Buya Hamka Politikus dan Ulama!!!Asal Minangkabau Tanpa Dendam Walau Pernah di Sakiti

แชร์
ฝัง
  • เผยแพร่เมื่อ 29 ส.ค. 2023
  • ©aziz pw adalah kanal info yg berisikan informasi berupa :
    _-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-
    -kisah, sejarah, mitos, fakta,kisah islami, dan berita unik lainya. -
    JANGAN TELAN MENTAH2 INFORMASI DARI KAMI CHECK TERLEBIH DAHULU jika tidak suka chanel ini silakan abaikan saja
    terimakasih.
    ----------------------------------------------------------------
    Video terbaru kami Update 1x dalam satu minggu
    ---------------------------------------------------------------
    Sejak Indonesia merdeka, pergulatan politik kerap berlangsung amat keras. Begitu kerasnya, hingga kadang-kadang melibatkan penggunaan senjata. Salah satu momen keganasan pertarungan politik terjadi di pengujung masa pemerintahan Sukarno.
    Rezim Sukarno di awal 1960-an mulai bersikap keras terhadap lawan-lawan politiknya. Partai Masyumi dan Partai Sosialis Indonesia (PSI) dipaksa membubarkan diri akibat keterlibatan tokoh-tokoh mereka dalam PRRI. Sementara itu PKI semakin akrab dengan kekuasaan.
    Dalam suasana macam itu, ada seorang ulama dan cendekiawan Islam karismatik yang dianggap sebagai sosok meneduhkan. Namanya Haji Abdul Malik Karim Amrullah. Orang-orang mengenalnya sebagai Buya Hamka.
    Pada Senin, 12 Ramadan 1385, bertepatan dengan 27 Januari 1964, Hamka ditangkap di rumahnya dan kemudian dibawa ke Sukabumi untuk ditahan. Tuduhannya tak main-main: melanggar undang-undang Anti Subversif Pempres No. 11. Ia dituding merencanakan pembunuhan terhadap Sukarno-suatu prasangka yang lebih mudah dinalar sebagai aksi politik penguasa ketimbang murni keputusan hukum.
    Dalam "Pendahuluan Pengarang" untuk cetakan ke-12 buku karyanya, Tasawuf Modern, Hamka memberi kesaksian bagaimana beratnya pemeriksaan ketika itu. Ia diperiksa selama 15 hari 15 malam. Tapi tak ada yang lebih memedihkan hatinya selain ucapan seorang pemeriksa: ”Saudara pengkhianat, menjual negara kepada Malaysia!”
    Selama 2 tahun 4 bulan Hamka ditahan rezim Sukarno. Dalam beberapa kesempatan, ia justru bersyukur dengan kejadian itu. saya merasa itu semua merupakan anugerah yang tiada terhingga dari Allah kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan kitab tafsir Alquran 30 juz. Bila bukan dalam tahanan, tidak mungkin ada waktu saya untuk menyelesaikan pekerjaan itu,” tutur Hamka.

ความคิดเห็น • 2

  • @syariefdirgantara7670
    @syariefdirgantara7670 11 หลายเดือนก่อน

    Penangkapan & pemenjaraan para ulama & tokoh2 pendiri bangsa di thn 60 an, mrpkn klimaks dari kediktatoran sukarno.
    Rekam jejak sejarah gak akan bisa diubah ato ditutup2i selamanya :
    1948 : PKI dibekukan & diberangus, stlh berhasil ditumpas TNI di Madiun.
    Para pimpinannya pada tewas dieksekusi, kader2 muda nya pada kabur keluar negeri.
    1950 : Aidit dan para kader muda PKI pada pulang dari pelariannya di luar negeri, kembali melakukan konsolidasi.
    Aidit sowan ke rumah sukarno dan diterima baik.
    1952 : Sukarno menerima pimpinan2 PKI di Istana negara. Peraturan hukum Pelarangan PKI diperintahkan untuk dicabut.
    Pihak TNI dan Ulama bereaksi keras. Pangdam Palembang Kol Barlian, Pangdam Kalimantan dan bbrp pimpinan TNI yg lain menolak keras.
    Para Ulama menyelenggarakan Kongres Ulama di Palembang, mengeluarkan Fatwa Haram utk ikut PKI.
    Fatwa tsb dinyatakan sbg tindakan Kontra Revolusi (Kontrev) dan dimentahkan oleh pemerintahan sukarno.
    1955 : PKI ikut pemilu pertama di RI. Berhasil menang sbg urutan ke 4, menyaingi PNI, Masjumi & NU.
    1956-1959 : Bung Hatta mundur dr Wapres, krn ketidaksetujuannya atas kebobrokan pemerintahan & komunis yg merajalela.
    Dekrit Presiden menyatakan pembubaran parlemen konstituante hasil pemilu demokratis 1955.
    Sbg penggantinya, dibentuk parlemen hasil penunjukan dan banyak diisi konco2 nya sendiri.
    Parlemen hasil bentukan sendiri tsb dikasih judul "MPR Sementara" & "DPR Gotong-Royong", sbg bumbu pemanis biar gak digugat masyarakat luas.
    PKI semakin kuat posisinya di parlemen. Menjadi kekuatan paling dominan scr politik.
    1960-62 : Nasakom digaungkan oleh pemerintahan ORLA sbg haluan politik negara.
    Setiap lembaga negara diharuskan menyertakan unsur2 nasakom kalo tdk ingin divonis sbg Kontrev/kontra revolusi.
    Haluan Politik luar negeri yg bebas aktif menurut UUD 45, diganti mjd haluan "Poros Djakarta-Peking".
    Aidit cs makin merapat ke Mao Zedong RRC.
    1962-64 : Dimulainya rentetan aksi2 persekusi & pemberangusan lawan2 politik Nasakom & oposisi.
    Sejumlah pejuang pendiri bangsa & para ulama dipenjarakan tanpa peradilan, dgn berbagai tuduhan makar, tanpa melalui pembuktian yg jelas.
    Partai2 pesaing PKI dibubarkan (PSI Sutan Syahrir, Masjumi & Murba) dan dinyatakan sbg partai terlarang (setara PKI kalo di era Orba).
    1963 : Sukarno menandatangani kontrak & izin eksploitasi migas sejumlah perusahaan asing nekolim (Shell, Caltex & Stanvac).
    Uang royalti2 migas tsb disetorkan ke rekening Dana Revolusi di Swiss, yg dikelola Subandrio & Yusuf Muda Dalam.
    Sebagian dana revolusi tsb mengalir ke PKI dan digunakan utk membiayai kegiatan2 PKI.
    1965 : G30S meletus dan berhasil ditumpas.
    PKI dibubarkan dengan menggunakan Supersemar sbg perangkat hukum pembubarannya.
    Rekening Dana Revolusi diblokir dgn surat yg dikirimkan ke perusahaan2 migas asing tsb, diminta utk menstop setoran royalti2 migas ke rekening dana revolusi orde lama.
    .

    • @syariefdirgantara7670
      @syariefdirgantara7670 11 หลายเดือนก่อน

      Indonesia di era Nasakom itu sdh diambang kebangkrutan & pecah oleh pertumpahan darah sia2.
      Kemiskinan & kelaparan dimana2. Rakyat pada makan bulgur (pakan kuda) sekedar utk menyambung hidup.
      Hyperinflasi sampe 630% itu terjadi di periode 1963-1965. Tahun2 dimana indonesia seharusnya sdh mulai kaya, krn ada dana segar masuk dr gantirugi pihak jepang & RI sdh berhenti membayar cicilan gantirugi ke belanda.
      Di tahun2 segitu indonesia sdh dapet hibah dana2 pampasan perang dr jepang, dgn jumlah sangat besar ( 20 juta dollar pertahun selama 10 thn). Sbg gantirugi penderitaan rakyat semasa pendudukan (trmsk Romusha & Jugun Ianfu).
      Hanya realisasi penggunaannya ternyata dipake gakjelas dan malahan dikangkangin sama geisha2 molek (Hostesu2 klub malam) dr jepang, lewat proyek2 politik mercusuar & permainan2 impor.
      Jadi ajang korupsi & bermegah2an gak karuan.
      Di tahun 60 an tsb juga indonesia sdh mulai menikmati aliran dana2 royalti dr hasil pengelolaan migas oleh perusahaan2 Stanvac, Shell & Caltex. Sukarno sendiri malahan yg menandatangani izin operasi & kontrak kerjasama nya.
      Sebagian duit2 royalti migas tsb mengalir ke rekening "Dana Revolusi" di Swiss, yg dipegang subandrio & yusuf muda dalam (dua2nya terlibat G30S PKI) yg duit2nya banyak mengalir ke perusahaan2 kroni/konco dan ke ormas PKI buat membiayai kegiatan mrk, sebelum akhirnya diblokir & dibekukan suharto di thm 1966 dan PKI ditumpas habis.
      Hal tsb tercantum dlm arsip dokumen2 CIA thn 1966, yg baru dibuka thn 2017 lalu.
      Nah tuh lagi.
      .