Perang high intensity rusia ukraina mengajarkan bahwa kekurangan kualitas bisa ditutupi dengan surplus kuantitas, selama masih bisa berfungsi maka akan sangat membantu di medan perang. Jadi saya setuju Indonesia tidak asal membuang alutsista yg sudah tua, sekaligus bisa menjadi bahan pembelajaran buat perusahaan militer lokal menambah pengalaman.
Perusahaan swasta emang GG sih...
Efektif lawan drone
engkol upgraded...drpd quad kanon ping2😊... smart munition nya ga skalian
buat anti drone 👍
Simbah masih dimodifikasi
Kombinasi pertahanan udara dengan radar lebih efektif
Trpenting adlah seluruh satuan arhanud di lengkapi dg sisita rudal SAM. minimal jarak pendek & menengah. Utk sista meriam adlah pendukung.
pasang di platform kendaraan, letakkan di daerah konflik dan rawan
samgat setuiu barang tua msh oke bila di upgtade
Sekarang ini jamannya Drone, yg tidak tau asalnya, tau tau sudah meledak, jadi alutsista swa gerak mestinya dilengkapi dengan senjata atau radar anti Drone , kalo tidak siap mati konyol
Njiiirr... Ini barang obsolete masih aja d upgrade terus 😂
Salah satu barang antik nya TNI-AD yg terus di pertahankan dan di upgrade, barengan ma AMX-13 yg baru kemarin kontrak ma Pindad untuk kembali di retrofit dan upgrade system 🙈 🤣
Di pikir pikir mau lawan apa ya kanon kaliber besar dengan rate of fire rendah jaraknya cuma belasan KM ..padahal pesawat tempur musuh bisa nembak dari jarak puluhan km ..ga manuk akal niih
dengan fire rate yg rendah, kalau ngadepin swarming drone kecil2 kayaknya nggak mampu deh
Apalah
Mantab...terus berinovasi...bagus lagi dikombinasi dg rudal jarak pendek SPT starstreak, RBS 70 NG ato yg lainnya
Smg di era pres prabowo sgr diadakan tot penuh/lisensi sistem pertahanan udara meski jarak pendek ...baik berbasis rudal dan meriam ..baik berbasis darat/spaagm maupun kapal perang/ciws...berikut sistem jammer utk melindungi dr serangan drone kamikaze/fpv...
Buang duit ga pernah di pakai. kami rakyat Indonesia sudah biayai beli senjata ,pajak kami di potong tiap bulan .giliran lawan OPM mana tank keluar.pesawat cuma pajangan ,sangat mengecewakan
Buat nembak kkb cocok
nah begitu dong di upgred juga jiplak untuk produksi sendiri lbh bagus dan menakutkan .
Meriam tahun jebot tuh buang aja..buang2 duit buat di retrofit..gak guna
Waduuh rate tembakan rendah, reload amunisi manual dan terbatas...mau di apakan lagi, buat hanud sudah ketinggalan jaman...kenapa masih di upgrade, emang dulu ga pernah upgrade? pernah loh..sampai ada layar monitor 2 buah didepan operator gunner...hadeehh, proyeek teruuuss, buang buang anggaran...ga ada manfaat...
Gak penting juga dretrofit meriam2 kakek2, perasaan udah pernah kan dretrofit tp hasilnya gitu2 juga.kecuali drebuild oleh perusahaan asing spt elbit system yg mumpuni
kayanya lebih ga penting kamu, makanya kamu bukan pengambil keputusannya
Apalg budget pertahanan kere n ULN terbatas dlm pengadaan sisrudal tuk memayungi langit RI yg luas.keknya S60 yg sdh diupgrade/retrofit akan sangat berguna bagi hanud TNI n budget Kemhan.
Makanan dron kamikaze dan fpv ni 😂😂
Setidaknya ini lebih berguna sambil menunggu progres pengadaan maupun produksi riset drone yang belum final. Akan menjadi senjata pemukul teknik geriliya hutan TNI AD.
Justru ini anti drone karena drone bukan senjata berkecepatan tinggi
@@butuhmodal5109 jgn salah walau drone tdk berkec tinggi tp manuvernya sangat mobile. Meriam arteleri bakal sulit tembak drone.
@@danardono4412itu alasannya kenapa yg dijadikan senjata anti drone adlh senjata laras anti serangan udara..
Kecepatan tembak, kecepatan gerak putaran turret serta murahnya amunisi ketimbang manpads jd pertimbangan..
Dan kaliber 57mm masih sangat mumpuni utk menghadapi kendaraan lapis baja angkut personel..
Mantap joss n keren,kerja bagus.salut n bangga tuk PT Respati.
Moga PT Respati bs jg merekayasa balik S60 kedepanya.