itu salah, ngga ada hukuman yg ketika berbuat salah akan mengakibatkan efek ke pelaku, jadi begara ini akan hancur dengan sendiri nya karna kebodohan
Ortu ngasih gadget.. Di biarkan main mobile legend.. Nonton bf..
Kalo ada apa2 yah tinggal maki2 gurunya 😂😂
Ada sih mas perubahan, tapi lambat
Udah lebih baik kok, berak kencing dah teratur, cuma ya kebobrokan beda level, zina anak SMP lebih gampang karena ada fasilitas Hp dlsb
@@slymetube setuju sih, bedanya klo jaman dulu orang masih gaptek, sekarang sdh canggih tapi sama aja sikap dan akhlak ga berubah
Indonesia butuh guru gembul, pemikirannya sangat netral dan logis, & TDK takut menyampaikan kebenaran..👍👍🙏
Mengapa tidak anda juga yang menyebarkan kebenaran tersebut? Hanya bisa mengharapkan orang lain, padahal diri sendiri bisa melakukan itu
Para guru pada diam gak berani komen, murid sudah pada ekspose komen
@@salmanalfarizi8586tingkat kemampuan setiap orang berbeda-beda,ada yang jago ngetik tapi ga jago ngomong dan sebaliknya,Tapi dukungan seperti ini sangat membantu untuk menyalakan semangat beliau.
Saya ngga kuliah,
Cuma lulusan SMK.
tapi beberapa kali bantuin anak kuliah
Buat tugasnya atau skripsinya.
Dan realita nya banyak "JOKI" Tugas yang dibayar oleh banyak mahasiswa, karena alasan Tidak paham atau malas.
Realita lainnya, kurang dari 30% mahasiswa/i yg sesuai dengan rate Nilai yg mereka dapat.
Sy dari SD suka banget sm menjelajah ilmu,
Sampai nyari referensi atau contoh² sana-sini buat dipelajari. Bahkan diSMK yg basicnya kejuruan atau memfokuskan ke satu kategori pelajaran. Sy belajarnya otodidak dari searching.
sejak kurikulum 2003, kita makin dituntut ikut contekan yg dipersiapkan negara, dalam hal ini kemendikhud. Kalau ditanya cita-cita, dominan jadi aparatur negara. Sisanya pilot atau yutuber 😂
Ngonten emang bikin telaten 😅
Diluar negeri, tidak ada yang namanya skripsi, karena menurut dosen disana , itu tidak relevan dengan tujuan belajar
bener bro, gua ngalamin sendiri, jadi mahasiswa yang cepat lulus belum tentu ahli krn banyak pakai cara seperti itu, kemudian saling menjatuhkan temannya dengan perang rebutan dosen yg tdk killer, pdahal killer dosen itu menuntut mahasiswa agar menjadi lebih ahli, dan mahasiswa yang seharusnya mampu menghadapi dosen killer itu malah cari jalur aman, alhasil teman yng kurang beruntung krn keahliannya dibandingkan yg memilih jalur aman krn faktor ekonomi (gk bisa milih kelas kalau blm bayar UKt) alhasil yg berekonominya sedang terpuruk akan dirugikan
Dari niatnya aja sudah jelek karena malas...
Yasudah gak usah Kuliah kalau begitu, udah ngabisin duit beban pula.
Dikira ortu nyari duit dari ngepet apa ya? Mereka yang seperti itu adalah mahasiswa yang bodoh secara akademi dan bodoh secara moral.
Sekarang suatu keahlian diwajibkan memiliki bukti berupa sertifikt keahlian, dimana ada yg bisa didapat secara gratis atau juga berbayar, namun realita berbeda ada juga yang istilahnya "membeli" sertifikat melalui oknum
Saya baru berain bermain mengolah logika saya setelah kuliah. Sebelum itu saya begitu takut untuk berpikir & berargumen. Harus ada referensi dari orang lain yg dianggap benar dulu, baru saya berpendapat.
Setelah lulus, rasanya justru diri sangat bodoh & tidak berdaya untuk berjuang di dunia kerja. Jadi ingat dulu pas akan lulus SMA, opsi kuliah saya ambil untuk kabur sejenak dari dunia kerja. Setelah lulus kuliah, ya rasanya membaik tapi tidak begitu signifikan.
Tapi saya tidak menyesal sebegitunya karena setidaknya saya lebih sadar akan kemampuan diri & realitas.
Dan ketika kmu berusaha jujur jawab ujian/final test, kmu akn dihujat & dibully.
Who cares?
@@foralizatengku9071 i cares
@@foralizatengku9071 Maybe, you cares it.
@@bisajadikreatif semangat ya dek belajarnya 🙏😁
nyata.
Tidak ada anak yang bodoh yang ada hanya anak yang tidak mendapat kesempatan belajar dari guru yang baik dan metode yang benar.
-prof Yohanes Surya.
💯 8:08 8:45
Orang bodoh tetap ada, tapi ndak dalam semua hal, makanya fokus saja pada hal yang kita bisa 😊
Bodoh itu bukan berarti Idiot, kata siapa kebodohan itu ngak ada? Loh salah ambil keputusan saja merupakan kebodohan.
Yang kita butuhkan itu kebijaksanaan bukan kepintaran, bedakan itu. Mau sukses harus bijak dalam tindakan, dalam keputusan, dalam logika. Memperhitungkan baik-buruk segala hal. Jadi bicara tentang kebodohan itu sebuah hal yg terlalu naif jika anda hanya hubungkan dengan pendidikan. Nyata nya banyak pengusaha sukses hanya berpendidikan SMP sedangkan pekerjanya lulusan S3 luar negeri? Why...?😂😂😂😂
@@destroyerwarship9228hooh benar sekali ,ada lagi nabi buta huruf ,masih tetap di ikuti ,.sudah tau junjungannya bodoh dan buta huruf, masih saja di ikuti ,.betapa bodohnya orang orang ini 😆
bagaimna dengan kemampuan anak yg dibawah anak lain dalam 1 lingkungan yg sama? apakah anak tersebut tidak lebih bodoh?
- cara berpikir logis
- cara berintelektual
- cara berdiskusi
- cara menyampaikan gagasan atau pendapat
- cara menyerap informasi menjadi kesimpulan baru
Orang tua banyak yg ga bertangungjawab ngasih anaknya main hp di rumah.. main game sampe overdosis.. nonton bf..
Ahlak jadi ga beres..
Di sekolah juga pada bolos .. ga sekolah main game..
Kalo ada apa2 yah salahin guru cuci tangan 😂...
dan kamu cuma bisa mengambil kesimpulan dari video pak gugem yang berdurasi selama 16:47 hanya pada menit 9:50-10:05 (15 detik)
@@PrasetyaSuputraaku main game kok bg, sering malahan, tp gk bolos, ortu gk peduli kegiatanku, tp pelajaran masuk semua, nilai bagus, kerjaan gk buruk2 amat, intinya jgn nyalahin ortu lah atau guru atau siapapun, yg salah yaa muridnya yg tulul aj
Jelas SALAH ORTU LAH ,mereka manusia PERTAMA yang membimbing dan mengarahkan anaknya, kalau nggak mau disalahin. JANGAN SEMBARANGAN PUNYA ANAK@@gedekardiana8338
Mentang mentang anda punya level intelektual yang lebih unggul , nggak bisa ambil kesimpulan males dan meremehkan seperti ini
@@PrasetyaSuputrabner.. Banyak orang tua ga pedu ngasih anaknya hp.. Giliran dah kecanduan hp yg disalahkan gurunya 😅😅
Saya sendiri sudah 5 tahun mengajar menjadi guru dan merasakan sendiri bahwa semakin hari kualitas murid semakin memburuk. Ditambah lagi, guru sendiri dibebankan dengan banyak administrasi yang kesannya formalitas saja. Dan rasanya setiap kebijakan dalam bidang pendidikan selalu mengutamakan kepentingan-kepentingan pihak lain saja, dan kesannya yang ditumbalkan adalah guru. Termasuk juga masalah gaji honorer dan belum lagi sulitnya pendaftaran CPNS kalau tidak punya "kenalan".
Teman-teman saya yang berprofesi sebagai dosen juga mengeluhkan hal yang sama. Selama beberapa tahun terakhir kualitas mahasiswa menurun dan mereka terlihat tidak yakin dengan dirinya sendiri. Ditambah lagi, pihak universitas kadang meminta penambahan jumlah kuota mahasiswa sehingga, yang masuk kualitasnya kurang terjamin dan benar-benar memberatkan dalam hal pengajaran.
Beruntung saya saat ini masih memiliki kerja sampingan sebagai freelance ilustrator, tetapi untuk guru-guru lain yang tidak seberuntung saya, pilihannya bisa jadi dua. Anak orang lain atau anak sendiri yang dikorbankan.
Dan karena semakin kesini kelihatannya semakin tidak ada titik terang, mungkin ini akan menjadi tahun terakhir saya mengajar.
Pak izin bertanya, penurunannya dilihat dari faktor apa aja?
@@rizaaryadwito_31_ximipa24 saya tidak bisa share banyak karena kebanyakan adalah materi internal.
Tetapi yang banyak dibicarakan adalah kemampuan problem solving, daya juang (effort, pantang menyerah, dll) dan kemampuan dalam bidang basic IT (karena banyak yg berasumsi gen Z akan sangat jago dalam IT, minimal word, excel dan editing gambar/video) tetapi ternyata malah kurang adaptasinya.
Lebih dari itu saya tidak bisa share banyak.
Masalah pendidikan di Indonesia.
1. Sedikit Guru berkualitas
2. Fasilitas pendidikan yg kurang.
3. Ketegasan dan kedisiplinan di sekolah makin buruk.
4. Orang tua, guru dan sistem pendidikan kurang update teknologi dan sistem informasi saat ini.
Yg perlu di perhatikan pemerintah, HARUS hapus universitas dan sekolah sekolah yg tidak berkualitas dan jangan fokus ke kuantitas sekolah mulu tapi wajib fokus ke kualitas sekolah.
itu karena inti masalah pendidikan kita adalah : mikirin CUAN mulu!!! :
1. guru mikirin gaji mulu,ngeluh mulu, kerja memble tapi minta gaji gede!
2. fasilitas dikorupsi demi gedein cuan pejabat ama dinas biar foya foya,ngapain mikirin kualitas?
3. ketegasan hanya untuk siapa yg belum bayar spp dan iuran, huahahahah..... belum bayar,keluar aje gak usah ikut ujian!
4.ortu,gurudan pemerintah gak rela buang cuan buat update teknologi, tapi buat memupuk kekayaan dan foya foyaaaaaa......!!!!
Tambahan nomor 5, sejak tahun 1999 dari Sekolah Dasar sudah diajarkan untuk curang, bukan diajarkan utk jadi manusia yg jujur, baik, dan benar.
@@arysetyo2317 Lampunya terang banget kak.. aaahhh
@@arysetyo2317 0:45 seperti disampaikan di menit ini, yaa emang zamannya pula yang menghendaki seperti ini. Zaman kapitalis dan maunya serba instan
@@sayandaroperation serba instan dan menguntungkan!!!! ngapain mikir kualitas anak bangsa...bodo amat yg penting gaji gue naik dan bisa beli mobil baru dari biaya ukt,hihihi.
Saya sekolah di SMPN 1 Kab. Subang lulusan thn 1993. Saat kelas 2 SMP guru matematika saya, Bu Endang memberikan soal berikut jawabannya, dan kami para siswa diminta untuk mencari rumusnya. Setiap siswa mendapatkan rumus yang berbeda-beda, dan diminta mempresentasikan dari mana rumus-rumus itu didapat.. setelah beberapa siswa presentasi barulah guru saya menjelaskan rumus yang lebih sederhana berikut dengan cara menemukan rumus itu. Makanya sampai sekarang rumus-rumus yang diajarkan oleh Bu Endang selalu saya ingat, karena kami diikutsertakan dalam proses menemukan rumus itu. Berbeda dengan keadaan sekolah anak saya sekarang dimana semua rumus bisa dilihat dari google mereka tinggal mengaplikasikannya.. besoknya mereka lupa lagi dengan rumus itu
BENERRR
Salut sama gurunya
Respect BuEndang
Aku seorang guru les, anak2 sekarang les hanya mau minta jawaban sedangkan les tidak meningkatkan nilai mereka disekolah ortu protes. Padahal aku bilang kemereka les tempat kamu belajar hal yg kamu malu tanya disekolah, mengejar ketinggalan saat gak ngerti penjelasan guru, dan kalau dikasih soal kerjakan sendiri soalnya les tidak ada nilai rapot kamu salah dapat nilai jelek gak apa nanti dibenerin dikasih tau. Tapi mereka tetap gak perduli maunya nilai harus bagus, walau dengan contoh teman, nyontek ataupun dikerjakan bareng guru. Menurut mereka nilai dikertas itu penting banget padahal udah kubilang itu bukan rapot, nilai itu cuma nunjukin kalau bagus berarti kamu udah faham kalau jelek kamu belum faham. Yg bikin pusing itu siswa manja yg disuruh menjawab soal sendiri malah diem aja ditanya udah selesai malah nangis, ngadu ke emaknya gurunya keras marahin dia😅lah cuma ditanya udah selesai? Dia tertekan ala buset
Innalillahi...
Musibah yg menimpa bangsaku
Menit 8.30 benerr bangettt, mana kalau ada mahasiswa yg kritis dan suka berargumentasi malah di cut oleh dosen dan nilainya direndahin, dan di musuhin temen temen di kelas lagi.
Sedihh banget, tpi emng banyak yg kayak gitu, baik dari dosen ataupun mahasiswa.
Kita yg udah sering baca, sering diskusi di luar kelas, eh masuk kelas gk ada yg bisa di ajak diskusi.
Alhamdulillahnya ikut organisasi yg dapat mewadahi kehausan ilmu diriku🙂
Kuliah jurusan apa kak?
Maklum aj, ngab budaya kita kan masih kental dengan istilah "Asal Bapak senang", dan budaya gk enakan
Saya saat ini masih aktif ngajar, aoa yg dikatakan Mentor kita betul.
Bersyukur sy mengalami kelulusan SD, SLTP, SLTA dan Perguruan Tinggi sebelum tahun 1990an_.merasakan mencari nilai brnr2 Murni.
Angka 4.5 dan 6 adalah angka sangat sulit kita dapat dan perlu kerja keras belajar...
Smg Allah berikan bangsa kita hidyah... Aamiin..
Aku dimusuhi karena berargumen sampai sekarang aku gk berani berargumen di bangku kuliah aku diam aja pendam sendiri gitu
Di negara mabuk formalitas memang begitu. Inilah rusaknya pendidikan yg hanya fokus menekankan formalitas, tapi tidak menekankan pemahaman
formalitasnya yg jadi tolak ukur sebuah kualitas sangat ironis sekali..., segala sesuatu yg penting formalitasnya, bahkan sampai tafsir syarat masuk surga saja itu dianggap orang yg rajin dan melakukan aktivitas formalitas Ritual agama yg berhak masuk surga
Akhirnya melahirkan fenomena moral yg buruk, bahkan fakta seorang korupsi kalau di check aktivitas keagamaan sangat rajin sekali melakukan formalitas keagamaan dan bahkan mereka meyakini mereka akan masuk surga karena sudah menunaikan formalitas ritual paket lengkap syarat syarat formalitas orang beragama dan beriman
Tapi ironis nilai nilai yg terkandung dalam ajaran agama tidak paham apa apa kalau di ajak diskusi. Tahunya cuma formalitas. Sama seperti akademisi pahamnya cuma formalitas tapi saat praktek keilmuan kebanyakan tidak paham apa apa nilai nilai keilmuan tersebut.
Ya karena ada keharusan atas formalitas seperti itu jadi pendidikan menekankan formalitas.
Menyakitkan tapi kenyataannya demikian
Jangan terlalu jujur begitu 🤣🤣🤣🤣
Jangan terlalu jujur begitu
Sudah jadi Standart prosedurnya
Berharap apa dari Negara yang SDM-nya Psikotesnya nyontek. Udah mah gitu contekannya dibiarkan beredar di toko buku secara legal, bahkan ga cuma 1-2 buku, tapi belasan judul buku contekan, bertumpuk-tumpuk, sampai punya kategori raknya tersendiri. Biasanya paling gede dan paling lecek (sering dibuka), terutama menjelang tes CPNS.
Padahal Psikotes tujuannya untuk menilai aspek psikologis dan kepribadian pelamar, kalau nyontek berarti kan kepribadian yang dinilai itu palsu. Dan orang-orang yang "memalsukan" kepribadiannya ini berbondong-bondong masuk ke Pemerintahan, BUMN, dsb. Mereka-mereka ini ga bisa diharapkan akan memperjuangkan nilai-nilai kejujuran dan kredibilitas, wong sejak awal mereka masuk aja udah ga jujur.
betul 100000%
Selama ada standar masuk kerjaan tertentu masih ada, contekan buat fit in masih ada
💯 8:08 8:45
bener bgt
Sepertinya saya setuju,..yg lebih parahnya lagi masak ada bimbel psi,..sebenarny mreka waras tidak..penuh kepalsuan
Berkaca dari pengalaman di kampus swasta, ada ironi antara sustainability instansinya dengan kualitas pendidikan. Ketika mempertahankan kualitas, yang gugur akan banyak sehingga berdampak ke pemasukan kampus, bisa berdampak ke sustainability, dosen dan staffnya juga akan terdampak. Kalau dari penjelasan ini, nampaknya sistemik sekali mulai dari tingkat dasar hingga SMA, pas masuk kuliah, kampus sebagai tempat terakhir sebelum para mahasiswa ini terjun ke masyarakat jadi kewalahan.
Tapi toh, yang dibutuhkan masyarakat juga bukan kecerdasan, tapi kesejahteraan. Asal dapat gaji dan bisa mencicil, liburan, flexing, dan bahagia, itu sudah cukup untuk masyarakat kita.
Tugasnya sangat besar, untuk seluruh masyarakat Indonesia merubah pola pikir. Mulai dari kenapa ingin bekerja yang tujuannya harusnya ingin bermanfaat, bukan sekedar ingin gaji. Ketika ingin bermanfaat, maka akan memaksimalkan potensi diri agar kebermanfaatannya lebih besar. Ketika ingin memaksimalkan potensi diri, maka belajarnya akan sepanjang hayat. Ketika belajarnya sepanjang hayat, maka setiap langkah ada pelajaran, dst dst.
Ironi, kita bingung mengubahnya dari mana
Kakak, @zombieexpress99 , saya ingin bertanya. Apakah masih ada kampus swasta yang tetap mempertahankan kualitasnya seperti yang kakak sebutkan di atas?. Dan mencari alternatif lain dalam pembiayaan kampusnya untuk kesejahteraan mahasiswa?. Apakah di tahun 2024 masih ada kampus swasta yang jujur?. Terima kasih banyak, kak. Saya bertanya seperti ini karena saya sangat-sangat miris dengan kualitas pendidikan Indonesia😢. Omong², bagus sekali dan saya sangat respect pada kampus swasta yang kakak sebutkan di atas
Zaman udah berubah, sekarang nugas kalo ada duit lari ke joki, kalo gk ada duit chatgpt.
Cuan cuan terimakasih joki tugas
Wakakaka bener njir joki skripsi buanyak
Ada chatgpt jg tetap sama kalo tidak belajar,jadi bego sendiri. Chatgpt sangat luar biasa tapi untuk punya wawasan kita harus belajar/baca
Program studi KEJAR PAKET untuk yg pernah mbolos dulu dan ingin lanjut pendidikan,
Apakah ini program joki juga ya wkwkw
Didaerah ku banyak dipromosikan
Jaman sekarang malah guru yg di bully siswa dn orang tua murid
Harusnya nilai rapot di tulis apa adanya.. guru jangan di tekan ngasih nilai..
Harus ada aturan nilai rapot wajib jujur walau nilai asli mereka 20-30 ajah..
Nanti nilai itu akan memotivasi siswa biar belajar.sekarang siswa ga pernah masuk ajah pasti lulus kok.. makanya ga heran banyak siswa ga kenal sama gurunya. Jangan paksa guru memberikan nilai bagus.
Kalo ga bagus di intimidasi..
Hentikan kekerasan dan ancaman ke guru kaya sekarang😂
Well said, pak Guru. Saya ipk 3.6 modal ngerjakan tugas doang, gak aktif di kampus, dan sering bolos kelas🤣 Memang segampang itu dapet nilai sekarang.
Wibu boong @@hikarunara2585
Paling dilema saat mengisi nilai raport. "Semua siswa harus naik kelas" padahal kemampuan belum mumpuni, baca tulis masih kesulitan. Alhasil nilai yg di bawah diolah agar nge-pas nilai tuntas. Sudah begitupun, yang di-up nilainya nggak bersyukur, di kelas berikutnya malah makin menjadi karena ada anggapan "gpp nggak ngerjain tugas, nggak bisa lancar membaca dan menulis, dll, nanti juga tetap naik kelas"
Pusingnya jadi guru😢😢
Guru gembul bukan marah2..tapi.. memberi ilmu terbaik Utk masa depan... Negara itu., sendiri.. lucu sekali..Boss ku... Wassalam 🇨🇦🍃 Alhamdulillah.Selawat jgn lupa insyaallah..
Indonesia bener2 butuh pemimpin otoriter.. otoriter kejalan yg benar...
Hilih kinthil , pak Sukarno dan pak suharto aja didemo , gus dur aja dikudeta dilengserkan paksa lawakk
Betul @@filmesharrifena865
@@filmesharrifena865 terlalu banyak orang pintar tukang komentar orang wakanda itu
Hahaha,,bukti sdm rendah kita
@@filmesharrifena865 man, kamu berfikir tidak rasional, tidak perlu mengungkit masa lalu, kita harus bangun saat ini!
saya adalah korban dari sistem pendidikan konoha, tapi guru gembul adalah orang yang membangkitkan saya, saya mengidolakan beliau itu karena dikonoha masih tidak banyak orang seperti beliau dan beliau adalah yang saya tunggu-tunggu diyoutube.
cerita sedikit, sd dan smp saya sudah merasakan kebobrokan pendidikan dan saya tidak seperti guru gembul yang terus terang dan balas dendam karena masa lalunya .. saya adalah salah satu orang yang menikmatinya tapi setelah guru gembul muncul di TH-cam, saya merasa gagal merasa menyia nyiakan, sangat menyangkan dan kesal akhirnya saya mencoba perubahan di era mahasiswa karena guru gembul SEHAT SELALU
Ganbate om 🤸🤸🤸🤸🤸
Saatx skr mencerdaskan org di sekitar anda
konoha akan menjadi tempat invasi dari otsutsuki om 😄
apalagi gw mahasiswa gen z semua tugas dibantu sama chat gpt / Ai lainnya, walaupun dosen bisa mengfilter plagiarisme, mahasiswa bisa mengakalinya, mahasiswa jaman dulu pintar2 karena mencari jurnal / sumbernya sulit & harus membaca puluhan buku, sedangkan jaman sekarang jarang mahasiswa yg membaca buku / meminjam buku dari perpus
imbas dari berkembang dan mudahnya memperoleh informasi saat ini saya kena imbasnya selama ini dari ini
Bener banget bang. Dampak buruk dari chat gpt / ai lainnya tuh.
Waktu SMP, SMK bikin kalimat, paragraf, makalah tu nyari referensinya beneran. Walaupun referensinya ga tau akurat atau ngga, ya waktu itu bisa bikin kalimat sendiri, ngerangkum, bikin resume.
Awal awal jadi mahasiswa masih ngelakuin hal itu. Tapi akhir ini berasa sia-sia. Mahasiswa lain tinggal pake chat gpt, bikin tugas langsung kelar sekedipan mata. Nilainya juga sama, bahkan lebih gede dari kita yg bikin sendiri
Hahaha teringat dulu dalam perkuliahan teman² saya yang *bodo, tiap bikin makalah selalu copy paste, tiap presentasi selalu membaca dengan terbata² dan mendapat nilai A dari beberapa dosen, yang penting 1, jangan mendebat apa yang dikatakan oleh dosen, omongan dosen = kebenaran. Pandai-pandai cari muka sama dosen.
temen gw ampe kena mental trus DO gara2 suka nanya kritis ama dosen + membantah klau yg di blg ga sesuai ama kenyataan alias cman ikut buku tok. bolak balik di kasih D, sering di sindir + di kucilkan
kejadiannya persis di kelas gw. btw ini kampus swasta, kalau negri katanya lebih parah.
Untung di kampus saya tidak ada budaya seperti itu. Kalau mau IPK bagus ya harus bener2 belajar. Tidak ada menjilat dosen seperti kata orang. Makanya alumni2 kampus saya kualitasnya masih bagus. Terima kasih ITB 🙏
@@Jhnsckrd ko bisa lebih parah bang, kan negeri masuknya lebih sulit daripada banyakan kampus swasta ??
@@fit9447been there.. sudah D.O juga
Di poin "siswa dianggap salah apabila rumusnya tdk sesuai guru" itu terjadi pada saya, dari SD hingga SMA, saya tidak peduli pada guru dan tetap pakai rumus karangan sendiri,
karena saya tidak mau siapapun membatasi potensi dan kemampuan saya
Alhasil selama sekolah saya selalu mentok di ranking 5besar, ya karena itu "kamu pintar tapi pembangkang"
Lucu sekolah itu 😂
Setahun yang lalu aku adalah seorang siswa SMA dan aku berpikir aku sangat bodoh aku tidak mendapatkan ilmu apapun di SMA dibandingkan ketika aku SD dan SMP, disitu lah saat aku mengetahui kebodohan ku, trus guru ku bertanya kepada ku Apakah mau mengikuti snbp dan aku menolak serta teman ku dan keluarga ku juga menyuruh kuliah, aku yang berpikir tidak mendapatkan pengetahuan apapun di SMA bagaimana bisa kuliah, aku bodoh, dengan detik2 akhir pendaftaran snbt aku pun ikut tes kuliah, persiapan seminggu dan itu pun hanya tryout snbt online, pas tes aku negblok B DAN terkadang secara naluri menjawab ACE, TRUS AKU keterima di univ negri, aku yang bodoh pun tercengang, " hah kok bisa" ? Karena dipikirkan ku waktu itu kampus adalah tempat orang pintar dan jenius, para penemu dan peneliti, pas awal masuk kuliah aku berusaha untuk belajar, membaca, ke perpustakaan, nonton materi kuliah di TH-cam dll, ehhh pas UTS sangat mudah nyontek, yg lain pada nyontek, Google, ai, dll. Lahhh
Ekspektasi ku hancur, sekarang aku malah mendapatkan pengetahuan baru, apa itu? Hehe pantas lah banyak pengangguran dari lulusan sarjana, ternyata yahhh
Ini hanya pengalaman pribadiku, maaf jika ada kesalahan
Makasih udah share pengalaman nya🎉
Hancur hacuran pendidikan dan mentalmending belajar sama Google aja, bayar pake kuota
Tapi gimana yah semuanya udah tahu
Wah.. aq yg ikut sbmptn les di zeniu n ruang gu tp ga lulus😢 dri smk akuntansi sih...
Tp lintas jurusan kuliah
Saya mahasiswa dan saya mengaku kalau saya masih bodoh😅
Apa yang dikatakan gugem memang fakta kalau kampus memang masih kurang dalam belajar apalagi terkait kreativitas 🙏
Buang2 duit aja lu wkwk
Cuih
@@NovelaAbigail membuang uang untuk belajar itu lebih baik daripada membuang uang untuk memperkaya diri. Setidaknya niatnya untuk menuntut ilmu itu lebih mulia dibandingkan orang yang hanya bekerja untuk memperkaya diri
@@NovelaAbigaillah mending buang uang untuk ilmu tapi lebih berguna kedepanya ketimbang buang uang untuk hal tidak penting seperti judi slot malah tidak berguna kedepanya 😂😂 bahkan ilmu aja bisa dijual kalu sudah tahu caranya
Mangat bang kuliahnya, gpp msh bodoh kalo lagi berproses ke arah yg lebih baik
@@NovelaAbigail yah, anda kemakan omongan d tik tok yg rame kemaren kah?
Saat saya SMP masih mengalami yg kayak gini. Tapi, waktu saya SMK, syukur ternyata saya dapat sekolah yang bagus dan menerapkan pendidikan yang bagus. Karena sekolah saya sudah terkenal alumninya di perusahaan dan alumninya juga sudah tersebar menjadi petinggi2 di perusahaan Indonesia, makanya sudah harum namanya hingga lulusannya sangat mudah untuk mencari kerja sampai sekarang. Terasa memang guru2nya di sana mengajar dengan baik.
Gak ada nego nilai di sekolah saya. Terutama untuk mata pelajaran inti kejuruan. Gak bisa? Diajarin sampai bisa. Ulangan remedial itu udh hal biasa. Diajarin terus tapi tetep gak bisa? Dikasih pilihan tinggal kelas atau dipanggil ortunya kalau anaknya gak cocok sekolah di sana (disuruh pindah).
Fakta angkatan saya sampai lebih dari 30 orang keluar dan ada 1 orang yg tinggal kelas tapi lulus telat 1 tahun. Bahkan sampai akhir jumlah laki2 di angkatan saya cuman sekitar 50 orang saja. Dari sejarah juga banyak murid2 yg tinggal kelas 2,3,4 bahkan ada yg sampai 7x (yg 7x dia sampai pura2 kalau dia udh kuliah). Tapi, waktu lulus mereka bisa sukses berkarir.
Apa di sana mengajarkan tentang logika berpikir?
Iya.
- Guru sejarah di sana mengajarkan lewat sebab akibat, bukan menyebut tanggal dan nama saja. Jadi selalu seru denger ceritanya.
- Guru kejuruan di sana juga mengajarkan rumus itu dari sejarah ditemukannya rumus itu sampai masuk ke versi yg sudah diingkat dan disempurnakan yg biasa dihapal. Jadi, kalau kita lupa, logika kita masih ada dan bisa nyari rumus itu lagi. Kalau kita ketemu kasus lain, kita bisa bikin rumus baru yg sebenernya gak jauh2 amat dari teori awal yg dipelajari.
Sampai sekarang karena logika berpikir ini diterapkan, saya kerja dan ketemu metode baru dan diharuskan untuk bikin rumus dari metode itu masih bisa.
- Di sekolah saya ada guru MTK saya yg gak apa2 kalau gak ngerjain PR karena "gk bisa" tinggal tunjukan catatan kalian dan jelasin ke guru proses kalian ngerjain sampai gak bisa. Gak apa2 PR "nyontek" asalkan yg nyontek "HARUS" tanya gimana caranya dan waktu ditanya bisa jelasin.
Saya gak bilang semua lulusan sekolah saya ini genius semua. Tapi, saya yakin setiap orang yg lulus masih bisa diajak berpikir logika
Wow,Sekolah dimana ini
@@muhammadfajarabhirama543 Saya sekolah di SMKN 13 Bandung mengambil jurusan analisis kimia.
Saya gak tau kondisinya sekolah saya kayak gimana soalnya waktu angkatan saya ada transisi budaya di mana anak gen Z mulai masuk dan guru2 harus menyesuaikan diri terhadap metode belajar.
Belum lagi guru2 senior yg mengajar saya juga sudah banyak yang pensiun.
Tapi, saya tetap percaya kalau sekolah saya adalah salah satu yg paling baik di kota
Aku pernah gagal pas ujian praktik pasang kabel jaringan pas di SMK dulu bang malah dikasih nilai 6 sama guru kejuruan ku
sistem pendidikan Indonesia sedang memompa "competency bubble" yang akan meledak dan menimbulkan krisis di masa depan. krisis ini tidak hanya dalam bentuk ekonomi saja bisa jadi dalam bentuk krisis mental ataupun krisis kultur.
Wah bahaya bisa kolap moral 😰
Indonesia cemas 2045💀
Hidup Republik Islam Andalas Sumatera,... Hidup Republikl Islam Celebes,..Hidup Republik Borneo, Hidup Republik Sosialis Papua....
dan itu malah menurunkan motivasi siswa yg benar2 potensial dan kompetitif, karena merasa dinilai ngga "ADIL."
Apa tuh nama budaya kompetitif klo di China??
Gimana kita bisa punya budaya belajar bagus kayak gitu..klo gini.
Ortu ngasih gadget.. Di biarkan main mobile legend.. Nonton bf..
Kalo ada apa2 yah tinggal maki2 gurunya 😂
Kalau ada ujian nasional dibilang bikin stress, selalu merujuk ke Finland yg tanpa test dan pr tp lupa sistem pendidikan di Finland sdh bagus dan kritis, bkn kek di indo yg menang malas, jd kl dibuat no test, ya tambah malas
@@annasangjeomstore9427 di sana fasilitas pendidikan nya wah.. Di Indonesia mah abis di korupsi.. Kalo alat-alat sekolah guru harus modal sendiri
Gue punya temen yg kompetitif dan potensial, anaknya pinter bgt, sayangnya dipandang orang2 tuh si anak ini ambisius, pdhl menurutku dia pinter walau kata orang2 sombong. Malah waktu si anak ini dengan beraninya show off kemampuan dia, jujur ini mah, gue doang yg satu2nya tepuk tangan saat itu di kelas, karna gue tepuk tangan, orang lain jadi ikut2an jg tepuk tangan.
Ketika hasil nya buruk bukan prosesnya yang diubah tapi hasilnya diganti dengan beli kunci jawaban biar bagus wkwkwkwkkw Pendidikan itu memang bisnis paling menjanjikan karena murid akan selalu ada sampai kiamat. Jadi pendidikan skrg bukan mencari ilmu tapi jadi ladang bisnis cuan menjanjikan sampai 7 turunan.
anda 1000% benarrrr!!!! inilah zaman kapitalisme sekarang....indonesa jg kena,apa apa dijual asal ngasilin duit mulai pendidikan,ilmu bahkan agama! pokoke laku dan orang mau bayar mahal utk itu.....
sangat setuju, berdasarkan pengamatan saya, bisnis pendidikan enak, misalkan jualan buku lks ke murid untuk media pembelajaran, pasti semuanya akan beli, kalau ngga beli mereka takut ketinggalan, kemudian sisip kan keuntunagn pasti cuan banyak
Rezim terkutuk perpanjangan dari Partai Komunis China menghendaki kebodohan permanen di negara Indonesia..
Yang jadi masalah adalah dulu ketika ada siswa yang kurang pintar bukannya mendapatkan perhatian lebih tapi malah dibenci oleh gurunya
Gak beda jauh warisan Sukarno yg dari dulu cm senang memoles dari luar tapi esensinya kosong melompong, contohnya? Proyek ambisius mercusuar dia disaat negara ini baru lahir & negara termiskin nomor 1 di dunia, lebih memilih gmna bersolek biar terlihat cantik di mata internasional daripada mikirin sdm sendiri
Coba baca buku otografi beliau soekarno sang penyambung lidah rakyat. Di akhir buku akan dijelaskan kenapa beliau "tampak gila dengan proyek"
Pak Sukarno memiliki alasannya sendiri saat menggunakan politik mercusuar dan menurut saya cukup logis alasannya
Saya sebagai orang bodoh berfikir
Mungkin biar kita kelihatan dari negara luar
biasa negara luar lebih tau maka akan lebih di akui karena negara baru
Itu cuma pendapat saya😅😅😅😅
@@Wanayasas ini adalah alasan sukarno
@@Wanayasas Iya betul, jangan lupa alasan itu jg ditentang bnyk sahabat seperjuangannya, terutama dari Bung Hatta yg ingin lebih fokus ke sdm & ekonomi negara yg baru lahir ini
1. kita sibuk mengubah istilah. dari ujian akhir, jadi penilaian akhir, lalu berubah lg jd sumatif akhir dan msh banyak lagi. gitu gitu aja terus
2. nilai. apa itu? nilai semakin tidak mencerminkan kemampuan
3. malas? emangnya rajin buat apa? contohnys bhs Inggris. siswa sibuk belajar buat laporan, projek, dll, dan akhirnya saat ketemu IELTS aja ga bs apa2. ketemu pintu gerbang Singapur aja langsung KO...
4. moral? guru hanya bs membimbing. syukur2 anaknya mau dibimbing. yg kurang ajar? perbuatan yg menyakiti orang lain aja ga dpt konsekuensi.
5. ijazah? yakin itu bisa dipercaya?
Hal yg paling menjengkelkan selama saya SMK adalah anak yang malas, tidak pernah berfikir dan lebih senang menyontek jawaban secara langsung selalu diluluskan setiap ujian atau ulangan bahkan kelulusan. Para guru berdalih, bahwa terpaksa meluluskan anak anak tsb. karena kasian dengan orang tuanya. Semestinya mereka berpikir lebih panjang, bahwa anak yang diluluskan tanpa memenuhi standar yang ditetapkan akan menciptakan sebuah masalah di masa depan. Semoga pendidikan kita bisa lebih tegas dan juga tidak hanya berfokus pada kkm mapel yang dianggap keharusan, tetapi harus mengembangkan potensi siswa sesuai dengan minat dan bakatnya.
Saya beruntung di ajar waktu itu ama dosen saya, kami saking akrabnya saya panggil "pak haji" Sampai saya sempat lupa nama aslinya sesaat, jam berapa aja bimbingan pernah, sampai waktu itu jam 00.00 wib, tapi dari situ saya menghargai proses, tentu nilai sidang saya tidak bagus-bagus amat, tapi saya jadi lebih kritis, dan mau membaca lebih banyak.
Bisa dikatakan hasil pendidikan nya berhasil, bukan berarti nilai tidak penting tapi, perubahan pola pikir dan sikap, yang semula masa bodo, cuek, asal jadi, berubah jadi tekun, telaten dan kritis, gak gampang asal terima informasi mentah-mentah. 🎉
keren a
Guru gembul saya SMA-nya di sekolah internasional di Bandung. Gurunya minta anak-anak yang pinter ngerjain dan ngajarin contekan pas ada yang lapor, wali kelas siswa-siswa itu sekarang jadi kepala sekolah disana. Saya dari pas UN jijik alhamdulillah UN saya ada yang dapet 5 meski saya masuk universitas kebun binatang jalur undangan. Susah pengen besrsih di Indonesia rasanya jadi pelajar disini ga ada artinya, di universitas saya yang Institusi Terbaik Bangsa banyak juga yang UN pake bocoran. Banyak yang beneran pinter saya tahu, tapi memang guru-guru kita mengajarkan kita jadi koruptor.
Emang, gurunya jg ngajarin gk jujur,
Gurunya aja koruptor gimana muridnya 😂
Dulu saya merasa angat dicurangi saat sekolah. Karena guru suka sekali jawaban plek buku sementara saya gak bisa, saya gak mudah menghafal tapi bisa memahami. Saya pakai bahasa dan penjelasan saya sendiri😢 alhasil, semasa SD saya gak pernah masuk 10 besar. Padahal saya rasa saya mampu dan lebih paham.
Y Tuhan sama persis pengalaman saya dulu
Gw dulu sering buat rumus matematika buat mempermudah ngerjain soal,eh malah dianggap salah sama guru gara2 gk ngikutin persis kayak dia, gara2 itu motivasi belajar gw jadi rendah...
ya mungkin perasaan anda aja itu
@@PhilosophyXMotivationKok bisa buat rumus Matematika gitu?
Aku aja yang ngikutin Rumus dari guru kadang bingung sendiri.
Cara awal biar bisa buat rumus bagaimana bang?
Pemikiranku gak nyampai soalnya 😢
@@THEAM_GO karena di jaman gw sekolah masih belum ada internet, jadi gw harus berpikir kritis setiap menyelesaikan soal, rumus buatan gw itu hasil buah pemikiran alami yg terasah seiring gw belajar, jadi klo nanya tips... gw gak bisa ngasih jawaban karena kemampuan gw itu didapatkan secara murni...
Sekolah hanya untuk menambah percaya diri sesudahnya.
Hanya bangga pernah sekolah.
Hehehhe iya ya
Benar capek-capek sekolah bayar mahal tinggal paket c sudah setara ijasah sekolah itupun ilmunya gaada kepake
Yah kalo di sini guru menegakan disiplin motong rambut ajah besoknya tuh guru masuk penjara.. ( cdk ajah google beritanya)..padahal sekolah ada aturan yg jelas
Siswa ga pernah masuk tapi wajib lulus.. kalo ga lulus dinas dan orang tua murid ngamik dan gurunya di pecat.. nilai siswa harus tinggi..
Kalo nilai rapot ajah udah ga ada yang jujur apa yang anda harapkan dari pendidikan indonesia??😂😅
Jaman sekarang malah guru yg di bully siswa dn orang tua murid
Harusnya nilai rapot di tulis apa adanya.. guru jangan di tekan ngasih nilai..
Harus ada aturan nilai rapot wajib jujur walau nilai asli mereka 20-30 ajah..
Nanti nilai itu akan memotivasi siswa biar belajar.sekarang siswa ga pernah masuk ajah pasti lulus kok.. makanya ga heran banyak siswa ga kenal sama gurunya. Jangan paksa guru memberikan nilai bagus.
Kalo ga bagus di intimidasi.
Betul banget, karena 1 siswa = duit.
Saya jadi guru kursus 2 tahun
jadi guru les privat 4 tahun
jadi guru SMK 8 tahun
jadi dosen 7 Tahun.
dan umur saya masih 31 Tahun 2024 ini.
pengalaman saya mengajar, METODE MENGAJAR, MOTIVASI BELAJAR DAN BERILMU, KURIKULUM INDRUSTRI, PENGALAMAN KERJA DAN BISNIS
ini yang membuat anak jaman now semangat belajar, senang belajar, serius belajar. SALAM DARI BINJAI.
" JIKA BISA DIPERMUDAH UNTUK APA DIPERSULIT" ini filosofi saya mengajar.
"AJARKANLAH ILMU YANG DIBUTUHKAN DUNIA KERJA DAN DUNIA BISNIS"
"MOTIVASI UNTUK MENJADI BERNILAI"
ALHAMDULILLAH DI SMK ABDI NEGARA BINJAI DARI TAHUN 2015 SISWA SAYA JUARA 1,2,3,4,5 TINGKAT KOTA PADAHAL DIKELAS MEREKA TIDAK MASUK 10 BESAR, TPI BISA JUARA DI TINGKAT KOTA
apakah ini kesempatan untuk menata ulang pendidikan kita? setidaknya 1. pendidikan terlihat tidak efektif, terutama di pendidikan dasar dan menengah, 2. akibat karambolnya, semester awal perguruan tinggi mengulang pendidikan dasarnya. kita bisa bayangkan pendidikan diploma pendidikan keguruan, sebagai contoh, tahun pertama berisi pelajaran umum dan psikologi. tahun kedua, masih psikologi, umum dan sedikit pelajaran fak. tahun terakhir, apa yang dipelajari dapat kita bayangkan terkait pendalamannya. 3. pendidikan universitas tidak jauh lebih baik, artinya ada peluang untuk lebih memajukannya. 4. misalkan saja, sebagian kita boleh jadi berpikir, apakah bisa pendidikan bahasa harus selesai di pendidikan menengah, hitung-hitung berlangsung enam tahun. terlalu lama? demikian juga pendidikan agama, selama 12 tahun sejak SD-SMA. apakah bisa pendidikan agama selesai di SMA. juga materi-materi keilmuan, apakah dapat selesai di SMA. 5. roadmapnya, 51. tidak ada pendidikan kejuruan di tingkat menengah, semua siswa memperoleh materi yang sama, isa saja kapasitasnya yang berbeda seperti yang terindikasikan dalam nilai tesnya, tidak masalah dan ini menjadi bakat dalam pendidikan tingginya, 52. penyusunan kembali kurikulum agar lebih efektif, boleh jadi seperti SKS, apa yang dipelajari tentang bahasa selama enam tahun, tentang agama selama 12 tahun, materi keilmuan selama 6 atau 9 tahun (mulai menempatkan siswa klas 4 SD), 53. model tes-tes kemampuan selesai pada SKS-nya, 54. tentu penyiapan guru yang kapabel, guru suntuk hanya menguasai dan mengajar ilmu yang ditekuni, dan guru tidak boleh mengerjakan tugas-tugas administratif. 6. selanjutnya, pendidikan tinggi hanya mengajarkan ilmu-ilmu yang ditawarkan, 61. karenanya pendidikan tinggi boleh mulai memberi pendidikan kejuruan, dan memang sesuai dengan watak ilmu pengetahuan itu sendiri. 62. pendidikan tinggipun bisa menata ulang kurikulumnya, bisa jadi durasinya akan berkurang, tetapi tidak menutup kemungkinan durasi tetap 4-5 tahun dengan menambahkan pendidikan-pendidikan keahlian. kiranyanya ini roadmap pengembangan sdm, berdebat tidak dosa, tetapi kebijakan tanpa kajian mendalam dapat menyebabkan dosa jariyah yang berkepanjangan. semoga.
Saya melihat di lingkungan sekitar saya, akhir-akhir ini banyak lulusan perguruan tinggi dengan nilai yang cukup tinggi (banyak yang lulus dengan IPK diatas 3), tetapi mereka terlihat tidak mempunyai kapasitas yang cukup baik untuk menghadapi persaingan dunia kerja.
Ini pengalaman saya bertahun-tahun yang lalu: Beberapa semester setelah saya mulai kuliah, pihak kampus mempermudah mahasiswa mendapatkan nilai. Tadinya nilai 75 mendapat nilai B, tapi kemudian nilai 75 mendapat B+. Nilai 79 dapat A-, padahal tadinya masih B. Dengan jalan ini, IP mahasiswa naik, padahal kualitasnya belum tentu membaik.
Dulu smp saya membuat rumus fisika tentang tekanan air sendiri n saya malah disalahkan😄disekolah itu kebanyakan yg pinter2 perempuan krn diajarkan itu menghafal bukan berfikir
Yg dianggap pintar itu yg pandai menghafal bukan orang yg pandai berfikir,sampai sekarang sistemnya masih sama yg pandai menghafalah yg dianggap pintar padahal belum tentu bisa berfikir
Sy seorang anak smp disebuah kampung (pulang merantau)..kaget sekali, temanku tidak mengerjakan banyak tugas, namun agar nilainya rata kkm harus belikan guru pupuk/Sekam utk menggantinya ...dan sebentar lagi ujian sekolah..Soal US nya di bocorkan demi nilai siswa pada tinggi, UJIAN SEKOLAH CUMA 25 SOAL DAN ITU PUN PG.nilai siswa yg cerdas dan yg malas hampir sama..
temanku hanya masuk 6 hari dlm sebulan, namun nilai rapor 75...sy selalu mengerjakan tugas cuma 85 pdhl sy giat ke sekolah..
beberapa guru tidak kompeten dan jarang mengajar, sy selalu mencari sumber belajar lain spt, internet...malah sy lebih paham..
sy rasa sekolah sy adalah tempat carut marut karena tingkah para siswa siswi ..tetapi yaa mau gimana lagi..sy bertekad utk tetap semangat, tujuan sy sekolah bukan utk nilai tapi ladang pahala utk ortu sy yg sudah bersusah payah...
tetap semangat dek!!
Masya Allah dek, salut dgn niat adek, mudah mudahan tercapai cita-cita nya.
Ingat y pendidikan bukan transper data JD ketika moral dikesampingkan tunggu saja 😅 selesai saya ngopi 😁
Jadi kita tau sekolah bukan untuk cari ilmu cuma belajar bersosial dengan tipe teman2 sekolah dan tipe orang dewasa yg dicontohkan guru. Sekolah juga tempat nanti kita kalau udah gede punya momen REUNI🤣
@@allmecats5460 Yaa saya pikir begitu...Sekolah sy ga begitu menekankan belajar..sy jadikan sekolah sy selama dikampung ini, ketemu beranekaragaman tipe manusia..kalau sekolah sy dlu sekolah unggulan...karakter siswa nya sama kek pendiem, nurut, dan cenderung diarahkan ke patuh dan hormat ke aturan dan guru..
sekolah sy dikampung ini, sy belajar tipe2 manusia yg sy temui..Ada yg suka melanggar aturan tapi dia melanggar aturan yang rasional utk di langgar..misalnya: gaboleh pake gelang, ga pake bedak..pokoknya bermacem2..tapi rata2 temen sy disekolah ini mental inferior..
bisanya nyalahin orang, keadaan, dan waktu..
ada temanku yg beranggapan sekolah ga penting, dia punya warisan..yaa namanya dikampung..sy juga ada warisan sawah dan ladang pas sy besar..tapi yaa, masa hidup kita dari generasi ke generasi gitu gitu muluu.
guru mtk sy pernah bilang.."pola pikir petani sarjana sama yg tidak itu hasilnya beda."
"sekolah ga menjamin kita sukses, apalagi kita ga sekolah"
guru mtk sy juga pernah jujur wkwkw katanya "sekolah tempat ambil ijazah ajaa" wkwkw.."sebenernya gapapa ga sekolah kalau kamu anak orang kaya yang kekayaannya ga abis 7 keturunan"
best banget guru mtk ku disini..sumpah jadi semangat belajar mtk wkwk
Bahkan ada satu sekolah di sebuah kabupaten; ketika ada acara beliau berkata, di seluruh provinsi ini tidak ada yang menerima disabilitas kecuali kami.
Disabilitas aja di kapitalisasi demi kepopuleran sekolah pak guru
Justru menurutku perkataan beliau itu adalah cambukan keras buat "sekolah" karena mereka telah menolak anak Bangsa untuk meraih ilmu.
SD SMP SMK sering rangking 1. Tapi nyatanya apa dul. Rangking 1 di sekolah gak menjamin siap berprestasi ditempat kerja. Ternyata ditempat kerja cuma butuh orang pinter bergaul, pinter bergurau, pinter ngambil hati senior.
Nilai tinggi yang menggambarkan ilmu tertulis kalah dengan Nilai tinggi tidak tertulis yang menggambarkan kemampuan komunikasi, presentasi & hubungan sosial.
Jangan terjebak dengan pernyataan saya diatas. Kalo maunya jadi santai aja atau gak mau terlalu pinter atau nakal atau gak beretika di sekolah. Nanti pas masuk dunia kerja juga kena karmanya. Sering telat masuk kerja, berani kepada atasan, kerjanya lemot, ceroboh, terjerumus ke hal2 yg merugikan di luar kerja sehingga banyak absen, jadi target utama phk, sering dipindah2 bagian karena gak ada atasan yang mau nerima, banyak utang karena gak bisa mengatur keuangan dari gaji dll.
Ini seputar dunia kerja di pabrik ya pasca sekolah selama saya jadi karyawan pabrik hampir 13 tahun di 7 perusahaan berbeda.Yang lain kurang paham.
13:43-14:40 betul banget pa guru,saya bersekolah di salah satu sekolah SMA negeri di perkotaan yang katanya itu adalah sekolah favorit.Namun kata "sekolah favorit" hanyalah sebuah kata,berikut saya sampaikan alasannya:
1.Di sekolah tersebut masih banyak yang pergi nongkrong + merokok menggunakan seragam sekolah yang menurut saya itu dapat menurunkan citra sekolah itu sendiri
2.Pemisahan kelas untuk orang pintar dan tidak pintar,di sekolah saya terdapat yang namanya kelas unggulan dan saya termasuk ke dalam kelas itu.Saya merasa adanya ketidakadilan,karena kelas saya ini diisi oleh orang2 berprestasi dan berbakat,tiap lomba pasti muridnya dari kelas unggulan itu dan selalu dipilih oleh sekolah untuk mengisi kegiatan2 baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah ditambah lagi kelas saya sering dikunjungi oleh kepala sekolah, sementara kelas yang bukan kelas unggulan tidak seperti itu,dari sini saya merasa adanya ketidakadilan sekolah dan
3.Saya kira guru yang di sekolah favorit ini gurunya lebih bagus ternyata biasa2 aja dan lebih sering bolos dari jam mengajar di kelas
Tentunya saya yang pertama kali masuk ke sekolah negeri juga merasa kaget karena saya SD dan SMP bersekolah di swasta dan saya berpikir tampaknya swasta lebih baik karena setiap murid di perlakukan dengan sama,guru yang lebih dekat dengan muridnya,tidak ada pemisahan antara yang bodoh dengan yang pintar dan memberikan nilai yang murni dan jujur (menurut pengalaman saya di sekolah swasta)
Saya dulu juga gitu, waktu masih di MTs itu kan sekolahnya termasuk yg favorit (karena bisa bersaing dengan SMP berstandar nasional di kota saya). Ada juga yg namanya kelas unggulan, nah setelah kira2 setahun ada guru yg curhat ke kelas ku, dia bilang "ibu nggak suka ngajar di kelas (unggulan) itu, anak2nya pada kurang adab, guru menjelaskan malah pada ngobrol". Yah kalo gitu mah nggak ada bedanya ama kelas lain yg "tidak unggulan", hanya berlabel pintar tapi kurang beradab
@@skytrooperss892 yang lebih parah lagi,di SMA saya tidak ada bahkan jarang adanya diskusi atau hubungan antara guru dan orang tua bahkan wali kelas saya sendiri tidak mau bikin grup orang tua padahal orang tua juga berperan penting di sana apalagi seusia anak SMA yang pergaulannya bermacam macam
Saya pernah bolos juga cuma ga pernah pake baju seragam sekolah itupun bolos ke perpustakaan karena pelajaran matematika.
Favorit itu bukan terbaik!!
Jaman2 dulu mahasiswa itu bukan buat ijazah nya aja, tapi buat intelektualitas. Karna ada kebutuhan dan urgensi. Dulu mahasiswa neliti bener2 tentang suatu hal, jadilah banyak inovasi. Atau mahasiswa jaman pra kemerdekaan indo dan pra reformasi juga ada urgensi intelektualitas buat dudukin bangku politik.
Skrg jaman udah berubah, mahasiswa udah gak ada urgensi lg. Mindset nya yg penting lulus dpt ijazah, lalu kerja aja
Sedih ya😢
Teman teman saya ambil jurusan IT, rata rata pengen jadi PNS setelah lulus. Sampai sampai kebanyakan pada gak tau kalau ada perusahaan yang bernama TSMC 🤣
💯 8:08 8:45
Apalagi yg hanya tamatan SD, SMP dan gak kuliah, lebih gak rasional pemikirannya. Dan itu hampir setengah dari populasi.
@@TV-vi9dh bill gates gak rasional?
Saya salah satu pengajar bimbel dan merasa bimbel sekarang jadi penyelamat untuk konsep-konsep yang seharusnya siswa dapatkan tetapi justru terlewat begitu saja di sekolah. Contoh nyata, saya mengajarkan konsep tentang fotosintesis, yang salah satu bahannya adalah H2O beberapa waktu lalu. Ternyata sekelas yang isinya kurang lebih 13 orang tidak mengerti apa itu H2O, padahal sdh di kelas 9. Di zaman saya SD, H2O itu sdh diajarkan merupakan senyawa dari Air dan itu sebenarnya sudah menjadi istilah umum, apalagi saat ini. Setelah sy gali, kenapa kok gak tau H2O itu air? mereka kompak mengatakan, kadang disekolah penguatan konsep itu jarang dilakukan guru, kebanyakan hanya diskusi. Pola belajarnya Guru masuk - memberi arahan untuk diskusi - siswa diskusi dan presentasi (90%) - waktu selesai. Penguatan materi sangat minim, sehingga konsep-konsep penting yang dibutuhkan siswa dari guru tidak terjadi dengan dalih student center.
ekonomi lemah = pendidikan buruk = ekonomi lemah = pemerintah tidak paham implementasi sistem pendidikan dan sangat gemar merundung individu yang cerdas dan membebani inovasi dan sangat gemar korupsi atau mencuri ide, dan ini akan terus berlanjut sampai semua orang di pemerintahan diganti sama orang orang yang betul betul baru bukan menjabat hasil dari penyuapan, kecurangan atau kolusi dan nepotisme. terlalu banyak lembaga yang mengedepankan orang yang punya uang pelicin bukan orang yang punya integritas dan kualitas.
Saya sebagai mahasiswa akhir merasakan hal yang sama bahwa rendahnya tingkat intelektualitas saya disebabkan oleh kesalahan dalam sistem pendidikan secara kontinyu dari tingkat TK sampai SMA. Sampai sekarang saya masih merasa dilema. Di satu sisi saya dituntut untuk segera menyelesaikan skripsi tapi di sisi lain saya merasa bahwa saya belum layak untuk mengabdi kepada masyarakat dengan keterbatasan ilmu pengetahuan yang saya dapatkan selama ini 😢
Masak
Setuju, anak saya, ketika lulus sarjana malah bilang ke univnya terima kasih krn saya nggak merasa dapat apa apa dan nggak ngerti apapun, ipk 3,75.akhirnya lanjut S2 di ptn.
Untuk mendapatkan IPK Cumlaude th 2002 itu susah sekali. Harus benar2 belajar giat dan mengerti apa yg dipelajari. Berkat belajar yg giat saya 2x dpt beasiswa ke Jerman dan IPK cumlaude. Sekarang meniti karir di Jerman sejak 20 tahun 😊
Kalo boleh jujur, saya merasa potensi saya tidak optimal terasah di sekolah.
Saya menyukai sains teknologi dan komputer, namun saat masuk smk, saya di tolak masuk jurusan teknik komputer , ntah gk tau karena apa, ntah apa standar tolak ukurnya, hingga mental saya terganggu seakan mimpi saya buyar seketika.
Nahh itu namanya Inflasi Nilai pak,Hukum suply and demand, Kan di dunia pekerja demandnya butuhnya IPK di atas 3 klo dulu gk nggak jadi banyak yg produksi dulu IPK 3,5 ... Jadinya 2,9 itu inflasi ke 3,5 ... Itu bukan karena murid pak emang kapitalisme gitu toh dosen2 juga mau enak doang kan, Noh gwe mau nyari informasi ke dosen suruh bayar, kurang kapitalis apa coba
Saya kuliah S1 di Jerman om, dan disini mw lulus tepat waktu aja berat (termasuk org jermannya sendiri), sistem pendidikannya ketat, mw dapet nilai bagus harus mati2an, kadang di beberapa modul bisa lulus aja udh sujud syukur 🤣. Sangat jarang sekali ada nilai2 tambahan untuk lulus suatu mata kuliah, untuk 1 mata kuliah ujiannya hanya 1 kali, dan nilainya ini menentukan lulus atau tidak, gk ada tambahan nilai lain yg membuat nilainya naik dan jadi lulus🤣. Jadi harus sangat2 menguasai seluruh materinya. Makannya kadang saya heran di indonesia ko kayaknya banyak org lulus tepat waktu dan sampe cumlaude2
ya mau gimana lagi, apa2 skrg butuh duit. bayar kuliah mahal jadi sayang kalo kuliah lama2, jadinya semua pada pragmatis, kuliah supaya gampang cari kerja.
Pas UNAS SMA dulu temen saya ada yg ngejual kunci jawaban ke masing2 kelas. 1 carik kertas 10 ribu.
Tapi saya tolak, karena pingin tahu kemampuan saya sampai mana. Hasilnya ya gitu. Jelek nilai UNAS.
Tapi masih bisa lanjut kuliah coz Allah SWT mendengarkan hambanya ini di tes SBMPTN. Alhamdullilah...
Cara dapat kunci jawabannya gimana tuh, kok dia bisa tau.
Kalau mau maju pendidikan indonesia, ada 2 hal yang harus tiadakan.
1. HAM ditiadakan
2. Jangan ada politisasi di dunia pendidikan.
Saya anak 90an bersekolah thn 2000an ya membenarkan
Bahkan d sekolah kita d ajarkan utk KKN..
Ketika hasil ulangan salah satu mata pelajaran jelek bkn remedial yg kita dpt utk perbaikan nilai..
Tp justru kita d suruh utk suap kpd guru yg mata pelajarannnya jelek, suap bisa berupa 2 bungkus rokok atw bahkan satu pot bunga utk hiasan d rmh sang guru..
Bodohnya saya baru ngeuh skrg stlh puluhan thn lulus dr sekolah..
Aku pernah dijanjikan bisa sekolah di sekolahan kelas International dan memang iya! ... mereka merekayasa nilai kami, padahal sekolahku terakreditasi B (tanpa pagar, toilet bolong, asbes rontok) siswanya geng semua. Aku inget dulu ke sekolahan gak bawa buku LKS dll. Cuma bawa 1 buku tulis kosong tiap masuk. Sering mbobol pelajaran yang gak ku suka. Gak perapian. . . Eh diterima di sekolah Favorit karena nilai. Walaupun semenjak saat itu sekolah favorite mulai memperketat karena banyak siswa-siswa kami yang dibawah rata-rata bahkan temenku gak lancar baca pun masuk SMK Negeri pokoknya kocak dah ngomongin rekayasa nilai ini
ya karena siswa dikasih nilai bagus + sekolah butuh akreditasi juga + gempuran jaman juga. ngerasain ini saat smp, sekitar 2011an dimana untuk kkm nilainya dinaikkan, waktu itu byk yg mikir bakal susah, eh nyatanya malah nilai nyarinya gampang buat naek dan itu berlangsung sampe sma. hingga mandek saat kuliah sih, nah ini tergantung kampusnya jg sih. dulu kuliah di vokasi teknik, dimana dosennya ikut gaya lama. dimana nyari nilai sulit sekali, sehingga dalam lingkungan kampus bisa dihitung jari hal hal mahasiswa bermasalah, krn pada sibuk buat ngembangin diri. kaget juga saat ngerti ternyata kampus lain masih gampang banget buat nyari nilai. mungkin hal inilah yg jd kualitas anak Indonesia menurun
Pendidikan harus di sesuaikan dengan kultur dan budaya bangsa Indonesia dari segi kognitif, afektif,fisyikotor.
Kemudian aturan yang yg berubah ubah sehingga menjadi tidak fokus pada tujuan semistinya
11:25 waktu smp pernah berfikir seperti ini "kenapa harus memakai rumus yang sama untuk menghasilkan jawaban yang sama (dengan rumus yang dibikin dengan teori sendiri)? toh jawabannya juga sama. padahal klo ngikut olimpiade science yang dibutuhkan itu menjawab dengan cepat bukan menggunakan rumus dengan tepat."
ya begitulah. Orang sekolah cuma untuk cari nilai, bukan jadi pandai, makanya nilai dikatrol dengan uang. Orang bekerja cuma untuk cari uang, bukan jadi produktif, makanya banyak karyawan bengang-bengong aja yang penting akhir bulan gajian. Orang beragama untuk cari pahala, bukan untuk menyebar kebaikan, makanya banyak orang ibadah padahal tetangga kena musibah tidak dibantu. Nonton video Guru Gembul jadi banyak refleksi nih..
Tampilin contoh orang yang berhasil dengan pendidikannya dong pak. Biar setidaknya ada harapan untuk pendidik dan pelajar
Ya kan namanya kebanyakan😂
Skrg istilah oknum udah kebalik. Oknum itu untuk hal yang baik" ga kyk dulu
Ada tapi yg swasta dan minoritas takut pakguru membandingkannya nanti disomasi sama komunitas GURU
Yah kalo di sini guru menegakan disiplin motong rambut ajah besoknya tuh guru masuk penjara.. ( cdk ajah google beritanya)..padahal sekolah ada aturan yg jelas
Siswa ga pernah masuk tapi wajib lulus.. kalo ga lulus dinas dan orang tua murid ngamik dan gurunya di pecat.. nilai siswa harus tinggi..
Kalo nilai rapot ajah udah ga ada yang jujur apa yang anda harapkan dari pendidikan indonesia??😂😂😂
Tidak ada
dulu pas kuliah pnya temen dia pinter bgt dan baik jg dan yg pling gw suka dia hobi bgt bertanya secara kritis bkan cman sama temen tp jg sama dosen ampe ketar ketir semua org tiap dia nanya.
malah pernah dosen terang2an nyindir dia pas nanya kata dosen nya dia ini kyaknya suka menjatuhkan org lewat bertanya dan yg luar biasa nya temen2 sekelas mlah mendukung dosen nya. gw sebenarnya suka tiap dia nanya karna emg sesuai ama praktek bkan cman teori tok. mau membela tp gw jg sering di bully gara2 sering telat bayar spp/uang praktek/ujian
endingnya mungkin karna udh kena mental gara2 di bully dosen pas semester 5 dia DO dan memutuskan WFH. skarang gw masih rajin nongkrong sambil liatin dia kerja sambil dlam hati nyesal karna gw dlu jg wfh gara2 di bully kluarga malah berhenti😢
sedang berada di posisi temen kakak:)
Semester 5 keluar rugi sih buang" Waktu
Bener banget, banyak yang tujuannya pamer. Orang kreatif yang payah dalam menghafal biasanya akan dipulaukan (diasingkan, diabaikan potensinya) karena sulit dipamerkan. Orang yang mudah menghafal meskipun cetek secara pemahaman nah ini yang akan diunggulkan karena mudah untuk dipamerkan.
Dan mirisnya lagi banyak guru yang malah gagal mendidik anaknya sendiri, nanti untuk menutupi kegagalannya malah nganggap oh iya anak saya mah memang rada beda 😂 jadi tuh sebenernya jadi guru itu kasian banget kebanyakan melakukan formalitas sampai kehilangan banyak kesempatan untuk mengenali manusia secara utuh 😢 tentu bukan semua guru ya, ini saya bicara dari kisah guru yang ambisius jadi pns karena ingin memenuhi impian ortu nya, segala macam formaluts dilakukan demi mengejar jabatan pns, sampai anak sendiri sanggup diterlantarkan, alhasil beliau banyak kehilangan kesempatan untuk mengenali dirinya sendiri secara utuh. Sebenernya kasian sih, tapi agak nyebelin kenapa masih ada guru yang seperti itu, mungkinkah kah itu karma atau adzab karena menjadikan pendidikan sebagai lahan bisnis 🤔
Tapi kalau masalah guru matematika yang memaksa menghafal rumus kayaknya tidak semua seperti itu, ada juga yang gurunya membuka dialog lalu dikasih tau kelemahan dari rumus muridnya misalnya rumus si murid bisa untuk menyelesaikan soal a b c tapi tidak bisa menyelesaikan soal d, nah di situlah guru mulai meminta murid menghafal rumus yang guru berikan karena ada alasannya, karena rumus buatan muridnya cuma bisa dipakai menyelesaikan soal a sampai c, ternyata rumusnya punya kelemahan, jadi tetap pada akhirnya akan membutuhkan rumus buatan guru, jadi ada proses dialog di situ.Thanks!
Oh iya kisah saya jangan ditelan bulat-bulat tidak usah terlalu dipercaya apalagi kalau terkesan negatif, belajarlah memiliki sudut pandang kalian sendiri, percayailah pengamatan kalian sendiri melebihi apa yang cuma katanya. Semoga kalian menjadi pengamat handal bukan sebatas mengikuti persepsiku, namun semoga kalian mampu memandang dari sudut yang lebih luas. Aamiin.
Saya dipermalukan dosen saya sendiri pas dia bacakan nilai UTS di depan kls padahal itu hasil buah pikirku sendiri setidaknya saya bangga karna saya buat itu sendiri dari pada NgeJoki.
@@ruang2channel426 dipermalukan sama malu beda lo
@@ryujin2455 ok lupakan malu dan dipermalukan...pertanyaannya dia tetap bangga ato tidak?
@@ruang2channel426pertanyaan mu itu sudah ditulis oleh komentator nya, lihat di baris ke 3 dari komentar nya. 😭
@@urikjoss siapa tau itu pernyataan utk mengungkapkan rasa bangga sblm dipermalukan dan sy bertanga bagaimna setelah dipermalukan
@@ruang2channel426 ya allah kamu baca ga sih 😭😭😭
Apa yg bs d harapkan dr Sistem n para Penyelenggara yg buruk, lumrah donk klo hasilnya jd lbh buruk jd bkn salah para pelajar tp salah yg buat materi pelajaran n sistem pendidiknnya...
Hanya orang2 bodoh yg cuma mengandalkan Pendidikan Formal untuk hidup lbh baik.
Semoga pak guru bisa menjadi bagian dari pemerintah, sehingga bapak memiliki akses dalam mengubah masa depan bangsa kita. Dan juga doakan saya agar dimasa depan nanti bisa menjadi orang hebat seperti anda.
dia gak mau / sudah bilang gak bakalan bisa kecuali jadi presiden
Betul guru.. kita harus merdeka dalam berfikir.. tidak hanya belajar dalam sekolah .. saatnya anak muda bangkit
Di kasus saya sendiri yg lulus 2 tahun lalu hal seperti ini memang benar terjadi yang ironis adalah dengan guru menaikkan nilai-nilai murid yang rendah tadi justru dimanfaatkan oleh para murid tersebut untuk malas belajar karena tau nilainya akan dinaikkan sementara dari pihak pengajar juga sedikit bermasalah menurut saya karena hal hal yang diajarkan kurang relevan dengan kebutuhan kebutuhan ilmu pengetahuan zaman sekarang smh😿
Pendidikan sekolah di Indonesia ini salah arah.. akibatnya merusak pendidikan itu sendiri & juga siswa.. semoga kepentingan2 yang tidak penting untuk mencerdaskan manusia segera sirna & berganti menjadi pendidikan yang mengembangkan manusia sesuai potensi dirinya..
PKN = suruh hafal undang2
Agama = suruh hafal nama2 malaikat
Matematika = suruh hafal rumus2
Bahasa Indonesia = suruh hafal kata per kata
Bahasa inggris = suruh hafal vocab
TIK = suruh hafal nama2 hardware
IPS = Suruh hafal nama2 pahlawan
LULUSANNYA = NGANGGUR 😂
Semua yg dipelajari di sekolah pasti bermanfaat untuk kehidupan
kalo jaman taun 2000an, mahasiswa bisa bayar joki dan research seadanya dari google.
jaman skrng dgn adanya ChatGPT dan AI, research mahasiswa akan jauh lebih mudah lagi.
Assalamualaikum
Yg harus diubah dalam dunia pendidikan dari teori ke model praktek nyata agar semua lulusan mempunyai kemampuan dan keterampilan yg di miliki oleh setiap individu
Seneng bgt denger PGG ngebahas tema pendidikan, karna beliau adalah sebaiknya saksi yang melihat dengan mata kepalanya sendiri.. tema ini PGG bgt.
Semuanya kembali ke diri sendiri, berusaha terus dengan membaca dan berharap Tuhan mempermudah.
Saya tuh orang jakarta
Tapi selalu miris sama anak2 kecil disini
Anak usia 3, 4 , 5 dan 6
Cara bicaranya itu udah kotor
Dan tidak ditegur sama ortunya
Misal:
Nggak gitu ngentod , centod
Bangke lu
Anjing lu
Ngehe lu
Apa lg kalo pagi d jalan masuk ke rmh saya
Jam 7 itu udh ngumpul mabar game
Sore juga mabar
Malemnya jg aduh..
Gw jg tu sering jumpai bocil2 TK
Maenanya itu bercandaan tp tawur2an
Dari kcil sumber ilmunya itu nggk ada
Trs gedenya gimana
Indonesia emas kyaknya susah klo lht bbitnya kya gni
Tak akan ada indonesia emas selama pendidikan indonesia itu sendiri masih hancur,
Indonesia bisa aja jadi emas,tapi mungkin bukan 2045😂😂😂.bisa lebih cepat atau bisa 100 tahun lagi mungkin dari sekarang.para pemimpin yang baik lah yang mampu mempercepat atau memperlambat kemajuan di bidang pendidikan ❤❤❤
Semua hal yang buruk terbesarnya ada di Indonesia misalnya Judi, tawuran, korupsi, maling, narkoboy, dll. Mirisnya pemerintah menutup²i itu dengan narasi Indonesia emas tahun 2045, menurut saya tahun 2045 nanti bukan Indonesia emas tapi krisis dan kehancuran. Semoga tidak terjadi
Hahahaha generasi cEmas 2045
Itu di daerah gw juga ada sih
Pada ngomong carut semua bocil-bocil disini
*Mahasiswa jaman skrang mejiplak tesis dr universitas lain terlihat keren drpada mikir sendiri*
@@muhammadfajar9192lah kok murah cuma 3 juta kirain bisa 5-6 juta
definisi "Indonesia bukan kekurangan orang cerdas, namun kekurangan orang jujur" semakin dan semakin relate 👍
Saya banget ini ahahaha.. saya bikin channel di Tiktok tips mengerjakan soal TIU dengan logika. Orang yang datang protes karena katanya rumit, lebih gampang pake rumus..
padahal bukan itu intinya.. intinya mengerti soalnya untuk cari jawaban. Bukan langsung di tempeleng pake rumus. Kasihan dong yang gak hafal rumus terus ujian cuma bisa bengong. Padahal kalau mau pake logika dan mikir soalnya bisa dianalogikan, jawabannya sama aja 😂
link chanelnya dong gan !
Istirahat & makan siang dulu. WIB
Hal yang pak guru sampaikan itu terjadi karena sistem pendidikan yang tidak benar. herannya kenapa pemerintahan kita tidak mau jujur, atau memperlakukan sistem yang benar padahal kalau pemerintah ingin belajar , kita bisa studi banding, merivisi dll .tapi nihil kenyataannya seperti benar' dibuat agar tidak maju ataupun berkembang.
Padahal pendidikan adalah salah satu elemen dasar suatu negara untuk bisa terus ada(my opini)
Jaman sekarang malah guru yg di bully siswa dn orang tua murid
Harusnya nilai rapot di tulis apa adanya.. guru jangan di tekan ngasih nilai..
Harus ada aturan nilai rapot wajib jujur walau nilai asli mereka 20-30 ajah..
Nanti nilai itu akan memotivasi siswa biar belajar.sekarang siswa ga pernah masuk ajah pasti lulus kok.. makanya ga heran banyak siswa ga kenal sama gurunya. Jangan paksa guru memberikan nilai bagus.
Kalo ga bagus di intimidasi..
Hentikan kekerasan dan ancaman ke guru kaya sekarang
*Kalau melihat kwalitas pendidikan suatu negara lihat lah kwalitas komentar di medsos*
@rizkycasssnova3302banyak orang Indonesia yang mengalami Dunning Kruger effect yaitu merasa paling tahu saat pertama kali belajar, tapi parahnya sifat tersebut gak pernah hilang + gak ada perkembangan terkait ilmu yang dipelajari 😂
😅Dulu guru bebas isi rapot anak..
Sekarang anak yg ga pernah masuk pun harus 80-90..😂
Guru pasti di tekan biar ngasih nilai tinggi kalo ga yah orang tua murid marah2 dan dinasnya marah2 😂😂
Ga naikin anak malah gurunya dipecat 😢
Jaman sekarang malah guru yg di bully siswa dn orang tua murid
Harusnya nilai rapot di tulis apa adanya.. guru jangan di tekan ngasih nilai..
Harus ada aturan nilai rapot wajib jujur walau nilai asli mereka 20-30 ajah..
Nanti nilai itu akan memotivasi siswa biar belajar.sekarang siswa ga pernah masuk ajah pasti lulus kok.. makanya ga heran banyak siswa ga kenal sama gurunya. Jangan paksa guru memberikan nilai bagus.
Kalo ga bagus di intimidasi..
Hentikan kekerasan dan ancaman ke guru kaya sekarang
Mohon izin mengingatkan bahwa sebaiknya menggunakan kata "kualitas".
Untuk yang bagian sekolah favorit saya setuju dengan Pak Guru Gembul.
Penyesalanku hari ini, udah tau guru gembul dari lama tapi ga coba liat kontennya di channel yt. Ini ga sengaja liat karena autoplay. Kenapa ga dari dulu nyoba buat liat kontenny guru gembul, banyak banget informasi dan edukasi yang dikasih di channel ini :(
Setuju banget, contohnya banyak mahasiswa yang keluyuran pakai motor dan tidak pakai helm, kalau ditegur lebih galak... 2045 Indonesia cemas / lemas
Indonesia cemas, Chunghua menang. MIRIS! 😢
Cemas
Lemas
Remas
Lebih Ke Remas. Soalnya judul pak Guru juga mahasiswa Jago WikWik. Berarti Jago dalam hal Remas meremas 😂
@@Amrdaubener bang, itu yg akan terjadi. Kalimantan akan dikuasai changhon, Indonesia 2045 cemas ya😂
Alhamdulillah ada yg mnyuarakan. Makasih banyak Guru Gembul, saya coba share ini di group saya biar generasi" kuliah ini tidak bodoh slamanya. Bukan hanya dosen yg mmbodohi mahasiswa akan ttapi mahasiswa juga seneng di bodohi
🤦♂️🤦♂️🤦♂️
Saya dulu sekolah dapet apa ya, Soalnya 12 tahun saya sekolah itu sama sekali tidak diajarkan Critical Thinking, apalagi Berfikir Logis, Pokoknya kalo ada guru masuk Ngejelasin dikit abis itu ngasih soal, terus pulang, Nah yang jadi permasalahannya, Saat guru menjelaskan Pelajaran itu, Saya sama sekali tidak berminat, karena dulu saya tidak tau kalo saya mempelajari itu, apa guna nya buat saya, Misal pelajaran IPA, apa guna nya bagi saya jika yang saya minati adalah Psikologi, Pelajaran IPS juga gak diajarin Social Skill itu gimana, Padahal Kepanjangan dari IPS itu (Ilmu pengetahuan sosial) Pengetahuan sosial dari mana? Cara Membangun Relasi aja gk diajarin, Cara Social Skill juga gak dikasih tau, Apa Manfaat dari pengetahuan Sosial aja dulu saya gak ngerti, Ngapain saya belajar...
Setelah 1 tahun saya lulus saya ada Kesadaran Mempelajari Pengetahuan yang saya Butuhkan Lewat Konten², Buku, Chat GPT dan Pengalaman, Hasil dari 1 tahun yang saya pelajari sendiri itu malah lebih baik, Daripada 12 Tahun saya di sekolah
*Pak guru, bisakah kualitas audionya diperhalus lagi🙂*
Yah kalo di sini guru menegakan disiplin motong rambut ajah besoknya tuh guru masuk penjara.. ( cdk ajah google beritanya)..padahal sekolah ada aturan yg jelas
Siswa ga pernah masuk tapi wajib lulus.. kalo ga lulus dinas dan orang tua murid ngamik dan gurunya di pecat.. nilai siswa harus tinggi..
Kalo nilai rapot ajah udah ga ada yang jujur apa yang anda harapkan dari pendidikan indonesia??😂
Murid nakal, ga masuk, dan bodoh nilainya pasti bagus . Kalo ga bagus gurunya di pecat 😂
ini komen sebelumnya apa replynya kyk gini?
@@Sirimons12 di blg apa, di jawab apa🗿
@@Sirimons12 oot banget astaga
Dulu udah pernah kukomen juga biar pak guru beli mic yg lebih bagus. Keknya emang harus dikomentarin ini terus biar kena notice 😂
Satu langkah yang paling benar untuk Indonesia yaitu kompak, jangan pilih kasih.