Prosesi Siraman Pernikahan Budaya Adat Sunda Sebelum Akad

แชร์
ฝัง
  • เผยแพร่เมื่อ 12 ส.ค. 2023
  • Prosesi Siraman Pernikahan Budaya Adat Sunda Sebelum Akad
    Siraman atau dalam bahasa Sunda dikenal dengan istilah 'ngibakan', adalah acara adat yang sudah turun-temurun dari para leluhur Sunda. Meskipun bukan merupakan syarat dalam ajaran agama Islam, tetapi dengan niat dan tujuan yang baik, acara ini sering di selenggarakan keluarga calon-pengantin, khususnya di tempat calon pengantin wanita.
    Prosesi ini biasanya dilaksanakan sebelum akad, sekitar seminggu atau tiga hari sebelum acara penikahan. Upacara ini memiliki makna membersihkan diri lahir dan bathin sebelum memasuki pernikahan. Calon Pengantin yang beragama islam biasanya dimulai dengan acara pengajian terlebih dahulu.
    Di acara ini, kedua orangtua calon pengantin wanita memboyong calon pengantin menuju tempat siraman yang sudah dipersiapkan sebelumnnya. Calon pengantin wanitapun kemudian duduk-di kursi setelah sebelumnya membacakan ritual do'a.
    Diawali oleh sang ibu yang menyiram calon pengantin dari kepala. Bersamaan dengan itu, pembawa acara melantunkan beberapa puisi Sunda yang isinya berupa pepatah hidup dan membacakan makna dari setiap tahap siraman.
    Setelah sungkeman kepada sang Ibu, kini bagian sang ayah untuk menyiram calon pengantin. Seperti tadi, pembawa acara membacakan puisi Sunda dan membacakan makna dari setiap tahap siraman.
    Air siraman ini adalah campuran-air-bersih dengan bunga tujuh rupa, maknanya bahwa calon pengantin-akan menghadapi beragam masalah kehidupan. Namun-demikian didoakan secara simbolik, agar semua permasalahan itu tetap baik-untuk rumahtangga mereka.
    Inti dari prosesi siraman ini adalah membersihkan-diri lahir-dan bathin dan pembekalan secara spiritual-keagamaan kepada calon pengantin. Hal ini karena tanggung jawab orang tua akan segera digantikan oleh suaminya. Tujuan lainnya adalah menasihati calon pengantin mengenai pentingnya kesiapan dalam mengarungi bahtera rumah tangga.
    Sambil diiringi bacaan solawat dan doa, keluarga dari calon pengantin bergantian menyiram. Sholawat, do'a, siloka dan nasihat-nasihat kehidupan rumahtangga terus dilantunkan dalam prosesi siraman ini.
    Usai sang kakek, kini giliran neneknya yang menyiram calon pengantin menggunakan air bunga tujuh rupa tadi. Pepatah-pepatah Sunda pun terus diucapkan sambil berdo'a untuk kebaikan calon pengantin.
    Demikian seterusnya siraman ini dilakukan sampai semua sanak saudara yang berniat ingin menyiram selesai. Dalam proses ini tidak ada ketentuan khusus berapa jumlah saodara yang menyiram, yang jelas hanya kedua orangtuapun sebenarnya sudah cukup mewakili.
    Setelah semua selesai menyiram, kini saatnya calon pengantin wanita membasuh tangan dan wajah dengan niat untuk mensucikan diri. Atau jika beragama Islam, biasanya dengan cara berwudhu seperti halnya akan melaksanakan ibadah sholat.
    Usai berwudhu, calon pengantin wanita kemudian memakai pakain putih. Makna dari tahap ini adalah, bahwa kini ia telah bersih lahir dan bathin dan telah siap untuk menempuh hidup baru bersama suaminya.
    Setelah calon pengantin wanita berpakaian putih, ayah dan perwakilan saudara laki-lakinya kemudian memanggkunya. Makna tahap ini adalah sebagai perpisahan terakhir, yakni tanggungjawab keluarga akan segera berpindah kepada sang suami.
    Kini saatnya ke tahap saweran, yaitu membagi-bagikan hadiah dengan cara dilempar ke para tamu undangan. Saweran ini biasanya berupa cenderamata, bunga, dan uang yang nilainya bermacam-macam, mulai dari 500 rupiah sampai dengan 100 ribu rupiah.
    Saweran ini dilakukan oleh calon pengantin wanita dan kedua orangtuanya, dengan cara melempar ke belakang tanpa melihat. Tahap inilah yang ditunggu-tunggu para tamu-undangan, khususnya anak-anak. Hal ini diyakini bahwa apapun yang mereka dapat dan berapapun nilainya tetap akan menjadi berkah.
    Makna saweran ini adalah simbol berbagi kebahagiaan dan kebaikan dari calon pengantin dan keluarganya kepada sanak saudara, tetanggta, sahabat dan masyarakat.
    Usai saweran, acara ditutup dengan do'a kemudian dilanjutkan dengan acara berbagi kebahagian dengan cara makan-makan. Makan yang disajikan biasanya makannan dengan ciri khas daerah Sunda.
    Usai mencicipi hidangan, biasanya para tamu akan bersalaman dan berpamitan kepada calon-pengantin-wanita dan keluarganya. Ini menandakan bahwa acara prosesi-siraman sudah selesai.
    Majelis Nurkamal
    Nurkamal TV
  • บันเทิง

ความคิดเห็น • 4