Rejang Sutri Desa Batuan - Br. Peninjoan

แชร์
ฝัง
  • เผยแพร่เมื่อ 21 ส.ค. 2024
  • Tradisi Tari Rejang Sutri di Desa Batuan
    Di Desa Pakraman Batuan,Tari Rejang Sutri dianggap mempunyai suatu kekuatan yang dapat melingdungi warga masyarakat setempat dari marabahaya. Oleh sebab itu, tradisi Ngerejang atau mementaskan tari rejang ini masih tetap dipertahankan oleh warga desa adat setempat. Tari Rejang Sutri dibawakan oleh kaum wanita dari banjar-banjar di lingkungan desa adat Batuan secara bergiliran. Kadangkala penarinya hanya memakai busana sederhana dan pada hari-hari tertentu mereka berpakaian adat bali madya.
    Rentetan upacara Tari Rejang Sutri, yaitu:
    Pertama, mengadakan upacara Dewa Yadnya yaitu melaksanakan upacara persembahyangan di Pura Desa dan Puseh, Ratu Ngurah Agung, Ratu Saung, Ratu Pase Leb ( matur piuning ) yang diantar oleh pemangku desa Batuan dengan sarana upakara pejati jangkep, canang sari, petabuh dan sebagainya. Sedangkan untuk masing-masing keluarga menghaturkan upakara pejati jangkepke Pura Desa/ Puseh selanjutnya di upacarai oleh pemangku selanjutnya dibawa pulang untuk di tempatkan di pura keluarga (sanggah,merajan) di sanggah kemulan. Setiap harinya menghaturkan upakara canang dan di lebar saat Rejang Sutri usai ( nyineb ).
    Kedua, mengadakan atau melaksanakan upacara mecaru ( bhuta yadnya) yang dilaksanakan di Pura Desa dan Puseh pada siang hari sebelum nanti malamnya dilaksanakan Rejang Sutri, mecaru di tapal batas Desa Batuan yaitu di ujung banjar Dentiyis batas utara, di ujung banjar Jeleka batas barat, di ujung banjar Puaya simbul batas selatan, di ujung banjar Peninjoan sebagai simbul batas timur. Mecaru di masing-masing tapal batas desa Batuan diantaranya menggunakan sarana boki diisi tapak dara, wastra poleng, kayu sakti ( carang dadap ) jeroan babi sebagai symbol pengamer-amer. Dilanjutkan mecaru di masing-masing banjar, kemudian di muka rumah masing-masing anggota masyarakat atau depan pintu masuk ( angkul-angkul) saat senja ( sandikala ), dan pada malam harinya di laksanakan tari Rejang Sutri, yang sebelumnya diawali dengan menghaturkan sesajen berupa Pejati yang dihaturkan di Pura Desa dan di tempat pertunjukan. Pejati yang di haturkan di tempat pertunjukan yaitu di Sanggar Tawang wantilan Pura Desa di sudut timur laut ( Ersanya) yang dilakukan oleh Pemangku Desa. Sanggar Tawangtersebut merupakan tempat upakara sesaji/ banten, untuk setiap harinya sudah ada yang bertugas menghaturkan upacara, tempat berstananya Widyadara-widyadari, Bethara-Bethari, tempat pemujaan masyarakat Batuan saat Rejang Sutri dilaksanakan.
    Dengan demikian tari Rejang Sutri memiliki fungsi sebagai tari Wali ( upacara), tari tolak bala atau tari sakral yang wajib dipertunjukan menjelang sasih kelima sampai sasih kesanga tahun berikutnya, dengan pertunjukan setiap hari mulai pukul 19:00 Wita sampai selesai.

ความคิดเห็น • 2

  • @marianusratundima5020
    @marianusratundima5020 3 ปีที่แล้ว +1

    Tarinya mantap.........

  • @nimadejendri8879
    @nimadejendri8879 2 ปีที่แล้ว

    Ingat masa muda bbrp kali ikut rejang mepayas. 💙💛🧡💚❤💜Terimakasih sdh share video ini ya. 🙏🙏🙏