FYI, sebelon masuk ke CQRS pun sebetulnya msh ada lagi tehnik table partition, hot/cold data, read replica, ato pake distributed SQL macam vitess. Malah skrg ada lagi yg namanya NewSQL kyk cocroachDB, yugabyte, dll. Intinya gak selalunya microservices yg jdi solusi
Ketika bikin aplikasi monolith sebaiknya aplikasi-nya dirancang secara modular atau disebut modular monolith, jadi ketika bikin aplikasi package-package dipisah jadi modul-modul sesuai konteks tapi tetep di-deploy pada 1 deployment aja. Nanti sekiranya app atau tim kita udah cukup gede sehingga harus pakai microservice, mindahin modul nya ke microservice jadi gak terlalu susah.
Terima kasih kang atas ilmunya, sama kayak kondisi saya sekarang hanya sekedar membuat aplikasi yang digunakan oleh orang internal sebuah instansi yang user nya tidak begitu banyak juga, dan tim pengennya bikin secara microservices, tapi menurut saya itu hanya untuk App internal pake microservices malah buat saya jadi ribet dan rumet, apalagi saya tidak ada experience di micorsevices bahkan belum paham sepenuhnya, memang better nya dari monolith dulu sih
Sangat setuju. Bahkan saya pernah mendapat pelajaran berharga betapa suffer nya rewrite aplikasi ke microservices hanya karena ego dan "instruksi atasan" saja hingga membuat team pada bleeding kerjanya. Pada akhirnya kami rewrite lagi ke monolith hanya menggunakan arsitektur pemisahan frontend backend aja. Di training AWS Cloud yang pernah saya ikuti juga sebenernya ada kaidahnya untuk menuju ke microservices itu, salah satunya adalah "harus ada ceritanya" dulu. dan cerita itu nggak mungkin dibangun dalam 1 malam. Akui saja bahwa term microservice ini oversold banget sampai menjadi istilah yang "seksi" di mata eksekutif manajemen sampe- sampe ngearahin untuk ujug-ujug adopsi 🤷🏻 Thank you penjelasannya yang detail bro Eko, rekan 1 induk perusahaan hehehe
Hampir kejadian juga di tempat saya, karna dulu kurang nya pengetahuan akan microservices, terus coba pisah backend frontend ternyata tetap tidak sanggup, akhirnya kami rewrite dari segi struktur database dan optimasi coding nya aja :v
Menurut saya Microservice/Nanoservice bukan sekedar non-technical. Itu satu hal. Tapi bisa dipakai untuk solusi aplikasi juga yg memang diperlukan pecahan service yg disengaja supaya optimal. Walaupun teamnya kecil, gak masalah kalau solusinya lebih baik jalan diatas microservices model. Kalau aplikasinya cuma komersil dan simple ya mungkin perlu alasan non-tecnical. Tapi kalau kompleks seperti perlu jalan di HPC dgn puluhan ribu processor yg dipecah dalam microservice lain cerita. Kemudian, menurut saya CQRS bukan sekedar menggantikan model CRUD. Kalau buat microservice tapi mental modelnya mirip CRUD mending jangan pakai microservice. CQRS didesain untuk optimasi performance terutama pada distributed architecture.
Ada juga yg bilang "misal monolith, artinya apabila fitur login bermasalah, maka fitur lainnya juga kena" ini juga gk sepenuhnya benar, monolith sendiri sudah implement dependensi inject sehingga tiap fitur itu sudah terpisah cara kerja nya secara design.
Terima kasih pak atas ilmunya, mau bertanya apakah dependency antar fitur krusial dalam monolith, yang menyebabkan downtime ketika ada deployment di bagian lain, bisa dijadikan justifikasi untuk refactor ke microservices demi meminimalisir dampak perubahan terhadap fitur lainnya?
Hallo, Untuk di industri indonesia sendiri Role yang paling banyak diminati itu apa ya selain Web dev ? Saya searching kebanyakan survey nya skala global & bukan indonesia.
Balik lagi teknologi ini cuman enabler bisnis. Kalau bisnisnya kecil, pakai monolith harusnya udah cukup, dan secara cost infra (dan manpower) bisa lebih murah dibanding maksa pakai microservice yang mana cost infra (dan manpower) nya lebih mahal Makanya sebaiknya kita ngebandingin cost IT dengan revenue bisnis supaya bisa ditarik seberapa optimal sistem IT yang kita design
Kang, mau tanya dimana bisa tau teknologi-teknologi yang bisa dipakai, kadang aku ada masalah ternyata sudah ada apps yang sudah bisa langsung install misalnya elasticsearch.
Kalau durability itu juga masuk ke alasan pakai microservice ngga ya? misal ada salah satu fitur yang mati, fitur lain masih bisa berjalan kalau tidak berkaitan (atau disimpan dulu semua requestnya ke message broker lalu di consume setelah nyala fiturnya)
Sebenernya CQRS sendiri pun juga kurang lebih mirip2 Microservice ya? Karena kan ada instance tersendiri lagi. Cuman memang nggak full benefit seperti microservices. Tapi karena dibelah gini jadi keliatan mana yg bisa diprioritize dulu.
pertanyaaan ku gimana caranya migrasi data dari postgresql misal ke elasticsearch karena kan awalnya postgresql, monolith belum pake CQRS dan data udah jutaan, pasti lama banget migrasinya bisa seharian. apakah ada teknik khusus buat migrasi datanya biar lebih cepat?
terimakasih atas ilmunya kang, mau tanya, kalau team masih kecil dan cukup menggunakan konsep monolith / CQRS, apakah deploy di server tetap jarnya kalau java atau binary executable kalau di golang yang dijalankan ataukah direkomendasikan dijadikan docker ?
dulu pernah kerja dibidang telco dan bank, client selalu pingin mengarah ke microservices (mungkin ingin menghemat biaya dan fomo), setelah observasi dan analisa selama 4 quarter, gajadi ada pikiran pindah ke microservices dan tetap di SOA sampe sekarang 😅
om eko, saya mempunyai kondisi aplikasi yang lebih dari satu, dan secara bisnis dan teknis memang aplikasi tersebut berdiri sendiri dengan kebutuhan dan spek teknis masing" nah tantangannya, gmn supaya user itu dibuatkan satu portal atau super aplikasi yang mengakomodir semua layanan di bisnis itu. apakah ini memang sebaiknya ke microservice dengan buat api gateway? soalnya memang masih banyak pertimbangan jika harus migrate ke microservice
kang mau nanya, saya rencana bikin aplikasi sistem informasi manajemen sekolah. rencana awal saya akan menggunakan typescript untuk backend, kemudian reactjs untuk frontend, dan flutter untuk mobile apps. saya masih bingung terkait konsep microservices. apakah konsep yang akan saya saya buat itu termasuk microservicies? ataukah tetep monolith? saya rasa ini aplikasi monolith, karena di BE nanti semua services akan tetap jadi 1 apps, tetapi komunikasinya menggunakan API terima kasih kang
izin bertanya, bagaimana jika kita memiliki beberapa aplikasi monolith dan setiap aplikasi memiliki user management nya masing - masing, jika kita ingin membangun sebuah aplikasi yang khusus menangani user management sehingga untuk beberapa aplikasi monolith tersebut memiliki tabel user yang sama, semacam membuat aplikasi Identity Provider untuk beberapa aplikasi monolith tersebut. apakah perlu melakukan migrasi ke microservice?
OK banget kang ilmunya. Untuk solusi CQRS , Tadi ada 2 database , MySQL dan Elasticsearh . berarti ada 2 database yang isinya sama ya , betul gak begitu.
secara konteks manusia, tentu aja sama. tapi fungsinya berbeda. dan juga struktur datanya bisa berbeda. Elasticsearch itu NoSQL, bisa jadi "hasil summary" table product yang di MySQL.
kang, curhat ni, saya join ke company yg sepertinya sudah menggunakan "microservices", tapi ketika ada issue di MS A, itu team / orang yg sama juga yg maintain, issue di MS B, orang yg sama juga, apakah klo sudah microservices jobdesk team juga seperti monolith?
tetap monolith, karena 1 applikasi. Maksud pak Eko microservice itu banyak applikasi berbeda, satu laravel, satu go, satu node, satu java dan biasanya dibangun menggunakan docker, karena docker menjalankan tiap microservice terisolasi.
yang belum di notice yaitu bagaimana jika masalahnya adalah scalling up. klo sudah mentok scallingnya secara vertical (hardware), bagaimana mengatasinya selain microservice ?
Bang mau tanya, kalo kita ada menggunakan payment gateway apakah tdk masalah dipisah dari core backend nya ? jadi ada 2, yaitu: core backend dan payment gateway. Apakah tdk masalah ? atau disebut juga microservice ?
5:30 ini sebenernya kurang tepat. Kebanayakan problem di monolith tu bukan performa. Justru pake monolith tu lebih cepet, lebih murah, throughput lebih gede. Nggak ada overhead buat serialize & deserialize message, network overhead juga lebih kecil, tentunya jumlah server yang dibutuhin juga lebih dikit. Solusi dari performa tu bukan microservice. Justru pake microservice tu ketika kita mau ngorbanin performa untuk hal lain. Problem yang disolve oleh microservice tu masalah maintainability aja. Sekarang 1 tim bisa handle service mereka sendiri. Kalo tim kita mau deploy, ya tinggal deploy aja, tim lain ga perlu ikutan deploy. Kalo kode kita ngebug, ya service kita aja yang down, yang lain nggak ikutan. Kode tim kita juga dipisah dengan kode orang lain. Tiap service bisa punya monitoring-nya sendiri, jadi kalo ada masalah, keliatan mana service yang harus discale. harusnya langsung ke 27:30 aja, nggak usah ngomongin performance. ini setengah video-nya ngomongin performance, padahal bukan itu tujuan microservice.
Saya memilih Microservices utk client bukan berdasarkan Apps performnace sih. Melainkan lebih ke arah security atau disaster recovery. Memang benar sih selama pakai monolith masih tercover load appsnya. Ya ga perlu microservices. Jadi saya paparkan ke client keuntungan saat menggunakan microservice daripada menggunakan monolith. Lebih ke alasan security dan disaster recovery bikin lebih gampang. Tapi ya itu. Lebih banyak yang dimaintain aja sih. Tapi micro itu dimaintain saat awal2 aja. Setelah jalan deploynya hanya ke server apps nya aja FE+BE
klo yg udh coding selama >20 thn itu mah cuma sensasi ajah, udh biasa sama sensasih n istilah, cuma buat gaya2an aja 🤣😂, termasuk ajegile scrum, kanban dll... scr teori bagus tapi pd prakteknya yg diterapin gak ada yg beres... cuma daily standup doang biar keren. 🤤
FYI, sebelon masuk ke CQRS pun sebetulnya msh ada lagi tehnik table partition, hot/cold data, read replica, ato pake distributed SQL macam vitess. Malah skrg ada lagi yg namanya NewSQL kyk cocroachDB, yugabyte, dll. Intinya gak selalunya microservices yg jdi solusi
Microservices juga datang dgn banyak overhead dan kompleksitas, bukan cuma dari segi infrastruktur tapi jg organisasional.
Distributed database Itumah lebih ke scalling database agar High Availability
@@umardev500 becul.. intinya gak perlu dikit2 jdi microservices utk HA. Banyak approach yg bs dipake demi performance, HA, dsb
Ketika bikin aplikasi monolith sebaiknya aplikasi-nya dirancang secara modular atau disebut modular monolith, jadi ketika bikin aplikasi package-package dipisah jadi modul-modul sesuai konteks tapi tetep di-deploy pada 1 deployment aja. Nanti sekiranya app atau tim kita udah cukup gede sehingga harus pakai microservice, mindahin modul nya ke microservice jadi gak terlalu susah.
setuju. btw arsitektur yang modular, nestjs itu modular ya?
@@ahmadnurullaiq845 nestjs bisa dibikin modular
Terima kasih kang atas ilmunya,
sama kayak kondisi saya sekarang hanya sekedar membuat aplikasi yang digunakan oleh orang internal sebuah instansi yang user nya tidak begitu banyak juga, dan tim pengennya bikin secara microservices, tapi menurut saya itu hanya untuk App internal pake microservices malah buat saya jadi ribet dan rumet, apalagi saya tidak ada experience di micorsevices bahkan belum paham sepenuhnya, memang better nya dari monolith dulu sih
kebanyakan orang2 hanya fomo sih kang tapi ga paham alur ceritanya
Sangat setuju. Bahkan saya pernah mendapat pelajaran berharga betapa suffer nya rewrite aplikasi ke microservices hanya karena ego dan "instruksi atasan" saja hingga membuat team pada bleeding kerjanya. Pada akhirnya kami rewrite lagi ke monolith hanya menggunakan arsitektur pemisahan frontend backend aja. Di training AWS Cloud yang pernah saya ikuti juga sebenernya ada kaidahnya untuk menuju ke microservices itu, salah satunya adalah "harus ada ceritanya" dulu. dan cerita itu nggak mungkin dibangun dalam 1 malam. Akui saja bahwa term microservice ini oversold banget sampai menjadi istilah yang "seksi" di mata eksekutif manajemen sampe- sampe ngearahin untuk ujug-ujug adopsi 🤷🏻
Thank you penjelasannya yang detail bro Eko, rekan 1 induk perusahaan hehehe
Ane aja kebanyakan mono sih.. kecuali emg udh ada perf issue
@@chandragie celakanya jdi kebutuhan di iklan lowongan. Mau gak mau demi menuh2in CV, microservices lahh.. sampe2, multi aplikasi dijadiin microservices demi keren2an
Hampir kejadian juga di tempat saya, karna dulu kurang nya pengetahuan akan microservices, terus coba pisah backend frontend ternyata tetap tidak sanggup, akhirnya kami rewrite dari segi struktur database dan optimasi coding nya aja :v
Mantap, jadi tau solusi lain sebelum masuk ke Microservice. Terima kasih
4:03-4:20 -> that's why the majestic monolith exists.
Alhamdulillah sampai sekarang punya SaaS pake monolith juga, handle +- 200k users masih ngebut 👍
teknologi dan bahasa pemrograman yg abang pake apa bang?
spesifikasi server sama bahasa pemrogramannya kek gimana bang?
make laravel nggak
Up
@@muhamadsaidab2533 Up bang
Terima kasih ilmunya mas eko, sangat bermanfaat
Terimakasih 🙏
21:50 bagaimana syncronisasi elasticsearch dengan mysql? (edit) oh sudah di jawab sih
Micro service bikin heboh orang backend di kantor dulu 2018,
Yg orang frontend sama mobile pada senyum-senyum aja😂
keputusan yang bijak. thank you infonya kang 🙏
Semoga bermanfaat
Makasih banyak Kang 🙏
Priceless ilmunya pak
link donasi ada di deskripsi bang #eh
sedap ilmu nya kang, terimakasih banyak 😀
Maksih bg buat ilmunya, sangat berguna, konsep aja gni itu luarbisa sangat bang,
terima kasih bang ilmunya
Thankyou bang penjelasannya
Menurut saya Microservice/Nanoservice bukan sekedar non-technical. Itu satu hal. Tapi bisa dipakai untuk solusi aplikasi juga yg memang diperlukan pecahan service yg disengaja supaya optimal. Walaupun teamnya kecil, gak masalah kalau solusinya lebih baik jalan diatas microservices model. Kalau aplikasinya cuma komersil dan simple ya mungkin perlu alasan non-tecnical. Tapi kalau kompleks seperti perlu jalan di HPC dgn puluhan ribu processor yg dipecah dalam microservice lain cerita. Kemudian, menurut saya CQRS bukan sekedar menggantikan model CRUD. Kalau buat microservice tapi mental modelnya mirip CRUD mending jangan pakai microservice. CQRS didesain untuk optimasi performance terutama pada distributed architecture.
kalo team kecil nya sanggup handle banyak app, gak masalah
makasih pencerahannya, kang 🙏
Terima kasih ilmunya kang
Ada juga yg bilang "misal monolith, artinya apabila fitur login bermasalah, maka fitur lainnya juga kena" ini juga gk sepenuhnya benar, monolith sendiri sudah implement dependensi inject sehingga tiap fitur itu sudah terpisah cara kerja nya secara design.
Terima kasih pak atas ilmunya, mau bertanya apakah dependency antar fitur krusial dalam monolith, yang menyebabkan downtime ketika ada deployment di bagian lain, bisa dijadikan justifikasi untuk refactor ke microservices demi meminimalisir dampak perubahan terhadap fitur lainnya?
gak ada hubungannya, bisa aja nanti kalo dijadiin microservices, tetep saling depend, kalo microservices mati, nanti yang lain gak jalan
@@ProgrammerZamanNow Oh begitu pak, memang tetap ada kemungkinan masalah saling depend ya. Oke pak, terima kasih penjelasannya!
Akhirnya menemukan jawaban untuk bisa menjelaskan :) terimah kasih pak eko 🔥🔥
Keren pak eko
saya memang keren
Hatur nuhunnnnn ❤❤❤❤❤
Hallo, Untuk di industri indonesia sendiri Role yang paling banyak diminati itu apa ya selain Web dev ? Saya searching kebanyakan survey nya skala global & bukan indonesia.
Tool buat diagram gt pake apa y?
Thanks pak.
Request bahas spring security mas
Bahahaaha. Siapa yg di sini demen pake sistem CV driven development? Yg penting masuk microservices demi CV
Balik lagi teknologi ini cuman enabler bisnis.
Kalau bisnisnya kecil, pakai monolith harusnya udah cukup, dan secara cost infra (dan manpower) bisa lebih murah dibanding maksa pakai microservice yang mana cost infra (dan manpower) nya lebih mahal
Makanya sebaiknya kita ngebandingin cost IT dengan revenue bisnis supaya bisa ditarik seberapa optimal sistem IT yang kita design
Masalahnya kebanyakan orang pake hype driven development, jadi maunya pake microservice wkwk
gak microservices, gak keren #eh
Kang, mau tanya dimana bisa tau teknologi-teknologi yang bisa dipakai, kadang aku ada masalah ternyata sudah ada apps yang sudah bisa langsung install misalnya elasticsearch.
Banyak bro. Tinggal googling aja mau butuh apa
Request bahas micro frontend pak🙏
Kalau durability itu juga masuk ke alasan pakai microservice ngga ya? misal ada salah satu fitur yang mati, fitur lain masih bisa berjalan kalau tidak berkaitan (atau disimpan dulu semua requestnya ke message broker lalu di consume setelah nyala fiturnya)
Sample penerapan CQRS tersebut database MySQL dan Elastic-nya bisa sync secara near real-time dong om
pastinya
Mantaps
Sebenernya CQRS sendiri pun juga kurang lebih mirip2 Microservice ya? Karena kan ada instance tersendiri lagi. Cuman memang nggak full benefit seperti microservices. Tapi karena dibelah gini jadi keliatan mana yg bisa diprioritize dulu.
betul
keren bang jadi konsiderasi saya. btw spill dong bang whiteboard app nya
pertanyaaan ku gimana caranya migrasi data dari postgresql misal ke elasticsearch karena kan awalnya postgresql, monolith belum pake CQRS dan data udah jutaan, pasti lama banget migrasinya bisa seharian. apakah ada teknik khusus buat migrasi datanya biar lebih cepat?
Kang tolong buat tutorial kebalikanya, dari microsevices -> monolith.
"nyesel pake microservices"
terimakasih atas ilmunya kang, mau tanya, kalau team masih kecil dan cukup menggunakan konsep monolith / CQRS, apakah deploy di server tetap jarnya kalau java atau binary executable kalau di golang yang dijalankan ataukah direkomendasikan dijadikan docker ?
sesimple mungkin, selama masih kuat
Kenapa ya bukan orang orang yg suhu macam kang eko ini yg kerja di kominfo, pasti udah maju perkembangan tekonologi di indonesia😢
saya masih pengen hidup hedon, nanti kalo jadi pejabat sulit hidup hedon
Pak mau request dong gimana caranya untuk mindahin data lama dari database yang monolith ke database yang microservices 🙏
dulu pernah kerja dibidang telco dan bank, client selalu pingin mengarah ke microservices (mungkin ingin menghemat biaya dan fomo), setelah observasi dan analisa selama 4 quarter, gajadi ada pikiran pindah ke microservices dan tetap di SOA sampe sekarang 😅
justru microservices biayanya lebih mahal mas
memang pinter jir
Bisa bahas jg, ada yg dari microservice malah balik ke monolith
Pak apakah microservis cocok di terapkan untuk sistem di Pabrik sedangkan sekarang kebanyakan masih sistem desktop di pabrik pak
kalo di arsitektur microservice versioning gimana ya?
pastiin aja backward compatible, jadi gak usah ada versioning API nya
bang mau nanya, itu pake aplikasi apa buat nulis nulisnya? trimakasih :)
om eko, saya mempunyai kondisi aplikasi yang lebih dari satu, dan secara bisnis dan teknis memang aplikasi tersebut berdiri sendiri dengan kebutuhan dan spek teknis masing"
nah tantangannya, gmn supaya user itu dibuatkan satu portal atau super aplikasi yang mengakomodir semua layanan di bisnis itu.
apakah ini memang sebaiknya ke microservice dengan buat api gateway? soalnya memang masih banyak pertimbangan jika harus migrate ke microservice
kang mau nanya,
saya rencana bikin aplikasi sistem informasi manajemen sekolah. rencana awal saya akan menggunakan typescript untuk backend, kemudian reactjs untuk frontend, dan flutter untuk mobile apps.
saya masih bingung terkait konsep microservices. apakah konsep yang akan saya saya buat itu termasuk microservicies? ataukah tetep monolith? saya rasa ini aplikasi monolith, karena di BE nanti semua services akan tetap jadi 1 apps, tetapi komunikasinya menggunakan API
terima kasih kang
Nama aplikasi yang dipake apa bang itu buat presentasi nya
Kalau alasannya non teknis, mungkin ga ya servicenya masih monolith tapi microrepo(reponya dipisah2)?
bisa aja, cuma jangan sampai pas deploy, duar, meledak
izin bertanya, bagaimana jika kita memiliki beberapa aplikasi monolith dan setiap aplikasi memiliki user management nya masing - masing, jika kita ingin membangun sebuah aplikasi yang khusus menangani user management sehingga untuk beberapa aplikasi monolith tersebut memiliki tabel user yang sama, semacam membuat aplikasi Identity Provider untuk beberapa aplikasi monolith tersebut. apakah perlu melakukan migrasi ke microservice?
pake keycloak aja buat IAMnya jadi ga perlu bikin app lagi
OK banget kang ilmunya.
Untuk solusi CQRS , Tadi ada 2 database , MySQL dan Elasticsearh . berarti ada 2 database yang isinya sama ya , betul gak begitu.
secara konteks manusia, tentu aja sama. tapi fungsinya berbeda. dan juga struktur datanya bisa berbeda. Elasticsearch itu NoSQL, bisa jadi "hasil summary" table product yang di MySQL.
Pa, kalau primary key udh habis, nyampe max type nya (id autoincrement) itu gmn ya?
ganti tipe data
@@ProgrammerZamanNow best practice nya pake tipe apa Pa? Biar bisa unlimited
kang, curhat ni, saya join ke company yg sepertinya sudah menggunakan "microservices", tapi ketika ada issue di MS A, itu team / orang yg sama juga yg maintain, issue di MS B, orang yg sama juga, apakah klo sudah microservices jobdesk team juga seperti monolith?
seharusnya ya tidak ya, klo menurut saya
Pak Eko, mau nanya board yang digunakan dalam presentasi ini apa ya? Nuhun terimakasih
UP
UP pak eko
Excalidraw
@@ProgrammerZamanNow makasih Pak Eko🙏🏻
@@ProgrammerZamanNow makasih pak eko, saya baru baca juga ternyata ada di postingan community hehe
Bang, kalau dr awal project tim nya banyak, berarti langsung micro service gak apa2 ya?
bisa
Fullstack laravel termasuk monolith gak sih? Atau yg dipisah fe, be?
monolith, tuh architecture buat BE. kalau pemisahan FE BE ya beda lagi
tetap monolith, karena 1 applikasi. Maksud pak Eko microservice itu banyak applikasi berbeda, satu laravel, satu go, satu node, satu java dan biasanya dibangun menggunakan docker, karena docker menjalankan tiap microservice terisolasi.
mau tanya dong,
aplikasi/web buat bikin notes kek yg dipake di video namanya apa ya?
Canva..
Tools yang di pake di video itu Excalidraw
Kenapa ga 1 aplikasi saja ya? tapi tinggal kita tambah database (misal elasticsearch) untuk keperluan search
Sudah dijelaskan di video
bang izin tanya..ini pakai aplikasi apa buat boardnya? pakai mindmaps kah?
excalidraw
yang belum di notice yaitu bagaimana jika masalahnya adalah scalling up. klo sudah mentok scallingnya secara vertical (hardware), bagaimana mengatasinya selain microservice ?
kan ada teknologi nama nya docker kubernetes dkk
@@labkitadev berarti pakai pendekatan clustered monilith ya?
Selama monolith nya stateless kan bisa-bisa aja di scaling secara horizontal
scaling horizontal itu scaling out (bukan scale up). by definition multiple service ya (micro)service.
Bang mau tanya, kalo kita ada menggunakan payment gateway apakah tdk masalah dipisah dari core backend nya ?
jadi ada 2, yaitu: core backend dan payment gateway. Apakah tdk masalah ? atau disebut juga microservice ?
payment gateway kan emang terpisah, kalo core backend cuma ada 1 app, ya tetep monolith disebutnya
@@ProgrammerZamanNow meskipun utk payment gateway nya beda subdomain gitu gk masalah bang ?
Aplikasi drawing nya pakai apa pak eko?
excalidraw
bang mau tanya, bagusan ningkatin performa programnya atau ningkatin servernya dulu?
Tuning aplikasi, database dahulu. server opsi terakhir
itu pake aplikasi apa bang whiteboardnya ?
excalidraw
aplikasi design yg dipake ini apa ya pak?
excalidraw
pak, request caranya bikin api gateway
video yutub banyak bng
req angular dong pak
lebih baik vue atau reactjs
Kalo roadmapnya jelas langsung aja ke microservice, daripada kerja dua kali
Monolithic => Microservice
Oh, SIPD RI Kemendagri 😅
5:30 ini sebenernya kurang tepat. Kebanayakan problem di monolith tu bukan performa. Justru pake monolith tu lebih cepet, lebih murah, throughput lebih gede. Nggak ada overhead buat serialize & deserialize message, network overhead juga lebih kecil, tentunya jumlah server yang dibutuhin juga lebih dikit. Solusi dari performa tu bukan microservice. Justru pake microservice tu ketika kita mau ngorbanin performa untuk hal lain.
Problem yang disolve oleh microservice tu masalah maintainability aja. Sekarang 1 tim bisa handle service mereka sendiri. Kalo tim kita mau deploy, ya tinggal deploy aja, tim lain ga perlu ikutan deploy. Kalo kode kita ngebug, ya service kita aja yang down, yang lain nggak ikutan. Kode tim kita juga dipisah dengan kode orang lain. Tiap service bisa punya monitoring-nya sendiri, jadi kalo ada masalah, keliatan mana service yang harus discale.
harusnya langsung ke 27:30 aja, nggak usah ngomongin performance. ini setengah video-nya ngomongin performance, padahal bukan itu tujuan microservice.
Saya memilih Microservices utk client bukan berdasarkan Apps performnace sih. Melainkan lebih ke arah security atau disaster recovery.
Memang benar sih selama pakai monolith masih tercover load appsnya. Ya ga perlu microservices.
Jadi saya paparkan ke client keuntungan saat menggunakan microservice daripada menggunakan monolith. Lebih ke alasan security dan disaster recovery bikin lebih gampang.
Tapi ya itu. Lebih banyak yang dimaintain aja sih. Tapi micro itu dimaintain saat awal2 aja. Setelah jalan deploynya hanya ke server apps nya aja FE+BE
Bang, join dalam join dalam join dalam join lagi bang
Menangis aku dibuatnya
mohon sabar, ini ujian
tambah gamteng bang
klo yg udh coding selama >20 thn itu mah cuma sensasi ajah, udh biasa sama sensasih n istilah, cuma buat gaya2an aja 🤣😂, termasuk ajegile scrum, kanban dll... scr teori bagus tapi pd prakteknya yg diterapin gak ada yg beres... cuma daily standup doang biar keren. 🤤
biar bagus di CV aja #eh
Kalo pindah ke microservice biar harga project naik gimana Pak? 🤐
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
😅😅
bisa-bisanya dokumentasi bernyawa kaya pak eko dibilang sok pinter sama penyembah crypto wkwk
@oktapascal4348 konteksnya dong bang? gw belum tau
@@nori_nofandi up
kalo ga microservices, ga keren cv kita pak eko wkwkw
cv driven development
tim nya ada brp?
5
😂
amazing