Hey Anak Muda, Jangan Takut Bertani! | Enaknya Diobrolin

แชร์
ฝัง
  • เผยแพร่เมื่อ 2 ก.พ. 2025

ความคิดเห็น • 27

  • @NarasiNewsroom
    @NarasiNewsroom  2 ปีที่แล้ว +4

    Kamu juga bisa tonton Enaknya Diobrolin episode “Bertani Keren, Penghasilan Beken” di www.narasi.tv atau klik bit.ly/3Wfvv9S

  • @odhietajesse3795
    @odhietajesse3795 2 ปีที่แล้ว +6

    Bukan takut bertani tapi melihat realitas di lapangan. pupuk dan obat mahal, upah buruh tinggi. Sementara harga komoditas tidak stabil. Bertani seperti berjudi

  • @Ynotsaw_media
    @Ynotsaw_media 2 ปีที่แล้ว +5

    Saya 19 tahun bertani dari lulus SMK, tertarik bertani karena mayoritas masyarakat disini petani. Karena saya penasaran kenapa masyarakat petani ini banyak sekali yang belum sejahtera, seiring berjalanya waktu banyak sekali keresahan tentang pertanian. Mulai dari sistem dan lain lain. Budaya bertani kolot tentu di era modern ini akan jauh kurang maksimal, petani terutama petani desa yang masih di dominasi orang orang tua, Dan bukan tidak mungkin nanti anak muda akan jadi penerusnya, yang kami butuhin itu sistem pertanian modern . Salah satunya yang sedang saya geluti yaitu mitra pertanian.

  • @sukrimulia9769
    @sukrimulia9769 2 ปีที่แล้ว +4

    Seandainya negara memfasilitasi memberi tanah untuk petani muda insyaallah pasti kami yg muda akan melaksanakannya

    • @saepuloh475
      @saepuloh475 10 หลายเดือนก่อน

      Tidak hanya tanah tapi jaminan dari pemerintah karena pertanian itu rentan kegagalan jika masih awal awal.

  • @fushigiluffy
    @fushigiluffy 2 ปีที่แล้ว +3

    Petani yang diundang dimedia, jarang sekali yang bertani padi. Dikampungku petani rata2 padi dan sawahnya gak seberapa. Jadi meskipun mereka bertani ujung2nya tetap harus kerja bangunan dll karena tidak seberapa, tapi klo semua menanam sayur padinya gimana? Dan nanam padi harus kotor2an. Makanya gk mau anaknya klo hanya petani karena sawahnya gk mungkin buat mencukupi.

  • @yulian4190
    @yulian4190 2 ปีที่แล้ว +2

    Seandainya pemerintah membentuk badan sebagai penyaluran hasil tani, dari petani ke pasar. Sehingga tidak ada lagi tengkulak

  • @kundaime3925
    @kundaime3925 2 ปีที่แล้ว +5

    Jangan takut bertani, takutlah kepada tengkulak 🫢

  • @ikewika9748
    @ikewika9748 2 ปีที่แล้ว +2

    Pendekatan yg kurang tepat d bidang pertanian, petani kita mayoritas low modal, hanya akan menguntungkan sangat sadikit petani dan yg bisa mengakses hanya petani modal besar,,selanjutnya secara sosial menciptakan kesenjangan sosial dalam masyarakat pertanian..sebaiknya localization pertanian dari pada globalization pertanian,,

  • @yudhaarif7818
    @yudhaarif7818 2 ปีที่แล้ว +2

    Tolong bimbing para petani agar dapat kembali bertani organik, karena tanah kami sudah terlalu sakit dengan pupuk kimia

  • @aadamstory
    @aadamstory 2 ปีที่แล้ว +1

    Lahan pertanian itu luas. Cuma sudah dimiliki coporate besar biasanya

  • @insomnia0140
    @insomnia0140 2 ปีที่แล้ว +1

    Bukanya takut tapi realita di lapangan gak semudah omongan influencer pertanian, dari yg paling dasar:
    1. Definisi "petani" itu punya luas minimum tanah pertanian sesuai peraturan perundang undangan itu 2 hektar anak muda mana ada duit buat beli tanah segitu kecuali ortunya tajir mampus, yg orang tuanya petani aja kadang tanahnya masih di bawah luas minimum dan gak bakal ngasih anaknya buat ngelola sebelum dia meninggal.
    2. Harga pupuk mahal & langka sekalinya ada yg murah itu abal abal, kalaupun mau organik biaya produksinya bisa 3 kali lipat lebih mahal sedangkan konsumen maunya produk pertanian murah.
    3. Harga produk pertanian selalu di intervensi semua maunya murah.
    4. Banyak oknum, pungli, dll.
    5. Mau berinovasi tapi dari tetangga sampai perangkat desa bisa ngomel ngomel kalau pengelolaan pertanianya beda sama warga warga lain.
    6. Jalan produksi & distribusi ancur bukan main.

  • @IndraAdiGunawan
    @IndraAdiGunawan 2 ปีที่แล้ว +2

    atut ah bertani.. pupuk mahal.. terus cuaca kadang buruk. walaupun udah panen harga anjlok.. apalagi pemerintah suka impor2 produk pertanian.. minggu ini aja pemerintah mau import beras mau gimana nasib petani kalau begini.

  • @TheStephanieDiary
    @TheStephanieDiary 2 ปีที่แล้ว +3

    Bkn masalah takut jd petani / malu. Tp kan kudu itung" an duid. Pas panen harga trun ampe diitung" cmn balik modal ya kerja keras cape doank.contoh 3 4 bulan kerja modal 6 jt. Panen cmn dapet 7 jt.
    1jt buat 3 4 bulan ya gimana yah

  • @ydnafrm
    @ydnafrm 2 ปีที่แล้ว +1

    JANGAN LANGSUNG TERJUN KE PERTANIAN!
    SELAGI RISET DAN PLANNING KALIAN MASIH BELUM MUMPUNI. JANGAN TERPENGARUH SMART FARMING YANG BISA MENAMBAH POTENSI HASIL KARENA SISTEM DI NEGARA INI MASIH DIKENDALIKAN "PASAR" YANG DIDALAMNYA BANYAK SPEKULAN, INGAT PERTANIAN INI KUE YANG BESAR YANG BANYAK YANG MINTA UNTUK KEBAGIAN JATAH.

  • @umarbuana5873
    @umarbuana5873 2 ปีที่แล้ว +1

    Yang saya alami kebayakan petani di indonesia biaya produksi terlalu tinggi hasilnya tidak sesuai
    Maka gak heran anak muda meninggalkan sektor pertanian

  • @RYNSTUDIO
    @RYNSTUDIO 2 ปีที่แล้ว

    Keren sekali semangat petani 🔥

  • @yukiryu8530
    @yukiryu8530 2 ปีที่แล้ว +3

    Bukannya takut, masalahnya banyak yg diperlukan seperti ilmu pertanian (seperti langkah²nya, tanaman apa yg cocok untuk musim tertentu atau semua musim, bagaimana pertanian dengan lahan terbatas maupun bertani dengan teknologi, dan masih banyak yg lainnya), dan yg kedua tentunya ekonomi (modal yg dibutuhkan, bagaimana mengelola keuangan dari modal, keuntungan, kebutuhan hidup sehari-hari, dll) dan yg pada intinya semuanya akan menjadi kompleks tanpa dukungan yg pasti, atau kejelasan apa saja yg dilakukan untuk memulai bertani bagi yg ingin bertani yg tidak memiliki ilmunya. Permasalahan lainnya ada penjualan maupun distribusi hasil pertanian.
    Saya sangat ingin mencoba bertani dengan teknologi, dengan keadaan tempat terbatas, dan ekonomi terbatas (ekonomi saya kecil soalnya 😂), tapi apa saja tahapannya dan dana awal yg diperlukan untuk pertanian skala kecil tsb berapa?

  • @meriicover3214
    @meriicover3214 2 ปีที่แล้ว

    Jaya selalu pertanian

  • @wahdinikhairunnisa5832
    @wahdinikhairunnisa5832 2 ปีที่แล้ว +2

    Keren niih bahasannya😍

  • @radensamsudin8493
    @radensamsudin8493 2 ปีที่แล้ว +4

    Lebih takut tengkulak,,,

  • @teguhutomo6531
    @teguhutomo6531 2 ปีที่แล้ว +1

    Motivasi ini bagus tapi ,,,
    Nar sum nya yg udah sukses dan punya lahan banyak
    Yaaah g jadi termotivaasi aku.

  • @kampretkau7163
    @kampretkau7163 2 ปีที่แล้ว +2

    Anak petani pada pilih jadi pegawai lebih enak punya gaji lebih banyak drpd jadi petani.

  • @asikinstory3089
    @asikinstory3089 ปีที่แล้ว

    Tidak segampang itu ferguso,, kgk usahlah sok2an koar2 inovasi ini dan itu di pertanian...
    Nih logika asli di lapangan ye,, ketika panen standar 1ton dengan harga rata2 di petani 5.000 rupiah maka uang yg di dapat 5juta rupiah,, masuk inovasi pertanian, lalu panen bisa naik 2x lipat maka harga rata2 langsung jatuh ke 2.500 dan uang yg didapat sama aja 5juta rupiah, begitupun kelipatan selanjutnya..
    Jadi kalau menurut gw untuk step awal, petani2 di indo itu di biarin sebebas2nya gk perlu diurus biarin mereka berfikir dan berkembang sendiri. Makanya, jujur gw kgk setuju adanya subsidi pupuk dll. Maupun Bulog ataupun BUMN pertanian lainnya karena hal ini terkesan mengekang bahkan memanjakan petani,,
    lebih baik pemerintah terfokus nya ke UMKM yg berhubungan langsung langsung dengan hasil pertanian dari dalam negri.. sehingga jika UMKM maju dan berkembang otomatis hasil pertanian terserap penuh dan juga ekonomi di indonesia jauh berkembang bahkan menyerap tenaga kerja juga. Sedangkan di pertanian akan tercipta daya tawar, dan mendapatkan posisi dengan sendirinya..

  • @mariaratnawati9207
    @mariaratnawati9207 2 หลายเดือนก่อน

    Bisa minta kontak Bpk Indra

  • @ridhobaihaqi144
    @ridhobaihaqi144 2 ปีที่แล้ว

    Nope, sorry aja. Kalo pertaniannya kaya di negara2 maju, baru gue mau.

  • @solusi_ruang
    @solusi_ruang 2 ปีที่แล้ว

    SEANDAINYA GENJE DI LEGALKAN... PASTI BANYAK ANAK MUDA YANG MAU BERTANI...#koplak