Kisah Nabi Sulaiman dan Ibu yang Berebut Bayi

แชร์
ฝัง
  • เผยแพร่เมื่อ 6 ก.พ. 2024
  • Alkisah, terdapat dua orang ibu yang masing-masing dari mereka mempunyai seorang bayi. Salah satu ibu itu akan pergi ke sebuah bukit untuk mengambil air sehingga ia menitipkan bayinya. Namun tiba-tiba seekor serigala datang dan menerkam salah satu anak mereka. Serigala tersebut kemudian membawa sang anak dan melahapnya.
    Betapa tekejutnya ibu tersebut ketika menyadari bahwa bayinya telah dibawa serigala. Maka, seorang ibu yang lebih tua pun berkata kepada ibu yang lebih muda “Sesungguhnya serigala tadi telah membawa anakmu, ini adalah anakku”.
    “Tidak, ia justru membawa anakmu, ini adalah anakku”, jawab sang ibu yang berusia lebih muda. Ia sungguh yakin bahwa bayi itu adalah anaknya, dia mengenal betul ciri-ciri anaknya. Namun sang ibu yang lebih tua terus saja menyangkal dan mengatakan bahwa itu adalah anaknya.
    Keduanya terus berselisih dan saling berebut bayi yang selamat dari terkaman serigala. Akhirnya mereka memutuskan untuk datang ke Nabi Daud AS dan meminta keputusan darinya.
    Maka keduanya mendatangi Nabi Daud AS sambil membawa bayi yang diperebutkan. Mereka pun menceritakan kejadian tersebut kepadanya. Rupanya sang ibu yang lebih tua mampu menyampaikan argumen dengan sangat baik, Nabi Daud AS akhirnya memutuskan bahwa bayi itu adalah bayi sang ibu yang lebih tua.
    Betapa bahagianya sang ibu yang lebih tua mendengar keputusan itu, namun ibu yang lebih muda masih saja bersikeras bahwa itu adalah anaknya. Tidak puas dengan keputusan Nabi Daud AS, keduanya lalu mendatangi Nabi Sulaiman AS. Mereka menceritakan kejadian nahas yang telah terjadi dan hendak meminta keputusan darinya.
    Di depan Nabi Sulaiman AS, keduanya sama-sama mengaku sebagai ibu tersebut dan tidak ada yang mau mengalah. Maka Nabi Sulaiman pun berkata kepada pelayannya “Berikanlah aku sebuah pisau, akan kubelah anak ini menjadi dua agar keduanya mendapatkan anak ini”. Sang ibu yang lebih tua hanya terdiam mendengar keputusan Nabi Sulaiman AS.
    Saat pisau hendak diayunkan ke bayi tersebut, sang ibu yang lebih muda kemudian menangis sambil memohon kepada Nabi Sulaiman AS. “Tolong jangan lakukan itu tuanku, Semoga Allah merahmatimu. Itu adalah anaknya (sambil menunjuk ibu yang lebih tua), itu adalah anaknya. Biarkan anak itu menjadi miliknya. Biarkan ibu itu yang mengurus anak ini”, ucap sang ibu muda sambil menangis.
    Karena kasih sayang yang begitu besar kepada bayi di hadapannya, sang ibu muda ini tak sanggup melihat bayi tersebut mati dibelah dua. Meskipun ia sendiri tak tahu milik siapa pemilik bayi itu, biarlah dia mengalah agar anak di hadapannya dapat tetap hidup.
    Mendengar ucapan ibu yang lebih muda, Nabi Sulaiman AS akhirnya mengetahui bahwa bayi di hadapannya adalah milik sang ibu muda. Karena seorang ibu sejati tentu saja tak ingin anaknya terluka hanya karena hawa nafsu belaka. Nabi Sulaiman AS pun akhirnya memberikan bayi tersebut kepada ibu yang lebih muda.

ความคิดเห็น •