Di indonesia itu bukan pemerintahan aja yg bodoh tapi masyarakatnya juga. Kenapa mereka menang? Tanda masyarakt yg milih kan. Di bayar cuman 50k di suruh coblos no itu, tau gak lo dengn 50k kalian mempertaruhkan negara 10 tahun mendatang!
@@stevewalker6240 lu bedain ya koneksi sama ini. Bayangin betapa menjijikannya mereka mepertahankan jabatan berdasarkan kekeluargaan? Padahal demokrasi bukan monarki. Hanya negara demokrasi terbelakang seperti itu.
@@strawberryshortcake3237 ya siap2 nelangsa hidup kau. Tp anehny orng dah milih junjungan, trs menang. Tp ga mensejahterakan dia ttp aja d pilih lg toh lee,, lee,,
Ini membuktikan bahwa memimpin daerah itu ga susah, jadi anggota dpr itu ga susah. Orang tanpa track record aja bisa2 memimpin. Yang susah punya orang dalemnya. Jadi tolong jangan merasa rendah diri gengs apabila berhadapan dengan pemimpin2, mereka cuma menang di orang dalam. Semangat
Yang susah adalah bagaimana menilai seseorang benar benar mengabdi untuk masyarakat? Bagaimana tolak ukurnya? --> ini menjadi salah satu hal yg masyarakat harus tahu bagaimana kinerja seorang pemimpin (pusat/daerah)
@@ujarhanafi mungkin yg di maksud fifi, harusnya yg dipilih politikus lama yg sudah mengabdi di partai, bukannya para politikus muda yg dapat jabatan karena orang tua
Tingkat desa aja juga ada.. di desa gw.. dari kakek, bapak, ampe anaknya jadi lurah.. pemilu kemaren aja saking udah tau, akhirnya yg nyalonin istrinya sendiri.. jadi calon lurahnya suami dan istri.. kan bukan pemilihan namanya.. lu bikin pesta rakyat rasa pesta rumah tangga 😑
Riza Nuansyah Setiap daerah emang beda-beda sebutan kepala keluarahan / Desanya... kalo dia Kota madya / Kota Administratif udah pasti tingkat bawahnya kelurahan dan Pimpinannya lurah... Kalo Kabupaten, turunannya Kecamatan tuh Desa, tapi istilah pejabatnya bisa beda-beda, ada Kepala Desa, Lurah, Kuwu, dan masih banyak lagi yang lain...
"demi bangsa dan negara, ...." "Kan semua sudah diatur biarkan rakyat yang menentukan pilihannya" Itulah template para calon2 pilkada atau pileg politik dinasti
Di indonesia itu bukan pemerintahan aja yg bodoh tapi masyarakatnya juga. Kenapa mereka menang? Tanda masyarakt yg milih kan. Di bayar cuman 50k di suruh coblos no itu, tau gak lo dengn 50k kalian mempertaruhkan negara 10 tahun mendatang!
Betul, apalagi yang ditiktok in bocil milenium kini, negara ini akan maju bila presidenya ini itu, isinya artis semua youtuberlah dll, ahh miris ngelihat pemikiran nya.
Ya gitulah paling sederhananya anak orang kaya, tokoh tertentu, atau orang terpandang, kaum good looking lebih diperhatikan di media sosial daripada yang mengekspresikan kemampuan atau bakatnya. Ya gimana pemilu gak liat partai atau popularitas dari hal biasa aja udah kayak gitu.
Rakyat nya juga goblok kadang. Udah tau orang yang cuma pansos kek cewe cadel gitu, eh malah diviralin sama netizen indo, ya tambah kaya cewe cadel itu
Yah namanya masyrakat kita mah byk yg bodoh ato yg pintar tp membodohi rkyt yaa jadilah pny peminpin bodoh yg bs disetir ke kanan ke kiri. Kpn ya bs maju gtuh.
Belum menjabat aja ga tepatin janji apalagi udah menjabat #kaboorr Eh blom selesai, dulu bapaknya juga bilang mau ttp jadi gubernur jakarta ga mau ajuin jd presiden, eh nyatanya boong! #beneran kaboor
"populer itu merupakan modal yang kuat untuk menang, tetapi tidak cukup untuk menjadi pemimpin yg bisa memenuhi harapan masyarakat" Denger baik baik yaa
Makanya gk heran pemerintah ngotot pilkada 2020 lanjut terus walaupun lagiu kondisi pandemi kaya gini, lha wong banyak kerabatnya yang ngebet jadi pemimpin daerah
Jangan diliat dr sisi itu juga, pemimpin yg sudah korup sebaiknya harus diganti secepatnya. Contohnya di daerah saya. Dua periode gak ada perubahan yang signifikan. Malah sekarang nyalonin gubernur, dan anaknya nyalonin bupati. Ckck. Semoga tidak terpilih kembali dan masyarakat lebih pintar dalam memilih pemimpinnya 😧
Rakyat berdoa mengeluh kepada TUHAN SEMESTA ALAM. Ini keluarga dinasti sudah berkuasa, dan ingin menjadi maha kuasa nenyaingi kekuasaan TUHAN. Kiranya jeadilan TUHAN segera terlaksana, dan rakyat boleh bersukacita melihat Tangan TUHAN yg teracung kepada keluarga dinasti ini. Amin
Tolong bedain jokowi ini anak dan mantu nya mencalonkan pada saat dia sdg menjabat. Itu gak bermoral, sdgkan presiden2 lain era reformasi lain nya, tidak mencalonkan anaknya pada saat mereka menjabat. Cari pemimpin yg memiliki adab, agar tdk trjd dinasti politik
itu anaknya soeharto malah jadi menteri waktu bapaknya menjabat, udah bukan level kepala daerah lagi untung keburu reformasi duluan macem gitu kok masih ada yang teriak-teriak kangen orba 😂
Sebenernya politik dinasti gak akan bermasalah kalo masyarakat tetap jeli dan gak mudah “dibeli” oleh uang oleh petahana. Kalau emang orang yg maju itu beneran capable, maka gak ada salahnya buat memilih dia. Tapi kalau orang itu gak capable, maka sbg voters, kita harus jeli dalam menentukan siapa yang kita pilih dan jangan gampang “dibeli” oleh uang.
Masalah politik dinasti yang gw liat di lapangan bukan karna ga jeli. Tapi masyrakat biasa ny tidak mengenal lawan dari pemegang dinasti. Atau malah terbatas nya calon yang naik
gk cuma masyarakat aja, lembaga yang menangani soal pemilihan atau yang mengangkat pejabat juga sangat harus dibenahi. ingat kalau kursi bisa dibeli,masyarakat bisa apa?
Memilih jokowi sebagai kepala negara karena memang etos kerja dan hasil kerja beliau dimasa nya terbukti, sehingga baru saat ini indonesia merasakan keadilan dengan dibangunnya secara merata diseluruh indonesia tidak hanya dipulau jawa saja seperti yg dikerjakan oleh presiden² sebelumnya "pengalaman". Dengan anak serta sang menantu nya yg langsung mencalonkan diri tanpa adanya secuil pun "pengalaman" dalam dunia politik serta dalam berorganisasi atau memperoleh pencapaian² yg mengesankan. Kami tidak serta merta mendukung "walau" anak dari bapak presiden yg telah membuat negara ini sedikit lebih maju dan berkembang. Menata birokrasi itu butuh orang yg mempunyai pengalaman serta etos kerja yg tinggi. Bukan karna dari elektabilitas sang ayah.
Berdasarkan pendapat yg di sampaikan pak Saan mustofa yg mangatakan bahwa "walaupun uang banyak, tetap kalah apabila tidak populer" membuka wawasan bahwa politik uang di Indonesia masih sering terjadi.
Dari sekian banyak dinasti politik, yg komen banyak hanya tentang gibran Bobby, thanks info nya min, jadi tambah pengetahuan tentang dinasti politik ratu atut Dan yasin limpo 🙏🙏🙏
Solusi menurut saya: 1. Hilangkan treshold batas pencalonan, semua partai yg punya kursi di daerah walaupun cuma 1 bisa mengusung calon kepala daerah sehingga banyak pilihan calon selain dari dinasti sebelumnya. 2. Ubah masa jabatan hanya satu periode saja, karena selain melanggengkan dinasti politik, status pertahana juga sering disalahgunakan untuk memuluskan keterpilihan di periode dua seperti pengerahan asn, bansos, dll.
Usulannya cukup lumayan, cuma siapa yang mau dan rela membuat kebijakan seperti itu? Kita bisa melihat bahwa dari partai sendiri pasti pengen calonnya ini bisa bertahan (artinya memimpin kembali diperiode berikutnya). Karena kalau dirubah, maka dianggap tidak menguntungkan bagi partai, soalnya nantinya akan dibagi kursi-kursi bagi mereka yg akan duduk di parlemen (entah pusat maupun daerah). Kalau untuk lepas dari dinasti politik, ya dari partainya sendiri ini harus dirombak, secara kulturnya, mekanisme pengkaderan, pelatihan kadernya, sampai memperkenalkan kadernya kpd masyarakat (kampanye) supaya selain mendapatkan popularitas, secara kapabilitas dan kemampuan terbilang mumpuni. Pun selain itu juga dari masyarakat perlu diberikan wawasan dalam berpolitik, khususnya terkait pemilihan kepala daerah/negara dan dewan perwakilan. Diupayakan untuk bisa memilih mereka-mereka yg memiliki track record yg bagus dan juga bisa dinilai mengabdi untuk masyarakat. Dan tentu ini adalah langkah yg cukup panjang, jika melihat trend politik dan masyarakat saat ini, tapi dengan adanya medsos kemungkinan sedikit-sedikit masyarakat akan belajar bagaimana memilih pemimpin yg sekiranya mau mendengar aspirasi dan jeritan rakyat. Sehingga dikesempatan pemilihan berikutnya tidak akan terjadi salah pilih.
"populer adalah modal yang kuat dan cukup untuk menang". inilah penilaian yang terjadi jika mayoritas kurang melakukan research secara obyektif. indonesia rata2 memiliki minat baca yang cukup rendah, serta kurangnya transparansi pengkaderan, hal inilah yang menjadi celah terjadinya dinasti politik.
Tetap bersyukur jadi rakyat biasa ... Karena di akherat nanti para pejabat publik lah yg hisab nya lebih berat & kita rakyat kecil yg akan menjadi saksi atas tindak tanduk & kedzaliman yg mereka lakukan selama berkuasa ...
Jadi kepikiran Pilkada Solo, padahal kalau Gibran beneran lawan kotak kosong, besar kemungkinan Gibran bakal kalah.. liat deh gaya kampanye lawan Gibran, si Bajo itu, statmennya kebanyakan FREAK, org pada ilfeel, ujung-ujungnya nguntungin Gibran.
umar Karim Amarullah jelas lah, tapi siapa skrg yg mau pilih si Bajo klo sengaja lempar statmen aneh kaya gtu, masih inget gmn cringe-nya pas dia diinterview di Mata Najwa bareng Gibran. Asli bulu kuduk gue bediri dengar si Bajo ngoceh.
Ini zamannya demokrasi... Pilih berdasarkan kualitas dan kemampuan calon pemimpin... Klo ga mau ada dinasti politik ya g usah dipilih... Simpel kan...g usah pusing n ribet tetap semua pilihan ditangan rakyat/masyarakat.
Presiden masih menjabat, anaknya dijadikan pejabat, ini paling muka badak ga sih? Saya jadi rakyat sampai ilfeel, ingat janji2 muluknya jaman mau jadi presiden dulu, kerja..kerja..kerja..biar nanti saya bisa bangun dinasti kekuasaan kali ye
@@skynight-872 jogja termasuk salah satu provinsi termiskin baik dari pdb regional maupun tingkat kemiskinan penduduk, jadi dinasti politik pasti merupakan sesuatu yang buruk kah?
@@khein2204 dia bukan dinasti politik... karena hanya gubernur dan wakilnya... itu pun balas jasa... siapapun yg jadi bupati d jogja kalo cuman modal dekat sultan tetep ga kepilih bro... dan itu realita pilkada DIY tahun ini...
Bikin undang undang dong, kalau anggota keluarga atau kerabat dekat gak boleh ikut untuk mencalonkan diri di politik. Perusahaan aja bisa buat peraturan suami istri atau 1 keluarga tidak bisa kerja di tempat yang sama. Masa pemerintahan yang mengurus negara besar tidak bsa?
@@yoloid2972 wah gila sih, ide bagus begini d gugat dan bsa lewat. Ckckck. Memang susah ya jika sudah budaya mempertahankan kekuasaan sampai selama lamanya....
@@secondbysecond5288 itu di jawa tengah sama timur bro. Kalo jawa barat beda cerita justru oposisi yg menang walau gerindra berkhianat. 2024 nanti pks pasti juara di jabar
Itulah privilege mereka terlahir di keluarga dan linkungan politikus. Tidak ada bedanya dengan anak artis dari orang tua artis, atau anak pengusaha karena orang tuanya pengusaha. Yang penting amanah dan punya kapabilitas
Inilah demokrasi...apapun labelnya ..inilah fakta yg harus kita terima...yang milih ya rakyat daerah itu sendiri...apapun caranya...sekali lagi ya ini namanya demokrasi..suka atau tidak suka...mereka ya juga punya hak memilih dan dipilih..apapun alasannya..
Konyol sih... Prinsip plng dasar dr demokrasi adlh kekuasaan tertinggi di tangan rakyat. Rakyatlah yg menentukan pemimpinnya. Bukan hanya memilih pemimpin, ttp menunjuk & mengangkat seseorng mjd pemimpin. Sebaik atau seburuk apapun pemimpin yg terpilih ya terima sj sbg pilihan rakyat. Krn itu rakyat jg hrs cerdas memilih pempimpinnya sndiri.
rakyat nya juga pada salah, kalo demi dapat suara lo aja dia nyogok. apalagi entar dia berkuasa. seharusnya ini jadi pelajaran buat kita agar tidak asal nyoblos
@@fahrulgh3666 kita ambil contoh saja seperti pemilihan gubernur, akan ada calon yg membuat kesepakatan dengan para tokoh masyarakat, jika di wilayah tersebut dirinya mendapat suara dibawah 75%maka semua proses administasi wilayah tersebut akan dipersulit Rakyat jelas akan memilih yg dari dinsti karna berfikir mereka pasti menang, karna takut wilayahnya di anak tirikan alhasil mereka akan memilih calon dari dinasti
@@fahrulgh3666 kita ambil contoh saja seperti pemilihan gubernur, akan ada calon yg membuat kesepakatan dengan para tokoh masyarakat, jika di wilayah tersebut dirinya mendapat suara dibawah 75%maka semua proses administasi wilayah tersebut akan dipersulit Rakyat jelas akan memilih yg dari dinsti karna berfikir mereka pasti menang, karna takut wilayahnya di anak tirikan alhasil mereka akan memilih calon dari dinasti
"Partai sekarang memilih bukan karena mereka memiliki pengalaman dan kinerja yg bagus, tetapi partai memilih calon yang memiliki popularitas yang tinggi" udh gk kaget lg sih kalau gini cara partai ngajuin calon karena orang yg kinerjanya bagus dan benar² berkerja untuk rakyat bakalan buat susah yg suka makan uang rakyat.
Masyarakat kurang belajar dari sejarah. Pilkada lalu, masih kita lihat praktik dinasti politik. Keponakan si A yg seorang pejabat, mencalonkan diri menjadi pejabat di wilayah yg tidak jauh dari daerah kekuasaan pamannya. Atau, adik istri Gubernur X, mencalonkan diri menjadi Bupati Kabupaten Z, yg masih wilayah Provinsi X. Anak Raja, nyalon dan menang menjadi wali kota, dan contoh lain. Memang sih, secara konstitusi itu hal yg di perbolehkan. Buah hasil reformasi, otonomi daerah, membuka kesempatan tsb. Padahal, dilihat dari kemungkinan korupsi yang menggurita, praktik dinasti politik ini sangatlah rawan. Kebijakan "pemulus jalan", di buat sedemikian rupa antara daerah satu dengan yg lainnya karena memiliki satu "tujuan" yg sama. Tentu maksudnya adalah pemufakatan jahat.
Solusinya itu harus dibuat undang-undang yang mengatur tentang pencalonan kerabat, seharusnya dibuat larangan yang tegas bagi seseorang yang sudah terjun ke politik untuk dibatasi keluarga nya, menjadi tidak boleh mencalonkan disaat ada kerabatnya yang sudah memiliki jabatan dan ditambah juga jeda bbrp tahun bagi keluarga tersebut jika ingin ada yang mencalonkan diri. Masyarakat juga perlu diberikan wawasan politik yang luas agar mereka tidak terlena oleh politik uang.
narasinya bagus, masalahnya diurai dengan terstruktur dan rapi, walau problemnya masih bisa di framing lebih luas lagi, dan solusinya harusnya bisa diperbanyak, setidaknya bukan sekedar kompor meleduk mengobar api tidak karuan
Ujung-ujungnya tergantung pilihan masnyarakat. Selama memang kredensial (pendidikan, visi, gambaran solusi) bagus, why not. Semoga kita semakin bijak. Sesungguhnya politik mustahil murni mengabdi, pasti ada kepentingan.
Rasanya solusinya cuma satu, semua patrai harus mengumumkan kandidat calon kepala negara/daerah atau anggota legistratif ke publik, lalu anggota patrai di seluruh Indonesia bisa coblos siapa yang bisa maju, lalu diserahkan ke KPU untuk dicek kalo hasillnya disengajain oleh ketum patrai atau nggak (iya sih rumit nan mahal caranya, tapi ini untuk kemajuan demokrasi di Indonesia.)
skrg ini gw punya usaha warung makan,tp kedepannya aku berharap anakku mau meneruskan usahaku ini. mngkin jika aku bisa buka cabang di tempat lain akan kusuruh adikku untuk mengelolanya,dan di cabang yg lain aku menyuruh adikku yg 1nya buat mengurusnya. jika bnyk cabang mngkin ada sepupuku,omku,pakdheku,dan sodara2ku yg mengelola.dan jika aku nanti kaya aku akan masuk partai,lalu nyaleg,lalu nyabup/nyagub/nyapres. itulah oligarki kekuasaan di level masyarakat.
Sebenernya gak masalah mau dinasti politik sampai anak cucunya,tapi kalau daerah tersebut tidak ada kemajuan terutama untuk masyarakatnya ya memalukan juga ini kan demokrasi yang dipilih secara langsung hasil dari suara rakyat
Sangat mudah untuk mengkritik, sebaliknya sangat sulit untuk memberi apresiasi. Semua pandangan dan kritik memiliki kepentingan masing masing. Belajar untuk melihat sesuatu secara objective dan kedepankan penikiran yang positif.
Jadilah orang terkenal ,atau kaya,buatlah partai yg bisa meraih suara rakyat yg banyak,jadilah orang yg punya karisma,terus nyapres,mudah mudahan bisa menang
Gua paling kocak sama PDI-P, setiap kampanye, baliho, iklan, poster, dll. bawa2 foto Soekarno mulu... Mirisnya foto2 Soekarno selalu pake peci, anak2nya yg selalu bawa namanya malah ga ada yg pake jilbab/kerudung Groakakakaakk
Ini juga sebagai bukti "The power of orang dalem" adalah kunci kelancaran hidup dan karir kalian di indonesia
Di indonesia itu bukan pemerintahan aja yg bodoh tapi masyarakatnya juga. Kenapa mereka menang? Tanda masyarakt yg milih kan. Di bayar cuman 50k di suruh coblos no itu, tau gak lo dengn 50k kalian mempertaruhkan negara 10 tahun mendatang!
@@stevewalker6240 lu bedain ya koneksi sama ini. Bayangin betapa menjijikannya mereka mepertahankan jabatan berdasarkan kekeluargaan? Padahal demokrasi bukan monarki. Hanya negara demokrasi terbelakang seperti itu.
@@realme3068 udh kayak masa kerajaan saja
@@realme3068 kalo misalkan dibayar tapi kita gak nyoblos itu gmn?
@@strawberryshortcake3237 ya siap2 nelangsa hidup kau. Tp anehny orng dah milih junjungan, trs menang. Tp ga mensejahterakan dia ttp aja d pilih lg toh lee,, lee,,
Tema "Indonesia Maju"
Mantu nya Maju
Anak nya Maju
Cucunya maju, cicitnya maju mantap emang
slogan nya ekonomi meroket, eh yg meroket hutangnya
maju juga perutnya
Orng dalem
Rakyatnya mundur
Cara risetnya Narasi TV gak kalah dengan channel Pinter Politik. 👍👍
Ini membuktikan bahwa memimpin daerah itu ga susah, jadi anggota dpr itu ga susah. Orang tanpa track record aja bisa2 memimpin. Yang susah punya orang dalemnya. Jadi tolong jangan merasa rendah diri gengs apabila berhadapan dengan pemimpin2, mereka cuma menang di orang dalam. Semangat
Benar sekali. alasan yg utama adlh untuk mengabdi. Stlh dilantik, bisa dihitung jari berapa yg benar2 mengabdi..
Mengabdi untuk diri sendiri dan keluarganya?
Yang susah adalah bagaimana menilai seseorang benar benar mengabdi untuk masyarakat? Bagaimana tolak ukurnya? --> ini menjadi salah satu hal yg masyarakat harus tahu bagaimana kinerja seorang pemimpin (pusat/daerah)
@@ujarhanafi mungkin yg di maksud fifi, harusnya yg dipilih politikus lama yg sudah mengabdi di partai, bukannya para politikus muda yg dapat jabatan karena orang tua
Kan memang mengabdi. Mengabdi pada diri sendiri
Kita aja yuk yang mengabdi
Hanya anak-anak (alm) B.J. Habibie dan (alm) Gus Dur tidak terjun di dunia dinasti politik.
Ya iyalah.. cuman bentaran doang menjabatnya
Alhasil kurang populer di politik wkwk
Anaknya Gus Dur jadi fungsionaris PKB, tapi memang gak maju jadi Kepala Daerah.
secara teori juga orang kalo punya bakat juga bakal lebih berminat bikin usaha sendiri
Ya itu tandanya mereka itu lah pemimpin sesungguhnya
Tingkat desa aja juga ada.. di desa gw.. dari kakek, bapak, ampe anaknya jadi lurah.. pemilu kemaren aja saking udah tau, akhirnya yg nyalonin istrinya sendiri.. jadi calon lurahnya suami dan istri.. kan bukan pemilihan namanya.. lu bikin pesta rakyat rasa pesta rumah tangga 😑
😂😂😂😂 kocak dan miris
wkwk kalau diusut siapa yg dapat bantuan pemerintah gk jauh2 dari lingkaran keluarganya sendiri.
Desa kok lurah?
Riza Nuansyah Setiap daerah emang beda-beda sebutan kepala keluarahan / Desanya... kalo dia Kota madya / Kota Administratif udah pasti tingkat bawahnya kelurahan dan Pimpinannya lurah... Kalo Kabupaten, turunannya Kecamatan tuh Desa, tapi istilah pejabatnya bisa beda-beda, ada Kepala Desa, Lurah, Kuwu, dan masih banyak lagi yang lain...
@@rizanuansyah2543 eh iya maksudnya kades
Gak mau pilih yg gambar banteng, karna yang asli yang ada gambar badaknya.
Mama tau sendiri
Bisa aje ...h
ehe
Yok bikin parte yg yg ada badaknya
pilih saja partai ummat 🤣
@@ReiKun55 memangnya kenapa?
Lama-lama jadi sistem monarki.
HARTA
TAHTA
KELUARGA
"demi bangsa dan negara, ...."
"Kan semua sudah diatur biarkan rakyat yang menentukan pilihannya"
Itulah template para calon2 pilkada atau pileg politik dinasti
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
*Syarat dan ketentuan berlaku
ujung2nya dia lagi dia lagi yg menang. karena mindsetnya pemilu adalah pemilihan umum padahal umunya pemilihan
@@Rhidayah keadilan sosial memang bagi seluruh rakyat indonesia sedangkan yg bukan rakyat keadilan sosial tidak berlaku
gada pilihan, susah jadinya milih yg bener
MasyaAllah, terharu Indonesia memiliki tukang martabak yang gak lama lagi bisa membuktikan kalau tukang martabak pun bisa jadi walikota ...
Ada juga tukang pijet jadi wakil rakyat tingkat kota/kabupaten, kalau mau dicari banyak itu wkwkwk
:v
Kang martabak yang punya saham batu bara
Low profil nian
Martabak paling gurih ternyata bukan yang double keju, tapi yang rasa batu bara campur oli samping.
Dibikin sinetron azab aja gimana?
Masyarakat : Kami Minta Calon yang Berkualitas.
Politikus : Nggak Lu Minta yang Populer.
TV : Still Make Stupid People Famous
Di indonesia itu bukan pemerintahan aja yg bodoh tapi masyarakatnya juga. Kenapa mereka menang? Tanda masyarakt yg milih kan. Di bayar cuman 50k di suruh coblos no itu, tau gak lo dengn 50k kalian mempertaruhkan negara 10 tahun mendatang!
Betul, apalagi yang ditiktok in bocil milenium kini, negara ini akan maju bila presidenya ini itu, isinya artis semua youtuberlah dll, ahh miris ngelihat pemikiran nya.
Ya gitulah paling sederhananya anak orang kaya, tokoh tertentu, atau orang terpandang, kaum good looking lebih diperhatikan di media sosial daripada yang mengekspresikan kemampuan atau bakatnya. Ya gimana pemilu gak liat partai atau popularitas dari hal biasa aja udah kayak gitu.
Rakyat nya juga goblok kadang. Udah tau orang yang cuma pansos kek cewe cadel gitu, eh malah diviralin sama netizen indo, ya tambah kaya cewe cadel itu
Yah namanya masyrakat kita mah byk yg bodoh ato yg pintar tp membodohi rkyt yaa jadilah pny peminpin bodoh yg bs disetir ke kanan ke kiri. Kpn ya bs maju gtuh.
Siapa ya yang dulu pernah ngomong ga bakal terjun ke dunia politik tapi akhinya nyebur juga?? 😁
Belum menjabat aja ga tepatin janji apalagi udah menjabat #kaboorr
Eh blom selesai, dulu bapaknya juga bilang mau ttp jadi gubernur jakarta ga mau ajuin jd presiden, eh nyatanya boong! #beneran kaboor
Bukan gak bakalan, tapi belum waktunya dia bilangnya di tahun 2014. mohon untuk belajar bahasa indonesia yang baik dan benar dulu ya
Anaknya jokowi... bahkan ngejek anaknya sby dengan kata2 papa minta proyek... wkwkwkk...
@@farhosthalaaah...wong bilang belum waktunya kok ...baru beberapa bulan kemudian mencalonkan.... ga usah anda bela-belain dah...
dulu ada Esemka untui modal nyapres,,,sekarang ada paman di Emka untuk buka pintu nyawapres,,😂😂
gak cuma di dunia politik, perusahaan dan lembaga pekerjaan lain pun banyak, the power of Internal 😑
Ternyata masih ada yg sadar 😅😅😅🤣🤣
Makanya kesenjangan antara yang kaya dan miskin menjadi2 tatkala punya PREVILIGE
Kekuatan orang dalam(keinget adegan di spongebob😂😂)
Kalau swasta sih gak urus, memang punyanya dia... Kerajaan BUMN itu yg luar biaza...
Biarpun non skill bisa masuk kerja, di satu sisi mengurangi pengangguran, di sisi lain menghilangkan kesempatan seseorang yg bener pekerja skill
*Harta yang paling berharga adalah kekuasaan*
Yuk carin kekuasaan
Mbanya idolaq wkw
Iya sayangg... apa lagi kalo nguasain dirimu... 😍😍😍
"populer itu merupakan modal yang kuat untuk menang, tetapi tidak cukup untuk menjadi pemimpin yg bisa memenuhi harapan masyarakat"
Denger baik baik yaa
Makanya gk heran pemerintah ngotot pilkada 2020 lanjut terus walaupun lagiu kondisi pandemi kaya gini, lha wong banyak kerabatnya yang ngebet jadi pemimpin daerah
Jangan diliat dr sisi itu juga, pemimpin yg sudah korup sebaiknya harus diganti secepatnya. Contohnya di daerah saya. Dua periode gak ada perubahan yang signifikan. Malah sekarang nyalonin gubernur, dan anaknya nyalonin bupati. Ckck. Semoga tidak terpilih kembali dan masyarakat lebih pintar dalam memilih pemimpinnya 😧
@@nnpatricia caranya biar kertas suara kita gk sah gimana sih???
Rakyat berdoa mengeluh kepada TUHAN SEMESTA ALAM. Ini keluarga dinasti sudah berkuasa, dan ingin menjadi maha kuasa nenyaingi kekuasaan TUHAN. Kiranya jeadilan TUHAN segera terlaksana, dan rakyat boleh bersukacita melihat Tangan TUHAN yg teracung kepada keluarga dinasti ini. Amin
Kecurigaan telah terkonfirmasi.. HIDUP MASYARAKAT ANTI FEIDAL, MERDEKA !!
Tolong bedain jokowi ini anak dan mantu nya mencalonkan pada saat dia sdg menjabat.
Itu gak bermoral, sdgkan presiden2 lain era reformasi lain nya, tidak mencalonkan anaknya pada saat mereka menjabat.
Cari pemimpin yg memiliki adab, agar tdk trjd dinasti politik
Bener tuh, Soekarno aja gak kepikiran. Aku yakin kalo ada cara begini pas bakal dilarang di UUD, secara sistem fedoalistik
Anak nya mecalon ketika bukan presiden tapi masih punya nama dan kekuasaan di dalam pemerintah
itu anaknya soeharto malah jadi menteri waktu bapaknya menjabat, udah bukan level kepala daerah lagi
untung keburu reformasi duluan
macem gitu kok masih ada yang teriak-teriak kangen orba 😂
@@a.d.r6960 baca lg yg teliti mas
Setelah era reformasi
@@a.d.r6960 jadi sekarang lagi duplikasi orba ya 😂😂 hidup orba
Sebenernya politik dinasti gak akan bermasalah kalo masyarakat tetap jeli dan gak mudah “dibeli” oleh uang oleh petahana.
Kalau emang orang yg maju itu beneran capable, maka gak ada salahnya buat memilih dia.
Tapi kalau orang itu gak capable, maka sbg voters, kita harus jeli dalam menentukan siapa yang kita pilih dan jangan gampang “dibeli” oleh uang.
Selama masyarakatnya gampang dibodohi ya ntar hasilnya gini2 aja.
Masalah politik dinasti yang gw liat di lapangan bukan karna ga jeli.
Tapi masyrakat biasa ny tidak mengenal lawan dari pemegang dinasti.
Atau malah terbatas nya calon yang naik
Krn buat naik juga butuh modal dan koneksi.....
@@yunipratiwi8392 ini nihhh penyebab utama nyaa
Politik dinasti = koneksi lancar
gk cuma masyarakat aja, lembaga yang menangani soal pemilihan atau yang mengangkat pejabat juga sangat harus dibenahi. ingat kalau kursi bisa dibeli,masyarakat bisa apa?
Memilih jokowi sebagai kepala negara karena memang etos kerja dan hasil kerja beliau dimasa nya terbukti, sehingga baru saat ini indonesia merasakan keadilan dengan dibangunnya secara merata diseluruh indonesia tidak hanya dipulau jawa saja seperti yg dikerjakan oleh presiden² sebelumnya "pengalaman".
Dengan anak serta sang menantu nya yg langsung mencalonkan diri tanpa adanya secuil pun "pengalaman" dalam dunia politik serta dalam berorganisasi atau memperoleh pencapaian² yg mengesankan. Kami tidak serta merta mendukung "walau" anak dari bapak presiden yg telah membuat negara ini sedikit lebih maju dan berkembang. Menata birokrasi itu butuh orang yg mempunyai pengalaman serta etos kerja yg tinggi. Bukan karna dari elektabilitas sang ayah.
Berdasarkan pendapat yg di sampaikan pak Saan mustofa yg mangatakan bahwa "walaupun uang banyak, tetap kalah apabila tidak populer" membuka wawasan bahwa politik uang di Indonesia masih sering terjadi.
Dari sekian banyak dinasti politik, yg komen banyak hanya tentang gibran Bobby, thanks info nya min, jadi tambah pengetahuan tentang dinasti politik ratu atut Dan yasin limpo 🙏🙏🙏
Solusi menurut saya:
1. Hilangkan treshold batas pencalonan, semua partai yg punya kursi di daerah walaupun cuma 1 bisa mengusung calon kepala daerah sehingga banyak pilihan calon selain dari dinasti sebelumnya.
2. Ubah masa jabatan hanya satu periode saja, karena selain melanggengkan dinasti politik, status pertahana juga sering disalahgunakan untuk memuluskan keterpilihan di periode dua seperti pengerahan asn, bansos, dll.
setuju bro
Usulannya cukup lumayan, cuma siapa yang mau dan rela membuat kebijakan seperti itu? Kita bisa melihat bahwa dari partai sendiri pasti pengen calonnya ini bisa bertahan (artinya memimpin kembali diperiode berikutnya). Karena kalau dirubah, maka dianggap tidak menguntungkan bagi partai, soalnya nantinya akan dibagi kursi-kursi bagi mereka yg akan duduk di parlemen (entah pusat maupun daerah).
Kalau untuk lepas dari dinasti politik, ya dari partainya sendiri ini harus dirombak, secara kulturnya, mekanisme pengkaderan, pelatihan kadernya, sampai memperkenalkan kadernya kpd masyarakat (kampanye) supaya selain mendapatkan popularitas, secara kapabilitas dan kemampuan terbilang mumpuni.
Pun selain itu juga dari masyarakat perlu diberikan wawasan dalam berpolitik, khususnya terkait pemilihan kepala daerah/negara dan dewan perwakilan. Diupayakan untuk bisa memilih mereka-mereka yg memiliki track record yg bagus dan juga bisa dinilai mengabdi untuk masyarakat.
Dan tentu ini adalah langkah yg cukup panjang, jika melihat trend politik dan masyarakat saat ini, tapi dengan adanya medsos kemungkinan sedikit-sedikit masyarakat akan belajar bagaimana memilih pemimpin yg sekiranya mau mendengar aspirasi dan jeritan rakyat. Sehingga dikesempatan pemilihan berikutnya tidak akan terjadi salah pilih.
Pendapat Prof. Salim Said
Pembuat peraturannya siapa? PEMERINTAH DAN DPR! Ya kaleee mereka akan buat UU yg akan merugikan masa depan anak cucunya sendiri.
Sedang diajukan kalau gak salah.
Tapi satu masa jabatannya 7-8 tahun.
Masalahnya kasihan yang udah sepuh.
Astaghfirullahal a'dzim
Yuk sering sering beristighfar biar dijauhkan dari sgala bentuk kedzaliman
"populer adalah modal yang kuat dan cukup untuk menang". inilah penilaian yang terjadi jika mayoritas kurang melakukan research secara obyektif. indonesia rata2 memiliki minat baca yang cukup rendah, serta kurangnya transparansi pengkaderan, hal inilah yang menjadi celah terjadinya dinasti politik.
Tetap bersyukur jadi rakyat biasa ... Karena di akherat nanti para pejabat publik lah yg hisab nya lebih berat & kita rakyat kecil yg akan menjadi saksi atas tindak tanduk & kedzaliman yg mereka lakukan selama berkuasa ...
Ya Allah.. kami mohon selamatkan Indonesia dari segala ketamakan dinasti politik....
6:28 intinya "ngga apa-apa calonnya ngga ngotak yang penting terkenal". Disamain aja sama pemilihan presma di rema kampus, yg menang yg ganteng mulu.
Betul banget, sekarang pemilihan kepemimpinan baik dikampus atau sekolah bukan siapa yang berkualitas tapi siapa yang terkenal
presma kampus mana tu bang..? 😂
Presma siapa tuh wkwkw
Presma yang pasti ada dari @....cantik & @...ganteng itu lho 😂
😅😂
Target : Harta dan takhta
Bungkus : Seiman dan amanah
Intinya menyejahterakan keluarga
Bukan menyejahterakan Indonesia
Jadi kepikiran Pilkada Solo, padahal kalau Gibran beneran lawan kotak kosong, besar kemungkinan Gibran bakal kalah.. liat deh gaya kampanye lawan Gibran, si Bajo itu, statmennya kebanyakan FREAK, org pada ilfeel, ujung-ujungnya nguntungin Gibran.
Gue curiga si Bajo satu geng jg sama Gibran, si Bajo dicreate sejelek mungkin, org ilfeel sama si Bajo, mau ga mau org lebih milih Gibran.
Takut kalah sama kotak kosong
umar Karim Amarullah jelas lah, tapi siapa skrg yg mau pilih si Bajo klo sengaja lempar statmen aneh kaya gtu, masih inget gmn cringe-nya pas dia diinterview di Mata Najwa bareng Gibran. Asli bulu kuduk gue bediri dengar si Bajo ngoceh.
@@zoelkifl9130 strategi lama bro tiap dinasti pasti ada calon boneka yang d usung partai
Jadi lawan krn disengaja team gibran jg bisa jadi...kan partai ini paling jago akal bulusnya , kayak hasil kpu kemaren
Ini zamannya demokrasi... Pilih berdasarkan kualitas dan kemampuan calon pemimpin... Klo ga mau ada dinasti politik ya g usah dipilih... Simpel kan...g usah pusing n ribet tetap semua pilihan ditangan rakyat/masyarakat.
Atut atut, bener bener deh berasa banten milik keluarga dia
Presiden masih menjabat, anaknya dijadikan pejabat, ini paling muka badak ga sih? Saya jadi rakyat sampai ilfeel, ingat janji2 muluknya jaman mau jadi presiden dulu, kerja..kerja..kerja..biar nanti saya bisa bangun dinasti kekuasaan kali ye
kalau keraton Yogyakarta masuk dinasti politik juga kah? dan apakah itu buruk atau baik?
sbnernya baik/buruknya dinasti politik itu dari kapabilitas calon tsb
@@skynight-872 jogja termasuk salah satu provinsi termiskin baik dari pdb regional maupun tingkat kemiskinan penduduk, jadi dinasti politik pasti merupakan sesuatu yang buruk kah?
Ohh ya dulu anaknya jokowi mau jadi PNS ga keterima... ehh sekarang malah jadi walkot... wkwkwkk...
@@khein2204 dia bukan dinasti politik... karena hanya gubernur dan wakilnya... itu pun balas jasa... siapapun yg jadi bupati d jogja kalo cuman modal dekat sultan tetep ga kepilih bro... dan itu realita pilkada DIY tahun ini...
Bikin undang undang dong, kalau anggota keluarga atau kerabat dekat gak boleh ikut untuk mencalonkan diri di politik.
Perusahaan aja bisa buat peraturan suami istri atau 1 keluarga tidak bisa kerja di tempat yang sama.
Masa pemerintahan yang mengurus negara besar tidak bsa?
Awalnya ada tapi digugat ke Mahkamah Konstitusi ya jadinya kan begini :)
@@yoloid2972 dia ga nonton videonya wkwk
@@rusa2195 video ap om?
@@yoloid2972 wah gila sih, ide bagus begini d gugat dan bsa lewat. Ckckck. Memang susah ya jika sudah budaya mempertahankan kekuasaan sampai selama lamanya....
@@wandwand7345 tonton yg lengkap & cermati dulu bro, baru komen !!
Ayo rakyat daerah, bangkit! Hindari calon yang masih merupakan anggota dinasti.
Narasi TV melupakan Klaten, di sini dinasti politik nya sudah akut. Cuma muter2 di keluarga itu aj. Ada yang kesangkut KPK juga.
Klaten parah emang wkwkwk
Rakyat nya jg mau aja milih yg diputaran itu aja
Jawa memang kental PDIP nya
@@secondbysecond5288 itu di jawa tengah sama timur bro. Kalo jawa barat beda cerita justru oposisi yg menang walau gerindra berkhianat. 2024 nanti pks pasti juara di jabar
Waduh saya warga Klaten jadi malu
Bagus ulasannya, singkat padat jelas, konten2 seperti ini yg harus terus di dukung dan ditonton
Rt saya, kepala desa, bupati, Alhamdulillah pada dinasti politik 😂😂
Pengalaman, Pendidikan, semua akan kalah dengan kekuatan orang dalam
Itulah privilege mereka terlahir di keluarga dan linkungan politikus. Tidak ada bedanya dengan anak artis dari orang tua artis, atau anak pengusaha karena orang tuanya pengusaha.
Yang penting amanah dan punya kapabilitas
Itu Indonesia bukan perusahaan nenek mu
Kembali lagi ke Kita yang harus cerdas memilih
"HOUSE OF SOEHARTO" anjir udah kek game of thrones aja🤣🤣
Wkwkwkwk
😂😂😂😂 punya crest masing masing juga yah, dan warna
Valar Morgulis
@@anandoniapure2705 valar dohairis
Tinggal ada yg saling ngasih racun atau gak nih kek targaryen..
Inilah demokrasi...apapun labelnya ..inilah fakta yg harus kita terima...yang milih ya rakyat daerah itu sendiri...apapun caranya...sekali lagi ya ini namanya demokrasi..suka atau tidak suka...mereka ya juga punya hak memilih dan dipilih..apapun alasannya..
Semakin kesini politik tidak lagi memihak pada rakyat,.
Melainkan Para politikus hari ini sebagian besar sudah seperti iblis yg berwajah malaikat.
Konyol sih... Prinsip plng dasar dr demokrasi adlh kekuasaan tertinggi di tangan rakyat. Rakyatlah yg menentukan pemimpinnya. Bukan hanya memilih pemimpin, ttp menunjuk & mengangkat seseorng mjd pemimpin. Sebaik atau seburuk apapun pemimpin yg terpilih ya terima sj sbg pilihan rakyat. Krn itu rakyat jg hrs cerdas memilih pempimpinnya sndiri.
rakyat nya juga pada salah, kalo demi dapat suara lo aja dia nyogok. apalagi entar dia berkuasa. seharusnya ini jadi pelajaran buat kita agar tidak asal nyoblos
@@fahrulgh3666 kita ambil contoh saja seperti pemilihan gubernur, akan ada calon yg membuat kesepakatan dengan para tokoh masyarakat, jika di wilayah tersebut dirinya mendapat suara dibawah 75%maka semua proses administasi wilayah tersebut akan dipersulit
Rakyat jelas akan memilih yg dari dinsti karna berfikir mereka pasti menang, karna takut wilayahnya di anak tirikan alhasil mereka akan memilih calon dari dinasti
@@fahrulgh3666 kita ambil contoh saja seperti pemilihan gubernur, akan ada calon yg membuat kesepakatan dengan para tokoh masyarakat, jika di wilayah tersebut dirinya mendapat suara dibawah 75%maka semua proses administasi wilayah tersebut akan dipersulit
Rakyat jelas akan memilih yg dari dinsti karna berfikir mereka pasti menang, karna takut wilayahnya di anak tirikan alhasil mereka akan memilih calon dari dinasti
2:02
Salfok sama Prabowo Subianto jaman masih muda...
Memakai baju tahanan korupsi dengan senyum mengembang hanya ada di Indonesia kita tercinta :)
Iya iya lah kan cuma dipenjara nggk di hukum mati
Pengen liat ulasan Narasi tentang dinasti politik di Banten dong. Kyknya lebih parah disana deh. Warga tangsel pasti like 👍
"Partai sekarang memilih bukan karena mereka memiliki pengalaman dan kinerja yg bagus, tetapi partai memilih calon yang memiliki popularitas yang tinggi"
udh gk kaget lg sih kalau gini cara partai ngajuin calon karena orang yg kinerjanya bagus dan benar² berkerja untuk rakyat bakalan buat susah yg suka makan uang rakyat.
Masyarakat kurang belajar dari sejarah.
Pilkada lalu, masih kita lihat praktik dinasti politik.
Keponakan si A yg seorang pejabat, mencalonkan diri menjadi pejabat di wilayah yg tidak jauh dari daerah kekuasaan pamannya.
Atau, adik istri Gubernur X, mencalonkan diri menjadi Bupati Kabupaten Z, yg masih wilayah Provinsi X.
Anak Raja, nyalon dan menang menjadi wali kota, dan contoh lain.
Memang sih, secara konstitusi itu hal yg di perbolehkan. Buah hasil reformasi, otonomi daerah, membuka kesempatan tsb.
Padahal, dilihat dari kemungkinan korupsi yang menggurita, praktik dinasti politik ini sangatlah rawan. Kebijakan "pemulus jalan", di buat sedemikian rupa antara daerah satu dengan yg lainnya karena memiliki satu "tujuan" yg sama. Tentu maksudnya adalah pemufakatan jahat.
Angel..angel angeeeeeel..angel temen tuturane 😂😂😂
Intinya kalo anda ingin jadi pejabad di negeri wakanda harus punya modal minimal kenal orang dalem dan duit.
Indahnya negeriku☺️☺️
Solusinya itu harus dibuat undang-undang yang mengatur tentang pencalonan kerabat, seharusnya dibuat larangan yang tegas bagi seseorang yang sudah terjun ke politik untuk dibatasi keluarga nya, menjadi tidak boleh mencalonkan disaat ada kerabatnya yang sudah memiliki jabatan dan ditambah juga jeda bbrp tahun bagi keluarga tersebut jika ingin ada yang mencalonkan diri. Masyarakat juga perlu diberikan wawasan politik yang luas agar mereka tidak terlena oleh politik uang.
Gini nih negara yang katanya "Demokratis"
Oligaki bro
Btw coba cek lagi di google, sistem yg dianut indo bukan demokrasi tapi liberal
Tolong di koreksi jika saya salah mencari sumber
narasinya bagus, masalahnya diurai dengan terstruktur dan rapi, walau problemnya masih bisa di framing lebih luas lagi, dan solusinya harusnya bisa diperbanyak,
setidaknya bukan sekedar kompor meleduk mengobar api tidak karuan
Yanga kuasa makin berkuasa, yang lemah semakin melemah 👍
Cuma butuh kualitas kuantitas bukan coba-coba dan bukan karna orang dalam....tuhan kapan Indonesia bisa maju dan sejahtera ?
Koruptor logic:
Ya udh bayar Sono bayar sini masa ga korupsi sih rugi dong
ayoo lebih adil & berbagi kekuasaan ke rakyat biasalah
Waktu kampanye: "pilih saya untuk kemajuan rakyat daerah kita!"
Waktu terpilih: "pilih saya agar saya bisa membuat keluarga saya kaya semua hehe".
sebener nya simple saja, masyarakat nya harus jeli dan teliti dlm memilih ...
Menciptakan raja raja kecil di daerah
Ada solusi bereskan dinasti politik yakni ganti sistem demokrasi dengan sistem ideologi Islam di negeri ini.Aaamiiin Ya Rabb
Ngakak sih itu yg walikota Kendari sama Anaknya😂, Ayah ngajarin anaknya gabener malah diikutin lagi kacaw
Yakali pakai jaket orange masih sempat senyum ketawa 😭
Dinasti Politik adalah bukti nyata bahwa hukumpun bisa tidak berlaku di negeri itu...
Brengsek memang, Indonesia di daerah pinggiran masih kuat banget aura dinasti politiknya
gimana gak rame dinasti politik wong yang yang penguasa tertinggi saja memberikan contoh, yang lain pasti ikut2an
INDONESIA GITU LOH!!
MERDEKA!!
YAKIN?
Ini yg bikin indonesia ga maju proses reformasi emasnya. Sisa orba msh dipake mulu
Secara UU memang boleh... tapi secara moral dan etika ga boleh... indonesiaku kasihan ya?
itulah alasan kenapa artis mulus banget masuk dunia politik, bingung jga kapan praktek politik populis beginian brakhir huft XD
Itu lah bukti kalau rakyat indonesia belum bener" dewasa berpolitik..
8:44 bpk dan anak terjaring KPK
Niat amat,apa udh janjian
Ujung-ujungnya tergantung pilihan masnyarakat. Selama memang kredensial (pendidikan, visi, gambaran solusi) bagus, why not. Semoga kita semakin bijak. Sesungguhnya politik mustahil murni mengabdi, pasti ada kepentingan.
Harta, Tahta, dan Dinasti Keluarga
Satu lagi pak, Kuota
Rasanya solusinya cuma satu, semua patrai harus mengumumkan kandidat calon kepala negara/daerah atau anggota legistratif ke publik, lalu anggota patrai di seluruh Indonesia bisa coblos siapa yang bisa maju, lalu diserahkan ke KPU untuk dicek kalo hasillnya disengajain oleh ketum patrai atau nggak (iya sih rumit nan mahal caranya, tapi ini untuk kemajuan demokrasi di Indonesia.)
Di Indramayu udah 2 dekade dipimpin oleh satu keluarga...
Sekarang giliran anaknya yg nyalon juga...
skrg ini gw punya usaha warung makan,tp kedepannya aku berharap anakku mau meneruskan usahaku ini. mngkin jika aku bisa buka cabang di tempat lain akan kusuruh adikku untuk mengelolanya,dan di cabang yg lain aku menyuruh adikku yg 1nya buat mengurusnya. jika bnyk cabang mngkin ada sepupuku,omku,pakdheku,dan sodara2ku yg mengelola.dan jika aku nanti kaya aku akan masuk partai,lalu nyaleg,lalu nyabup/nyagub/nyapres. itulah oligarki kekuasaan di level masyarakat.
Populer itu merupakan modal yang cukup kuat untuk menang, betulkan engkong Wapr.. ?
Sebenernya gak masalah mau dinasti politik sampai anak cucunya,tapi kalau daerah tersebut tidak ada kemajuan terutama untuk masyarakatnya ya memalukan juga ini kan demokrasi yang dipilih secara langsung hasil dari suara rakyat
Jae patut diangkat menjadi Bapak Nepotisme Indonesia
Jae Park Sung iL
Gak bisa begitu dong, kan kasus seperti ini banyak dan sudah lama di Indonesia. Tadi juga ada contoh-contoh lain yg disinggung
Jae itu siapa?
@@queenbee-x5j jokowi
Sangat mudah untuk mengkritik, sebaliknya sangat sulit untuk memberi apresiasi. Semua pandangan dan kritik memiliki kepentingan masing masing. Belajar untuk melihat sesuatu secara objective dan kedepankan penikiran yang positif.
2:02
I see prabowo
Saaama wkwkwk
Baru ngeh wkw
Eh iya bener...
Di Indonesia jadi pemimpin itu mahal
Naratornya sama kayak acara "tau gak sih" ya?
iye, pengisi suaranya zuko
😂👍
Skill dan pengalaman gak terlalu berpengaruh dibanding "orang dalem"
Menjijikkan !!
Jadilah orang terkenal ,atau kaya,buatlah partai yg bisa meraih suara rakyat yg banyak,jadilah orang yg punya karisma,terus nyapres,mudah mudahan bisa menang
Zimbabwe mah ga perlu pemimpin yang memahami masyarakat. Yang penting bisa bagi-bagi duit buat menang 5 Tahun
Disini yang populer akan lebih dipilih daripada yang berkualitas
Gua paling kocak sama PDI-P, setiap kampanye, baliho, iklan, poster, dll. bawa2 foto Soekarno mulu... Mirisnya foto2 Soekarno selalu pake peci, anak2nya yg selalu bawa namanya malah ga ada yg pake jilbab/kerudung Groakakakaakk
Pengalaman masyarakat harus lebih jeli lagi memilih pemimpin, karna banyak pemimpin yg model famous.😎😎😎
Suaranya g asing d Trans 7😁
Bener
bupati bogor itu adiknya mantan bupati yang ketangkep korupsi.
jadi apapun aliran politiknya, dinasti politik tetep ada karena sudah menjadi budaya.
Mau komen tp takut
Sama. Sekarang kan dikit2 kena ITE lalalalala
mau takut tp komen juga akhirnya
Besok , solo dan medan klo jadi kebangetan donk warganya ... Udah diliatin UU KUHP , UU KPK , UU Omnibus dll msak masih dipilih aja .
MONARKI VERSI LIBERAL... berawal dari gorong2 hingga mendapat titah
Au ah gelap...
Pemilihnya juga gak obyektif gimana dong ?