Ku terbangun lagi Di antara sepi Hanya pikiran yang ramai Mengutuki diri Tak bisa kembali 'Tuk mengubah alur kisah Ketika mereka meminta tawa Ternyata rela tak semudah kata Tak perlu khawatir, ku hanya terluka Terbiasa 'tuk pura-pura tertawa Namun, bolehkah s'kali saja ku menangis Sebelum kembali membohongi diri? Ketika kau lelah Berhentilah dulu Beri ruang, beri waktu Mereka bilang, "Syukurilah saja" Padahal rela tak semudah kata Tak perlu khawatir, ku hanya terluka Terbiasa 'tuk pura-pura tertawa Namun, bolehkah s'kali saja ku menangis Sebelum kembali membohongi diri? Ha-ha, ha-ah-ah Ha-ha, ha-ah-ah Ha-ha, ha-ah-ah-oh Kita hanyalah manusia yang terluka Terbiasa 'tuk pura-pura tertawa Namun, bolehkah s'kali saja ku menangis? Ku tak ingin lagi membohongi diri Ku ingin belajar menerima diri
Industri musik Mlysia hancur, kalah brsaing dgn musik luar trmasuk dr Indnsia. Lagu Mlysia kurang mnjual sbab musiknya biasa sj, bahasa & logatnya Mlayu, yg di Indnsia Mlayu itu satu dr skian bnyk etnis sehingga bagi orang Indnsia lagu Mlysia brcitarasa kdaerahan, tdk universal. Zaman & slera pasar brubah, musik brevolusi, tp musik Mlysia lambat brevolusi, msih bnyk brcitarasa 80an & tdk bnyk macam warna musik. Tlinga orang Mlysia jenuh memilih lari mncari sensasi lain dr lagu luar salah satunya Indnsia yg lagu-lagunya bermacam citarasa. Lagu Indnsia aransmen & liriknya mahal, dgn Bahasa Indnsia lbih universal tdk kental logat etnis trtentu jd bisa ditrima msyarakat lebih luas. Orang Mlysia spatutnya brsyukur dahaga/selera mreka akan musik brkualitas dpt trpenuhi justru oleh lagu-lagu Indnsia. Musik Indnsia membuat standar musik orang Mlysia jd tinggi, sehingga lagu Mlysia mnjdi trdengar sangat jelek buat mreka. Ibarat mendengar lagu Indnsia adlah minum madu, stelah itu dengar lagu Mlysia sperti minum air putih, hambar. Itu sbabnya pnyanyi & band baru di Mlysia muncul lalu tenggelam bgitu sj, jarang dpt job konser. Jangankn band baru, band lama Melissa pun bubar ditinggal smua personil dampak sepi job & hancurnya pasaran lagu Mlayu Mlysia di negara sndiri. Tdk ada pemasukan finansial membuat band-band Mlysia dkelola scara amatir, malah bnyk mreka yg berniaga skala kecil jual t-shirt dan kuliner. Mreka musisi atau pdagang? 😂 Mreka coba bisnis bukan krna sukses di musik, tp krna di musik sudah hancur. Beda dgn band-band Indnsia, sukses di musik lalu buka bisnis besar, tp tawaran konser tetap ramai. Band lama Mlysia bisa brtahan pun krna mlakukan praktik monopoli, masih mau ambil tawaran murah tampil di panggung kcil level pasar malam. Lucu lihat band rock Mlysia tampil di pasar malam. Rambut pnjang, musik keras yg nonton bnyak ibu-ibu & anak-anak. Style rocker, bicara lu gua mniru bahasa gaul Jakarta, tp tdk prnah konser. Rock identik egaliter & rebel, sehingga rocker Mlysia mrasa cocok mniru bicara lu gua drpda bicara saye, awak, korang, kitorang, diorang. 🤣 Rusaknya pasaran pnyanyi & band Mlayu Mlysia krna prsaingan tdk sehat antara mreka merebutkan pasar orang Mlayu yg kcil. Pasar musik Mlayu Mlysia kecil sbab hnya ditrima orang Mlayu. Rakyat Mlysia kturunan China & India tdk bisa Bahasa Mlayu sehingga tdk mndengarkn lagu & mnonton film Mlayu, mreka punya dunia musik/film sndiri. Situasi & kondisi itu diperparah orang Mlayu Mlysia lebih suka lagu Indnsia, lagu Barat & USA. Makin hancur lah lagu Mlayu Mlysia di negara sndiri. Misal ada konser band Mlysia & Indnsia bersamaan di KL aku yakin semua pilih menonton band Indnsia. Band-band Mlysia saling berebut sisa-sisa market krna mayoritas market Mlayu Mlysia lebih suka lagu, pnyanyi & band Indnsia. Ibarat lagu, pnyanyi & band Indnsia adlah singa memakan pasar musik Mlysia, sdangkan lagu, penyanyi & band Mlayu Mlysia ibarat belatung hnya mndapat sisa market kulit & tulang sj.🤣 Band lama Mlysia sampai harus pasang tarif murah agar dapat job & untuk mmpertahankan eksistensi mreka di kancah musik Mlysia. Sbab jk harga mreka tinggi promotor cari band Mlysia lain yg berani pasang tarif murah, atau jk hrs membayar harga tinggi promotor tdk akan mau skedar mndapat pnyanyi/band lokal, takut tdk laku. Klau mahal skalian sj mngundang pnyanyi/band Indnsia pasti untung besar. Itulah yg trjadi skarang di Mlysia. Band lama Mlysia sadar lagu mreka kalah bagus dr lagu Indnsia lalu mreka mnurunkan hrga demi tuntutan perut & eksistensi, disitulah matinya pasaran band-band baru Mlysia. Sbab dgn harga sama murah tentu promotor lbih pilih band lama yg sudah punya nama. Tdk pduli band baru layu sblum brkembang, bagi band lama sisa pasar orang Mlayu Mlysia terlalu kecil untk dibagi-bagi. Band lama turunkan tarif, band baru tidak mampu melahirkan karya brkualitas, hancur lah industri musik Mlysia. Itu pula sebab tak banyak regenerasi di blantika musik Mlysia. sehingga dr dulu smpai skrg yg orang Mlaysia bisa banggakan hnya Search, Wings, Amy, Awie, Isabela, Search, Wings, Amy, Awie, Isabela, itu trus smpai hari kiamat tiba.🤣 Bagi orang Indnsia mreka kuno; karya mreka tak dikenali slain hnya dua tiga lagu hitsnya sj, itu pun tdk lbih bagus dr lagu-lagu Indnsia. Tdk ada apa-apanya jk dibandingkn nama bsar di industri musik Indnsia sprti Iwan Fals, grup Swami, super grup Kantata, lagu-lagu megah dgn tema kritik sosialnya. Pnyanyi & band Indnsia ramai konser di Mlysia, sebaliknya hnya satu dua penyanyi/band Mlysia konser di Indnsia itu pun jarang. Memunculkan tuduhan dr orang Mlysia bhwa Indnsia menutup artis luar. Nyatanya pnyanyi/band Korea, Eropa, USA sering konser di Indnsia. Pnyanyi & band Indnsia boleh konser di Mlysia, lalu apa alasan kami balas mnutup artis Mlysia? Siti Nurhaliza kadang konser di sini. Ada jg tuduhan klau ingin masuk pasar Indnsia lagu Mlysia liriknya hrs Bahasa Indnsia; didasarkan dr prnyataan Awie Wings yg disalahfahami orang Mlysia. Awie tdk mngatakan aturan di Indnsia mngharuskan lagu Mlysia gunakan bahasa Indnsia agar dpt masuk, tp maksud Awie pasar Indnsia telinganya sudah trbiasa dimanjakan lagu lokal brkualitas dgn lirik Bahasa Indnsia membuat lagu Mlysia dgn lirik bahasa Mlayu sulit bisa ditrima pasar, maka muncul ucapan dr Awie klau ingin lagu Mlysia ditrima pasar Indnsia gunakan Bahasa Indnsia. Itu yg disalahfahami orang Mlysia. Lihat lagu dr USA, Eropa, India, China, boleh masuk Indnsia, tdk diubah ke Bahasa Indnsia. Bahasa Indnsia lbih universal dr bahasa Mlayu. Bahasa Indnsia dr bahasa Mlayu Riau milik kami sndiri tp dlm prkembangannya dua bahasa ini mmbentuk dua bahasa brbeda. Sehingga lagu berbahasa Indnsia trdengar universal, tdk lagi brcitarasa Mlayu. Jd bukan kami mnyekat lagu Mlysia tp lagu Mlysia lah yg tdk memenuhi standar kualitas tlinga orang Indnsia. Silakn artis & produk hiburan Mlysia masuk Indnsia, pintu kami trbuka lebar tp prtanyaannya apa akan diterima pasar? Jd jgn mnuduh praturan Indnsia mnyekat produk hiburan Mlysia, intropeksi diri knapa karya lagu/film Mlysia tidak disukai pasar Indnsia. Justru bnyk lagu & film Indnsia dilarang masuk Mlysia. Bbrpa lagu liriknya hrs diganti agar boleh masuk, bnyk film Indnsia juga dilarang masuk Mlysia. Pasar Indnsia 280 juta jiwa, angka sbesar itu brpa persen yg suka lagu Mlysia? Pasar kami bsar tp lihat siapa sj lawan lagu Mlayu Mlysia, ada lagu Korea, India, Eropa, USA. Jangankn mengalahkn smua itu, andai pnyanyi & band Mlysia disatukan, tdk ada yg bisa kalahkan bhkan skedar mnyamai musikalitas Dewa 19 atau super grup Kantata. Pasar musik Indnsia dibagi banyak segmen, ada pop, rock, metal, dangdut, lagu daerah, lagu Korea, India, Eropa, USA, ada jg segmen gabungan/pnyuka bbrp genre. Jd dr sekian juta rkyt Indnsia segmen pasar lagu Mlayu Mlysia itu kecil persentasenya. Jgnkn pnyanyi/band Mlysia mau masuk pasar Indnsia, persaingan lokal vs lokal di sini sudah sangat ketat. Tdk ada promotor brani undang pnyanyi/band Mlysia ke Indnsia, promotor tdk bodoh; mreka tahu kondisi pasar, mreka tdk mau rugi. Coba sj datangkan pnyanyi/band Mlysia, apa ada yg beli tiket? Bisa-bisa hnya ditonton lima orang sj. Lambatnya evolusi musik Mlysia jg dsbabkan undangan-undang konservatif berbasis Islam, itu mmbatasi proses kreatif dlm memajukan seni & entertainment Mlysia. Dapat dilihat hal-hal remeh dampak aturan konservatif itu; dr segi gaya seniman laki-laki Mlysia hnya boleh panjangkn rambut, tdk brtato, tdk pakai anting, tdk boleh lepas baju saat tampil di panggung(wanita sudah pasti tdk boleh). Dr segi lirik, tdk ada lagu Mlysia menggunakan kata kasar, jg tdk ada lagu mngkritik pemerintah. Di indnsia bebas brekspresi, mengkritik pmrintah lewat seni sudah sjak rezim otoriter Soeharto. Zaman itu para seniman tdk takut mlakukan prlawanan mski trjdi pmbatasan brekspresi, sabotase, pncekalan, pmenjaraan sperti dialami Iwan Fals & WS Rendra, bahkan penculikan seniman Widji Thukul yg smpai saat ini dia tdk kmbali. Revolusi musik Indnsia trjdi di era kbebasan brekspresi dilarang. Iwan Fals mncul akhir 70an mnjdi ikon prlawanan dr dunia musik. Dari Iwan revolusi musik Indnsia bermula dgn membuat bnyk lagu kritik sosial & penggunaan kata-kata kasar yg saat itu masih dianggap tabu dijadikn lirik lagu. Stlh Iwan Fals, di awal 90an muncul band Slank merevolusi musik Indnsia, mndobrak tradisi lama lagu rock yg liriknya kaku brbahasa Indnsia baku, mulai mngenalkan lagu rock dgn lirik bahasa gaul Jakarta yg egaliter. Btapa hebat revolusi musik Indnsia sudah trjadi tahun 70an akhir. Tapi smpai hari ini blm ada revolusi musik di Mlysia, sbab revolusi adlah hal tabu bagi orang Mlysia yg dr zaman kolonial trkenal pengecut. Dunia seni/entertain Mlysia itu saya gambarkn dgn meminjam perkataan sastrawan bsar Indnsia WS Rendra yaitu hnya bicara anggur & rembulan, lagu-lagu cinta omong kosong jauh dr prsoalan hidup. Di Indnsia musik bukan skedar hiburan, tp jg mnjdi api ksadaran, membangunkn "orang-orang tidur", mnjdi corong(kpanjangan suara) protes kaum muda, mnjdi potret sjarah dinamika bangsa, potret tragedi khidupan mnusia & alam. Lagu Indnsia musikalitas tinggi bisa didengar pd lagu-lagu, grup musik Swami & super grup Kantata. Orang Mlysia akan tau hebatnya musikalitas musisi Indnsia & sadar trnyata musik Mlysia slama ini kerdil. Dunia permusikan Mlysia akan sulit sampai pada level musikalitas org Indnsia krna orang Mlysia itu dr dulu tidak revolusioner.
Racikan syair dan sufisme dan suara merdu ditambah busana yang sopan menghasilkan karya yang luar biasa.
Sukses terus Feby ♥
Had a very good moment during the concert. Listen to her in real life lagi syahduuu weyyy for first time concert goer like me.. 😭😭😭
masih x leh move on
@@zulfiqarhaspy3079ada video itu, nanti saya letak dalam short, pendek aja
Sufi Songs Feby masyaallah
Merinding 🥲
Ku terbangun lagi
Di antara sepi
Hanya pikiran yang ramai
Mengutuki diri
Tak bisa kembali
'Tuk mengubah alur kisah
Ketika mereka meminta tawa
Ternyata rela tak semudah kata
Tak perlu khawatir, ku hanya terluka
Terbiasa 'tuk pura-pura tertawa
Namun, bolehkah s'kali saja ku menangis
Sebelum kembali membohongi diri?
Ketika kau lelah
Berhentilah dulu
Beri ruang, beri waktu
Mereka bilang, "Syukurilah saja"
Padahal rela tak semudah kata
Tak perlu khawatir, ku hanya terluka
Terbiasa 'tuk pura-pura tertawa
Namun, bolehkah s'kali saja ku menangis
Sebelum kembali membohongi diri?
Ha-ha, ha-ah-ah
Ha-ha, ha-ah-ah
Ha-ha, ha-ah-ah-oh
Kita hanyalah manusia yang terluka
Terbiasa 'tuk pura-pura tertawa
Namun, bolehkah s'kali saja ku menangis?
Ku tak ingin lagi membohongi diri
Ku ingin belajar menerima diri
Feby smua lagu2 nya lirik nya MAHAL,,,Smua lgu dia itu sbnrnya Religi yg sgt dlm😢 hnya dia pintar membungkus nya mnjdi sbuah karya seni musik
ya setuju ❤
Org ada jiwa memahi ..Feby hebat jiwa seni
Datang dari tiktok
yeyy thank you :) , share kat member ok, malam kang upload lagi banyak
Eh emang boleh bawa kamera profesional saat konser?
camera compact dibenarkan, camera yang bisa tukar lens tidak dibenarkan ❤
Industri musik Mlysia hancur, kalah brsaing dgn musik luar trmasuk dr Indnsia. Lagu Mlysia kurang mnjual sbab musiknya biasa sj, bahasa & logatnya Mlayu, yg di Indnsia Mlayu itu satu dr skian bnyk etnis sehingga bagi orang Indnsia lagu Mlysia brcitarasa kdaerahan, tdk universal.
Zaman & slera pasar brubah, musik brevolusi, tp musik Mlysia lambat brevolusi, msih bnyk brcitarasa 80an & tdk bnyk macam warna musik. Tlinga orang Mlysia jenuh memilih lari mncari sensasi lain dr lagu luar salah satunya Indnsia yg lagu-lagunya bermacam citarasa.
Lagu Indnsia aransmen & liriknya mahal, dgn Bahasa Indnsia lbih universal tdk kental logat etnis trtentu jd bisa ditrima msyarakat lebih luas.
Orang Mlysia spatutnya brsyukur dahaga/selera mreka akan musik brkualitas dpt trpenuhi justru oleh lagu-lagu Indnsia.
Musik Indnsia membuat standar musik orang Mlysia jd tinggi, sehingga lagu Mlysia mnjdi trdengar sangat jelek buat mreka. Ibarat mendengar lagu Indnsia adlah minum madu, stelah itu dengar lagu Mlysia sperti minum air putih, hambar.
Itu sbabnya pnyanyi & band baru di Mlysia muncul lalu tenggelam bgitu sj, jarang dpt job konser.
Jangankn band baru, band lama Melissa pun bubar ditinggal smua personil dampak sepi job & hancurnya pasaran lagu Mlayu Mlysia di negara sndiri.
Tdk ada pemasukan finansial membuat band-band Mlysia dkelola scara amatir, malah bnyk mreka yg berniaga skala kecil jual t-shirt dan kuliner. Mreka musisi atau pdagang? 😂
Mreka coba bisnis bukan krna sukses di musik, tp krna di musik sudah hancur. Beda dgn band-band Indnsia, sukses di musik lalu buka bisnis besar, tp tawaran konser tetap ramai.
Band lama Mlysia bisa brtahan pun krna mlakukan praktik monopoli, masih mau ambil tawaran murah tampil di panggung kcil level pasar malam. Lucu lihat band rock Mlysia tampil di pasar malam. Rambut pnjang, musik keras yg nonton bnyak ibu-ibu & anak-anak.
Style rocker, bicara lu gua mniru bahasa gaul Jakarta, tp tdk prnah konser.
Rock identik egaliter & rebel, sehingga rocker Mlysia mrasa cocok mniru bicara lu gua drpda bicara saye, awak, korang, kitorang, diorang. 🤣
Rusaknya pasaran pnyanyi & band Mlayu Mlysia krna prsaingan tdk sehat antara mreka merebutkan pasar orang Mlayu yg kcil.
Pasar musik Mlayu Mlysia kecil sbab hnya ditrima orang Mlayu. Rakyat Mlysia kturunan China & India tdk bisa Bahasa Mlayu sehingga tdk mndengarkn lagu & mnonton film Mlayu, mreka punya dunia musik/film sndiri.
Situasi & kondisi itu diperparah orang Mlayu Mlysia lebih suka lagu Indnsia, lagu Barat & USA. Makin hancur lah lagu Mlayu Mlysia di negara sndiri. Misal ada konser band Mlysia & Indnsia bersamaan di KL aku yakin semua pilih menonton band Indnsia.
Band-band Mlysia saling berebut sisa-sisa market krna mayoritas market Mlayu Mlysia lebih suka lagu, pnyanyi & band Indnsia. Ibarat lagu, pnyanyi & band Indnsia adlah singa memakan pasar musik Mlysia, sdangkan lagu, penyanyi & band Mlayu Mlysia ibarat belatung hnya mndapat sisa market kulit & tulang sj.🤣
Band lama Mlysia sampai harus pasang tarif murah agar dapat job & untuk mmpertahankan eksistensi mreka di kancah musik Mlysia. Sbab jk harga mreka tinggi promotor cari band Mlysia lain yg berani pasang tarif murah, atau jk hrs membayar harga tinggi promotor tdk akan mau skedar mndapat pnyanyi/band lokal, takut tdk laku. Klau mahal skalian sj mngundang pnyanyi/band Indnsia pasti untung besar. Itulah yg trjadi skarang di Mlysia.
Band lama Mlysia sadar lagu mreka kalah bagus dr lagu Indnsia lalu mreka mnurunkan hrga demi tuntutan perut & eksistensi, disitulah matinya pasaran band-band baru Mlysia. Sbab dgn harga sama murah tentu promotor lbih pilih band lama yg sudah punya nama. Tdk pduli band baru layu sblum brkembang, bagi band lama sisa pasar orang Mlayu Mlysia terlalu kecil untk dibagi-bagi.
Band lama turunkan tarif, band baru tidak mampu melahirkan karya brkualitas, hancur lah industri musik Mlysia.
Itu pula sebab tak banyak regenerasi di blantika musik Mlysia. sehingga dr dulu smpai skrg yg orang Mlaysia bisa banggakan hnya Search, Wings, Amy, Awie, Isabela, Search, Wings, Amy, Awie, Isabela, itu trus smpai hari kiamat tiba.🤣
Bagi orang Indnsia mreka kuno; karya mreka tak dikenali slain hnya dua tiga lagu hitsnya sj, itu pun tdk lbih bagus dr lagu-lagu Indnsia. Tdk ada apa-apanya jk dibandingkn nama bsar di industri musik Indnsia sprti Iwan Fals, grup Swami, super grup Kantata, lagu-lagu megah dgn tema kritik sosialnya.
Pnyanyi & band Indnsia ramai konser di Mlysia, sebaliknya hnya satu dua penyanyi/band Mlysia konser di Indnsia itu pun jarang. Memunculkan tuduhan dr orang Mlysia bhwa Indnsia menutup artis luar. Nyatanya pnyanyi/band Korea, Eropa, USA sering konser di Indnsia.
Pnyanyi & band Indnsia boleh konser di Mlysia, lalu apa alasan kami balas mnutup artis Mlysia? Siti Nurhaliza kadang konser di sini.
Ada jg tuduhan klau ingin masuk pasar Indnsia lagu Mlysia liriknya hrs Bahasa Indnsia; didasarkan dr prnyataan Awie Wings yg disalahfahami orang Mlysia. Awie tdk mngatakan aturan di Indnsia mngharuskan lagu Mlysia gunakan bahasa Indnsia agar dpt masuk, tp maksud Awie pasar Indnsia telinganya sudah trbiasa dimanjakan lagu lokal brkualitas dgn lirik Bahasa Indnsia membuat lagu Mlysia dgn lirik bahasa Mlayu sulit bisa ditrima pasar, maka muncul ucapan dr Awie klau ingin lagu Mlysia ditrima pasar Indnsia gunakan Bahasa Indnsia. Itu yg disalahfahami orang Mlysia. Lihat lagu dr USA, Eropa, India, China, boleh masuk Indnsia, tdk diubah ke Bahasa Indnsia.
Bahasa Indnsia lbih universal dr bahasa Mlayu. Bahasa Indnsia dr bahasa Mlayu Riau milik kami sndiri tp dlm prkembangannya dua bahasa ini mmbentuk dua bahasa brbeda. Sehingga lagu berbahasa Indnsia trdengar universal, tdk lagi brcitarasa Mlayu.
Jd bukan kami mnyekat lagu Mlysia tp lagu Mlysia lah yg tdk memenuhi standar kualitas tlinga orang Indnsia.
Silakn artis & produk hiburan Mlysia masuk Indnsia, pintu kami trbuka lebar tp prtanyaannya apa akan diterima pasar? Jd jgn mnuduh praturan Indnsia mnyekat produk hiburan Mlysia, intropeksi diri knapa karya lagu/film Mlysia tidak disukai pasar Indnsia.
Justru bnyk lagu & film Indnsia dilarang masuk Mlysia. Bbrpa lagu liriknya hrs diganti agar boleh masuk, bnyk film Indnsia juga dilarang masuk Mlysia.
Pasar Indnsia 280 juta jiwa, angka sbesar itu brpa persen yg suka lagu Mlysia? Pasar kami bsar tp lihat siapa sj lawan lagu Mlayu Mlysia, ada lagu Korea, India, Eropa, USA. Jangankn mengalahkn smua itu, andai pnyanyi & band Mlysia disatukan, tdk ada yg bisa kalahkan bhkan skedar mnyamai musikalitas Dewa 19 atau super grup Kantata.
Pasar musik Indnsia dibagi banyak segmen, ada pop, rock, metal, dangdut, lagu daerah, lagu Korea, India, Eropa, USA, ada jg segmen gabungan/pnyuka bbrp genre. Jd dr sekian juta rkyt Indnsia segmen pasar lagu Mlayu Mlysia itu kecil persentasenya.
Jgnkn pnyanyi/band Mlysia mau masuk pasar Indnsia, persaingan lokal vs lokal di sini sudah sangat ketat.
Tdk ada promotor brani undang pnyanyi/band Mlysia ke Indnsia, promotor tdk bodoh; mreka tahu kondisi pasar, mreka tdk mau rugi. Coba sj datangkan pnyanyi/band Mlysia, apa ada yg beli tiket? Bisa-bisa hnya ditonton lima orang sj.
Lambatnya evolusi musik Mlysia jg dsbabkan undangan-undang konservatif berbasis Islam, itu mmbatasi proses kreatif dlm memajukan seni & entertainment Mlysia.
Dapat dilihat hal-hal remeh dampak aturan konservatif itu; dr segi gaya seniman laki-laki Mlysia hnya boleh panjangkn rambut, tdk brtato, tdk pakai anting, tdk boleh lepas baju saat tampil di panggung(wanita sudah pasti tdk boleh).
Dr segi lirik, tdk ada lagu Mlysia menggunakan kata kasar, jg tdk ada lagu mngkritik pemerintah.
Di indnsia bebas brekspresi, mengkritik pmrintah lewat seni sudah sjak rezim otoriter Soeharto. Zaman itu para seniman tdk takut mlakukan prlawanan mski trjdi pmbatasan brekspresi, sabotase, pncekalan, pmenjaraan sperti dialami Iwan Fals & WS Rendra, bahkan penculikan seniman Widji Thukul yg smpai saat ini dia tdk kmbali.
Revolusi musik Indnsia trjdi di era kbebasan brekspresi dilarang. Iwan Fals mncul akhir 70an mnjdi ikon prlawanan dr dunia musik. Dari Iwan revolusi musik Indnsia bermula dgn membuat bnyk lagu kritik sosial & penggunaan kata-kata kasar yg saat itu masih dianggap tabu dijadikn lirik lagu. Stlh Iwan Fals, di awal 90an muncul band Slank merevolusi musik Indnsia, mndobrak tradisi lama lagu rock yg liriknya kaku brbahasa Indnsia baku, mulai mngenalkan lagu rock dgn lirik bahasa gaul Jakarta yg egaliter. Btapa hebat revolusi musik Indnsia sudah trjadi tahun 70an akhir. Tapi smpai hari ini blm ada revolusi musik di Mlysia, sbab revolusi adlah hal tabu bagi orang Mlysia yg dr zaman kolonial trkenal pengecut.
Dunia seni/entertain Mlysia itu saya gambarkn dgn meminjam perkataan sastrawan bsar Indnsia WS Rendra yaitu hnya bicara anggur & rembulan, lagu-lagu cinta omong kosong jauh dr prsoalan hidup.
Di Indnsia musik bukan skedar hiburan, tp jg mnjdi api ksadaran, membangunkn "orang-orang tidur", mnjdi corong(kpanjangan suara) protes kaum muda, mnjdi potret sjarah dinamika bangsa, potret tragedi khidupan mnusia & alam.
Lagu Indnsia musikalitas tinggi bisa didengar pd lagu-lagu, grup musik Swami & super grup Kantata. Orang Mlysia akan tau hebatnya musikalitas musisi Indnsia & sadar trnyata musik Mlysia slama ini kerdil.
Dunia permusikan Mlysia akan sulit sampai pada level musikalitas org Indnsia krna orang Mlysia itu dr dulu tidak revolusioner.
Norak bgt lu malu2in warga indo, netizen Bloon. Ga pernah open minded otaknya