Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ Alhamdulillah kita panjatkan puji dan syukur kita kepada Rabbul A’lamiin atas segala nikmat dan karunia yang Allah berikan kepada kita sebagaimana yang kita ketahui bahwa nikmat Allah itu tidak pernah henti sebagaimana kehidupan kita, dimana bumi di pijak disana ada nikmat الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Sebagaimana shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Rasul kita Nabi kita Muhammadin عليه الصلاة و السلام beserta para keluarga, para sahabat dan orang-orang yang istiqamah berjalan dibawah naungan Sunnah beliau sampai Hari Kiamat kelak. Dan semoga Allah merahmati Al Imam An-Nawawi رحمه الله تَعَالَى beserta keluarganya dan seluruh ulama kita dan semoga Allah merahmati Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri حفظه الله dan seluruh team juga orang-orang yang beriman dan umat Muslim dimanapun mereka berada, آمِيْنُ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْن. Pembelajaran Ke-13 hadits Ke-377 dari Usair bin Amr رضي الله تَعَالَى عنه, di atas adalah sebagai berikut; Dan masih membahas hadits yang Al Imam An-Nawawi رحمه الله تَعَالَى bawakan yaitu, hadits dari Usair bin Amr رضي الله تَعَالَى عنه, ada juga yang mengatakan bin Jabir dan masih membahas hadits tentang Uwais al Qarni atau Uwais bin Amir setelah berjumpa dengan Umar bin Khattab رضي الله تَعَالَى عنه dan menyampaikan tentang sabda Nabi ﷺ tentang Uwais. Lalu setahun kemudian datanglah pembesar Kufah untuk berhaji lalu bertemu dengan Umar dan Umar menyampaikan tentang kedudukan Uwais al Qarni di sisi Allah Tabaroka wa Ta’ala. Dan kita masih membahas tentang sikap ‘Uzlah atau mengasingkan diri atau menarik diri yang dilakukan oleh Uwais al Qarni. Dan sikap menarik diri atau melebur diri dengan manusia itu tergantung kondisi masing-masing. Dari pembahasan sebelumnya, kita jadi mengetahui bahwa ada orang yang menyendiri bagi dia lebih baik atau lebih utama dan lebih memperbaiki hati dan memperbaiki ibadah dan memperbaiki masa depannya. Karena orang ini tidak sabar kalau di zhalimi atau di ganggu atau disakiti oleh manusia dan kalau memutuskan untuk melebur dan masuk ke dalam interaksi manusia maka anda harus siap untuk di zhalimi dan disikapi tidak baik dan seterusnya sebagaimana sabda Nabi ﷺ yang sudah kita bahas. Bahkan sebaliknya, kalau dia tetap berinteraksi dan benar-benar masuk ke dalam pergaulan manusia maka ini mengandung konsekuensi banyak efek buruk bagi dirinya. Dan dampak buruknya jauh lebih besar daripada kalau dia ‘Uzlah atau menarik diri. Seperti misalnya akhlaknya menjadi buruk, karena dia akan bertemu dengan hal-hal yang mungkar yang akhirnya dia mengerjakan hal-hal yang diharamkan. Artinya hati dia menjadi kotor karena dia tidak punya prinsip dan ketegasan dan tidak punya kesabaran yang dibutuhkan kalau anda mau masuk ke pusara pergaulan manusia. Sebagaimana banyak contoh di Masyarakat tentang dampak negatif bersahabat dengan orang-orang yang suka dengan kebathilan, orang-orang yang hobi dosa, orang-orang yang suka mencelakakan dirinya dan seterusnya yang akhirnya akan merusak diri sendiri dan merusak orang lain. Anda kalau mau masuk ke pusaran pergaulan manusia maka anda harus siap dan kalau anda tidak siap maka jangan masuk ke sana dan kalau anda tidak siap maka anda akan rusak, lalu hati anda menjadi kotor dan anda akan mendengar hal-hal yang aneh. Dan ini di bahas dari masa-masa ulama bahwa karakter itu begitu, ketika kita tahu bahwa manusia secara umum dalam QS Al-Ahzab itu إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا “Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh” (QS Al-Ahzab: 72). Dan anda harus siap menghadapi orang-orang yang seperti itu dan kalau tidak siap lebih baik menarik diri. Dan bukan karena anti social, namun tetap bergaul namun dengan menjaga pembatasan pergaulan yang lebih besar. Tetapi diantara manusia yang lain ada orang yang typical nya masuk ke pusara pergaulan manusia itu lebih baik dan lebih direkomendasikan dan lebih utama untuk dirinya, karena untuk memperjuangkan agama Allah itu harus dakwah di tengah-tengah manusia dan untuk menunaikan hak manusia dan untuk mengislah, memperbaiki dan seterusnya dan itu harus ada yang masuk dan dia harus punya kapasitas, sehingga manfaatnya besar bagi Masyarakat. Dan dia tidak berubah dan tidak terpengaruh ke peragulan manusia dengan buruknya akhlak dan buruknya sikap orang-orang disekelilingnya dan itu tidak banyak. Dan bukan hanya dia tidak terpengaruh namun dia meluruskan, membenarkan dan memperbaiki, mengajarkan, mendidik, memberikan nasihat sehingga interaksi dia dan masuknya dia ke pusaran pergaulan manusia itu direkomendasikan, paling afdhal, paling utama daripada dia menyendiri. Jadi setiap orang berbeda-beda dan tidak semua orang seperti Uwais al-Qarni sebagaimana tidak semua orang seperti Abu Bakr, Umar, Utsman dan Ali رضي الله تَعَالَى عَنْهُمْ. Makanya kita harus mengerti posisi kita lebih cocok atau condong ke mana, mengasingkan diri seperti Uwais al-Qarni atau tampil seperti Abu Bakr. Jadi marilah kita jujur dengan diri sendiri dan minta pertolongan kepada Allah. Mohon maaf dan juga koreksinya jika ada kekeliruan atau kesalahan karena keterbatasan dan kurangnya pemahaman ilmu yang saya miliki dalam merangkum, والله أعلم بالصواب اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ Barakallahu fikum… Jakarta, Ahad, 16 Dzul Hijjah 1445 AH/23 Juni 2024 Ahida Muhsin
Tapi harus digaris bawahi, ketika memilih utk Uzlah, bukan berarti jadi cuek klo ketemu Saudara Muslim ketika berpapasan di jalan/di kajian. Tetap sapa, senyum, salam, hanya saja tidak bergaul lebih dalam. Sekedarnya aja. Bukan yang ngegerombol
Karna pada dasarnya kita diciptakan untuk saling memberdayakan, untuk saling memberi manfaat dan saling menasihati, dan jika kita merasa mampu maka diutamakan bagi kita untuk bergaul, meski banyak strugllenya, banyak effort yang harus di kerahkan, semangat untuk kita yang merasa introvert, karna introvert bukan penghalang untuk kita memberikan manfaat untuk manusia, berikan keadilan banyak manusia yang butuh kita Semangat terhadap apa yang bermanfaat❤
Menarik diri, tapi tidak anti sosial.. Rasanya agak lebih nyaman seperti ini utk sekarang... Jazakumullahu Khayran wa Baarakallahu fiikum Ustadz dan Team
Berat ustadz..klau mau menebar kebaikan di orang2 sekitar yg kitanya masih dilingkungan tsb hehee.. Coba disini adakah yg mampu menebar kebaikan langsung terjun ke grup wa keluarga besar/ RT/RW / Rekan Kerja ? Bukan cuma share dakwah di sosmed umum sprti Instagram dgn akun yg beda nama tanpa ada yg mengenal? Mungkin jg sama gak bakalan kuat , hanya orang² pilihan yg mampu bersabar menghadapi keras nya hidup.
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Alhamdulillah kita panjatkan puji dan syukur kita kepada Rabbul A’lamiin atas segala nikmat dan karunia yang Allah berikan kepada kita sebagaimana yang kita ketahui bahwa nikmat Allah itu tidak pernah henti sebagaimana kehidupan kita, dimana bumi di pijak disana ada nikmat الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Sebagaimana shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Rasul kita Nabi kita Muhammadin عليه الصلاة و السلام beserta para keluarga, para sahabat dan orang-orang yang istiqamah berjalan dibawah naungan Sunnah beliau sampai Hari Kiamat kelak. Dan semoga Allah merahmati Al Imam An-Nawawi رحمه الله تَعَالَى beserta keluarganya dan seluruh ulama kita dan semoga Allah merahmati Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri حفظه الله dan seluruh team juga orang-orang yang beriman dan umat Muslim dimanapun mereka berada, آمِيْنُ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْن.
Pembelajaran Ke-13 hadits Ke-377 dari Usair bin Amr رضي الله تَعَالَى عنه, di atas adalah sebagai berikut;
Dan masih membahas hadits yang Al Imam An-Nawawi رحمه الله تَعَالَى bawakan yaitu, hadits dari Usair bin Amr رضي الله تَعَالَى عنه, ada juga yang mengatakan bin Jabir dan masih membahas hadits tentang Uwais al Qarni atau Uwais bin Amir setelah berjumpa dengan Umar bin Khattab رضي الله تَعَالَى عنه dan menyampaikan tentang sabda Nabi ﷺ tentang Uwais. Lalu setahun kemudian datanglah pembesar Kufah untuk berhaji lalu bertemu dengan Umar dan Umar menyampaikan tentang kedudukan Uwais al Qarni di sisi Allah Tabaroka wa Ta’ala. Dan kita masih membahas tentang sikap ‘Uzlah atau mengasingkan diri atau menarik diri yang dilakukan oleh Uwais al Qarni. Dan sikap menarik diri atau melebur diri dengan manusia itu tergantung kondisi masing-masing. Dari pembahasan sebelumnya, kita jadi mengetahui bahwa ada orang yang menyendiri bagi dia lebih baik atau lebih utama dan lebih memperbaiki hati dan memperbaiki ibadah dan memperbaiki masa depannya. Karena orang ini tidak sabar kalau di zhalimi atau di ganggu atau disakiti oleh manusia dan kalau memutuskan untuk melebur dan masuk ke dalam interaksi manusia maka anda harus siap untuk di zhalimi dan disikapi tidak baik dan seterusnya sebagaimana sabda Nabi ﷺ yang sudah kita bahas. Bahkan sebaliknya, kalau dia tetap berinteraksi dan benar-benar masuk ke dalam pergaulan manusia maka ini mengandung konsekuensi banyak efek buruk bagi dirinya. Dan dampak buruknya jauh lebih besar daripada kalau dia ‘Uzlah atau menarik diri. Seperti misalnya akhlaknya menjadi buruk, karena dia akan bertemu dengan hal-hal yang mungkar yang akhirnya dia mengerjakan hal-hal yang diharamkan. Artinya hati dia menjadi kotor karena dia tidak punya prinsip dan ketegasan dan tidak punya kesabaran yang dibutuhkan kalau anda mau masuk ke pusara pergaulan manusia. Sebagaimana banyak contoh di Masyarakat tentang dampak negatif bersahabat dengan orang-orang yang suka dengan kebathilan, orang-orang yang hobi dosa, orang-orang yang suka mencelakakan dirinya dan seterusnya yang akhirnya akan merusak diri sendiri dan merusak orang lain.
Anda kalau mau masuk ke pusaran pergaulan manusia maka anda harus siap dan kalau anda tidak siap maka jangan masuk ke sana dan kalau anda tidak siap maka anda akan rusak, lalu hati anda menjadi kotor dan anda akan mendengar hal-hal yang aneh. Dan ini di bahas dari masa-masa ulama bahwa karakter itu begitu, ketika kita tahu bahwa manusia secara umum dalam QS Al-Ahzab itu إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا “Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh” (QS Al-Ahzab: 72). Dan anda harus siap menghadapi orang-orang yang seperti itu dan kalau tidak siap lebih baik menarik diri. Dan bukan karena anti social, namun tetap bergaul namun dengan menjaga pembatasan pergaulan yang lebih besar. Tetapi diantara manusia yang lain ada orang yang typical nya masuk ke pusara pergaulan manusia itu lebih baik dan lebih direkomendasikan dan lebih utama untuk dirinya, karena untuk memperjuangkan agama Allah itu harus dakwah di tengah-tengah manusia dan untuk menunaikan hak manusia dan untuk mengislah, memperbaiki dan seterusnya dan itu harus ada yang masuk dan dia harus punya kapasitas, sehingga manfaatnya besar bagi Masyarakat. Dan dia tidak berubah dan tidak terpengaruh ke peragulan manusia dengan buruknya akhlak dan buruknya sikap orang-orang disekelilingnya dan itu tidak banyak. Dan bukan hanya dia tidak terpengaruh namun dia meluruskan, membenarkan dan memperbaiki, mengajarkan, mendidik, memberikan nasihat sehingga interaksi dia dan masuknya dia ke pusaran pergaulan manusia itu direkomendasikan, paling afdhal, paling utama daripada dia menyendiri.
Jadi setiap orang berbeda-beda dan tidak semua orang seperti Uwais al-Qarni sebagaimana tidak semua orang seperti Abu Bakr, Umar, Utsman dan Ali رضي الله تَعَالَى عَنْهُمْ. Makanya kita harus mengerti posisi kita lebih cocok atau condong ke mana, mengasingkan diri seperti Uwais al-Qarni atau tampil seperti Abu Bakr. Jadi marilah kita jujur dengan diri sendiri dan minta pertolongan kepada Allah.
Mohon maaf dan juga koreksinya jika ada kekeliruan atau kesalahan karena keterbatasan dan kurangnya pemahaman ilmu yang saya miliki dalam merangkum, والله أعلم بالصواب
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
Barakallahu fikum…
Jakarta, Ahad, 16 Dzul Hijjah 1445 AH/23 Juni 2024
Ahida Muhsin
Angin segar bagi si introvert yang masih struggle dgn pemulihan traumanya, mendingan Uzlah aja deh
Tapi harus digaris bawahi, ketika memilih utk Uzlah, bukan berarti jadi cuek klo ketemu Saudara Muslim ketika berpapasan di jalan/di kajian. Tetap sapa, senyum, salam, hanya saja tidak bergaul lebih dalam. Sekedarnya aja. Bukan yang ngegerombol
Bener 100%. Persis banget sm yg kurasain@@nurulwk6392
Karna pada dasarnya kita diciptakan untuk saling memberdayakan, untuk saling memberi manfaat dan saling menasihati, dan jika kita merasa mampu maka diutamakan bagi kita untuk bergaul, meski banyak strugllenya, banyak effort yang harus di kerahkan, semangat untuk kita yang merasa introvert, karna introvert bukan penghalang untuk kita memberikan manfaat untuk manusia, berikan keadilan banyak manusia yang butuh kita
Semangat terhadap apa yang bermanfaat❤
Menarik diri, tapi tidak anti sosial.. Rasanya agak lebih nyaman seperti ini utk sekarang... Jazakumullahu Khayran wa Baarakallahu fiikum Ustadz dan Team
2:37 kajian dimulai
Alhamdulillah ya Allah jawaban langsung di berikan.. sukron ustadz atas ilmu nya.. barakallahu fiik
Alhamdulilah
jazakallahu khairan ustadz ilmunya, barakallahu fiikum
Masya Allah Tabarakallah
Barakallahufiikum
Barakallahu fiikum Yaa Ustadz....wa timm
Bismillah..
Segala puji bagi Allah
BaarakAllahu fiikum
Alhamdulillah 🌻
alhamdulillah
🙏
Syukron
✅N google keep
Tanpa sadar ternyata saya sendiri yg ngejauhin orang² tapi gk anti sosial.
🤲🏻
Berat ustadz..klau mau menebar kebaikan di orang2 sekitar yg kitanya masih dilingkungan tsb hehee..
Coba disini adakah yg mampu menebar kebaikan langsung terjun ke grup wa keluarga besar/ RT/RW / Rekan Kerja ?
Bukan cuma share dakwah di sosmed umum sprti Instagram dgn akun yg beda nama tanpa ada yg mengenal?
Mungkin jg sama gak bakalan kuat , hanya orang² pilihan yg mampu bersabar menghadapi keras nya hidup.
Alhamdulillah
Alhamdulillah