Masya Allah .. Jelaskan terus ustadz, yang haq katakan haq, yang batil katalan batil. Insya Allah kami akan tetap mendukung dakwah yang hak ini Baarokallaahu fiik
Setau saya itu yg dimaksud apa yg dipelajari, Kanyanya cuma lihat video sepennggal dan tidak konsisten lihat video ribuan yg ada lalu beri penilaian negatif @@ekosusanto7836
Tahlilan,yasinan,tasbih,tahmid,takbir semuanya ajaran Islam,tapi acara 3,7,40,100,1000 hari kematian orang meninggal itu dari ajaran,Hindu,dimulainya dari jaman Walisongo,idenya dari sunan Kalijaga,demi merebut hati pemeluk agama Hindu agar mau masuk Islam,acaranya dari bakar dupa,baca mantra mantra,diganti tahlilan,waktu itu juga timbul perdebatan antar Walisongo
Ustadz2 yg mendukung tahlilan itu mereka tidak tau kalau ummat masih percaya orang yg sudah mati arwahnya masih ada dirumah selama 40 hari sampai keluarga mayyit melakukan tahlilan . Dan parahnya keluarga mayyit masih juga membuat cawisan buat arwah yg meninggal. Para ustadz2 pembela tahlilan kalian akan bertanggung jawab atas perbuatan seperti itu. Kalian akan pertanggung jawabkan perbuatan2 kalian dihadapan Allah subhanahuwataala kelak di akhirat nanti. Dan kalian akan menyesal .
Jiaaa,..uas,..uas,..belajar jauh2 ambil ilmu hadist tapi yg hadist yg dikeluarkan sering kali hadist dhoif atau sanad nya terputus yg dipatahkan oleh ust lain yg belajar hadist jg,.... Uas selalu berkata itu bukan kata dia,..tapi kata si ulama anu,..namun uas nggak/tdk nyadar kalau dia kan ikut berkata juga/menyampaikan kalimat/kata itu jg,...cape deh,.. Memang sangat beda lulusan dari tempat asal nya berita sama dari tempat bukan asalnya berita,.. Uas,..uas,..dari kecil dah bandel,..eh udah gede makin membandel,.. Sekarang banyk orang menyebut dgn tambahn gelar profesor,... Kagak ada ngaruhnya uas,..mau prof dr ma lc mba msc sh pun anda itu tetap tidak sehebat para sahabat Rosulullah saw,...hati2,..anda itu panutan umat,..jangan memberi jalan bengkok/bercabang pd umat,..sudah jelas itu akan dipertanggung jawabkan,... Jangan banyk ketawa ketiwi nanti akan banyk menangis,..camkan itu,..
assalamu'alaikum warohmatullohi wabarokatuh ustad, saya mau tanya di daerah rumah saya masih kental dengan tradisi termasuk dalam hal sholat berjamaah, di masjid dikampung saya masih melakukan qunut nazilah di 5 waktu sholat, yg jadi masalah ini dilakukan sepanjang hari, spanjang bulan, spanjang tahun tanpa henti, intinya selama saya berjamaah disini saya tdak pernah menjumpai tdk qunut, selalu qunut...apa hukumnya ustad mohon bantuan penjelasannya, krn yg saya tau qunut nazilah itu kondisional...bukan selalu bagaimana ustad, dan apakah saya ttp harus berjamaah di masjid tersebut...jujur saya bingung, syukron
Dasar hati dan otak sudah ditutup Allah,tdk dengar penjelasan ustad tadi ada atau tdk ada imam Atok dalinya tdk bisa dipakaai alasanya dengar ulang ceramah tadi.
Ibadah itu harus mengikuti Nabi,ibadah yg bukan dari Nabi itu disebut bid'ah itu sabda Nabi ,jadi ibadah itu jangan cari dalil karena sudah jadi adat ,dalil itu dalil sesat
**DEVINISI TAHLILAN** Ketika Ana melarang tahlilan langsung mereka teriak.. Kenapa melarang tahlilan..! Tahlil kan artinya mengucapkan لا اله الا الله kenapa dilarang ? Ah dasar kura kura di dalam perahu. Tahlilan yg kamu kerjakan itu bukan لااله الا الله Tapi begini : Ada orang mati, kemudian keluarganya Sibuk meyiapkan makanan buat entar malam Tahlilan. Bahkan Buat beli makan sama beli rokoknya ada yang ngutang segala. Yang seharusnya keluarga mayit itu di bantu karena sedang kesusahan eh malah harus sibuk menjamu makanan dan roko puluhan sampai ratusan orang. Naah mulailah orang orang kumpul di keluarga mayit .keluarga mayit mulai sibuk menyuguhkan air dan rokok, kalau makan entar terakhir. Akhirnya puluhan orang mulai bikin lingkaran, asbak asbak di persiapkan dari piring kecil 10 wadah itupun tak cukup. Datanglah rokok dalam gelas hingga 15 wadah sama aqua botol merknya kita sensor.Kalau ustadz di kasih rokoknya bukan dari gelas tapi langsung di kasih 1 bungkus.kan ustadz beda lhoo..! Mulailah Ustdz tersebut membuka roko yang satu bungkus padahal di tangannya masih nyala sebatang rokok tapi udah pendek.kemudian ustaznya nyambung rokok lagi dan orang orang pun hampir semua merokok.penuhlah ruangan itu dengan asap rokok. Sampai anak anak batuk batuk karena asap dari Naga . Setelah kenyang mereka merokok dan ngobrol masalah macul sawah. Maka mulailah Berdoa خصوصا الا ارواح سيدنا ابي بكر و عمر وعثمان و علي Terus berdoa sampai amin amin amin amin . Pas mulai amin maka berdatanganlah makanan. Tangan kiri mengkat tangan, tangan kanan menyodor nyodorkan makanan, kalau mata fokus ke peuyeum ketan sama kueh lapis sebab takut terlewat. Tak lama kemudian besek nasi sama daging juga datang dari keresek hitam.jadi dari mulai kyai nya baca doa amin sampai akhir, tangan jama'ah sibuk pakeupis menyodorkan kueh tengteng sama besek, belum lagi yang di teras rumah rebutan rokok yang dari gelas, kemudian anak anak ribut di pintu belakang sebab beseknya beda kalau anak anakmah. Nasinya dikit,dagingnya juga cuma Satu yang kecil. Anak yang paling kecil nangis karena gak kebagian.. Akhirnya kyai menutup doanya sebab suasana sudah kayak pasar. Mulailah orang orang makan makan disana kalau besek gak di makan sebab istri nunggu dirumah. Setelah kenyang pamitlah semua tamu meninggalkan puluhan puntung rokok , kalau kyainya pamitnya agak malam sebab Besek yang dari rantang sama makanan se kardus sarimi keluarnya terakhir.. Setelah itu kelurga mayit sibuk beresin piring dan yg lainya. Kasihan yah, keluarga sedang berduka butuh penghibur , butuh bantuan eh malah harus sibuk menyiapkan makanan. Ini baru hari pertama lho, Belum entar hari ke tiga, hari ke tujuh,hari ke 40, hari ke 100 dan seterusnya. Ente pikir mereka kumpul dan makan harta si mayit cuma hari pertama doang..? Tidak broh itu berlanjut ke hari ke 3,7,40 dan seterusnya. Malah kalau hari ketujuh rokoknya banyak ada 20 gelas lho .. Soalnya yg hadir lebih banyak. Naah jadi devinisi Tahlilan yang terjadi di masyarakat itu kurang lebih seperti itu. Jika Ditempat anda sama, like komen and share. Jadi Secara Logika Saja acara macam ini sudah merugikan Ahli mayit.. Apalagi kalau Ana sampein Dalil dalilnya . Jadi Sudahlaah Tinggalkan Acara acara yang Tidak berguna ini....! Masih Baaaaanyak Sunah Nabi yang ente belum kerjakan. Ok gak..??
Isi kajian dari pada asatizd Salafi penuh ilmu..tapi sayang ada orang-orang yg tdk suka, mereka lbh suka dgn majelis-majelis yg hanya berisi cerita-cerita mengarang dan dongeng serta berisikan dangdutan, joget-joget perempuan dan laki-laki campur baur.. bgtu yg mereka suka.
Ya ustadz, Mau ty.... "Kumpul2 di tempat kelurga kematian dan membuat makanan...dst" itu perkataan imam Syafi'i ato sahabat Jarir ? Syukran ya ustadz atas jwbnya, Barakallahu fiikum 🙏
Alangkah baiknya kalau ingin mengkonfrontir ulama lain, video ceramah ulama itu di tampilkan secara singkat dibagian dpn agar informasi yg kami terima itu utuh jgn sekedar informasi penanya dijadikan patokan, takutnya si penanya slh degr, jatuhnya terkesan ulama diadu domba. Sebab saat ini gampang sekali kegaduhan terjadi sehingga hal bgni sebaiknya tdk di sepelekan Sekedar masukan ustadz 🙏
Dikutip dari Tiktok ! Ust Daswan ini adalah maha guru yg kepintarannya tdk diragukan lagi , dia org Wahabi yg tersohor kepintarannya dan muridnya termasuk ust Yazid jawas dan ust Abdul Samad , jadi kalau mau berguru ! Sama ust inilah.
Uas itu ustadz SUBHAT ,YG MEMBAWA UMAT KPD KEBODOHAN ,BKN MENCERDAKAN ,MALAH KEMUNKARAN DI BELA ,DICARI2 DALIL YG TDK BENAR,KITA UMAT ISLAM MELAKUKAN AMALAN YG DATANG DARI NABI,/ SAHABAT YG 4,YG DOSEBUT HKULAFAIRROSYIDIN,ITU YG BENAR,JNGAN IKUTI FATWA UAS UAS KURANG ILMU,USTADZ DASMAN SANGAN JELAS ILMIAH PENJELASANNYA
UAS : Ustadz Ahlu Syubhat. UAS. : Ustadz Amat Sombong. UAS. : Ustadz Aliran Sesat. UAS diberi ilmu yg banyak tapi tidak diberikan hidayah diatas Sunnah.
*TAHLILAN 7, 40, 100, 1000 hari menurut Muhammadiyah, NU dan Salafy.* Muhammadiyah itu awalnya juga tahlilan. Bahkan ketika KH Abu Bakar, orang tua KH. Ahmad Dahlan meninggal juga didoakan pembacaan dzikir tahlil (tahlilan) sebagai doa pengampunan. Tidak hanya itu dalam buku *Cerita tentang Kiai Haji Ahmad Dahlan : catatan Haji Muhammad Sudja'* yang ditulis H. M. Sudja' murid pertama KH. Ahmad Dahlan, disebutkan ketika KH. Ahmad Dahlan (waktu itu namanya masih Darwis) mau naik haji berangkat ke Mekkah tahun 1890 juga digelar acara *tahlilan* dan pembacaan *Maulid Barzanji* di rumahnya. Ini adalah bagian dari sejarah, biografi KH. Ahmad Dahlan. Keputusan Muhammadiyah tidak tahlilan itu belakangan setelah Kyai Dahlan wafat, yaitu sejak periode KH. Mas Mansyur membentuk Majlis Tarjih dan dari sinilah sebetulnya banyak peribadatan-peribadatan lama ditinggal menyesuaikan perkembangan zaman. Misalnya penafsiran agama yang lebih praktis dan rasional. Majlis Tarjih juga memutuskan meninggalkan kebiasaan doa qunut dalam shalat shubuh, shalat tarwih menjadi 8 rakaat, doa iftitah dari kabiro diganti baid baini, niat dalam shalat tidak dilafalkan dll. Dengan kata lain, banyak peribadatan-peribadatan dizaman KH. Ahmad Dahlan direvisi dan ditinggal oleh Majlis Tarjih karena didirikannya (Majelis Tarjih) sebagai lembaga penggodokan hukum melalui *ijtihad* di tubuh Muhammadiyah yang memiliki semangat pembaharuan. Drs. Sukriyanto AR M.Hum (putra Pak AR Fahruddin) Ketua PP Muhammadiyah mengakui bahwa, Muhammadiyah masa Kyai Ahmad Dahlan memang belum ada penekanan khusus terhadap perkembangan fiqih. Masih menggunakan sayyidina dalam menyebut nama Nabi Muhammad saw, masih menggunakan qunut dalam sholat shubuh. Bahkan kata putra Pak AR Fahruddin tersebut, Kyai Dahlan biasa mengajak santrinya untuk berziarah kubur dengan tahlilan mendoakan para wali ketika menjelang tiba bulan Ramadhan. Muhammadiyah Jawa Tengah pada zaman dipimpin Prof. Dr. Abu Suud pernah menggalakkan tahlilan dalam rangka untuk syiar kepada masyarakat. Majelis Tarjih-nya juga mengatakan bahwa pada hakekatnya tahlilan itu bagus dan kuat dalilnya. Hanya saja, *yang kurang bisa diterima di Muhammadiyah adalah bila dihubungkan waktunya harus 7, 40, 100, 1000 harinya itu karena penetapan waktu yang demikian tidak ada sumbernya.* Dari pihak NU sendiri ketika ditanyakan tentang tahlilan jawabannya, hitungan hari ke-7, 40, 100, 1000 adalah *"bukan tahlilan"* tetapi hanya angka dari tradisi masyarakat sebelum Islam yang "diisi" dengan tahlilan. Yang sebetulnya tahlilan kirim doa shadaqah pahala itu waktunya adalah bebas kapan saja. Ada juga yang merutinkan malam Jumat bersama Surah Yasin. Yang membedakan dengan Muhammadiyah berkaitan waktu kalau di NU lebih longgar. Sebagian ulamanya beralasan, _"Biarkan saja masyarakat menggunakan angka 7, 40, 100, 1000 hari hal demikian mengambil manfaat kecuali bisa diisi untuk syiar (misalnya seperti cara walisanga mengislamkan mayarakat Jawa) tetapi juga agar kebiasaan mendoakan dan sedekah pahala kepada orang tua kita yang sudah meninggal tidak dilupakan. Kecuali itu, bisa untuk syiar mengislamkan masyarakat pedesaan-pedesaan yang masih tradisional. Bahkan membaca kalimah dzikir-dzikirnya yang dibaca juga ada pahalanya tersendiri menurut hadits."_ Itulah kenapa masyarakat tradisional di desa-desa itu biasanya dengan mudah diislamkan NU. Sebaliknya Muhammadiyah dan Salafi biasanya sulit menembus pedesaan. Bahkan ada kesan Salafi sulit diterima oleh masyarakat. Umumnya islamisasi pedesaan-pedesaan Nusantara itu diambil perannya oleh NU. Kata sebagaian kalangan, kalau Salafi cenderung *mengislamkan orang yang sudah Islam,* dan mereka menyebutnya "Hijrah." Misalnya, orang NU disalafikan. Tetapi yang paling mudah dikondisikan (paling banyak) biasanya dari kader-kader Muhammadiyah. "Hijrah Sunnah" begitu istilahnya. 🌼
@@AbdLatif-pn7ld *TAHLILAN ITU BUTUH DALIL !!!* *DALILNYA MANA ...???* Dzikir-dzikir dalam tahlilan itu dari siapa kalau bukan dari Nabi, bukankah itu semua (dzikir tahlilan) itu diambil dari hadits-hadits? Lalu dijadikan kumpulan atau himpunan dzikir. Contoh, dalam tahlilan dibaca : _Subhanallah wabihamdih, subhanallahi 'adzhiim,_ ini dari Nabi. Sabdanya: “Dua kalimat yang ringan di lidah, pahalanya berat di timbangan amal dan disukai oleh Tuhan Yang Maha Pengasih, adalah: *Subhaanallaah wabi-hamdih, subhaanallaahil ‘azhiim.”* (HR. Bukhari, Muslim). Ini dibaca dalam tahlilan. Dalam tahlilan juga dibaca Surah Al-Fatihah, Al-Ikhlas, Al-Mu'awwidzatain (Al-Falaq dan An-Naas), Al-Baqarah ayat 1-5, 255 (ayat kursi), 285-286, istighfar, shalawat, tasbih, tahmid, tahlil, hauqalah dll -- itu karena semata-mata anjuran atau dawuh saja, kalau baca yang disebut diatas pahalanya demikian-demikian menurut janji Nabi. Masak membaca anjuran Nabi dari kumpulan dzikir diatas (tahlilan) malah dikatakan sesat, bid'ah, berdosa, masuk neraka? Bahkan dikatakan kafir ! Dalam hal ini kita harus hati-hati kalau membuat tuduhan bahwa itu salah, kafir atau bid'ah sebab bisa jadi akan berbalik kepada dirinya, seperti kata hadits, seandainya seseorang menuduh kafir saudaranya, maka tuduhan kafir tersebut akan kembali kepada salah satu di antara keduanya” (HR al-Bukhari). Tahlilan itu asalnya diambil sebagai dzikir-dzikir pilihan dari hadits dan bersifat umum dibaca kapan saja sebagai amalan dzikir harian, mingguan atau bebas kapan saja tidak mengikat asal dalam kondisi tidak berhadats. Apabila bacaan-bacaan dzikir tahlil (tahlilan) itu tujuannya disedekahkan pahalanya "sebagai doa" untuk meringankan dosa-dosa almarhum orang tua yang meninggal maka dalil-dalil yang digunakan adalah karena kisah-kisah berikut : Kisah-1; “Seorang lelaki datang kepada Nabi saw. dan berkata: Ibuku telah mati mendadak, dan tidak berwasiat dan saya kira sekiranya ia sempat bicara, pasti akan bersedekah, apakah ada pahala baginya jika Aku bersedekah untuknya? Jawab Nabi saw: Ya.’ (HR.Bukhori, Muslim dan Nasa’i) Kisah-2; “Bahwa seorang laki-laki bertanya kepada Rasulallah saw.: ‘Ayah saya meninggal dunia, dan ada meninggalkan harta serta tidak memberi wasiat. Apakah dapat menghapus dosanya bila saya sedekahkan?’ Nabi saw. menjawab : Dapat!” (HR Ahmad, Muslim dan lain-lain). Kisah-3; “Ibu Saad bin Ubadah meninggal dunia disaat dia (Saad bin Ubadah) sedang tidak ada ditempat. Maka berkatalah ia : ‘Wahai Rasulallah! Sesungguhnya ibuku telah wafat disaat aku sedang tidak ada disisinya, apakah ada sesuatu yang bermanfaat untuknya jika aku sedekahkan? Nabi menjawab; Ya ! Berkata Sa’ad bin Ubadah : Saya persaksikan kepadamu (wahai Rasulallah) bahwa kebun kurma saya yang sedang berbuah itu sebagai sedekah untuknya’.” (HR Bukhori, Turmudzi dan Nasa’i) Kisah-4; “Bahwa Nabi saw.pernah mendengar seorang laki-laki berkata: Labbaik an Syubrumah (Ya Allah, saya perkenankan perintahMu untuk si Syubrumah). Nabi bertanya: Siapa Syubrumah itu? Dia menjawab : Saudara saya atau teman dekat saya. Nabi bertanya: Apakah engkau sudah berhaji untuk dirimu? Dia menjawab: belum! Nabi bersabda: Berhajilah untuk dirimu kemudian berhajilah (pahalanya) untuk Syubrumah ! ”. (HR.Abu Daud). Kisah-5; Kisah dua anak yatim dari orangtua yang sholeh, sebagaimana termaktub surat Al-Kahfi:82. Itu pun sepenuhnya merupakan manfaat yang diperoleh dari orang lain, bukan dari amal kebajikan dua anak yatim itu sendiri. Kisah-6; Rasulallah saw menangguhkan sholat mayyit bagi orang yang wafat dalam keadaan berhutang hingga hutangnya dilunasi oleh orang lain, seperti yang dilakukan oleh Qatadah ra dan Imam Ali bin Abi Thalib ra. Itupun merupakan kenyataan bahwa manfaat dapat di peroleh dari amal kebajikan orang lain. Kisah-7; Anak-anak orang mukmin (yang wafat dalam keimanan) akan masuk surga dengan amal bapak mereka (yang mukmin) dan ini juga berarti mengambil manfaat semata-mata amal orang lain. (QS at-Thur : 21). Kisah-8; Orang yang duduk dengan ahli dzikir akan diberi rahmat (ampunan) dengan berkah ahli dzikir itu sedangkan dia bukanlah diantara mereka dan duduknya itupun bukan untuk dzikir melainkan untuk keperluan tertentu, maka nyatalah bahwa orang itu telah mengambil manfaat dengan amalan orang lain. (HR Bukhori, Muslim dari Abu Hurairah). Kisah-9; Shalat untuk mayyit (baca: sholat jenazah) dan berdo’a untuk si mayyit didalam shalat ini, adalah pemberian syafa'at untuk mayyit dengan shalatnya itu, ini juga pengambilan manfaat dengan amalan orang lain yang masih hidup. Kisah-10; Para periwayat hadits seperti Imam Muslim dalam kitab Shahih-nya, memasukkan hadits ini dengan judul Bab Wushul Tsawab Ash Shadaqat Ilal Mayyit (Bab: Sampainya pahala Sedekah kepada Mayit). Imam An Nasa’i dalam kitab Sunannya memasukkan hadits ini dengan judul Bab Fadhlu Ash Shadaqat ‘anil Mayyit (Bab: Keutamaan Bersedekah Untuk Mayyit). Imam Al Bukhari dalam kitab Shahih-nya dengan judul Bab Maa Yustahabu Liman Tuwufiya Fuja’atan An Yatashaddaquu Anhu wa Qadha’i An Nudzur ‘anil Mayyit (Bab: Apa saja yang dianjurkan bagi yang wafat tiba-tiba, bersedekah untuknya, dan memenuhi nazar si mayyit). Kisah-11; disebutkan Nabi SAW pernah melewati kuburan, lalu beliau bersabda: “Sesungguhnya dua mayat ini sedang disiksa, namun bukan karena dosa besar. Yang satu disiksa karena tidak membersihkan dirinya dari air kencingnya, sedang yang lainnya ia dahulu suka mengadu domba”. Kemudian beliau meminta pelepah kurma yang masih basah dan dibelahnya menjadi dua. Setelah itu beliau menancapkan salah satunya pada sebuah kuburan dan yang satunya lagi pada kuburan yang lain seraya bersabda: “Semoga pelepah itu dapat meringankan siksanya, selama belum kering”(HR. Bukhari , Muslim). Bukankah di al-Quran juga disebutkan bahwa tumbuh-tumbuhan itu selalu bertasbih kepada Allah hanya manusia tidak mendengarnya? Pengarang Tafsir al-Qur`an Al-Qurthubi mengatakan : “Ulama kita menjelaskan, kalau tasbihnya kayu saja (pelepah kurma) dapat meringankan azab kubur (bermanfaat kepada mayat), maka apalagi bacaan al-qur’an yang dilakukan oleh seorang mukmin?.” Kisah-12; “Sesungguhnya setiap tasbih adalah sadaqah, setiap takbir sadaqah, setiap tahmid sadaqah dan setiap tahlil adalah sadaqah. (H.R. Muslim). Bukankah dalam tahlilan itu isinya mencakup semuanya: ya shadaqoh harta yang dikeluarkan, ya shadaqoh bacaan Quran, ya shadaqah bacaan tasbih, shadaqah bacaan takbir, shadaqah bacaan tahmid, shadaqah bacaan tahlil dll?
@@AbdLatif-pn7ld *IMAM BUKHARI JUGA TAHLILAN ...???* *Imam Bukhari* yang masyhur dengan hadist shahih-nya ternyata juga menyusun dzikir seperti tahlilan dengan nama "Hizib Bukhari." Ada juga dzikir seperti tahlilan lain susunan *Imam Nawawi* yang dikenal dengan nama "Hizib Nawawi." Ulama-ulama lain yang menyusun dzikir ala tahlilan adalah *Imam Ghazali* dengan nama "Hizib Ghazali." *Ibnu Taimiyah,* dengan nama "Hizib Ibnu Taimiyah." Sedangkan dzikir tahlil yang umum dibaca masyarakat Indonesia dengan nama "TAHLILAN" dalam beberapa riwayat adalah disusun oleh *Sayyid Abdullah bin Alwi Al Haddad* yang masih dzuriyyah (keturunan) Nabi Muhammad saw dari Tarim Yaman, diambil dari himpunan (kumpulan) hadits tentang bab keutamaan membaca kalimah-kalimah dzikir tertentu. Menurut hadits riwayat Abu Dawud, sahabat *Abu Hurairah* memiliki amalan rutin membaca istighfar 12.000 kali setiap harinya dengan menggunakan tasbih yang ia buat sendiri. Abu Syaibah yang mengutip hadits Ikrimah juga mengatakan bahwa Abu Hurairah mempunyai seutas benang dengan bundelan seribu buah. Ia baru tidur setelah berdzikir 12.000 kali. Istri Nabi, *Shofiyah* menurut hadits riwayat Tirmidzi, Hakim dan Thabrani amalan rutinnya membaca dzikir 4000 kali setiap harinya dengan biji kurma yang ia kumpulkan sendiri. Shahabat *Ibnu Abbas* punya shalawat yang ia susun sendiri sebagai amalan namanya "Shalawat Ibnu Abbas". Demikian juga shahabat *Ibnu Mas'ud* memiliki amalan yang ia susun sendiri namanya "Shalawat Ibnu Mas'ud." Dalam tahlilan yang selama ini umum dibaca ada bacaan, _"Allahumma shalli 'alaa Muhammadin kullamaa dzakarakadz dzaakiruun, washalla 'alaa Muhammadin wa 'alaa aali Muhammadin kullamaa ghafala 'an dzikrihil ghaafiluun."_ Ini shalawat yang disusun *Imam Syafii* namanya "Shalawat Imam Syafii." Pertanyaannya *"bid'ah"* kah mereka? Atau jangan-jangan ini karena dangkalnya ilmu kita dalam memahami bid'ah? Dan sampai sekarang amalan-amalan diatas seperti Hizib Nawawi, Hizib Bukhari dll itu masih sering diamalkan oleh kiyai ulama-ulama kita di pondok pesantren. Apakah Nabi, para sahabat, tabi'in dll sering membaca dzikir-dzikir yang ada dalam tahlilan itu? *Tentu saja iya, walaupun urut-urutannya tidak sama.* Bukankah itu dzikir umum dan sudah lazim dibaca di kalangan kaum muslimin? Masak kalimah-kalimah dzikirnya ada anjuran dari Nabi untuk dibaca tidak pernah dibaca? Hanya bedanya kalimah-kalimah dzikir yang dibaca tidak persis urut-urutannya. Tetapi kalau kalimah dzikirnya ya itu-itu saja to wong juga ada haditsnya, dan diambil dari hadits juga. Jangan-jangan malah tidak pernah mengamalkan anjuran dari Nabi membaca dzikir-dzikir itu ya? *KESIMPULAN:* Tahlilan itu dzikir yang bersifat umum saja, biasanya kalau santri atau ulama terdahulu juga dibaca bebas kapan saja tidak terikat waktu-waktu tertentu. Cuma umumnya kalau di surau-surau (mushala, _langgar)_ zaman dahulu banyak dibaca secara berjama'ah sebagai dzikir pada malam Jum'at bersama Surah Yasin. *7,40,100,1000 HARI BUKAN TAHLILAN,* hanya saja kalau di masyarakat pedesaan Jawa setiap ada kenduri (acara hajatan) doa nya menggunakan dzikir tahlilan itu. Misalnya, kenduri nikahan malam harinya sebelum pengantin ya doanya tahlilan itu. Bahkan mau naik haji saja malam harinya juga tahlilan seperti sejarah KH. Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah) waktu naik haji juga tahlilan. Kenduri selamatan, syukuran dll juga tahlilan. Termasuk hajatan orang meninggal juga kenduri doanya tahlilan. Pendek kata, acara hajatan apa saja (nikahan, naik haji, selamatan, syukuran, orang meninggal dll) malam harinya doa-nya ya tahlilan itu kalau di masyarakat pedesaan di Jawa. Itu karena saya orang desa, jadi tahu tentang hal itu. Cuma heran saya, di TH-cam itu yang viral kok hajatan orang meninggalnya itu ya (7, 40, 100, 1000 hari) ? Padahal kan aslinya upacara hajatan apa saja doa-nya ya tahlilan itu (maksud saya, masyarakat pedesaan di Jawa). Intinya tahlilan itu tidak ada kaitannya dengan waktu atau hari tertentu kalau santri. Yang betul adalah bacaan dzikir yang bersifat umum dan bebas dibaca sewaktu-waktu. Yang menjadi masalah adalah sebetulnya karena (atau kalau) tahlilan *dimanfaatkan oleh masyarakat* (pedesaan di Jawa) sebagai doa dalam setiap kenduri hajatan.
@@therightway5957 _Pertama,_ istilah *Tahlilan* yang dimaksud adalah "shadaqah hadiah pahala" kepada orang tua atau saudara muslim yang sudah meninggal agar diampuni dosa-dosanya atau diringankan siksanya mendasarkan dalil seperti kisah-kisah dari nomor 1 - 12 diatas. _Kedua,_ hitungan hari ke-7, 40, 100, 1000 adalah "bukan tahlilan" tetapi hanya angka dari tradisi masyaraka yang "diisi" dengan tahlilan. Yang sebetulnya tahlilan kirim doa shadaqah pahala itu waktunya adalah bebas kapan saja. Ada juga yang merutinkan malam Jumat bersama Surah Yasin. Sebagian ulama mengatakan, biarkan saja masyarakat menggunakan angka 7, 40, 100, 1000 hari hal demikian mengambil manfaat kecuali bisa diisi untuk syiar (misalnya seperti cara walisanga mengislamkan mayarakat Jawa) tetapi juga agar kebiasaan mendoakan dan sedekah pahala kepada orang tua kita yang sudah meninggal tidak dilupakan. _Ketiga,_ shadaqah itu bila hanya dalam "keadaa ada" atau mampu. Dalam kaidah ilmu fikh dikatakan, _"Dahulukan yang wajib, sebelum yang anjuran. "_ Shadaqah itu hanya anjuran. Sabda Nabi, _"Sedekah terbaik adalah sedekah sesudah kebutuhan pokok dipenuhi. Dan mulailah dari yang wajib kamu nafkahi."_ (HR. Bukhara, Muslim). Imam Bukhari mengatakan, _"Siapa yang bersedekah sementara dia membutuhkan, keluarganya membutuhkan atau dia memiliki utang, maka utangnya lebih layak dilunasi sebelum bersedekah, bahkan sedekahnya tertolak baginya."_ Jadi demikianlah, semua itu juga ada ilmunya. Bahkan seseorang bersedekah tetapi hutang kesana-kemari itupun juga bisa menjadi percuma, bahkan *haram* shadaqahnya. Termasuk dibuat untuk tahlilan. Tahlilan pun juga harus mendasarkan ilmu, tidak mendasarkan niat karena sudah tradisi di masyarakat (7, 40, 100, 1000), tetapi memang sesuai *apa tujuan dilakukannya,* yakni kirim doa shadaqah pahala dan pengampunan kepada almarhum orang tua kita yang sudah meninggal.
Pak ustad,kalau bisa khilapiyah tidak perlu di besar2kan,mau tahlilan mangga,enggak juga gak apa2,kalau bisa debat langsung.siapa yg lebih pintar ketauan,jangan menjelek2an seseorang belum tentu kita lebih baik,maap ya ustad kita yg bodo jadi bingung.
Jangan sombong tentang ustad wahabi kalau dibandig kiai2 n u gk ada apa2 nya ,mana ada ustad wahabi nyangkal pendapat ustad sswaja,baca kitab ,hanya omong kosong
Mari kita sebarkan ceramah ustad ini,karena sangat ilmiah, dasarnya jelas.
Sangat ilmiah
Jwbn yg penuh ilmu dan sngt jls..jazakallahu khayr..barakallahu fiik ustd Daswan..
Masya Allah ..
Jelaskan terus ustadz, yang haq katakan haq, yang batil katalan batil.
Insya Allah kami akan tetap mendukung dakwah yang hak ini
Baarokallaahu fiik
Semoga banyak orang yang sadar dan insyaf dengan jalan ceramah ustadz ini, جزاك الله خيرا
Ana sangat suka cara penyampaiannya,, barokalloahu fikum ustazd
Penjelasan yg sangat lugas dn jelas .ustad kelihatan santai santun tp berisi..
masya allah.ustadz punya kisah mirip ustadz zainal abidin bin Syamsuddin.semoga allah memberkahi ilmu antuma
Terima kasih ustadz. Cukup jelas dan ilmiyah.
Penjelasannya sangat ilmiyah.jazakallahu khyr ust Daswan setiawan
Jazakallahu khoir...kepada Al fadhil Ustaz Daswan....
👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍
daripada Malaysia...
Masya Allah..
Terimakasih Sudah hadir Wahai Saudaraku
Baraarkallahufik ustadz, sangat hafal sanad, dan atsar ,
Jazakallaahu khoir ustad atas penjelasannya.
Mantab tab tab,ustad belia dakwahnya sangat menyejukkan hati umat,beda sekali dg ustad2 senior yg bisanya memanas manasi hati umat,lanjut terus jangan gentar demi kebenaran.
Mantab jelas santai dan ber isi
3:43 sisomat pl didengarkan. Propesor pesongko alias eror pengikutnya ya yg bodoh2 hanya karna gelarnya propetcor ilmunya tong kosong comot comot diam kau kenapa malu2in aja kau SM org bermarga.rojan
Mantap ustad Daswan meskipun msh sangat muda tp sangat dipercaya krn sangat ilmiah . Sangat beda jauh dg UAS yg kelihatan banget ngawurny
Alhamdulillaah sangat jelas dan gamblang
Syukron ustadz barakallahu fiik
Manttab ustadz...
Baarokallaahu fiik.
Sehat selalu ustad
Alhamdulillah
Tajwid bacaannya mantaaabzzz👍👍👍
Barakallahufik ustadz
Wafiika baarokallaah
Masya Allah... ilmu yg sangat bermanfaat.
Jazaakallahu khairan atas ilmunya utadz
Sungguh masuk akal dan sangat ilmiah.trm KSH ilmunya ustad
Mantap ustadz
Barakallahu fiikum ustad
Barakallahu fiik ustad
Syukron ustadz ...❤mantap
Jazakalloh ustadz
Inilah ustadz salaffi tenang berilmu,dan ilmiah...
Ilmiyah mnurut org2 tolol. Tobatlah kalian wahai aliran Wahabi ngawur. Kalian anggap allh ada di atas arasy. Goblog
Beliau juga tadinya ustadz nu ..ada kisah hijrahnya di you tube
Semoga ustadz2 NU lainnya pada ikut hijrah pula @@dedejuandi6674
Bukan tenang, tapi tolol
teruskan pak ustad saya sangat senang mendengarnya
masyaAlloh, penjelasannya detail.
Syh ustazah dari serang Banten, mendukung dakwah yg ilmiah dan jelas, jangan kaya uas tidak konsisten.
Ilmiah itu berdasar kitab ulama salaf 4 Mazhab atau ulama se jaman, bukan setau saya kata kalid basalamah dkk blogh.
Ane juga suka da'wan seperti ini
Setau saya itu yg dimaksud apa yg dipelajari, Kanyanya cuma lihat video sepennggal dan tidak konsisten lihat video ribuan yg ada lalu beri penilaian negatif @@ekosusanto7836
Manawi teh ibu salah satu fans beratnya,,🤭🤭
Mudah2an dapat meyakin kan lalat, bahwa bunga itu lebih harum dari sampah 🤭😁👍💪🙏
masyaAlloh sangat ilmiah, masuk akal. barokallohufikum
Jazaakallah khairan 🙏
Mumtaz
Sip
بارك الله فيك
BaarakaAllah fikum Ustadz
Masya Allah, ❤
Penjelasan yg sangat deteil dan il.iah
Syah dulu NU
Sekrang sudah hijrah😊
Semoga ustad Abdul Somad mendengar ini
Selama memahami dengan berlapang-lapang karena pentinnya ilmu, pasti bisa difahami
Syukron ustadzuna...
Sdh mengakui klo tahlilan bukan ajaran Rasulullah, tp begitulah Ahlu bid'ah selalu mencari pembenaran bkn menerima kebenaran...waallahu'alam
penjelasan yang ilmiah
barokallahu fiikum ust
Tahlilan,yasinan,tasbih,tahmid,takbir semuanya ajaran Islam,tapi acara 3,7,40,100,1000 hari kematian orang meninggal itu dari ajaran,Hindu,dimulainya dari jaman Walisongo,idenya dari sunan Kalijaga,demi merebut hati pemeluk agama Hindu agar mau masuk Islam,acaranya dari bakar dupa,baca mantra mantra,diganti tahlilan,waktu itu juga timbul perdebatan antar Walisongo
Sedangkan thowaf /
berputar mengelili-
ngi Ka'bah asalnya
dari tradisi budaya....
Masyaaa Allah...
Ustad daswan suka isi kajian dimana yah?
Jangankan orang muslim, orang Kristen yg beraliran Jawa saja juga mengadakan slametan 1,3,7,40,100,1000 .
Dan itu kesalahan besar umat islam sekarang.
Sungguh dahsyat subhatnya uas, pernah jg subhat ini di tanyakan pd ustad badrussalam n zaenal abidin.
Tapi dari mana uas dapat ide nama imam atho itu.. kira2 dapat dari kitab mna ya..
id.m.wikipedia.org/wiki/Atha_bin_Abi_Rabah
Ustadz2 yg mendukung tahlilan itu mereka tidak tau kalau ummat masih percaya orang yg sudah mati arwahnya masih ada dirumah selama 40 hari sampai keluarga mayyit melakukan tahlilan .
Dan parahnya keluarga mayyit masih juga membuat cawisan buat arwah yg meninggal.
Para ustadz2 pembela tahlilan kalian akan bertanggung jawab atas perbuatan seperti itu. Kalian akan pertanggung jawabkan perbuatan2 kalian dihadapan Allah subhanahuwataala kelak di akhirat nanti. Dan kalian akan menyesal .
Jiaaa,..uas,..uas,..belajar jauh2 ambil ilmu hadist tapi yg hadist yg dikeluarkan sering kali hadist dhoif atau sanad nya terputus yg dipatahkan oleh ust lain yg belajar hadist jg,....
Uas selalu berkata itu bukan kata dia,..tapi kata si ulama anu,..namun uas nggak/tdk nyadar kalau dia kan ikut berkata juga/menyampaikan kalimat/kata itu jg,...cape deh,..
Memang sangat beda lulusan dari tempat asal nya berita sama dari tempat bukan asalnya berita,..
Uas,..uas,..dari kecil dah bandel,..eh udah gede makin membandel,..
Sekarang banyk orang menyebut dgn tambahn gelar profesor,...
Kagak ada ngaruhnya uas,..mau prof dr ma lc mba msc sh pun anda itu tetap tidak sehebat para sahabat Rosulullah saw,...hati2,..anda itu panutan umat,..jangan memberi jalan bengkok/bercabang pd umat,..sudah jelas itu akan dipertanggung jawabkan,...
Jangan banyk ketawa ketiwi nanti akan banyk menangis,..camkan itu,..
Tahlilan lanjut.... Baca quran.. Sadaqah... Dzikir...sebagai wasilah mendoakan .
assalamu'alaikum warohmatullohi wabarokatuh ustad, saya mau tanya di daerah rumah saya masih kental dengan tradisi termasuk dalam hal sholat berjamaah, di masjid dikampung saya masih melakukan qunut nazilah di 5 waktu sholat, yg jadi masalah ini dilakukan sepanjang hari, spanjang bulan, spanjang tahun tanpa henti, intinya selama saya berjamaah disini saya tdak pernah menjumpai tdk qunut, selalu qunut...apa hukumnya ustad mohon bantuan penjelasannya, krn yg saya tau qunut nazilah itu kondisional...bukan selalu bagaimana ustad, dan apakah saya ttp harus berjamaah di masjid tersebut...jujur saya bingung, syukron
Kesimpulannya si abdul Somad asbun 🤗
id.m.wikipedia.org/wiki/Atha_bin_Abi_Rabah
Biar gk bnyak bacot. Ustad lu aja yang bacaan nya kurang jauh.
@@jejakkampungsunda74ucapanya jgn kasar gitu,itu menunjukkan akhlakmu,
Pinter banget nih ustadz,seandainya ada kitabx langsung plus ibarotnya lebih pinter lagi
Nah betul itu
Ustad abdul somad gk kira mengada ngada kalo tidak ada yg bernama atog
Biat otak antum lurus lagi.. Uas itu ilmu nya luas. Ustad lu aja yang gk tau kalau ada imam atha..
Dasar hati dan otak sudah ditutup Allah,tdk dengar penjelasan ustad tadi ada atau tdk ada imam Atok dalinya tdk bisa dipakaai alasanya dengar ulang ceramah tadi.
Ibadah itu harus mengikuti Nabi,ibadah yg bukan dari Nabi itu disebut bid'ah itu sabda Nabi ,jadi ibadah itu jangan cari dalil karena sudah jadi adat ,dalil itu dalil sesat
**DEVINISI TAHLILAN**
Ketika Ana melarang tahlilan langsung mereka teriak.. Kenapa melarang tahlilan..! Tahlil kan artinya mengucapkan لا اله الا الله kenapa dilarang ? Ah dasar kura kura di dalam perahu.
Tahlilan yg kamu kerjakan itu bukan
لااله الا الله
Tapi begini : Ada orang mati, kemudian keluarganya Sibuk meyiapkan makanan buat entar malam Tahlilan. Bahkan Buat beli makan sama beli rokoknya ada yang ngutang segala.
Yang seharusnya keluarga mayit itu di bantu karena sedang kesusahan eh malah harus sibuk menjamu makanan dan roko puluhan sampai ratusan orang.
Naah mulailah orang orang kumpul di keluarga mayit .keluarga mayit mulai sibuk menyuguhkan air dan rokok, kalau makan entar terakhir.
Akhirnya puluhan orang mulai bikin lingkaran, asbak asbak di persiapkan dari piring kecil 10 wadah itupun tak cukup.
Datanglah rokok dalam gelas hingga 15 wadah sama aqua botol merknya kita sensor.Kalau ustadz di kasih rokoknya bukan dari gelas tapi langsung di kasih 1 bungkus.kan ustadz beda lhoo..!
Mulailah Ustdz tersebut membuka roko yang satu bungkus padahal di tangannya masih nyala sebatang rokok tapi udah pendek.kemudian ustaznya nyambung rokok lagi dan orang orang pun hampir semua merokok.penuhlah ruangan itu dengan asap rokok. Sampai anak anak batuk batuk karena asap dari Naga .
Setelah kenyang mereka merokok dan ngobrol masalah macul sawah.
Maka mulailah Berdoa
خصوصا الا ارواح سيدنا ابي بكر و عمر وعثمان و علي
Terus berdoa sampai amin amin amin amin . Pas mulai amin maka berdatanganlah makanan.
Tangan kiri mengkat tangan, tangan kanan menyodor nyodorkan makanan, kalau mata fokus ke peuyeum ketan sama kueh lapis sebab takut terlewat.
Tak lama kemudian besek nasi sama daging juga datang dari keresek hitam.jadi dari mulai kyai nya baca doa amin sampai akhir, tangan jama'ah sibuk pakeupis menyodorkan kueh tengteng sama besek, belum lagi yang di teras rumah rebutan rokok yang dari gelas, kemudian anak anak ribut di pintu belakang sebab beseknya beda kalau anak anakmah. Nasinya dikit,dagingnya juga cuma Satu yang kecil.
Anak yang paling kecil nangis karena gak kebagian..
Akhirnya kyai menutup doanya sebab suasana sudah kayak pasar.
Mulailah orang orang makan makan disana kalau besek gak di makan sebab istri nunggu dirumah.
Setelah kenyang pamitlah semua tamu meninggalkan puluhan puntung rokok , kalau kyainya pamitnya agak malam sebab Besek yang dari rantang sama makanan se kardus sarimi keluarnya terakhir..
Setelah itu kelurga mayit sibuk beresin piring dan yg lainya.
Kasihan yah, keluarga sedang berduka butuh penghibur , butuh bantuan eh malah harus sibuk menyiapkan makanan.
Ini baru hari pertama lho, Belum entar hari ke tiga, hari ke tujuh,hari ke 40, hari ke 100 dan seterusnya.
Ente pikir mereka kumpul dan makan harta si mayit cuma hari pertama doang..?
Tidak broh itu berlanjut ke hari ke 3,7,40 dan seterusnya.
Malah kalau hari ketujuh rokoknya banyak ada 20 gelas lho ..
Soalnya yg hadir lebih banyak.
Naah jadi devinisi Tahlilan yang terjadi di masyarakat itu kurang lebih seperti itu.
Jika Ditempat anda sama, like komen and share.
Jadi Secara Logika Saja acara macam ini sudah merugikan Ahli mayit.. Apalagi kalau Ana sampein Dalil dalilnya .
Jadi Sudahlaah Tinggalkan Acara acara yang Tidak berguna ini....!
Masih Baaaaanyak Sunah Nabi yang ente belum kerjakan.
Ok gak..??
Sebagai mantan santri, biasanya si santri mikul berekat Pak kyai saat pulang,berekat kyai biasanya paling gede(masa zaman jahiliah dulu)😂
@@shoehendreex7232
Pengalaman kita sama
@@pembelasunah8867 iya 😀
Stuju
😁😁
begitulah.
na'udzubillahi mindzalik..
Isi kajian dari pada asatizd Salafi penuh ilmu..tapi sayang ada orang-orang yg tdk suka, mereka lbh suka dgn majelis-majelis yg hanya berisi cerita-cerita mengarang dan dongeng serta berisikan dangdutan, joget-joget perempuan dan laki-laki campur baur.. bgtu yg mereka suka.
Yg jelas kita lebih paham dari ulama yang cerdas, terperinci
Alhamdulillah tetap yakin tahlilan
Ya ustadz,
Mau ty.... "Kumpul2 di tempat kelurga kematian dan membuat makanan...dst"
itu perkataan imam Syafi'i ato sahabat Jarir ?
Syukran ya ustadz atas jwbnya,
Barakallahu fiikum 🙏
Maaf sdrqu yuk kt bahas tentang ukhuah/persatuan shingg kt trasa bersaudara ...sy orang dhoif...
Alangkah baiknya kalau ingin mengkonfrontir ulama lain, video ceramah ulama itu di tampilkan secara singkat dibagian dpn agar informasi yg kami terima itu utuh jgn sekedar informasi penanya dijadikan patokan, takutnya si penanya slh degr, jatuhnya terkesan ulama diadu domba. Sebab saat ini gampang sekali kegaduhan terjadi sehingga hal bgni sebaiknya tdk di sepelekan
Sekedar masukan ustadz 🙏
yes....
tpi byk org yg g mao nerimo kbnran....
Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatu akhy
Dikutip dari Tiktok ! Ust Daswan ini adalah maha guru yg kepintarannya tdk diragukan lagi , dia org Wahabi yg tersohor kepintarannya dan muridnya termasuk ust Yazid jawas dan ust Abdul Samad , jadi kalau mau berguru ! Sama ust inilah.
Kalau tak ada dari nabi mengapa ikut tabi in, apa lebih hebat tabiin dari nabi,?
Uas itu ustadz SUBHAT ,YG MEMBAWA UMAT KPD KEBODOHAN ,BKN MENCERDAKAN ,MALAH KEMUNKARAN DI BELA ,DICARI2 DALIL YG TDK BENAR,KITA UMAT ISLAM MELAKUKAN AMALAN YG DATANG DARI NABI,/ SAHABAT YG 4,YG DOSEBUT HKULAFAIRROSYIDIN,ITU YG BENAR,JNGAN IKUTI FATWA UAS
UAS KURANG ILMU,USTADZ DASMAN SANGAN JELAS ILMIAH PENJELASANNYA
Hanya Iblizz yang tidak suka Tahlilan Tawasulan Sholawatan yasinan maulidan dan kirim doa.
miah bil miah as sunah4
Debat langsung donk ustad, dgn uas,live di youtube,
MasyaAllah ustadz dakwah nya sekalipun di youtube tp beliau tdk mau menerima/mengambil hasil dr youtube nya
UAS kok didengar....Ustadz Ahlul Syubhat...
id.m.wikipedia.org/wiki/Atha_bin_Abi_Rabah
Meniru cara HINDU... ADANYA DI JAWA semoga tambah pengetahuan.
Tabayyun dengan ust.Abdul Somad akan lebih bijak.,
10:00
Kang Somad mah yg penting keliatan pinter , ora pake teliti....🙏
Mimpi tdk bsa dijadikan Dalil...
Maaf
Ya
Saya
Orang
NU
Tidak
Yakin
Dg
Tahlilan
Berani debat ilmiyah bang brhadap2n. Jngn di video masing2. Yg nnti dampaknya saling adu hujjah lewat video lg. Akhirnya saling hina. Saya yakin itu.
Beri link akhirnya saling hinany?
miah bil miah as sunah
😀😀😀😀😀😀😀😀😀😀😀
Iya ustad yahya badrussalam jg thous, bkn attok, uas2 demi apa yaa
UAS : Ustadz Ahlu Syubhat. UAS. : Ustadz Amat Sombong. UAS. : Ustadz Aliran Sesat. UAS diberi ilmu yg banyak tapi tidak diberikan hidayah diatas Sunnah.
*TAHLILAN 7, 40, 100, 1000 hari menurut Muhammadiyah, NU dan Salafy.*
Muhammadiyah itu awalnya juga tahlilan. Bahkan ketika KH Abu Bakar, orang tua KH. Ahmad Dahlan meninggal juga didoakan pembacaan dzikir tahlil (tahlilan) sebagai doa pengampunan. Tidak hanya itu dalam buku *Cerita tentang Kiai Haji Ahmad Dahlan : catatan Haji Muhammad Sudja'* yang ditulis H. M. Sudja' murid pertama KH. Ahmad Dahlan, disebutkan ketika KH. Ahmad Dahlan (waktu itu namanya masih Darwis) mau naik haji berangkat ke Mekkah tahun 1890 juga digelar acara *tahlilan* dan pembacaan *Maulid Barzanji* di rumahnya. Ini adalah bagian dari sejarah, biografi KH. Ahmad Dahlan.
Keputusan Muhammadiyah tidak tahlilan itu belakangan setelah Kyai Dahlan wafat, yaitu sejak periode KH. Mas Mansyur membentuk Majlis Tarjih dan dari sinilah sebetulnya banyak peribadatan-peribadatan lama ditinggal menyesuaikan perkembangan zaman. Misalnya penafsiran agama yang lebih praktis dan rasional. Majlis Tarjih juga memutuskan meninggalkan kebiasaan doa qunut dalam shalat shubuh, shalat tarwih menjadi 8 rakaat, doa iftitah dari kabiro diganti baid baini, niat dalam shalat tidak dilafalkan dll.
Dengan kata lain, banyak peribadatan-peribadatan dizaman KH. Ahmad Dahlan direvisi dan ditinggal oleh Majlis Tarjih karena didirikannya (Majelis Tarjih) sebagai lembaga penggodokan hukum melalui *ijtihad* di tubuh Muhammadiyah yang memiliki semangat pembaharuan.
Drs. Sukriyanto AR M.Hum (putra Pak AR Fahruddin) Ketua PP Muhammadiyah mengakui bahwa, Muhammadiyah masa Kyai Ahmad Dahlan memang belum ada penekanan khusus terhadap perkembangan fiqih. Masih menggunakan sayyidina dalam menyebut nama Nabi Muhammad saw, masih menggunakan qunut dalam sholat shubuh. Bahkan kata putra Pak AR Fahruddin tersebut, Kyai Dahlan biasa mengajak santrinya untuk berziarah kubur dengan tahlilan mendoakan para wali ketika menjelang tiba bulan Ramadhan.
Muhammadiyah Jawa Tengah pada zaman dipimpin Prof. Dr. Abu Suud pernah menggalakkan tahlilan dalam rangka untuk syiar kepada masyarakat. Majelis Tarjih-nya juga mengatakan bahwa pada hakekatnya tahlilan itu bagus dan kuat dalilnya. Hanya saja, *yang kurang bisa diterima di Muhammadiyah adalah bila dihubungkan waktunya harus 7, 40, 100, 1000 harinya itu karena penetapan waktu yang demikian tidak ada sumbernya.*
Dari pihak NU sendiri ketika ditanyakan tentang tahlilan jawabannya, hitungan hari ke-7, 40, 100, 1000 adalah *"bukan tahlilan"* tetapi hanya angka dari tradisi masyarakat sebelum Islam yang "diisi" dengan tahlilan. Yang sebetulnya tahlilan kirim doa shadaqah pahala itu waktunya adalah bebas kapan saja. Ada juga yang merutinkan malam Jumat bersama Surah Yasin.
Yang membedakan dengan Muhammadiyah berkaitan waktu kalau di NU lebih longgar. Sebagian ulamanya beralasan, _"Biarkan saja masyarakat menggunakan angka 7, 40, 100, 1000 hari hal demikian mengambil manfaat kecuali bisa diisi untuk syiar (misalnya seperti cara walisanga mengislamkan mayarakat Jawa) tetapi juga agar kebiasaan mendoakan dan sedekah pahala kepada orang tua kita yang sudah meninggal tidak dilupakan. Kecuali itu, bisa untuk syiar mengislamkan masyarakat pedesaan-pedesaan yang masih tradisional. Bahkan membaca kalimah dzikir-dzikirnya yang dibaca juga ada pahalanya tersendiri menurut hadits."_
Itulah kenapa masyarakat tradisional di desa-desa itu biasanya dengan mudah diislamkan NU. Sebaliknya Muhammadiyah dan Salafi biasanya sulit menembus pedesaan. Bahkan ada kesan Salafi sulit diterima oleh masyarakat. Umumnya islamisasi pedesaan-pedesaan Nusantara itu diambil perannya oleh NU. Kata sebagaian kalangan, kalau Salafi cenderung *mengislamkan orang yang sudah Islam,* dan mereka menyebutnya "Hijrah." Misalnya, orang NU disalafikan. Tetapi yang paling mudah dikondisikan (paling banyak) biasanya dari kader-kader Muhammadiyah. "Hijrah Sunnah" begitu istilahnya. 🌼
Kyai Ahmad Dahlan tdk bisa dijadikan dalil, Dalil itu dari Alqur an ,Hadis2 Rasulullah yg sahih.
@@AbdLatif-pn7ld
*TAHLILAN ITU BUTUH DALIL !!!*
*DALILNYA MANA ...???*
Dzikir-dzikir dalam tahlilan itu dari siapa kalau bukan dari Nabi, bukankah itu semua (dzikir tahlilan) itu diambil dari hadits-hadits? Lalu dijadikan kumpulan atau himpunan dzikir.
Contoh, dalam tahlilan dibaca : _Subhanallah wabihamdih, subhanallahi 'adzhiim,_ ini dari Nabi. Sabdanya: “Dua kalimat yang ringan di lidah, pahalanya berat di timbangan amal dan disukai oleh Tuhan Yang Maha Pengasih, adalah: *Subhaanallaah wabi-hamdih, subhaanallaahil ‘azhiim.”* (HR. Bukhari, Muslim). Ini dibaca dalam tahlilan.
Dalam tahlilan juga dibaca Surah Al-Fatihah, Al-Ikhlas, Al-Mu'awwidzatain (Al-Falaq dan An-Naas), Al-Baqarah ayat 1-5, 255 (ayat kursi), 285-286, istighfar, shalawat, tasbih, tahmid, tahlil, hauqalah dll -- itu karena semata-mata anjuran atau dawuh saja, kalau baca yang disebut diatas pahalanya demikian-demikian menurut janji Nabi.
Masak membaca anjuran Nabi dari kumpulan dzikir diatas (tahlilan) malah dikatakan sesat, bid'ah, berdosa, masuk neraka? Bahkan dikatakan kafir !
Dalam hal ini kita harus hati-hati kalau membuat tuduhan bahwa itu salah, kafir atau bid'ah sebab bisa jadi akan berbalik kepada dirinya, seperti kata hadits, seandainya seseorang menuduh kafir saudaranya, maka tuduhan kafir tersebut akan kembali kepada salah satu di antara keduanya” (HR al-Bukhari).
Tahlilan itu asalnya diambil sebagai dzikir-dzikir pilihan dari hadits dan bersifat umum dibaca kapan saja sebagai amalan dzikir harian, mingguan atau bebas kapan saja tidak mengikat asal dalam kondisi tidak berhadats.
Apabila bacaan-bacaan dzikir tahlil (tahlilan) itu tujuannya disedekahkan pahalanya "sebagai doa" untuk meringankan dosa-dosa almarhum orang tua yang meninggal maka dalil-dalil yang digunakan adalah karena kisah-kisah berikut :
Kisah-1; “Seorang lelaki datang kepada Nabi saw. dan berkata: Ibuku telah mati mendadak, dan tidak berwasiat dan saya kira sekiranya ia sempat bicara, pasti akan bersedekah, apakah ada pahala baginya jika Aku bersedekah untuknya? Jawab Nabi saw: Ya.’ (HR.Bukhori, Muslim dan Nasa’i)
Kisah-2; “Bahwa seorang laki-laki bertanya kepada Rasulallah saw.: ‘Ayah saya meninggal dunia, dan ada meninggalkan harta serta tidak memberi wasiat. Apakah dapat menghapus dosanya bila saya sedekahkan?’ Nabi saw. menjawab : Dapat!” (HR Ahmad, Muslim dan lain-lain).
Kisah-3; “Ibu Saad bin Ubadah meninggal dunia disaat dia (Saad bin Ubadah) sedang tidak ada ditempat. Maka berkatalah ia : ‘Wahai Rasulallah! Sesungguhnya ibuku telah wafat disaat aku sedang tidak ada disisinya, apakah ada sesuatu yang bermanfaat untuknya jika aku sedekahkan? Nabi menjawab; Ya ! Berkata Sa’ad bin Ubadah : Saya persaksikan kepadamu (wahai Rasulallah) bahwa kebun kurma saya yang sedang berbuah itu sebagai sedekah untuknya’.” (HR Bukhori, Turmudzi dan Nasa’i)
Kisah-4; “Bahwa Nabi saw.pernah mendengar seorang laki-laki berkata: Labbaik an Syubrumah (Ya Allah, saya perkenankan perintahMu untuk si Syubrumah). Nabi bertanya: Siapa Syubrumah itu? Dia menjawab : Saudara saya atau teman dekat saya. Nabi bertanya: Apakah engkau sudah berhaji untuk dirimu? Dia menjawab: belum! Nabi bersabda: Berhajilah untuk dirimu kemudian berhajilah (pahalanya) untuk Syubrumah ! ”. (HR.Abu Daud).
Kisah-5; Kisah dua anak yatim dari orangtua yang sholeh, sebagaimana termaktub surat Al-Kahfi:82. Itu pun sepenuhnya merupakan manfaat yang diperoleh dari orang lain, bukan dari amal kebajikan dua anak yatim itu sendiri.
Kisah-6; Rasulallah saw menangguhkan sholat mayyit bagi orang yang wafat dalam keadaan berhutang hingga hutangnya dilunasi oleh orang lain, seperti yang dilakukan oleh Qatadah ra dan Imam Ali bin Abi Thalib ra. Itupun merupakan kenyataan bahwa manfaat dapat di peroleh dari amal kebajikan orang lain.
Kisah-7; Anak-anak orang mukmin (yang wafat dalam keimanan) akan masuk surga dengan amal bapak mereka (yang mukmin) dan ini juga berarti mengambil manfaat semata-mata amal orang lain. (QS at-Thur : 21).
Kisah-8; Orang yang duduk dengan ahli dzikir akan diberi rahmat (ampunan) dengan berkah ahli dzikir itu sedangkan dia bukanlah diantara mereka dan duduknya itupun bukan untuk dzikir melainkan untuk keperluan tertentu, maka nyatalah bahwa orang itu telah mengambil manfaat dengan amalan orang lain. (HR Bukhori, Muslim dari Abu Hurairah).
Kisah-9; Shalat untuk mayyit (baca: sholat jenazah) dan berdo’a untuk si mayyit didalam shalat ini, adalah pemberian syafa'at untuk mayyit dengan shalatnya itu, ini juga pengambilan manfaat dengan amalan orang lain yang masih hidup.
Kisah-10; Para periwayat hadits seperti Imam Muslim dalam kitab Shahih-nya, memasukkan hadits ini dengan judul Bab Wushul Tsawab Ash Shadaqat Ilal Mayyit (Bab: Sampainya pahala Sedekah kepada Mayit). Imam An Nasa’i dalam kitab Sunannya memasukkan hadits ini dengan judul Bab Fadhlu Ash Shadaqat ‘anil Mayyit (Bab: Keutamaan Bersedekah Untuk Mayyit). Imam Al Bukhari dalam kitab Shahih-nya dengan judul Bab Maa Yustahabu Liman Tuwufiya Fuja’atan An Yatashaddaquu Anhu wa Qadha’i An Nudzur ‘anil Mayyit (Bab: Apa saja yang dianjurkan bagi yang wafat tiba-tiba, bersedekah untuknya, dan memenuhi nazar si mayyit).
Kisah-11; disebutkan Nabi SAW pernah melewati kuburan, lalu beliau bersabda: “Sesungguhnya dua mayat ini sedang disiksa, namun bukan karena dosa besar. Yang satu disiksa karena tidak membersihkan dirinya dari air kencingnya, sedang yang lainnya ia dahulu suka mengadu domba”. Kemudian beliau meminta pelepah kurma yang masih basah dan dibelahnya menjadi dua. Setelah itu beliau menancapkan salah satunya pada sebuah kuburan dan yang satunya lagi pada kuburan yang lain seraya bersabda: “Semoga pelepah itu dapat meringankan siksanya, selama belum kering”(HR. Bukhari , Muslim). Bukankah di al-Quran juga disebutkan bahwa tumbuh-tumbuhan itu selalu bertasbih kepada Allah hanya manusia tidak mendengarnya? Pengarang Tafsir al-Qur`an Al-Qurthubi mengatakan : “Ulama kita menjelaskan, kalau tasbihnya kayu saja (pelepah kurma) dapat meringankan azab kubur (bermanfaat kepada mayat), maka apalagi bacaan al-qur’an yang dilakukan oleh seorang mukmin?.”
Kisah-12; “Sesungguhnya setiap tasbih adalah sadaqah, setiap takbir sadaqah, setiap tahmid sadaqah dan setiap tahlil adalah sadaqah. (H.R. Muslim).
Bukankah dalam tahlilan itu isinya mencakup semuanya: ya shadaqoh harta yang dikeluarkan, ya shadaqoh bacaan Quran, ya shadaqah bacaan tasbih, shadaqah bacaan takbir, shadaqah bacaan tahmid, shadaqah bacaan tahlil dll?
@@AbdLatif-pn7ld
*IMAM BUKHARI JUGA TAHLILAN ...???*
*Imam Bukhari* yang masyhur dengan hadist shahih-nya ternyata juga menyusun dzikir seperti tahlilan dengan nama "Hizib Bukhari."
Ada juga dzikir seperti tahlilan lain susunan *Imam Nawawi* yang dikenal dengan nama "Hizib Nawawi."
Ulama-ulama lain yang menyusun dzikir ala tahlilan adalah *Imam Ghazali* dengan nama "Hizib Ghazali." *Ibnu Taimiyah,* dengan nama "Hizib Ibnu Taimiyah."
Sedangkan dzikir tahlil yang umum dibaca masyarakat Indonesia dengan nama "TAHLILAN" dalam beberapa riwayat adalah disusun oleh *Sayyid Abdullah bin Alwi Al Haddad* yang masih dzuriyyah (keturunan) Nabi Muhammad saw dari Tarim Yaman, diambil dari himpunan (kumpulan) hadits tentang bab keutamaan membaca kalimah-kalimah dzikir tertentu.
Menurut hadits riwayat Abu Dawud, sahabat *Abu Hurairah* memiliki amalan rutin membaca istighfar 12.000 kali setiap harinya dengan menggunakan tasbih yang ia buat sendiri. Abu Syaibah yang mengutip hadits Ikrimah juga mengatakan bahwa Abu Hurairah mempunyai seutas benang dengan bundelan seribu buah. Ia baru tidur setelah berdzikir 12.000 kali.
Istri Nabi, *Shofiyah* menurut hadits riwayat Tirmidzi, Hakim dan Thabrani amalan rutinnya membaca dzikir 4000 kali setiap harinya dengan biji kurma yang ia kumpulkan sendiri.
Shahabat *Ibnu Abbas* punya shalawat yang ia susun sendiri sebagai amalan namanya "Shalawat Ibnu Abbas". Demikian juga shahabat *Ibnu Mas'ud* memiliki amalan yang ia susun sendiri namanya "Shalawat Ibnu Mas'ud."
Dalam tahlilan yang selama ini umum dibaca ada bacaan, _"Allahumma shalli 'alaa Muhammadin kullamaa dzakarakadz dzaakiruun, washalla 'alaa Muhammadin wa 'alaa aali Muhammadin kullamaa ghafala 'an dzikrihil ghaafiluun."_ Ini shalawat yang disusun *Imam Syafii* namanya "Shalawat Imam Syafii."
Pertanyaannya *"bid'ah"* kah mereka? Atau jangan-jangan ini karena dangkalnya ilmu kita dalam memahami bid'ah?
Dan sampai sekarang amalan-amalan diatas seperti Hizib Nawawi, Hizib Bukhari dll itu masih sering diamalkan oleh kiyai ulama-ulama kita di pondok pesantren.
Apakah Nabi, para sahabat, tabi'in dll sering membaca dzikir-dzikir yang ada dalam tahlilan itu? *Tentu saja iya, walaupun urut-urutannya tidak sama.* Bukankah itu dzikir umum dan sudah lazim dibaca di kalangan kaum muslimin? Masak kalimah-kalimah dzikirnya ada anjuran dari Nabi untuk dibaca tidak pernah dibaca? Hanya bedanya kalimah-kalimah dzikir yang dibaca tidak persis urut-urutannya. Tetapi kalau kalimah dzikirnya ya itu-itu saja to wong juga ada haditsnya, dan diambil dari hadits juga. Jangan-jangan malah tidak pernah mengamalkan anjuran dari Nabi membaca dzikir-dzikir itu ya?
*KESIMPULAN:*
Tahlilan itu dzikir yang bersifat umum saja, biasanya kalau santri atau ulama terdahulu juga dibaca bebas kapan saja tidak terikat waktu-waktu tertentu. Cuma umumnya kalau di surau-surau (mushala, _langgar)_ zaman dahulu banyak dibaca secara berjama'ah sebagai dzikir pada malam Jum'at bersama Surah Yasin.
*7,40,100,1000 HARI BUKAN TAHLILAN,* hanya saja kalau di masyarakat pedesaan Jawa setiap ada kenduri (acara hajatan) doa nya menggunakan dzikir tahlilan itu. Misalnya, kenduri nikahan malam harinya sebelum pengantin ya doanya tahlilan itu. Bahkan mau naik haji saja malam harinya juga tahlilan seperti sejarah KH. Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah) waktu naik haji juga tahlilan. Kenduri selamatan, syukuran dll juga tahlilan. Termasuk hajatan orang meninggal juga kenduri doanya tahlilan. Pendek kata, acara hajatan apa saja (nikahan, naik haji, selamatan, syukuran, orang meninggal dll) malam harinya doa-nya ya tahlilan itu kalau di masyarakat pedesaan di Jawa. Itu karena saya orang desa, jadi tahu tentang hal itu. Cuma heran saya, di TH-cam itu yang viral kok hajatan orang meninggalnya itu ya (7, 40, 100, 1000 hari) ? Padahal kan aslinya upacara hajatan apa saja doa-nya ya tahlilan itu (maksud saya, masyarakat pedesaan di Jawa).
Intinya tahlilan itu tidak ada kaitannya dengan waktu atau hari tertentu kalau santri. Yang betul adalah bacaan dzikir yang bersifat umum dan bebas dibaca sewaktu-waktu.
Yang menjadi masalah adalah sebetulnya karena (atau kalau) tahlilan *dimanfaatkan oleh masyarakat* (pedesaan di Jawa) sebagai doa dalam setiap kenduri hajatan.
@@HaryantoSMP1PaliyanGK
Terkadang masyarakat itu juga pakai uang dengan hutang-hutang
@@therightway5957
_Pertama,_ istilah *Tahlilan* yang dimaksud adalah "shadaqah hadiah pahala" kepada orang tua atau saudara muslim yang sudah meninggal agar diampuni dosa-dosanya atau diringankan siksanya mendasarkan dalil seperti kisah-kisah dari nomor 1 - 12 diatas.
_Kedua,_ hitungan hari ke-7, 40, 100, 1000 adalah "bukan tahlilan" tetapi hanya angka dari tradisi masyaraka yang "diisi" dengan tahlilan. Yang sebetulnya tahlilan kirim doa shadaqah pahala itu waktunya adalah bebas kapan saja. Ada juga yang merutinkan malam Jumat bersama Surah Yasin. Sebagian ulama mengatakan, biarkan saja masyarakat menggunakan angka 7, 40, 100, 1000 hari hal demikian mengambil manfaat kecuali bisa diisi untuk syiar (misalnya seperti cara walisanga mengislamkan mayarakat Jawa) tetapi juga agar kebiasaan mendoakan dan sedekah pahala kepada orang tua kita yang sudah meninggal tidak dilupakan.
_Ketiga,_ shadaqah itu bila hanya dalam "keadaa ada" atau mampu. Dalam kaidah ilmu fikh dikatakan, _"Dahulukan yang wajib, sebelum yang anjuran. "_ Shadaqah itu hanya anjuran. Sabda Nabi, _"Sedekah terbaik adalah sedekah sesudah kebutuhan pokok dipenuhi. Dan mulailah dari yang wajib kamu nafkahi."_ (HR. Bukhara, Muslim). Imam Bukhari mengatakan, _"Siapa yang bersedekah sementara dia membutuhkan, keluarganya membutuhkan atau dia memiliki utang, maka utangnya lebih layak dilunasi sebelum bersedekah, bahkan sedekahnya tertolak baginya."_
Jadi demikianlah, semua itu juga ada ilmunya. Bahkan seseorang bersedekah tetapi hutang kesana-kemari itupun juga bisa menjadi percuma, bahkan *haram* shadaqahnya. Termasuk dibuat untuk tahlilan. Tahlilan pun juga harus mendasarkan ilmu, tidak mendasarkan niat karena sudah tradisi di masyarakat (7, 40, 100, 1000), tetapi memang sesuai *apa tujuan dilakukannya,* yakni kirim doa shadaqah pahala dan pengampunan kepada almarhum orang tua kita yang sudah meninggal.
mungkin maksudnya sama cuman beda mulut saja heheheh,,
Daswan diajak diskusi dg sanie uye brani tidak
Tantangan Debat Ente kepada salah satu ustadz Kami masalah TAHLILAN sudah ditanggapi tuh..
m.th-cam.com/video/doEsTXRNW7Q/w-d-xo.html
Tantangan Debat Ente kepada salah satu ustadz Kami masalah TAHLILAN sudah ditanggapi tuh..
m.th-cam.com/video/doEsTXRNW7Q/w-d-xo.html
jauh lah ke ilmuannya sama Ustdz Abdul somad.........belu nyampe
Pak ustad,kalau bisa khilapiyah tidak perlu di besar2kan,mau tahlilan mangga,enggak juga gak apa2,kalau bisa debat langsung.siapa yg lebih pintar ketauan,jangan menjelek2an seseorang belum tentu kita lebih baik,maap ya ustad kita yg bodo jadi bingung.
Ini bukan khilafiyah pak… jelas bid’ah dalam agama
Karangan si uas kalle
bg Somad itu ust agama NU...
Penjelasannya bingung, kasusnya imam atoq,
Jangan sombong tentang ustad wahabi kalau dibandig kiai2 n u gk ada apa2 nya ,mana ada ustad wahabi nyangkal pendapat ustad sswaja,baca kitab ,hanya omong kosong
Ngomong kitab .Orang Wahabi kalo ngaji kitab gundul arab .Bukan ky di Jawa Kitabnya Masih diterjemahkan .( Jangan ngomong Kitab ama Wahabi LUCU )
beraak loe sana
Gak ada ilmunya