Tugas Review Jemsy Marcus Rolando Maturbongs 20091101001 Fonologi : Klasifikasi Bunyi Berdasarkan Ada Atau Tidak Adanya Udara Saat Bunyi Diproduksi (Vokal dan Konsonan) dan Proses Fonasi (Terjadinya Bunyi Bahasa). Proses terjadinya bunyi bahasa (fonasi) dimulai dari udara yang dipompa keluar dari paru-paru melalui batang tenggorok ke pangkal tenggorok, yang mana di dalamnya ada pita suara. Pita suara harus dalam posisi terbuka saat udara dikeluarkan entah itu dari rongga mulut atau rongga hidung. Selain terbuka, bunyi bahasa juga dapat dihasilkan dari pita suara yang terdapat hambatan udara (seberapa lebar pita suara terbuka). Hambatan suara tersebut dapat dibagi menjadi 4 jenis yaitu, terbuka lebar (saat bernapas normal), terbuka agak lebar (bunyi tak bersuara/voiceless atau pita suara tidak bergetar) , terbuka sedikit (bunyi bersuara/voice atau pita suara bergetar) dan tertutup sama sekali (bunyi glotal stop). Selanjutnya, udara yang dikeluarkan akan keluar entah dari rongga mulut (dapat ditentukan bunyi vokoid atau kontoid) atau rongga hidung. Bunyi vokoid/vokal (a, i, u, e, o) terjadi karena tidak ada hambatan sedangkan bunyi kontoid/konsonan mendapatkan hambatan dari alat ucap pasif maupun aktif. Dalam bahasa Indonesia, terdapat vokal tinggi i dan u, vokal tengah e, € dan o, vokal rendah a. Kemudian berdasarkan posisi lidah yang bergerak terdapat vokal depan i dan e, pusat € dan a, belakang u dan o. Dan vokal tak bundar i, e, € dan a vokal bundar u dan o. Sehingga berdasarkan semua klasifikasi tersebut, dapat kita sebut contoh i adalah vokal tinggi depan tak bundar dll. Sedangkan bunyi kontoid/konsonan terjadi karena ada hambatan oleh alat ucap pasif maupun aktif seperti bunyi bilabial, velar, alvoelar dll seperti yang sudah dijelaskan pada materi sebelumnya. Dalam bunyi kontoid/konsonan terdapat beberapa jenis seperti, bunyi hambat bersuara, tak bersuara, afrikat, lateral, nasal, luncurkan dan getar. Contoh bunyi kontoid r yang merupakan bunyi getar bersuara, bunyi kontoid w dan j yang merupakan bunyi luncurkan bersuara dan masih banyak lagi.
Nemu video ini waktu pusing bgt memahami proses fonasi.. Terimakasih banyak pak, semoga ilmunya bermanfaat dan selalu mengalir pada kami yang membutuhkan🙏🏻 terimakasih sudah memberi pencerahan dalam pengerjaan tugas😭🙏🏻💗
Ariani (20091101013) Tugas review Dalam video tersebut dijelaskan mengenai proses fonasi dan klasifikasi bunyi vokal dan konsonan. Fonasi merupakan proses terjadinya bunyi bahasa. Jadi awal mula proses bunyi bahasa dimulai dari proses pemompaan udara yang keluar dari paru-paru melalui batang tenggorok ke pangkal tenggorok. Di dalam pangkal tenggorok ini terdapat pita suara. Agar udara dapat keluar, maka pita suara harus dalam posisi terbuka. Selain itu, bunyi yang akan dihasilkan juga tergantung dari posisi pita suara. Nah, di dalam pita suara ini terdapat 4 posisi pita suara: 1. Pita suara terbuka, di posisi hanya terdengar suara nafas atau tidak menghasilkan bunyi. 2. Pita suara agak lebar, posisi ini menghasilkan bunyi tak bersuara. 3. Pita suara terbuka sedikit, posisi ini menghasilkan bunyi bersuara. 4. Pita suara tertutup sama sekali, posisi ini menghasilkan bunyi Hamzah atau glotal. Kemudian dari pita suara ini, udara dapat dikeluarkan entah melalui rongga mulut atau rongga hidung. Jika udara dikeluarkan melalui rongga mulut maka akan ada dua jenis bunyi, yaitu : a. Avoid atau bunyi vokal, bunyi ini dapat terjadi apabila artikulator pasif tidak dikenai artikulator aktif. Jika disimpulkan maka : [i] adalah vokal tinggi, depan, tak bundar. [u] adalah vokal tinggi, belakang, bundar. [e] adalah vokal depan, tengah, tak bundar. [ɛ] adalah vokal tengah, pusat, tak bundar. [a] adalah vokal depan, tengah, tak bundar. b. Konfoid atau bunyi konsonan, bunyi ini dapat terjadi jika artikulator aktif menyentuh salah satu artikulator pasif. - Jika berdasarkan tempat artikulasi maka terdiri dari: bunyi Bilabial, bunyi labiodental, bunyi dental, bunyi Alveolar, bunyi palatal, bunyi Velar, dan bunyi glotal. - Jika berdasarkan cara artikulasinya dapat dibedakan menjadi : bunyi hambat tak bersuara, bunyi hambat bersuara, bunyi frikatif tak bersuara, bunyi frikatif bersuara, bunyi afrikat tak bersuara, bunyi afrikat bersuara, bunyi lateral bersuara, bunyi nasal bersuara, bunyi gerak bersuara atau trial.
Nama: Ar elanie Udampo Nim : 17091101014 Tugas fonologi: mereview Proses fonasi dan klasifikasi vokal konsonan. Proses fonasi adalah proses terjadinya bunyi bahasa. Bunyi bahasa terjadi dimulai dengan proses pemompaan udara keluar dari paru-paru melalui batang tenggorok ke pangkal tenggorokan yang di dalamnya terdapat pita suara. Supaya udara bisa keluar, pita suara harus berada dalam posisi terbuka. Dari pita suara, udara bisa di keluarkan entah dari rongga mulut atau pun rongga hidung. Bunyi bahasa datap terjadi jika ada hambatan pada pita suara. Besar dan kecilnya pita suara yang terbuka akan menentukan jenis bunyi bahasa tersebut. Hambatan udara pada pita suara menentukan seberapa lebar pita suara teebuka. Terdapat 4 posisi pita suara, yaitu: 1. Pita suara terbuka lebar Pita suara ini tidak akan mendengar suara apapun selain suara nafas. 2. Pita suara terbuka agak lebar Menghasilkan bunyi tidak bersuara atau voice less. 3. Pita suara terbuka sedikit Menghasilkan bunyi bersuara atau voice. 4. Pita suara tertutup sama sekali Menghasikan bunyi hamsa. Bunyi bahasa hanya terjadi pada posisi kedua sampai keempat. Proses fonasi dapat terus terjadi setelah melalui pita suara dan melewati rongga mulut atau rongga hidung. Dalam rongga mulut dapat ditentukan bunyi vokal atau kontoid. Vokal di dalam rongga mulut terdapat altikulator aktif dan altikulator pasif. Altikulator aktif adalah alat ucap yang bergerak yakni setiap bagian lidah mulai dari pangkal hingga ujung atau dorsal hingga apikal, kemudian ada bibir bawa atau labial. Sedangkan altikulator pasif yakni gigi, gusi, bibir atas, langit-langit keras, dan lunak, serta anak tekak. Jika altikulator aktif menyentuh salah satu altikulator pasif, maka akan terjadi bunyi kontoid, sebaiknya jika altikulator pasif tidak di kenai artikulator aktif, maka yang terjadi adalah bunyi vokoid. Dalam bahasa Indonesia, terdapat 6 bunyi vokal yaitu A,I,U,E,Ə,O yang di hasilkan udara yang tidak mengalami hambatan pada rongga mulut. Bunyi ini dapat di klasifikasikan beedasarkan posisi lidah dan bentuk bibir. Berdasarkan posisi lidah terdapat 2 posisi, yaitu: 1. Posisi secara vertikal terdapat vokal tinggi, tengah dan rendah yang menggambarkan seberapa dekat artikulator aktif dengan artikulator pasif. 2. Posisi secara horizontal terdapat vokal depan pusat dan belakang posisi ini adalah posisi lidah yang beegerak saat bunyi dihasilkan. Berdasarkan bentuk mulut terdapat 2 bentuk, yaitu: 1. Vokal bundar 2. Vokal tidak bundar Berdasarkan tinggi rendahnya lidah dapat dirincikan bahwa terdapat vokal tinggi i, u; vokal tengah e, ə, o; dan voka rendah a. Kemudian berdasarkan posisi lidah yang bergerak terdapat vokal depan i,e ; vokal pusat ə, a; dan vokal belakang u,o. Berdasarkan bentuk mulut terdapat vokal tidak bundar yaitu i,e,ə,a dan vokal bundar u,o. Dari hasil klasifikasi vokal tersebut dapat dinamai, yaitu: 1. i adalah vokal tinggi, dapan tidak bundar 2. U adalah vokal tinggi belakang bundar 3. e adalah vokal depan, tengah, tidak bundar 4. ə adalah vokal depan, pusat, tidak bundar 5. o adalah vokal belakang, tengah, bundar 6. a adalah vokal depan, rendah, tidak bundar. Bunyi kontoid terjadi karna adanya hambatan udara pada titik-titik artikulasi tertentu yang melibatkan artikulas aktif dan pasif. Berdasarkan titik artikulasi bahasa Indonesia memiliki bunyi bilabial yaitu p,b,m dan w yang terjadi karena pertemuan bibir atas dan bibir bawah. Bunyi dental t terjadi karena ujung lidah menyentuh gigi. Tetapi, ada beberapa referensi dari para ahli mengklasifikasikan sebagai bunyi apiko alveolar atau ujung lidah menyentuh gusi. Bunyi alveolar yaitu, d,s,r dan l terjadi karena mempertemukan lidah dan gusi. Bunyi palatal yaitu, c,n, ,j dan f terjadi karena lidah menyentuh langit-langit keras. Bunyi dorso velar yaitu, k,g terjadi karena pangkal lidah menyentuh langit-langit lunak. Bunyi glotal yaitu ? dan h terjadi karena adanya hambatan udara pada glotis. Berdasarkan cara artikulasi terdapat bunyi, yaitu: 1. Bunyi hambat tidak beesuara yaitu p,t,k dan ? terjadi karena udara dihambat dan di letupkan secara tiba-tiba. 2. Bunyi hambat bersuara yaitu b, dan d terjadi karena adanya tidaknya getaran pada pita suara. 3. Bunyi frikatif tidak bersuara yaitu, f,s dan h terjadi karena adanya geseran udara. 4. Bunyi afrikatif bersuara yaitu v dan g. 5. Bunyi afrikat tidak bersuara yaitu c. 6. Bunyi afrikat bersuara adalah panduan dari bunyi hambat dan frikatif yaitu f. 7. Bunyi lateral bersuara yaitu l yang di hasilkan dengan mengeluarkan udara di samping lidah. 8. Bunyi nasal bersuara yaitu n,m, dihasilkan dengan diseetai udara yang keluar dari rongga hidung. 9. Bunyi luncuran bersuara yaitu w dan j disebut juga dengan bunyi semifokal atau bunyi hampiran. 10. Bunyi getar bersuara yaitu r yang di hasilkan melalui getaran pada lidah yang mendekat pada gusi atau langit-langit keras.
Iklesya Ering 18091101029 Proses Fonasi/Proses terjadinya Bunyi Bahasa Bunyi bahasa dapat terjadi karena udara yang dipompa keluar dari paru-paru untuk bisa sampai ke pita suara. Udara harus melewati pita suara supaya bisa memicu hambatan yang akan membantu proses terjadinya bunyi bahasa. Pita suara juga harus terbuka agar udara bisa keluar. Seberapa lebar pita suara itu terbuka, dapat mempengaruhi jenis bunyi bahasa yang keluar/terdengar. Ada 4 jenis pita suara yaitu : 1. Pita suara terbuka lebar=posisi bernafas normal(tak bersuara) 2. Pita suara terbuka agak lebar=bunyi tak bersuara 3. Pita suara terbuka sedikit=bunyi bersuara 4. Pita suara tertutup sama sekali=bunyi hamsa Kesimpulannya, bunyi bahasa hanya dapat terjadi pada 3 posisi pita suara, yaitu posisi 2-4. Selanjutnya suara dari pita suara, akan dikeluarkan lewat rongga hudung atau mulut. Didalam rongga mulut juga kita akan menentukan antara bunyi vokoid dan kontoid. Vokoid= vokal Kontoid=konsonan Cara membedakannya dengan menentukan apakah udara yg keluar dari rongga mulut mendapat hambatan atau tidak. Kemudian, cara kita melihat atau merasakan bahwa udara yg kita keluarkan dari mulut mengalami himbatan atau tidak. Didalam rongga mulut terdapat artikulatoris aktif dan pasif. Jadi apabila artikulatoris aktif menyentuh artikulatoris pasif maka terjadilah bunyi kontoid, dan apabila artikulatoris aktif tidak menyentuh artikulatoris pasif maka itulag yg disebut bunyi vokoid. Ada 6 huruf vokal dlm Bahasa Indonesia yaitu, A, I, U, E, €, O. Bunyi ini juga dapat diklasifikasikan berdasrkan posisi lidah dan bentuk bibir. Lidah juga memiliki dua posisi yaitu, oosisi vertikal dan horisontal. Pada posisi vertikal terdapat vokal tinggi, tengah, dan rendah. Posiai ini menentukan seberapa dekat artikulatoris aktif dan pasif. Kemudian posisi horisontal, terdapat vokal depan, pusat, dan belakang. Ada pula vokal bundar dan tak bundar, posisi ini mencakup bentuk bibir. Berdasarkan titik artikulasi, Bahasa Indonesi memiliki P, B, M, W. Bunyi tersebut terjadi karena pertemuan bibir atas dan bibir bawah. Posisi artikulasi : -Bunyi Bilabial -Bunyi Labiodental -Bunyi Dental -Bunyi Alfeolar -Bunyi Palatal -Bunyi Velar -Bunyi Glotal
Tugas Reviews Stifler sangkoy 20091101023 fonasi dan kasifikasi bunyi vokal konsonan. Proses terjadi bunyi bahasa (fonasi) di mulai dari udara yang di pompa keluar dari paru-paru melalui dari batang tenggorok ke pangkal tenggorok yang mana di dlamnya ada pita suara. Pita suara harus dalam posisi terbuka saat di keluarkan entah itu dari rongga mulut / rongga hidung. Selanjutnya, udara yang dikeluarkan akan keluar entah dari rongga mulut (dapat di tentukan bunyi vokoid atau kontoid) atau rongga hidung. Bunyi vokoid / vokal (A,I,U,E,O,) terjadi karena tidak a hambatan sedangkan bunyi kontoid / konsonan mendapatkan hambatan dari alat ucap pasif maupun aktif.
Tugas Review Deniks Gery Antou 20091101024 Bunyi bahasa ( Fonasi ) terjadi karena ada proses pemompaan udara keluar dari paru-paru melalui batang tenggorok ke pangkal tenggorok, yang di dalam nya terdapat terdapat pita suara. Agar udara bisa keluar, pita suara harus berada dalam posisi terbuka. Dari pita suara, udara bisa dikeluarkan melalui rongga mulut ataupun rongga hidung. Selain terbuka bunyi bahasa juga dapat dihasilkan dari seberapa lebar pita suara terbuka. Kemudian hambatan suara dibagi menjadi 4 Jenis : - Terbuka Lebar ( Saat bernapas normal ) - Terbuka agak lebar ( bunyi tak bersuara/ Voiceless/ pita suara tak bergetar ) - Terbuka sedikit ( Bunyi bersuara/ Voice/Pita suara bergetar ) Tertutup Sama sekali ( bunyi Glotal ) ° Kemudian udara yang dikeluarkan dari rongga mulut dan rongga hidung dapat ditentukan bunyi Vokoid & Kontoid. Bunyi Vokoid/Vokal ( a,i,u,e,o ) terjadi karena tidak ada hambatan sedangkan Kontoid/konsonan mendapat hambatan. Ada juga contoh bunyi kontoid r yang merupakan bunyi getar ( trill ) bersuara. Lalu bunyi kontoid w dan j yang merupakan bunyi luncuran bersuara dan lain-lain.
Tugas Review Nama : Abriano Otniel Rintjap NIM : 20091101008 Bunyi bahasa dapat terjadi karena udara yang dipompa keluar dari paru-paru untuk bisa sampai ke pita suara. Udara harus melewati pita suara supaya bisa memicu hambatan yang akan membantu proses terjadinya bunyi bahasa. Pita suara juga harus terbuka agar udara bisa keluar. Seberapa lebar pita suara itu terbuka, dapat mempengaruhi jenis bunyi bahasa yang keluar/terdengar. Ada 4 jenis pita suara yaitu : 1. Pita suara terbuka lebar=posisi bernafas normal(tak bersuara) 2. Pita suara terbuka agak lebar=bunyi tak bersuara 3. Pita suara terbuka sedikit=bunyi bersuara 4. Pita suara tertutup sama sekali=bunyi hamsa Kesimpulannya, bunyi bahasa hanya dapat terjadi pada 3 posisi pita suara, yaitu posisi 2-4. Selanjutnya suara dari pita suara, akan dikeluarkan lewat rongga hudung atau mulut. Didalam rongga mulut juga kita akan menentukan antara bunyi vokoid dan kontoid. Vokoid= vokal Kontoid=konsonan Didalam rongga mulut terdapat artikulatoris aktif dan pasif. Jadi apabila artikulatoris aktif menyentuh artikulatoris pasif maka terjadilah bunyi kontoid, dan apabila artikulatoris aktif tidak menyentuh artikulatoris pasif maka itulag yg disebut bunyi vokoid. Ada 6 huruf vokal dlm Bahasa Indonesia yaitu, A, I, U, E, €, O. Bunyi ini juga dapat diklasifikasikan berdasrkan posisi lidah dan bentuk bibir. Lidah juga memiliki dua posisi yaitu, oosisi vertikal dan horisontal. Pada posisi vertikal terdapat vokal tinggi, tengah, dan rendah. Posiai ini menentukan seberapa dekat artikulatoris aktif dan pasif. Kemudian posisi horisontal, terdapat vokal depan, pusat, dan belakang. Ada pula vokal bundar dan tak bundar, posisi ini mencakup bentuk bibir. Berdasarkan titik artikulasi, Bahasa Indonesi memiliki P, B, M, W. Bunyi tersebut terjadi karena pertemuan bibir atas dan bibir bawah. Bunyi bilabial. P, B,M, dan W Labiodent. F, V, Bunyi dental. T, Bunyi alverolar. D, S, R, dan L Bunyi palatal. C π , N, dan J Bunyi velar. K, G,dan. € Bunyi glotal ? Dan H,
UTARI SUKIRNO 17091101025 Proses Fonasi dan klasifikasi bunyi vokal konsonan Proses Fonasi : Proses terjadinya bunyi bahasa Bunyi bahasa : terjadi dimulai dengan proses pemompaan udara keluar dari paru - paru melalui tenggorok ke pangkal tenggorok yang di dalamnya terdapat pita suara. Supaya udara bisa keluar , pita suara harus berada dalam posisi terbuka. Dari pita suara, udara bisa dikeluarkan entah melalui rongga mulut ataupun rongga hidung. Terkait Hambatan pada pita suara terdapat 4 posisi pita suara : 1. Terbuka lebar : tidak akan kedengaran suara apapun selain suara kita 2. Terbuka agak lebar : menghasilkan bunyi tak bersuara(voice less) 3. Terbuka sedikit : menghasilkan bunyi bersuara atau vhoice 4. Tertutup sama sekali : menghasilkan bunyi hamsa atau total stop Bunyi vokoid dan kontoid membedakan ketika ada hambatan yg keluar dari rongga mulut Dalam rongga mulut terdapat : - Artikulator aktif - Artikulator pasif
Nama : Santi Sandriana Rangian Nim : 20091101011 Hasil review : PROSES FONASI DAN KLASIFIKASI BUNYI PROSES FONASI Jadi proses terjadinya bunyi/Fonasi yaitu melalui pemompaan udara yang keluar dari paru-paru melalui batang tenggorok ke pangkal tenggorok, yang di dalamnya terdapat pita suara. Dalam hal ini agar pita suara dapat keluar pita suara harus terbuka. Dan terdapat hambatan pada posisi pita suara. Berkenaan dengan hambatan pada posisi pita suara ada beberapa posisi pita suara yaitu: 1. Pita suara terbuka (Bernafas secara normal). 2. Pita suara terbuka agak lebar (menghasilkan bunyi Tak bersuara). 3. Pita suara terbuka sedikit (menghasilkan bunyi bersuara). 4. Pita suara tertutup sama sekali (menghasilkan bunyi hamzah/glotal). Dan kesimpulannya Bunyi Bahasa dapat terjadi pada pita suara pada posisi kedua Dan posisi keempat yang telah disebutkan di atas. Kemudian proses terjadinya bunyi VOKAL yakni dihasilkan dengan bunyi pita suara yang terbuka sedikit, sehingga semua bunyi vokal dapat dikatakan sebagai bunyi bersuara (voice). Huruf vokal yakni a, i, u, e, dan o. Selanjutnya udara tersebut keluar melalui rongga mulut tanpa mengalami hambatan. Contoh vokal bulat tertutup depan, Salah satu bunyi dari huruf u. Selanjutnya proses terjadinya bunyi KONSONAN yakni bunyi konsonan terjadi setelah udara yang melewati pita suara mendapatkan hambatan pada posisi artikulasi tertentu. Seperti bunyi bilabial, alveolar dental, glotal dll. Adapun jenis bunyi konsonan yakni bunyi hambat Tak bersuara p, t, k dll, bunyi hambat bersuara f, s, dan h, bunyi afrikatif bersuara Dan Tak bersuara dll. Contoh Kita tidak bisa membunyikan huruf "b" jika kita dibantu oleh suara vokal. Huruf "b" ini berbunyi jika Kita tambahkan suara vokal "i" di belakangnya sehingga menjadi bi. Dan dapat Kita temukan perberdaan antara bunyi vokal Dan bunyi konsonan yaitu Bunyi vokal adalah bunyi yang tidak disertai hambatan pada alat biacara, hambatan hanya terdapat pada pita suara. Tidak terdapat artikulasi. Semua vokal dihasilkan dengan bergetarnya pita suara. Dengan demikian semua vokal adalah bunyi suara. Sedangkan bunyi konsonan adalah bunyi yang dibentuk dengan menghambat arus udara pada sebagian alat bicara. Terdapat artikulasi. Konsonan bersuara adalah konsonan yang dihasilkan dengan bergetarnya pita suara, konsonan tidak bersuara adalah konsonan yang dihasilkan tanpa bergetarnya pita suara.
Nama : Meychindy Riane Takaheghesang Nim : 20091101010 Tugas : meriview video Fonologi : fonasi & klasifikasi vokal konsonan A. Informasi video Judul : proses fonasi & klasifikasi vokal konsonan Pembuat video : Stevanie Humena Di publik pada : 7 maret 2021 Suka : 16 Tidak suka : - Durasi video : 14.15 Kategori video : pendidikan B. Resensi video Bunyi terjadi dimulai dengan proses pemompaan udara keluar dari paru" melalui batang tenggorok ke pangkal tenggorok , yang didalamnya terdapat pita suara. Supaya udara bisa keluar , pita suara harus berada dalam posisi terbuka . Dari pita suara , udara bisa dikeluarkan entah melalui rongga mulut ataupun rongga hidung. Terdapat 4 posisi pita suara , yaitu : 1. Pita suara terbuka lebar (bernafas secara normal) 2. Pita suara terbuka agak lebar (menghasilkan bunyi tak bersuara) 3. Pita suara terbuka sedikit (menghasilkan bunyi bersuara) 4. Pita suara tertutup sama sekali (menghasilkan bunyi hamzah/glotalstop) Dapat disimpulkan bahwa bunyi bahasa hanya terjadi pada pita suara terbuka agak lebar , sedikit terbuka dan podisi tertutup sama sekali. Posisi pita suara yang terbuka agak lebar disebut bunyi tak bersuara/voiceless , karena saat udara melewati pita suara dalam keaadaan tersebut tidak menyebabkan pita suara bergetar tetapi sebaliknya pita suara akan bergetar jika posisi pita suara dalam posisi terbuka sedikit saat udara melewati pita tersebut. Pada rongga mulut akan ditentukan apakah bunyi yang dihasilkan itu merupakan bunyi vokoid atau bunyi kontoid. Vokoid adalah bunyi vokal, dan kontoid adalah bunyi konsonan. Cara membedakan bunyi kontoid dan bunyi vokoid adalah apakah udara yang keluar melalui rongga mulut tersebut mendapatkan hambatan atau tidak. Jika artikulator aktif menyentuh salah satu artikulator pasif maka terjadilah bunyi kontoid atau bunyi konsonan. Sebaliknya jika artikulator pasif tidak dikenai artikulator aktif maka yang terjadi adalah bunyi vokoid atau bunyi vokal. Berdasarkan tinggi rendahnya lidah dalam bahasa indonesia memiliki vokal tinggi I dan U , vokal tengah e,€ dan vokal rendah a. Berdasarkan posisi lidah yang bergerak dalam bahasa indonesia terdapat vokal depan i dan e , vokal pusat € dan a , vokal belakang u dan o. Berdasarkan bentuk mulut terdapat vokal tak bundar i , e , € dan a. Dan vokal bundar u dan o. Bunyi konsonan atau bunyi kontoid terjadi karena adanya hambatan udara pada titik artikulasi tertentu yang melibatkan artikulator aktif dan artikulator pasif seperti bunyi bilabilal , labiodental , dental , alveolar , palatal , velar dan glotal.
Tugas Review Nama:Euggine C.S Susanto Nim:20091101019 Bunyi terjadi dimulai dengan proses pemompaan udara keluar dari paru-paru melalui batang tenggorok ke pangkal tenggorok,yang didalamnya terdapat pita suara.supaya udara bisa keluar,pita harus berada dalam posisi terbuka.Dari pita suara,udara bisa dikeluarkan entah melalui rongga mulut ataupun rongga hidung. Ada 4 posisi pita suara yaitu: 1.pita suara terbuka lebar,bernafas secara normal 2.pita suara terbuka agak lebar,bunyi tak bersuara 3.pita suara terbuka sedikit,bunyi bersuara/voice/pita suara bergetar 4.pita suara tertutup,menghasilkan bunyi glota stop. Dapat disimpulkan bahwa bunyi bahasa hanya terjadi pada pita suara pada posisi kedua hingga keempat. setelah melewati pita suara udara yang hendak dikeluarkan akan melewati antara rongga mulut/rongga hidung. Kemudian udara yang keluar dari rongga mulut / rongga hidung disebut bunyi vokoid dan kontoid. Bunyi vokal (a,i,u,e,o) terjadi karena tidak ada hambatan sedangkan kontoid/konsonan mendapat hambatan.
Tugas review Nama:nur baiti Izlamiyah Nim. :20091101020 Fonologi :proses fonasi dan klasifikasi bunyi vokal konsonan Fonasi atau proses bersuara adalah suatu proses dimana pita suara di tenggorokan menghasilkan bunyian vokal (a,i,u, e, o) dihasilkan dengan getaran pita suara, maka di sebut bunyi bersuara.Bunyi bahasa pada umumnya terjadi di mulai dengan proses pemompaan udara dari paru-paru melalui batang tenggorokan kepangkal tenggorok, yang didalamnya terdapat pita suara supaya udara bisa keluar,pita suara harus berada dalam posisi terbuka, berkenaan dengan bunyi bahasa udara yang keluar dari paru-paru harus mengalami hambatan pada pita suara agar bunyi bahasa bisa terjadi. Terkait pada hambatan pita suara tersebut terdapat 4 pita suara, antara lain: -terbuka lebar(posisi pernapasan secara normal) -terbuka agak lebar (menghasilkan bunyi tak bersuara) -terbuka sedikit (bunyi bersuara/voice) - tertutup sama sekali (menghasilkan bunyi glota stop) Pada rongga mulut akan ditentukan apakah bunyi yang dihasilkan tersebut vokoid atau kontoid. Vokoid adalah bunyi vokal Kontoid adalah bunyi konsonan Cara membedakan bunyi konvoid dan kontoid adalah apakah udara yang dikeluarkan melalui rongga mulut tersebut mendapatkan hambatan atau tdk,jika artikulator aktif menyentuh salah-satu artikulator pasif maka terjadilah bunyi kontoid/bunyi konsonan, sebaliknya jika artikulator pasif tidak dikenai arti oleh artikulator aktif maka yang terjadi adalah bunyi fokoid/bunyi vokal. Berdasarkan posisi lidah terdapat fertikal dan horisontal, posisi lidah secara vertikal terdapat, tinggi, tengah dan rendah.Posisi ini menggambarkan seberapa dekat artikulator beraktif lidah dan artikulator pasifnya , posisi lidah secara horisontal terdapat pangkal depan,pusat dan belakang, posisi ini merupakan posisi lidah Yg bergerak saat bunyi yang dihasilkan selanjutnya terdapat fokal bundar dan tak bundar
Tugas Me-review kembali Video tentang Fonologi yaitu Klasifikasi Bunyi berdasarkan ada atau tidaknya hambatan udara pada saat bunyi diproduksi dan bagaimana Proses Fonasinya. Waraney Lumingkewas 20091101003 Proses fonasi disebut juga proses terjadinya bunyi bahasa dimulai dengan pemompaan udara keluar dari paru-paru melalui batang tenggorok ke pangkal tenggorok, yang didalamnya terdapat pita suara. Agar keluarnya udara, pita suara harus berada dalam posisi terbuka. Dari pita suara, udara bisa dikeluarkan entah melalui rongga mulut ataupun rongga hidung. Pada kaitannya dengan bunyi bahasa, udara yang keluar dari paru-paru akan mengalami hambatan pada pita suara agar dapat terjadinya bunyi bahasa. Besar atau kecilnya pita suara yang terbuka, akan menentukan jenis bunyi bahasa tersebut. Atau hambatan udara pada pita suara berarti seberapa lebar pita suara itu terbuka. Terkait hambatan di pita suara tersebut, ada empat posisi pita suara yaitu pita suara terbuka lebar,terbuka agak lebar,sedikit terbuka dan tertutup sama sekali. Selanjutnya, udara yang dikeluarkan akan lewat entah dari rongga mulut (dapat ditentukan bunyi vokoid/kontoid) atau rongga hidung. Cara membedakan bunyi vokoid dan kontoid adalah apakah udara yang keluar melalui rongga mulut tersebut mendapatkan hambatan atau tidak. Didalam rongga mulut terdapat artikulator aktif dan pasif. Dalam bahasa Indonesia terdapat enam buah bunyi vokal yaitu a,i,u,e,e dan o(bunyi-bunyi ini dihasilkan oleh udara yang tidak mengalami hambatan pada rongga mulut). Bunyi ini dapat dikelompokkan berdasarkan posisi lidah dan bentuk bibir. Terdapat vokal tinggi depan i,tinggi belakang u,tengah depan e,tengah pusat e,tengah belakang o dan rendah a. Berdasarkan pengelompokan ini, maka vokal tersebut dapat dinamai berdasarkan hasil pengelompokannya. Contohnya u adalah vokal tinggi,belakang,bundar,dll. Kemudian bunyi konsonan terjadi karena adanya hambatan udara pada titik-titik artikulasi tertentu serta melibatkan artikulator aktif dan pasif. Pada bunyi konsonan ada beberapa jenis seperti bunyi tak bersuara,lateral,afrikat,getar,dll. Contoh bunyi konsonan c yaitu bunyi afrikat tak bersuara.
Tugas review Nama: Destria Rifana Tahulending Nim: 15091101001 Bunyi bahasa umumnya terjadi melalui proses pemompaan udara keluar dari paru-paru melalui batang tenggorok ke pangkal tenggorok, yang ada didalamnya terdapat pita suara. Pita suara harus berada dalam kondisi terbuka agar udara dapat keluar. Setelah melalui pita suara, udara diteruskan ke udara bebas, entah melalui rongga mulut atau rongga hidung. Ada 4 hambatan pada posisi pita suara tersebut yakni; 1. Pita suara terbuka lebar (bernafas secara normal); 2. Pita suara terbuka agak lebar (menghasilkan bunyi tak bersuara); 3. Pita suara terbuka sedikit (menghasilkan bunyi bersuara); 4. Pita suara tertutup sama sekali(menghasilkan bunyi hamzah/glotal). Dapat disimpulkan bahwa bunyi bahasa hanya terjadi pada pita suara pada posisi trrbuka, agak lebar, dan posisi tertutup sama sekali. Posisi pita suara terbuka agak lebar disebut bunyi tak bersuara/voiceless, karena saat udara melewati pita suara dalam keadaan tersebut tidak menyebabkan pita suara bergetar tetapi sebaliknya pita suara akan bergetar jika posisi pita suara dalam posisi terbuka sedikit saat udara melewati pita tersebut. Selanjutnya udara yang akan keluar entah dari rongga mulut (dapat ditentukan bunyi vokoid atau konoid) atau rongga hidung. Bunyi vokoid vokal (a,i,u,e,o) terjadi karena tidak ada hambatan, sedangkan bunyi konoid/konsonan mendapatkan hambatan dari alat ucap pasif maupun aktif seperti bunyi bilabial,dental,velar dll.
Review fonologi Nama:Rindi Charlies Lamunde Nim : 20091101017 Proses fonasi bunyi bahasa dan klasifikasi vokal-konsonan Proses fonasi dapat dikatakan sebagai proses terjadinya bunyi bahasa .pada umumnya terjadi melalui proses pemompaan udara yangg keluar dari paru" melalui batang tenggorok ke pangkal tenggorok yang didalamnya terdapat pita suara. Supaya pita suara bisa keluar, pita suara harus dalam posisi terbuka, Dan merupakan jalan satu-satunya udara, Untuk bisa keluar, entah melalui rongga mulut atau rongga hidung. Selain pita suara harus terbuka bunyi bahasa juga dapat dihasilkan dari pita suara yang terdapat hambatan udara atau seberapa lebar pita suara terbuka .hamabatan udara dapat dikelompokan menjadi 4 : Yang pertama, posisi terbuka lebar atau saat bernafas dengan normal Yang kedua posisi agak lebar yaitu bunyi tidak bersuara,atau suara tidak bergetar Yang ketiga posisi terbuka sedikit yaitu bunyi bersuara atau pita suara bergetar Dan yang keempat bagian terakhir tertutup sama sekali adalah bunyi glotal stop.maka dapat disimpulkan bahwa bunyi bahasa hanya terjadi pada pita suara pada posisi kedua hingga keeempat, yakni posisi terbuka agak lebar, sedikit terbuka dan posisi tertutup sama sekali. Posisi pita suara yang terbuka agak lebar disebut bunyi tak bersuara, Karena saat udara melewati pita suara dalam keadaan tersebut ,tidak menyebabkan pita suara bergetar, sebalikanya pita suara akan bergetar jika posisi pita suara dalam posis terbuka sedikit. Selanjutny udara, yg dikeluarkan akan keluar melalui rongga mulut .didalam rongga mulut terdapat artikulator aktif dan pasif seperti yang sudah dijelaskan di video sebelumnya .terdapat dua bunyi yaitu bunyi kovoid Dan kontodi.bunyi ini terjadi Karena tidak ada hambatan. Sedangkan bunyi kontoid mendapatkan hambatan dari alat ucap pasif maupun aktif. Dalam bahasa Indonesian tedapat vokal tinggi I dan u. Vokal tengah e, € dan o, dan vokal rendah a. Berdasarkan posisi lidah yang bergerak terdapat vokal depan I dan e, belakang u dan o. Dan vokal tak bundar I ,e, € dan a vokal bundar u dan o. Berdasarkan semua klasifikasi tersebut dapat kita ambil contoh ,I adalah vokal tinggi depan tak bundar.sedangkan bunyi kontoid terjadi Karena adanya hambatan oleh alat ucap pasif maupun aktif seperti bunyi bilabial,velar,alvoelar,dan skinny's seperti yang telah dijelaskan pada video sebelumnya. Dalam bunyi kontoid atau bunyi konsonan terdapat jenis bunyi seperti :bunyi hambatan bersuara, bunyi tak bersuara, afrikat, lateral, nasal, luncurkan, dan getaran. Kemudian contoh bunyi kintoid/konsonan yang perupakan bunyi getar bersuara bersuara ,bunyi kontoid/konsonan W Dan J Merupakan bunyi luncurkan Bersuara.dan lain-lain.
Nama : andrea Rafael Polla NIM : 2009110108 REVIEW VIDEO judul : fonasi & klasifikasi vokal konsonan Durasi video : 14(menit) : 15(detik) Penonton : 195 (sampai saat ini "12 : 06") ULASAN VIDEO Keunggulan Keunggulan dari video ini, penjelasan materi yang baik dan dan jelas. Masukan Untuk masukan, buat opening videonya lebih menarik sehingga banyak orang yang menonton video dari channel ini.
Tugas : review Nama: keekaso nirigi Nim: 18091101021 Fonologi : sebenarnya alat-alat yang digunakan untuk menghasilkan bunyi- bunyi bahasa ini mempunyai fungsi utama lain yang bersifat fisiologis misalnya paru-paru untuk bernafas lidah untuk mencecap dan gigi untuk mengunyah namun alat-alat itu secara linguistik digunakan untuk menghasilkan bunyi-bunyi bahasa sewaktu berujar Fonasi atau bersuara adalah suatu proses dimana pita suara di tenggorokan menghasilkan bunyi dengan atau tanpa suara vokal (a.i.u.e.o.) dihasilkan dengan getaran pita suara maka sebut bunyian bersuara Berdasarkan frekuensinya klasifikasi bunyi meliputi infrasonik audusonik ultrasonik , infrasonik adalah gelombang bunyi dengan frekuensi getaran Vokal adalah fonem yang dihasilkan dengan menggerakkan udara keluar tanpa rintangan huruf vokal terdiri atas (a.i.u.e.dan o.) Huruf vokal sering pula disebut huruf konsonan adalah fonem yang dihasilkan dengan menggerakkan udara keluar dengan rintangan Jika artikulator aktif menyentuh salah artikulator pasif maka terjadilah bunyi kontoid atau bunyi konsonan sebaliknya jika artikulator pasif tidak kenal artikulator aktif maka yang terjadi bunyi vokoid atau bunyi vokal Bunyi bilabial. P, b,m, dan w Labiodent. F, v, Bunyi dental. T, Bunyi alverolar. D, s, r, dan L Bunyi palatal. C π , n, dan j Bunyi velar. K, g,dan. € Bunyi glotal ? Dan h, Mohon maaf salah kata Tugas review ni Selamat siang mner
Tugas review Nama: Zahra Fadhilah Raihani Mantau NIM: 20091101004 PROSES FONASI DAN KLASIFIKASI BUNYI VOKAL DAN KONSONAN Proses fonasi dapat dikatakan sebagai proses terjadinya bunyi bahasa. Bunyi bahasa terjadi dimulai dengan proses pemompaan udara keluar dari paru-paru melalu batang tenggorok ke pangkal tenggorok, yang di dalamnya terdapat pita suara. Supaya udara bisa keluar, pita suara harus berada dalam posisi terbuka. Dari pita suara, suara dapat dikeluarkan baik melalui rongga hidung maupun rongga mulut. Berkenaan dengan bunyi bahasa, udara yang keluar dari paru-paru harus mengalami hambatan pada pita suara agar bunyi bahasa bisa terjadi. Agar udara bisa keluar, pita suara harus terbuka. Namun, besar kecilnya pita suara yang terbuka akan menentukan jenis bunyi bahasa tersebut. Dengan kata lain, hamabtan udara pada pita suara berkenaan dengan berapa lebar pita suara itu terbuka. Berkaitan dengan hambatan pada pita suara tersebut, terdapat empat posisi pita suara, yaitu : 1. Posisi pita suara terbuka lebar, yang merupakan posisi bernapas secara normal, artinya ketika pita suara terbuka lebar, kita tidak akan mendengar suara apapun selain suara napas kita 2. Posisi pita suara terbuka agak lebar, yang menghasilkan bunyi tak bersuara atau voiceless 3. Posisi pita suara terbuka sedikit, yang menghasilkn bunyi berrsuara atau voice 4. Posisi pita suara tertutup sama sekali yang menghasilkan bunyi hamzah atau glottal stop. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bunyi bahasa hanya terjadi pada pita suara posisi kedua, ketiga hingga keempat. Posisi pita suara agak lebar disebut bunyi tak bersuara/voiceless. Disebut demikian karena ketika udara melewati pita suara dalam keadaan terbuka agak lebar. Hal ini tidak menyebabkan pita suara bergetar. Sebaliknya, pita suara akan bergetar jika pita suara dalam posisi terbuka sedikit. Selanjutnya, pita suara yang posisinya tertutup sama sekali, udara tidak bisa melewati pita suara tersebut, tetapi bunyi bahasa yang tertahan di situ akan menghasilkan bunyi hamzah atau glottal stop. Kesimpulannya adalah berdasarkan hambatan pada pita suara, terdapat 4 posisi pada pita suara yaitu posisi pita suara terbuka lebar, terbuka agak lebar, terbuka sedikit, dan tertutup sama sekali. Selanjutnya, setelah melewati pita suara, udara yang akan keluar dapat melewati rongga hidung atau rongga mulut. Di dalam rongga mulut akan ditentukan apakah bunyi bahasa yang dihasilkan berupa bunyi vokoid atau kontoid. Vokoid adaalah bunyi vokal dan kontoid adalah bunyi konsonan. Bagaimana cara membedakan bunyi vokoid dan kontoid? Caranya yaitu dengan melihat apakah udara yang keluar dari rongga mulut mendapat hambatan atau tidak. Bagaimana cara kita meerasakan bahwa udara yang keluar dari rongga mulut itu mengalami hambatan atau tidak? Di dalam rongga mulut terdapat artikulator aktif dan artikulator pasif. Artikulator aktif adalah alat ucap yang bergerak yakni setiap bagian lidah dari pangkal hingga ujung lidah (atau dorsal hingga apikal), bibir bawah (labial). Sementara gigi, gusi, bibir atas, langit-langit keras dan lunak, anak tekak merupakan artikulator pasif atau artikulator yang didekati oleh artikulator aktif. Jika artikulator aktif menyentuh salah satu artikulator pasif maka terjadi bunyi kontoid atau konsonan. Sebaliknya jika artikulator pasif tidak dikenai oleh artikulator aktif maka terjadilah bunyi vokoid atau vokal. Dalam bahasa Indonesia terdapat 6 bunyi vokal yaitu: a, i, u, e, o. bunyi-bunyi ini dihasilkan dari udara yang tidak mengalami hambatan dalam rongga mulut. Selanjutnya bunyi vokal dapat diklasifikasikan berdasarkan posisi lidah dan bentuk bibir. Berdasarkan posisi lidah terdapat posisi vertikal dan horizontal. Pada posisi lidah vertikal terdapat vokal tinggi, rendah dan tengah. Sementara posisi lidah horizontal terdapat vokal depan, pusat dan belakang. Kemudian bunyi konsonan/kontoid terjadi karena ada hambatan udara pada titik-titik artikulasi tertentu yang melibatkan artikulator aktif dan pasif. Berdasarkan titik artikulasi, bahasa Indonesia memiliki bunyi bilabial, bunyi dental, bunyi labiodental, bunyi alveolar, bunyi palatal, bunyi velar dan bunyi glottal
Tugas review Marsel Dumais 20091101016 Fonologi : Klasifikasi bunyi berdasarkan ada atau tidak adanya hambatan udara saat bunyi diproduksi serta proses fonasi Proses terjadinya bunyi bahasa (fonasi) adalah dimulai dengan proses pemompaan udara keluar dari paru-paru melalui batang tenggorok ke pangkal tenggorok,yang didalamnya terdapat pita suara.Supaya udara bisa keluar,pita suara harus berada dalam posisi terbuka yang dikeluarkan melalui rongga mulut ataupun rongga hidung. Berkenaan dengan bunyi bahasa,udara yang keluar dari paru-paru harus mengalami hambatan pada pita suara agar bunyi bahasa bisa terjadi.Besar kecilnya pita suara yang terbuka akan menentukan jenis bunyi bahasa.hambatan udara pada pita suara berkenaan dengan seberapa lebar pita suara itu terbuka. Hambatan suara dibagi menjadi 4 posisi (jenis) pita suara antara lain : 1.Pita Suara terbuka lebar (bernafas secara normal) ; 2.Pita suara terbuka agak lebar (menghasilkan bunyi tak bersuara) ; 3.Pita suara terbuka sedikit (menghasilkan bunyi bersuara) ; 4.Pita suara tertutup sama sekali (menghasilkan bunyi hamzah/glotal). Proses fonasi terjadi melalui udara yang dikeluarkan melalui rongga mulut (ditentukan oleh bunyi vokoid atau kontoid) atau rongga hidung.Jika artikulator aktif menyentuh salah satu artikulator pasif,maka terjadilah bunyi kontoid atau bunyi konsonan.Sebaliknya jika artikulator pasif tidak dekenai artikulator aktif,maka yang terjadi adalah bunyi vokoid atau bunyi vokal. Dalam bahasa Indonesia,memiliki vokal tinggi i dan u,vokal tengah e,€,dan o,vokal rendah a.Kemudian berdasarkan posisi lidah yang bergerak terdapat vokal depan i dan e,pusat € dan a,dan belakang u dan o.Berdasarkan bentuk mulut terdapat vokal tak bundar i,e,€,a dan vokal bundar u dan o. Berdasarkan klasifikasi-klasifikasi tersebut maka vokal dapat dinamai berdasarkan: /i/ adalah vokal tinggi, depan, tak bundar; /u/ adalah vokal tinggi, belakang, bundar; /e/ adalah vokal depan, tengah, tak bundar; /€/ adalah vokal tengah, pusat, tak bundar; /o/ adalah vokal belakang, tengah bundar; /a/ adalah vokal depan rendah tak bundar,dll. Kemudian bunyi konsonan/kontoid terjadi karena ada hambatan udara pada alat ucap artikulator aktif atau artikulator pasif seperti bunyi bilabial,labiodental,dental,alveolar dll.Dalam bunyi konsonan/kontoid terdapat bunyi hambat bersuara,hambat tak bersuara,frikatif bersuara, frikatif tak bersuara,afrikat bersuara,afrikat tak bersuara,lateral bersuara,nasal bersuara,luncuran bersuara,dan getar bersuara.contoh bunyi b dan d yang merupakan bunyi hambat bersuara,bunyi v dan g yang merupakan bunyi frikatif bersuara dll.
Tugas review Nama: Zahra Fadhilah Raihani Mantau NIM: 20091101004 PROSES FONASI DAN KLASIFIKASI BUNYI VOKAL DAN KONSONAN Proses fonasi dapat dikatakan sebagai proses terjadinya bunyi bahasa. Bunyi bahasa terjadi dimulai dengan proses pemompaan udara keluar dari paru-paru melalu batang tenggorok ke pangkal tenggorok, yang di dalamnya terdapat pita suara. Supaya udara bisa keluar, pita suara harus berada dalam posisi terbuka. Dari pita suara, suara dapat dikeluarkan baik melalui rongga hidung maupun rongga mulut. Berkenaan dengan bunyi bahasa, udara yang keluar dari paru-paru harus mengalami hambatan pada pita suara agar bunyi bahasa bisa terjadi. Agar udara bisa keluar, pita suara harus terbuka. Namun, besar kecilnya pita suara yang terbuka akan menentukan jenis bunyi bahasa tersebut. Dengan kata lain, hamabtan udara pada pita suara berkenaan dengan berapa lebar pita suara itu terbuka. Berkaitan dengan hambatan pada pita suara tersebut, terdapat empat posisi pita suara, yaitu : 1. Posisi pita suara terbuka lebar, yang merupakan posisi bernapas secara normal, artinya ketika pita suara terbuka lebar, kita tidak akan mendengar suara apapun selain suara napas kita 2. Posisi pita suara terbuka agak lebar, yang menghasilkan bunyi tak bersuara atau voiceless 3. Posisi pita suara terbuka sedikit, yang menghasilkn bunyi berrsuara atau voice 4. Posisi pita suara tertutup sama sekali yang menghasilkan bunyi hamzah atau glottal stop. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bunyi bahasa hanya terjadi pada pita suara posisi kedua, ketiga hingga keempat. Posisi pita suara agak lebar disebut bunyi tak bersuara/voiceless. Disebut demikian karena ketika udara melewati pita suara dalam keadaan terbuka agak lebar. Hal ini tidak menyebabkan pita suara bergetar. Sebaliknya, pita suara akan bergetar jika pita suara dalam posisi terbuka sedikit. Selanjutnya, pita suara yang posisinya tertutup sama sekali, udara tidak bisa melewati pita suara tersebut, tetapi bunyi bahasa yang tertahan di situ akan menghasilkan bunyi hamzah atau glottal stop. Kesimpulannya adalah berdasarkan hambatan pada pita suara, terdapat 4 posisi pada pita suara yaitu posisi pita suara terbuka lebar, terbuka agak lebar, terbuka sedikit, dan tertutup sama sekali. Selanjutnya, setelah melewati pita suara, udara yang akan keluar dapat melewati rongga hidung atau rongga mulut. Di dalam rongga mulut akan ditentukan apakah bunyi bahasa yang dihasilkan berupa bunyi vokoid atau kontoid. Vokoid adaalah bunyi vokal dan kontoid adalah bunyi konsonan. Bagaimana cara membedakan bunyi vokoid dan kontoid? Caranya yaitu dengan melihat apakah udara yang keluar dari rongga mulut mendapat hambatan atau tidak. Bagaimana cara kita meerasakan bahwa udara yang keluar dari rongga mulut itu mengalami hambatan atau tidak? Di dalam rongga mulut terdapat artikulator aktif dan artikulator pasif. Artikulator aktif adalah alat ucap yang bergerak yakni setiap bagian lidah dari pangkal hingga ujung lidah (atau dorsal hingga apikal), bibir bawah (labial). Sementara gigi, gusi, bibir atas, langit-langit keras dan lunak, anak tekak merupakan artikulator pasif atau artikulator yang didekati oleh artikulator aktif. Jika artikulator aktif menyentuh salah satu artikulator pasif maka terjadi bunyi kontoid atau konsonan. Sebaliknya jika artikulator pasif tidak dikenai oleh artikulator aktif maka terjadilah bunyi vokoid atau vokal. Dalam bahasa Indonesia terdapat 6 bunyi vokal yaitu: a, i, u, e, o. bunyi-bunyi ini dihasilkan dari udara yang tidak mengalami hambatan dalam rongga mulut. Selanjutnya bunyi vokal dapat diklasifikasikan berdasarkan posisi lidah dan bentuk bibir. Berdasarkan posisi lidah terdapat posisi vertikal dan horizontal. Pada posisi lidah vertikal terdapat vokal tinggi, rendah dan tengah. Sementara posisi lidah horizontal terdapat vokal depan, pusat dan belakang. Kemudian bunyi konsonan/kontoid terjadi karena ada hambatan udara pada titik-titik artikulasi tertentu yang melibatkan artikulator aktif dan pasif. Berdasarkan titik artikulasi, bahasa Indonesia memiliki bunyi bilabial, bunyi dental, bunyi labiodental, bunyi alveolar, bunyi palatal, bunyi velar dan bunyi glottal
Diantara guru yang saya nonton Beliau yang saya dapat pahami lebih banyak. Saya orang Filipina belajar bahasa Indonesia...
Tugas Review
Jemsy Marcus Rolando Maturbongs
20091101001
Fonologi : Klasifikasi Bunyi Berdasarkan Ada Atau Tidak Adanya Udara Saat Bunyi Diproduksi (Vokal dan Konsonan) dan Proses Fonasi (Terjadinya Bunyi Bahasa).
Proses terjadinya bunyi bahasa (fonasi) dimulai dari udara yang dipompa keluar dari paru-paru melalui batang tenggorok ke pangkal tenggorok, yang mana di dalamnya ada pita suara. Pita suara harus dalam posisi terbuka saat udara dikeluarkan entah itu dari rongga mulut atau rongga hidung.
Selain terbuka, bunyi bahasa juga dapat dihasilkan dari pita suara yang terdapat hambatan udara (seberapa lebar pita suara terbuka). Hambatan suara tersebut dapat dibagi menjadi 4 jenis yaitu, terbuka lebar (saat bernapas normal), terbuka agak lebar (bunyi tak bersuara/voiceless atau pita suara tidak bergetar) , terbuka sedikit (bunyi bersuara/voice atau pita suara bergetar) dan tertutup sama sekali (bunyi glotal stop).
Selanjutnya, udara yang dikeluarkan akan keluar entah dari rongga mulut (dapat ditentukan bunyi vokoid atau kontoid) atau rongga hidung. Bunyi vokoid/vokal (a, i, u, e, o) terjadi karena tidak ada hambatan sedangkan bunyi kontoid/konsonan mendapatkan hambatan dari alat ucap pasif maupun aktif.
Dalam bahasa Indonesia, terdapat vokal tinggi i dan u, vokal tengah e, € dan o, vokal rendah a. Kemudian berdasarkan posisi lidah yang bergerak terdapat vokal depan i dan e, pusat € dan a, belakang u dan o. Dan vokal tak bundar i, e, € dan a vokal bundar u dan o. Sehingga berdasarkan semua klasifikasi tersebut, dapat kita sebut contoh i adalah vokal tinggi depan tak bundar dll. Sedangkan bunyi kontoid/konsonan terjadi karena ada hambatan oleh alat ucap pasif maupun aktif seperti bunyi bilabial, velar, alvoelar dll seperti yang sudah dijelaskan pada materi sebelumnya. Dalam bunyi kontoid/konsonan terdapat beberapa jenis seperti, bunyi hambat bersuara, tak bersuara, afrikat, lateral, nasal, luncurkan dan getar. Contoh bunyi kontoid r yang merupakan bunyi getar bersuara, bunyi kontoid w dan j yang merupakan bunyi luncurkan bersuara dan masih banyak lagi.
Sangat membantu mata kuliah Mikrolinguistik , terimakasih
Nemu video ini waktu pusing bgt memahami proses fonasi.. Terimakasih banyak pak, semoga ilmunya bermanfaat dan selalu mengalir pada kami yang membutuhkan🙏🏻 terimakasih sudah memberi pencerahan dalam pengerjaan tugas😭🙏🏻💗
Terima kasih sudah nontoh video saya.
Terima kasih, Pak😊
Ariani (20091101013)
Tugas review
Dalam video tersebut dijelaskan mengenai proses fonasi dan klasifikasi bunyi vokal dan konsonan.
Fonasi merupakan proses terjadinya bunyi bahasa. Jadi awal mula proses bunyi bahasa dimulai dari proses pemompaan udara yang keluar dari paru-paru melalui batang tenggorok ke pangkal tenggorok. Di dalam pangkal tenggorok ini terdapat pita suara. Agar udara dapat keluar, maka pita suara harus dalam posisi terbuka. Selain itu, bunyi yang akan dihasilkan juga tergantung dari posisi pita suara. Nah, di dalam pita suara ini terdapat 4 posisi pita suara:
1. Pita suara terbuka, di posisi hanya terdengar suara nafas atau tidak menghasilkan bunyi.
2. Pita suara agak lebar, posisi ini menghasilkan bunyi tak bersuara.
3. Pita suara terbuka sedikit, posisi ini menghasilkan bunyi bersuara.
4. Pita suara tertutup sama sekali, posisi ini menghasilkan bunyi Hamzah atau glotal.
Kemudian dari pita suara ini, udara dapat dikeluarkan entah melalui rongga mulut atau rongga hidung.
Jika udara dikeluarkan melalui rongga mulut maka akan ada dua jenis bunyi, yaitu :
a. Avoid atau bunyi vokal, bunyi ini dapat terjadi apabila artikulator pasif tidak dikenai artikulator aktif. Jika disimpulkan maka :
[i] adalah vokal tinggi, depan, tak bundar.
[u] adalah vokal tinggi, belakang, bundar.
[e] adalah vokal depan, tengah, tak bundar.
[ɛ] adalah vokal tengah, pusat, tak bundar.
[a] adalah vokal depan, tengah, tak bundar.
b. Konfoid atau bunyi konsonan, bunyi ini dapat terjadi jika artikulator aktif menyentuh salah satu artikulator pasif.
- Jika berdasarkan tempat artikulasi maka terdiri dari: bunyi Bilabial, bunyi labiodental, bunyi dental, bunyi Alveolar, bunyi palatal, bunyi Velar, dan bunyi glotal.
- Jika berdasarkan cara artikulasinya dapat dibedakan menjadi : bunyi hambat tak bersuara, bunyi hambat bersuara, bunyi frikatif tak bersuara, bunyi frikatif bersuara, bunyi afrikat tak bersuara, bunyi afrikat bersuara, bunyi lateral bersuara, bunyi nasal bersuara, bunyi gerak bersuara atau trial.
Nama: Ar elanie Udampo
Nim : 17091101014
Tugas fonologi: mereview Proses fonasi dan klasifikasi vokal konsonan.
Proses fonasi adalah proses terjadinya bunyi bahasa. Bunyi bahasa terjadi dimulai dengan proses pemompaan udara keluar dari paru-paru melalui batang tenggorok ke pangkal tenggorokan yang di dalamnya terdapat pita suara. Supaya udara bisa keluar, pita suara harus berada dalam posisi terbuka. Dari pita suara, udara bisa di keluarkan entah dari rongga mulut atau pun rongga hidung. Bunyi bahasa datap terjadi jika ada hambatan pada pita suara. Besar dan kecilnya pita suara yang terbuka akan menentukan jenis bunyi bahasa tersebut. Hambatan udara pada pita suara menentukan seberapa lebar pita suara teebuka.
Terdapat 4 posisi pita suara, yaitu:
1. Pita suara terbuka lebar
Pita suara ini tidak akan mendengar suara apapun selain suara nafas.
2. Pita suara terbuka agak lebar
Menghasilkan bunyi tidak bersuara atau voice less.
3. Pita suara terbuka sedikit
Menghasilkan bunyi bersuara atau voice.
4. Pita suara tertutup sama sekali
Menghasikan bunyi hamsa.
Bunyi bahasa hanya terjadi pada posisi kedua sampai keempat.
Proses fonasi dapat terus terjadi setelah melalui pita suara dan melewati rongga mulut atau rongga hidung. Dalam rongga mulut dapat ditentukan bunyi vokal atau kontoid. Vokal di dalam rongga mulut terdapat altikulator aktif dan altikulator pasif. Altikulator aktif adalah alat ucap yang bergerak yakni setiap bagian lidah mulai dari pangkal hingga ujung atau dorsal hingga apikal, kemudian ada bibir bawa atau labial. Sedangkan altikulator pasif yakni gigi, gusi, bibir atas, langit-langit keras, dan lunak, serta anak tekak. Jika altikulator aktif menyentuh salah satu altikulator pasif, maka akan terjadi bunyi kontoid, sebaiknya jika altikulator pasif tidak di kenai artikulator aktif, maka yang terjadi adalah bunyi vokoid.
Dalam bahasa Indonesia, terdapat 6 bunyi vokal yaitu A,I,U,E,Ə,O yang di hasilkan udara yang tidak mengalami hambatan pada rongga mulut. Bunyi ini dapat di klasifikasikan beedasarkan posisi lidah dan bentuk bibir. Berdasarkan posisi lidah terdapat 2 posisi, yaitu:
1. Posisi secara vertikal terdapat vokal tinggi, tengah dan rendah yang menggambarkan seberapa dekat artikulator aktif dengan artikulator pasif.
2. Posisi secara horizontal terdapat vokal depan pusat dan belakang posisi ini adalah posisi lidah yang beegerak saat bunyi dihasilkan.
Berdasarkan bentuk mulut terdapat 2 bentuk, yaitu:
1. Vokal bundar
2. Vokal tidak bundar
Berdasarkan tinggi rendahnya lidah dapat dirincikan bahwa terdapat vokal tinggi i, u; vokal tengah e, ə, o; dan voka rendah a. Kemudian berdasarkan posisi lidah yang bergerak terdapat vokal depan i,e ; vokal pusat ə, a; dan vokal belakang u,o.
Berdasarkan bentuk mulut terdapat vokal tidak bundar yaitu i,e,ə,a dan vokal bundar u,o. Dari hasil klasifikasi vokal tersebut dapat dinamai, yaitu:
1. i adalah vokal tinggi, dapan tidak bundar
2. U adalah vokal tinggi belakang bundar
3. e adalah vokal depan, tengah, tidak bundar
4. ə adalah vokal depan, pusat, tidak bundar
5. o adalah vokal belakang, tengah, bundar
6. a adalah vokal depan, rendah, tidak bundar.
Bunyi kontoid terjadi karna adanya hambatan udara pada titik-titik artikulasi tertentu yang melibatkan artikulas aktif dan pasif. Berdasarkan titik artikulasi bahasa Indonesia memiliki bunyi bilabial yaitu p,b,m dan w yang terjadi karena pertemuan bibir atas dan bibir bawah. Bunyi dental t terjadi karena ujung lidah menyentuh gigi. Tetapi, ada beberapa referensi dari para ahli mengklasifikasikan sebagai bunyi apiko alveolar atau ujung lidah menyentuh gusi. Bunyi alveolar yaitu, d,s,r dan l terjadi karena mempertemukan lidah dan gusi. Bunyi palatal yaitu, c,n, ,j dan f terjadi karena lidah menyentuh langit-langit keras. Bunyi dorso velar yaitu, k,g terjadi karena pangkal lidah menyentuh langit-langit lunak. Bunyi glotal yaitu ? dan h terjadi karena adanya hambatan udara pada glotis.
Berdasarkan cara artikulasi terdapat bunyi, yaitu:
1. Bunyi hambat tidak beesuara yaitu p,t,k dan ? terjadi karena udara dihambat dan di letupkan secara tiba-tiba.
2. Bunyi hambat bersuara yaitu b, dan d terjadi karena adanya tidaknya getaran pada pita suara.
3. Bunyi frikatif tidak bersuara yaitu, f,s dan h terjadi karena adanya geseran udara.
4. Bunyi afrikatif bersuara yaitu v dan g.
5. Bunyi afrikat tidak bersuara yaitu c.
6. Bunyi afrikat bersuara adalah panduan dari bunyi hambat dan frikatif yaitu f.
7. Bunyi lateral bersuara yaitu l yang di hasilkan dengan mengeluarkan udara di samping lidah.
8. Bunyi nasal bersuara yaitu n,m, dihasilkan dengan diseetai udara yang keluar dari rongga hidung.
9. Bunyi luncuran bersuara yaitu w dan j disebut juga dengan bunyi semifokal atau bunyi hampiran.
10. Bunyi getar bersuara yaitu r yang di hasilkan melalui getaran pada lidah yang mendekat pada gusi atau langit-langit keras.
Kak mau tanya, untuk huruf C yang berubah pengucapan dalam sebuah kata itu topik apa yh kak?
Kaya contoh cook, di baca kook, makasi kak
Iklesya Ering
18091101029
Proses Fonasi/Proses terjadinya Bunyi Bahasa
Bunyi bahasa dapat terjadi karena udara yang dipompa keluar dari paru-paru untuk bisa sampai ke pita suara. Udara harus melewati pita suara supaya bisa memicu hambatan yang akan membantu proses terjadinya bunyi bahasa. Pita suara juga harus terbuka agar udara bisa keluar. Seberapa lebar pita suara itu terbuka, dapat mempengaruhi jenis bunyi bahasa yang keluar/terdengar.
Ada 4 jenis pita suara yaitu :
1. Pita suara terbuka lebar=posisi bernafas normal(tak bersuara)
2. Pita suara terbuka agak lebar=bunyi tak bersuara
3. Pita suara terbuka sedikit=bunyi bersuara
4. Pita suara tertutup sama sekali=bunyi hamsa
Kesimpulannya, bunyi bahasa hanya dapat terjadi pada 3 posisi pita suara, yaitu posisi 2-4.
Selanjutnya suara dari pita suara, akan dikeluarkan lewat rongga hudung atau mulut. Didalam rongga mulut juga kita akan menentukan antara bunyi vokoid dan kontoid.
Vokoid= vokal
Kontoid=konsonan
Cara membedakannya dengan menentukan apakah udara yg keluar dari rongga mulut mendapat hambatan atau tidak. Kemudian, cara kita melihat atau merasakan bahwa udara yg kita keluarkan dari mulut mengalami himbatan atau tidak.
Didalam rongga mulut terdapat artikulatoris aktif dan pasif. Jadi apabila artikulatoris aktif menyentuh artikulatoris pasif maka terjadilah bunyi kontoid, dan apabila artikulatoris aktif tidak menyentuh artikulatoris pasif maka itulag yg disebut bunyi vokoid.
Ada 6 huruf vokal dlm Bahasa Indonesia yaitu, A, I, U, E, €, O.
Bunyi ini juga dapat diklasifikasikan berdasrkan posisi lidah dan bentuk bibir. Lidah juga memiliki dua posisi yaitu, oosisi vertikal dan horisontal. Pada posisi vertikal terdapat vokal tinggi, tengah, dan rendah. Posiai ini menentukan seberapa dekat artikulatoris aktif dan pasif. Kemudian posisi horisontal, terdapat vokal depan, pusat, dan belakang. Ada pula vokal bundar dan tak bundar, posisi ini mencakup bentuk bibir.
Berdasarkan titik artikulasi, Bahasa Indonesi memiliki P, B, M, W. Bunyi tersebut terjadi karena pertemuan bibir atas dan bibir bawah.
Posisi artikulasi :
-Bunyi Bilabial
-Bunyi Labiodental
-Bunyi Dental
-Bunyi Alfeolar
-Bunyi Palatal
-Bunyi Velar
-Bunyi Glotal
Pak, tolong buat konten tentang bunyi retrofleks
Terima kasih untuk saran kontennya. Segera yah...
Tugas Reviews
Stifler sangkoy
20091101023
fonasi dan kasifikasi bunyi vokal konsonan.
Proses terjadi bunyi bahasa (fonasi) di mulai dari udara yang di pompa keluar dari paru-paru melalui dari batang tenggorok ke pangkal tenggorok yang mana di dlamnya ada pita suara. Pita suara harus dalam posisi terbuka saat di keluarkan entah itu dari rongga mulut / rongga hidung.
Selanjutnya, udara yang dikeluarkan akan keluar entah dari rongga mulut (dapat di tentukan bunyi vokoid atau kontoid) atau rongga hidung. Bunyi vokoid / vokal (A,I,U,E,O,) terjadi karena tidak a hambatan sedangkan bunyi kontoid / konsonan mendapatkan hambatan dari alat ucap pasif maupun aktif.
Tugas Review
Deniks Gery Antou
20091101024
Bunyi bahasa ( Fonasi ) terjadi karena ada proses pemompaan udara keluar dari paru-paru melalui batang tenggorok ke pangkal tenggorok, yang di dalam nya terdapat terdapat pita suara. Agar udara bisa keluar, pita suara harus berada dalam posisi terbuka. Dari pita suara, udara bisa dikeluarkan melalui rongga mulut ataupun rongga hidung. Selain terbuka bunyi bahasa juga dapat dihasilkan dari seberapa lebar pita suara terbuka. Kemudian hambatan suara dibagi menjadi 4 Jenis :
- Terbuka Lebar ( Saat bernapas normal )
- Terbuka agak lebar ( bunyi tak bersuara/ Voiceless/ pita suara tak bergetar )
- Terbuka sedikit ( Bunyi bersuara/ Voice/Pita suara bergetar )
Tertutup Sama sekali ( bunyi Glotal )
° Kemudian udara yang dikeluarkan dari rongga mulut dan rongga hidung dapat ditentukan bunyi Vokoid & Kontoid. Bunyi Vokoid/Vokal ( a,i,u,e,o ) terjadi karena tidak ada hambatan sedangkan Kontoid/konsonan mendapat hambatan. Ada juga contoh bunyi kontoid r yang merupakan bunyi getar ( trill ) bersuara. Lalu bunyi kontoid w dan j yang merupakan bunyi luncuran bersuara dan lain-lain.
Tugas Review
Nama : Abriano Otniel Rintjap
NIM : 20091101008
Bunyi bahasa dapat terjadi karena udara yang dipompa keluar dari paru-paru untuk bisa sampai ke pita suara. Udara harus melewati pita suara supaya bisa memicu hambatan yang akan membantu proses terjadinya bunyi bahasa. Pita suara juga harus terbuka agar udara bisa keluar. Seberapa lebar pita suara itu terbuka, dapat mempengaruhi jenis bunyi bahasa yang keluar/terdengar.
Ada 4 jenis pita suara yaitu :
1. Pita suara terbuka lebar=posisi bernafas normal(tak bersuara)
2. Pita suara terbuka agak lebar=bunyi tak bersuara
3. Pita suara terbuka sedikit=bunyi bersuara
4. Pita suara tertutup sama sekali=bunyi hamsa
Kesimpulannya, bunyi bahasa hanya dapat terjadi pada 3 posisi pita suara, yaitu posisi 2-4.
Selanjutnya suara dari pita suara, akan dikeluarkan lewat rongga hudung atau mulut. Didalam rongga mulut juga kita akan menentukan antara bunyi vokoid dan kontoid.
Vokoid= vokal
Kontoid=konsonan
Didalam rongga mulut terdapat artikulatoris aktif dan pasif. Jadi apabila artikulatoris aktif menyentuh artikulatoris pasif maka terjadilah bunyi kontoid, dan apabila artikulatoris aktif tidak menyentuh artikulatoris pasif maka itulag yg disebut bunyi vokoid.
Ada 6 huruf vokal dlm Bahasa Indonesia yaitu, A, I, U, E, €, O.
Bunyi ini juga dapat diklasifikasikan berdasrkan posisi lidah dan bentuk bibir. Lidah juga memiliki dua posisi yaitu, oosisi vertikal dan horisontal. Pada posisi vertikal terdapat vokal tinggi, tengah, dan rendah. Posiai ini menentukan seberapa dekat artikulatoris aktif dan pasif. Kemudian posisi horisontal, terdapat vokal depan, pusat, dan belakang. Ada pula vokal bundar dan tak bundar, posisi ini mencakup bentuk bibir.
Berdasarkan titik artikulasi, Bahasa Indonesi memiliki P, B, M, W. Bunyi tersebut terjadi karena pertemuan bibir atas dan bibir bawah.
Bunyi bilabial. P, B,M, dan W
Labiodent. F, V,
Bunyi dental. T,
Bunyi alverolar. D, S, R, dan L
Bunyi palatal. C π , N, dan J
Bunyi velar. K, G,dan. €
Bunyi glotal ? Dan H,
Permisi, Pak. Izin bertanya. Bunyi hamzah itu yang seperti apa ya, Pak? Apakah seperti bunyi (') ? Terima kasih 🙏
Kak tolong didalam skema klasifikasi bunyi vokal ditambahkan semi tertutup, tertutup, terbuka, dan semi terbuka.
UTARI SUKIRNO
17091101025
Proses Fonasi dan klasifikasi bunyi vokal konsonan
Proses Fonasi : Proses terjadinya bunyi bahasa
Bunyi bahasa : terjadi dimulai dengan proses pemompaan udara keluar dari paru - paru melalui tenggorok ke pangkal tenggorok yang di dalamnya terdapat pita suara.
Supaya udara bisa keluar , pita suara harus berada dalam posisi terbuka. Dari pita suara, udara bisa dikeluarkan entah melalui rongga mulut ataupun rongga hidung.
Terkait Hambatan pada pita suara terdapat 4 posisi pita suara :
1. Terbuka lebar : tidak akan kedengaran suara apapun selain suara kita
2. Terbuka agak lebar : menghasilkan bunyi tak bersuara(voice less)
3. Terbuka sedikit : menghasilkan bunyi bersuara atau vhoice
4. Tertutup sama sekali : menghasilkan bunyi hamsa atau total stop
Bunyi vokoid dan kontoid membedakan ketika ada hambatan yg keluar dari rongga mulut
Dalam rongga mulut terdapat :
- Artikulator aktif
- Artikulator pasif
Nama : Santi Sandriana Rangian
Nim : 20091101011
Hasil review :
PROSES FONASI DAN KLASIFIKASI BUNYI
PROSES FONASI
Jadi proses terjadinya bunyi/Fonasi yaitu melalui pemompaan udara yang keluar dari paru-paru melalui batang tenggorok ke pangkal tenggorok, yang di dalamnya terdapat pita suara.
Dalam hal ini agar pita suara dapat keluar pita suara harus terbuka. Dan terdapat hambatan pada posisi pita suara.
Berkenaan dengan hambatan pada posisi pita suara ada beberapa posisi pita suara yaitu:
1. Pita suara terbuka (Bernafas secara normal).
2. Pita suara terbuka agak lebar (menghasilkan bunyi Tak bersuara).
3. Pita suara terbuka sedikit (menghasilkan bunyi bersuara).
4. Pita suara tertutup sama sekali (menghasilkan bunyi hamzah/glotal).
Dan kesimpulannya Bunyi Bahasa dapat terjadi pada pita suara pada posisi kedua Dan posisi keempat yang telah disebutkan di atas.
Kemudian proses terjadinya bunyi VOKAL yakni dihasilkan dengan bunyi pita suara yang terbuka sedikit, sehingga semua bunyi vokal dapat dikatakan sebagai bunyi bersuara (voice). Huruf vokal yakni a, i, u, e, dan o. Selanjutnya udara tersebut keluar melalui rongga mulut tanpa mengalami hambatan.
Contoh vokal bulat tertutup depan, Salah satu bunyi dari huruf u.
Selanjutnya proses terjadinya bunyi KONSONAN yakni bunyi konsonan terjadi setelah udara yang melewati pita suara mendapatkan hambatan pada posisi artikulasi tertentu.
Seperti bunyi bilabial, alveolar dental, glotal dll. Adapun jenis bunyi konsonan yakni bunyi hambat Tak bersuara p, t, k dll, bunyi hambat bersuara f, s, dan h, bunyi afrikatif bersuara Dan Tak bersuara dll.
Contoh Kita tidak bisa membunyikan huruf "b" jika kita dibantu oleh suara vokal. Huruf "b" ini berbunyi jika Kita tambahkan suara vokal "i" di belakangnya sehingga menjadi bi.
Dan dapat Kita temukan perberdaan antara bunyi vokal Dan bunyi konsonan yaitu
Bunyi vokal adalah bunyi yang tidak disertai hambatan pada alat biacara, hambatan hanya terdapat pada pita suara. Tidak terdapat artikulasi. Semua vokal dihasilkan dengan bergetarnya pita suara. Dengan demikian semua vokal adalah bunyi suara.
Sedangkan bunyi konsonan adalah bunyi yang dibentuk dengan menghambat arus udara pada sebagian alat bicara. Terdapat artikulasi. Konsonan bersuara adalah konsonan yang dihasilkan dengan bergetarnya pita suara, konsonan tidak bersuara adalah konsonan yang dihasilkan tanpa bergetarnya pita suara.
Pak, izin bertanya proses fonologi alamiah berdasarkan David Stampe itu yang seperti apa yaa?
Nama : Meychindy Riane Takaheghesang
Nim : 20091101010
Tugas : meriview video Fonologi : fonasi & klasifikasi vokal konsonan
A. Informasi video
Judul : proses fonasi & klasifikasi vokal konsonan
Pembuat video : Stevanie Humena
Di publik pada : 7 maret 2021
Suka : 16
Tidak suka : -
Durasi video : 14.15
Kategori video : pendidikan
B. Resensi video
Bunyi terjadi dimulai dengan proses pemompaan udara keluar dari paru" melalui batang tenggorok ke pangkal tenggorok , yang didalamnya terdapat pita suara. Supaya udara bisa keluar , pita suara harus berada dalam posisi terbuka . Dari pita suara , udara bisa dikeluarkan entah melalui rongga mulut ataupun rongga hidung.
Terdapat 4 posisi pita suara , yaitu :
1. Pita suara terbuka lebar (bernafas secara normal)
2. Pita suara terbuka agak lebar (menghasilkan bunyi tak bersuara)
3. Pita suara terbuka sedikit (menghasilkan bunyi bersuara)
4. Pita suara tertutup sama sekali (menghasilkan bunyi hamzah/glotalstop)
Dapat disimpulkan bahwa bunyi bahasa hanya terjadi pada pita suara terbuka agak lebar , sedikit terbuka dan podisi tertutup sama sekali. Posisi pita suara yang terbuka agak lebar disebut bunyi tak bersuara/voiceless , karena saat udara melewati pita suara dalam keaadaan tersebut tidak menyebabkan pita suara bergetar tetapi sebaliknya pita suara akan bergetar jika posisi pita suara dalam posisi terbuka sedikit saat udara melewati pita tersebut.
Pada rongga mulut akan ditentukan apakah bunyi yang dihasilkan itu merupakan bunyi vokoid atau bunyi kontoid.
Vokoid adalah bunyi vokal, dan kontoid adalah bunyi konsonan.
Cara membedakan bunyi kontoid dan bunyi vokoid adalah apakah udara yang keluar melalui rongga mulut tersebut mendapatkan hambatan atau tidak.
Jika artikulator aktif menyentuh salah satu artikulator pasif maka terjadilah bunyi kontoid atau bunyi konsonan. Sebaliknya jika artikulator pasif tidak dikenai artikulator aktif maka yang terjadi adalah bunyi vokoid atau bunyi vokal.
Berdasarkan tinggi rendahnya lidah dalam bahasa indonesia memiliki vokal tinggi I dan U , vokal tengah e,€ dan vokal rendah a.
Berdasarkan posisi lidah yang bergerak dalam bahasa indonesia terdapat vokal depan i dan e , vokal pusat € dan a , vokal belakang u dan o.
Berdasarkan bentuk mulut terdapat vokal tak bundar i , e , € dan a. Dan vokal bundar u dan o.
Bunyi konsonan atau bunyi kontoid terjadi karena adanya hambatan udara pada titik artikulasi tertentu yang melibatkan artikulator aktif dan artikulator pasif seperti bunyi bilabilal , labiodental , dental , alveolar , palatal , velar dan glotal.
Tugas Review
Nama:Euggine C.S Susanto
Nim:20091101019
Bunyi terjadi dimulai dengan proses pemompaan udara keluar dari paru-paru melalui batang tenggorok ke pangkal tenggorok,yang didalamnya terdapat pita suara.supaya udara bisa keluar,pita harus berada dalam posisi terbuka.Dari pita suara,udara bisa dikeluarkan entah melalui rongga mulut ataupun rongga hidung.
Ada 4 posisi pita suara yaitu:
1.pita suara terbuka lebar,bernafas secara normal
2.pita suara terbuka agak lebar,bunyi tak bersuara
3.pita suara terbuka sedikit,bunyi bersuara/voice/pita suara bergetar
4.pita suara tertutup,menghasilkan bunyi glota stop.
Dapat disimpulkan bahwa bunyi bahasa hanya terjadi pada pita suara pada posisi kedua hingga keempat.
setelah melewati pita suara udara yang hendak dikeluarkan akan melewati antara rongga mulut/rongga hidung.
Kemudian udara yang keluar dari rongga mulut / rongga hidung disebut bunyi vokoid dan kontoid.
Bunyi vokal (a,i,u,e,o) terjadi karena tidak ada hambatan sedangkan kontoid/konsonan mendapat hambatan.
Tugas review
Nama:nur baiti Izlamiyah
Nim. :20091101020
Fonologi :proses fonasi dan klasifikasi bunyi vokal konsonan
Fonasi atau proses bersuara adalah suatu proses dimana pita suara di tenggorokan menghasilkan bunyian vokal (a,i,u, e, o) dihasilkan dengan getaran pita suara, maka di sebut bunyi bersuara.Bunyi bahasa pada umumnya terjadi di mulai dengan proses pemompaan udara dari paru-paru melalui batang tenggorokan kepangkal tenggorok, yang didalamnya terdapat pita suara supaya udara bisa keluar,pita suara harus berada dalam posisi terbuka, berkenaan dengan bunyi bahasa udara yang keluar dari paru-paru harus mengalami hambatan pada pita suara agar bunyi bahasa bisa terjadi.
Terkait pada hambatan pita suara tersebut terdapat 4 pita suara, antara lain:
-terbuka lebar(posisi pernapasan secara normal)
-terbuka agak lebar (menghasilkan bunyi tak bersuara)
-terbuka sedikit (bunyi bersuara/voice)
- tertutup sama sekali (menghasilkan bunyi glota stop)
Pada rongga mulut akan ditentukan apakah bunyi yang dihasilkan tersebut vokoid atau kontoid.
Vokoid adalah bunyi vokal
Kontoid adalah bunyi konsonan
Cara membedakan bunyi konvoid dan kontoid adalah apakah udara yang dikeluarkan melalui rongga mulut tersebut mendapatkan hambatan atau tdk,jika artikulator aktif menyentuh salah-satu artikulator pasif maka terjadilah bunyi kontoid/bunyi konsonan, sebaliknya jika artikulator pasif tidak dikenai arti oleh artikulator aktif maka yang terjadi adalah bunyi fokoid/bunyi vokal.
Berdasarkan posisi lidah terdapat fertikal dan horisontal, posisi lidah secara vertikal terdapat, tinggi, tengah dan rendah.Posisi ini menggambarkan seberapa dekat artikulator beraktif lidah dan artikulator pasifnya , posisi lidah secara horisontal terdapat pangkal depan,pusat dan belakang, posisi ini merupakan posisi lidah Yg bergerak saat bunyi yang dihasilkan selanjutnya terdapat fokal bundar dan tak bundar
Tugas Me-review kembali Video tentang Fonologi yaitu Klasifikasi Bunyi berdasarkan ada atau tidaknya hambatan udara pada saat bunyi diproduksi dan bagaimana Proses Fonasinya.
Waraney Lumingkewas
20091101003
Proses fonasi disebut juga proses terjadinya bunyi bahasa dimulai dengan pemompaan udara keluar dari paru-paru melalui batang tenggorok ke pangkal tenggorok, yang didalamnya terdapat pita suara. Agar keluarnya udara, pita suara harus berada dalam posisi terbuka. Dari pita suara, udara bisa dikeluarkan entah melalui rongga mulut ataupun rongga hidung.
Pada kaitannya dengan bunyi bahasa, udara yang keluar dari paru-paru akan mengalami hambatan pada pita suara agar dapat terjadinya bunyi bahasa. Besar atau kecilnya pita suara yang terbuka, akan menentukan jenis bunyi bahasa tersebut. Atau hambatan udara pada pita suara berarti seberapa lebar pita suara itu terbuka. Terkait hambatan di pita suara tersebut, ada empat posisi pita suara yaitu pita suara terbuka lebar,terbuka agak lebar,sedikit terbuka dan tertutup sama sekali.
Selanjutnya, udara yang dikeluarkan akan lewat entah dari rongga mulut (dapat ditentukan bunyi vokoid/kontoid) atau rongga hidung. Cara membedakan bunyi vokoid dan kontoid adalah apakah udara yang keluar melalui rongga mulut tersebut mendapatkan hambatan atau tidak. Didalam rongga mulut terdapat artikulator aktif dan pasif. Dalam bahasa Indonesia terdapat enam buah bunyi vokal yaitu a,i,u,e,e dan o(bunyi-bunyi ini dihasilkan oleh udara yang tidak mengalami hambatan pada rongga mulut). Bunyi ini dapat dikelompokkan berdasarkan posisi lidah dan bentuk bibir. Terdapat vokal tinggi depan i,tinggi belakang u,tengah depan e,tengah pusat e,tengah belakang o dan rendah a. Berdasarkan pengelompokan ini, maka vokal tersebut dapat dinamai berdasarkan hasil pengelompokannya. Contohnya u adalah vokal tinggi,belakang,bundar,dll. Kemudian bunyi konsonan terjadi karena adanya hambatan udara pada titik-titik artikulasi tertentu serta melibatkan artikulator aktif dan pasif. Pada bunyi konsonan ada beberapa jenis seperti bunyi tak bersuara,lateral,afrikat,getar,dll.
Contoh bunyi konsonan c yaitu bunyi afrikat tak bersuara.
Tugas review
Nama: Destria Rifana Tahulending
Nim: 15091101001
Bunyi bahasa umumnya terjadi melalui proses pemompaan udara keluar dari paru-paru melalui batang tenggorok ke pangkal tenggorok, yang ada didalamnya terdapat pita suara. Pita suara harus berada dalam kondisi terbuka agar udara dapat keluar. Setelah melalui pita suara, udara diteruskan ke udara bebas, entah melalui rongga mulut atau rongga hidung.
Ada 4 hambatan pada posisi pita suara tersebut yakni;
1. Pita suara terbuka lebar (bernafas secara normal);
2. Pita suara terbuka agak lebar (menghasilkan bunyi tak bersuara);
3. Pita suara terbuka sedikit (menghasilkan bunyi bersuara);
4. Pita suara tertutup sama sekali(menghasilkan bunyi hamzah/glotal).
Dapat disimpulkan bahwa bunyi bahasa hanya terjadi pada pita suara pada posisi trrbuka, agak lebar, dan posisi tertutup sama sekali. Posisi pita suara terbuka agak lebar disebut bunyi tak bersuara/voiceless, karena saat udara melewati pita suara dalam keadaan tersebut tidak menyebabkan pita suara bergetar tetapi sebaliknya pita suara akan bergetar jika posisi pita suara dalam posisi terbuka sedikit saat udara melewati pita tersebut.
Selanjutnya udara yang akan keluar entah dari rongga mulut (dapat ditentukan bunyi vokoid atau konoid) atau rongga hidung. Bunyi vokoid vokal (a,i,u,e,o) terjadi karena tidak ada hambatan, sedangkan bunyi konoid/konsonan mendapatkan hambatan dari alat ucap pasif maupun aktif seperti bunyi bilabial,dental,velar dll.
Review fonologi
Nama:Rindi Charlies Lamunde
Nim : 20091101017
Proses fonasi bunyi bahasa dan klasifikasi vokal-konsonan
Proses fonasi dapat dikatakan sebagai proses terjadinya bunyi bahasa .pada umumnya terjadi melalui proses pemompaan udara yangg keluar dari paru" melalui batang tenggorok ke pangkal tenggorok yang didalamnya terdapat pita suara. Supaya pita suara bisa keluar, pita suara harus dalam posisi terbuka, Dan merupakan jalan satu-satunya udara, Untuk bisa keluar, entah melalui rongga mulut atau rongga hidung.
Selain pita suara harus terbuka bunyi bahasa juga dapat dihasilkan dari pita suara yang terdapat hambatan udara atau seberapa lebar pita suara terbuka .hamabatan udara dapat dikelompokan menjadi 4 :
Yang pertama, posisi terbuka lebar atau saat bernafas dengan normal
Yang kedua posisi agak lebar yaitu bunyi tidak bersuara,atau suara tidak bergetar
Yang ketiga posisi terbuka sedikit yaitu bunyi bersuara atau pita suara bergetar
Dan yang keempat bagian terakhir tertutup sama sekali adalah bunyi glotal stop.maka dapat disimpulkan bahwa bunyi bahasa hanya terjadi pada pita suara pada posisi kedua hingga keeempat, yakni posisi terbuka agak lebar, sedikit terbuka dan posisi tertutup sama sekali. Posisi pita suara yang terbuka agak lebar disebut bunyi tak bersuara, Karena saat udara melewati pita suara dalam keadaan tersebut ,tidak menyebabkan pita suara bergetar, sebalikanya pita suara akan bergetar jika posisi pita suara dalam posis terbuka sedikit.
Selanjutny udara, yg dikeluarkan akan keluar melalui rongga mulut .didalam rongga mulut terdapat artikulator aktif dan pasif seperti yang sudah dijelaskan di video sebelumnya .terdapat dua bunyi yaitu bunyi kovoid Dan kontodi.bunyi ini terjadi Karena tidak ada hambatan. Sedangkan bunyi kontoid mendapatkan hambatan dari alat ucap pasif maupun aktif.
Dalam bahasa Indonesian tedapat vokal tinggi I dan u. Vokal tengah e, € dan o, dan vokal rendah a. Berdasarkan posisi lidah yang bergerak terdapat vokal depan I dan e, belakang u dan o. Dan vokal tak bundar I ,e, € dan a vokal bundar u dan o. Berdasarkan semua klasifikasi tersebut dapat kita ambil contoh ,I adalah vokal tinggi depan tak bundar.sedangkan bunyi kontoid terjadi Karena adanya hambatan oleh alat ucap pasif maupun aktif seperti bunyi bilabial,velar,alvoelar,dan skinny's seperti yang telah dijelaskan pada video sebelumnya. Dalam bunyi kontoid atau bunyi konsonan terdapat jenis bunyi seperti :bunyi hambatan bersuara, bunyi tak bersuara, afrikat, lateral, nasal, luncurkan, dan getaran.
Kemudian contoh bunyi kintoid/konsonan yang perupakan bunyi getar bersuara bersuara ,bunyi kontoid/konsonan W Dan J Merupakan bunyi luncurkan Bersuara.dan lain-lain.
Nama : andrea Rafael Polla
NIM : 2009110108
REVIEW VIDEO
judul : fonasi & klasifikasi vokal konsonan
Durasi video : 14(menit) : 15(detik)
Penonton : 195 (sampai saat ini "12 : 06")
ULASAN VIDEO
Keunggulan
Keunggulan dari video ini, penjelasan materi yang baik dan dan jelas.
Masukan
Untuk masukan, buat opening videonya lebih menarik sehingga banyak orang yang menonton video dari channel ini.
Boleh bisa ditambahkan tulisan peta konsep untuk catatan referensi
Terima kasih atas sarannya.
Makhraj huruf atau tempat keluarkan huruf Arab bisa dijelaskan dengan keilmuan ini
gituh boi
Tugas : review
Nama: keekaso nirigi
Nim: 18091101021
Fonologi : sebenarnya alat-alat yang digunakan untuk menghasilkan bunyi- bunyi bahasa ini mempunyai fungsi utama lain yang bersifat fisiologis misalnya paru-paru untuk bernafas lidah untuk mencecap dan gigi untuk mengunyah namun alat-alat itu secara linguistik digunakan untuk menghasilkan bunyi-bunyi bahasa sewaktu berujar
Fonasi atau bersuara adalah suatu proses dimana pita suara di tenggorokan menghasilkan bunyi dengan atau tanpa suara vokal (a.i.u.e.o.) dihasilkan dengan getaran pita suara maka sebut bunyian bersuara
Berdasarkan frekuensinya klasifikasi bunyi meliputi infrasonik audusonik ultrasonik , infrasonik adalah gelombang bunyi dengan frekuensi getaran
Vokal adalah fonem yang dihasilkan dengan menggerakkan udara keluar tanpa rintangan huruf vokal terdiri atas (a.i.u.e.dan o.) Huruf vokal sering pula disebut huruf konsonan adalah fonem yang dihasilkan dengan menggerakkan udara keluar dengan rintangan
Jika artikulator aktif menyentuh salah artikulator pasif maka terjadilah bunyi kontoid atau bunyi konsonan sebaliknya jika artikulator pasif tidak kenal artikulator aktif maka yang terjadi bunyi vokoid atau bunyi vokal
Bunyi bilabial. P, b,m, dan w
Labiodent. F, v,
Bunyi dental. T,
Bunyi alverolar. D, s, r, dan L
Bunyi palatal. C π , n, dan j
Bunyi velar. K, g,dan. €
Bunyi glotal ? Dan h,
Mohon maaf salah kata
Tugas review ni
Selamat siang mner
Tugas review
Nama: Zahra Fadhilah Raihani Mantau
NIM: 20091101004
PROSES FONASI DAN KLASIFIKASI BUNYI VOKAL DAN KONSONAN
Proses fonasi dapat dikatakan sebagai proses terjadinya bunyi bahasa. Bunyi bahasa terjadi dimulai dengan proses pemompaan udara keluar dari paru-paru melalu batang tenggorok ke pangkal tenggorok, yang di dalamnya terdapat pita suara. Supaya udara bisa keluar, pita suara harus berada dalam posisi terbuka. Dari pita suara, suara dapat dikeluarkan baik melalui rongga hidung maupun rongga mulut.
Berkenaan dengan bunyi bahasa, udara yang keluar dari paru-paru harus mengalami hambatan pada pita suara agar bunyi bahasa bisa terjadi. Agar udara bisa keluar, pita suara harus terbuka. Namun, besar kecilnya pita suara yang terbuka akan menentukan jenis bunyi bahasa tersebut. Dengan kata lain, hamabtan udara pada pita suara berkenaan dengan berapa lebar pita suara itu terbuka. Berkaitan dengan hambatan pada pita suara tersebut, terdapat empat posisi pita suara, yaitu :
1. Posisi pita suara terbuka lebar, yang merupakan posisi bernapas secara normal, artinya ketika pita suara terbuka lebar, kita tidak akan mendengar suara apapun selain suara napas kita
2. Posisi pita suara terbuka agak lebar, yang menghasilkan bunyi tak bersuara atau voiceless
3. Posisi pita suara terbuka sedikit, yang menghasilkn bunyi berrsuara atau voice
4. Posisi pita suara tertutup sama sekali yang menghasilkan bunyi hamzah atau glottal stop.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bunyi bahasa hanya terjadi pada pita suara posisi kedua, ketiga hingga keempat. Posisi pita suara agak lebar disebut bunyi tak bersuara/voiceless. Disebut demikian karena ketika udara melewati pita suara dalam keadaan terbuka agak lebar. Hal ini tidak menyebabkan pita suara bergetar. Sebaliknya, pita suara akan bergetar jika pita suara dalam posisi terbuka sedikit. Selanjutnya, pita suara yang posisinya tertutup sama sekali, udara tidak bisa melewati pita suara tersebut, tetapi bunyi bahasa yang tertahan di situ akan menghasilkan bunyi hamzah atau glottal stop. Kesimpulannya adalah berdasarkan hambatan pada pita suara, terdapat 4 posisi pada pita suara yaitu posisi pita suara terbuka lebar, terbuka agak lebar, terbuka sedikit, dan tertutup sama sekali.
Selanjutnya, setelah melewati pita suara, udara yang akan keluar dapat melewati rongga hidung atau rongga mulut. Di dalam rongga mulut akan ditentukan apakah bunyi bahasa yang dihasilkan berupa bunyi vokoid atau kontoid. Vokoid adaalah bunyi vokal dan kontoid adalah bunyi konsonan. Bagaimana cara membedakan bunyi vokoid dan kontoid? Caranya yaitu dengan melihat apakah udara yang keluar dari rongga mulut mendapat hambatan atau tidak. Bagaimana cara kita meerasakan bahwa udara yang keluar dari rongga mulut itu mengalami hambatan atau tidak? Di dalam rongga mulut terdapat artikulator aktif dan artikulator pasif. Artikulator aktif adalah alat ucap yang bergerak yakni setiap bagian lidah dari pangkal hingga ujung lidah (atau dorsal hingga apikal), bibir bawah (labial). Sementara gigi, gusi, bibir atas, langit-langit keras dan lunak, anak tekak merupakan artikulator pasif atau artikulator yang didekati oleh artikulator aktif. Jika artikulator aktif menyentuh salah satu artikulator pasif maka terjadi bunyi kontoid atau konsonan. Sebaliknya jika artikulator pasif tidak dikenai oleh artikulator aktif maka terjadilah bunyi vokoid atau vokal. Dalam bahasa Indonesia terdapat 6 bunyi vokal yaitu: a, i, u, e, o. bunyi-bunyi ini dihasilkan dari udara yang tidak mengalami hambatan dalam rongga mulut. Selanjutnya bunyi vokal dapat diklasifikasikan berdasarkan posisi lidah dan bentuk bibir. Berdasarkan posisi lidah terdapat posisi vertikal dan horizontal. Pada posisi lidah vertikal terdapat vokal tinggi, rendah dan tengah. Sementara posisi lidah horizontal terdapat vokal depan, pusat dan belakang.
Kemudian bunyi konsonan/kontoid terjadi karena ada hambatan udara pada titik-titik artikulasi tertentu yang melibatkan artikulator aktif dan pasif. Berdasarkan titik artikulasi, bahasa Indonesia memiliki bunyi bilabial, bunyi dental, bunyi labiodental, bunyi alveolar, bunyi palatal, bunyi velar dan bunyi glottal
kaa bunyi hamzah atau glotal stop itu apa?
Bunyi yang diproduksi dari celah pita suara. Misalnya bunyi di antara silabel sa- dan -at pada kata [saat]. Terima kasih. Semoga membantu.
Tugas review
Marsel Dumais
20091101016
Fonologi : Klasifikasi bunyi berdasarkan ada atau tidak adanya hambatan udara saat bunyi diproduksi serta proses fonasi
Proses terjadinya bunyi bahasa (fonasi) adalah dimulai dengan proses pemompaan udara keluar dari paru-paru melalui batang tenggorok ke pangkal tenggorok,yang didalamnya terdapat pita suara.Supaya udara bisa keluar,pita suara harus berada dalam posisi terbuka yang dikeluarkan melalui rongga mulut ataupun rongga hidung.
Berkenaan dengan bunyi bahasa,udara yang keluar dari paru-paru harus mengalami hambatan pada pita suara agar bunyi bahasa bisa terjadi.Besar kecilnya pita suara yang terbuka akan menentukan jenis bunyi bahasa.hambatan udara pada pita suara berkenaan dengan seberapa lebar pita suara itu terbuka.
Hambatan suara dibagi menjadi 4 posisi (jenis) pita suara antara lain :
1.Pita Suara terbuka lebar (bernafas secara normal) ;
2.Pita suara terbuka agak lebar (menghasilkan bunyi tak bersuara) ;
3.Pita suara terbuka sedikit (menghasilkan bunyi bersuara) ;
4.Pita suara tertutup sama sekali (menghasilkan bunyi hamzah/glotal).
Proses fonasi terjadi melalui udara yang dikeluarkan melalui rongga mulut (ditentukan oleh bunyi vokoid atau kontoid) atau rongga hidung.Jika artikulator aktif menyentuh salah satu artikulator pasif,maka terjadilah bunyi kontoid atau bunyi konsonan.Sebaliknya jika artikulator pasif tidak dekenai artikulator aktif,maka yang terjadi adalah bunyi vokoid atau bunyi vokal.
Dalam bahasa Indonesia,memiliki vokal tinggi i dan u,vokal tengah e,€,dan o,vokal rendah a.Kemudian berdasarkan posisi lidah yang bergerak terdapat vokal depan i dan e,pusat € dan a,dan belakang u dan o.Berdasarkan bentuk mulut terdapat vokal tak bundar i,e,€,a dan vokal bundar u dan o.
Berdasarkan klasifikasi-klasifikasi tersebut maka vokal dapat dinamai berdasarkan:
/i/ adalah vokal tinggi, depan, tak bundar;
/u/ adalah vokal tinggi, belakang, bundar;
/e/ adalah vokal depan, tengah, tak bundar;
/€/ adalah vokal tengah, pusat, tak bundar;
/o/ adalah vokal belakang, tengah bundar;
/a/ adalah vokal depan rendah tak bundar,dll.
Kemudian bunyi konsonan/kontoid terjadi karena ada hambatan udara pada alat ucap artikulator aktif atau artikulator pasif seperti bunyi bilabial,labiodental,dental,alveolar dll.Dalam bunyi konsonan/kontoid terdapat bunyi hambat bersuara,hambat tak bersuara,frikatif bersuara, frikatif tak bersuara,afrikat bersuara,afrikat tak bersuara,lateral bersuara,nasal bersuara,luncuran bersuara,dan getar bersuara.contoh bunyi b dan d yang merupakan bunyi hambat bersuara,bunyi v dan g yang merupakan bunyi frikatif bersuara dll.
Tugas review
Nama: Zahra Fadhilah Raihani Mantau
NIM: 20091101004
PROSES FONASI DAN KLASIFIKASI BUNYI VOKAL DAN KONSONAN
Proses fonasi dapat dikatakan sebagai proses terjadinya bunyi bahasa. Bunyi bahasa terjadi dimulai dengan proses pemompaan udara keluar dari paru-paru melalu batang tenggorok ke pangkal tenggorok, yang di dalamnya terdapat pita suara. Supaya udara bisa keluar, pita suara harus berada dalam posisi terbuka. Dari pita suara, suara dapat dikeluarkan baik melalui rongga hidung maupun rongga mulut.
Berkenaan dengan bunyi bahasa, udara yang keluar dari paru-paru harus mengalami hambatan pada pita suara agar bunyi bahasa bisa terjadi. Agar udara bisa keluar, pita suara harus terbuka. Namun, besar kecilnya pita suara yang terbuka akan menentukan jenis bunyi bahasa tersebut. Dengan kata lain, hamabtan udara pada pita suara berkenaan dengan berapa lebar pita suara itu terbuka. Berkaitan dengan hambatan pada pita suara tersebut, terdapat empat posisi pita suara, yaitu :
1. Posisi pita suara terbuka lebar, yang merupakan posisi bernapas secara normal, artinya ketika pita suara terbuka lebar, kita tidak akan mendengar suara apapun selain suara napas kita
2. Posisi pita suara terbuka agak lebar, yang menghasilkan bunyi tak bersuara atau voiceless
3. Posisi pita suara terbuka sedikit, yang menghasilkn bunyi berrsuara atau voice
4. Posisi pita suara tertutup sama sekali yang menghasilkan bunyi hamzah atau glottal stop.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bunyi bahasa hanya terjadi pada pita suara posisi kedua, ketiga hingga keempat. Posisi pita suara agak lebar disebut bunyi tak bersuara/voiceless. Disebut demikian karena ketika udara melewati pita suara dalam keadaan terbuka agak lebar. Hal ini tidak menyebabkan pita suara bergetar. Sebaliknya, pita suara akan bergetar jika pita suara dalam posisi terbuka sedikit. Selanjutnya, pita suara yang posisinya tertutup sama sekali, udara tidak bisa melewati pita suara tersebut, tetapi bunyi bahasa yang tertahan di situ akan menghasilkan bunyi hamzah atau glottal stop. Kesimpulannya adalah berdasarkan hambatan pada pita suara, terdapat 4 posisi pada pita suara yaitu posisi pita suara terbuka lebar, terbuka agak lebar, terbuka sedikit, dan tertutup sama sekali.
Selanjutnya, setelah melewati pita suara, udara yang akan keluar dapat melewati rongga hidung atau rongga mulut. Di dalam rongga mulut akan ditentukan apakah bunyi bahasa yang dihasilkan berupa bunyi vokoid atau kontoid. Vokoid adaalah bunyi vokal dan kontoid adalah bunyi konsonan. Bagaimana cara membedakan bunyi vokoid dan kontoid? Caranya yaitu dengan melihat apakah udara yang keluar dari rongga mulut mendapat hambatan atau tidak. Bagaimana cara kita meerasakan bahwa udara yang keluar dari rongga mulut itu mengalami hambatan atau tidak? Di dalam rongga mulut terdapat artikulator aktif dan artikulator pasif. Artikulator aktif adalah alat ucap yang bergerak yakni setiap bagian lidah dari pangkal hingga ujung lidah (atau dorsal hingga apikal), bibir bawah (labial). Sementara gigi, gusi, bibir atas, langit-langit keras dan lunak, anak tekak merupakan artikulator pasif atau artikulator yang didekati oleh artikulator aktif. Jika artikulator aktif menyentuh salah satu artikulator pasif maka terjadi bunyi kontoid atau konsonan. Sebaliknya jika artikulator pasif tidak dikenai oleh artikulator aktif maka terjadilah bunyi vokoid atau vokal. Dalam bahasa Indonesia terdapat 6 bunyi vokal yaitu: a, i, u, e, o. bunyi-bunyi ini dihasilkan dari udara yang tidak mengalami hambatan dalam rongga mulut. Selanjutnya bunyi vokal dapat diklasifikasikan berdasarkan posisi lidah dan bentuk bibir. Berdasarkan posisi lidah terdapat posisi vertikal dan horizontal. Pada posisi lidah vertikal terdapat vokal tinggi, rendah dan tengah. Sementara posisi lidah horizontal terdapat vokal depan, pusat dan belakang.
Kemudian bunyi konsonan/kontoid terjadi karena ada hambatan udara pada titik-titik artikulasi tertentu yang melibatkan artikulator aktif dan pasif. Berdasarkan titik artikulasi, bahasa Indonesia memiliki bunyi bilabial, bunyi dental, bunyi labiodental, bunyi alveolar, bunyi palatal, bunyi velar dan bunyi glottal