- 8
- 3 222
S-Infinity by Prof. Har
เข้าร่วมเมื่อ 15 ก.ย. 2023
S-Infinity (Soft Skills and Survival Strategies for Students, Software engineers, Scientists, Society, and all ... )
By Prof. Har
#sinfinity
By Prof. Har
#sinfinity
Coba S2 Dulu atau Langsung PhD (S2+S3 Kombo)?
Karena program PhD di Amerika adalah Kombo S2+S3, saya sering ditanya apakah lebih baik coba program S2 reguler dahulu atau lebih baik langsung "skip" S2 dan langsung mendaftar di program PhD (kombo S2+S3). Mari kita telusuri bersama.
S-Infinity No. 8
#sinfinity
1b-phd-or-master
S-Infinity No. 8
#sinfinity
1b-phd-or-master
มุมมอง: 245
วีดีโอ
Ada Master/S2 GRATIS di Amerika? Mari mengenal beberapa tipe S2!
มุมมอง 256หลายเดือนก่อน
Apakah ada program Master/S2 di Amerika yang GRATIS sepenuhnya atau didanai sebagian? Mari kita mengenal berbagai tipe program S2 di Amerika. S-Infinity No. 8 #sinfinity 1b-any-free-master
Apakah PhD Itu Mem-BOSAN-kan? Apa Isi Program PhD?
มุมมอง 232หลายเดือนก่อน
Apakah PhD itu membosankan? Tidak! Banyak pulblikasi sistem/AI/ML dari top industri seperti Google, Microsoft, Facebook, dlsb., dan bisa publikasi bersama. Lalu ada internship/magang. Lalu menggunakan HW/SW yang sama dengan industri. S-Infinity No. 6 #sinfinity 1b-is-phd-boring
Lulusan PhD jadi Dosen saja? 70% Masuk Industri!
มุมมอง 644หลายเดือนก่อน
Banyak mahasiswa berasumsi bahwa lulusan PhD hanya jadi Dosen/Profesor saja (misal seperti karir saya). Tapi apakah benar lulusan PhD hanya bisa berkarir di akademia saja? Mari kita hancurkan asumsi ini, karena nyatanya ~70% lulusan PhD masuk ke industri teknologi besar. S-Infinity No. 5 #sinfinity 1b-after-phd-career
Berapa Gaji Siswa PhD? Kecil/GEDE? 50 JUTA/bulan?
มุมมอง 3282 หลายเดือนก่อน
Berapa gaji mahasiswa PhD? Berapa gaji asisten dosen, asisten pengajar? Bakal bangrkut atau bisa menabung? S-Infinity No. 4 #sinfinity 1b-phd-stipend
PhD (Kombo S2+S3) GRATIS? Yang Bener?
มุมมอง 2792 หลายเดือนก่อน
Berapa biaya PhD di Amerika? Apakah PhD di Amerika Gratis? Darimana saja sumber pendanaan atau pembiayaan untuk siswa PhD? S-Infinity No. 3 #sinfinity 1b-is-phd-free
Apa sih PhD (Kombo S2+S3) di Amerika?
มุมมอง 6142 หลายเดือนก่อน
Apa arti PhD? Apa maksud PhD itu adalah kombo S2 S3 di Amerika? Apakah bisa mendaftar PhD hanya dengan S1? Apakah mahasiswa PhD itu artinya mahasiswa saja, belajar saja, atau peneliti di karir awal? S-Infinity No. 2 #sinfinity 1b-about-phd-general
Welcome! S-Infinity #1
มุมมอง 577ปีที่แล้ว
Welcome to my 1st video! I will call this channel "S-Infinity" which stands for Soft Skills for Students, Software engineers, Scientists, Society, and all ....
Terima kasih infonya Prof.
Permisi prof har izin bertanya, saya mahasiswa akhir jurusan pendidikan bahasa inggris, saya memiliki keinginan yang kuat untuk masuk di bidang data science, apakah masih ada harapan bagi saya untuk mengikuti program kombo s2+s3 ini prof? mungkin saya bisa lanjut program magister jurusan data science di univ indo dulu sambil persiapan program garuda ace? mohon pencerahannya, terimakasih prof🙏🏻
lihat video pembukaan saya utk program garuda ace .. link ada di dokumen pendamping garuda ace. google saja: pmdsu garuda ace, dan dari sana ikutin terus sampai dapat link video pembukaan. saya sudah jelaskan panjang. intinya, kalau anda sudah mau lulus, dan benar2 ingin ke LN sekolah bagus, dan bisa S2 dulu di Indo .. daftar aja program ACE .. tapi anda harus tunjukkan anda akan daftar program s2 di tanah air. baca dokumen pendamping nya yah. thx
untuk jadi asisten riset apakah bisa semua mahasiswa Phd , atau hanya mahasiswa pilihan dan bagaimana awal mahasiswa PhD ini bisa jadi Asisten riset
By default, ketika masuk program PhD kombo s2+s3 di STEM di amerika, di LoA nya akan ditulis anda akan di beri beasiswa dan tunjangan. Sekali lagi, by default. Lalu apakah nanti jadi TA/RA, itu lihat nasib pas sudah masuk ke program nya. Yg penting sudah di janjikan dulu. Kalau pembimbing anda ada dana hibah, anda dibayar jadi RA. kalau tidak, jadi TA.
Tentu tidak semua akan dapat beasiswa, tapi statistik menunukkan 70-80% probabilitas.
Cara Prof Ngajar, sama seperti ngajarin adik-adik sendiri.... Appreciate it
Terimakasih banyak Prof... 04:10, respect...
thank you, prof
Selamat malam prof, izin bertanya. Saya akan yudisium bulan Oktober ini, saya mengambil S1 informatika, saya berencana kuliah STEM, saya merasa jalur mastering out itu cocok dengan saya, tapi masih bingung, kondisi ekonomi yang sekarang mengharuskan saya untuk dapat kerja secepatnya, sebelumnya saya sempet ngikutin prof di suatu podcast, prof bilang harus commit melakukan research 20 jam seminggu selama 2 tahun, jika harus kerja apa mungkin melakukan research yang berkaitan sama bidang pekerjaan yang digeluti agar lebih terasa ringan kedepennya, saat berencana kerja di industry blockchain dan sedang mendalaminya.
Thx utk pertanyaanya. Beberapa hal: utk mastering out, saya akan detil-kan di video mendatang. Mastering out itu biasa diambil jika benar2 sudah ingin keluar, tapi dari awal masuk PhD sudah harus menunjukkan memang itikad utk berjalan sampai akhir. Pengalaman saya dulu membantu siswa yang sudah lulus sangat berat sekali. Karena hampir tidak mungkin kerja 40 jam seminggu, lalu ditambah itu masih harus riset 20 jam per minggu. Probabilitas yg berhasil waktu itu 1 dari 20 ketika sudah kerja mau melakukan riset. Karena intinya sudah 9am-5pm cape-cape kerja, tidak mungkin malam bisa melakukan riset sampingan yang berkualitas. Yg berhasil itu hanya jika yg rela misal kerja 20 jam per minggu saja utk biayain kehidupan, dan lalu sisanya bisa 20-30 jam riset. Ini lebih realistis, tapi balik lagi tergantung keadaan ekonomi. Lalu isi riset nya juga tidak bisa sesuai apa yang industri anda lakukan. Riset nya harus mengikuti arahan riset di Amerika. Misal pergi ke situs csrankings dot org, di sebelah tab kiri banyak area, bisa di click, dan bisa keluar nama2 konferensi, dan Anda bisa google sendiri, cari ada yang berhubungan dengan blockchain tidak. Dan kata "blockchain" dan "ML/AI" itu terlalu general. Blockchain juga besar, bagian apa nya blockchain yang Anda ingin pelajar, teori nya, storage nya, security nya, etc. ? Jadi harus ikut level publikasi yg di Amerika. Analogi nya: misal kalau kita pengen kerja di Tesla ama Elon Musk, yah kita harus belajar teknologi mereka, tidak bisa belajar mobil elektrik sembarangan karena "mobil elektrik" juga terlalu besar. Ini analogi saja, semoga dimengerti. Maaf yah kalau jawaban nya kurang lengkap. Memang komplex juga, perlu banyak video2 lain nya yg saya perlu siapkan :), Thx again utk pertanyaan nya.
Halo Prof. Terima kasih sudah berbagi. Salam sehat selalu
Makasih pak untuk pencerahannya, agak sedikit mantap untuk ambil offering scholarship abroad setelah nonton ini. Bereti bisa di bilang jika di negara maju, luluisan Master ataupun PhD terbuka peluang untuk ke industri dibanding seperti di negara kita ya prof??
Betul, mas Ilham, terbuka sekali :) Nanti in the future ada video saya tunjukan jumlah PhD di STEM di Amerika naik terus di 3-4 dekade terakhir. Supply naik karena demand naik menurut saya.
[Copy paste dari reply saya]. Terima kasih atas tanggapan nya Pak/Mas Arief. Terima kasih sekali. Saya setuju 1000% bahwa video ini hanya valid utk negara maju. Tujuan saya membuat channel ini juga ingin membuka informasi apa yang terjadi di negara maju, supaya INA juga bisa melihat apa yang harus dilakukan untuk mencapai negara maju. Ketika kita bisa mengukur "gap" nya antara kita dan negara maju, semoga pemerintah dan juga industri INA bisa mengambil langkah2 dan policy2 yg bagus utk kedepannya. Saat ini yang terjadi memang chicken and egg. Industri INA belum berani membiayai lulusan PhD karena mereka belum melihat banyak2 nya lulusan PhD INA dari luar negeri dan dalam negeri yang bisa membantu mereka lebih efisien dari segi pendapatan dan pengeluaran, sedangkan industri di negera maju berani sekali membayar besar karena mereka tahu lulusan PhD itu penting utk ber-inovasi ke depan nya. Sedangkan kalau kita ajak adik2 berpikir PhD, semua jarang yang berpikir bisa masuk industri (karena masalah di INA). Jadi kalau disuruh PhD di luar negeri di negera maju, juga banyak yang tidak yakin. Ini mitos yg saya coba patahkan. Kalau kita lihat negara tiongkok, sekarang sudah maju memang karena negara nya membuat perubahan besar, tapi salah satu dampak perubahaan besar itu adalah ribuan siswa PhD dari Tiongkok yang pergi ke negara maju, dan banyak dari mereka pulang ke negera nya (karena single child policy, jadi mereka ingin jaga orang tua), dan mereka jadi dosen dan juga banyak yg masuk ke perusahaan seperti Huawei, Alibaba, dlsb. Jadi semoga dengan informasi ini kita bisa melihat "gap" yang ada dan semoga pemerintahan dan industri kita bersedia menuang dana riset yg lebih besar dan memberi kepercayaan pada penliti bangsa.
Prof, Izin memberikan tanggapan. Data yang Prof sampaikan valid sekali untuk kondisi di negara yang memberikan perhatian kepada riset (penelitian dan pengembangan). Sehingga Dana riset diberikan untuk membuat inovasi baru yang tentunya akan dihasilkan para peneliti dari level Doktor (dengan dukungan level Master dan Sarjana). Sedangkan kondisi Indonesia yang kami fahami malah terbalik. Biaya Riset sangat minimalis dan ada anggapan kalau membuat riset harus selalu berhasil kalau gak nanti agak susah dicatatkan sebagai kerugian yang ujung-ujungnyq nanti berpotensi merugikan negara atau pemborosan Anggaran. Demikian pandangan kami Prof. Kwtika Sehibgga
Terima kasih atas tanggapan nya Pak/Mas Arief. Terima kasih sekali. Saya setuju 1000%. Tujuan saya membuat channel ini juga ingin membuka informasi apa yang terjadi di negara maju, supaya INA juga bisa melihat apa yang harus dilakukan untuk mencapai negara maju. Ketika kita bisa mengukur "gap" nya antara kita dan negara maju, semoga pemerintah dan juga industri INA bisa mengambil langkah2 dan policy2 yg bagus utk kedepannya. Saat ini yang terjadi memang chicken and egg. Industri INA belum berani membiayai lulusan PhD karena mereka belum melihat banyak2 nya lulusan PhD INA dari luar negeri dan dalam negeri yang bisa membantu mereka lebih efisien dari segi pendapatan dan pengeluaran, sedangkan industri di negera maju berani sekali membayar besar karena mereka tahu lulusan PhD itu penting utk ber-inovasi ke depan nya. Sedangkan kalau kita ajak adik2 berpikir PhD, semua jarang yang berpikir bisa masuk industri (karena masalah di INA). Jadi kalau disuruh PhD di luar negeri di negera maju, juga banyak yang tidak yakin. Ini mitos yg saya coba patahkan. Kalau kita lihat negara tiongkok, sekarang sudah maju memang karena negara nya membuat perubahan besar, tapi salah satu dampak perubahaan besar itu adalah ribuan siswa PhD dari Tiongkok yang pergi ke negara maju, dan banyak dari mereka pulang ke negera nya (karena single child policy, jadi mereka ingin jaga orang tua), dan mereka jadi dosen dan juga banyak yg masuk ke perusahaan seperti Huawei, Alibaba, dlsb. Jadi semoga dengan informasi ini kita bisa melihat "gap" yang ada dan semoga pemerintahan dan industri kita bersedia menuang dana riset yg lebih besar dan memberi kepercayaan pada penliti bangsa.
@@prof.har.uchicago Terima kasih Prof Hari untuk tanggapannya. Kami pun akan merekomendasikan cara pandang dari Prof kepada teman, anak dan keponakan ya. Sehingga kita tidak lagi melihat orang ambil gelar Doktor atau PhD dalam rangka mengejar kepangkatan saja (dengan harapan remunerasi pun akan mengikuti) namun sangat minim dalam sisi kontribusinya kepada kemajuan Bangsa. Sej
makasih infonya, salam dari Semarang @Prof Har
terimakasih prof har
Berharap kedepannya ada organisasi/komunitas yang dapat menampung minat putra putri Indonesia untuk mengusahakan 'peruntungan PhD di US' ini 😊
Amin. Semoga bisa bekerjasama dengan pemerintahan berikutnya, dan kementerian aakan ada program yang membantu.
Thank you prof
Terima kasih Prof
malam prof, terimakasih banyak videonya sangat bermanfaat. saya baru akan wisudaan tahun ini, dan berencana kuliah keluar negeri di tahun 2025 besok, di video ini sudah tercerahkan dan mulai ngerasa sepertinya masuk akal buat kuliah keluar negeri dengan ekonomi saya yang saat ini, tapi masih bingung apa yang perlu dipersiapkan agar bisa ikutan berkompetisi buat dapetin beasiswa di amerika.
Makasih utk masukannya. Saya perlu mungkin ada 20 lebih video lain nya utk bagaimana persiapan. Saya wish saya punya waktu infinit tapi saya akan coba dikit upload video, supaya satu saat saya bisa memberikan input2. Tidak semua siswa juga rela melakukan persiapan karena persiapan nya harus membutuhkan 20 jam per minggu utk membentuk bekal riset yg kuat sebelum apply.
Mungkin hambatannya S1 disini lebih ke praktika dibandingkan research sehingga pengalaman researchnya cukup rendah dan ga sexy untuk bisa keterima di US. Nah apakah skema seseorang melalui beassiwa/dana sendiri lalu ambil s2 di US dengan thesis disana membantu dia memiliki pengalmaan Research yang cukup? atau ada cara lain? Thank you
Bisa, tapi harus tanya apakah bisa konversi SKS kelas ke SKS riset, jadi misal tiap semester bisa ganti satu kelas jadi aktivitas riset dengan profesor (tapi harus cari profesor juga), cari profesor muda yg masi di tenure-track, atau assistant professor namanya, biasa lebih mencari siswa mereka. Lalu summer biasa pada magang di industri, tapi kalau siswa S2 mau lanjut ke PhD, pas summer harus berkorban dikit utk mungkin melakukan riset secara volunteer tanpa biaya, supaya menggali ilmu dan membuat relasi dengan profesor lebih dalam.
Ditunggu video selanjutnya prof😊
penjelasannya menarik sekali. semoga semangat selalu, pak dalam membuat video edukatif. terima kasih