mungkin bisa contoh bikin regulasi kayak di Jepang yang semua suara shutter kamera Smartphone nya gak bisa dimute jadi orang kalau diam-diam ngambil gambar tetap kedengaran suara shutternya.
seperti kasus baru2 ini seorang polisi menampar sopir, si sopir ingin melapor ke kantor polisi udah ditungguin sama teman2 si polisi td. ingin jalan damai tapi sang sopir merasa dihina. akhirx gak jadi damai. disebarin deh tuh videox pas kena tampar, viral akhirx polisix dipecat. dari sini sy sendiri udah bingung yang salah siapa mau melapor ke penegak hukum toh yang bermasalah si penegak hukumx sendiri. diviralin kasian polisix kena pecat plus malu.
banyak masyarakat golongan bawah ga paham tentang hal ini malah sampai dijadikan objek buat diekploitasi konten kreator. mulai dari sulitnya ekonomi mereka sampai ke masalah rumah tangga yang menyangkut soal keluarga, ancur dah jadi konsumsi publik tanpa anonim tanpa sensor, entah mereka ini dibayar berapa kok mau aja. 🤣
*inb4 Warganet yang suka ambil foto/video orang tanpa izin buat viral tidak menyukai ini* Opini yang bagus bang jun Sekarang bahas Doxxing yang misused a.k.a. disalahgunakan terlepas tujuannya 'membela kebenaran' atau tidak
bener sih emang kadang suka nonton konten ngetawain kesialan orang lain,gw sendiri lebih ke kontexs yg emang atas kesadaran diri sendiri(ngerekam diri sendiri/temennya yg ngerkam bukan orang random),balik lagi sebagai contoh di Jp yg dimana privasi tinggi ngerekam orang random sebenernya di batas minimal aman sih tp wajib di sensor(di rekam sebatas leher kebawah/wajah di mozaic dan suara wajib di edit tinggi)supaya identitas yg di rekam masih di ranah rahasia tp kalo yg di rekam keberatan masih bisa di tuntut dan yg ngerekam bakal dapet teguran dari kepolisian gk sampe pidana setauku (sumbernya dari kasus yg sempet rame di JP beberapa tahun lalu soal SJW yg ngusir homeless yg bikin rumah kardus bahkan sampe bikin pertanian kecil di lahan orang nah tu SJW di laporin ke polisi dengan tuduhan privasi/homelesssnya gk terima di rekam karena gw gak ngikutin sampe habis rumornya tu SJW dapet teguran dan si homeless di suruh pindah)
Paling banyak itu content creator mengatasnamakan media penyebar informasi tanpa tau informasi sebenarnya. Buat konten tidak sekedar informasi, kejar target dapat cuan.
kl di luar mgkanya lebih baik bawa masker, karena tempat umum kan, tidak ada larangan apalagi orang ngonten, mgkanya lebih baik dihindari juga, w begitu, kalau di depan rumah tu baru boleh this is private property and i will not be harrased.
Banyak netizen yg suka melanggar hukum aturan mengambil foto. Contoh mengambil foto diarea private tanpa izin yg punya bisa dituntut pidana dan perdata. Misal merekam wajah kasir toko kemudian mempublikasikan tanpa izin jelas kena uu ITE, pencemaran nama baik dan perdata😅
hukum beginian masih belum ditegakkan di Indo, itu kalau dituntut juga paling sama isilop suruh damai dan diselesaikan secara kekeluargaan. Padahal larangan ngerekam/mengambil gambar di private area seperti rumah, gedung, bangunan, dll di negara lain sudah ditegakkan, bahkan ada yang saking antisipasinya youtuber2 luar kadang ada yang nge blur area tertentu di videonya.
Percaya kok bahwa harus diviralkan dulu baru diproses. Kalau soal distribusi secara digital, rasanya sulit tracking siapa yang bertanggung jawab pertama kali sebar. Jadi ya bisa tenang aja
Aku ambil foto/video cuma untuk keperluan pekerjaan seperti buat laporan.. Tpi klo mw di upload ke medsos diusahakan untuk sensor wajah nya atw kasih mode private biar gk d liat orng alias itu cuma untuk nyimpan foto/video aja Oh yh bang Jun.. aku jdi mikir klo misal ada orng yg ambil video tindak kriminal misal ada tetangga cekcok trus malah jdi gore.. apa masih boleh d ambil gambar nya buat barang bukti ? Atw kek video "put the phone down, this is for my safety" apa masih boleh bang ?
kalo menurutku rekam kejadian kecelakaan atau ada keributan dll itu boleh2 aja, bisa jadi barang bukti nanti, tp yg salah diupload ke sosmed buat konten, jd konsumsi publik, nah itu.. spt kejadian di kantor dulu, ada keributan perkelahian terekam cctv kantor, kata bos suruh simpan buat barbuk, tp diwanti2 jgn disebar luaskan
@arifintaufiq menarik.. kejadian yg kurang lebih sama jg prnh aku alami di tempat kerja lama ku yg pada awalnya pekerja sempat nyebarin kejadian di dalam area kerja.. setelah itu ada printah dri atasan buat hapus video yg udh jdi status WA dan beberapa hari setelah nya d minta ttd surat pernyataan buat gk boleh share kejadian2 sejenis nya ke medsos atw orng luar
Kalau hubungannya sebagai barang bukti kejahatan beda lagi hukumnya bang. Cuma tetep barang bukti itu untuk diserahkan ke polisi bukan dipublish. Masalah nanti sampai ke media itu urusannya aparat.
saya termasuk yg gak setuju, bisa2 suatu saat saya jd korban... msh byk upload wajah orang spt itu, ada bbrp yg ngerti jg spt itu gk boleh, privasi, tp ya msh byk yg nganggap klo di tempat publik bebas, gak ada kata privasi
Ah kejadian dulu, pas ada yang ngerekam ibu ibu yang marahin anaknya sampe didorong keluar dari mobil, ya memang yang dilakuin ibu itu salah, tapi ya ga perlu direkam sama diviralin, akhirnya ya si perekam dicari polisi juga
Nah ini menarik. Kebetulan saya pernah kerja di media, dan uda pernah saya bahas tentang itu di sini th-cam.com/video/ZwYp0XVJjUU/w-d-xo.html Wartawan punya peraturan dan kode etik sendiri. Sedangkan masyarakat umum yang bermain menjadi wartawan tidak punya, tidak tau dan tidak peduli dengan kode etik dan etika.
@@techandtips lah tapi kan masyarakat dan negara demokrasi lain ada istilah 'citizen journalism', fungsi pengawasan selain lembaga formal, ya sekarang 'no viral no justice'. "wartawan punya peraturan dan kode etik sendiri, sedang yang lain, tidak," berarti masyarakat tidak tau kode etik dan etika saat berada di tempat umum gitu bang? masalahnya kalau gak direkam sering orang bisa bertindak seenaknya dan berlaku semena-mena tanpa ada konsekuensi.
Jangan mengartikan saya ngatain masyarakat dalam berperilaku secara umum ya. Konteksnya adalah ambil foto semaunya, nyebarin berita hoax semaunya. Jurnalis itu profesi. Untuk mendapatkanya ga sembarangan. Ada peendidikan, recruitment, jenjang karir dan segala peraturan lain. Sama seperti pekerjaan profesional lain. Semua profesi punya kode etik. Citizen jurnalis itu dibikin sendiri sama citizen. Ga ada syarat apapun untuk jadi citizen jurnalis. Ibaratnya kita menyatakan diri citizen doctor, citizen architect, citizen chef untuk tiba-tiba merasa bisa dan berhak melakukan pekerjaan mereka tanpa melalui proses yang seharusnya. Tapi karena tidak bisa dibendung, hasilnya bisa kita lihat sendiri. Berita hoax bertebaran, dan banyak hal lain yang tidak mungkin disebutkan satu satu, atas nama citizen apapun yang jelas dilakukan dengan ngawur. Mau ga @gigend dioperasi sama orang yang bukan dokter tapi sudah pernah lihat proses operasi usus buntu di TH-cam? Kalau jawabannya tidak, berarti hal yang sama berlaku terhadap citizen jurnalis atau apapun itu. Kalau no viral no justice itu adalah kesalahan sistem penegakan hukum, sudah di luar pembahasan ini. Coba aja tonton video di link yang saya kasih di atas. Kalau masih ga terima berarti sudah tidak ada yang bisa saya lakukan untuk menjelaskan. Silakan aja lakukan sesuai yang kita yakini boleh. Aturan bilang ga boleh langgar aja, kalo kita merasa boleh berari boleh kan? Yang saya sampaikan di video ini hanya membacakan Undang-Undang. Mau ikut bebas, engga juga ggp. Toh yang naik motor tanpa helm puluhan tahun ga ketangkep polisi juga banyak. EDIT: Satu lagi, karena kurang bisa dan memang mungkin tidak pernah membaca Undang-Undang, banyak yang bingung soal video CCTV, rekaman orang melakukan pelanggaran. Video seperti itu bisa dijadikan barang bukti untuk diserahkan ke aparat, bukan untuk diupload ke socmed.
bang tolong bahas dong, untuk upgrade komponen PC itu enaknya berapa lama? apakah harus 1 tahun sekali atau 3 tahun sekali mungkin baru upgrade. soalnya kalo gw lihat kadang suatu merk itu ngeluarin processor atau gpu baru tuh performanya masih gak jauh beda, jadi apakah ada rentang waktu yang ideal buat kita meng-upgrade komponen PC kita?
Gw pernah sekali langsung tak kasi liat foto itu ke orngnya dan dia bilang jangan kayak gtu ya tidak baik apalagi kita beda pemahaman dan cara bicara (yang aku ajak orng Chinese)
Yang sembarang begitu karena hasrat Si Pembuat/Penyebar konten lebih besar ketimbang akalnya atawa akalnya sedang setara isi #maaf b*ritnya; Baik karena malas dan kurang pengetahuan ~ bodoh atau tahu ~ sengaja/tak peduli/ngawur/bar². Merasa gak harus rapi² dan memeriksa, menahan diri dan berupaya untuk terlebih dahulu memahami: mana yang boleh ~ tak boleh, mana yang melanggar hukum ~ diizinkan oleh hukum, mana yang mengganggu ~ tak mengganggu, mana yang wajar ~ berlebihan, mana yang pantas ~ kurangajar, mana yang harus terbuka atau perlu disensor, mana yang merugikan orang lain, mana yang menyakiti orang lain, mana yang berbahaya buat orang lain, mana yang merendahkan dan merusak harga diri orang lain, mana yang akan menyebarkan kebodohan ~ kesalahpahaman ~ kerusakan ke orang lain, dst. Yah, apa boleh buat, kalau akal sedang dalam kondisi setara atau bahkan lebih rendah ketimbang #maaf isi b*rit, maka dia akan tak bisa menyadari dan atau memedulikan apapun; Apalagi bila sejak mula fokusnya adalah pemenuhan seputar urusan perut, kel*min, dan t*hi belaka, maka jangankan hanya sekadar kehinaan dan perilaku menjijikkan, bahkan ketakwarasan akan dijadikannya sebagai sumber periuknya. Masih banyak yang begitu, mungkin cermin kecerdasan umum yang rendah. Mudah-mudahan gak permanen, bisa terus belajar dan terus diperbaiki.
Bagaimana dengan kasus si Lutung atau Ohim, yang dikenal sebagai "King Drama" di Facebook? Banyak orang yang melakukan doxing terhadapnya, seperti menyebarkan KTP, alamat, wajah, bahkan cerita dari korban yang mengaku pernah menjadi target chat cabul Ohim. Para korban membagikan pengalaman mereka tanpa izin Ohim, dan informasi tersebut diunggah ke publik. Padahal, seharusnya informasi ini dapat dilaporkan langsung ke pihak kepolisian agar masalah dapat segera diselesaikan secara hukum.
Pasal lainnya kan bukan komersial. UU Hak Cipta karena jelas sekali banyak yang melakukan itu untuk konten yang dapat penghasilan. Barang bukti selalu boleh, tapi untuk diserahkan ke aparat, bukan disebarluaskan.
@@techandtips tapi kalau diunggah di youtube kan ada aturan fair use juga, kalau semua konten yang ada adsense dianggap tujuan komersial dan berhak cipta, wah, berarti publik figur atau brand besar, yang foto dan wajahnya ada dimana-mana bisa seenak jidat ngetakedown-in video, atau dapat royalti terus-terusan dong.
uu yang pertama harus izin untuk penggunaan "komersial" yang kedua adalah pencemaran nama baik, kalo udah busuk ya berarti bukan pencemaran. ini yang ga dijelaskan, jadi kalo cuman di upload tanpa tujuan komersial diizinkan oleh undang-undang. pembodohan publik
Hmmmmmmm ok udah di ending video pengin marah ya heee kalo ngerapor kadang minta duit lah terus anplok isi data diri dan yang paling ngeselin udah rapor capek² tapi gak di proses² justru gak di bantu, eh pas berduit lewat selesai langsung kami proses Bukan Indonesia ya bukan kek nya real sih konoha
konteksnya udah beda bang, nge record video atau foto di public space buat personal use itu legal, asalkan bukan di private property, karena orang lalu-lalang di tempat publik kyk mall atau taman itu emang ga bisa dihindari, yg lebih dibatasi itu kalo rekamnya fokus ke orang tertentu dan berpotensi disalahgunakan, tapi kalo mau bener2 aman sih diblur aja semua wajah orang yg muncul di video.
@ikoshura kan tadi udah di bacain ama bang Jun, apapun tujuannya selama merekam orang tanpa ijin bisa dipidana. Contoh konten yg bagus itu macam mamank kuliner misalnya, dia pake lensa bukaan gede, jadi ketika dia makan semua orang di sekitarnya blur semua. nah kalau mau nguji kamera hp kan sebenernya bisa shoot crew dia sendiri, bukan rekam orang di ruang public.
@@ReedWanadiOfficial Ini bener banget. Bahkan orang ga sengaja keshoot aja bisa jadi masalah. Misal: Si A lagi makan sama temennya di restoran, ga ada agenda tertentu. Cuma kebetulan temennya ini kerja di perusahaan kompetitor. Tanpa sengaja ada food blogger bikin video, si A kerekam dan diupload ke socmed. Bosnya A ga sengaja liat langsung berasumsi si A berkhianat membocorkan rahasia perusahaan dan kena sanksi. Ga sengaja, ga bermaksud buruk tapi berdampak buruk.
@@ReedWanadiOfficialsetuju sih. makanya tadi diakhir juga saya sarankan orang lain di blur aja, saya juga termasuk orang yang ga suka kalo terekam dalam frame foto/video orang lain, tapi kalo di forum2 fotografer sering dibahas kalo kita ga bisa expect privasi di ruang publik, di US bahkan hak untuk merekam di ruang publik dilindungi berdasarkan Amandemen Pertama, yang menjamin Freedoms of Speech and Press, tapi tetap ada etika dan batasan yang perlu ditaati.
Itu lebih parah lagi malahan. Ngambil video orang untuk keperluan komersil tanpa ada kompensasi apapun. Jangankan kompensasi, sumber yang ditulis juga cuma TH-cam, bukan pembuat video aslinya.
lah masih percaya sama UUD konoha ujung2 nya duit wkwkwk kyak yg viral kmarin msalah sadap mnyadap kpk harus ada ijin dulu selak kaburlah semua barbut mmg negara ini butuh tindakan kroyokan apa2 harus rame biar tau semua klo gak knak intimidasi gk bsa apa2 kita
Saya ulang bolak-balik ini video kesan yang didapat tetap sama. Negativ dr penjelasan hukum, contoh yg dipakai, narasi yg digunakan. Berkesan tidak boleh mengambil gambar dengan alasan apapun. Apakah Indonesia dan seluruh dunia tidak ramah untuk STREETPHOTOGRAPHY? Semoga tidak.
Coba diresapi konteksnya. Bakal terasa kok mana yang foto kebetulan orang lewat sama foto orang fokus sebagai objeknya. Beda lagi foto orang fokus ke objek dengan narasi.
Saya rasa cukup paham dgn konteks (latar belakang). Yang coba saya komentari tdk ada balancing informasi di video tsb untuk hal yg boleh dilakukan dlm mengambil gambar di ruang public, kl ada dimenit keberapa. Atau memang secara hukum tdk ada ya? Semoga ktitik ini tidak dianggap hujatan😅
@@faqihazizi1186 Secara hukum tidak disebutkan soal fokus. Jadi kalau misal lagi rekam diri sendiri di mal, tanpa sengaja orang di belakang kerekam, belakangan ketauan dia bolos kerja dan jadi ketauan gara-gara video tadi diupload, bisa kena kita. Makanya banyak banget video model begitu, dari dulu terutama dari negara lain, kalau ada orang lain wajahnya diblur. Bukan untuk sensasi tapi memang itu aturan hukumnya.
Bagaimana dengan kasus si Lutung atau Ohim, yang dikenal sebagai "King Drama" di Facebook? Banyak orang yang melakukan doxing terhadapnya, seperti menyebarkan KTP, alamat, wajah, bahkan cerita dari korban yang mengaku pernah menjadi target chat cabul Ohim. Para korban membagikan pengalaman mereka tanpa izin Ohim, dan informasi tersebut diunggah ke publik. Padahal, seharusnya informasi ini dapat dilaporkan langsung ke pihak kepolisian agar masalah dapat segera diselesaikan secara hukum.
Bagaimana dengan kasus si Lutung atau Ohim, yang dikenal sebagai "King Drama" di Facebook? Banyak orang yang melakukan doxing terhadapnya, seperti menyebarkan KTP, alamat, wajah, bahkan cerita dari korban yang mengaku pernah menjadi target chat cabul Ohim. Para korban membagikan pengalaman mereka tanpa izin Ohim, dan informasi tersebut diunggah ke publik. Padahal, seharusnya informasi ini dapat dilaporkan langsung ke pihak kepolisian agar masalah dapat segera diselesaikan secara hukum.
Bagaimana dengan kasus si Lutung atau Ohim, yang dikenal sebagai "King Drama" di Facebook? Banyak orang yang melakukan doxing terhadapnya, seperti menyebarkan KTP, alamat, wajah, bahkan cerita dari korban yang mengaku pernah menjadi target chat cabul Ohim. Para korban membagikan pengalaman mereka tanpa izin Ohim, dan informasi tersebut diunggah ke publik. Padahal, seharusnya informasi ini dapat dilaporkan langsung ke pihak kepolisian agar masalah dapat segera diselesaikan secara hukum.
Bagaimana dengan kasus si Lutung atau Ohim, yang dikenal sebagai "King Drama" di Facebook? Banyak orang yang melakukan doxing terhadapnya, seperti menyebarkan KTP, alamat, wajah, bahkan cerita dari korban yang mengaku pernah menjadi target chat cabul Ohim. Para korban membagikan pengalaman mereka tanpa izin Ohim, dan informasi tersebut diunggah ke publik. Padahal, seharusnya informasi ini dapat dilaporkan langsung ke pihak kepolisian agar masalah dapat segera diselesaikan secara hukum.
Bagaimana dengan kasus si Lutung atau Ohim, yang dikenal sebagai "King Drama" di Facebook? Banyak orang yang melakukan doxing terhadapnya, seperti menyebarkan KTP, alamat, wajah, bahkan cerita dari korban yang mengaku pernah menjadi target chat cabul Ohim. Para korban membagikan pengalaman mereka tanpa izin Ohim, dan informasi tersebut diunggah ke publik. Padahal, seharusnya informasi ini dapat dilaporkan langsung ke pihak kepolisian agar masalah dapat segera diselesaikan secara hukum.
Bagaimana dengan kasus si Lutung atau Ohim, yang dikenal sebagai "King Drama" di Facebook? Banyak orang yang melakukan doxing terhadapnya, seperti menyebarkan KTP, alamat, wajah, bahkan cerita dari korban yang mengaku pernah menjadi target chat cabul Ohim. Para korban membagikan pengalaman mereka tanpa izin Ohim, dan informasi tersebut diunggah ke publik. Padahal, seharusnya informasi ini dapat dilaporkan langsung ke pihak kepolisian agar masalah dapat segera diselesaikan secara hukum.
Bagaimana dengan kasus si Lutung atau Ohim, yang dikenal sebagai "King Drama" di Facebook? Banyak orang yang melakukan doxing terhadapnya, seperti menyebarkan KTP, alamat, wajah, bahkan cerita dari korban yang mengaku pernah menjadi target chat cabul Ohim. Para korban membagikan pengalaman mereka tanpa izin Ohim, dan informasi tersebut diunggah ke publik. Padahal, seharusnya informasi ini dapat dilaporkan langsung ke pihak kepolisian agar masalah dapat segera diselesaikan secara hukum.
mungkin bisa contoh bikin regulasi kayak di Jepang yang semua suara shutter kamera Smartphone nya gak bisa dimute jadi orang kalau diam-diam ngambil gambar tetap kedengaran suara shutternya.
Gak mau...!!
tp skrg banyak konten jalan2 di jepang, tentu banyak wajah orang yg terekam,, itu gimana ya? apa krn pake hiddencam?
Apanya di Jepang aja banyak yang video dan rekam sana sini yang bikin heran orang Jepang rekam sampek area sensitif tanpa orang itu tau gimana itu
Hp sony ane bisa di Off suara Shutter nya .. 🤔
Lagi makan hokben enak² malah direkam ama orang lain diem², dikasih lagu sedih terus dijadiin konten bersyukur🤣🤣
Bangkeeeee
makannya dengan lahap lagi
Kalo di tuntut malah kita yang kena Karna hukum berpihak pada orang berduit
@@f3tzz0 itu real pak,kan ada kasusnya di tiktok wkwkwkwk
@@DAYSTAR-LD artinya anda masih di ...............
seperti kasus baru2 ini seorang polisi menampar sopir, si sopir ingin melapor ke kantor polisi udah ditungguin sama teman2 si polisi td. ingin jalan damai tapi sang sopir merasa dihina. akhirx gak jadi damai. disebarin deh tuh videox pas kena tampar, viral akhirx polisix dipecat. dari sini sy sendiri udah bingung yang salah siapa mau melapor ke penegak hukum toh yang bermasalah si penegak hukumx sendiri. diviralin kasian polisix kena pecat plus malu.
Konten edukatif seperti ini, semoga diperbanyak....karena sangat bermanfaat ....👍
banyak masyarakat golongan bawah ga paham tentang hal ini malah sampai dijadikan objek buat diekploitasi konten kreator. mulai dari sulitnya ekonomi mereka sampai ke masalah rumah tangga yang menyangkut soal keluarga, ancur dah jadi konsumsi publik tanpa anonim tanpa sensor, entah mereka ini dibayar berapa kok mau aja. 🤣
*inb4 Warganet yang suka ambil foto/video orang tanpa izin buat viral tidak menyukai ini*
Opini yang bagus bang jun
Sekarang bahas Doxxing yang misused a.k.a. disalahgunakan terlepas tujuannya 'membela kebenaran' atau tidak
beliau pelan" tapi pasti, moga" dilihat warga tiktok
mayoritas kah disitu? 😂😂😂😂😂😂
@Cuaks778 ganyambung gan
Konten edukasi yang bagus.. 👍🏻
bener sih emang kadang suka nonton konten ngetawain kesialan orang lain,gw sendiri lebih ke kontexs yg emang atas kesadaran diri sendiri(ngerekam diri sendiri/temennya yg ngerkam bukan orang random),balik lagi sebagai contoh di Jp yg dimana privasi tinggi ngerekam orang random sebenernya di batas minimal aman sih tp wajib di sensor(di rekam sebatas leher kebawah/wajah di mozaic dan suara wajib di edit tinggi)supaya identitas yg di rekam masih di ranah rahasia tp kalo yg di rekam keberatan masih bisa di tuntut dan yg ngerekam bakal dapet teguran dari kepolisian gk sampe pidana setauku (sumbernya dari kasus yg sempet rame di JP beberapa tahun lalu soal SJW yg ngusir homeless yg bikin rumah kardus bahkan sampe bikin pertanian kecil di lahan orang nah tu SJW di laporin ke polisi dengan tuduhan privasi/homelesssnya gk terima di rekam karena gw gak ngikutin sampe habis rumornya tu SJW dapet teguran dan si homeless di suruh pindah)
Paling banyak itu content creator mengatasnamakan media penyebar informasi tanpa tau informasi sebenarnya. Buat konten tidak sekedar informasi, kejar target dapat cuan.
Makanya, saya sekarang was was kalau keluar. Sebisa mungkin tidak melakukan hal hal konyol.
Setiap keluar saya selalu pake masker dan topi ^^
kl di luar mgkanya lebih baik bawa masker, karena tempat umum kan, tidak ada larangan apalagi orang ngonten, mgkanya lebih baik dihindari juga, w begitu, kalau di depan rumah tu baru boleh this is private property and i will not be harrased.
8:20 Penjara 6 tahun ya bre, bukan 6 bulan 😅
10:12 Penjara 9 tahun ya bre, bukan 9 bulan 😅
👍 nice... Edukasi tq pencerahannya 👌🙏
Kalau di china ada aturan smartphone ga bisa di matikan suara shutternya. Ini untuk mencegah orang mengambil gambar secara diam diam.
Banyak netizen yg suka melanggar hukum aturan mengambil foto.
Contoh mengambil foto diarea private tanpa izin yg punya bisa dituntut pidana dan perdata. Misal merekam wajah kasir toko kemudian mempublikasikan tanpa izin jelas kena uu ITE, pencemaran nama baik dan perdata😅
hukum beginian masih belum ditegakkan di Indo, itu kalau dituntut juga paling sama isilop suruh damai dan diselesaikan secara kekeluargaan.
Padahal larangan ngerekam/mengambil gambar di private area seperti rumah, gedung, bangunan, dll di negara lain sudah ditegakkan, bahkan ada yang saking antisipasinya youtuber2 luar kadang ada yang nge blur area tertentu di videonya.
Percaya kok bahwa harus diviralkan dulu baru diproses. Kalau soal distribusi secara digital, rasanya sulit tracking siapa yang bertanggung jawab pertama kali sebar. Jadi ya bisa tenang aja
Aku ambil foto/video cuma untuk keperluan pekerjaan seperti buat laporan.. Tpi klo mw di upload ke medsos diusahakan untuk sensor wajah nya atw kasih mode private biar gk d liat orng alias itu cuma untuk nyimpan foto/video aja
Oh yh bang Jun.. aku jdi mikir klo misal ada orng yg ambil video tindak kriminal misal ada tetangga cekcok trus malah jdi gore.. apa masih boleh d ambil gambar nya buat barang bukti ?
Atw kek video "put the phone down, this is for my safety" apa masih boleh bang ?
kalo menurutku rekam kejadian kecelakaan atau ada keributan dll itu boleh2 aja, bisa jadi barang bukti nanti, tp yg salah diupload ke sosmed buat konten, jd konsumsi publik, nah itu..
spt kejadian di kantor dulu, ada keributan perkelahian terekam cctv kantor, kata bos suruh simpan buat barbuk, tp diwanti2 jgn disebar luaskan
@arifintaufiq menarik.. kejadian yg kurang lebih sama jg prnh aku alami di tempat kerja lama ku yg pada awalnya pekerja sempat nyebarin kejadian di dalam area kerja.. setelah itu ada printah dri atasan buat hapus video yg udh jdi status WA dan beberapa hari setelah nya d minta ttd surat pernyataan buat gk boleh share kejadian2 sejenis nya ke medsos atw orng luar
Kalau hubungannya sebagai barang bukti kejahatan beda lagi hukumnya bang. Cuma tetep barang bukti itu untuk diserahkan ke polisi bukan dipublish. Masalah nanti sampai ke media itu urusannya aparat.
saya termasuk yg gak setuju, bisa2 suatu saat saya jd korban...
msh byk upload wajah orang spt itu, ada bbrp yg ngerti jg spt itu gk boleh, privasi, tp ya msh byk yg nganggap klo di tempat publik bebas, gak ada kata privasi
Ah kejadian dulu, pas ada yang ngerekam ibu ibu yang marahin anaknya sampe didorong keluar dari mobil, ya memang yang dilakuin ibu itu salah, tapi ya ga perlu direkam sama diviralin, akhirnya ya si perekam dicari polisi juga
Asal jangan di share ke internet dan buat pribadi..
lah tugas wartawan, jurnalis & reporter gimana dong.
Nah ini menarik. Kebetulan saya pernah kerja di media, dan uda pernah saya bahas tentang itu di sini th-cam.com/video/ZwYp0XVJjUU/w-d-xo.html
Wartawan punya peraturan dan kode etik sendiri. Sedangkan masyarakat umum yang bermain menjadi wartawan tidak punya, tidak tau dan tidak peduli dengan kode etik dan etika.
@@techandtips lah tapi kan masyarakat dan negara demokrasi lain ada istilah 'citizen journalism', fungsi pengawasan selain lembaga formal, ya sekarang 'no viral no justice'.
"wartawan punya peraturan dan kode etik sendiri, sedang yang lain, tidak," berarti masyarakat tidak tau kode etik dan etika saat berada di tempat umum gitu bang? masalahnya kalau gak direkam sering orang bisa bertindak seenaknya dan berlaku semena-mena tanpa ada konsekuensi.
Jangan mengartikan saya ngatain masyarakat dalam berperilaku secara umum ya. Konteksnya adalah ambil foto semaunya, nyebarin berita hoax semaunya.
Jurnalis itu profesi. Untuk mendapatkanya ga sembarangan. Ada peendidikan, recruitment, jenjang karir dan segala peraturan lain. Sama seperti pekerjaan profesional lain. Semua profesi punya kode etik.
Citizen jurnalis itu dibikin sendiri sama citizen. Ga ada syarat apapun untuk jadi citizen jurnalis. Ibaratnya kita menyatakan diri citizen doctor, citizen architect, citizen chef untuk tiba-tiba merasa bisa dan berhak melakukan pekerjaan mereka tanpa melalui proses yang seharusnya. Tapi karena tidak bisa dibendung, hasilnya bisa kita lihat sendiri. Berita hoax bertebaran, dan banyak hal lain yang tidak mungkin disebutkan satu satu, atas nama citizen apapun yang jelas dilakukan dengan ngawur.
Mau ga @gigend dioperasi sama orang yang bukan dokter tapi sudah pernah lihat proses operasi usus buntu di TH-cam? Kalau jawabannya tidak, berarti hal yang sama berlaku terhadap citizen jurnalis atau apapun itu.
Kalau no viral no justice itu adalah kesalahan sistem penegakan hukum, sudah di luar pembahasan ini.
Coba aja tonton video di link yang saya kasih di atas. Kalau masih ga terima berarti sudah tidak ada yang bisa saya lakukan untuk menjelaskan. Silakan aja lakukan sesuai yang kita yakini boleh. Aturan bilang ga boleh langgar aja, kalo kita merasa boleh berari boleh kan? Yang saya sampaikan di video ini hanya membacakan Undang-Undang. Mau ikut bebas, engga juga ggp. Toh yang naik motor tanpa helm puluhan tahun ga ketangkep polisi juga banyak.
EDIT: Satu lagi, karena kurang bisa dan memang mungkin tidak pernah membaca Undang-Undang, banyak yang bingung soal video CCTV, rekaman orang melakukan pelanggaran. Video seperti itu bisa dijadikan barang bukti untuk diserahkan ke aparat, bukan untuk diupload ke socmed.
Ngambil foto random buat ngelatih Ai
mau lapor juga capek memprosennya ngabisin waktu sama uang
gw lagi mau blajar street photography, dmna pasti ada photo dgn objek orang random. jdi gmna apa street photography gitu dilarang?
Asal kalo mau publikasi minta izin orang yang di dalam foto ga masalah. Kalau bukan untuk disimpan pribadi kan ga ada potensi merugikan siapapun.
Tapi emg faktanya kayak gitu mau lapor ke polisi kadang gk ditanggepin, giliran udah viral baru di proses
Kadang? :D
@@techandtips kalau sekarang mah harus viral dulu contohnya kaya anak polisi pukul anak orang dan setelah diselidiki bapaknya ada kasus lainnya
Kadang ada juga fotografer yg begitu😢
8:20 emang ada hukuman yang "beneran" dipenjara selain ngebunuh,perkosa, ngerampok & narkoba? 😂
bang tolong bahas dong, untuk upgrade komponen PC itu enaknya berapa lama? apakah harus 1 tahun sekali atau 3 tahun sekali mungkin baru upgrade. soalnya kalo gw lihat kadang suatu merk itu ngeluarin processor atau gpu baru tuh performanya masih gak jauh beda, jadi apakah ada rentang waktu yang ideal buat kita meng-upgrade komponen PC kita?
Gw pernah sekali langsung tak kasi liat foto itu ke orngnya dan dia bilang jangan kayak gtu ya tidak baik apalagi kita beda pemahaman dan cara bicara (yang aku ajak orng Chinese)
Bg pake microphone merek apa?
Yang sembarang begitu karena hasrat Si Pembuat/Penyebar konten lebih besar ketimbang akalnya atawa akalnya sedang setara isi #maaf b*ritnya; Baik karena malas dan kurang pengetahuan ~ bodoh atau tahu ~ sengaja/tak peduli/ngawur/bar². Merasa gak harus rapi² dan memeriksa, menahan diri dan berupaya untuk terlebih dahulu memahami: mana yang boleh ~ tak boleh, mana yang melanggar hukum ~ diizinkan oleh hukum, mana yang mengganggu ~ tak mengganggu, mana yang wajar ~ berlebihan, mana yang pantas ~ kurangajar, mana yang harus terbuka atau perlu disensor, mana yang merugikan orang lain, mana yang menyakiti orang lain, mana yang berbahaya buat orang lain, mana yang merendahkan dan merusak harga diri orang lain, mana yang akan menyebarkan kebodohan ~ kesalahpahaman ~ kerusakan ke orang lain, dst. Yah, apa boleh buat, kalau akal sedang dalam kondisi setara atau bahkan lebih rendah ketimbang #maaf isi b*rit, maka dia akan tak bisa menyadari dan atau memedulikan apapun; Apalagi bila sejak mula fokusnya adalah pemenuhan seputar urusan perut, kel*min, dan t*hi belaka, maka jangankan hanya sekadar kehinaan dan perilaku menjijikkan, bahkan ketakwarasan akan dijadikannya sebagai sumber periuknya. Masih banyak yang begitu, mungkin cermin kecerdasan umum yang rendah. Mudah-mudahan gak permanen, bisa terus belajar dan terus diperbaiki.
Islam melarang mengambil foto atau video diam-diam, apalagi untuk mendokumentasikan aib seseorang dan menyebarkannya.
Bagaimana dengan kasus si Lutung atau Ohim, yang dikenal sebagai "King Drama" di Facebook? Banyak orang yang melakukan doxing terhadapnya, seperti menyebarkan KTP, alamat, wajah, bahkan cerita dari korban yang mengaku pernah menjadi target chat cabul Ohim. Para korban membagikan pengalaman mereka tanpa izin Ohim, dan informasi tersebut diunggah ke publik. Padahal, seharusnya informasi ini dapat dilaporkan langsung ke pihak kepolisian agar masalah dapat segera diselesaikan secara hukum.
Tetap tidak dibenarkan
Harusnya oke gas lapor ke polisi, bukan oke gas doxxing
Biasanya orang mikir lebih rugi lapor kepolisi dari pada lapor ke medsos
4:26 Orang jaman dulu:"Kalau bisa cuma minta maaf ngapain ada PoLiCy"
dipasal itu kan komersial, kalau tujuannya lain boleh dong, misal barang bukti, pemberitaan, atau edukasi.
Pasal lainnya kan bukan komersial. UU Hak Cipta karena jelas sekali banyak yang melakukan itu untuk konten yang dapat penghasilan.
Barang bukti selalu boleh, tapi untuk diserahkan ke aparat, bukan disebarluaskan.
@@techandtips tapi kalau diunggah di youtube kan ada aturan fair use juga, kalau semua konten yang ada adsense dianggap tujuan komersial dan berhak cipta, wah, berarti publik figur atau brand besar, yang foto dan wajahnya ada dimana-mana bisa seenak jidat ngetakedown-in video, atau dapat royalti terus-terusan dong.
Orang yang mau nuntut juga pada paham kok. Nuntut itu ga gratis, jadi kalo ga fatal banget ngapain repot.
Saya termasuk yg tidak setuju.
Kan bukan tawar menawar. Hukum suka ga suka memang begitu adanya.
kalo ada masalah sama tetangga diskusikan sama pak lurah
uu yang pertama harus izin untuk penggunaan
"komersial"
yang kedua adalah pencemaran nama baik, kalo udah busuk ya berarti bukan pencemaran.
ini yang ga dijelaskan, jadi kalo cuman di upload tanpa tujuan komersial diizinkan oleh undang-undang.
pembodohan publik
Hmmmmmmm ok udah di ending video pengin marah ya heee kalo ngerapor kadang minta duit lah terus anplok isi data diri dan yang paling ngeselin udah rapor capek² tapi gak di proses² justru gak di bantu, eh pas berduit lewat selesai langsung kami proses
Bukan Indonesia ya bukan kek nya real sih konoha
kalo dijadiin bahan street photography candid estetik ga masalah lah
Tapi riviewer hp ada yang ngerekam atau memfoto orang tanpa izin sumpah 😩
apa kabar reviewer gadegt terbesar di negeri ini dengan subscriber terbanyak? tiap test kamera sering ada wajah orang2 yg lalu lalang 😅
konteksnya udah beda bang, nge record video atau foto di public space buat personal use itu legal, asalkan bukan di private property, karena orang lalu-lalang di tempat publik kyk mall atau taman itu emang ga bisa dihindari, yg lebih dibatasi itu kalo rekamnya fokus ke orang tertentu dan berpotensi disalahgunakan, tapi kalo mau bener2 aman sih diblur aja semua wajah orang yg muncul di video.
@ikoshura kan tadi udah di bacain ama bang Jun, apapun tujuannya selama merekam orang tanpa ijin bisa dipidana. Contoh konten yg bagus itu macam mamank kuliner misalnya, dia pake lensa bukaan gede, jadi ketika dia makan semua orang di sekitarnya blur semua. nah kalau mau nguji kamera hp kan sebenernya bisa shoot crew dia sendiri, bukan rekam orang di ruang public.
@@ReedWanadiOfficial Ini bener banget. Bahkan orang ga sengaja keshoot aja bisa jadi masalah. Misal: Si A lagi makan sama temennya di restoran, ga ada agenda tertentu. Cuma kebetulan temennya ini kerja di perusahaan kompetitor. Tanpa sengaja ada food blogger bikin video, si A kerekam dan diupload ke socmed. Bosnya A ga sengaja liat langsung berasumsi si A berkhianat membocorkan rahasia perusahaan dan kena sanksi.
Ga sengaja, ga bermaksud buruk tapi berdampak buruk.
@@ReedWanadiOfficialsetuju sih. makanya tadi diakhir juga saya sarankan orang lain di blur aja, saya juga termasuk orang yang ga suka kalo terekam dalam frame foto/video orang lain, tapi kalo di forum2 fotografer sering dibahas kalo kita ga bisa expect privasi di ruang publik, di US bahkan hak untuk merekam di ruang publik dilindungi berdasarkan Amandemen Pertama, yang menjamin Freedoms of Speech and Press, tapi tetap ada etika dan batasan yang perlu ditaati.
Kalo aplikasi FOTOYU itu gimana ya? sudah ga izin, diperjual belikan juga fotonya 😅
Apa aku bisa jualan foto disana?
iyaa tuhh pasti yang foto si paling potografer
Bang kalau, kita merekam untuk dijadikan barang bukti kepada polisi itu masih aman kan ya?
Asal diserahkan polisi, bukan disebarluaskan. Memang gitu sih harusnya.
@@techandtips kalo polisinya bermasalah juga gmn bang jun?
Yang penting kitanya tidak bermasalah bang. Orang lain terserah mereka. 😁
fitnah akhir zaman 💀
terus apa kabar tuh dengan tayangan ataupun program tv yg ngambil vidio” amatir bang?
Itu lebih parah lagi malahan. Ngambil video orang untuk keperluan komersil tanpa ada kompensasi apapun. Jangankan kompensasi, sumber yang ditulis juga cuma TH-cam, bukan pembuat video aslinya.
Jadi ingat ada kasus yg maling rumah kepergok ama yg punya rumah, apakah yg punya rumah udah dituntut uu ite yah? 😂
Jangan ya dek ya😮
lah masih percaya sama UUD konoha ujung2 nya duit wkwkwk kyak yg viral kmarin msalah sadap mnyadap kpk harus ada ijin dulu selak kaburlah semua barbut mmg negara ini butuh tindakan kroyokan apa2 harus rame biar tau semua klo gak knak intimidasi gk bsa apa2 kita
Saya ulang bolak-balik ini video kesan yang didapat tetap sama. Negativ dr penjelasan hukum, contoh yg dipakai, narasi yg digunakan. Berkesan tidak boleh mengambil gambar dengan alasan apapun. Apakah Indonesia dan seluruh dunia tidak ramah untuk STREETPHOTOGRAPHY? Semoga tidak.
Coba diresapi konteksnya. Bakal terasa kok mana yang foto kebetulan orang lewat sama foto orang fokus sebagai objeknya. Beda lagi foto orang fokus ke objek dengan narasi.
Saya rasa cukup paham dgn konteks (latar belakang). Yang coba saya komentari tdk ada balancing informasi di video tsb untuk hal yg boleh dilakukan dlm mengambil gambar di ruang public, kl ada dimenit keberapa. Atau memang secara hukum tdk ada ya?
Semoga ktitik ini tidak dianggap hujatan😅
@@faqihazizi1186 Secara hukum tidak disebutkan soal fokus. Jadi kalau misal lagi rekam diri sendiri di mal, tanpa sengaja orang di belakang kerekam, belakangan ketauan dia bolos kerja dan jadi ketauan gara-gara video tadi diupload, bisa kena kita. Makanya banyak banget video model begitu, dari dulu terutama dari negara lain, kalau ada orang lain wajahnya diblur. Bukan untuk sensasi tapi memang itu aturan hukumnya.
Terzo (3rd)
Pertamax
2nd
Bagaimana dengan kasus si Lutung atau Ohim, yang dikenal sebagai "King Drama" di Facebook? Banyak orang yang melakukan doxing terhadapnya, seperti menyebarkan KTP, alamat, wajah, bahkan cerita dari korban yang mengaku pernah menjadi target chat cabul Ohim. Para korban membagikan pengalaman mereka tanpa izin Ohim, dan informasi tersebut diunggah ke publik. Padahal, seharusnya informasi ini dapat dilaporkan langsung ke pihak kepolisian agar masalah dapat segera diselesaikan secara hukum.
Tetap tidak dibenarkan
Harusnya oke gas lapor ke polisi, bukan oke gas doxxing
Bagaimana dengan kasus si Lutung atau Ohim, yang dikenal sebagai "King Drama" di Facebook? Banyak orang yang melakukan doxing terhadapnya, seperti menyebarkan KTP, alamat, wajah, bahkan cerita dari korban yang mengaku pernah menjadi target chat cabul Ohim. Para korban membagikan pengalaman mereka tanpa izin Ohim, dan informasi tersebut diunggah ke publik. Padahal, seharusnya informasi ini dapat dilaporkan langsung ke pihak kepolisian agar masalah dapat segera diselesaikan secara hukum.
Tetap tidak dibenarkan
Harusnya oke gas lapor ke polisi, bukan oke gas doxxing
Bagaimana dengan kasus si Lutung atau Ohim, yang dikenal sebagai "King Drama" di Facebook? Banyak orang yang melakukan doxing terhadapnya, seperti menyebarkan KTP, alamat, wajah, bahkan cerita dari korban yang mengaku pernah menjadi target chat cabul Ohim. Para korban membagikan pengalaman mereka tanpa izin Ohim, dan informasi tersebut diunggah ke publik. Padahal, seharusnya informasi ini dapat dilaporkan langsung ke pihak kepolisian agar masalah dapat segera diselesaikan secara hukum.
Tetap tidak dibenarkan
Harusnya oke gas lapor ke polisi, bukan oke gas doxxing
Bagaimana dengan kasus si Lutung atau Ohim, yang dikenal sebagai "King Drama" di Facebook? Banyak orang yang melakukan doxing terhadapnya, seperti menyebarkan KTP, alamat, wajah, bahkan cerita dari korban yang mengaku pernah menjadi target chat cabul Ohim. Para korban membagikan pengalaman mereka tanpa izin Ohim, dan informasi tersebut diunggah ke publik. Padahal, seharusnya informasi ini dapat dilaporkan langsung ke pihak kepolisian agar masalah dapat segera diselesaikan secara hukum.
Tetap tidak dibenarkan
Harusnya oke gas lapor ke polisi, bukan oke gas doxxing
Bagaimana dengan kasus si Lutung atau Ohim, yang dikenal sebagai "King Drama" di Facebook? Banyak orang yang melakukan doxing terhadapnya, seperti menyebarkan KTP, alamat, wajah, bahkan cerita dari korban yang mengaku pernah menjadi target chat cabul Ohim. Para korban membagikan pengalaman mereka tanpa izin Ohim, dan informasi tersebut diunggah ke publik. Padahal, seharusnya informasi ini dapat dilaporkan langsung ke pihak kepolisian agar masalah dapat segera diselesaikan secara hukum.
Tetap tidak dibenarkan
Harusnya oke gas lapor ke polisi, bukan oke gas doxxing
Bagaimana dengan kasus si Lutung atau Ohim, yang dikenal sebagai "King Drama" di Facebook? Banyak orang yang melakukan doxing terhadapnya, seperti menyebarkan KTP, alamat, wajah, bahkan cerita dari korban yang mengaku pernah menjadi target chat cabul Ohim. Para korban membagikan pengalaman mereka tanpa izin Ohim, dan informasi tersebut diunggah ke publik. Padahal, seharusnya informasi ini dapat dilaporkan langsung ke pihak kepolisian agar masalah dapat segera diselesaikan secara hukum.
Tetap tidak dibenarkan
Harusnya oke gas lapor ke polisi, bukan oke gas doxxing
Bagaimana dengan kasus si Lutung atau Ohim, yang dikenal sebagai "King Drama" di Facebook? Banyak orang yang melakukan doxing terhadapnya, seperti menyebarkan KTP, alamat, wajah, bahkan cerita dari korban yang mengaku pernah menjadi target chat cabul Ohim. Para korban membagikan pengalaman mereka tanpa izin Ohim, dan informasi tersebut diunggah ke publik. Padahal, seharusnya informasi ini dapat dilaporkan langsung ke pihak kepolisian agar masalah dapat segera diselesaikan secara hukum.
Tetap tidak dibenarkan
Harusnya oke gas lapor ke polisi, bukan oke gas doxxing