Sepanjang "publikasi" di youtube, ini video terbaik pak dosen. Menggunakan konsep dasar termasuk melibatkan "tausiyah" filsuf besar Sokrates: Definisi, namun tetap sangat analitik dan tetap "menjaga jarak" dengan "objek" (studi) atau dengan kata lain, menghindari dari subjektivitas pengkaji. Bravo !
@PAINTINGEXPLORER mungkin bisa dibuat video khusus tentang Seni dan Politik (atau sebaliknya Seni dan A-politik) pak dosen. Tapi tentu dengan penyajian semi-populer atau semi-ilmiah agar tak terlalu "berat" seperti sidang disertasi atau tesis. Oia, di kampus Science Po - Paris, ada program master (s2) Seni dan Politik. Di ISI Yogya adakah? Ada peluang dibuka?
Tampak sangat berhati-hati pemaparan nya ya pak... Memang antara pak yos dan pak warno keduanya sudah berkecimpung didunia seni sejak lama... Tapi kalo melihat karya nya saya setuju kalau beberapa karyanya sudah keluar dari tema dan malah memojokan pak warno kalo terus dilanjutkan... Kalo pak yos terus membahas profesionalisme harusnya lihat juga posisi pak warno sebagai kurator... Menurut saya begitu, tidak boleh kita egois apalagi mau masuk galeri nasional...
Saya bukan pelukisa tapi fotografer yg suka dengan lukisan. Menurut saya banyak hal setengah2 dalam polemik ini. Serba abu2 dan terdistorsi oleh Like-and-dislike ke pemerintahan pasca pilpres 2014. Pelukis mengatakan ini bukan politik dan bukan merujuk pada seseorang. Akan tetapi minimal semua org di dalam hati pasti mengakui itu adalah sosok Jokowi. Jka ini kritik, sudah jelas telat sbb Jokowi tidak lagi di pemerintahan. Sementara, beberapa persen org awam menganggap ini ditujukan ke Jokowi. Tapi beberapa org yg sama mencari aman dengan mengatakan "itu bukan Jokowi" tapi sosok tertentu yg dikatakan rakus, otoriter dll. Bukan juga Prabowo karena secara visual berbeda penampilannya. Jadi ini serba malu, serba tanggung, serba abu2, akhirnya useless, tapi lucunya memaksakan diri. Kalau saya adalah Yos, saya akan lebih tepat bikin memori represif saat dia sbg korban Malari dan diasingkan. Lebih kuat karena dalam masa itulah dia mengalami byk cerita yg pantas divisualkan. Tapi mungkin dia lebih memilih Jokowi sbb lebih pada Like and dislike. Hal yg byk saya temui ketidaksenangkan ke seseorang tanpa sebab tertentu yg akhirnya dibuat hiperbola. Konflik beliau dgn kurator pun akhirnya seperti 'dinikmati' Yos sbg keberhasilan dia menjadi sorotan netizen. Bahwa dia tidak perlu terus terang ke publik bahwa ini bukan di-bredel tapi konflik internal karena kali inilah dia sbg seniman dikenal setelah 50 th. :)
Jangan tutup mata Jangan buta hati Jangan budek Jangan mati rasa Jangan bebal Pada hakekatnya rezim saat ini adalah periode ketiga Kalo masih buta juga Ya terserah Itulah pilihan sadar seseorang Yang tidak pernah sadar
ini masalah teknis perhelatan karya seni lukis, bukan politik dll. Jadi untuk menggelar pameran lukisan itu harus ada 3 pihak, 1. pelukis sebagai yg punya barang, 2. Pihak galeri sebagai tempat hajatan. 3. kurator yg secara sederhana sebagai penilai dan sbg pagkaging/mengemas pemeran lukisan untuk publik Kurator ditunjuk oleh Galeri. juga bisa oleh Galeri dan Pelukis. Tetapi Pelukis biasanya tidak bisa menunjuk sendiri, atau menjadi kurator lukisannya sendiri, krn akan subyektif. kecuali jika diselenggarakan pameran dirumahnya dan galeri milik pelukis sendiri. KETIGA PARA PIHAK ini harus membuat MOU/kesepakat sebelumnya dan harus sepakat pada pelaksanaannya. Jika ada pihak yg tidak sepakat , berarti pihak geleri tidak bisa membuka/menyelenggarakan pameran. Pada kasus ini kurator merasa kurasinya tidak dilaksanakan oleh pelukis. Sehingga kurator dan pelukis tidak sepakat. Makanya pihak galeri tidak bisa melaksanakan pameran. Pelukis seharusnya tidak boleh memaksakan arti atau nilai seni kepada orang lain, krn seni itu kebebasan. Kurator berhak menilai karena ini tugas dan kewajibannya. Jadi lucu jika kita merasa berhak mendekte kurator. Jadi teknis saja. Jika pelukis ingin semua keinginannya terakomodir, seharusnya menyelenggarakan pameran sendiri dengan biaya sendiri. bukan dengan sistem geleri 3 pihak th-cam.com/video/nggNoBYk-y0/w-d-xo.html jangan menilai dari satu pihak saja. banyak masalah penting negara kita lainnya seperti PPN 12% dsbnya
toh dr pengalaman pak warno sendiri. dgn mundurnya kurator . bisa saja pameran tetep dilanjutkan. tentu biyaya dan pajak tanggung sediri. itu klo laku .. klo ndak ya booonyok pak deee. lrn sepi pengunjung😊😊😊😊.
SUWARNO WISETROTOMO Kurator senior Dosen ISI Jogjakarta orangnya Demokratis dan Terbuka, saya pikir punya Argumentasi mendasar yang bisa dipertanggung jawabkan secara Akademik. Adapun polemik karena digoreng-goreng oleh kepentingan politik oposisi! 🎉😂😂
Ulasannya top pak. Kesimpulannya Yos yang untung mendapatkan iklan gratis yang awalnya hanya dikenal kalangan tertentu, jadi terkenal di seluruh Nusantara bahkan mancanegara.
Semangat pak yos kau adalah kebangkitan seniman Indonesia terutama generasi muda saya bangga dengan pemikiran mu karena peristiwa ini banyak anak muda yang belajar dari pengalaman hari ini...... semoga negara ini sangat memperhatikan seniman Indonesia.....
hormat buat keputusan kurator, Krn kurator ikut bertanggung jawab atas karya itu jadi istimewa atau tidak, dan saya setuju dgn tindakan galeri nasional, Krn galeri nasional hrs punya standar tinggi, agar kasta galeri tetap terjaga standarnya, menurutku karya kanoha jgn dipamerkan di galeri nasional. di musik ada Iwan Fals yg lagu2nya banyak mengkritik pemerintah, tapi semua setuju Krn yg disampaikan adalah kebenaran. bukan menebar kebencian ( adu domba). Seni ya seni tapi jgn di seni senikan 😅
Saya senang lukisan apapun itu,. Terlepas dari pro kontra yang muncul, untuk sekelas Pak Yos sebagai pelukis profesional dengan segudang pengalaman, lukisan yang akan digelar itu jelek, terkesan dibuat dengan terburu-buru, tampilan warnanya juga bernuansa kemarahan dan kebencian tentang keadaan. Komposisinya juga kurang seimbang, terkesan seperti sket yang dibuat oleh anak-anak yang baru belajar melukis.
Menurut saya, setiap warga yang punya kepekaan moral dan intelektual, lukisan pak Yos mempunyai makna yang dalam dalam mengungkap realitas yang ada sekarang ini.
moral dan intelektual tanpa dasar adab peradaban yg berlaku dimana moral dan intelektual itu dicitrakan disuatu tempat maka berlakulah aturan2 baik tertulis maupun tak tertulis(dimana kita berada maka langit dijunjung.)maka berlakulah bijak
Izin pak Deni, saya boleh tanya. Kenapa beberapa seniman kita melakukan protes sekarang terlalu frontal ya?. Kenapa tidak seperti Raden Saleh yang melakukan protes dengan cara yang sangat romantis, begitu juga Hendra Gunawan dan pak Joko Pekik dengan caranya yg sangat elegan.
Kebebasan berekspresi itu adalah Hak Asasi yang harus dipegang teguh. Karena adanya "polemik" yang konstruktif adalah pembelajaran yang harus dilihat. Konstroversi dalam Karya Seni itulah Value yang tinggi. Terus maju seniman Indonesia contoh saja, Muchtar Lubis, Pramoedya A, Rendra dsb.
@@PAINTINGEXPLORERAda hikmahnya lukisan tersebut di bredel... Jutaan rakyat Indonesia jadi tau dan ingin tau lukisannya... Coba kalau tidak dibredel... Malah hanya beberapa orang yang berduit saja yang bisa melihat lukisan tersebut... 😊 Ada baiknya kedepannya BUKA GAKERY STREMING atau ONLINE... 😊
om yos kan sudah cukup tua mengalami semua presiden negri ini.. harusnya seniman bisa memotret dgn sudut pandang yg lebih luas dan jujur.. karya seni yg bagus meskipun tajam tapi semua org memahami dan memakmlumi pesan yg ingin di sampaikan karena dasarnya jelas sebagai fakta jujur yg takterbantahkan.. kalo ini jelas seperti pesanan politik untuk menyudutkan ato framing jokowi semata.. judulnya aja konoha..
Yah mestinya sih lukisannya di pamerkan di acara pamerannya sendiri, bukan di acara pamerannya pemerintah.... Nah disitu bisa bebas tentukan tema sendiri, pilih kurator sendiri.... Sdh tahu acara pamerannya pemerintah, malah pilih lukisan yang temanya tidak sesuai dengan tema pameran 😊😊 Bebas sih bebas, tapi yah lihat tempat juga mas bro😅😅
Di kanal mojokdotko, sudah ada klarifikasi yang clear dari pihak kurator. Karena polemik ini, orang awam macam saya jadi tahu apa itu kurasi dalam pameran seni rupa, tugas serta tanggungjawab seorang kurator.
Ya tinggal kuratornya , larangan itu di lakukan karena pure supaya seninya ttp elegan atau karena " arahan" dari pusat , atau misal , tokoh lukisannya di ganti Mega atau Amin Rais , masihkah itu di larang ?!
Kembali kepada senimannya, penikmatnya, pihak lain dalam kepentingannya dan semua itu khazanah sbg, kontribusi dunia seni rupa yang akan terdokumen sesuai jamannya. Salam seni. Terima kasih.
Sebaiknya kembali ke malh mendasar bahwa kemampuan orang melukis itu dr pemberian yg maha kuasa, jd tdk semua orang punya kempauan melukis, dng melihat yg mendasar ini, sy kira melihat suatu lukisan itu hrs nya tdk sj dilihat dr soal tenik melukis, jd hrsnya lukisan itu tdk perlu ada kurator..krn si kurator bukan orang yg memberi keahlian orang punya kemampuan untuk melukis, hrs nya kurator itu tugasnya menilai lukisan itu bagus apa tdk..dr sisi perpaduan warna dn keindahan sj..
Egoisme pelukis dan pemahaman yang berbeda tentang peran kurator. Jelas akan jadi polemik krn di kepala pak Yos, kurator itu hanya sebagai presenter atas karyanya. Sedangkan sejatinya kurator ibarat sutradara, dia yg menjaga tema, memilih karya dan bagaimana menampilkannya.
Akhirnya terbukti pernyataan kurator dalam podcast nya bahwa karya pak yos yang sudah dianggap bagus ditampilkan dan tema yang diusung akhirnya kalah dengan karya lukisan yang dianggap tidak relevan dengan tema. Inilah kekuatan perspektif. saya tidak melihat perbandingan atau korelasi antara tema dengan semua lukisan yang ditampilkan namun hanya membandingkan dengan segelintir lukisan saja. Mungkin inilah yang ditakutkan pak warno kalau lukisan itu tetap ditampilkan akan menyebabkan persepsi yang berbeda beda dan akan menimbulkan kegaduhan yang akhirnya dimanfaatkan atau ditunggangi oleh elit elit politik untuk menyerang musuh politiknya. Ini hanya pendapat saya saja bisa saja saya salah.
Pelukisnya membuat karya dng aliran Realis' dng kreateria memiliki pesan sosial yg kuat,,,bisa juga menyentu pesan politik,,dll,,,,kalau dikatakan tak sesuai dng thema,,pameran,,justru pendapat kurator itu dng pandangan subyektif dan sempit ,,pandangannya
Dari beragam info yg beredar d medsos terkesan bnyk masyarakat belum paham arti kurator bhkn para pelukis2 sendiri .. Andai saja melihatnya dgn berpikir secara jernih sebetulnya tidak perlu heboh ,kecuali ada kebencian .. Tapi memang kliatannya dari riwayatè pelukis ini lebih seniman politik ..
Itu mah Playing victim itu namanya, Kebebasan berekspresi juga kalau terlalu vulgar, brutal, dan menginjak hak-hak orang lain juga tidak pantas. Kalau sudah terlalu vulgar, brutal, dan menginjak hak-hak orang lain begitu tujuannya sudah tahap menghina apalagi jika lukisan ini sampai dipamerkan tidak dibayangkan perpecahan yang akan terjadi di masyarakat apalagi lukisannya terlalu vulgar begitu. Selalu ingat bahwa m3ngh1n@ dan m3nghuj@t Partai, Negara, Pemerintah, dan Bung Besar itu buruk dan salah, Sedangkan memuji kebesaran Partai, Negara, Pemerintah, dan Bung Besar itu baik dan benar.
Sa berharap beliau terima saja kalau karyanya dianggap vulgar, tapi itu karya yg pantas sebagai kritik untuk berbagai skandal politik yg juga sangat vulgar!!
Ini Penjelasan Lengkap Kurator dari Pameran Lukisan Yos Suprapto . Simak baik-baik Penjelasannya yg lengkap . Jangan asal komen atau nyinyir saja. th-cam.com/video/nggNoBYk-y0/w-d-xo.htmlsi=H7-8NqQuUPdLfZor
saya seorang awam(menyesal pilih jokowi 2 kali).. saya punya keluhan terhadap pemerintah pak tuan ku raja jokowi sehingga pendapat saya pada pembatalan pemeran sangat dipengaruhi keluhan saya tentang tuanku raja pak jokowi.. apa yang saya keluhan tentu saja ghibran yang menjadi wakil yang sampai "mengorbankan" pamannya yang harus berhenti menjadi hakim agung.. juga kasus pesawat jet kaesang dan pembelaan para wakil rakyat terhadap kaesang yang sampai2 harus demo besar2an (garuda biru) dan kasus yang membuat saya begitu "dendam" dengan pemerintah adalah kasus judol yang belum bisa diberantas... negara kalah dengan gembong judol??? apakah begitu yang terjadi?? beberapa tersangka telah diamankan sampai ke kementerian telekomunikasi yang pada saat itu di kepalai oleh ketua pemuja tuan ku raja pak jokowi (ketua projo) Budie Arie yang beliau juga telah diperiksa.... coba bayangan kalau beliau menjadi tersangka dan biarkan pikiran berkelana siapa saja yang dapat bagian uang judol yang katanya bisa 20 T pertahun .. coba bayangkan suatu saat kelak buku sejarah menulis siapa saja yang mendapatkan bagian uang tersebut...
Kali ini Pembahasan pak dosen tidak objektiv dan lebih ke subjective, dalam berkesenian banyak kita lihat selama ini imajinasi liar perupa, kadang melebar dari tema pamerannya, tapi sah-sah saja, tidak ada masalah, tapi karena karyapak yos menyuarakan apa yg dia rasakan bentuk ketidak adilan rezim sebelumnya dan masih berlajut , sehingga ini menjadi masalah, Apalagi Ulasan yang mendagada-mengada mencari celah untuk menjustifikasi, dan mengkritik apa yg dirasakan perupanya, saya rasa dan saya lihat lukisan pak dosen juga menyuarakan apa yg pak dosen rasakan, sebaiknya pak dosen jujur saja dalam mengulas, selain kurator adalah dosen diperguruan tinggi seni negeri, juga beliau PNS, dan galery nasional dikelola pemerintah, tentu ini akan jadi pisau bermata dua buat beliau sebagai kurator. apalagi sisa2 rezim sebelumnya masih ada dipemerintahan sekarang. paling tidak pak yos walapun tidak sempat berpameran karyanya pak yos sudah terkenal dijagat maya, tentu yang pendukung rezim sebelumnya akan marah, tapi kalau objektif menggunakan teori seni , karya pak yos sangat indah dan cerdas, salam penikmat seni
Kalau Pameran nya Waktu PAK Jokowi masih Berkuasa... Pasti Dibeli Semua nya...sayang masih belum rezeki nya gessssssss Masalahnya lah wong mau nyerang Jokowi lha kok nunggu orangnya turun dari gelanggang... pertandingan...lucu Mbah...!!!
Saya mencoba untuk komen pd masalah ini, sy tidak berada pd posisi pro atau kontra....menurut sy seorang seniman baik seni lukis maupun seni musik tentu mempunyai kebebasan dalam mengekpresikan bisikan hati nuraninya lewat karyanya....ada yg tentang cinta, kasih sayang, alam dan lingkungan hidup dan bahkan kritik sosial ...seperti yg dilakukan oleh musikus Iwan Fals.......nah..pd jaman orba yg dikatakan sangat otoriter Iwan Fals mencoba mencipta dan menyanyikan lagu2 yg kritiknya cukup tajam kok dibiarkan beredar luas dan bisa didengarkan oleh semua lapisan....akan tetapi kritikan dr hasil karya lukisan yg hanya bisa dilihat dr kalangan tertentu, dan mungkin yg melihat belum tentu bisa langsung mengetahui apa makna dr lukisan itu kok dilarang....padahal ini negara demokrasi yg bahkan sudah direformasi........ya kesalahannya mungkin lukisan2 ini dipamerkan pada momen yg tidak pas.....karena pameran ini sifatnya resmi kenegaraan yg bertema ketahanan pangan.....bukan pameran bebas.....begitu kira2.......ya tapi bagaimanapun hal ini bisa dijadikan suatu pemmbelajaran... tidak dijadikan sbg opini yg berkepanjangan......
kalau kita berandai2, pameran tetap berlangsung semua lukisanya dipajang, terus pak jokowi datang dengan santai sambil melihat2 lukisanya dan bertanya2 tentang judul2 lukisan kepada pak yos , gimana perasaan pak yos ya....?
Yos suprapto itu udah jelas pasti sengaja dibayar untuk bikin lukisan untuk menyerang pak jokowi. Jadi intinya skrg ini yang musti dicari tahu itu SIAPA ORANG YANG MEMBAYAR YOS SUPRAPTO???
Seni yg ga lagi nyeni, saya percaya pak Suwarno orang yg profesional dlm bekerja.
Betul sekali
Sepanjang "publikasi" di youtube, ini video terbaik pak dosen. Menggunakan konsep dasar termasuk melibatkan "tausiyah" filsuf besar Sokrates: Definisi, namun tetap sangat analitik dan tetap "menjaga jarak" dengan "objek" (studi) atau dengan kata lain, menghindari dari subjektivitas pengkaji. Bravo !
Alhamdulillah terima kasih banyak supportnya mas
@PAINTINGEXPLORER mungkin bisa dibuat video khusus tentang Seni dan Politik (atau sebaliknya Seni dan A-politik) pak dosen. Tapi tentu dengan penyajian semi-populer atau semi-ilmiah agar tak terlalu "berat" seperti sidang disertasi atau tesis. Oia, di kampus Science Po - Paris, ada program master (s2) Seni dan Politik. Di ISI Yogya adakah? Ada peluang dibuka?
Tampak sangat berhati-hati pemaparan nya ya pak... Memang antara pak yos dan pak warno keduanya sudah berkecimpung didunia seni sejak lama... Tapi kalo melihat karya nya saya setuju kalau beberapa karyanya sudah keluar dari tema dan malah memojokan pak warno kalo terus dilanjutkan...
Kalo pak yos terus membahas profesionalisme harusnya lihat juga posisi pak warno sebagai kurator... Menurut saya begitu, tidak boleh kita egois apalagi mau masuk galeri nasional...
njih mas, matur nuwun
betul... ini sebenarnya kasus pemaksaan kehendak. seharusnya pelukis menghormati kurator dan diakan terikat MOU
Sangat sepakat
Saya bukan pelukisa tapi fotografer yg suka dengan lukisan. Menurut saya banyak hal setengah2 dalam polemik ini. Serba abu2 dan terdistorsi oleh Like-and-dislike ke pemerintahan pasca pilpres 2014. Pelukis mengatakan ini bukan politik dan bukan merujuk pada seseorang. Akan tetapi minimal semua org di dalam hati pasti mengakui itu adalah sosok Jokowi. Jka ini kritik, sudah jelas telat sbb Jokowi tidak lagi di pemerintahan. Sementara, beberapa persen org awam menganggap ini ditujukan ke Jokowi. Tapi beberapa org yg sama mencari aman dengan mengatakan "itu bukan Jokowi" tapi sosok tertentu yg dikatakan rakus, otoriter dll. Bukan juga Prabowo karena secara visual berbeda penampilannya. Jadi ini serba malu, serba tanggung, serba abu2, akhirnya useless, tapi lucunya memaksakan diri.
Kalau saya adalah Yos, saya akan lebih tepat bikin memori represif saat dia sbg korban Malari dan diasingkan. Lebih kuat karena dalam masa itulah dia mengalami byk cerita yg pantas divisualkan. Tapi mungkin dia lebih memilih Jokowi sbb lebih pada Like and dislike. Hal yg byk saya temui ketidaksenangkan ke seseorang tanpa sebab tertentu yg akhirnya dibuat hiperbola. Konflik beliau dgn kurator pun akhirnya seperti 'dinikmati' Yos sbg keberhasilan dia menjadi sorotan netizen. Bahwa dia tidak perlu terus terang ke publik bahwa ini bukan di-bredel tapi konflik internal karena kali inilah dia sbg seniman dikenal setelah 50 th. :)
Jangan tutup mata
Jangan buta hati
Jangan budek
Jangan mati rasa
Jangan bebal
Pada hakekatnya rezim saat ini adalah periode ketiga
Kalo masih buta juga
Ya terserah
Itulah pilihan sadar seseorang
Yang tidak pernah sadar
Saya setuju. Yos adalah seniman yg tidak tuntas dalam menyampaikan pesannya dengan estetik.. bahkan kurang dewasa dalam melihat standar etik..
ini masalah teknis perhelatan karya seni lukis, bukan politik dll. Jadi untuk menggelar pameran lukisan itu harus ada 3 pihak,
1. pelukis sebagai yg punya barang,
2. Pihak galeri sebagai tempat hajatan.
3. kurator yg secara sederhana sebagai penilai dan sbg pagkaging/mengemas pemeran lukisan untuk publik
Kurator ditunjuk oleh Galeri. juga bisa oleh Galeri dan Pelukis. Tetapi Pelukis biasanya tidak bisa menunjuk sendiri, atau menjadi kurator lukisannya sendiri, krn akan subyektif.
kecuali jika diselenggarakan pameran dirumahnya dan galeri milik pelukis sendiri.
KETIGA PARA PIHAK ini harus membuat MOU/kesepakat sebelumnya dan harus sepakat pada pelaksanaannya.
Jika ada pihak yg tidak sepakat , berarti pihak geleri tidak bisa membuka/menyelenggarakan pameran.
Pada kasus ini kurator merasa kurasinya tidak dilaksanakan oleh pelukis. Sehingga kurator dan pelukis tidak sepakat. Makanya pihak galeri tidak bisa melaksanakan pameran.
Pelukis seharusnya tidak boleh memaksakan arti atau nilai seni kepada orang lain, krn seni itu kebebasan.
Kurator berhak menilai karena ini tugas dan kewajibannya. Jadi lucu jika kita merasa berhak mendekte kurator.
Jadi teknis saja.
Jika pelukis ingin semua keinginannya terakomodir, seharusnya menyelenggarakan pameran sendiri dengan biaya sendiri. bukan dengan sistem geleri 3 pihak
th-cam.com/video/nggNoBYk-y0/w-d-xo.html
jangan menilai dari satu pihak saja. banyak masalah penting negara kita lainnya seperti PPN 12% dsbnya
Betul sekali 👍👍
toh dr pengalaman pak warno sendiri.
dgn mundurnya kurator .
bisa saja pameran tetep dilanjutkan.
tentu biyaya dan pajak tanggung sediri. itu klo laku ..
klo ndak ya booonyok pak deee. lrn sepi pengunjung😊😊😊😊.
Terimakasih bang Deny, ulasan yang menarik..
sama2 mbk @@loraaddewish5390
SUWARNO WISETROTOMO Kurator senior Dosen ISI Jogjakarta orangnya Demokratis dan Terbuka, saya pikir punya Argumentasi mendasar yang bisa dipertanggung jawabkan secara Akademik. Adapun polemik karena digoreng-goreng oleh kepentingan politik oposisi! 🎉😂😂
Betul Mas, jangan sampai kehilangan dari Tema
ada yg diuntungan dari gorengan itu wkwkwk... tehnik marketing dan branding.
Ulasannya top pak. Kesimpulannya Yos yang untung mendapatkan iklan gratis yang awalnya hanya dikenal kalangan tertentu, jadi terkenal di seluruh Nusantara bahkan mancanegara.
matur nuwun mas Supri
Terkenal sebentar , habis itu DILUPAKAN , Cuma jadi Sampah Demokrasi .
@@PAINTINGEXPLORER nggih pak sami sami
Semangat pak yos kau adalah kebangkitan seniman Indonesia terutama generasi muda saya bangga dengan pemikiran mu karena peristiwa ini banyak anak muda yang belajar dari pengalaman hari ini...... semoga negara ini sangat memperhatikan seniman Indonesia.....
hormat buat keputusan kurator, Krn kurator ikut bertanggung jawab atas karya itu jadi istimewa atau tidak, dan saya setuju dgn tindakan galeri nasional, Krn galeri nasional hrs punya standar tinggi, agar kasta galeri tetap terjaga standarnya, menurutku karya kanoha jgn dipamerkan di galeri nasional.
di musik ada Iwan Fals yg lagu2nya banyak mengkritik pemerintah, tapi semua setuju Krn yg disampaikan adalah kebenaran. bukan menebar kebencian ( adu domba). Seni ya seni tapi jgn di seni senikan 😅
Betul, seni yg dipaksakan dalam menebar kebencian hanya akan menjadi air seni..
Sangat menarik pembahasannya mas...menambah luas perspektif saya..sepaham..jhoss mas deny
Alhamdulillah matur nuwun mas Dhani
Saya senang lukisan apapun itu,. Terlepas dari pro kontra yang muncul, untuk sekelas Pak Yos sebagai pelukis profesional dengan segudang pengalaman, lukisan yang akan digelar itu jelek, terkesan dibuat dengan terburu-buru, tampilan warnanya juga bernuansa kemarahan dan kebencian tentang keadaan. Komposisinya juga kurang seimbang, terkesan seperti sket yang dibuat oleh anak-anak yang baru belajar melukis.
Sangat betul pak tehnik lukisan spt lukisan tembok yang difinishing kontur putih yang tidak didukung oleh penampilan volume secara detail
SETUJU,....SY SEBUT LUKISAN YG TDK ADA UNSUR SENINYA,....MALAH MIRIP BALIHOOOOOOOOOO,....😂
Mungkin gaya jadul sesuai umurnya
Menurut saya, setiap warga yang punya kepekaan moral dan intelektual, lukisan pak Yos mempunyai makna yang dalam dalam mengungkap realitas yang ada sekarang ini.
moral dan intelektual tanpa dasar adab peradaban yg berlaku dimana moral dan intelektual itu dicitrakan disuatu tempat maka berlakulah aturan2 baik tertulis maupun tak tertulis(dimana kita berada maka langit dijunjung.)maka berlakulah bijak
Di antara sedikit seniman yang berani menyuarakan suara rakyat, beliau pak Yos Suprapto salah satunya
Izin pak Deni, saya boleh tanya. Kenapa beberapa seniman kita melakukan protes sekarang terlalu frontal ya?. Kenapa tidak seperti Raden Saleh yang melakukan protes dengan cara yang sangat romantis, begitu juga Hendra Gunawan dan pak Joko Pekik dengan caranya yg sangat elegan.
njih mas@@ignielgaming6349 menarik kalau kita bahas
Mungkin kritik lewat metafor sudah gak mempan lagi, ya jadinya vulgar
@@adjikromo3637 iya mas, namun kalau begitu jadi menghilangkan magic di kesenian itu sendiri gak ya ?
Saya suka sejarah yg di ungkap tapi cara pengungkapan dari lukisan nya yg tdk baik
Yos sebaiknya bikin karikatur. Drpd merusak seni lukisan
Karikatur itu juga termasuk jenis seni rupa dua dimensi bro....
Juga seni lukis
Piye to...
Beruntung banget nemu channel ini, kontennya penuh gizi 👍👍
matur nuwun Mbak 🙏
Kebebasan berekspresi itu adalah Hak Asasi yang harus dipegang teguh. Karena adanya "polemik" yang konstruktif adalah pembelajaran yang harus dilihat. Konstroversi dalam Karya Seni itulah Value yang tinggi. Terus maju seniman Indonesia contoh saja, Muchtar Lubis, Pramoedya A, Rendra dsb.
Penjelasa & konten mahal ini pak deni
Makasih pak
Alhamdulillah sama2 mas Taris 🙏
@@PAINTINGEXPLORERAda hikmahnya lukisan tersebut di bredel...
Jutaan rakyat Indonesia jadi tau dan ingin tau lukisannya...
Coba kalau tidak dibredel... Malah hanya beberapa orang yang berduit saja yang bisa melihat lukisan tersebut... 😊
Ada baiknya kedepannya BUKA GAKERY STREMING atau ONLINE... 😊
om yos kan sudah cukup tua mengalami semua presiden negri ini.. harusnya seniman bisa memotret dgn sudut pandang yg lebih luas dan jujur.. karya seni yg bagus meskipun tajam tapi semua org memahami dan memakmlumi pesan yg ingin di sampaikan karena dasarnya jelas sebagai fakta jujur yg takterbantahkan.. kalo ini jelas seperti pesanan politik untuk menyudutkan ato framing jokowi semata.. judulnya aja konoha..
Berawal dari rakyat jelata
Berakhir menjadi durjana
Cukup sebagai pelajaran berharga
Untuk bangsa Indonesia
Emang Bapak elu Durjana ???
Yah mestinya sih lukisannya di pamerkan di acara pamerannya sendiri, bukan di acara pamerannya pemerintah....
Nah disitu bisa bebas tentukan tema sendiri, pilih kurator sendiri....
Sdh tahu acara pamerannya pemerintah, malah pilih lukisan yang temanya tidak sesuai dengan tema pameran 😊😊
Bebas sih bebas, tapi yah lihat tempat juga mas bro😅😅
Kritik sosial pada seni lukis, berdampak.
👍🏼
Sebagai alumni sewon, saya terinspirasi & termotivasi. Maturnuwun pak yos suprapto🍻
Di kanal mojokdotko, sudah ada klarifikasi yang clear dari pihak kurator.
Karena polemik ini, orang awam macam saya jadi tahu apa itu kurasi dalam pameran seni rupa, tugas serta tanggungjawab seorang kurator.
sebaiknya digelar dikantor DPP Pedeipeh pasti mendapat sambutan meriah sekali
pass ...😀
Pasti dibeli sama PDIP
Ya tinggal kuratornya , larangan itu di lakukan karena pure supaya seninya ttp elegan atau karena " arahan" dari pusat , atau misal , tokoh lukisannya di ganti Mega atau Amin Rais , masihkah itu di larang ?!
Kehidupan seniman akan dilingkupi keadaan. Karya sbg ekspresi, tdk pernah lepas dari subyektifitas seniman.
Saya suka kuliahnya Pak, kapan kapan ingin bertemu jenengan
Kembali kepada senimannya, penikmatnya, pihak lain dalam kepentingannya dan semua itu khazanah sbg, kontribusi dunia seni rupa yang akan terdokumen sesuai jamannya. Salam seni. Terima kasih.
apakah bapakmu boleh saya lukis telanjang bareng kerbau lali dipamerin
Ingat RG, menghujat dan memuji mempunyai nilai yang sama. Pejabat publik itu milik publik, harus siap dipuji atau dihujat...
Lukisan adalah salah satu media komunikasi.
Sebaiknya kembali ke malh mendasar bahwa kemampuan orang melukis itu dr pemberian yg maha kuasa, jd tdk semua orang punya kempauan melukis, dng melihat yg mendasar ini, sy kira melihat suatu lukisan itu hrs nya tdk sj dilihat dr soal tenik melukis, jd hrsnya lukisan itu tdk perlu ada kurator..krn si kurator bukan orang yg memberi keahlian orang punya kemampuan untuk melukis, hrs nya kurator itu tugasnya menilai lukisan itu bagus apa tdk..dr sisi perpaduan warna dn keindahan sj..
Egoisme pelukis dan pemahaman yang berbeda tentang peran kurator. Jelas akan jadi polemik krn di kepala pak Yos, kurator itu hanya sebagai presenter atas karyanya. Sedangkan sejatinya kurator ibarat sutradara, dia yg menjaga tema, memilih karya dan bagaimana menampilkannya.
Akhirnya terbukti pernyataan kurator dalam podcast nya bahwa karya pak yos yang sudah dianggap bagus ditampilkan dan tema yang diusung akhirnya kalah dengan karya lukisan yang dianggap tidak relevan dengan tema. Inilah kekuatan perspektif. saya tidak melihat perbandingan atau korelasi antara tema dengan semua lukisan yang ditampilkan namun hanya membandingkan dengan segelintir lukisan saja. Mungkin inilah yang ditakutkan pak warno kalau lukisan itu tetap ditampilkan akan menyebabkan persepsi yang berbeda beda dan akan menimbulkan kegaduhan yang akhirnya dimanfaatkan atau ditunggangi oleh elit elit politik untuk menyerang musuh politiknya. Ini hanya pendapat saya saja bisa saja saya salah.
Kasus ini ibarat "dikasih hati, minta jantung". Kalau pelukis mau masang sakerepe dewe, hrsnya pameran di Pasar Seni saja.
Pelukisnya membuat karya dng aliran Realis' dng kreateria memiliki pesan sosial yg kuat,,,bisa juga menyentu pesan politik,,dll,,,,kalau dikatakan tak sesuai dng thema,,pameran,,justru pendapat kurator itu dng pandangan subyektif dan sempit ,,pandangannya
Ikut nyimak Pak Dosen..🙏🏻
Monggo mas Suhendas
Sakjane gampang kok . Lukisan yg tidak sesuai tema kurasi dikumpulkan, digabungkan dengan lukisan yg bertema serupa , dipamerkan dilain waktu 😊
Daging semua ini matur nuwun mas deni
sami2 mas Endro
yg dinjak itu mirip bambang pacul sama muldoko pak dosen
oh njih mas, matur nuwun infonya
Dari beragam info yg beredar d medsos terkesan bnyk masyarakat belum paham arti kurator bhkn para pelukis2 sendiri ..
Andai saja melihatnya dgn berpikir secara jernih sebetulnya tidak perlu heboh ,kecuali ada kebencian ..
Tapi memang kliatannya dari riwayatè pelukis ini lebih seniman politik ..
Rindu Seniman2 kyak pak yos yang berani melawan tirani dengan karya. Sehat terus pak yos untuk kebangkitan seniman indonesia
Seniman pembual, lihat potcas pak Suwarno
Itu mah Playing victim itu namanya, Kebebasan berekspresi juga kalau terlalu vulgar, brutal, dan menginjak hak-hak orang lain juga tidak pantas. Kalau sudah terlalu vulgar, brutal, dan menginjak hak-hak orang lain begitu tujuannya sudah tahap menghina apalagi jika lukisan ini sampai dipamerkan tidak dibayangkan perpecahan yang akan terjadi di masyarakat apalagi lukisannya terlalu vulgar begitu. Selalu ingat bahwa m3ngh1n@ dan m3nghuj@t Partai, Negara, Pemerintah, dan Bung Besar itu buruk dan salah, Sedangkan memuji kebesaran Partai, Negara, Pemerintah, dan Bung Besar itu baik dan benar.
Katanya membawa kesan moral justru pelukisnya tidak bermoral gimana ini,
Satu lukisan seribu cerita
Sa berharap beliau terima saja kalau karyanya dianggap vulgar, tapi itu karya yg pantas sebagai kritik untuk berbagai skandal politik yg juga sangat vulgar!!
Terimakasih mulyono aku jadi tahu chanel ini😂
Sama😂
Ini Penjelasan Lengkap Kurator dari Pameran Lukisan Yos Suprapto . Simak baik-baik Penjelasannya yg lengkap . Jangan asal komen atau nyinyir saja.
th-cam.com/video/nggNoBYk-y0/w-d-xo.htmlsi=H7-8NqQuUPdLfZor
saya seorang awam(menyesal pilih jokowi 2 kali).. saya punya keluhan terhadap pemerintah pak tuan ku raja jokowi sehingga pendapat saya pada pembatalan pemeran sangat dipengaruhi keluhan saya tentang tuanku raja pak jokowi.. apa yang saya keluhan tentu saja ghibran yang menjadi wakil yang sampai "mengorbankan" pamannya yang harus berhenti menjadi hakim agung.. juga kasus pesawat jet kaesang dan pembelaan para wakil rakyat terhadap kaesang yang sampai2 harus demo besar2an (garuda biru)
dan kasus yang membuat saya begitu "dendam" dengan pemerintah adalah kasus judol yang belum bisa diberantas... negara kalah dengan gembong judol??? apakah begitu yang terjadi?? beberapa tersangka telah diamankan sampai ke kementerian telekomunikasi yang pada saat itu di kepalai oleh ketua pemuja tuan ku raja pak jokowi (ketua projo) Budie Arie yang beliau juga telah diperiksa.... coba bayangan kalau beliau menjadi tersangka dan biarkan pikiran berkelana siapa saja yang dapat bagian uang judol yang katanya bisa 20 T pertahun .. coba bayangkan suatu saat kelak buku sejarah menulis siapa saja yang mendapatkan bagian uang tersebut...
Kalau Masalah polemik tersebut adakah keterlibatan sang seniman ? Dengan hasil karya nya
Sy bkn seniman, tp sy melihat karya lukisan itu sangat jelas memberi pesan dan nilai seni yang berkualitas tinggi..... Salute 👍👍👍🔥🔥🔥💪💪💪💪
Lukisan Yos itu sudah sesuai dgn fakta hari ini.
Kali ini Pembahasan pak dosen tidak objektiv dan lebih ke subjective, dalam berkesenian banyak kita lihat selama ini imajinasi liar perupa, kadang melebar dari tema pamerannya, tapi sah-sah saja, tidak ada masalah, tapi karena karyapak yos menyuarakan apa yg dia rasakan bentuk ketidak adilan rezim sebelumnya dan masih berlajut , sehingga ini menjadi masalah, Apalagi Ulasan yang mendagada-mengada mencari celah untuk menjustifikasi, dan mengkritik apa yg dirasakan perupanya, saya rasa dan saya lihat lukisan pak dosen juga menyuarakan apa yg pak dosen rasakan, sebaiknya pak dosen jujur saja dalam mengulas, selain kurator adalah dosen diperguruan tinggi seni negeri, juga beliau PNS, dan galery nasional dikelola pemerintah, tentu ini akan jadi pisau bermata dua buat beliau sebagai kurator. apalagi sisa2 rezim sebelumnya masih ada dipemerintahan sekarang. paling tidak pak yos walapun tidak sempat berpameran karyanya pak yos sudah terkenal dijagat maya, tentu yang pendukung rezim sebelumnya akan marah, tapi kalau objektif menggunakan teori seni , karya pak yos sangat indah dan cerdas, salam penikmat seni
Semua tirani takut pada lukisan.. diktator spanyol Fransisco franco sangat sewot oleh lukisan Gubelnica pablo Picasso.
Sy memilih estetika untuk estetika.
Kalau Pameran nya Waktu PAK Jokowi masih Berkuasa...
Pasti Dibeli Semua nya...sayang masih belum rezeki nya gessssssss
Masalahnya lah wong mau nyerang Jokowi lha kok nunggu orangnya turun dari gelanggang... pertandingan...lucu Mbah...!!!
Katanya seniman dalam berkarya harus menyampaikan suatu pesan atau mengandung kritik untuk indonesia yg besar lewat bahasa visual
Saya mencoba untuk komen pd masalah ini, sy tidak berada pd posisi pro atau kontra....menurut sy seorang seniman baik seni lukis maupun seni musik tentu mempunyai kebebasan dalam mengekpresikan bisikan hati nuraninya lewat karyanya....ada yg tentang cinta, kasih sayang, alam dan lingkungan hidup dan bahkan kritik sosial ...seperti yg dilakukan oleh musikus Iwan Fals.......nah..pd jaman orba yg dikatakan sangat otoriter Iwan Fals mencoba mencipta dan menyanyikan lagu2 yg kritiknya cukup tajam kok dibiarkan beredar luas dan bisa didengarkan oleh semua lapisan....akan tetapi kritikan dr hasil karya lukisan yg hanya bisa dilihat dr kalangan tertentu, dan mungkin yg melihat belum tentu bisa langsung mengetahui apa makna dr lukisan itu kok dilarang....padahal ini negara demokrasi yg bahkan sudah direformasi........ya kesalahannya mungkin lukisan2 ini dipamerkan pada momen yg tidak pas.....karena pameran ini sifatnya resmi kenegaraan yg bertema ketahanan pangan.....bukan pameran bebas.....begitu kira2.......ya tapi bagaimanapun hal ini bisa dijadikan suatu pemmbelajaran... tidak dijadikan sbg opini yg berkepanjangan......
Sugeng Rahayu pak Yossi
Maturnuwun Pak Prabowo
di potcast sebelah sudah di kasitau dari awal sama kuratornya tapi sang seniman ndablek
Kalau pelukisnya ndablek semaunya sendiri jangan pameran di Galnas pameran ditempat lain yang bebas tidak diatur kurator
Realitas politik dituangkan dlm karya seni karya yos sangat nikmat keindahannya
Realitas politik apa???
seni yang tendensius tidak menarik
Sebaiknya Yos Suprapto pameran di Gedung Sekretariat PDIP saja. Karena satu habitat .
Abu nawas
Seniman toxic
kalau kita berandai2, pameran tetap berlangsung semua lukisanya dipajang, terus pak jokowi datang dengan santai sambil melihat2 lukisanya dan bertanya2 tentang judul2 lukisan kepada pak yos , gimana perasaan pak yos ya....?
Tidak sesuai dengan tema.
Yos suprapto itu udah jelas pasti sengaja dibayar untuk bikin lukisan untuk menyerang pak jokowi.
Jadi intinya skrg ini yang musti dicari tahu itu SIAPA ORANG YANG MEMBAYAR YOS SUPRAPTO???